Professional Documents
Culture Documents
Ê Ê
Ê
Aspek tumbuh kembang pada anak, dewasa ini adalah merupakan salah satu
aspek yang penting untuk diperhatikan karena hal tersebut merupakan aspek yang
menjelaskan mengenai proses pembentukan seseorang baik secara fisik maupun
psikososial. Kebanyakan orang belum memahami mengenai hal tersebut. Mereka
menganggap bahwa selama anak tidak sakit, berarti anak tidak mengalami masalah
kesehatan termasuk pertumbuhan dan perkembangannya. Seringkali kebanyakan orang
memiliki pemahaman bahwa pertumbuhan dan perkembangan mempunyai pengertian
yang sama.
Tumbuh kembang anak terdiri dari beberapa tahapan dan tiap-tiap tahapan
mempunyai ciri sendiri. Salah satu tahapan tumbuh kembang anak adalah usia
prasekolah (3-6 tahun). Keberhasilan penerimaan pada tahap tumbuh kembang anak
sebelumnya adalah penting bagi anak prasekolah untuk meperbaiki tugas-tugas yang
sudah dikuasai pada masa toddler. Usia prasekolah mempunyai karakteristik sendiri,
masa ini merupakan masa persiapan anak menuju periode sekolah.
Terkait dengan upaya memberikan asuhan kesehatan (keperawatan) pada anak
usia prasekolah, supaya dapat mendeteksi perkembangan anak, seseorang terlebih
dahulu harus memahami aspek-aspek dalam perkembangan anak.
Oleh karena itu kami mengangkat topik mengenai Pertumbuhan dan
Perkembangan Anak Usia Prasekolah.
Ê
a. Tujuan umum
Mahasiswa mampu memahami dan melaksanakan Asuhan Keperawatan pada
Anak Sehat (anak usia prasekolah)
^
£
Makalah ini dibuat dengan sistematika penulisan sebagai berikut.
BAB I: PENDAHULUAN
A. Kesimpulan
B. Saran
ë
Ê Ê
Pertumbuhan adalah peningkatan jumlah dan ukuran sel pada saat membelah diri
dan mensintesis protein baru mengahsilkan peningkatan ukuran dan berat seluruh atau
sebagian bagian sel (Wong, 2009).
Anak merupakan individu yang unik, karena faktor bawaan dan lingkungan yang
berbeda, maka pertumbuhan dan pencapaian kemampuan perkembangan juga berbeda.
(Soetijiningsih, 1995).
Anak usia prasekolah adalah mereka yang berusia 3 ± 6 tahun. Mereka biasa
mengikuti program prasekolah dan kinderganten. Sedangkan di Indonesia pada
umumnya mereka mengikuti program tempat penitipan anak 3 ± 5 tahun dan kelompok
bermain atau Play Group (usia 3 tahun), sedangkan pada anak usia 4 ± 6 tahun biasanya
mereka mengikuti program taman kanak-kanak. (Biechler dan Snowman dari
Patmonodewo, 2003)
u
Pola tumbuh kembang bersifat jelas dapat diprediksi, kontinyu, teratur, dan
progresif, pola atau kecendrungan ini juga bersifat universal dan mendasar bagi semua
individu, namun unik dalam hal cara dan waktu pencapaiannnya.
Ê
!"
#$%
Secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang
anak, yaitu:
Menurut Soetjiningsih (1995: 2), faktor lingkungan dibagi dalam dua kelompok,
yaitu sebagai berikut.
a. Faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih dalam
kandungan (pra natal)
Faktor lingkungan pra natal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak antara lain
adalah:
2) Mekanis
Trauma atau cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan kelainan pada bayi yang
dilahirkan.Demikian pula keadaan posisi janin pada uterus dapat mengakibatkan talipes,
dislokasi panggul, tortikolis kongenital, palsi facialis, atau karnio tabes.
4) Endokrin
Beberapa hormon yang dihasilkkan oleh tubuh ibu berpengaruh besar terhadap
perkembangan janin yang dikandungnya, seperti hormon plasenta,somatotropin, tiroid
dan peptida-peptida lain. Janin juga mulai memproduksi hormonnya sendiri sesuai
dengan perkembangannya, seperti somatotropin yang mulai doproduksi sekitar minggu
ke-9 hingga minggu ke-20 dan selanjutnya menetap hingga lahir.
5) åadiasi
åadiasi pada kehamilan yang berumur kurang dari 18 minggu dicurigai dapat
menyebabkan kematian pada janin, kerusakan otak, mikrosefali, atau cacat bawaan
lainnya. åadiasi pada pria juga disinyalir dapat menyebebkan cacat bawaan pada
anaknya.
6) Infeksi
Pada saat bayi berada dalam kandingan juga tidak terlepas dari resiko terjadinya infeksi
mikroorganisme. Contoh mikroorganisme yang sering menyebabkan infeksi intrauterine
dan bisa menyebabkan cacat antara lain Toxoplasmosis, åubella, Cytomegalovirus, dan
Herpes Simplex. Infeksi lain yang juga dapat berpengaruh pada pertumbuhan janin
antara lain Coxsakie, Echovirus, HIV dan lain-lainnya.
7) Stress
Stress yang dialami ibu pada waktu hamil juga akan mempengeruhi keadaan bayi, baik
cacat bawaan ataupun gangguan psikologis bayi yang akan dilahirkannya tersebut.
8) Imunitas
åhesus atau ABO inkomtabilitas sering menyebabkan abortus, hidrops fetalis , kern
ikterus hingga lahir dalam keadaan meninggal.
b. Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir
(post natal)
Bayi yang baru lahir harus dapat melewati suatu masa transisi, dari suatu sistem yang
teratur yang sebagian besar tergantung pada organ ibunya, ke suatu sistem yang
tergantung pada kemampuan genetik dan mekanisme homeostatis bayi itu sendiri.
Lingkungan post natal yang mempengarui tumbuh kembang anak antara lain sebagai
berikut.
*
b)Jenis kelamin
Ada sebagian yang mengatakan terdapat perbedaan daya tahan yang berbeda antara
anak laki-laki dan perempuan.
c) Umur
Umur yang paling rawan adalah balita, yang terbukti pada masa itu banyak dijumpai
anak mulai sering sakit dan mudah terjadi kurang gizi.
d)Gizi
Makanan memegang peranan penting dalam kecukupan status butrisi individu, terlebih
balita yang dikatakan memiliki pertumbuhan yang paling pesat.
g)Penyakit kronis
Anak yang memiliki penyakit menahun akan mempengaruhi tumbuh dan kembangnya
secara optimal. Selain itu, dilhawatirkan anak akan mengalami stress yang
berkepanjangan akibat dari stressnya.
h)Fungsi metabolisme
Karena perbedaan mendasardalam proses metabolisme pada berbagai umur, maka
kebutuhan terhadap berbagai nutrient harus dilakukan perhitungan yang akurat.
ü
i) Hormon
Termasuk Growth Hormon, Tiroid, Glikokortikoid, Gonad, dan lain-lain.
b)Sanitasi
Meliputi kebersihan lingkungan yang mempengaruhi kesehatan orang di lingkungan
sekitarnya.
d)åadiasi
åadiasi yang tinggi dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak.
b)Motivasi belajar
Motivasi belajar dapat diberikan sejak dini dengn memberikan lingkungan dan saran
yang kondusif untuk belajar.
d)Kelompok sebaya
Sebagai sarana sosialisasi dalam mengembangkan keterampilan dan pengetahuannya
secara berkelompok denagn teman-teman yang seusia dengan anak tersebut.
e) Stress
Stress juga dapat menyebebkan terganggunya psikologis anak seperti mudah murung,
nafsu makan menurun dan sebagainya.
f) Sekolah
Meliputi aspek pendidikan yang dialami anak sehingga dapat memberikan pengetahuan
dan keterampilan yang terarah.
h)Agama
Factor agama juga dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak dan mempengaruhi
kecerdasan emosionalnya.
i) Urbanisasi
Kehidupan masyarakat yang cenderung miskin dan kekurangan juga akan berpengaruh
terhadap kecerdasan emosional daya dengan anak dan pikirannya.
£
%
1. Perkembangan psikososial (Erikson)
a. Menyatakan krisis yang dihadapi anak pada usia antara 3 dan 6 tahun disebut
³inisiatif versus rasa bersalah´
1) Orang terdekat anak usia prasekolah adalah keluarga
cc
4) anak usia prasekolah merupakan pengawas yang cermat tetapi kemampuan inter
prestasinya buruk sehingga anak dapat mengenali, tetapi tidak memahami
aktivitas seksual.
a) sebelum menjawab pertanyaan anak mengenai seks, orang tua harus
mengklarifikasi kembali apa yang sebenarnya ditanyakan dan dipikirkan
anak tentang subyek spesifik
b) orang tua harus menjawab pertanyaan mengenai seks dengan sederhan
dan jujur, hanya memberikan informasiyang anak tanyakan penjelasan
dengan rinci dapat diberikan nanti.
a. Tinjauan (Piaget)
2) anak usia prasekolah menunjukkan cara berpikir magis dan percaya bahwa
semua pikirannya mengandung kekuatan. Mereka dapat merasa bersalahdan
bertanggung jawab terhadap pikiran-pikiran ³buruk´ yang kadang-kadang
terjadi bersamaan dengan kejadian yang diharapkan (mis: mengharapkan
adiknya mati dan pada saat yang sama adiknya menjadi jatuh sakit dan
dirawat di rumah sakit)
1. Indikator Pertumbuhan Anak Prasekolah
a. Antropometri
1) Berat badan
Berat badan merupakan hasil peningkatan/penurunan semua jaringan yang ada pada
seluruh tubuh. Berat badan biasanya digunakan untuk menetukan status gizi dan tumbuh
kembang pada anak, pengukuran objektif dan dapat diulangi, mudah dan tidak
memerlukan banyak waktu. Tetapi indicator ini tidak sensitif terhadap proporsi tubuh,
misalnyaanak yang pendek gemuk atau tinggi kurus.
a) Pertambahan berat badan rata ± rata adalah 2,3 kg per tahun.
b) Berat badan rata ± rata anak usia 4 tahun adalah 16,8 kg.
cu
Tinggi badan pada usia pertumbuhan meningkat terus sampai ukuran maksimal dicapai.
Walaupun kenaikan tinggi badan ini berfluktuasi, dimana tinggi badan meningkat pesat
pada masa bayi, kemudian melambat, meningkat lagi pada masa remaja dan berhenti
pada usia sekitar 18-20 tahun.
a) Pertambahan tinggi badan rata ± rata adalah 6,25 ± 7,5 cm per tahun.
b) Tinggi rata ± rata anak usia 4 tahun adalah 101,25cm.
Dapat digunakan untuk menilai pertumbuhan otak. Penilaian ini dapat dilihat apabila
pertumbuhan otak kecil (mikrosefali) maka menunjukkan adanya retardasi mental,
sebaliknya apabila otaknya besar (volume kepala meningkat) akibat penyumbatan pada
aliran cairan cerebrospinalis.
Y
Digunakan untuk menilai jaringan lemak dan otot, tetapi penilaian ini banyak
berpengaruh pada keadaan jaringan tubuh apabila dibanding dengan BB. Penilaian ini
juga dapat dipakai untuk menilai status gizi pada anak usia pra sekolah.
c
Dilakukan untuk menilai umur pertumbuhan dan perkembangan seperti tulang (apabila
dicurigai adanya gangguan pertumbuhan ).
b. Gerakan Motorik Halus : Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak
untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian tubuh
tertentu yang dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang
cermat misalnya menggambar garis, lingkaran dan menggambar manusia.
Keterampilan motorik harus menunjukkan menunjukkan perkembangan utama
yang ditunjukkan dengan meningkatnya kemampuan menggambar.
1) Anak dapat membangun menara 9 atau 10 balok, membuat jembatan dari 3
balok, meniru bentuk lingkaran dan menggambar tanda silangpada usia 3 tahun.
2) Anak dapat merekatkan sepatu, meniru gambar bujur sangkar, menjiplak
segilima, dan menambahkan 3 bagian ke dalam gambar garis pada usia 4 tahun.
3) Anak dapat mengikat tali sepatu, menggunakan gunting dengan baik, meniru
gambar segi lima dan segitiga, menambahkan 7 sampai 9 bagian pada gambar
garis, dan menulkis beberapa huruf dan angka serta serta nama depan pada usia
5 tahun.
Aspek keamanan terkait dengan perkembangan gerakan motorik halus adalah sebagai
berikut :
1) Meskipun anak usia prasekolah kurang rentan terhadap kecelakaan dibandingkan
dengan todler, anak tetap beresiko pada cedera yang sama (mis, jatuh, aspirasi,
dan luka bakar) dan membutuhkan tindakan pencegahan yang sama.
2) Orang tua dan orang dewasa lainnya harus menekankan tindakan
keamanan;anak usia prasekolah mendengarkan orang dewasa, mampu
memahami serta memperhatikan tindakan pencegahan.
3) Anak usia prasekolah merupakan pengamat yang cermat dan meniru orang lain
sehinggaorang dewasa perlu´melakukan apa yang mereka ajarkan tentang
masalah keamanan.
4) Ketika berat badan anak 18,5 kg dan tinggi badan 100 cm , anak dapat
menggunakan sabuk pengaman pada tempat duduk dalam mobil.
c. Gerakan Motorik Kasar : Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap
tubuh, misalnya berdiri dengan satu kaki, berjalan naik tangga dan menendang
c*
bola ke depan. Keterampilan motorik kasar anak bertambah baik. Anak usia
prasekolah dapat melompat dengan satu kaki, melompat dan berlari lebih lancar.
Anak dapat menggembangkan kemampuan olahraga seperti meluncur dan
berenang.
1) Anak usia prasekolah dapat mengendarai sepeda roda tiga, menaiki tangga
menggunakan kaki bergantian, berdiri satu kaki selama beberapa menit dan
melompati sesuatu pada usia 3 tahun.
2) Anak mampu melompat, melompat dengan satu kaki, menangkap bola dan
menuruni tangga dengan kaki bergantian pada usia 4 tahun.
3) Anak dapat melompat dengan kaki bergantian, melempar dan menangkap bola,
melompati tali dan berdiri seimbang dengan satu kaki bergantian dengan mata
tertutup pada usia 5 tahun.
BAB III
PEMBAHASAN
&
1. Pengumpulan Data
Identitas Anak
Nama Panggilan :
Tanggal Lahir :
Umur :
Jenis Kelamin :
15 Tifoid
16 Hepatitis A
17 Varisela
Ê
&' ( )
Kemungkinan Diagnosa yang muncul :
1. åesiko kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d BB kurang dari normal
2. åesiko terjadi kecelakaan b.d peningkatan kemampuan motorik kasar anak
^u
£
(*( )
Diagnosa No. 1
a. Anjurkan orang tua untuk menyediakan makanan bergizi yang menarik bagi
anak
b. Modifikasi bentuk makanan sesuai dengan kesuakaan anak
c. Buat variasi menu yang bergizi setiap harinya
d. Berikan pendidikan kesehatan kepada orang tua tentang pentingnya nutrisi yang
baik bagi kesehatan anak
Diagnosa No.2
a. Ciptakan lingkungan yang aman bagi anak pada saat bermain
^
b. Pilih mainan yang aman dan tidak berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan
anak.
c. Monitor anak ketika bermain di dalam maupun diluar rumah
d. Jelaskan kepada orang tua mengenai safety guidance
Diagnosa No.3
a. Ajarkan orang tua tentang tugas perkembangan yang sesuai dengankelompok usia.
b. Beri waktu bermain dengan orang lain yang sering dan dengan berbagai mainan.
c. Perintahkan untuk memberi respon verbal dan mengajukan permintaan.
d. Beri pujian untuk perilaku yang positif.2.
e. Beri pendidikan kesehatan atau informasi mengenai pertumbuhandan
perkembangan anak
Diagnosa No. 4
Diagnosa No.5
a. Dorong untuk perawatan diri: merias diri sendiri, memakai bajusendiri,
perawatan mulut, perawatan rambut.
b. Beri penjelasan kepada anak dan orang tua tentang pentingnya perawatan gigi
^
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Selain itu untuk melakukan deteksi dini gangguan perkembangan, kini telah
dikembangkan berbagai tes perkembangan. Tes perkembangan yang sering digunakan
adalah DDST (DDST (Denver development screening test) dan DiDTK (Deteksi Dini
Tumbuh Kembang) yang meliputi KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan),
KPAP ( Kuesioner Perilaku Anak Pra Sekolah, Tes Daya Lihat dan tes Kesehataan Mata
Anak Pra Sekolah, Tes Daya Dengar Anak (TDD).
B. Saran
semua tahap usia anak. Hal tersebut sangat penting agar kita selaku tenaga kesehatan
mampu memberikan asuhan keperawatan anak yang berkualitas. Selain itu konsep
pertumbuhan dan perkembangan juga perlu diinformasikan kepada pihak keluarga
terutama orang tua klein sehingga orang tua pun dapat menyadari lebih dini jika
anaknya mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Dan sudah menjadi
tugas kita untuk memberdayakan pihak keluarga.