You are on page 1of 13

ILMU PENGETAHUAN ALAM

tentang
SEJARAH PENGGUNAAN, REAKSI,
PEMANFAATAN, dan DAMPAK DARI HASIL
ENERGI NUKLIR

Disusun Oleh :

HERY KUSMANTO <15/XI KR 1>


ABDUL QOHAR <01/XI KR 1>

PROGAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN


SMK NU MA’ARIF KUDUS
KUDUS

2011
RANGKUMAN

Teknologi nuklir mulai dapat dirasakan manfaatnya sejak tahun 1953. Pada saat
itu sudah banyak peralatan yang mempergunakan energi nuklir misalnya, pembangkit
listrik, radioterapi ataupun sebagai senjata nuklir. Dikenal dua reaksi nuklir, yaitu reaksi
fusi berunsur Uranium-Plutonium dan reaksi fisi berunsur Lithium-Hidrogen. Reaksi
fusi adalah reaksi peleburan dua atau lebih inti atom menjadi atom baru dan
menghasilkan energi. Peralatan-peralatan diatas memanfaatkan reaksi fisi nuklir, yang
merupakan reaksi pembelahan inti atom akibat tubrukan inti atom lainnya, dan
menghasilkan energi dan atom baru yang bermassa lebih kecil, serta radiasi
elektromagnetik. Dalam pemanfaatan energi nuklir, jika terjadi kesalahan akan menjadi
dampak buruk karena dari radiasi nuklir sendiri, yang kemudian akan mengakibatkan
seorang individu mengalami berbagai macam penyakit, bahkan dapat mengakibatkan
kematian.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
RANGKUMAN
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
1.3. Manfaat
1.4. Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Sejarah dan Penggunaan Energi Nuklir
2.2. Reaksi Nuklir
2.3. Pemanfaatan Enegi Nuklir
2.3.1. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
2.3.2. Senjata Nuklir
2.3.3. Kedokteran Nuklir
2.4. Dampak Penggunaan Energi Nuklir
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Manusia tidak dapat terlepas dari ketergantungannya terhadap energi
sebagai salah satu sumber kehidupan. Melihat sudah menipisnya defisit bahan
bakar maupun mineral sebagai pembangkit listrik banyak alternatif yang
ditemukan, termasuk nuklir. Aplikasi teknik nuklir, baik aplikasi radiasi maupun
radioisotop, sangat dirasakan manfaatnya sejak program penggunaan tenaga atom
untuk maksud damai dilancarkan pada tahun 1953.
Dewasa ini penggunaannya di bidang ekonomi dan kedokteran sangat luas,
bahkan dipergunakan sebagai senjata pemusnah. Sejalan dengan pesatnya
perkembangan teknologi dan bioteknologi, serta didukung pula oleh perkembangan
instrumentasi nuklir dan produksi radioisotop. Energi radiasi yang dipancarkan
oleh suatu sumber radiasi penghasil energi, dapat menyebabkan perubahan fisis,
kimia dan biologi pada materi yang dilaluinya. Radiasi tersebut dapat digunakan
untuk penyinaran langsung seperti antara lain pada radioterapi dan sterilisasi.
Tetapi kurang cermatnya perhitungan dalam energi radiasi akan
meningkatkan konsentrasi pada inti materi. Dampak sesaat atau jangka pendek
akibat radiasi tinggi disekitar reaktor nuklir antara lain mual, muntah, diare, sakit
kepala, dan demam. Sementara itu, dampak yang baru muncul setelah terpapar
radiasi nuklir selama beberapa hari di antaranya adalah pusing, mata berkunang-
kunang, disorientasi atau bingung menentukan arah, lemah, letih, dan tampak lesu,
kerontokan rambut dan kebotakan, muntah darah atau berak darah, tekanan darah
rendah, dan luka susah sembuh. Dampak jangka panjang dari radiasi nuklir
umumnya justru dipicu oleh tingkat radiasi yang rendah sehingga tidak disadari dan
tidak diantisipasi hingga bertahun-tahun. Beberapa dampak mematikan akibat
paparan radiasi nuklir jangka panjang antara lain kanker, penuaan dini, gangguan
sistem saraf dan reproduksi, dan mutasi genetik.

1.2. Tujuan
Melakukan/mengerjakan sesuatu pastilah memiliki tujuan, begitu pula
dengan penyusunan karya ilmiah ini. Tujuan utama dari penyusunan karya ilmiah
ini adalah untuk melengkapi tugas-tugas terdahulu selain itu, penyusunan karya
ilmiah ini juga merupakan tugas akhir dalam semester ke-4. Adapun tujuan lainnya
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui sejarah penggunaan energi nuklir
2. Untuk mengetahui reaksi-reaksi nuklir
3. Untuk mengetahui pemanfaatan dari energi nuklir
4. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh energi nuklir

1.1. Manfaat
1. Bagi Penyusun
Mampu menambah pengetahuan dan wawasan mengenai dampak penggunaan
energi nuklir sekaligus memperoleh pengetahuan tentang pembuatan karya
ilmiah dijenjang SMA.
2. Bagi Akademik
Untuk mengukur pemahaman dan penguasaan siswa terhadap teori yang
diberikan guru dimasa lingkungan sekolah.

1.4. Sistematika Penulisan


BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang masalah, tujuan, manfaat, dan
sistematika karya ilmiah.
BAB II PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang materi yang telah dijabarkan mengenai
sejarah penggunaan energi nuklir, reaksi nuklir, pemanfaatan dan
dampak energi nuklir.
BAB III PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran, yaitu kesimpulan topik yang telah
dibahas pada bab II sebelumnya, saran yang ditujukan kepada
siapa saja yang akan mengangkat topik yang sama agar lebih
lengkap untuk pembuatan karya ilmiah berikutnya.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sejarah dan Penggunaan Energi Nuklir
Energi Nuklir Pertama kali di buat percobaan oleh fisikawan jerman Otto
Hahn, Lise Meiner dan Fritz Strassman pada tahun 1938. Energi nuklir ini
merupakan energi yang sangat besar. Energi nuklir ini dapat digunakan sebagai
sumber energi maupun senjata pemusnah pada perang dunia kedua, tepatnya pada
tahun 1942, Enrico Fermi menemukan reaksi berantai dari nuklir yang
menghasilkan energi tinggi dengan menggunakan bahan plutonium. Plutonium
inilah yang digunakan sebagai bahan dasar bom atom yang dijatuhkan di Nagasaki,
Jepang. Energi nuklir sebagai pembangkit listrik dengan menggunakan reaktor
nuklir digunakan pertama kali pada tanggal 20 Desember 1951 di dekat kota Arco,
Idaho. Energi yang dihasilkan sekitar 100 kW. Dari tahun ke tahun kapasitas energi
dari reaktor nuklir mengalami perkembangan pesat. Pada tahun 1960,
menghasilkan energi sekitar 1 gW, sedangkan pada tahun 1970, menghasilkan
energi sekitar 100 gW dan pada tahun 1980 sebesar 300 gW energi nuklir
dihasilkan. Setelah tahun 1980 kapasitas energi yang dihasilkan tidak terlalu
meningkat pesat. Sampai tahun 2005 ini, baru 366 gW energi dihasilkan. Gerakan
untuk menentang adanya program tenaga nuklir, baru dimulai pada akhir abad 20.
Hal ini didasarkan dari ketakutan akan adanya “nuclear accident” dan ketakutan
akan adanya bahaya radiasi yang tidak kelihatan dari tenaga nuklir itu sendiri.
Selain itu kekhawatiran akan adanya kebocoran dari system penyimpanannya.
Apalagi setelah adanya kecelakaan nuklir di Three mile Island dan Chernobyl.
Diantara PLTN yang masih beroperasi di dunia, 80 % adalah PLTN tipe Reaktor
Air Ringan (LWR). Reaktor ini pada awalnya dirancang untuk tenaga penggerak
kapal selam angkatan laut Amerika. Dengan modifikasi secukupnya dan
peningkatan daya seperlunya kemudian digunakan dalam PLTN. PLTN tipe ini
dengan daya terbesar yang masih beroperasi pada tahun 2003 adalah PLTN Chooz
dan Civaux di Perancis yang mempunyai daya 1500 mW, dari kelas N-4 Perancis.
Reaktor Air Ringan dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu Reaktor Air Didih
dan Reaktor Air Tekan (pendingin tidak mendidih), kedua golongan ini
menggunakan air ringan sebagai bahan pendingin dan moderator. Pada tipe reaktor
air ringan sebagai bahan bakar digunakan uranium dengan pengayaan rendah
sekitar 2% - 4% bukan uranium alam karena sifat air yang menyerap neutron.
Kemampuan air dalam memoderasi neutron (menurunkan kecepatan/energi
neutron) sangat baik, maka jika digunakan dalam reaktor (sebagai moderator
neutron dan pendingin) ukuran teras reaktor menjadi lebih kecil (kompak) bila
dibandingkan dengan reaktor nuklir tipe reactor gas dan reaktor air berat.

2.2. Reaksi Nuklir


Dalam ilmu fisika, sebuah reaksi nuklir adalah sebuah proses di mana dua
nuklei atau partikel nuklir bertubrukan, untuk memproduksi hasil yang berbeda dari
produk awal. Pada prinsipnya sebuah reaksi dapat melibatkan lebih dari dua
partikel yang bertubrukan, tetapi kejadian tersebut sangat jarang. Bila partikel-
partikel tersebut bertabrakan dan berpisah tanpa berubah (kecuali mungkin dalam
level energi), proses ini disebut tabrakan dan bukan sebuah reaksi.
Dikenal dua reaksi nuklir, yaitu reaksi fusi nuklir dan reaksi fisi nuklir.
Reaksi fusi nuklir adalah reaksi peleburan dua atau lebih inti atom menjadi atom
baru dan menghasilkan energi, juga dikenal sebagai reaksi yang bersih. Reaksi fisi
nuklir adalah reaksi pembelahan inti atom akibat tubrukan inti atom lainnya, dan
menghasilkan energi dan atom baru yang bermassa lebih kecil, serta radiasi
elektromagnetik. Reaksi fusi juga menghasilkan radiasi sinar alfa, beta dan gamma
yang sangat berbahaya bagi manusia.
Contoh reaksi fusi nuklir adalah reaksi yang terjadi di hampir semua inti
bintang di alam semesta. Senjata bom hidrogen juga memanfaatkan prinsip reaksi
fusi tak terkendali. Contoh reaksi fisi adalah ledakan senjata nuklir dan pembangkit
listrik tenaga nuklir.
Unsur yang sering digunakan dalam reaksi fisi nuklir adalah Plutonium dan
Uranium (terutama Plutonium-239, Uranium-235), sedangkan dalam reaksi fusi
nuklir adalah Lithium dan Hidrogen (terutama Lithium-6, Deuterium, Tritium).

2.3. Pemanfaatan Energi Nuklir


Seperti sudah dijelaskan diatas bahwa energi nuklir merupakan suatu energi
yang sangat besar. Energi nuklir banyak dimanfaatkan oleh manusia, misalnya
sebagai sumber energi, senjata pemusnah, ataupun sebagai terapi yang sekarang ini
sudah ada dalam rumah sakit diseluruh dunia. Untuk dapat menjadikan suatu energi
nuklir sebagai sumber energi, senjata, atau pengobatan terapi dilakukan dengan
cara berbeda sebagai contoh jika ingin menjadikan sebagai sumber energi, harus
menggunakan reaktor nuklir untuk mendapatkan energi pembangkit listrik dan
memanfaatkan emisi radioaktif sehingga dapat dijadikan sebagai pengobatan terapi
dan unsur-unsur yang terkandung didalam nuklir dijadikan sebagai senjata (bom
atom/nuklir). Untuk lebih jelasnya lagi lihat penjabarannya dibawah ini.
2.3.1. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
Energi yang dihasilkan dari reaksi fisi nuklir terkendali di dalam
reaktor nuklir dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik. Instalasi
pembangkitan energi listrik semacam ini dikenal sebagai pembangkit listrik
tenaga nuklir (PLTN).

skema pembangkit listrik tenaga nuklir

Salah satu bentuk reaktor nuklir adalah reaktor air bertekanan


(pressurized water reactor/PWR) yang skemanya ditunjukkan dalam gambar.
Energi yang dihasilkan di dalam reaktor nuklir berupa kalor atau panas yang
dihasilkan oleh batang-batang bahan bakar. Kalor atau panas dialirkan keluar
dari teras reaktor bersama air menuju alat penukar panas (heat exchanger).
Di sini uap panas dipisahkan dari air dan dialirkan menuju turbin untuk
menggerakkan turbin menghasilkan listrik, sedangkan air didinginkan dan
dipompa kembali menuju reaktor. Uap air dingin yang mengalir keluar
setelah melewati turbin dipompa kembali ke dalam reaktor.
Untuk menjaga agar air di dalam reaktor (yang berada pada suhu 300
derajat celcius) tidak mendidih (air mendidih pada suhu 100 derajat celcius
dan tekanan 1 atm), air dijaga dalam tekanan tinggi sebesar 160 atm.
2.3.2. Senjata Nuklir
Senjata nuklir adalah senjata yang mendapat tenaga dari reaksi nuklir
dan mempunyai daya pemusnah yang dahsyat, sebuah bom nuklir mampu
memusnahkan sebuah kota. Senjata nuklir telah digunakan hanya dua kali
dalam pertempuran semasa Perang Dunia II oleh Amerika Serikat terhadap
kota-kota Jepang, Hiroshima dan Nagasaki. Pada masa itu daya ledak bom
nuklir yg dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki sebesar 20 kilo(ribuan) ton
TNT. Sedangkan bom nuklir sekarang ini berdaya ledak lebih dari 70
mega(jutaan) ton TNT.
Negara pemilik senjata nuklir yang dikonfirmasi adalah Amerika
Serikat, Rusia, Britania Raya (Inggris), Perancis, Republik Rakyat Cina,
India, Korea Utara dan Pakistan. Selain itu, negara Israel dipercayai
mempunyai senjata nuklir, walaupun tidak diuji dan Israel enggan
mengkonfirmasi apakah memiliki senjata nuklir ataupun tidak. Lihat daftar
negara dengan senjata nuklir lebih lanjut.
Bentuk bom nuklir yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki.
Senjata nuklir kini dapat dilancarkan melalui berbagai cara, seperti melalui
pesawat pengebom, peluru kendali, peluru kendali balistik, dan Peluru
kendali balistik jarak benua.
2.3.3. Kedokteran Nuklir
Dalam bidang kedokteran dikenal cabang kedokteran nuklir, yaitu
ilmu kedokteran yang dalam kegiatannya menggunakan radioaktif terbuka
(unsealed), baik untuk diagnosis maupun dalam pengobatan penyakit atau
dalam penelitian kedokteran. Dalam kedokteran nuklir, diagnosis dan terapi
dilaksanakan berdasarkan pada pemanfaatan emisi radioaktif dari
radionuklida tertentu. Akhir-akhir ini kedokteran nuklir berkembang pesat
dan sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Tercatat bahwa hampir
tidak ada satupun rumah sakit di negara-negara maju yang tidak mempunyai
unit kedokteran nuklir. Negara sedang berkembang seperti Indonesia juga
tidak ketinggalan. Dewasa ini, hampir semua kota besar di Pulau Jawa
mempunyai sedikitnya satu rumah sakit yang dilengkapi dengan unit
kedokteran nuklir. Seorang ahli kimia berkebangsaan Hongaria, George
Hevesy, pada tahun 1923 mengukur distribusi timbal (Pb) radioaktif dengan
jalan memasukkan Pb-210 dan Pb-212 pada batang dan akar kacang dalam
jumlah yang tidak menimbulkan efek toksik pada tanaman. Pada tahun 1924,
dipelajari distribusi Pb dan Bismut (Bi) pada hewan percobaan. Hal ini
merupakan langkah pertama penggunaan perunut untuk penelitian biomedik,
sehingga pada tahun 1943 George Hevesy mendapat hadiah Nobel di bidang
Kimia. Radionuklida pertama yang digunakan secara luas dalam kedokteran
nuklir adalah I-131, yang ditemukan oleh Glenn Seaborg pada tahun 1937.
Pertama kali I-131 digunakan sebagai indikator fungsi kelenjar tiroid dengan
jalan mendeteksi sinar yang diemisikan, dengan pencacah Geiger yang
ditempatkan di dekat kelenjar tiroid. Diikuti dengan pemakaiannya untuk
pengobatan hipertiroid pada tahun 1940. Penemuan Seaborg berikutnya yaitu
radionuklida Tc-99m dan Co-60, yang merupakan tonggak sejarah di bidang
Kedokteran Nuklir. Berkat jasanya tersebut, Seaborg mendapat hadiah Nobel
untuk bidang Kimia pada tahun 1951. Pada periode berikutnya, kedokteran
nuklir berkembang pesat setelah ditemukan kamera gamma oleh Hal Anger
pada tahun 1958. Alat tersebut mampu mendeteksi distribusi foton yang
dipancarkan dari dalam tubuh, yang dapat menggambarkan fungsi suatu
organ. Metode ini disebut imaging nuklir, yang digunakan untuk diagnosis
in vivo. Pada imaging nuklir, suatu senyawa organik bertanda

2.4. Dampak Penggunaan Energi Nuklir


Energi nuklir untuk saat ini adalah energi yang cukup besar yang ada di
planet bumi, banyak manfaat dari keberadaan energi nuklir ini selain sebagai
pembangkit listrik juga masih banyak kegunaan yang didapatkan dari pemanfaatan
energi nuklir secara baik dan benar. Dampak negatif dari energi nuklir itu terjadi
bila energi itu tidak dimanfaatkan sebagaimana mestinya seperti digunakan sebagai
alat peledak (bom) yang sangat mematikan. Seperti dulu terjadi di Hiroshima dan
Nagasaki, Jepang yang di bom oleh sekutu. Panas dari radiasi ini mencapai 4000
derajat celcius. Nyaris tak ada yang bisa bertahan olehnya, semua kehidupan, harta
benda, rumah luluh tersapu gelombang radiasi nuklir ini.

Kini, di zaman modern masih terjadi juga dampak yang timbul dari
penggunaan energi nuklir. Pasca gempa yang melanda Jepang beberapa hari yang
lalu yang menimbulkan tsunami setinggi 10 meter, beberapa reaktor nuklir yang
sejatinya digunakan untuk pembangkit tenaga listrik meledak. Hal yang paling
ditakutkan dari energi nuklir itu adalah mengenai tingkat radiasi yang sangat
berbahaya. Dilansir Aljazeera, Senin (14/3/2011), Professor Ilham Al-Qaradawi
dari Qatar University memberikan penggambaran dari efek radiasi. “Radiasi
memberikan efek ke sel manusia. Buka hanya membunuh namun jika dosisnya
tinggi maka bisa merusak sel, menyebabkan kanker,” jelasnya.
Ketika seseorang terkena radiasi, jelas Ilham, efeknya beragam mulai dari
kulit merah hingga terbakarnya kulit. Tidak hanya itu bisa membuat muntah-
muntah. Bahaya jangka panjang tentu saja kanker.”Kanker yang umumnya terjadi
saat terpapar radiasi adalah kanker tiroid dan hanya bisa dilawan dengan tablet
potassium iodide,” jelas Ilham, lagi. Meski demikian, Ilham menambahkan jika
dalam dosis yang rendah tidak akan membahayakan manusia.
Efek radiasi nuklir

Bagi manusia energi merupakan sumber terbentunya kehidupan,


energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan. Sekarang sudah banyak hal
yang sedang dibicarakan tentang berbagai macam energi-energi alternatif dan
terbarukan. Apalagi setelah adanya tsunami di Jepang tepatnya di Fukushima yang
mengakibatkan reaktor nuklir meledak, jika meledak reaktor nuklir tersebut akan
memancarkan radiasi berupa hasil dari fisi uranium yang nantinya sangat
mengganggu sekali bagi kesehatan.
Dampak yang nantinya diakibatkan jika reaktor nuklir meledak atau proses
penanganannya tidak tepat sehingga mengakibatkan penyemaran lingkungan
berupa zat radioaktif yaitu jenis zat yang ada di permukaan atau dalam gas, padat
atau cair yang berbahaya bagi keberadaan tubuh manusia. Radioaktif berasal dari
radionuklida (radioisotop), inti tidak stabil karena energi yang berlebihan.
Menurut sebuah situs setidaknya terdapat 7 efek yang yang dapat
mengganggu (cacat) organ tubuh manusia apabila terkena zat radioaktif tersebut:
1. Rambut
Rambut akan hilang dengan cepat bila terkena radiasi pada kisaran 200 Rems atau
lebih. Rems adalah satuan kekuatan radioaktif.

2. Otak
Sel-sel otak tidak akan rusak langsung kecuali terkena radiasi sebesar 5000 Rems
atau lebih. Seperti jantung, radiasi membunuh sel-sel syaraf dan pembuluh darah
serta dapat menyebabkan kejang dan kematian mendadak.
3. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid sangat rentan terhadap yodium radioaktif. Dalam jumlah tertentu,
yodium radioaktif dapat menghancurkan sebagian atau seluruh tiroid.
4. Sistem Peredaran Darah
Ketika seseorang terkena radiasi sekitar 100 Rems, jumlah limfosit darah akan
berkurang, sehingga korban lebih rentan terhadap infeksi. Gejala awal adalah
penyakit seperti flu. Menurut data ketika Nagasaki dan Hiroshima meledak, gejala
akibat radiasi dapat berlangsung selama 10 tahun dan mungkin memiliki resiko
jangka panjang seperti leukemia.
5. Hati
Ketika terkena radiasi berkekuatan 1000-5000 Rems, pembuluh darah akan rusak
dan dapat menyebabkan gagal jantung dan kematian mendadak.
6. Gastrointestinal
Radiasi dengan kekuatan 200 Rems akan menyebabkan kerusakan pada lapisan
saluran pencernaan dan dapat menyebabkan mual, muntah dan diare berdarah.
7. Saluran Reproduksi
Cukup dengan daya radiasi di bawah 200 Rems, maka Saluran Reproduksi manusia
akan rusak. Dalam jangka panjang, korban radiasi akan mengalami infertilitas.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dapat dikemukakan bahwa energi nuklir dapat mendatangkan berkah juga
pula mendatangkan musibah bagi makhluk hidup termasuk manusia. Banyak
masalah yang sebelumnya dengan metode konvensional tidak terpecahkan, dengan
teknik nuklir masalah dapat terpecahkan begitu juga sebaliknya. Yang terpenting
adalah kemajuan-kemajuan, baik di bidang ilmu pengetahuan maupun teknologi
dsb haruslah ditujukan untuk kecerdasan, kemudahan, kenyamanan, dan
keselamatan. Dengan kemajuan iptek di bidang instrumentasi nuklir maupun
bioteknologi diharapkan bahwa energi nuklir dapat dikembangkan menjadi energi
yang sangat bermanfaat dan tidak memiliki dampak buruk.

3.2. Saran
Diharapkan pada siapa saja yang akan mengangkat topik yang sama
mengenai nuklir, agar dapat lebih lengkap dalam pembuatan karya ilmiah, terutama
pembahasan khususnya pada penggunaan energi nuklir serta dampak
penggunaannya.

You might also like