BANYAK FAKTOR The QUESTIONS • Apakah variable eksperimental yang diberikan itu benar-benar memberi pengaruh bagi perubahan variable terikat ? • Apakah benar akibat atau perubahan yang terjadi pada veriable terikat ( Y ) disebabkan oleh perlakuan yang diberikan peneliti bukan oleh faktor lain ? • Jika benar variable terikat dipengaruhi oleh perlakuan apakah hasil penelitian dapat digeneralisasikan untuk subjek di lingkungan lai di luar subjek yang di eksperimen ? • Suatu eksperimen dikatakan valid jika variable perlakuan benar benar mempengaruhi perilaku yang diamati ( variable terikat ) dan akibat-akibat yang terjadi pada variable terikat tersebut terjadi bukan karena variable lain.
• Eksperimen juga dikatakan berhasil jika hasil suatu
eksperimental dapat digeneralisasikan pada populasi lainya yang berbeda subjek, tempat dan ekologinya. Maka validitas penelitian terdapat dua macam yaitu • validitas yang berhubungan dengan efek yang timbul, biasanya disebut dengan validitas inernal ( internal validity ) • validitas yang berhubungan dengan penerapan hasil eksperimen biasanya disebut validitas eksternal And here we gonna telling you here about
Internal Validity in The Experimental
Research THE DEFINITION
Validitas internal merupakan validitas penelitian yang
berhubungan dengan pertanyaan : sejauh mana perubahan yang diamati (Y) dalam suatu eksperimen benar-benar hanya terjadi karena X yaitu perlakuan yang diberikan ( variable perlakuan ) dan bukan karena faktor lain ( Variable luar ). Validitas internal tidak mudah dicapai dengan begitu saja, ada beberapa faktor yang mengganggu validitas ini yang dapat menimbulkan invaliditas dalam eksperimen. Cock and campbell (1979) mengemukakan sejumlah pengganggu validitas internal yang perlu diperhatikan A Historis merupakan kejadian -kejadian di lingkungan penelitian diluar perlakuan yang muncul selama penelitian berlangsung. Yakni antara test pertama da test berikutnya. Keadian-kejadian ini bukan meruakan bagian dari perlakuan tetapi turut mempengaruhi variabilitas nilai subjek penelitian.
Perubahan dalam bidang sosial, politik sistem ekonomi,
cuaca dsb yang terjadi antara test pertama dengan test berikutnya mempengaruhi perilaku. Faktor ini akan membesar pengaruhnya jika penelitian berlangsung lebih lama. B MATURASI Maturasi ( Maturation ) meruakan proses yang terjadi pada subjek sehingga menimbulkan perubahan. Perubahan- perubahan tersebut tidak berhubungan dengan variable yang menjadi perhatian peneliti. Maturasi dalam eksperimetal ini pengertianya lebih luas dibandingkan dalam pengertian psikologi perkembangan.
Maturasi ini mencakup berbagai dan segala perubahan
sistematis dalam suatu waktu yang meliputi perubahan fisik maupun kejiwaan termasuk didalamya: lebih dewasa, menjadi apatis, lebih berpengalaman, lebih kuat, semakin terampil. C PENGUJIAN
Faktor pengujian ( testing ) dapat terjadi bila dilakukan
design penelitian ulang (pratest dan pasca test ) sehingga terjadi kenaikan skor uji akhir ( pasca test ) karna subjek pernak mengerjakan uji awal ( pre test ) D INSTRUMENTASI Instrumentasi merupakan cara pengukuran yang digunakan eksperimen. Instrumentasiyang tidak memenuhi syarat, akan menghasilkan skor yang tidak akurat. Sumber invaliditasnya dapat berupa : derajat kesukaran yang berbeda antara uji awal dan uji akhir, petugas pengukurannya ( observer,tester) tidak sama tingkat keterampilanya, termasuk harapan-harapan peneliti yang secara sengaja atau tidak sengaja terlibat dalam proses pengamatan. E REGRESI STATISTIK Regresi statistik merupakan kecendrungan hasil penguuran variable terikat untuk bergeser ke arah pusat ( mean ).hal ini terjadi kalau subjek penelian dipilihatas dasar nilai ekstrim. Subjek dengan skor tinggi pada ujian awal cendrung akan turun skornya oada ujian akhir, sebaliknya subjek dengan skor rendah pada ujian awal akan cendrung naik pada ujian akhir. Skor tinggi atau rendah pada uji awal ( pra test ) dapat terjadi karena faktor kebeulan saja, sehingga jika terjadi perubahan skor hasil test pada uji kedua bukan karena perubahan yang sesungguhnya tetapi ada efek regresi statistik ini. F BIAS DALAM SELEKSI Bias dalam seleksi merupakan sejumlah perbedaan sistematis yag terjadi pada perbandingan antar kelompok sebelum pemberian perlakuan. Bias seleksi ini terjadi karena pengelompokan dilakukakan berdasarkan pertimbangan-pertimbanga tertentu, sebagaimana pasien di rumah sakit di kelompokan berdasarka berat – ringanya suatu penyakit. G SUBJEK KELUAR Subjek keluar ( drop out ) merupakan kehilangan subjek dari satu atau beberapa kelompok yang dipelajari yang terjadi selama penelitian itu berlangsung. Jika pada akhir perlakuan banyak subjek yang keluar.maka akan mempengaruhi variable perlakuan. Hasil pengukuran dapat menunjukan ada atau tidak ada perbedaan hasil pada eksperimen itu, teapi hasil tersebut bukan karen perlakuan, tetapi karen adanya subjek yang keluar. Faktor ini perlu memperoleh perhatian terutama jika eksperimental berlangsung lama. H DIFUSI ATAU IMITASI PERLAKUAN
Dalam eksperimental dapat terjadi interaksi antara
anggota kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol. Anggota kelompok kontrol mampelajari apa yang diberikan kepada kelompok perlakuan, sehingga mempengaruhi hasil pengukuranya. Pembelajaran perlakuan yang sering diberikan kepada kelompok eksperimen oleh kelompok kontrol terjadi terutama saat terjadi kontak antara subjek pada kedua kelompok, atau menirukan perilaku yang terjadi pada kelompok perlakuan. I DEMORALISASI Individu atau kelompok yang tidak memperoleh perlakuan berusaha mempelajari perlakuan yang diperoleh kelompok lain, dan menuntut mendapatkan perlakuan yang sama “baiknya” baiknya dengan kelompok yang mendapatkan perlakuan. Hal ini disebut compensaory equalization.
Sebaliknya pada kejadian lain dapat pula terjadai bahwa
keompok kontrol telah mengetahui bahwa kelompok lain telah memperoleh perlakuan khusus. Akibatya menjadi kurang produktif, kurang efisien, kurang motivasi akibat dari persaan iri. Lebih-lebih lagi saat mengetahui bahwa perlakuan yang diberikan itu kenyataanya tidak menguntungkannya. Hal semacam itu disebut recentfull demoralization. J INTERAKSI KEMATANGAN DENGAN SELEKSI Jenis interaksi ini dapat terjadi dalam design quai eksperimental, yang dalam hal ini kelompok perlakuan dan kelompok kontrol tidak dipilih secara acak tetapi kelompok-kelompok utuh yamg sudah ada sebelumnya, misalnya kelompk degan menggunakan kelas –kelas yang telah ada disekolah.
Sekalipun prates menunjukan bahwa kedua kelompok
tersebut sebanding, secara kebetulan mungkinkelompok perlakuan tersebut memiliki kematangan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol atau sebaliknya. Jika hal demikian ini terjadi hasil eksperimen dapat ditafsirkan secara salah karena dianggap sebagai hasil perlakuan, padahal sebenarnya karena faktor faktor ketidaktepatan dalam seleksi. MENINGKATKAN VALIDITAS INTERNAL Dalam suatu eksperimen validitas internal memiliki peran penting untuk mengetahui apakah perlakuan yang diberikan kepada subjek benar-benar mempengaruhi atau tidak mempengaruhi variable terikat yang sedang dipelajari.
Cara meningkatkan validitas internal ini dapat dilakukan
dengan hal-hal berikut : A Pengelompokan unit eksperimen dilakukan secara objektif. Randomisasi adalah teknik yang baik untuk pegelompokan. Jika tidak memungkinkan melakukanya, pengelompokan dapat dilakukan dengan cara penyeragaman ( matching ) variable yang berpengaruh, pembatasan variable sehingga ada homogenitas antar kelompok. B
Penggunaan instrument pengukuran yang valid dan
reliable, serta dilakukan dengan prosedur –prosedur yang tepat. C
Hindari terjadinya interaksi ( proses pembelajaran )
suatu perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen kepada kelompok kontrol selama kegiatan penelitian berlangsung. D
Membuat suasana yang ajeg,
khususya di lingkungan eksperimen. Thanks for your attention