Professional Documents
Culture Documents
1. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Syarat-Syarat Tumbuh Kelapa Sawit ............................................... 2
B. Jenis-Jenis Tanah .............................................................................. 2
2. PEMBIBITAN ........................................................................................ 4
A. Perkecambahan ................................................................................. 4
B. Pembibitan Awal .............................................................................. 4
C. Pembibitan Utama ............................................................................ 5
D. Seleksi .............................................................................................. 6
4. PENANAMAN ....................................................................................... 9
A. Penentuan Jarak Tanam .................................................................... 9
B. Pemasangan Ajir ............................................................................... 9
C. Lubang Tanam .................................................................................. 10
D. Penanaman ........................................................................................ 10
E. Tanaman Penutup Tanah .................................................................. 11
5. PEMELIHARAAN ................................................................................ 11
A. Pengendalian Gulma ......................................................................... 11
B. Kastrasi ............................................................................................. 11
C. Pemupukan ....................................................................................... 12
D. Pengendalian Hama dan Penyakit .................................................... 15
E. Penunasan ......................................................................................... 16
6. PANEN .................................................................................................... 16
1. PENDAHULUAN
Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jack) diduga berasal dari dua
tempat, yaitu Amerika Selatan dan Afrika. Spesies Elaeis oleivera diduga berasal
dari Amerika Selatan dan spesies Elaeis guineensis berasal dari Afrika (Guenia).
Kelapa Sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang memiliki
berbagai keunggulan dibandingkan dengan minyak yang dihasilkan oleh tanaman
lain. Keunggulan tersebut di antaranya memiliki kadar kolesterol rendah, bahkan
tanpa kolesterol.
Minyak nabati yang dihasilkan dari pengolahan buah kelapa sawit berupa
minyak mentah (CPO atau Crude Palm Oil) yang berwarna kuning dan minyak
inti sawit (PKO atau Palm Kernel Oil) yang tidak berwarna (jernih). CPO atau
PKO banyak digunakan sebagai bahan industri pangan (minyak goreng dan
margarin), industri sabun (bahan penghasil busa), industri baja (bahan pelumas),
industri tekstil, kosmetik, dan sebagai bahan bakar alternatif (minyak diesel).
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Palmales
Famili : Palmaceae
Genus : Elaesis
Spesies : Elaeis guineensis
Elaeis melanococca / E. oleivera
Varietas : Elaeis guineensis dura
Elaeis guineensis tenera
Elaeis guineensis pisifera
1
A. Syarat Tumbuh Kelapa Sawit
a. Curah Hujan
Curah hujan yang ideal bagi kelapa sawit yakni 2.000 – 2.500 mm per
tahun dan tersebar merata setiap tahun. Musim kemarau selama tiga bulan atau
lebih dapat menurunkan produksi kelapa sawit. Sedangkan curah hujan yang
tinggi tidak berpengaruh buruk terhadap produksi kelapa sawit, asalkan drainase
dan penyinaran matahari cukup baik.
b. Penyinaran Matahari
Tanaman kelapa sawit termasuk tanama heliofil atau menyukai cahaya
matahari. Tanaman yang ternaungi karena jarak tanam yang sempit,
pertumbuhannya akan terhambat karena hasil asimilasinya kurang.
Selain itu, tanaman dewasa yang ternaungi produksi bunga betinanya
sedikit sehingga perbandingan bunga betina dengan bunga jantan (Sex Ratio)
kecil.
c. Tanam
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik di banyak jenis tanah,
yang penting tidak kekurangan air pada musim kemarau dan tidak tergenang air
pada musim kemarau dan tidak tergenang air pada musim hujan (drainase baik).
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh pada pH 4 – 6.5.
B. Jenis-Jenis Tanah
1. Tanah-tanah yang baik untuk pertumbuhan kelapa sawit
- Tanah Latosol
Tanah latosol di daerah tropis bisa berwarna merah, coklat, dan kuning.
Tanah latosol terbentuk di daerah yang iklimnya juga cocok untuk
tanaman kelapa sawit.
- Tanah Aluvial
Tanah-tanah aluvial sangat penting untuk tanaman kelapa sawit, meskipun
kesuburannya di setiap daerah/tempat berbeda-beda.
2
Di Sumatera, jenis tanah yang ditanami kelapa sawit seperti :
- Laparitik latasol yang disebut podsolik merah kuning.
- Basallik, andesitik yang berasal dari deposit vulkanik tua.
- Sedimen (endapan) dari laut dan sungai.
- Tanah-tanah aluvial yang ditutupi gambut dengan ketebalan kurang
dari 10 cm.
Potensi lahan yang baik untuk budidaya kelapa sawit adalah pada jenis
tanah mineral seperti tanah latosol maupun tanah aluvial. Podsolik merah-kuning.
Namun persoalannya adalah bahwa jenis-jenis tanah tersebut tidak habis
dimanfaatkan untuk segala jenis keperluan hidup manusia. Sehingga, perlu dicari
potensi lahan yang lain untuk budidaya tanaman kelapa sawit.
Salah satu alternatif lahan yang telah digunakan yakni lahan gambut.
Keunggulan lahan gambut untuk perkebunan kelapa sawit, di antaranya topografi
datar, penggunaan lahan lebih mudah dibandingkan lahan yang berbukit, lahan
gambuk kaya bahan organik dari hasil pelapukan organisme dan tumbuh-
tumbuhan.
Kelemahan lahan gambut di antaranya; pH asam, miskin har mikro,
drainase buruk. Selain itu, resiko hama dan penyakit di lahan gambut juga tinggi.
3
2. PEMBIBITAN
a. Perkecambahan
Berikut ini proses perkecambahan kelapa sawit :
1) Tendon buah diperam selama ± 3 hari supaya semua buah rontok dari tendon
buah. Siram air sesekali.
2) Pisahkan buah dari tendonnya dan peram lagi selama 3 hari.
3) Masukkan buah ke mesin pengaduk untuk memisahkan daging basah dan biji.
4) Cuci biji dengan air, lalu rendam selama 6-7 hari. Ganti air rendaman setiap
hari.
5) Rendam biji dengan Dithane M-45 pada konsentrasi 0,2 % selama 2 menit lalu
keringkan.
6) Masukkan biji dalam kaleng perkecambahan, lalu simpan dalam ruangan
khusus bersuhu ruang 39ºC dengan kelembaban 60-70 % selama 60 hari.
7) Angin-anginkan benih selama 3 menit setiap 7 hari sekali.
8) Setelah 60 hari, rendam benih ke dalam larutan Dithane M-45 0,2 % selama 2
menit.
9) Simpan benih di ruangan dengan suhu 27ºC. Setelah 10 hari benih akan
berkecambah.
4
Pemeliharaan bibit di pembibitan awal dengan cara sebagai berikut :
(1) Bibit disiram setiap hari (pagi atau sore).
(2) Bibit yang berada di bedengan dinaungi hingga kecambah berdaun 2-3 helai.
(3) Mencabut rumput yang berada dalam polybag.
(4) Jika bibit terlihat kekurangan unsur hara dengan ciri daun menguning, maka
bibit perlu dipupuk menggunakan urea (N) dengan dosis 2 gram per liter air
(0,21%) untuk 100 bibit. Pupuk diaplikasikan dengan cara disemprot.
(5) Pemberantasan hama dan penyakit secara terpadu.
5
Untuk pemupukan dosis dan jadwalnya tergantung pada umur dan
pertumbuhan bibit. Di main nursery, lebih dianjurkan untuk menggunakan pupuk
majemuk N-P-K-Mg dengan komposisi 15-15-6-4 atau 12-12-17-2 serta ditambah
kieserite (pupuk yang mengandung unsur Ca dan Mg).
Rekomendasi pemupukan bibit kelapa sawit di main nursery (gram per
bibit).
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara manual dan kimiawi
(disemprot) dan dilakukan apabila ada gejala serangan.
d. Seleksi
Seleksi di main nursery dilakukan dalam 4 tahap sebagai berikut :
(1) Setelah bibit dipindahkan dari prenursery.
(2) Setelah bibit berumur 4 bulan.
(3) Setelah bibit berumur 8 bulan.
(4) Saat dipindahkan ke lapangan.
3. PEMBIBITAN
6
Sistem pembukaan lahan antara lain :
1) Manual
Sistem ini menggunakan tenaga manusia dan alat sederhana. Metode
manual banyak digunakan di daerah yang tersedia tenaga kerja yang banyak.
2) Mekanis
Sistem ini dengan menggunakan alat-alat pertanian, seperti traktor dan
buldoser. Cara ini juga dapat digunakan pada areal yang rata, waktu pekerjaan
lebih cepat.
3) Kimia
Metode kimia dengan menggunakan herbisida (racun rumput).
b. Jaringan Jalan
Jaringan jalan perlu dipersiapkan terlebih dahulu sebelum proses
penanaman. Karena jaringan jalan berfungsi sehingga sarana pengangkutan bahan
pupuk produksi, dan lain-lain.
Jenis jalan tersebut antara lain :
(1) Jalan sekunder/jalan produksi (submain road) merupakan jalan transportasi
yang menghubungkan jalan utama dengan jalan koleksi (pengumpul hasil).
(2) Jalan koleksi (collecting road), yakni jalan yang berada di dalam blok-blok
penanaman yang berfungsi untuk pengumpulan hasil (buah), dimana lebar
jalan ± 4 meter.
(3) Jalan panen, yakni jalan untuk para pemanen mengangkut buah dari pohon ke
tempat pengumpul hasil. Umumnya menggunakan gerobak sorong.
7
Ket : x = Tanaman
- - - - = Jalan Panen
1 = Jalan Koleksi
2 = Jalan Sekunder/Jalan Produksi
(4) Jalan utama, yaitu jalan pengumpulan utama yang melayani sejumlah jalan
pengumpul hasil. Kendaraan yang telah penuh bermuatan buah sawit siap
menuju pabrik.
c. Drainase
Parit drainase (saluran air). Sangat penting terutama di lahan gambut yang
memang lebih banyak memerlukan parit dan juga pintu-pintu air yang berfungsi
untuk mengatur kebutuhan air di lokasi perkebunan.
Macam Drainase
(1) Drainase Lapangan (field drain)
Yaitu parit yang searah dengan barisan pohon kelapa sawit. Lebar dan
dalamnya 1 meter x 1 meter.
8
4. PENANAMAN
Luas Lahan
Jumlah Populasi =
Jarak Tanam × Jarak Antar Barisan
B. Pemasangan Ajir
Ajir adalah kayu atau bambu yang ditancapkan di tempat-tempat yang
akan ditanam kelapa sawit. Ajir ini sebagai tanda bagi kontraktor atau buruh
untuk membuat lubang tanam.
Barisan panjang dibuat dari arah utara – selatan. Pemancangan dilakukan
setelah selesai pembukaan lahan.
Alat dan bahan yang digunakan untuk pemasangan ajir antara lain;
theodolite atau kompas, tali, pancang.
9
Jarak tanam 9 x 9 x 9 meter dengan pola segitiga sama sisi
C. Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm dan dibiarkan
selama 2 minggu. Sebelum ditanami di beri pupuk Rock Fosfat yang merupakan
jenis pupuk fosfat alam. Dosis 1 kg per lubang dan diaplikasikan setelah lubang
tanam dibuat atau bersamaan dengan kegiatan menanam.
D. Penanaman
Bibit yang ditanam di lapangan sebaiknya telah berumur 12 – 14 bulan.
Kedalaman lubang tanam harus diatur agar suhu dengan tinggi polybag ditambah
5 cm. Misalnya tinggi polybag 45 cm kedalaman lubang menjadi 50 cm.
Penanaman sebaiknya dilakukan pada musim hujan agar tanaman tidak
kekurangan air.
Tanaman yang mati harus segera disulam agar pertumbuhan tanaman
tersebut tidak ketinggalan dari tanaman lainnya.
10
E. Tanaman Penutup Tanah (Cover Crop)
Penanaman tanaman penutup tanah dapat ditanam sebelum maupun
sesudah bibit kelapa sawit ditanam. Tanaman penutup tanah sangat dianjurkan di
perkebunan kelapa sawit karena tanaman penutup tanah memiliki manfaat sebagai
berikut :
- Menghindarkan tanah dari bahaya erosi.
- Guguran daun dari bintil akarnya bisa memberi tambahan unsur Nitrogen (N)
pada tanah.
- Menekan pertumbuhan alang-alang dan gulma lain.
- Jenis-jenis tertentu seperti Pueraria triloba mampu menghisap banyak air
sehingga cocok ditanam di lokasi yang rendah atau bekas rawa.
5. PEMELIHARAAN
A. Pengendalian Gulma
Gulma (rumput pengganggu) di perkebunan kelapa sawit harus
dikendalikan karena gulma menjadi pesaing tanaman kelapa sawit alam menyerap
unsur hara dan air, serta kemungkinan gulma menjadi tanaman inang hama dan
penyakit.
Pengendalian gulma dapat dilakukan secara manual menggunakan parang
ataupun cangkul, dan juga dapat dilakukan dengan cara kimia, yaitu dengan
menyemprotkan larutan herbisida (racun rumput). Pengendalian gulma dilakukan
tergantung pada banyaknya gulma di areal perkebunan.
B. Kastrasi
Kastrasi yaitu membuang semua bunga yang ada pada tanaman kelapa
sawit muda atau TBM (Tanamam Belum Menghasilkan). Kastrasi dilakukan kira-
kira ketika tanaman berumur 20 – 30 bulan.
Kastrasi perlu dilakukan karena buah yang dihasilkan berat tandannya
hanya 0,5 – 1 kg. Kadar minyak sangat kecil, dan secara fisiologis, kastrasi
menguntungkan karena semua hasil fotosintesis akan tersalurkan untuk
pertumbuhan batang sehingga batang lebih tegap dan sehat.
11
C. Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan cara menaburkan pupuk dalam piringan
yang dibuat melingkar di sekitar tanaman.
Untuk waktu aplikasi dan dosis pemupukan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Dosis Pupuk TBM
Pedoman Pemupukan Kelapa Sawit TBM (143 pohon/hektare)
Umur (bulan) Pupuk Gram/Pohon Kg/Hektare
N 270 39
P 375 54
16
K 75 11
Mg 115 16
935 120
N 285 41
P 400 57
20
K 285 41
Mg 75 11
1.045 150
N 355 51
P 500 72
24
K 355 51
Mg 95 14
1.305 188
N 535 77
P 750 107
27
K 150 22
Mg 230 33
1.665 239
N 430 62
P 600 86
30
K 425 61
Mg 115 16
1.570 225
Sumber : Publikasi PPKS
Keterangan :
TBM = Tanaman belum menghasilkan K = Kalium (misalnya pupuk ZK,MOP/KCl)
N = Nitrogen (misalnya pupuk ZA, urea) Mg = Magnesium (misalnya Kieserite)
P = Fosfor (misalnya pupuk RP,TSP,SP 36) Bo = Boron (misalnya pupuk HGF Borate)
12
Pedoman Pemupukan Kelapa Sawit TM (143 pohon/hektare)
Umur (tahun) Pupuk Gram/Pohon Kg/Hektare
N 380 54
P 500 72
3 K 1.000 143
Mg 500 72
Bo 25 3,6
1.405 344,6
N 750 107
P 1.000 143
4-6 K 2.000 281
Mg 1.000 143
Bo 50 7,2
4.800 686,2
N 1.000 143
P 1.000 143
7-9 K 2.500 358
Mg 1.000 143
Bo 50 7,2
5.550 794,2
N 1.250 179
P 1.000 143
10 - 14 K 3.000 429
Mg 1.000 143
Bo 50 7,2
6.300 901,2
N 1.000 143
P 100 143
15 - 18 K 2.000 286
Mg 1.000 143
Bo 50 7,2
5.050 722,2
N 1.000 107
P 1.000 143
19 - 22
K 1.500 281
Mg 750 143
4.250 608
Sumber : Publikasi PPKS dan LPP
13
Fungsi dan peranan setiap unsur hara terdapat pertumbuhan dan produksi
tanaman kelapa sawit sebagai berikut :
14
D. Pengendalian Hama dan Penyakit
1. Babi
Babi biasanya hanya menyerang tanaman yang berumur kurang dari 1
tahun. Menyerang tanaman dengan cara memakan titik tumbuh dari kelapa sawit.
Pengendalian hama ini dengan cara diburu dan dibunuh. Bisa juga dengan
membuat parit isolasi yang dalam dan lebar.
2. Tikus
Hama tikus biasanya menyerang bagian buah dan tandan.
Pemberantasannya bisa menggunakan perangkap tikus yang diberi umpan, bisa
juga dengan menggunakan racun tikus.
3. Hama Ulat
Hama ini menyerang bagian daun tanaman. Dapat dikendalikan dengan
penyemprotan insektisida Dipterex atau Bayrusil.
15
6. Penyakit Tajuk (Crown Disease)
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Fusarium sp. umumnya menyerang
tanaman yang berumur 2 – 3 tahun. Penyakit ini tidak bisa diberantas.
Cara pencegahan penyakit ini dengan mengurangi pemberian pupuk yang
mengandung unsur Nitrogen. Pasalnya, unsur ini merangsang pertumbuhan
vegetatif dan merangsang pertumbuhan jamur.
E. Penunasan
Penunasan merupakan kegiatan membuang daun kelapa sawit yang telah
tua dan kering. Penunasan mulai dilakukan 6 bulan sebelum tanaman
menghasilkan (TM) dan setelah tanaman menghasilkan penunasan dilakukan 1
ataupun 2 kali dalam 1 tahun. Penunasan perlu dilakukan dengan tujuan untuk
memudahkan pemanenan, mengurangi penghalang pembesaran tandan,
menghemat penggunaan unsur hara dan air. Peralatan untuk penunasan yakni
Dodos atau Egrek.
6. PANEN
Panen dapat dilakukan setelah buah masak. Ciri-ciri tandan buah yang
masak ditentukan oleh angka kematangan yang masak ditentukan oleh angka
kematangan, yaitu jumlah buah yang brondol dari tandannya. Jumlah buah
brondol sebanyak 5 – 10, menunjukkan bahwa tandan bisa sudah siap dipanen.
Alat panen yang digunakan yakni Dodos untuk tanaman yang tingginya
kurang dari 3 meter. Untuk tanaman yang tingginya lebih dari 3 meter, maka
pemanenan dengan menggunakan Egrek.
Pemanenan umumnya dilakukan 3 kali sebulan (10 hari sekali). Namun
ada juga yang melakukan pemanenan dengan rotasi 15 hari sekali.
16