You are on page 1of 58

SISTEMATIKA SAJIAN

ETIKA ORGANISASI PEMERINTAH

I PENDAHULUAN
- Latar Belakang
- Tujuan Intruksional Umum (TIU)
- Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
II POKOK BAHASAN
A. ETIKA BIROKRASI
- Pengertian Etika dan Moralitas
- Konsepsi Etika dan Moralitas
- Prinsip-prinsip Etika

Bandiklat 1
B.ETIKA
B. ETIKAKEHIDUPAN
KEHIDUPANBERBANGSA
BERBANGSA
--Latar
LatarBelakang
Belakang
--Pokok-Pokok
Pokok-PokokEtika
EtikaKehidupan
KehidupanBerbangsa
Berbangsa
C.ETIKA
C. ETIKAORGANISASI
ORGANISASIPEMERINTAH
PEMERINTAH
--Dimensi
DimensiEtika
EtikaDalam
DalamOrganisasi
Organisasi
--Etika
Etikadalam
dalamPemerintahan
Pemerintahan
--Etika
EtikaDalam
DalamJabatan
Jabatan
D.ETIKA
D. ETIKAPEGAWAI
PEGAWAINEGERI
NEGERISIPIL
SIPIL
--Kewajiban
Kewajibandan
danlarangan
laranganbagi
bagiPNS
PNS

--Kode
KodeEtik
EtikPNS
PNS
III. PENUTUP
III. PENUTUP

2
•Kredibelitas
•Kewibawaan

Pemerintah
•Etika
Aparatur
•Moralitas Pemerintah

• Tuntutan Akuntabilitas
Aspirasi.
Penghormatan GOOD
• Kepentingan GOVERNANCE
TUGAS
masy

Masyarakat •Keterbukaan
•Partisipasi aktif
•Pemberdayaan 3
Setelah mengikuti pembe
lajaran ini peserta diharap 1. Menjelaskan pengertian etika, etiket, etos, moral,
kan mampu memahami birokrasi, dan etika birokrasi;
tentang konsep moralitas, 2. Membedakan pengertian etika, etiket, etos,
moral, dan birokrasi;
etika, disiplin, birokrasi
3. Menjelaskan teori-teori etika birokrasi dalam lingkup
dalam kontek organisasi
etika;
pemerintah 4. Menjelaskan Pokok-pokok kode etik PNS
4. Menjelaskan asas-asas umum pemerintahan yg
baik (Good Governance)

4
KAITAN MATA DIKLAT ETIKA ORGANISASI
PEMERINTAH DG MATA DIKLAT LAIN

ETIKA ORGANISASI
ETIKA ORGANISASI
PEMERINTAH
PEMERINTA H

SISTEM BUDAYA KERJA


PEMERINTAHAN ORGANISASI
NKRI PEMERINTAH

WAWASAN
KEBANGSAAAN
NKRI
5
Kehidupan Masyarakat cenderung
semakin bebas, leluasa dan terbuka

Akan tetapi tidak berarti tidak ada


batasan sama sekali

reflksi
6
Kata ETIKA dan ETIKET  bahasa Yunani, yaitu
”ethos”, yang berarti ”adat istiadat” atau
”kebiasaan”. Dalam bahasa Perancis kuno kata
ETIKA ATAU ETHIC kata ethique  Sejumlah
prinsip moral. Sedangkan ETIKET berasal dari
etiquette yang berarti Aturan Tingkah Laku.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, ETIKET diartikan


sebagai : tata cara (adat, sopan santun). Jadi
jelas bahwa etika berhubungan dengan nilai-nilai
moral, hal yang ada dalam diri dan pikiran
manusia, sedangkan etiket berhubungan dengan
sopan santun, kebiasaan, hal yang nampak
(Majalah Auditor, Vol. 4, No. 8, Juni-Agustus
Tahun 2003).
7
Bertens (2004) dalam bukunya ”ETIKA”, memberikan tiga
pengertian kata Etika yaitu:

Pertama, kata ”etika” bisa dipakai dalam arti: nilai-nilai dan


norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi
seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur
tingkah lakunya.
Kedua, “etika” berarti juga: kumpulan asas atau nilai moral.
Dimaksudkan dengan kumpulan asas atau nilai moral
disini adalah ”kode etik”, yang disepakati diantara
anggota suatu kelompok atau organisasi.
Ketiga, ”etika” mempunyai arti : ilmu tentang yang baik atau
buruk. Etika disini sama artinya dengan filsafat
moral.

Ngamuk 8
Berdasarkan uraian-uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
etika adalah:

1. Nilai-nilai atau norma yang menjadi pedoman bagi


seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya;
2. Norma yang disepakati oleh anggota kelompok atau
organisasi untuk menjalankan organisasinya;
3. Ilmu mempelajari tentang yang baik atau yang
menyimpang.

Sedangkan etiket adalah tata cara atau adat (kebiasaan) yang


berlaku bagi masyarakat tertentu.

9
Berdásarkan UUD 1945 dikenal adànya istilah yang erat
kaitannya dengan administrasi Negara sebagai sistem yang
dipraktekkan. - Penyelenggara Negara
- Penyelenggaraan Pemerintahan Negara

(Soeharyo dan Efendi: 2005)

Intermezo
KONSEPSI ETIKA DAN MORALITAS
Kata yang cukup dekat dengan “etika” adalah “moral”.
Moral adalah (ajaran tentang) baik buruk yang diterima umum
mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, akhlak, budi pekerti, dan
susila.

Terdapat kesamaan arti antara etika dengan moral, Bertens


(2004) bahwa secara etimologis ”moral” sama dengan ”etika”,
sekalipun bahasa asalnya berbeda, yaitu nilai-nilai dan norma-
norma yang menjadi pegangan bagi seseorang, atau suatu
kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.

Etika dan moral sama artinya, tetapi dalam pemakaian sehari-hari


ada sedikit perbedaan. Moral dipakai untuk perbuatan yang sedang
dinilai, sedangkan etika dipakai untuk pengkajian sistem nilai yang
ada. Surajiyo (2005)

11
1. Nilai-nilai Peribadi 2. Nilai-nilai yang
•Amanah Berkerjasama mengutamakan Pelanggan
•Bertanggungjawab Bersih •Berbudi Mulia
•Ikhlas Tekun •Bersabar
•Berdedikasi Serderhana •Sopan-santun
•Peramah

6. Nilai-nilai 3. Nilai-nilai
Keagamaan Kepimpinan
•Bersyukur NILAI
•Beriman ETIKA •Adil
•Bertakwa •Berani

4. Nilai-nilai Profesionalisme
5. Nilai-nilai
•Berilmu Neutraliti
Produktiviti/Kualiti
•Kreatif Kejujuran
•Inovasi Intelektual
•Produktif
•Integriti Akuntabiliti
•Kualiti
•Berkecuali
12
PRINSIP-PRINSIP ETIKA
Supriadi,2001:20

1. Prinsip Keindahan
(Beauty)

Etika manusia yang


memperhatikan keindahan

Seseorang memerlukan
penampilan yang serasi dan indah
atau enak dipandang

13
2. Prinsip Persamaan
(Equality)

Setiap manusia yg lahir memiliki hak dan


kewajiban masing-masing yg pada dasarnya
adalah sama atau sederajat

Etika ini dpt menghilangan


diskriminasi yg membeda-
bedakan tingkat pelayanan
pd masyarakat

14
3. Prinsip Kebaikan
(Goodness)
Prinsip kebaikan adalah bersifat Universal
Hormat menghormat sesama dan berbuat baik kepada
orang lain

Tujuan penyelenggaraan
pemerintahan, pembangunan dan
pelayanan publik pada dasarnya
adalah untuk menciptakan kebaikan
dan perbaikan bagi masyarakatnya.

15
4. Prinsip Keadilan
(Justice)

Keadilan adalah kemauan yang tetap dan


kekal untuk memberian kepada setiap
orang apa yang semestinya

16
5. Prinsip Kebebasan
(Liberty)

Mengandung arti :

• Kemampuan untuk menentukan dirinya sendiri


• Kesanggupan untuk mempertanggungjawabkan
perbuatan
• Syarat-syarat yang memungkinkan manusia untuk
melaksanakan pilihannya beserta konsekuensinya dari
pilihan itu

17
6. Prinsip Kebenaran
(Truth)

Perlu menjembatani antara kebenaran dalam pemikiran dg


kebenaran dalam kenyataan atau kebenaran yang terbukti.
Betapapun doktrin etika tidak selalu dpt diterima oleh
orang awam apabila kebenaran yang terdapat didalamnya
belum dapat dibuktikan

18
Konsiderasi TAP MPR Nomor :VI/MPR/2001 sbgmana
termaktub dlm Pembukaan UUD Negara Republik
Indonesia. terbentuk NKRI adalah untuk melindungi
segenap bangsa. = Tujuan Nasional atau cita-cita luhur
bangsa, yg harus selalu menjadi acuan seluruh
masyarakat bangsa maupun pemerintah.

Untuk mewujudkan cita-cita luhur tsb, diperlukan


pencerahan dan sekaligus pengamalan etika kehidupan
berbangsa bg seluruh rakyat Indonesia.

19
Etika kehidupan berbangsa dewasa ini mengalami
kemunduran yg turut menyebabkan terjadinya krisis
multidimensi.  TERJADINYA ANCAMAN YG SERIUS THD
PERSATUAN BANGSA & ETIKA KEHIDUPAN BERBANGSA

 diperlukan adanya rumusan tentang pokok-pokok etika kehidupan


berbangsa, sebagai acuan bagi pemerintah dan seluruh bangsaa dlm
rangka menyelematkan dan meningatan mutu kehidupan berbangsa itu

Muncul kekhawatiran para wakil rakyat di MPR diterbitkan


TAP MPR Nomor VI/MPR-2001.

20
1. MASIH LEMAHNYA PENGHAYATAN DAN PENGAMALAN AGAMA
2. SISTEM SENTRALISASI PEMERINTAHA MASA LAMPAU
3. TIDAK BERKEMBANGNYA PEMAHAMAN DAN PENGHARGAANATAS KEBHINEKAAN
DAN KEMAJEMUKAN DLM KEHIDUPAN BERBANGSA
4. TERJADINYA KETIDAK ADILAN EKONOMI DLM LINGKUP LUAS DLM KURUN
WAKTU YG PANJANG SERTA MUNCULNYA PRILAKU EKONOMI YG
BERTENTANGAN DG MORALITAS DAN ETIKA
5. KURANGNYA KETELADAN DLM SIKAP DAN PRILAKU PEMIMPIN DAN TOKOH
BANGSA
6. TIDAK BERJALANNYA PENEGAKAN HUKUM SECARA OPTIMAL
7. ADANYA KETERBATASAN KEMAMPUAN BUDAYA LOKAL, DAERAH DAN NASIONAL
DLM MERESPON PENGARUH NEGATIF DARI BUDAYA LUAS
8. MENINGKATNYA PROSTITUSI , MEDIA PORNOGRAFI , PERJUDIAN DAN
NARKOBA.

Waskeb. "Abdul Hamid" 21


1. PENGARUH GLOBALISASI KEHIDUPAN
YG SEMAKIN MELUAS DG PERSAINGAN
ANTAR BANGSA YG SEMAKIN TAJAM
2. MAKIN KUATNYA INTENSITAS
INTERVENSI KEKUATAN GLOBAL DALAM
PERUMUSAN KEBIJAKAN NASIONAL

Waskeb. "Abdul Hamid" 22


Rumusan TAP MPR tsb bersumber dari ajaran
agaman, khususny yang bersifat Universal, dan nilai-
nilai luhur budaya bangsa yg tercermin dalam
Pancasila sbg acuan dasar dlm berpikir, bersikap dan
bertingkah laku dlm kehidupan berbangsa

1.Kejujuran 6. Gengsi
2.Amanah 7. Tanggung Jawab
3.Keteladan 8. Menjaga Kehormatan
4.Sikap toleran
5.Rasa Malu 9. Martabat diri sbg warga
bangsa

23
1. Etika Sosial Budaya
Berakar dan bersumber pada rasa kemanusian yg mendalam,
dg menampilkan sikap jujur, saling memahami, saling
menghargai, saling menolong diantara sesama manusia dan
menumbuhkan budaya malu.

Intropeksi
diri

24
2. Etika Politik dan Pemerintahan

Dimaksudkan : untuk mewujudkan pemerintahan yg bersih,


efesien dan efektif serta menumbuhkan suasana politik yg
demokratis yg bercirikan:

• Keterbukaan ,
• Rasa tanggungjawab • Menjujung tinggi HAM

• Tanggap akan aspirasi rakyat • Keseimbanan Hak dan


Kewajiban
• Menghargai Perbedaan
• Jujur dalam persaingan
• Kesediaan utk menerima pendapat yg lebih benar

25
Etika ini mengamanatkan :

Agar penyelenggara negara memilii rasa kepedulian tinggi dlm


memberikan pelayanan kpd publik, siap mundur apabila merasa
dirinya telah melanggar kaidah dan sistem atau dianggap tidak
mampu memenuhi amanah masy. Bangsa dan negara

Permusuhan dan pertentangan diselesaikan dg musyawarah dg


penuh ke arifan dan kebijaksanaan sesuai nilai-nilai agama dan
nilai budaya dg tetap menjujung tinggi perbedaan sesuatu yg
manusiawi dan alamiah.

26
Etika ini mengandung misi sbb:

Setiap pejabat dan elit politik utk bersikap jujur, amanah,


sportif, siap melayani, berjiwa besar, memiliki
keteladanan, rendah hati dan siap mundur dari jabatan
publik apabila terbukti melakukan kesalahan secara moral

Etika ini diwujudkan dalam bentuk sikap dan tatakrama


dlm prilaku politik yg teleran, tidak berpura-pura, tidak
arogan, jauh dari sikap munafik serta tidak melakukan
kebohongan publi, tidak manipulasi dan berbagai
tindakan yg tidak terpuji.

27
3. Etika Ekonomi dan Bisnis
Dimaksudkan : agar prinsip dan prilaku ekonomi dan bisnis baik
oleh perseorangan, instansi maupun pengambil keputusan dlm
bidang ekonomi dpt melahirkan kondisi dan reallitas ekonomi yg
bercirikan:
• Persaiangan yg jujur ,
• Berkeadilan
• Mendorong berkembangnya etos kerja ekonomi
• Terciptanya suasana kondusi utk pemberdayaan
ekonomi yg berpihak kpd rakyat kecil

Etika ini mencegah terjadinya praktek-praktekmonopoli,


oligopoli, kebjakan ekonomi yg mengarahkan kpd perbuatan
KKN, menghalalkan segala cara dlm memperoleh keuntungan.

28
4. Etika Penegakan Hukum yg berkeadilan

Etika dimaksudkan utk menumbuhkan kembangkan kesadaran


bhw tertib sosial, ketenangan dan keteraturan hidup bersama
hanya dpt diwujudkan dg ketaatan thd hukum dan seluruh
peraturan yg berpihak kpd keadilan.

Etika ini meniscayakan penegakan hukum scr adil, perlakuan yg


sama dan tidak diskriminatif thd setiap warga dihadapan hukum
dan menghindarkan penggunaan hukum secara salah sbg alat
kekuasaan dan bentuk-bentuk manipulasi hukum lainnya.

29
5. Etika Keilmuan

Etika dimaksudkan utk menjujung tinggi IPTEK agar warga bangsa


mampu menjaga harkat dan martabat, berpihak kpd kebenaran
untk mencapai kemajuan sesuai dg nilai-niali agama dan budaya.

Etika ini diwujudkan secara pribadi dan kolektif dalam karsa,


cipta dan karya yg tercermin dlm prilaku kreatif, inovatif, inventif
dan komunikatif dalam kegiatan belajar,meneliti, menulis,
berkarya serta menciptakan iklim kondusif bagi pengembangan
IPTEK.

Pentingnya budaya kerja keras, menghargai waktu, disiplin,


menepati janji, komitmen diri  mencapai hasil terbaik.

30
6. Etika Lingkungan

Etika ini menegaskan pentingnya kesadaran


menghargai dann melestarikan lingkungan
hidup serta penataan tata ruang secara
sustainable dan bertanggungjawab

31
Pengertian Birokrasi
Birokrasi yang dalam bahasa Inggris, Bureaucracy, berasal dari kata
Bureau (berarti: meja) dan Cratein (berarti: kekuasaan), dimaksudkan
adalah kekuasaan berada pada orang-orang yang di belakang meja.

Jika kita mendengar kata ”Birokrasi” maka langsung yang ada dalam
pikiran kita bahwasanya kita berhadapan dengan suatu prosedur yang
berbelit-belit, dari meja satu ke meja lainnya, yang ujung-ujungnya
adalah biaya yang serba mahal (hight cost).
Pendapat yang demikian tidaklah dapat disalahkan seluruhnya, namun
demikian apabila orang-orang yang duduk dibelakang meja taat pada
prosedur dan aturan serta berdisiplin dalam menjalankan tugasnya,
maka birokrasi akan berjalan lancar dan ”biaya tinggi” akan dapat
dihindarkan.
32
Pendapat para ahli mengenai apa sebenarnya yang dimaksud
dengan birokrasi
Bintoro Tjokroamidjojo (1984)  ”Birokrasi dimaksudkan untuk mengorganisir
secara teratur suatu pekerjaan yang harus dilakukan oleh banyak orang”. Dan tujuan
dari adanya birokrasi adalah agar pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat dan
terorganisir.

Blau dan Page (1956) mengemukakan ”Birokrasi sebagai tipe dari suatu organisasi
untuk mencapai tugas-tugas administratif yang besar dengan cara mengkoordinir
secara sistematis (teratur) pekerjaan dari banyak orang”. yang bertujuan
meningkatkan efisiensi administratif, meskipun kadangkala di dalam
pelaksanaannya birokratisasi seringkali mengakibatkan adanya ketidakefisienan.

Dengan mengutip pendapat dari Mouzelis, Ismani (2001)  Birokrasi terdapat


aturan-aturan yang rasional, struktur organisasi dan proses berdasarkan
pengetahuan teknis dan dengan efisiensi dan setinggi-tingginya. Dari pandangan
tsb tidak sedikitpun alasan untuk menganggap birokrasi itu jelek dan tidak efisien”.

33
Fritz Morstein Marx
Dengan mengutip pendapat Fritz Morstein Marx, Bintoro Tjokroamidjojo (1984)
mengemukakan bahwa birokrasi adalah ”Tipe organisasi yang dipergunakan
pemerintahan modern untuk pelaksanaan berbagai tugas-tugas yang bersifat
spesialisasi, dilaksanakan dalam sistem administrasi yang khususnya oleh
aparatur pemerintahan”.

Riant Nugroho Dwijowijoto


Dengan mengutip Blau dan Meyer, Dwijowijoto (2004) ”Birokrasi adalah suatu
lembaga yang sangat kuat dengan kemampuan untuk meningkatkan kapasitas-
kapasitas potensial terhadap hal-hal yang baik maupun buruk dalam
keberadaannya sebagai instrumen administrasi rasional yang netral pada skala
yang besar”..Birokrasi dalam praktek dijabarkan sebagai pegawai negeri sipil”.

34
Fritz Morstein Marx
Dengan mengutip pendapat Fritz Morstein Marx, Bintoro Tjokroamidjojo (1984)
mengemukakan bahwa birokrasi adalah ”Tipe organisasi yang dipergunakan
pemerintahan modern untuk pelaksanaan berbagai tugas-tugas yang bersifat
spesialisasi, dilaksanakan dalam sistem administrasi yang khususnya oleh
aparatur pemerintahan”.

Riant Nugroho Dwijowijoto


Dengan mengutip Blau dan Meyer, Dwijowijoto (2004) ”Birokrasi adalah suatu
lembaga yang sangat kuat dengan kemampuan untuk meningkatkan kapasitas-
kapasitas potensial terhadap hal-hal yang baik maupun buruk dalam
keberadaannya sebagai instrumen administrasi rasional yang netral pada skala
yang besar”..Birokrasi dalam praktek dijabarkan sebagai pegawai negeri sipil”.

35
ETIKA BIROKRASI

Norma atau nilai-nilai moral yang menjadi


pedoman bagi keseluruhan aparat pemerintah
dalam menjalankan tugas dan kewajibannya
demi kepentingan umum atau masyarakat”.

36
DIMENSI ETIKA DALAM ORGANISASI

Pola sikap dan prilaku yg diharapkan dari setiap individu dan kelompok
anggota organisasi, yg secara keseluruhan akan membentuk budaya
organisasi yg sejalan dg tujuan maupun filosofi organisasi yang
bersangkutan.

Organisasi sbg sebuah struktur hubungan antar manusia dan antar


kelompok yang memilii nilai-nilai tertentu yg menjadi kode etik atau
pola prilaku.  menjaga nama baik organisasi.

37
Karakteristik Organisasi yg Ideal

Menurut Max Weber (Indrawijaya,1986)

1. Spesialisasi/pembagian pekerjaan
2. Tingkatan berjenjang
3. Berdasarkan aturan dan prosedur kerja
4. Hubungan yg bersifat impersonal
5. Pengangkatan dan promosi anggota berdasarkan
kompetensi

38
Menurut Syafiie, (2004: 90):

Fungsi staf pegawai administrasi harus memiliki cara-cara


yang spesifik agar lebih efektif dan efisien, sebagai berikut :

1. Kerja yang ketat pada peraturan (rule)


2. Tugas yang khusus (spesialisasi)
3. Kaku dan sederhana (zakelijk)
4. Penyelenggaraan yang resmi (formal)
5. Pengaturan dari atas ke bawah (hirarkhis)
6. Berdasarkan logika (rasional)
7. Tersentralistik (otoritas)
8. Taat dan patuh (obedience)
9. Tidak melanggar ketentuan (discipline)
10. Terstruktur (sistematis)
11. Tanpa pandang bulu (impersonal)

39
Pandangan Wallis, 1989
Setiap anggota Birokrasi diharapkan memiliki beberapa karakteristik
sebagai berikut :

1. Bebas dari segala urusan pribadi (Personalitu Free)


2. Harus mengerti tugas dan ruang lingkup kedudukannya
3. Harus mengerti dan menerapkan kedudukan hukum atau
memahami aturan yg menetapkan kewajiban dan kewenangannya
dlm organisasi
4. Bekerja berdasarkan kontrak kerja dg kompensasi sesuai tugas dan
tanggung jawabnya
5. Dapat diangkat dan dipromosikan berdasarkan prestasi dan
kompetensi
6. Diberikan kompensasi berdasarkan tarif standar yg sesuai kedudukan
dan tupoksinya
7. Wajib mendahulukan tupoksi dari pa tugas2 lain
8. Ditempatkan pada struktur karir yg jelas
9. Harus berdisiplin dlm prilaku kerjanya dan dilakukan pengawasan
40
Pandangan Max Weber mengenai Model Organisasi Ideal

Mendudukan setiap anggota organisasi dlm hirarkhi Model organisasi ini


struktural bersifat mekanistis, kaku
Setiap pekerjaan diselesaikan berdasarkan prosedur dan impersonal (tidak
dan aturan kerja pribadi)
Setiap orang terikat dg ketat terhadap aturan dlm
organisasi

Model organisasi tsb tidak Karena tidak


menjamin interaksi dinamis. mengakomodasi
hubungan2 yg bersifat Pandangan tsb
personal dan sangat mendapatkan Kritik
membatasi prilaku yg
Mode organisasi yg ideal menurut ketat.
Weber, mewakili kondisi-kondisi
Berbagai organisasi dlm
pemerintahan

41
Dimensi Prilaku Manusia dlm Organisasi dg nilai-nilai
Etikanya mencakup beberapa dimensi sbb:

1. Dimensi hubungan antara anggota dg organisasi yg


tertuang dalam perjanjian atau aturan-aturan legal
2. Hubungan antara anggota dg pejabat dlm struktur
hirarkhi
3. Hubungan antara anggota organisasi dg anggota
organisasi lainnya
4. Hubungan antara anggota dg masyarakat yang
dilayaninya.

42
ETIKA DALAM PEMERINTAHAN

Dalam organisasi administrasi publik, pola-pola sikap dan prilaku serta


hubungan manusia dlm organisasi tsb dan hubungannya dg pihak luar
diatur dlm Peraturan Perundangan yg berlaku dlm sistem hukum
negara.
Adanya Etika ini diharapkan mampu membangkitkan kepekaan birokrasi
dalam melayani kepentingan masyarakat. Dimana tujuan yg hakiki
adalah untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat.

Dalam negara yg demokratis, mendahulukan kepentingan rakyat


menjadi tujuan dan sekaligus etika bagi setiap penyelenggara negara
dan pemerintahan, dg norma “dari, oleh, untuk rakyat”

43
ETIKA DALAM JABATAN
Para Penyelenggara Negara (Eksekutif, Legislatif,
Yudikatif) sebelum memangku jabatannya
diwajibkan untuk mengangkat sumpah/janji sesuai
peraturan dan perundang2an yg berlaku.
Sumpah/janji inilah yg menjadi kesepakatan dan
komitmen terhadap nilai-nilai dan standar-standar
sebagai kode etik jabatan.

44
PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) ?
Sebagai unsur aparatur negara adalah abdi negara dan
abdi masyarakat
Sebagai abdi negara seorang PNS
terikat dg segala aturan hukum, dan
mengatur jalannya pemerintahan dan
hubungan antara Pemerintah dg PNS.
Peraturan dan
per-undang2an
Pada tingkat organisasi, hubungan
yang berlaku.
antara organisasi dg PNS

Sebagai hubungan dg masyarakat,


kewajiban dan hak PNS
45
Dasar Hukum ditetapkannya Etika Pegawai Negeri Sipil adalah
sebagai berikut :

1. Pasal 5 ayat (2), pasal 27 ayat (1), dan pasal 28 dalam


Undang-undang Dasar 1945.
2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-
Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan
Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999.
3. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas KKN.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang
Peraturan Disiplin PNS.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 2004 tentang
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri 46
Sipil.
KEWAJIBAN DAN LARANGAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL
(PP No. 30 Tahun 1980 Pasal 2 dan 3)
Kewajiban PNS  terdapat 26 Butir antara lain :
1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan
Pemerintah.
2. Mengutamakan kepentingan Negara di atas kepentingan golongan
atau diri sendiri, serta menghindarkan segala sesuatu yang dpt
mendesak kepentingan Negara oleh kepentingan golongan, diri
sendiri atau pihak lain.
3. Menjujung tinggi kehormatan dan martabat negara, pemerintah dan
PNS
4. Mengangkat dan mentaati sumpah/janji PNS dan sumpah Jabatan
berdasarkan peraturan peundang-undangan yg berlaku.
5. Menyimpan rahasia negara dan atau rahasia jabatan dg se-baik2nya.
6. Memperhatikan dan melaksanakan segala ketentuan Pemerintah baik
yg langsung menyangkut tugas kedinasannya maupun yg berlaku scr
umum.

47
7. Melaksanakan tugas kedinasan dg se-baik2nya dan dg penuh
pengabdian, kesadaran dan tanggungjawab
8. Bekerja dg jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk kepentingan
negara.
9. Memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan, persatuan dan
kesatuan Korpri.
10. Segera melaporkan kepada atasannya, apabila mengetahui ada hal yg
dapat membahayakan atau merugikan Negara/pemerintah terutama
dibidang keamanan, keuangan dan materil.
11. Mentaati ketentuan jam kerja
12. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yg baik.
13. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negera dg sebaik-
baiknya.
14. Bertindak dan bersikap tegas, tetapi adil dan bijaksana terhadap
bawahannya.
15. Berpakaian rapi, sopan serta bersikap dan bertingkah lau sopan
santun kepada masyarakat, sesama PNS dan terhadap atasan.
16. Hormat menghormati antara sesama warganegara yg memeluk
agama /kepercayaan thd Tuhan Yang Maha Esa, yg berlainan
48
Larangan bagi PNS  18 butir antara lain :
1. Melaksanakan hal-hal yg dapat menurunkan kehormatan atau
martabat negara, Pemerintah.
2. Menyalahgunakan wewenangnya.
3. Tanpa izin pemerintah menjadi Pegawai atau bekerja untuk negara
asing.
4. Menyalahgunakan barang-barang, uang atau surat-surat berharga
milik negara.
5. Melakukan kegiatan bersama-sama dg atasan, teman sejawat,
bawahan atau orang lain di dalam keuntungan pribadi, golongan atau
pihak lain, yg secara langsung atau tidak langsung merugikan negara.
6. Melakukan tindakan yg bersifat negatif dg maksud membalas dendam,
thd bawahannya atau orang lain di dalam maupun diluar
lingkungannya atau orang lain di dalam maupun diluar
lingkungannnya.
7. Memasukkan tempat-tempat yg dapat mencemarkan kehormatan atau
martabat PNS, kecuali untuk kepentingan jabatan.

49
• Melakukan suatu tindakan atau sengaja atau tidak melakukan suaatu
tindakan yg dapat berakibat menghalangi atau mempersulit salah
satu pihak yang dilayani.
• Bertindak selaku perantara bagi sesuatu pengusaha atau golongan
untuk mendapatkan pekerjaan atau pesanan dari
kantor/dinas/instansi.
• Melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk apapun juga dalam
melaksanakan tugasnya untuk kepentingan pribadi, golongan atau
pihak lain.

Norma-norma sebagai pedoman sikap, tingkah laku dan


perbuatan PNS yg diharapkan dan dipertanggungjawabkan
dalam melaksanaan tugas pengabdiannya kepada bangsa,
negara, masyarakat dan tugas-tugas kedinasan
organisasinya serta pergaulan hidup sehari-hari sesama
PNS dan individu-individu di dalam masyarakat.
50
Hubungan PNS dg Tuhan Yang Maha Esa, antara lain :
• Bertaqwa kpd Tuhan Yang Maha Esa
• Harus menghormati antar sesama warga negara pemeluk
agama/kepercayaan
• Menghayati sikap kepatuhan, kelayakan, tata nilai yg berlaku dan
berkembang sesuai nilai agama yg ada
Hubungan PNS dengan Negara, antara lain :
• Taat kepada Pancasila dan UUD 1945, dg selalu mencoba memahami
melaksanakan dan mengamalkannya nilai-nilai moral yg terkandung di
dlmnya,
• Menjujung tinggi martabat dan kehormatan bangsa dan negara dg
menjaga, memelihara, mempertahanan unsur-unsur dan simbol-simbol
negara sesuai kemampuan bidang tugasnya.
• Memegang rahasia negara
• Wajib memiliki dedikasi dan loyalitas kepada Negara yg diwujudkan dg
sikap, prilaku dan perbuatan yg mencerminkan jawaban akan kebutuhan
51
kegiatan negara
Hubungan PNS dengan Pemerintah , antara lain :

• Wajib setia & taat pd Pemerintah RI dg wujud melaksanakan tugas dan


kewajiban Pemerintah sesuai dg bidang tugasnya
• Senantiasa meningkatkan dan mengembangkan profesionalitas dirinya
baik melalui pendidikan formal maupun informal

Hubungan PNS dengan Organisasi , antara lain :


• Wajib memelihara keutuhan, kekompakan, persatuan KORPRI
• Wajib memegang teguh norma kedinasan, patuh kepada pimpinan
serta menjujung tinggi sikap dan kehormatan PNS yg diwujudkan dg
menjalankan tugas dan kewajibannya dg baik sesuai hirarkhi yg ada
• Wajib memelihara dan menjaga keutuhan asset organisasi yg ada
sebagaimana miliki sendiri
• Wajib mengutamakan kepentingan organisasi di dalam melaksanaan tugas
serta siap sedia berbakti dalam tupoksi organisasi.
• Wajib memberikan suri tauladan yg baik.
• Harus mempunyai sikap loyal yg timbal balik dari atasan thd bawahan dan
sebaliknya.
52
Hubungan PNS dengan Masyarakat , antara lain :

• Mengutamakan kepentingan masyarakat di atas


kepentingan pribadi atau golongan dg wujud
memberikan pelayanan secara cepat, murah dan benar.
• Menjagi integritas, martabat dan wibawa sbg aparatur
negara dg berprilaku yg baik ditengah masyarakat dg
memperhatikan budaya, tradisi, kebiasaan adat istiadat
yg di jujung tinggi oleh masy. Setempat.

Hubungan PNS dengan diri sendiri , antara lain :

• Wajib menjaga kesehatannya dg sempurna utk menunjang pekerjaan


sehari-hari baik sebagai PNS, kehidupan pribadi dan rumah tangganya.
• Wajib membina kehidupan dirinya dan keluarganya dg sebaik-baiknya
sehingga dapat menunjang kelancaran tugas sbg PNS

53
Pada umumnya, penyusunan kode etik minimal didasari oleh
empat aspek pertimbangan sebagai berikut:
Profesionalisme

Keahlian khusus yang dimiliki oleh seseorang baik yang diperolehnya dari
pendidikan formal (dokter, akuntan, pengacara dll), dari bakat
(penyanyi, pelukis, pianis dll), serta dari kompetensi mengerjakan
sesuatu (direktur, pegawai, pejabat dll)

Akuntabilitas
Kesanggupan seseorang untuk mempertanggungjawabkan apa pun yang
dilakukannya berkaitan dengan profesi serta perannya sehingga ia
dapat dipercaya. Misalnya seorang auditor yang memeriksa laporan
keuangan sebuah perusahaan. Ia harus dapat
mempertanggungjawabkan hasil pemeriksaan yang dibuatnya sesuai
dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya.

54
Menjaga kerahasiaan
Sebuah kemampuan memelihara kepercayaan dengan bersikap hati-hati
dalam memberikan informasi. Seorang profesional harus mampu
menyeleksi hal-hal yang bisa diinformasikan kepada umum dan
informasi yang perlu disimpan sebagai sebuah kerahasiaan.

Independensi
Sikap netral, tidak memihak salah satu pihak, menyadari batasan-batasan
dalam mengungkapkan sesuatu juga merupakan salah satu
pertimbangan kode etik. Misalnya, untuk mendamaikan dua pihak yang
berselisih dan merugikan organisasi . Seorang atasan yang bisa
menjaga sikap independennya akan lebih dipercaya kedua belah pihak
sehingga akan sangat membantu dalam penyelesaian kasus
perselisihan yang dihadapinya.

Dalam lingkungan pemerintahan, penerapan etika birokrasi dituangkan


dalam PP nomor 42 tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan
Kode Etik Pegawai Negeri Sipil dan Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman
Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik
55
Pelaksanaan Tugas dan
Pertanggungjawaban Etik PNS

Setiap PNS harus memahami dan melaksanakan tugas


dengan sebaik-baiknya, menjujung tinggi
ketidakberpihakan terhadap semua golongan,
masyarakat, individu serta tidak diskriminatif dalam
memberikan pelayanan

Setiap PNS harus menunjukkan akuntabilitasnya


dengan mempertanggungjawaban seluruh
pelaksanaan tugas yang dibebankan kepadanya baik
kepada bangsa dan negara maupun masyarakat
melalui pimpinan atau atasan langsungnya.

56
PNS di Luar Kedinasan

1. Berkelakuan baik dan tidak melakukan perbuatan yg dapat


merendahkan martabat PNS
2. Tidak menyalahgunakan wewenang yang dimiliki
3. Tidak melakukan perbuatan yg melanggar ketentuan dan
peraturan perundang-undangan yg berlaku
4. Tidak menggunakan sarana dan prasarana kedinasan untuk
kepentingan pribadi
5. Tidak menggunakan sarana dan prasarana kedinasan sesuai
maksud dan tujuan sarana dan prasarana itu diadakan.

57
Pembinaan Jiwa Korsa PNS
Setiap PNS tergabung / terdaftar dg sendirinya sebagai Anggota
Korps PNS.

Setiap PNS harus senantiasa membina jiwa korps dg menciptakan dan


memelihara kesetiakawanan, kekompakan dan kesatuan korps PNS
dalam hubungan kedinasan yg meliputi :

• Hubungan PNS selaku bawahan thd atasan


• Hubungan PNS thd sesama PNS
• Hubungan PNS selaku atasan thd bawahan
• Sikap, tingkah laku dan perbuatan PNS thd organisasi dan
masyarakat

58

You might also like