You are on page 1of 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Identitas nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa
yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lain.Berdasarkan
perngertian yang demikian ini maka setiap bangsa didunia ini akan memiliki identitas
sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan,sifat,cirri-ciri serta karakter dari bangsa
tersebut.Berdasarkan hakikat pengertian identitas nasional sebagai mana di jelaskan di atas
maka identitas nasional suatu Bangsa tidak dapat di pisahkan dengan jati diri suatu bangsa
ataulebih populer disebut dengan kepribadian suatu bangsa.

Bangsa pada hakikatnya adalah sekelompok besar manusia yang mempunyai persamaan
nasib dalam proses sejarahnya,sehingga mempunyai persamaan watak atau karakter yang
kuat untuk bersatu dan hidup bersama serta mendiami suatu wilayah tertentu sebagai suatu
kesatuan nasional.

Dalam penyusunan makalah ini digunakan untuk mengangkat tema dengan tujuan dapat
memmbantu mengatasi masalah tentang identitas nasional dan dapat di terapkan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.

1.2 Rumusan masalah

1) Apa pengertian identitas nasional?

2) Apa pengertian hakekat bangsa?

3) Apa pengertian sifat dan hakekat Negara?

4) Apa pengertian bangsa dan Negara?


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Identitas Nasional

Eksistensi suatu bangsa pada era globalisasi dewasi ini mendapat tantangan yang sangat
kuat, terutama karena pengaruh kekuasaan internasional. Menurut Berger dalam The
Capitalis Revolution, era globalisasi dewasa ini ideologi kapitalislah yang akan menguasai
dunia. Kapitalisme telah mengubah masyarakat satu per satu dan menjadi sistem
internasional yang menentukan nasib ekonomi sebagian besar bangsa-bangsa di dunia, dan
secara tidak langsung juga nasib, sosial, politik, dan kebudayaan.

Dalam kondisi seperti ini negara nasional akan dikuasai oleh negara transnasional, yang
lazimnya didasari oleh negara-negara dengan prinsip kapitalisme. Konsekuensinya negara-
negara kebangsaan lambat laun akan semakin terdesak. Namun demikian dalam
menghadapi proses perubahan tersebut sangat tergantung kepada kemampuan bangsa itu
sendiri. Oleh karena itu, agar bangsa Indonesia tetap eksis dalam menghadapi globalisasi
maka harus tetap meletakkan jati diri dan identitas nasional yang merupakan kepribadian
bangsa Indonesia sebagai dasar pengembangan kreativitas budaya globalisasi.

Istilah “identitas nasional” secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu
bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain.
Berdasarkan pengertian yang demikian ini maka setiap bangsa di dunia akan memiliki
identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa
tersebut. Berdasarkan hakikat pengertian “identitas nasional” sebagaimana dijelaskan di
atas maka identitas nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri suatu
bangsa atau lebih populer disebut sebagai kepribadian suatu bangsa.

Pengertian kepribadian sebagai suatu identitas sebenarnya pertama kali muncul dari para
pakar psikolog. Manusia sebagai individu sulit dipahami manakala ia terlepas dari manusia
lainnya. Oleh karena itu manusia dalam melakukan interaksi dengan individu lainnya
senantiasa memiliki suatu sifat kebiasaan, tingkah laku serta karakter yang khas yang
membedakan manusia tersebut dengan manusia lainnya. Namun demikian pada umumnya
pengertian atau istilah kepribadian sebagai suatu identitas adalah keseluruhan atau totalitas
dari faktor-faktor biologis, psikologis, dan sosiologis yang mendasari tingkah laku
individu. Oleh karena itu kepribadian adalah tercermin pada keseluruhan tingkah laku
seseorang dalam hubungan dengan manusia lain.

Jikalau kepribadian sebagai suatu identitas dari suatu bangsa, maka persoalannya adalah
bagaimana pengertian suatu bangsa itu. Bangsa pada hakikatnya adalah sekelompok besar
manusia yang mempunyai persamaan nasib dalam proses sejarahnya, sehingga mempunyai
persamaan watak atau karakter yang kuat untuk bersatu dan hidup bersama serta mendiami
suatu wilayah tertentu sebagai suatu “kesatuan nasional”.

Berdasarkan uraian diatas maka pengertian kepribadian sebagai suatu identitas nasional
suatu bangsa adalah keseluruhan atau totalitaas dari kepribadian individu-individu sebagai
unsur yang membentuk bangsa tersebut. Oleh karena itu pengertian identitas nasional suatu
bangsa tidak dapat dipisahkan dengan pengertian “Peoples Character”, “National
Character”, atau “National Identity”. Dalam hubungannya dengan identitas nasional,
kepribadian bangsa Indonesia kiranya sangat sulit jika hanya dideskripsikan berdasarkan
ciri khas fisik. Hal ini mengingat bangsa Indonesia itu terdiri atas berbagai macam unsur
etnis, ras, suku, kebudayaan, agama, serta karakter yang sejak asalnya memang memiliki
suatu perbedaaan. Oleh karena itu kepribadian bangsa Indonesia sebagai suatu identitas
nasional secara historis berkembang dan menemukan jati dirinya setelah Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Namun demikian identitas nasional suatu bangsa tidak
cukup hanya dipahami secara statis mengingat bangsa adalah merupakan kumpulan dari
manusia-manusia yang senantiasa berinteraksi dengan bangsa lain di dunia dengan segala
hasil budayanya. Oleh karena itu identitas nasional suatu bangsa termasuk identitas
nasional Indonesia juga harus dipahami dalam konteks dinamis, yaitu bagaimana bangsa
itu melakukan akselerasi dalam pembangunan, termasuk proses interaksinya secara global
dengan bangsa-bangsa lain di dunia internasional.

2.2 Keterkaitan Globalisasi dengan Identitas Nasional

Globalisasi diartikan sebagai suatu era atau zaman yang ditandai dengan perubahan tatanan
kehidupan dunia akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi
informasi sehingga interaksi manusia nienjadi sempit, serta seolah-olah dunia tanpa ruang.
Era Globalisasi dapat berpengaruh terhadap nilai-nilai budaya bangsa Indonesia. Era
Globalisasi tersebut mau tidak mau, suka tidak suka telah datang dan menggeser nilai-nilai
yang telah ada. Nilai-nilai tersebut, ada yang bersifat positif ada pula yang bersifat negatif.
Semua ini merupakan ancaman, tantangan, dan sekaligus sebagai peluang bagi bangsa
Indonesia untuk berkreasi dan berinovasi di segala aspek kehidupan. Di era globalisasi,
pergaulan antarbangsa semakin ketat. Batas antarnegara hampir tidak ada artinya, batas
wilayah tidak lagi menjadi penghalang. Di dalam pergaulan antarbangsa yang semakin
kental itu, akan terjadi proses akulturasi, saling meniru, dan saling mempengaruhi di antara
budaya masing-masing. Adapun yang perlu dicermati dari proses akulturasi tersebut,
apakah dapat melunturkan tata nilai yang merupakan jati diri bangsa Indonesia?

Lunturnya tata nilai tersebut biasanya ditandai oleh dua faktor, yaitu:

1) semakin menonjolnya sikap individualistis, yaitu mengutamakan kepentingan


pribadi di atas kepentingan umum, hal ini bertentangan dengan asas gotong-royong;
serta

2) semakin menonjolnya sikap materialistis, yang berarti harkat dan martabat


kemanusiaan hanya diukur dari hasil atau keberhasilan seseorang dalam
memperoleh kekayaan.

Hal ini bisa berakibat bagaimana cara memperolehnya menjadi tidak dipersoalkan lagi.
Apabila hal ini terjadi, berarti etika dan moral telah dikesampingkan.
Arus informasi yang semakin pesat mengakibatkan akses masyarakat terhadap nilai-nilai
asing yang negatif semakin besar. Apabila proses ini tidak segera dibendung, akan
berakibat lebih sering ketika pada puncaknya masyarakat tidak bangga lagi pada bangsa
dan negaranya.

Pengaruh negatif akibat proses akulturasi tersebut dapat merongrong nilai-nilai yang telah
ada di dalam masyarakat. Jika semua ini tidak dapat dibendung, akan mengganggu
ketahanan di segala aspek kehidupan, bahkan akan mengarah pada kredibilitas sebuah
ideologi. Untuk membendung arus globalisasi yang sangat deras tersebut, harus
diupayakan suatu kondisi (konsepsi) agar ketahanan nasional dapat terjaga, yaitu dengan
cara membangun sebuah konsep nasionalisme kebangsaan yang mengarah kepada konsep
Identitas Nasional.
Dengan adanya globalisasi, intensitas hubungan masyarakat antara satu negara dengan
negara yang lain menjadi semakin tinggi. Dengan demikian, kecenderungan munculnya
kejahatan yang bersifat transnasional semakin sering terjadi. Kejahatan-kejahatan tersebut,
antara lain terkait dengan masalah narkotika, pencucian uang (money laundring), peredaran
dokumen keimigrasian palsu, dan terorisme. Masalah-masalah tersebut berpengaruh
terhadap nilai-nilai budaya bangsa yang selama ini dijunjung tinggi. Hal ini ditunjukkan
dengan semakin merajalelanya peredaran narkotika dan psikotropika sehingga sangat
merusak kepribadian dan moral bangsa, khususnya bagi generasi penerus bangsa. Jika hal
tersebut tidak dapat dibendung, akan mengganggu terhadap ketahanan nasional di segala
aspek kehidupan, bahkan akan menyebabkan lunturnya nilai-nilai Identitas Nasional.
Identitas Nasional merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang
dalam berbagai aspek kehidupan dari ratusan suku yang "dihimpun" dalam satu kesatuan
Indonesia menjadi kebudayaan nasional dengan acuan Pancasila dan roh "Bhinneka
Tunggal Ika" sebagai dasar dan arah pengembangannya. Unsur-unsur pembentuk Identitas
Nasional adalah suku bangsa, agama, kebudayaan, dan bahasa.

2.3 Unsur - Unsur Identitas Nasional

Identitas Nasional Indonesia merujuk pada suatu bangsa yang majemuk. Ke-majemukan
itu merupakan gabungan dari unsur-unsur pembentuk identitas, yaitu suku bangsa, agama,
kebudayaan, dan bahasa.

• Suku Bangsa: adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak
lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia
terdapat banyak sekali suku bangsa atau kclompok etnis dengan tidak kurang 300
dialek bahasa.

• Agama: bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-agama


yang tumbuh dan berkembang di Nusantara adalah agama Islam, Kristen, Katolik,
Hindu, Buddha, dan Kong Hu Cu. Agama Kong Hu Cu pada masa Orde Baru tidak
diakui sebagai agama resmi negara, tetapi sejak pemerintahan Presiden
Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara dihapuskan.

• Kebudayaan: adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya


adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif
digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami
lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagai rujukan atau pedoman untuk
bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan
lingkungan yang dihadapi.

• Bahasa: merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain. Bahasa dipahami
sebagai sistem perlambang yang secara arbitrer dibentuk atas unsur-unsur bunyi
ucapan manusia dan yang digunakan sebagai sarana berinteraksi antar manusia.

Dari unsur-unsur identitas Nasional tersebut dapat dirumuskan pembagiannya menjadi


3 bagian sebagai berikut :

1) Identitas Fundamental, yaitu Pancasila yang merupakan Falsafah Bangsa, Dasar


Negara, dan ldeologi Negara.

2) Identitas Instrumental, yang berisi UUD 1945 dan Tata Perundangannya, Bahasa
Indonesia, Lambang Negara, Bendera Negara, Lagu Kebangsaan "Indonesia Raya".

3) Identitas Alamiah yang meliputi Negara Kepulauan (archipelago) dan pluralisme


dalam suku, bahasa, budaya, serta agama dan kepercayaan (agama).

2.4 Faktor-faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional

Kelahiran identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas serta keunikan sendiri-
sendiri, yang sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas
nasional tersebut. Adapun faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional
bangsa Indonesia meliputi :

1. Faktor objektif, yang meliputi faktor geografis, ekologis, dan demografis.

2. Faktor Subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang dimiliki
bangsa Indonesia.

Robert de Ventos mengemukakan teori tentang munculnya identitas nasional suatu bangsa
sebagai hasil interaksi historis antara empat faktor penting, yaitu faktor primer, faktor
pendorong, faktor penarik, dan faktor reaktif. Faktor primer, mencakup etnisitas, teritorial,
bahasa, dan agama. Faktor pendorong, meliputi pembangunan komunikasi dan teknologi,
lahirnya angkatan bersenjata modern, dan pembangunan lainnya dalam kehidupan negara.
Faktor penarik, mencakup kodefikasi bahasa dalam gramatika yang resmi, tumbuhnya
birokrasi, dan pemantapan sistem pendidikan nasional. Faktor reaktif, meliputi penindasan,
dominasi, dan pencarian identitas alternatif melalui memori kolektif rakyat.

Keempat faktor tersebut pada dasarnya tercakup dalam proses pembentukan identitas
nasional bangsa Indonesia, yang telah berkembang dari masa sebelum bangsa Indonesia
mencapai kemerdekaan dari penjajah bangsa lain. Pencarian identitas nasional bangsa
Indonesia pada dasarnya melekat erat dengan perjuangan bangsa Indonesia untuk
membangun bangsa dan negara dengan konsep nama Indonesia. Bangsa dan negara
Indonesia ini dibangun dari unsur-unsur masyarakat lama dan dibangun menjadi suatu
kesatuan bangsa dan negara dengan prinsip nasionalisme dan modern. Oleh karena itu
pembentukan identitas nasional Indonesia melekat erat dengan unsur-unsur lainnya, seperti
sosial, ekonomi, budaya, etnis, agama serta geografis, yang saling berkaitan dan terbentuk
melalui suatu proses yang cukup panjang.

2.5 Identitas Nasional Indonesia


Dilihat dari segi bahasa identitas berasal dari bahasa inggris yaitu identity yang dapat
diartikan sebagai ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri. Ciri-ciri adalah suatu yang menandai
suatu benda atau orang. Jadi identity atau identitas atau jati diri dapat memiliki dua arti :

1. Identitas atau jati diri yang menunjuk pada ciri-ciri yang melekat pada diri
seseorang atau sebuah benda.
2. Identitas atau jati diri dapat berupa surat keterangan yang dapat menjelaskan
pribadi seseorang dan riwayat hidup seseorang.

Sedangkan nasional berasal dari bahasa inggris “national” yang dapat diartikan sebagai
warga negara atau kebangsaan. Jadi identitas nasional berasal dari kata “national identity”
yang dapat diartikan sebagai kepribadian nationa atau jati diri national. Kepribadian
nasional atau jati diri nasional adalah jati diri yang dimiliki oleh suatu bangsa.
Identitas nasional terbentuk sebagai rasa bahwa bangsa indonesia mempunya pengalaman
bersama, sejarah yang sama dan penderitaan yang sama dan penderitaan yang sama.
Identitas nasional diperlukan dalam interaksi karena di dalam setiap interaksi para pelaku
interaksi mengambil suatu posisi dan berdasarkan posisi tersebut para pelaku menjalankan
peranan-peranannya sesuai dengan corak interaksi yang berlangsung, maka dalam
berinteraksi seorang berpedoman kepada kebudayaannya. Jika kebudayaan di katakan
bagian dari identitas nasional maka kebudayaan itu juga dapat dijadikan pedoman bagi
manusia untuk berbuat dan bertingkah laku.

Selama ini masyarakat Indonesia masih bingung dengan identitas bangsanya. Agar dapat
memahaminya, pertama-tama harus dipahami terlebih dulu arti “identitas nasional
indonesia”. Identitas berarti ciri-ciri, sifat-sifat khas yang melekat pada suatu hal sehingga
menunjukkan suatu keunikkannya serta membedakannya dengan hal-hal lain. Nasional
berasal dari kata nation yang memiliki arti bangsa, menunjukkan kesatuan komunitas
sosio-kultural tertentu yang memiliki semangat, cita-cita, tujuan serta ideologi bersama.
Jadi, yang dimaksud dengan Identitas Nasional Indonesia adalah ciri-ciri atau sifat-sifat
khas bangsa Indonesia yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Uraiannya mencakup :

1. Identitas manusia : manusia merupakan makhluk yang multidimensional,


paradoksal dan monopluralistik. Keadaan manusia yang multidimensional,
paradoksal dan sekaligus monopluralistik tersebut akan mempengaruhi
eksistensinya. Eksistensi manusia selain dipengaruhi keadaan tersebut juga
dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianutnya atau pedoman hidupnya. Pada akhirnya
yang menentukan identitas manusia baik secara individu maupun kolektif adalah
perpaduan antara keunikan-keunikan yang ada pada dirinya dengan implementasi
nilai-nilai yang dianutnya.
2. Identitas nasional : identitas nasional Indonesia bersifat pluralistik (ada
keanekaragaman) baik menyangkut sosiokultural atau religiositas.

• Identitas fundamental atau ideal = Pancasila yang merupakan falsafah


bangsa.
• Identitas instrumental = identitas sebagai alat untuk menciptakan Indonesia
yang dicita-citakan. Alatnya berupa UUD 1945, lambang negara, bahasa
Indonesia, dan lagu kebangsaan.
• Identitas religiusitas = Indonesia pluralistik dalam agama dan kepercayaan.
• Identitas sosiokultural = Indonesia pluralistik dalam suku dan budaya.
• Identitas alamiah = Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di
dunia.

3. Nasionalisme Indonesia : nasionalime merupakan situasi kejiwaan dimana


kesetiaan seseorang secara total diabdikan langsung kepada negara bangsa.
Nasionalisme sangat efektif sebagai alat merebut kemerdekaan dari kolonial.
Nasionalisme menurut Soekarno adalah bukan yang berwatak chauvinisme, bersifat
toleran, bercorak ketimuran, hendaknya dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila.
4. Integrasi nasional menurut Mahfud M.D, integrasi nasional adalah pernyataan
bagian-bagian yang berbeda dari suatu masayarakat menjadi suatu keseluruhan
yang lebih untuh, secara sederhana memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang
banyak jumlahnya menjadi suatu bangsa. Untuk mewujudkan integrasi nasional
diperlukan keadilan, kebijaksanaan yang diterapkan oleh pemerintah dengan tidak
membersakan SAR. Ini perlu dikembangkan karena pada hakekatnya integrasi
nasional menunjukkan tingkat kuatnya kesatuan dan persatuan bangsa.

2.6 Hakekat Bangsa

Bangsa (nation) atau nasional, nasionalitas atau kebangsaan, nasionalisme atau paham
kebangsaan, semua istilah tersebut dalam kajian sejarah terbukti mengandung konsep-
konsep yang sulit dirumuskan, sehingga para pakar di bidang Politik, Sosiologi, dan
Antropologi pun sering tidak sependapat mengenai makna istilah-istilah tersebut. Selain
istilah bangsa, dalam bahasa Indonesia, kita juga menggunakan istilah nasional,
nasionalisme yang diturunkan dari kata asing “nation” yang bersinonim dengan kata
bangsa. Tidak ada rumusan ilmiah yang bisa dirancang untuk mendefinisikan istilah
bangsa secara objektif, tetapi fenomena kebangsaan tetap aktual hingga saat ini.

Dalam kamus ilmu Politik dijumpai istilah bangsa, yaitu “natie” dan “nation”, artinya
masyarakat yang bentuknya diwujudkan oleh sejarah yang memiliki unsur sebagai berikut :

1. Satu kesatuan bahasa ;

2. Satu kesatuan daerah ;


3. Satu kesatuan ekonomi ;

4. Satu Kesatuan hubungan ekonomi ;

5. Satu kesatuan jiwa yang terlukis dalam kesatuan budaya.

Istilah natie (nation) mulai populer sekitar tahun 1835 dan sering diperdebatkan,
dipertanyakan apakah yang dimaksud dengan bangsa?, salah satu teori tentang bangsa
sebagai berikut :

Teori Ernest Renan

Pembahasan mengenai pengertian bangsa dikemukakan pertama kali oleh Ernest Renan
tanggal 11 Maret 1882, yang dimaksud dengan bangsa adalah jiwa, suatu asas kerohanian
yang timbul dari : (1). Kemuliaan bersama di waktu lampau, yang merupakan aspek
historis. (2). Keinginan untuk hidup bersama (le desir de vivre ensemble) diwaktu sekarang
yang merupakan aspek solidaritas, dalam bentuk dan besarnya tetap mempergunakan
warisan masa lampau, baik untuk kini dan yang akan datang.

Lebih lanjut Ernest Renan mengatakan bahwa hal penting merupakan syarat mutlak adanya
bangsa adalah plebisit, yaitu suatu hal yang memerlukan persetujuan bersama pada waktu
sekarang, yang mengandung hasrat untuk mau hidup bersama dengan kesediaan
memberikan pengorbanan-pengorbanan. Bila warga bangsa bersedia memberikan
pengorbanan bagi eksistensi bangsanya, maka bangsa tersebut tetap bersatu dalam
kelangsungan hidupnya (Rustam E. Tamburaka, 1999 : 82).Titik pangkal dari teori Ernest
Renan adalah pada kesadaran moral (conscience morale), teori ini dapat digolongkan pada
Teori Kehendak,

2.7 Sifat dan Hakekat Negara

Sifat Negara merupakan suatu keadaan dimana hal tersebut dimiliki agar dapat
menjadikannya suatu Negara yang bertujuan. Sifat-sifat tersebut umumnya mengikat bagi
setiap warga negaranya dan menjadi suatu identitas bagi Negara tersebut.
Sifat suatu Negara terkadang tidaklah sama dengan Negara lainnya, ini tergantung pada
landasan ideologi Negara masing-masing. Namun ada juga beberapa sifat Negara yang
bersifat umum dan dimiliki oleh semua Negara, yaitu:

a) Sifat memaksa : Negara merupakan suatu badan yang mempunyai kekuasaan


terhadap warga negaranya, hal ini bersifat mutlak dan memaksa.
b) Sifat monopoli : Negara dengan kekuasaannya tersebut mempunyai hak atas
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, hal ini menjadi sesuatu yang menjadi
landasan untuk menguasai sepenuhnya kekayaan alam yang terkandung di dalam
wilayah Negara tersebut.
c) Sifat mencakup semua : Kekuasaan Negara merupakan kekuasaan yang mengikat
bagi seluruh warga negaranya. Tidak ada satu orang pun yang menjadi
pengecualian di hadapan suatu Negara. Tidak hanya mengikat suatu golongan atau
suatu adat budaya saja, tetapi mengikat secara keseluruhan masyarakat yang
termasuk kedalam warga negaranya.
d) Sifat menentukan : Negara memiliki kekuasaan untuk menentukan sikap-sikap
untuk menjaga stabilitas Negara itu. Sifat menentukan juga membuat Negara dapat
menentukan secara unilateral dan dapat pula menuntut bahwa semua orang yang
ada di dalam wilayah suatu Negara (kecuali orang asing) menjadi anggota politik
Negara.

Ada pula sifat-sifat yang hanya dimiliki suatu Negara berdasarkan pada landasan ideologi
Negara tersebut, misalnya Negara Indonesia memiliki sifat-sifat yang sesuai dengan
pancasila, yakni:

1. Ketuhanan, ialah sifat-sifat keadaan Negara yang sesuai dengan hakikat Tuhan
(yaitu kesesuaian dalam arti sebab dan akibat)(merupakan suatu nilai-nilai agama).
2. Kemanusiaan adalah sifat-sifat keadaan Negara yang sesuai dengan hakikat
manusia.
3. Persatuan yaitu sifat-sifat dan keadaan Negara yang sesuai dengan hakikat satu,
yang berarti membuat menjadi satu rakyat, daerah dan keadaan negara Indonesia
sehingga terwujud satu kesatuan.
4. Kerakyatan yaitu sifat-sifat dan keadaan Negara yang sesuai dengan hakikat rakyat
5. Keadilan yaitu sifat-sifat dan keadaan Negara yang sesuai dengan hakikat adil

Pengertian sifat-sifat meliputi empat hal yaitu:

• Sifat lahir, yaitu sejumlah pengaruh yang datang dari luar dan sesuai dengan
pandangan hidup bangsa bangsa Indonesia.
• Sifat batin atau sifat bawaan Negara Indonesia antara lain berupa unsur-unsur
Negara, yang diantaranya :
• Kekuasaan Negara
• Pendukung kekuasaan Negara
• Rakyat
• Wilayah
• Adat istiadat
• Agama.
• Sifat yang berupa bentuk wujud dan susunan kenegaraan Indonesia, yaitu bentuk
Negara Indonesia, kesatuan organisasi Negara dan sistem kedaulatan rakyat.
• Sifat yang berupa potensi, yaitu kekuatan dan daya dari Negara Indonesia, antara
lain :
1. Kekuasaan Negara yang berupa kedaulatan rakyat
2. Kekuasaan tugas dan tujuan Negara untuk memelihara keselamatan,
keamanan dan perdamaian.
3. Kekuasaan Negara untuk membangun, memelihara serta mengembangkan
kesejahteraan dan kebahagiaan.
4. Kekuasaan Negara untuk menyusun dan mengadakan peraturan perundang-
undangan dan menjalankan pengadilan.
5. Kekuasaan Negara untuk menjalankan pemerintahan.

Hakikat Negara merupakan salah satu dari bentik perwujudan dari sifat-sifat Negara yang
telah dijelaskan di atas. Ada beberapa teori tentang hakekat Negara, diantaranya:

a. Teori Sosiologis
Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, kebutuhan antar
individu tersebut membentuk suatu masyarakat. Di dalam ruang lingkup masyarakat
terdapat banyak kepentingan individu yang saling berkaitan satu sama lain dan tidak jarang
pula saling bertentangan.

Maka manusia harus dapat beradaptasi dengan baik untuk menyesuaikan kepentingan-
kepentingannya agar dapat hidup dengan rukun.

b. Teori Yuridis

1. Patriarchaal : Teori yang menganut asas kekeluargaan, dimana terdapat satu orang yang
bijaksana dan kuat yang dijadikan sebagai kepala keluarga.

2. Patriamonial : Raja mempunyai hak sepenuhnya atas daerah kekuasaannya, dan setiap
orang yang berada di wilayah tersebut haru tunduj terhadap raja tersebut.

3. Pejanjian : Raja mengadakan perjanjian dengan masyarakatnya untuk melindungi hak-


hak masyarakat itu, dan jika hal tersebut tidak dilakukan maka masyarakat dapat meminta
pertanggung jawaban raja.

2.8 Bangsa dan Negara Indonesia

Secara historis pengertian negara senantiasa berkembang sesuai dengan kondisi


masyarakat pada saat itu. Pada zaman Yunani kuno para ahli filsafat negara merumuskan
pengertian Negara secara beragam, Aristoteles merumuskan Negara dalam bukunya
Politica, yang disebutnya negara polis, yang pada saat itu masih dipahami negara masih
dalam suatu wilayah yang kecil. Negara disebut sebagai Negara hukum, yang didalamnya
terdapat sejumlah warga Negara yang ikut dalam permusyawarahan. Oleh karena itu
menurut Aristoteles keadilan merupakan syarat mutlak bagi terselenggaranya Negara yang
baik, demi terwujudnya cita-cita seluruh warganya.

Bangsa pada hakeketnya adalah sekelompok besar manusia yang mempunyai persamaan
nasib dalam proses sejarahnya, sehingga mempunyai persamaan watak atau karakter yang
kuat untuk bersatu dan hidup bersama serta mendiami suatu wilayah tertentu sebagai suatu
kesatuan nasional
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Identitas Nasional Indonesia adalah sifat-sifat khas bangsa Indonesia yang


membedakannya dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Indonesia terdiri dari berbagai
macam suku bangsa, agama dan pulau-pulau yang dipisahkan oleh lautan. Oleh karena itu,
nilai-nilai yang dianut masyarakatnya pun berbeda-beda. Nilai-nilai tersebut kemudian
disatupadukan dan diselaraskan dalam Pancasila. Nilai-nilai ini penting karena merekalah
yang mempengaruhi identitas bangsa. Oleh sebab itu, nasionalisme dan integrasi nasional
sangat penting untuk ditekankan pada diri setiap warga Indonesia agar bangsa Indonesia
tidak kehilangan identitas.

Hakekat Bangsa adalah sekelompok manusia yang mempunyai persamaan nasib dalam
proses sejarahnya, sehingga mempunyai persamaan watak yang kuat untuk bersatu dan
hidup bersama serta mendiami suatu wilayah sebagai suatu “kesatuan nasional”.

Bangsa dan Negara Indonesia adalah sekelompok manusia yang mempunyai persamaan
nasib sejarah dan melakukan tugas pemerintahan dalam suatu wilayah “Indonesia”.
DAFTAR PUSTAKA

Kaelan dan Zubaidi.2007.Pendidikan Kewarganegaraan.Yogyakarta:Paradigma, Edisi


pertama

www.geocities.com/apii-berlin/aktual/identitas_0600.html

one.indoskripsi.com

chaplien77.blospot.com/2008/07/pengertian dan hakikat-bangsa.html

01/14/2010 - Posted by zaifbio | Uncategorized

Suka

You might also like