You are on page 1of 4

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN

Pendekatan pengembangan kawasan dalam penanganan masalah kemiskinan adalah


serangkaian upaya yang melihat suatu kawasan sebagai kesatuan ruang yang bulat. Dengan
demikian orientasi dari program-programnya lebih terfokus pada tingkat wilayah sebagai
kesatuan. Berbeda dengan pendekatan sektoral, program pembangunan yang masuk kedalam
masyarakat di kawasan tertentu terfragmentasi ke dalam berbagai program sektoral, yang
masing-masing sektor mempunyai otoritas dalam pelaksanannya dalam tingkat bawah.

Sementara itu, dilihat dari jenis programnya pengembangan kawasan dengan fokus
perhatian untuk mengatasi masalah kemiskinan, ketertinggalan dan keterbelakangan
dibedakan menjadi dua. Yang pertama program-program yang secara langsung ditujukan
kelompok miskin dalam masyarakat. Program yang termasuk dapat berupa usaha untuk
mendorong peningkatan kondisi kehidupan masyarakat miskin, termasuk di dalamnya adalah
peningkatan pendapatan keluarga miskin melalui peningkatan usaha produksi serta usaha
untuk meningkatkan dan mendekatkan berbagai bentuk pelayanan kepada keluarga miskin
seperti kesehatan, air bersih, pendidikan. Yang kedua adalah program-program penyediaan
serta pengembangan berbagai bentuk sarana dan prasarana yang diperhitungkan dapat
mendorong perkembangan sosial ekonomi kawasan yang bersangkutan. Yang termasuk
program ini adalah pembangunan sarana transportasi dan komunikasi, prasarana produksi,
prasarana pemasaran. Jenis program yang kedua diharapkan mampu mendukung program
jenis yang pertama misalnya dalam bentuk kemudahan memperoleh sarana produksi dan
kemudahan dalam pemasaran dan juga dapat membuka peluang bagi usaha produktif yang
dapat dilakukan oleh keluarga miskin.

Dalam pelaksanaanya program-program yang langsungdiharapkan dapat


meningkatkan pendapatan dan taraf hidup masyarakat pada umumnya berupa berbagai
bantuan dan stimulan terhadap aktivitas produktif keluarga miskin. Dalam jangka pendek
program semacam itu bisa langsung dirasakan dampak positifnya dalam rangka peningkatan
pendapatan dan taraf hidup. Tidak hanya itu, seharusnya program tersebut juga dirancang
untuk dapat mendorong tumbuhnya kemampuan dan kemandirian masyarakat. Untuk itu,
program pengentasan kemiskinan sebaiknya lebih berorientasi pemberdayaan.melalui
pendekatan perberdayaan program-program yang dilaksanakan akan lebih menjamin adanya
keberlanjutan, sehingga mempunyai dampak jangka panjang.
Program yang berorientasi pemberdayaan akan lebih menjamin keberlanjutan, karena
program ini tidak semata-mata berorientasi hasil fisik-materiil, tetapi lebih berorientasi proses
khususnya melalui proses belajar sosial. Program kelembagaan mempunyai sasara utama
untuk menumbuhkan kompetensi masyarakat terhadap usaha-usaha perbaikan kondisi
kehidupan dan institusionalisasi berbagai aktivitas bersama dalam upaya peningkatan kondisi
kehidupan masyarakat.

Dampak dari adanya institusionalisasi yang diperoleh melalui proses belajar sosial ini
adalah proses keberlanjutan proses pembangunan atau usaha peningkatan taraf hidup
masyarakat, karena tidak ada lagi ketergantungan pada pihak eksternal. Sementara itu,
program pengadaan dan pengembangan sarana dan prasarana untuk mendukung
pengembangan kawasan dan mendukung upaya peningkatan pendapatan masyarakat,
diharapkan akan dapat mendorong perkembangan sosial ekonomi kawasan yang
bersangkutan.

5. Difersifikasi Regional

Identifikasi Potensi Andalan Daerah

Pembangunan pada dasarnya adalah proses yang bertujuan untuk meningkatkan taraf
hidup atau kesejahteraan masyarakat. Semakin banyak unsur-unsur kebutuhan dapat
terpenuhi merupakan indikasi makin meningkatnya taraf hidup atau kesejahteraan. Maka,
pembnagunan pada dasarnya adalah upaya menciptakan makin banyak peluang bagi
masyarakat guna memenuhi berbagai kebutuhannya. Di sisi lain dapat dikatakan bahwa di
setiap wilayah tersedia sumber dan potensi yang dapat dimanfaatkan guna memenuhi
kebutuhan tersebut. Yang perlu diperhatikan adalah sumber tersebut baru merupakan potensi
yang mengandung berbagai kemungkinan. Dengan demikian tidak secara otomatis suatu
daerah dengan sumber daya yang melimpah tingkat kesejahteraan masyarakatnya akan lebih
baik dibanding daerah lain dengan sumber daya yang terbatas.

Karena kondisi masing-masing daerah cukup beragam, potensi andalan antar daerah
juga tidak sama. Secara garis besar ada lima kriteria untuk menentukan dan memilih potensi
andalan tersebut.

1. Potensi tersebut secara riil dan cukup signifikan ada di daerah tersebut baik
bersifat laten maupun manifes. Dan potensi tersebut memiliki keunggulan
komparatuf dan kompetitif terhadap daerah lain.
2. Potensi tersebut mempunyai peluang untuk melibatkan anggota masyarakat daerah
yang bersangkutan dalam jumlah yang cukup besar, terutama dalam berbagai
aktivitas guna peningkatan taraf hidup
3. Potensi tersebut memberikan daya manfaat dalam jangka panjang
4. Potensi apabila dikembangkan mempunyai mata rantai perkembangan yang cukup
luas. Dengan demikian pengembangan potensi andalan akan dapat merangsang,
memacu dan mendinamisasi sektor lain
5. Lebih diprioritaskan pada potensi yang pendayagunaannya tidak membutuhkan
persyaratan yang diluar jangkauan masyarakat pada umumnya.

Nilai Strategis Pengembangan Potensi Andalan

Berkaitan dengan pelaksanaan pembangunan nasional, usaha mengoptimalkan potensi


daerah tersebut cukup memilki nilai strategis. Banyak pihak berpendapat di era globalisasi ini
perhatian pemerintah terutama pemerintah pusat akan lebih terfokus pada program-program
yang bersifat makro. Nilai strategis juga terletak pada peluang yang semakin besar bagi
perumusan program pembangunan yang lebih mengakomodasikan kondisi, permasalahan,
dan potensi daerah dan masyarakat lokal.

Di sisi lain, pengembangan wilayah yang berbasis pada potensi andalannya juga dapat
mengurangi adanya kecenderungan pilihan prioritas yang bersifat latah.apabila suatu daerah
mengembangkan sektoe tertentu, maka daerah lain tanpa banyak pertimbangan langsung ikut-
ikutan memasukkan sektor tersebut dalam program pembangunannya.

Peranan Pemerintah Daerah

Berkurangnya peranan pemerintah pusat dalam hal alokasi dana untuk pembangunan
daerah dapat dianggap sebagai tantangan yang menuntut daerah dan pemerintah daerah untuk
menyediakan dana sendiri bagi pembangunan daerah. Di lain pihak hal tersebut sekaligus
juga sebagai peluang bagi pengembangan potensi daerah. Dengan semakin berkurangnya
berkurangya peranan pemerintah pusat, maka secara langsung maupun tidak langsung akan
lebih membuka peluang bagi daerah baik dari sisi pemerintah daerah maupun masyarakat
sampai pada tingkat komunitasberkembang atas potensi dan kekuatan sendiri.
Dampak dari era globalisasi ekonomi dan iklim persaingan yang semakin tajam juga
turut menjadi faktor yang mendorong setiap daerah untuk menggali dan mengembangkan
potensinya masing-masing guna lebih memilki keunggulan kompetitif dan komparatif. Untuk
itu, identifikasi yang cermat tentang potensi dan sumber daya masing-masing daerah baik
sumber daya alam, manusia, maupun sosial, serta kemampuan untuk mengelolanya secara
rasional dan efisien perlu dilakukan.

Dalam pengembangan wilayah, khususnya pengembangan sektor andalan pemerintah


paling tidak berperan dalam tiga hal:

1. Mendorong tumbuh dan berkembangnya usaha produktif dalam rangka


pendayagunaan potensi andalan dalam bentuk pemberian motivasi, fasilitas kredit,
peningkatan penguasaan teknologi dan skill, peningkatan manajemen usaha dan
pengembangan institusi serta jaringan
2. Mengembangkan berbagai program yang dapat mendukung berbagai usaha produktif
melalui pembangunan sarana produksi, transportasi dan pemasaran.
3. Menyiapkan seperangkat regulasi yang dapat memberikan iklim kondusif bagi
beerbgai bentuk usaha produktif dan bagi terciptanya jaringan dan hubungan saling
menguntungkan antar sektor dan berbagai pihak.

You might also like