Professional Documents
Culture Documents
S1 Non-Reguler
TEORI
Daun merupakan suatu bagian tubuh tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap
tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat pada batang saja dan
tidak pernah terdapat pada bagian lain pada tubuh tumbuhan. Bagian batang tempat
duduknya atau melekatnya daun dinamakan buku-buku (nodus) batang, dan tempat di atas
daun yang merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla). Daun
biasanya tipis melebar, kaya akan suatu zat warna hijau yang dinamakan klorofil, oleh
karena itu daun biasanya berwarna hijau dan menyebabkan tumbuhan atau daerah-daerah
yang ditempati tumbuh-tumbuhan nampak hijau pula. Bagian tubuh tumbuhan ini
mempunyai umur yang terbatas, akhirnya akan runtuh dan meninggalkan bekas pada
batang. Pada waktu akan runtuh warna daun berubah menjadi kekuning-kuningan dan
akhirnya menjadi perang. Jadi daun yang telah tua, kemudian mati dan runtuh dari batang
mempunyai warna yang berbeda dengan daun yang masih segar. Perbedaan warna in kita
lihat pula bila kita membandingakan warna antara daun yang masih muda dan daun yang
sudah dewasa. Daun yang muda berwarna hijau muda keputih-putihan, kadang-kadang juga
ungu atau kemerah-merahan, sedangkan yang sudah dewasa biasanya berwarna hijau
sungguh.
Daun yang runtuh selalu diganti dengan yang baru, dan biasanya jumlah daun baru
yang terbentuk melebihi jumlah daun yang gugur, sehingga pada tumbuhan yang semaikn
besarkita dapati jumlah daun yang semakin besar pula, sehingga suatu batang pohon
semakin lama semakin rindang. Tetapi ada pula tumbuhan yang pada waktu-waktu tertentu
menggugurkan semua daunnya, sehingga tumbuhan dalam keadaan yang demikian tadi
nampak gundul sama sekali seperti tumbuhan yang mati. Peristiwa ini dapat kita lihat dalam
musim kemarau pada jenis-jenis tumbuhan tertentu, yang menjelang datangnya musim
hujan membentuk tunas-tunas baru dan dalam musim hujan akan kelihatan hijau kembali.
Jenis-jenis tumbuhan yang mempunyai sifat demikian iti disebut tumbuhan meranggas
(tropophyta) yang banyak pula kita jumpai di Indonesia, seperti misalnya : pohon jati
(Tectona grandis L. ), kedondong (Spondias dulcis Forst.), kapok randu (Ceiba pentandra
Gaertn.), pohon para (Hevea brasiliensis Muell.), dan lain-lain.
Daun sebagai organum nutritivum mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut :
1. Memungkinkan terjadinya resorbsi (pengambilan zat-zat makanan terutama yang
berupa zat gas CO2).
2. Memungkinkan terjadinya asimilasi (pengolahan zat-zat makanan).
3. Memungkinkan berlangsungnya respirasi (pernafasan).
4. Memungkinkan berlangsungnya transpirasi (penguapan air).
Kebanyakan tumbuhan mempunyai daun yang kehilangan satu atau dua bagian dari tiga
bagian tersebut diatas. Daun yang demikian dinamakan daun tidak lengkap.
a. Hanya terdiri atas tangkai dan helaian saja, contoh : nangka (Artocarpus
integra Merr. ), mangga ( Mangifera indica L. )
b. Daun terdiri atas pelepah daun dan helaian, conyoh: padi (Oryza sativa L.),
jagung (Zea mays L.)
c. Daun hanya terdiri atas helaian saja tanpa pelepah dan tangkai, contoh :
biduri (Calotropis gigantea R.Br. )
d. Daun hanya terdiri atas tangkai saja, contoh : Acacia auriculiformis A. Cunn.
Keadaan daun dapat dilihat dari mengenal faktor identifikasi daun, yaitu
Circumscriptio (bentuk daun), apex (ujung daun), basis (pangkal daun), nervus (Tulang
daun), margo (pinggiran daun), dan intervenum (daging daun). Lebih detailnya bisa dilihat
dari daftar lampiran gambar.
Tumbuhan bila ditinjau dari keadaan foliumnya, ada yang mempunyai daun tunggal (folium
simplex) dan daun bersusun/majemuk (folium compositum). Perbedaannya adalah sebagai
berikut :
a. Waktu tumbuh
– Foliolum pada setangkai daun majemuk tumbuhnya bersamaan
– Daun-daun tunggal pada sebuah ranting pertumbuhannya pada waktu
yang berlainan.
a. Waktu gugur
– Foliolum pada daun majemuk gugurnya pada waktu yang relatif
bersamaan, kalau pun yang gugurnya secara selembar demi selembar
maka petiolous communisnya atau tangkai daunnya bersamanya akan
gugur pula.
– Daun tunggal pada suatu ranting berguguran pada waktu yang berlainan
sampai ranting sampai ranting itu gundul sekalipun, ranting tersebut akan
tetap melekat pada cabang atau batang tumbuhannya.
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
(tidak Eudicots
termasuk)
(tidak Rosids
termasuk)
Ordo: Brassicales
Famili: Caricaceae
Genus: Carica
Spesies: C. papaya
Nama binomial
Carica papaya
L.
• Sub-kelas : Commelinidae
• Ordo : Poales
• Genus : Imperata
berikut beberapa nama-nama umum dari ilalang di berbagai daerah dan Negara.
1.Indonesia : Ilalang
Jawa : alang-alang
Minangkabau : alalang, halalang
Melayu, Madura: lalang
Bali : ambengan
Sunda : eurih
Batak : rih
Gayo : jih
Sasak, Sumbawa : re
Flores : rii, kii, ki
Tanimbar : rie
Sulsel : reya
Ambon, Seram : eri, weri, weli
Manado, Ternate, Tidore : kusu-kusu
Halmahera : nguusu
Sumba : wusu, wutsu
3.Jepang : chigaya
4.Belanda : snijgras
6.Filipina : kogon
Ilalang adalah sejenis rumput menahun yang berumur panjang (parenial), tumbuh
berumpun, dan memiliki tinggi 30 - 180 cm. Bertunas panjang bersisik dengan pucuknya
yang runcing tajam menyerupai duri. Ciri-ciri lain dari tumbuhan ini yaitu batang pendek
menjulang ke atas yang berbentuk silindris dengan garis tengah (diameter) 2 - 3 mm dan
beruas-ruas.
Ilalang memiliki daun berwarna hijau, berbentuk pita (ligulatus), panjang 12-80 cm dengan
lebar 2-5 cm. Helaian daunnya tipis tegar, ujung meruncing (acuminatus), tepi rata, disertai
dengan pertulangan daun yang sejajar (parallel) dengan permukaan atas halus dan
permukaan bawah yang kasar (scaber).
Jenis bunga adalah bunga majemuk, bertangkai panjang, berbentuk bulir (spica), di mana
setiap bulirnya berekor puluhan helai "rambut" putih sepanjang 8-14 mm yang mudah
diterbangkan angin.
Buah yang dihasilkan oleh tumbuhan ini berbentuk biji jorong, panjang 1mm, dan berwarna
cokelat tua. Akarnya merupakan akar rimpang yang keras dan liat, menjalar, berbuku-buku,
dan berwarna putih.Secara umum, ilalang digunakan untuk melindungi lahan-lahan terbuka
yang mudah tererosi. Kecepatan tumbuh, jalinan rimpang alang-alang di bawah tanah, serta
tutupan daunnya yang rapat, memberikan manfaat perlindungan yang dibutuhkan itu.
Di Bali dan Indonesia timur umumnya, daun alang-alang yang dikeringkan dan dikebat
dalam berkas-berkas digunakan sebagai bahan atap rumah dan bangunan lainnya. Daun
ilalang juga kerap digunakan sebagai mulsa untuk melindungi tanah di lahan pertanian.
Serat halus dari malai bunganya kadang-kadang digunakan sebagai pengganti kapuk, untuk
mengisi alas tidur atau bantal.
Rimpang dan akar ilalang kerap digunakan sebagai bahan obat tradisional, untuk
meluruhkan kencing (diuretika), mengobati demam dan lain-lain.Sejumlah kultivarnya
diseleksi untuk dijadikan rumput hias di taman-taman. Di antaranya adalah kultivar Red
Baron yang berdaun merah.Ternyata, ilalang tidak hanya merugikan manusia sebagai
gulma,namun juga memiliki manfaat yang dapat dibudidayakan oleh manusia.
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Alismatales
Genus : Colocasia
Spesies : C. Esculenta
Tanaman talas-talasan yang banyak dijual di pasaran saat ini adalah bentol (Xantoshoma,
Colocasia). Jenis tanaman ini dijual di pasaran dengan harga yang relatif rendah. Tanaman
ini juga mempunyai kandungan karbohidrat yang tinggi sehingga dapat digunakan sebagai
pangan pengganti beras.
Sekarang ini, jenis talas-talasan dioleh menjadi keripik, masakan, bahkan ada yang
dijadikan sebagai tepung. Talas atau talas bogor (Colocasia giganteum Hook., suku talas-
talasan atau Araceae) merupakan tumbuhan penghasil umbi, populer ditanam terutama di
wilayah Indonesia bagian barat. Talas mirip dengan taro namun menghasilkan umbi yang
lebih besar. Daun talas berbentuk perisai yang besar. Daun ini dapat digunakan sebagai
pelindung kepala bila hujan. Permukaan daunnya ditumbuhi rambut-rambut halus yang
menjadikannya kedap air karena air akan mengalir langsung meninggalkan permukaan
daun. Daunnya juga sebagai pakan ikan gurame.
Talas merupakan umbi berbentuk silinder atau lonjong sampai agak bulat. Kulit talas
berwarna kemerahan, bertekstur kasar dan terdapat bekas-bekas pertumbuhan akar.
Sedangkan warna dagingya putih keruh. Kandungan kimia dalam talas dipengaruhi oleh
varietas, iklim, kesuburan tanah, dan umur panen. Umbi talas segar sebagian besar terdiri
dari air dan karbohidrat.
Nama Daerah
Jawa : Lempung, Rayana, Jombang, Galibung (Sunda), Tempuyung (Jawa) (Putri,2009).
Taksonomi
Dilihat dari taksonominya, tempuyung mempunyai urutan takson sbb:
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Sub Classis : Asteriidae
Ordo : Asterales
Familia : Asteraceae
Genus : Sonchus
Species : Sonchus arvensis
5. Belimbing
Belimbing
Buah belimbing
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Oxalidales
Famili: Oxalidaceae
Genus: Averrhoa
Spesies: A. carambola
Nama binomial
Averrhoa carambola
L.
Deskripsi
Pohon : Pohon ini memiliki daun majemuk yang panjangnya dapat mencapai 50 cm,
bunga berwarna merah muda yang umumnya muncul di ujungdahan. Pohon ini bercabang
banyak dan dapat tumbuh hingga mencapai 5 m. Tidak seperi tanaman tropis lainnya,
pohon belimbing tidak memerlukan banyak sinar matahari. Penyebaran pohon belimbing
sangat luas, karena benihnya disebarkan oleh lebah.
Buah : Buah belimbing berwarna kuning kehijauan. Saat baru tumbuh, buahnya berwarna
hijau. Jika dipotong, buah ini mempunyai penampang yang berbentuk bintang. Berbiji kecil
dan berwarna coklat. Buah ini mengandung banyak vitamin C. Salah satu wilayah yang
terkenal akan produksi belimbing adalah Demak, Jawa Tengah. Belimbing Demak terkenal
berukuran besar, warnaya kuning cerah dan rasanya manis.
Jarak adalah tumbuhan liar setahun (annual) dan biasa terdapat di hutan, tanah kosong, di
daerah pantai, namun sering juga dikembangbiakkan dalam perkebunan. Tanaman ini
tergolong tanaman perdu, memiliki daun tunggal menjari antara 7 - 9, berdiameter 10-40
cm. Tumbuhan ini merupakan spesies tanaman dari Euphorbiaceae dan tergolong ke dalam
genus Ricinus, subtribe Ricininae.
Sebutan untuk pohon Jarak di Indonesia berbeda beda disetiap daerah. Di Sumatera, Jarak
dikenal dengan nama Dulang ada juga yang menyebutnya dengan Gloah. Di Madura, Jarak
disebut dengan Kalek.
Jarak
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Filum: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Malpighiales
Famili: Euphorbiaceae
Upafamili: Acalyphoideae
Bangsa: Acalypheae
Upabangsa: Ricininae
Genus: Ricinus
Spesies: R. communis
Nama binomial
Ricinus communis
L.
Jarak memiliki batang berbentuk bulat licin, berongga, berbuku-buku jelas dengan tanda
bekas tangkai daun yang lepas. Warna tumbuhan hijau bersemburat merah, sedangkan
daunnya tumbuh berseling berbentuk bulat dan ujungnya sedikit runcing. Biasanya daun
jarak berwarna hijau tua pada permukaan atas dan hijau muda pada bagian permukaan
bawah. Buahnya berbentuk bulat dan berkumpul pada tandan, namun ada juga yang
bentuknya sedikit lonjong - yang dapat ditemukan pada tumbuhan jarak di daerah Bali.[1]
Manfaat
Biji, akar, daun dan minyak dari bijinya bisa dimanfaatkan untuk kesehatan. Biji jarak yang
dibuang kulitnya dan dilumatkan hingga menjadi serbuk dapat ditempel ke tubuh sebagai
obat korengan, sedangkan minyak yang diambil dari bijinya bisa diminum untuk
meningkatkan daya tahan tubuh anak dan orang dewasa. Daunnya berkhasiat untuk
menyembuhkan batuk dan sesak nafas. Akarnya dapat dimanfaatkan untuk menjaga
stamina tubuh. Tanaman ini merupakan sumber minyak jarak, dan mengandung zat ricin,
sejenis racun. Jarak pohon merupakan satu-satunya tumbuhan yang bijinya kaya akan
suatu asam lemak hidroksi, yaitu asam ricinoleat. Kehadiran asam lemak ini membuat
minyak biji jarak memiliki kekentalan yang stabil pada suhu tinggi sehingga minyak jarak
dipakai sebagai campuran pelumas.
a. Baki plastik
c. Material tumbuhan
PROSEDUR