Professional Documents
Culture Documents
Siagian (1992:153) memaparkan lima fungsi penting budaya organisasi, yaitu sebag
ai berikut.
1. Sebagai penentu batas-batas perilaku dalam arti menentukan apa yang bol
eh dan tidak boleh dilakukan, apa yang dipandang baik atau tidak baik, menentuk
an yang benar dan yang salah
2. Menumbuhkan jati diri suatu organisasi dan para anggotanya
3. Menumbuhkan komitmen kepada kepentingan bersama di atas kepentingan indi
vidual atau kelompok sendiri.
4. Sebagai tali pengikat bagi seluruh anggota organisasi
5. Sebagai alat pengendali perilaku para anggota organisasi yang bersangku
tan.
Robbins (2001:294) mengemukakan fungsi budaya dalam suatu organisasi.
1. budaya mempunyai peran menetapkan tapal batas. Artinya, budaya menciptak
an perbedaan yang jelas antara suatu organisasi dengan organisasi lainnya.
2. budaya membawa rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
3. budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas dari
pada kepentingan diri individu seseorang. Keempat, budaya untuk meningkatkan sta
bilitas sistem sosial.
4. budaya berfungsi sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang meman
du dan membentuk sikap serta perilaku para pegawai.
Berdasarkan uraian tersebut dapat dikatakan bahwa budaya organisasi berperan seb
agai pembatas dan membedakan satu organisasi dengan organisasi yang lain. Selai
n itu, budaya organisasi juga memberikan sense of identity pada anggota organisasi
nya. Dari budaya organisasi akan terbentuk suatu komitmen yang dapat membentuk
stabilitas sistem sosial dalam organisasi dan dapat digunakan dalam suatu pemben
tukan kata sepakat antarpegawai dalam segala hal. Akibatnya, akan membentuk sik
ap dan perilaku para pegawai tersebut. Sikap perilaku pegawai tersebut akan namp
ak jelas pada etos kerja yang tinggi seperti kegairahan, disiplin dan sebagainy
a.
2.1.2.5Bagi para pegawai, budaya organisasi dapat memberikan arah atau pedoman b
erperilaku dalam organisasi, sehingga tidak dapat semena-mena bertindak atau ber
perilaku sekehendak hati. Setiap anggota akan mempunyai kesamaan langkah dan vis
i di dalam melakukan tugas dan tanggung jawab sehingga masing-masing individu da
pat meningkatkan fungsinya dan mengembangkan tingkat interdependensi antar indiv
idu/bagian dengan individu/bagian yang lain dan dapat saling melengkapi dalam k
egiatan usaha organisasi/lembaga. Di samping itu, budaya organisasi mendorong su
mber daya manusia/anggota organisasi selalu mencapai prestasi kerja atau produkt
ivitas yang lebih baik serta memiliki/mengetahui secara pasti kariernya organis
asi sehingga mendorong mereka untuk konsisten dengan tugas dan tanggung jawab.
Bagi organisasi, budaya organisasi merupakan salah satu unsur yang dapat meneka
n tingkat turn over pegawai karena budaya organisasi mendorong anggota memutuska
n untuk tetap berkembang bersama lembaga. Di samping itu, bisa dijadikan pedoman
dalam menentukan kebijakan yang berkenaan dengan ruang lingkup kegiatan intern
lembaga, juga untuk menunjukan kepada pihak eksternal tentang keberadaan lembag
a dan ciri khas yang dimiliki di tengah lembaga-lembaga yang ada di masyarakat,
serta sebagai acuan dalam penyusunan perencanaan lembaga
Gambar 2. 1
Pembentukan Budaya Perusahaan
Gambar tersebut menjelaskan bagaimana budaya organisasi dibangun dan dipertahank
an. Budaya asli diturunkan dari filsafat pendirinya, selanjutnya budaya ini sang
at mempengaruhi kriteria yang digunakan dalam mempekerjakan pegawai. Tindakan m
anajemen puncak menentukan iklim umum perilaku yang dapat diterima baik dan yan
g tidak baik. Bagaimana pegawai harus disosialisasikan akan tergantung baik pada
tingkat sukses yang dicapai dalam mencocokkan nilai-nilai pegawai baru dengan
nilai-nilai organisasi dalam proses seleksi maupun pada preferensi manajemen pun
cak akan metode-metode sosialisasi.
Selanjutnya pembentukan budaya organisasi menurut Schein (1993) dapat dijelaskan
ke dalam tahapan-tahapan berikut.
1. Persoalan-persoalan adaptasi dan survival yang bersifat eksternal.
Organisasi selalu dihadapkan pada berbagai masalah yang datanya dari luar. Siste
m-sistem luar yang dimaksud berpengaruh antara lain sistem politik, sistem admi
nistrasi pemerintahan, sistem ekonomi, sistem sosial, dan budaya, sistem keagama
an serta keamanan. Kesemua sistem ini secara langsung ataupun tidak langsung mem
pengaruhi jalannya organisasi.
2. Persoalan-persoalan integrasi organisasi yang bersifat internal
Manusia yang berada dalam organisasi masing-masing memiliki budaya yang dibawa d
ari luar. Sistem nilai dan norma-norma yang telah ada dalam organisasi, tentunya
berbeda dengan budaya organisasi masing-masing anggota. Biasanya apabila terdap
at perbedaan yang cukup tajam antara budaya organisasi, dengan budaya yang merek
a bawa akan muncul konflik manakala kedua budaya tadi saling bergesekan.
Sedangkan menurut Stephen Robbins (1996:583-584), budaya organisasi pada dasarn
ya terbentuk melalui beberapa tahap. Tahap pembentukan budaya organisasi sebagai
berikut. Tahap pertama, falsafah dasar pemilik organisasi yang merupakan budaya
asli organisasi memiliki pengaruh yang kuat dalam memilih kriteria yang tepat.
Tahap kedua, falsafah organisasi diturunkan kepada manager puncak yang bertugas
menciptakan suatu iklim organisasi yang kondusif dan dapat diterima oleh anggota
. Nilai-nilai, peraturan-peraturan, kebiasaan-kebiasaan disebarkan agar dapat di
mengerti dan dilaksanakan. Tahap ketiga, adalah proses sosial. Proses sosial ata
u memasyarakatkan, tidak sekedar hanya mengumumkan atau memperkenalkan, lebih da
ri itu harus dipelopori dari pimpinan puncak dan para manager di bawahnya.
Keterkaitan Budaya Organisasi dengan Kinerja