A. Adalah penggabungan antara dua/lebih dari kalimat tunggal
B. Macam-macam kalimat majemuk: ✷ Kalimat Majemuk Setara b. Kalimat Intransitif adalah Kalimat yang tidak memiliki obyek di Adalah penggabungan dua kalimat yang pola kalimatnya sama. belakangnya Contoh: Ayah mencuci mobil, sedangkan ibu memasak nasi. Contoh: Saya menangis S P O S P O S P ✷ Kalimat Majemuk Bertingkat Contoh: KATA MAJEMUK ✷ Kalimat Majemuk Rapatan Adalah penggabungan antara dua kata yang memiliki makna yang Adalah Penggabungan beberapa kalimat tunggal. berbeda-beda hingga menjadi makna baru Contoh Contoh: 1. Sapu + Tangan = Sapu tangan ✷ Kalimat Majemuk Campuran 2. Mata + Angin = Mata angin Contoh KATA HUBUNG KALIMAT LANGSUNG DAN KALIMAT TAK LANGSUNG Adalah Kata yang menjadi penghubung antara beberapa kalimta tunggal a. Kalimat Langsung adalah Kalimat yang diucapkan sendiri oleh yang hingga menjadi kalimat mejemuk bersangkutan atau yang penulisannya Contoh: sedangkan, yang, ketika, karena, sebab, dll. mengutip langsung kalimat yang diucapkan oleh yang bersangkutan KATA KETERANGAN Contoh: Ana berkata, “Ayahku sedang tidur” Adalah semua kata yang menerangkan atau memberikan keterangan b. Kalimat Tak Langsung adalah Kalimat yang berasal dari seseorang yang kepada selain benda. kemudian disampaikan kembali oleh Macam-macam kata keterangan: orang lain Κ Kata keterangan tempat (disini, disitu, di jakarta, di sekolah, di pasar, Contoh: Ana mengatakan bahwa ayahnya sedang dll) tidur Κ Kata keterangan tujuan (ke depan, ke belakang, ke jakarta, ke sekolah, ke pasar, dll) KALIMAT AKTIF DAN KALIMAT PASIF Κ Kata keterangan tekanan (pula, juga, jua) a. Kalimat Pasif adalah Kalimat yang subyeknya menjadi penderita. Κ Kata keterangan keadaan (tekun, rajin, cepat, tinggi, rendah, dll) Biasanya kata kerja diawali dengan imbuhan ‘di’ Κ Kata keterangan kesungguhan ( tentu, pasti, niscaya, semoga, mudah- Contoh: Anjing dilempar Jarot mudahan, dll) S P O b. Kalimat Aktif adalah Kalimat yang subyeknya melakukan pekerjaan. FRASE IDIOMATIK Biasanya kata kerja diawali dengan imbuhan ‘me’ Adalah penggabungan antara dua kalimat hingga menimbulkan makna Contoh: Jarot melempar Anjing khusus/kiasan S P O Contoh: Kepala + Batu = Kepala batu (Anak itu kepala batu = sulit diatur)
KALIMAT TRANSITIF DAN INTRANSITIF KATA SERAPAN
a. Kalimat Transitif adalah Kalimat yang memiliki objek di belakangnya Adalah kata yang berasal dari bahasa daerah/asing dan sudah dibakukan Contoh: Ayah membeli mobil menjadi bahasa Indonesia yang disempurnakan/dibakukan Contoh: Sekolah (School: Inngris), Musyawarah (Musyawaroh: Arab), 5. Melakukan Contoh: Berjoget = melakukan joget Buku (Book: Inggris) 6. Mempunyai Contoh: Beruang = mempunyai uang
ANTONIM, SINONIM, DAN HOMONIM
A. Antonim adalah lawan kata. Contoh: tinggi x rendah D.Awalan “TER” B. Sinonim adalah persamaan kata. (Beda kata, namun sama makna) 1. Menyatakan paling atau sangat Contoh: Terdepan = paling depan Contoh: pemandangan = panorama, bagus=baik 2. Menyatakan dapat atau berhasil C. Homonim adalah kata yang sama lafal dan/ejaannya tetapi maknanya Contoh: Terkalahkan = dapat/berhasil dikalahkan berbeda. (Sama kata, namun beda makna) 3. Menyatakan tidak sengaja Contoh: 1. Ular memiliki bisa Contoh: Terpukul = tidak sengaja kena pukul 2. Saya bisa mengerjakan tugas ini 4. Menyatakan tiba-tiba Contoh: Terbangun = tiba-tiba bangun
MAKNA KONOTASI DAN MAKNA DENOTASI E. Akhiran “I”
A. Makna konotasi adalah makna yang bukan sebenarnya/makna kiasan 1. Menyatakan memberi Contoh: Mewarnai = memberi warna Contoh: Kue ini keras sekali 2. Menyatakan berulang kali B. Makna denotasi adalah makna yang sebenarnya Contoh: Memukuli = berulang kali memukul Contoh: Anak itu keras kepala
FUNGSI IMBUHAN (AWALAN DAN AKHIRAN) KATA “DI dan KE”
A. “DI dan KE” Sebagai awalan biasanya menjadi kata kerja dan A. Awalan “ME” penulisannya harus disambung 1. Melakukan pekerjaan. Contoh: Menulis = melakukan pekerjaan tulis Contoh: di + pukul = dipukul di + tulis = ditulis 2. Pembentukan kalimat aktif Contoh: a. Adi digendong ibu ke + pukul = kepukul ke + lewat = kelewat b. Ibu menggendong Adi B. “DI dan KE” sebagai kata depan biasanya ‘di’ menunjukkan tempat B. Awalan “PE” dan ‘ke’ menunjukkan tujuan. Penulisannya harus dipisah 1. Membentuk kata kerja menjadi kata benda dari kata dasarnya. Contoh: Jepit – Penjepit = Alat untuk menjepit Contoh: di + Jakarta = di Jakarta di + kelas = di kelas 2. Menyatakan alat Ke + Jakarta = ke Jakarta ke + kelas = ke kelas Contoh: Peledak = Alat ntuk meledakkan 3. Menyatakan keahlian FUNGSI TANDA BACA Contoh: Pelukis = Ahli melukis I. Tanda baca koma (,) 4. Menyatakan tukang/juru 1. Memisahkan persepuluhan, rupiah, dan sen Contoh: Penyanyi = Tukang nyanyi Contoh: Rp. 15,50 Rp. 100,00 2. Menuliskan kalimat langsung C. Awalan “BER” Contoh: Kata ayah, “Saya senang sekali” 1. Memakai Contoh: Bermobil = memakai mobil 3. Menuliskan tempat dan tanggal 2. Menjadi Contoh: Berteman = menjadi teman Contoh: Saya lahir di Bogor, 27 Juli 1978 3. Mengeluarkan Contoh: Bersuara = mengeluarkan suara 4. Memisahkan anak kalimat dan induk kalimat 4. Mengusahakan Contoh: Berkebun = mengusahakan kebun Contoh: Kalau hari ini hujan, saya tidak pergi ke sekolah 5. Dipakai dibelakang kata seru Karena telah lulus ujian Jangan dulu cari pacar Contoh: Wah, hebat sekali!
II. Tanda Titik (.) PERIBAHASA
1. Mengakhiri kalimat yang bukan kalimat tanya atau kalimat seru Adalah Ungkapan yang berisi perumpamaan, nasihat, prinsip hidup, dan 2. Pada akhir singkatan nama orang aturan tingkah laku Contoh: Muh. Saleh A. M. Sangaji 3. Dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan 1. Air susu di balas air tuba (Kebaikan dibalas dengan kejahatan) Contoh: Ir. (Insinyur), Kep. (Kepala), Kol. (Kolonel), Sdr. (Saudara) 2. Air cucuran atap jatuhnya kepelimbahan juga (Sifat orang tua biasanya t 4. Memisahkan angka jam, menit, dan detik urun ke anaknya) Contoh: pukul 4.10.11 (pukul 4 lewat 10 enit 11 detik) 3. Air beriak tanda tak dalam (Orang bodoh biasanya banyak bohong dan banyak omong) III. Tanda Titik Dua (:) 4. Ada gula ada semut (Di tempat yang ada rezeki pasti dikerumuni orang) 1. Untuk memisahkan antara pelaku dan percapan dalam sebuah teks 5. Buruk muka cermin dibelah (Dia yang berbuat orang lain yang percakapan disalahkan) Contoh: Ayah : “Keluarkan oplet itu, Dul!” 6. Belum bertaji sudah berkokok (Belum ada kekuatan sudah Dul : “Baik, Yah” menyombongkan diri) 2. digunakan pada akhir pernyataan yang memerlukan perincian 7. Bergantung di akar lapuk (Minta pertolongan pada yang lemah) Contoh: Yang dibutuhkan adalah: meja, kursi, pulpen, dan lemari. 8. Berat sama dipikul ringan sama dijinjing (Susah dan senang sama-sama merasakan) IV. Tanda Garis Miring (/) 9. Bagai menghitung bintang dilangit (Mengharapkan sesuatu yang tak 1. Untuk memisahkan antara nomor, kode, bulan, dan tahun pada surat mungkin) resmi 10.Besar pasak dari tiang (Lebih besar pengeluaran daripada pendapatan) Contoh: No. 10/MI-YAPITA/V/2002 11.Bagaikan katak dalam tempurung (Seorang yang sangat picik dan 2. Menyatakan harga satuan atau per dangkal pengetahuan) Contoh: Harga mangga ini Rp. 1.000,00/buah 12.Bagai telur diujung tanduk (Seorang yang dalam keadaan 3. Sebagai pengganti kata dan dan kata atau gawat/membahayakan) Contoh: putra/putri siswa/siswi 13.Bagai pungguk merindukan bulan (Seorang yang menginginkan sesuatu namun tak mungkin diperoleh) PANTUN 14.Bagai air di atas daun keladi/talas (Seorang yang tak mempunyai Syarat Pantun: pendirian) 1. Tiap bait terdiri dari 4 baris 15.Bagaikan air dengan minyak (Dua orang yang tidak mau bersatu) 2. Tiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata 16.Bagaikan ayam kehilangan induk (Anak buah/anggota yang 3. Berumus (berima) a – b – a – b kebingungan karena kehilangan pemimpinnya) 4. 2 baris pertama merupakan sampiran, 2 baris ke dua adalah isi 17.Cepat kaki ringan tangan (Suka membantu/menolong) 18.Daripada hidup bercermin bangkai lebih baik mati berkalang tanah Contoh pantun: (Lebih baik mati dari pada menanggung malu) Jalan-jalan ke kalibata Memang enak si agar-agar 19.Diluar bagai madu di dalam bagai empedu (Perbuatannya kelihatannya Mampir sebentar ke rumah teman Rasanya manis lagi segar baik padahal hatinya jahat) Hati siapa tak kan gembira Kalau kamu masih belajar 20.Datang tampak muka pergi tanpak punggung (Datang permisi pergi 41.Tak lekang oleh panas tak lapuk oleh hujan (Tetap tegar walau banyak tidak permisi) godaan) 21.Gajah di pelupuk mata tak tampak semut di sebrang lautan tampak (Kesalahan sendiri walaupun besar tak terlihat, kesalahan orang lain walaupun kecil terlihat) 22.Habis manis sepah dibuang (Sesuatu yang dilupakkan/dicampakkan setelah digunakan) 23.Hidup segan mati tak mau (Tidak ada gairah hidup) 24.Jauh panggang dari api (Jawaban yang menyimpang jauh dari pertanyaannya) 25.Ke bukit sama didaki, ke lembah sama dituruni (Susah senang selalu bersama) 26.Kalah jadi abu menang jadi arang (Orang yang berkelahi siapa yang menang dan yang kalah sama-sama merugi) 27.Kasih ibu sepanjang jalan kasih anak sepanjang galah (Kasih sayang anak tak akan mampu mengalahkan kasih sayang ibu kepada anaknya) 28.Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya (Setiap daerah mempunyai tatacara/adat berbeda-beda) 29.Lempar batu sembunyi tangan (Tidak bertanggungjawab atas perbuatannya) 30.Menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri (Membuka rahasia keluarga, diri sendiri yang merugi) 31.Menegakkan benang basah (Melakukan pekerjaan sia-sia) 32.Musang berbulu domba (Menyembunyikan kepalsuan di balik kepandaiannya) 33.Nasi sudah menjadi bubur (Sesuatu yang sudah terjadi tak bisa dihindari) 34.Panas setahun dihapus hujan sehari (Kebaikkan yang lama dipupuk dirusak dalam waktu sekejap) 35.Pikir itu pelita hati (Dengan pikiran akan mendapatkan kebaikkan) 36.Pucuk dicinta ulam tiba (Mendapatkan sesuatu yang memang diharap- harapkan) 37.Sepandai-pandai tupai melompat, pasti akan jatuh ke tanah (Sepandai- pandanya orang pasti akan menemukan kesulitan) 38.Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui (Sekali bekerja berbagai masalah dapat diselesaikan) 39.Sebab nila setitk rusak susu sebelangga (Kebaikan yang banyak rusak hanya dengan kejelekkan yang sedikit) 40.Tak ada gading yang tak retak (Tiada sesuatu di dunia ini yang sempurna)