You are on page 1of 24

Presented by : Rohman, Indah, Setiya, Ika

PERILAKU BERSIFAT DINAMIS DAN DISEBABAKAN OLEH


BANYAK FAKTOR
The QUESTIONS
• Apakah variable eksperimental yang diberikan itu
benar-benar memberi pengaruh bagi perubahan
variable terikat ?
• Apakah benar akibat atau perubahan yang
terjadi pada veriable terikat ( Y ) disebabkan oleh
perlakuan yang diberikan peneliti bukan oleh
faktor lain ?
• Jika benar variable terikat dipengaruhi oleh
perlakuan apakah hasil penelitian dapat
digeneralisasikan untuk subjek di lingkungan lai di
luar subjek yang di eksperimen ?
• Suatu eksperimen dikatakan valid jika variable perlakuan
benar benar mempengaruhi perilaku yang diamati ( variable
terikat ) dan akibat-akibat yang terjadi pada variable terikat
tersebut terjadi bukan karena variable lain.

• Eksperimen juga dikatakan berhasil jika hasil suatu


eksperimental dapat digeneralisasikan pada populasi lainya
yang berbeda subjek, tempat dan ekologinya.
Maka validitas penelitian terdapat dua macam yaitu
• validitas yang berhubungan dengan efek yang
timbul, biasanya disebut dengan validitas inernal (
internal validity )
• validitas yang berhubungan dengan penerapan
hasil eksperimen biasanya disebut validitas
eksternal
And here we gonna telling you here about

Internal Validity in The Experimental


Research
THE DEFINITION

Validitas internal merupakan validitas penelitian yang


berhubungan dengan pertanyaan : sejauh mana perubahan
yang diamati (Y) dalam suatu eksperimen benar-benar hanya
terjadi karena X yaitu perlakuan yang diberikan ( variable
perlakuan ) dan bukan karena faktor lain
( Variable luar ).
Validitas internal tidak mudah dicapai dengan
begitu saja, ada beberapa faktor yang
mengganggu validitas ini yang dapat menimbulkan
invaliditas dalam eksperimen. Cock and campbell
(1979) mengemukakan sejumlah pengganggu
validitas internal yang perlu diperhatikan
A
Historis merupakan kejadian -kejadian di lingkungan
penelitian diluar perlakuan yang muncul selama
penelitian berlangsung. Yakni antara test pertama da test
berikutnya. Keadian-kejadian ini bukan meruakan bagian
dari perlakuan tetapi turut mempengaruhi variabilitas nilai
subjek penelitian.

Perubahan dalam bidang sosial, politik sistem ekonomi,


cuaca dsb yang terjadi antara test pertama dengan test
berikutnya mempengaruhi perilaku. Faktor ini akan
membesar pengaruhnya jika penelitian berlangsung
lebih lama.
B
MATURASI
Maturasi ( Maturation ) meruakan proses yang terjadi pada
subjek sehingga menimbulkan perubahan. Perubahan-
perubahan tersebut tidak berhubungan dengan variable
yang menjadi perhatian peneliti. Maturasi dalam
eksperimetal ini pengertianya lebih luas dibandingkan
dalam pengertian psikologi perkembangan.

Maturasi ini mencakup berbagai dan segala perubahan


sistematis dalam suatu waktu yang meliputi perubahan fisik
maupun kejiwaan termasuk didalamya: lebih dewasa,
menjadi apatis, lebih berpengalaman, lebih kuat, semakin
terampil.
C
PENGUJIAN

Faktor pengujian ( testing ) dapat terjadi bila dilakukan


design penelitian ulang (pratest dan pasca test )
sehingga terjadi kenaikan skor uji akhir ( pasca test )
karna subjek pernak mengerjakan uji awal ( pre test )
D
INSTRUMENTASI
Instrumentasi merupakan cara pengukuran yang
digunakan eksperimen. Instrumentasiyang tidak
memenuhi syarat, akan menghasilkan skor yang tidak
akurat. Sumber invaliditasnya dapat berupa : derajat
kesukaran yang berbeda antara uji awal dan uji akhir,
petugas pengukurannya ( observer,tester) tidak sama
tingkat keterampilanya, termasuk harapan-harapan
peneliti yang secara sengaja atau tidak sengaja terlibat
dalam proses pengamatan.
E REGRESI STATISTIK
Regresi statistik merupakan kecendrungan hasil
penguuran variable terikat untuk bergeser ke arah pusat
( mean ).hal ini terjadi kalau subjek penelian dipilihatas
dasar nilai ekstrim. Subjek dengan skor tinggi pada ujian
awal cendrung akan turun skornya oada ujian akhir,
sebaliknya subjek dengan skor rendah pada ujian awal
akan cendrung naik pada ujian akhir. Skor tinggi atau
rendah pada uji awal ( pra test ) dapat terjadi karena
faktor kebeulan saja, sehingga jika terjadi perubahan skor
hasil test pada uji kedua bukan karena perubahan yang
sesungguhnya tetapi ada efek regresi statistik ini.
F BIAS DALAM SELEKSI
Bias dalam seleksi merupakan sejumlah perbedaan
sistematis yag terjadi pada perbandingan antar kelompok
sebelum pemberian perlakuan. Bias seleksi ini terjadi
karena pengelompokan dilakukakan berdasarkan
pertimbangan-pertimbanga tertentu, sebagaimana pasien
di rumah sakit di kelompokan berdasarka berat –
ringanya suatu penyakit.
G
SUBJEK KELUAR
Subjek keluar ( drop out ) merupakan kehilangan subjek
dari satu atau beberapa kelompok yang dipelajari yang
terjadi selama penelitian itu berlangsung. Jika pada akhir
perlakuan banyak subjek yang keluar.maka akan
mempengaruhi variable perlakuan. Hasil pengukuran
dapat menunjukan ada atau tidak ada perbedaan hasil
pada eksperimen itu, teapi hasil tersebut bukan karen
perlakuan, tetapi karen adanya subjek yang keluar.
Faktor ini perlu memperoleh perhatian terutama jika
eksperimental berlangsung lama.
H DIFUSI ATAU IMITASI PERLAKUAN

Dalam eksperimental dapat terjadi interaksi antara


anggota kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol.
Anggota kelompok kontrol mampelajari apa yang
diberikan kepada kelompok perlakuan, sehingga
mempengaruhi hasil pengukuranya. Pembelajaran
perlakuan yang sering diberikan kepada kelompok
eksperimen oleh kelompok kontrol terjadi terutama saat
terjadi kontak antara subjek pada kedua kelompok, atau
menirukan perilaku yang terjadi pada kelompok
perlakuan.
I DEMORALISASI
Individu atau kelompok yang tidak memperoleh
perlakuan berusaha mempelajari perlakuan yang
diperoleh kelompok lain, dan menuntut mendapatkan
perlakuan yang sama “baiknya” baiknya dengan
kelompok yang mendapatkan perlakuan. Hal ini disebut
compensaory equalization.

Sebaliknya pada kejadian lain dapat pula terjadai bahwa


keompok kontrol telah mengetahui bahwa kelompok lain
telah memperoleh perlakuan khusus. Akibatya menjadi
kurang produktif, kurang efisien, kurang motivasi akibat
dari persaan iri. Lebih-lebih lagi saat mengetahui bahwa
perlakuan yang diberikan itu kenyataanya tidak
menguntungkannya. Hal semacam itu disebut recentfull
demoralization.
J INTERAKSI KEMATANGAN DENGAN SELEKSI
Jenis interaksi ini dapat terjadi dalam design quai
eksperimental, yang dalam hal ini kelompok perlakuan
dan kelompok kontrol tidak dipilih secara acak tetapi
kelompok-kelompok utuh yamg sudah ada sebelumnya,
misalnya kelompk degan menggunakan kelas –kelas yang
telah ada disekolah.

Sekalipun prates menunjukan bahwa kedua kelompok


tersebut sebanding, secara kebetulan mungkinkelompok
perlakuan tersebut memiliki kematangan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kelompok kontrol atau sebaliknya.
Jika hal demikian ini terjadi hasil eksperimen dapat
ditafsirkan secara salah karena dianggap sebagai hasil
perlakuan, padahal sebenarnya karena faktor faktor
ketidaktepatan dalam seleksi.
MENINGKATKAN VALIDITAS INTERNAL
Dalam suatu eksperimen validitas internal memiliki peran
penting untuk mengetahui apakah perlakuan yang
diberikan kepada subjek benar-benar mempengaruhi
atau tidak mempengaruhi variable terikat yang sedang
dipelajari.

Cara meningkatkan validitas internal ini dapat dilakukan


dengan hal-hal berikut :
A
Pengelompokan unit eksperimen dilakukan secara
objektif. Randomisasi adalah teknik yang baik untuk
pegelompokan. Jika tidak memungkinkan melakukanya,
pengelompokan dapat dilakukan dengan cara
penyeragaman ( matching ) variable yang berpengaruh,
pembatasan variable sehingga ada homogenitas antar
kelompok.
B

Penggunaan instrument pengukuran yang valid dan


reliable, serta dilakukan dengan prosedur –prosedur yang
tepat.
C

Hindari terjadinya interaksi ( proses pembelajaran )


suatu perlakuan yang diberikan kepada kelompok
eksperimen kepada kelompok kontrol selama kegiatan
penelitian berlangsung.
D

Membuat suasana yang ajeg,


khususya di lingkungan eksperimen.
Thanks for your attention

You might also like