Professional Documents
Culture Documents
1.1 Mendeskripsikan
Bangsa dan Mengkaji berbagai Mendeskripsikan 2 x 45 Buku
hakikat bangsa dan o Non
negara literatur tentang kedudukan manusia Kewarganegaraan
unsur-unsur tes:
o manusia kedudukan manusia sebagai makhluk individu Esis Kelas X,
terbentuknya negara sebagai Performance
sebagai makhluk dan makhluk sosial karangan Dra.
mahkluk individu dan tes (tugas
Retno Listyarti
individu dan makhluk sosial. kelompok/
mahkluk sosial individu)
Darji
o Pengertian Menguraikan o Tes Darmo-diharjo
dan unsur pengertian bangsa dan tertulis (1990), Pendidiikan
Mendiskusikan hasil
terbentuknya kajian literatur
unsur terbentuknya (Uraian, Pancasila di
bangsa Pengertian dan unsur bangsa pilihan Perguruan Tinggi,
terbentuknya bangsa, ganda, Malang: Penerbit
o Pengertian Pengertian Negara dan Menganalisis lainnya) IKIP Malang
Negara dan Unsur-unsur pengertian negara dan
Unsur-unsur terbentuknya negara o Present
unsur terbentuknya Budiyanto
terbentuknya asi
negara Negara (1999), Tata
- Rakyat negara untuk SMA,
- Wilayah Jakarta Penerbit
- Pemerintah Erlangga
yang
berdaulat
- Pengakuan
dari negara
lain
Lembaga
Mengkaji berbagai Buku
2.2 Menganalisis peranan o Non tes:
Peradilan literatur tentang Menguraikan 2 x 45 Kewarganegaraan
lembaga-lembaga Performance
perangkat lembaga perangkat lembaga Esis Kelas X,
peradilan tes (tugas
peradilan peradilan karangan Dra.
kelompok/
o Perangkat Retno Listyarti
Berdiskusi kelompok individu)
atau alat hasil kajian tentang
kelengkapan
macam-macam Menganalisis macam- o Tes UU
lembaga macam lembaga tertulis kehakiman
peradilan lembaga peradilan
dan peranan peradilan (Uraian, Republik
o Klasifikasi lembaga peradilan Menganalisis peranan pilihan ganda, Indonesia
o Peran Mansyur
masyarakat Effendi, ( 1993),
dalam HAM, Jakarta, GI
menegakan
HAM
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Bangsa dan Negara
3. Kelas/Program : X
4. Pertemuan Minggu ke : 1
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
III. INDIKATOR
1. Mendeskripsikan kedudukan manusia sebagai makhluk individu dan makhluk
sosial
2. Menganalisis pengertian bangsa dan unsur-unsur terbentuknya bangsa
3. Menganalisis pengertian negara dan unsur terbentuknya Negara
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas X
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Lembar Kerja Siswa
..........., .....20..
Mengetahui
Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran
NIP. NIP.
2. Kompetensi Dasar
1.2 Mendeskripsikan hakikat negara dan bentuk-bentuk kenegaraan
III. INDIKATOR
1. Menganalisis pengertian Negara
2. Mendeskripsikan asal mula terjadinya negara
3. Menguraikan pentingnya pengakuan oleh negara lain bagi suatu negara
4. Menganalisis bentuk-bentuk kenegaraan
NIP. NIP.
2. Kompetensi Dasar
1.3 Menjelaskan pengertian, fungsi dan tujuan NKRI
III. INDIKATOR
1. Menguraikan pengertian dan fungsi negara
2. Membandingkan berbagai teori tentang fungsi dan tujuan negara
3. Mendeskripsikan tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
NIP. NIP.
I. IDENTITAS
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 25
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Semangat Kebangsaan
3. Kelas/Program : X
4. Pertemuan Minggu ke : 4
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
2. Kompetensi Dasar
1.4. Menunjukkan semangat kebangsaan, nasionalisme dan patriotisme dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
III. INDIKATOR
1. Mendeskripsikan makna semangat kebangsaan
2. Menguraikan macam-macam perwujudan nasionalisme dalam kehidupan
3. Menunjukkan contoh perilaku yang sesuai dengan semangat kebangsaan
4. Menunjukkan sikap positif terhadap patriotisme Indonesia
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas X
NIP. NIP.
III. INDIKATOR
1. Mendeskripsikan pengertian hukum
2. Menentukan macam-macam penggolongan hukum
3. Mendeskripsikan sumber hukum formal dan material
4. Menjelaskan sistim tata hukum Indonesia
5. Mendeskripsikan pengertian dan dasar hukum lembaga peradilan nasional
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas X
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
NIP. NIP.
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Lembaga peradilan
3. Kelas/Program : X
2. Kompetensi Dasar
2.2. Menganalisis peranan lembaga-lembaga peradilan
III. INDIKATOR
1. Menguraikan perangkat lembaga peradilan
2. Menganalisis macam-macam lembaga peradilan
3. Menganalisis peranan lembaga peradilan
4. Menganalisis pelaksanaan lembaga peradilan
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas X
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Lembar Kerja Siswa
NIP. NIP.
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Sikap yang sesuai dengan hukum
3. Kelas/Program : X
4. Pertemuan Minggu ke : 8
2. Kompetensi Dasar
2.3. Menunjukkan sikap yang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku
III. INDIKATOR
1. Menunjukkan contoh sikap taat terhadap hukum
2. Menganalisis macam-macam perbuatan yang bertentang dengan hukum
3. Menganalisis macam-macam sanksi sesuai hukum yang berlaku
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas X
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Lembar Kerja Siswa
NIP. NIP.
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Pemberantasan korupsi
3. Kelas/Program : X
4. Pertemuan Minggu ke : 9
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
2. Kompetensi Dasar
2.4. Menganalisis upaya pemberantasan korupsi di Indonesia
III. INDIKATOR
1. Mendeskripsikan macam-macam aturan tentang pemberantasan korupsi
2. Menganalisis macam-macam perbuatan yang berkategori korupsi
3. Menunjukkan contoh macam-macam tindak pidana korupsi yang telah dikenakan
sanksi
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas X
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Lembar Kerja Siswa
NIP. NIP.
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Peran serta dalam upaya pemberantasan korupsi di
Indonesia
3. Kelas/Program : X
4. Pertemuan Minggu ke : 10
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
III. INDIKATOR
1. Menunjukkan contoh sikap anti korupsi
2. Menunjukkan contoh gerakan atau organisasi anti korupsi
3. Menganalisis macam-macam perbuatan anti korupsi
4. Manampilkan sikap anti korupsi
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas X
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Lembar Kerja Siswa
NIP. NIP.
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Pemajuan, penghormatan dan pengakuan HAM
3. Kelas/Program : X
4. Pertemuan Minggu ke : 12
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
III. INDIKATOR
1. Menganalisis upaya pemajuan, penghormatan, dan penegakan HAM yang
dilakukan pemerintah
2. Menentukan instumen HAM nasional
3. Mendeskripsikan upaya pemajuan, penghormatan, dan penegakan HAM yang
dilakukan oleh individu dan masyarakat
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas X
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Lembar Kerja Siswa
NIP. NIP.
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Peran serta dalam penegakan HAM di Indonesia
3. Kelas/Program : X
4. Pertemuan Minggu ke : 13
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
2. Kompetensi Dasar
III. INDIKATOR
1. Menguraikan proses dalam upaya pemajuan, penghormatan, dan penegakan HAM
2. Mengilustrasikan berbagai kasus pelanggaran HAM
3. Menyimpulkan contoh perilaku yang dengan upaya pemajuan, penghormatan,
dan penegakan HAM di Indonesia
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas X
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Lembar Kerja Siswa
NIP. NIP.
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Instrumen hukum dan peradilan internasional HAM
3. Kelas/Program : X
4. Pertemuan Minggu ke : 14
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
2. Kompetensi Dasar
3.3. Mendeskripsikan insterumen hukum dan peradilan internasional HAM
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 41
III. INDIKATOR
Mendeskripsikan instrumen HAM internasional
Menunjukkan bentuk pelanggaran HAM internasional
Mendeskripsikan peradilan HAM internasional
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas X
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Lembar Kerja Siswa
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Dasar negara dan konstitusi
3. Kelas/Program : X
4. Pertemuan Minggu ke : 16
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
2. Kompetensi Dasar
4.1. Mendeskripsikan hubungan dasar negara dengan konstitusi
III. INDIKATOR
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas X
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Lembar Kerja Siswa
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Substansi konstitusi negara
3. Kelas/Program : X
4. Pertemuan Minggu ke : 17
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
2. Kompetensi Dasar
4.2. Menganalisis susbtansi konstitusi negara
III. INDIKATOR
1. Menguraikan unsur sebuah konstitusi
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas X
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Lembar Kerja Siswa
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Pembukaan UUD 1945 Negara Kesatuan Republik
Indonesia
3. Kelas/Program : X
4. Pertemuan Minggu ke : 18
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
2. Kompetensi Dasar
4.3. Menganalisis kedudukan pembukaan UUD 1945 Negara Kesatuan Republik
Indonesia
III. INDIKATOR
1. Mendeskripsikan pokok pikiran yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas X
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Lembar Kerja Siswa
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Perkembangan konstitusi Indonesia
3. Kelas/Program : X
4. Pertemuan Minggu ke : 19
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
2. Kompetensi Dasar
4.4. Menunjukkan sikap positif terhadap konstitusi negara
III. INDIKATOR
1. Menunjukkan priodesasi konstitusi Indonesia
2. Menguraikan fungsi perubahan sebuah konstitusi
3. Menyimpulkan perilaku positif terhadap konstitusi negara
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas X
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Lembar Kerja Siswa
NIP. NIP.
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Warga negara dan pewarganegaraan
3. Kelas/Program : X
4. Pertemuan Minggu ke : 21
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
2. Kompetensi Dasar
5.1. Mendeskripsikan kedudukan warga negara dan pewarganegaraan di
Indonesia
III. INDIKATOR
1. Mendeskripsikan kedudukan warga negara yang diatur dalam UUD 1945
2. Menguraikan persyaratan untuk menjadi warga negara Indonesia dan hal yang
menyebabkan hilangnya status kewarganegaraan
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas X
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Lembar Kerja Siswa
NIP. NIP.
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Persamaan kedudukan warga negara
3. Kelas/Program : X
4. Pertemuan Minggu ke : 22
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
2. Kompetensi Dasar
5.2. Menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan negara
III. INDIKATOR
1. Menunjukkan persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan negara
2. Mendeskripsikan landasan persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan negara
3. Memberikan contoh perilaku yang menampilkan persamaan kedudukan warga
negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan negara
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas X
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Lembar Kerja Siswa
NIP. NIP.
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Persamaan kedudukan warga negara tanpa
membedakan
3. Kelas/Program : X
4. Pertemuan Minggu ke : 23
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
2. Kompetensi Dasar
5.3. Menghargai persamaan kedudukan warga negara tanpa membedakan ras,
agama, gender, golongan, budaya dan suku
III. INDIKATOR
1. Menunjukkan persamaan kedudukan warga negara tanpa membedakan ras,
agama, gender, golongan, budaya, dan suku
2. Mengidentifikasi ciri ras, agama, gender, golongan, budaya dan suku secara garis
besar
3. Menghargai persamaan kedudukan warga negara tanpa membedakan ras,
agama, gender, golongan, budaya, dan suku
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas X
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Lembar Kerja Siswa
NIP. NIP.
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Supra struktur dan infra struktur politik
3. Kelas/Program : X
4. Pertemuan Minggu ke : 25
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
2. Kompetensi Dasar
6.1. Mendeskripsikan supra struktur dan infra struktur di Indonesia
III. INDIKATOR
1. Menganalisis pengertian sistim politik Indonesia
2. Mendeskripsikan supra struktur politik Indonesia
3. mendeskripsikan infrastruktur politik
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas X
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Lembar Kerja Siswa
NIP. NIP.
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Sistem politik Indonesia dan sistem politik di
berbagai negara
3. Kelas/Program : X
4. Pertemuan Minggu ke : 26
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
2. Kompetensi Dasar
6.2. Mendeskripsikan perbedaan sistem politik di berbagai negara
III. INDIKATOR
1. Menguraikan dinamika politik Indonesia
2. Menunjukkan kelebihan dan kekurangan sistem politik yang dianut Indonesia
3. Mendeskripsikan perbedaan sistem politik Indonesia dengan negara liberal dan
komunis
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas X
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Lembar Kerja Siswa
NIP. NIP.
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Peran serta dalam sistem politik di Indonesia
3. Kelas/Program : X
4. Pertemuan Minggu ke : 27
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
2. Kompetensi Dasar
6.3. Menampilkan peran serta dalam sistem politik di Indonesia
III. INDIKATOR
1. Mengidentifikasikan ciri – ciri masyarakat politik
2. Menunjukkan perilaku politik yang sesuai aturan
3. Mensimulasikan salah satu kegiatan politik yang diselenggarakan oleh
pemerintah (Pemilu)
4. Berperan serta secara aktif dalam sistem politik di Indonesia
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas X
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Lembar Kerja Siswa
NIP. NIP.
BAB 1
A.
1. c
2. d
3. c
4. e
5. d
6. b
7. e
8. d
9. c
10. b
B.
1. Dapat. Suatu bangsa terbentuk karena adanya persamaan dan perasaan senasib di
dalam suatu masyarakat. Negara terbentuk apabila bangsa membutuhkan wadah
yang dapat menjamin kelangsungan hidup mereka. Untuk itu, suatu bangsa harus
memenuhi unsur-unsur tertentu untuk dapat disebut negara, seperti rakyat,
wilayah, pemerintahan yang berdaulat, dan pengakuan dari negara lain.
2. Luas wilayah suatu negara ditentukan oleh perbatasannya. Di dalam batas-batas itu
negara menjalankan yurisdiksi teritorial atas orang dan benda yang berada dalam
wilayah itu, kecuali beberapa golongan orang dan benda yang dibebaskan dari
yurisdiksi itu. Batas wilayah suatu negara dapat dibedakan atas batas wilayah
daratan, laut, udara, dan ekstrateritorial.
Batas wilayah suatu negara dengan negara lain di darat dapat berwujud batas
alamiah, yaitu batas suatu negara dengan negara lain yang terjadi secara alamiah
misalnya dalam bentuk pegunungan, sungai, hutan dan sebagainya; batas buatan,
yaitu batas suatu negara dengan negara lain yang sengaja dibuat oleh manusia
seperti dalam bentuk pagar tembok, kawat berduri, pos penjagaan dan sebagainya;
dan batas geografis, yaitu batas wilayah suatu negara dengan negara lain yang
dapat ditentukan melalui batas-batas secara geofisika, yang dapat dihitung dengan
adanya garis lintang dan garis bujur dalam bola dunia. Misalnya letak negara
Indonesia secara geografis berada dalam 6 LU-11 LS, 95-141 BT.
Sebagaimana wilayah daratan, wilayah laut pun memiliki batas-batas. Adapun batas
wilayah laut dapat dibedakan sebagai berikut.
Laut Teritorial adalah wilayah yang menjadi hak kedaulatan penuh suatu negara di
laut yang lebarnya adalah 12 mil laut diukur dari pulau terluar kepulauan suatu
negara dan diukur pada saat air surut.
Zona Bersebelahan adalah wilayah laut yang lebarnya 12 mil dari laut territorial
suatu negara. Jadi kalau negara sudah memiliki teritorial 12 mil, maka wilayahnya
menjadi 24 mil laut diukur dari pantai.
Zona Ekonomi Eksklusif adalah wilayah laut suatu negara yang lebarnya 200 mil ke
laut bebas. Dengan keistimewaan ini, negara pantai berhak menggali dan mengolah
segala kekayaan alam untuk kegiatan ekonomi eksklusif suatu negara. Di dalam
zona tersebut negara pantai berhak menangkap nelayan asing yang kedapatan
menangkap ikan.
Landas Kontinen ialah daratan di bawah permukaan laut di luar laut teritorial
dengan kedalaman 200 m atau lebih.
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 63
Landas Benua merupakan wilayah laut suatu negara yang lebarnya lebih dari 200 mil
laut tempat negara boleh mengelola kekayaan di wilayah tersebut dengan
kewajiban membagi keuntungan dengan masyarakat internasional.
Batas wilayah suatu negara dengan negara lain di udara ditentukan berdasarkan
teori konsepsi udara yang dikenal saat ini, yaitu Teori Udara Bebas dan Teori Negara
Berdaulat di Udara.
Wilayah Ekstrateritorial adalah wilayah suatu negara yang berada di luar wilayah
negaranya. Dengan kata lain, wilayah negara tersebut berada di wilayah negara lain
atau di luar daerah teritorial suatu negara. Contohnya adalah kantor kedutaan
besar suatu negara di negara lain atau kapal asing yang berlayar di laut bebas
dengan berbendera suatu negara.
3. Pengakuan dari negara lain terbagi atas dua macam, yakni pengakuan de facto,
yaitu pengakuan berdasarkan kenyataan yang ada atau fakta yang sungguh-sungguh
nyata tentang berdirinya suatu negara, dan pengakuan de jure, yaitu pengakuan
berdasarkan pernyataan resmi menurut hukum internasional.
4. Secara formal, negara diartikan sebagai organisasi kekuasaan dengan suatu
pemerintahan pusat. Negara dalam pengertian ini diartikan sebagai pemerintah
(staat-overheid). Secara material, negara diartikan sebagai masyarakat (staat
gemeinschaap) atau negara sebagai persekutuan hidup.
5. Terbentuknya negara dapat dikaji melalui beberapa teori berikut.
Teori Ketuhanan. Teori ini didasarkan pada kepercayaan bahwa segala sesuatu
terjadi atas kehendak Tuhan. Negara dengan sendirinya juga terjadi atas kehendak
Tuhan.
Teori Kekuasaan. Menurut teori ini, negara terbentuk atas dasar kekuasaan, dan
kekuasaan adalah ciptaan orang yang paling kuat dan berkuasa.
Teori Perjanjian Masyarakat. Menurut teori ini, negara terjadi karena adanya
perjanjian masyarakat. Semua warga negara mengikat diri dalam suatu perjanjian
bersama untuk mendirikan suatu organisasi yang bisa melindungi dan menjamin
kelangsungan hidup bersama.
Teori Hukum Alam. Menurut teori ini, hukum alam bukan buatan negara, melainkan
kekuasaan alam yang berlaku di setiap waktu dan tempat, serta bersifat universal
dan tidak berubah.
6. Negara kesatuan merupakan bentuk negara yang merdeka dan berdaulat, dengan
satu pemerintah pusat yang berkuasa dan mengatur seluruh daerah. Contoh negara
yang berbentuk kesatuan antara lain Indonesia, Filipina, Belanda, Italia, dan
Jepang.
7. Teori Negara Berdaulat di Udara merupakan salah satu teori tentang konsepsi
udara, yang terdiri atas teori-teori berikut.
Teori Keamanan. Teori ini menyatakan bahwa suatu negara mempunyai kedaulatan
atas wilayah udaranya sampai batas yang diperlukan untuk menjaga keamanan
negara itu.
Teori Pengawasan Cooper. Teori ini menyatakan bahwa kedaulatan negara
ditentukan oleh kemampuan negara yang bersangkutan untuk mengawasi ruang
udara yang ada di atas wilayahnya secara fisik dan ilmiah.
Teori Udara Schacter. Teori ini menyatakan bahwa wilayah udara harus sampai
pada suatu ketinggian, di mana udara masih cukup mampu mengangkat
(mengapungkan) balon dan pesawat udara.
8. Wilayah Ekstrateritorial adalah wilayah suatu negara yang berada di luar wilayah
negaranya. Dengan kata lain, wilayah negara tersebut berada di wilayah negara lain
atau di luar daerah teritorial suatu negara. Contohnya adalah kantor kedutaan
besar suatu negara di negara lain atau kapal asing yang berlayar di laut bebas
dengan berbendera suatu negara.
9. Kedaulatan ke dalam artinya pemerintah memiliki kewenangan tertinggi dalam
mengatur dan menjalankan organisasi negara sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku. Sedangkan kedaulatan ke luar artinya pemerintah berkuasa bebas,
tidak terikat dan tidak tunduk pada kekuatan lain. Pemerintah harus pula
BAB 2
A.
1. d
2. c
3. a
4. a
5. c
6. d
7. a
8. d
9. e
10. b
B.
1. Menurut Aristoteles, hukum adalah rangkaian peraturan
yang mengikat baik rakyat maupun penguasa.
Menurut Leon Duguit, hukum ialah aturan tingkah laku para anggota masyarakat,
aturan yang daya penggunaannya pada saat tertentu diindahkan oleh suatu
masyarakat sebagai jaminan dari kepentingan bersama dan yang jika dilanggar
menimbulkan reaksi bersama terhadap orang yang melakukan pelanggaran itu.
Menurut Samidjo, SH, hukum adalah himpunan peraturan-peraturan yang bersifat
memaksa, berisikan suatu perintah, larangan atau ijin untuk berbuat atau tidak
berbuat sesuatu serta dengan maksud untuk mengatur tata tertib dalam kehidupan
masyarakat.
Menurut S.M. Amin, SH, hukum adalah kumpulan peraturan-peraturan yang terdiri
dari norma-norma dan sanksi-sanksi. Tujuannya adalah mengadakan ketatatertiban
dalam pergaulan manusia, sehingga keamanan dan ketertiban terpelihara.
Menurut J.C.T. Simorangkir, SH dan Woerjono Sastropranoto, SH, hukum adalah
peraturan-peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukan tingkah laku
manusia dalam lingkungan masyarakat yang dibuat oleh badan-badan resmi yang
berwajib, pelanggaran terhadap peraturan tadi mengakibatkan diambilnya
tindakan, yaitu dengan hukuman tertentu.
2. Menurut Leon Duguit, hukum ialah aturan tingkah laku para anggota masyarakat,
aturan yang daya penggunaannya pada saat tertentu diindahkan oleh suatu
masyarakat sebagai jaminan dari kepentingan bersama dan yang jika dilanggar
menimbulkan reaksi bersama terhadap orang yang melakukan pelanggaran itu.
Sedangkan menurut S.M. Amin, SH, hukum adalah kumpulan peraturan-peraturan
yang terdiri dari norma-norma dan sanksi-sanksi. Tujuannya adalah mengadakan
ketatatertiban dalam pergaulan manusia, sehingga keamanan dan ketertiban
terpelihara.
3. Tata Hukum berasal dari kata dalam bahasa Belanda rechtorde yaitu susunan
hukum, yang artinya memberikan tempat yang sebenarnya kepada hukum. Yang
dimaksud dengan “memberi tempat sebenarnya” yaitu menyusun dengan baik dan
BAB 3
A.
1. d
2. a
3. b
4. e
5. d
6. d
7. c
8. a
9. d
10. e
B.
1. Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak yang dimiliki manusia karena martabatnya
sebagai manusia, dan bukan diberikan oleh masyarakat atau negara. Manusia
memilikinya karena dia manusia, maka hak asasi itu tidak dapat dihilangkan atau
dinyatakan tidak berlaku oleh negara.
Sejarah kelahiran HAM tidak dapat dipungkiri dimulai di Inggris. Bangsa Inggris
memiliki tradisi perlawanan terhadap para raja yang berusaha untuk berkuasa
secara mutlak.
Tahun 1215 kaum bangsawan memaksa Raja John untuk memberikan Magna Charta
Libertatum (larangan penghukuman, penahanan dan perampasan benda dengan
sewenang-wenang).
Tahun 1679 lahir Habeas Corpus Act (orang yang ditahan harus dihadapkan pada
hakim dalam waktu tiga hari dan diberitahu atas tuduhan apa ia ditahan).
Tahun 1689 lahir Bill of Rights (Akta Deklarasi Hak dan Kebebasan Kawula dan
Tatacara Suksesi Raja), dokumen ini merupakan konstitusi modern pertama di
dunia. Dalam Akta tersebut ditandaskan bahwa raja tunduk kepada parlemen, raja
tidak dapat memungut pajak ataupun memiliki pasukan pada masa damai tanpa
persetujuan parlemen, dan raja harus mengakui hak-hak parlemen. UU ini masih
diskriminatif karena hanya mengakui hak kaum bangsawan (itu pun hanya laki-laki).
2. Hak asasi pribadi (personal rights), hak asasi ekonomi (property rights), hak asasi
plitik (political rights), hak asasi hukum (rights of legal equality), hak asasi sosial
dan kebudayaan (social and cultural rights), serta hak asasi dalam tata cara
peradilan dan perlindungan (procedural rights).
3. Sebagai upaya untuk tetap menegakkan hak-hak asasi manusia di Indonesia,
berbagai peraturan ditulis di Indonesia. Peraturan perundang-undangan serta
kovenan internasional sudah banyak diratifikasi oleh Indonesia. Selain itu, melalui
Keputusan Presiden No. 50 tahun 1993 pemerintah membentuk lembaga independen
BAB 4
A.
1. d
2. d
3. c
4. a
5. c
6. a
7. c
8. d
9. a
10. d
B.
1. Konstitusi menggambarkan keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara, yaitu
berupa kumpulan peraturan untuk membentuk, mengatur atau memerintah negara.
Peraturan-peraturan tersebut ada yang tertulis sebagai keputusan badan yang
berwenang, dan ada yang tidak tertulis berupa konvensi.
2. Sebelum sebuah negara berdiri, segala sesuatunya harus dipersiapkan agar negara
tersebut dapat berdiri kokoh. Negara tersebut harus memiliki dasar negara yang
kokoh pula. Selain itu, diperlukan pula aturan main yang jelas yang mengatur
perilaku dalam ketatanegaraan. Aturan main dan tata cara tersebut tertuang dalam
konstitusi negara. Dasar negara Indonesia, Pancasila, memiliki keterkaitan erat
dengan konstitusi negara, yaitu UUD 1945. Dalam UUD 1945, terkandung nilai-nilai
Pancasila, baik dalam pembukaan maupun pasal-pasal yang tertuang dalam batang
tubuh UUD 1945.
3. Tiap-tiap negara memiliki isi konstitusi yang berbeda-beda, baik materi, semangat,
daya jangkau, maupun sistematikanya. Hal ini tergantung pada bentuk negara,
bentuk pemerintahan, dan sistem politik yang dianut negara tersebut.
4. Dalam pembukaan UUD 1945, terdapat 4 (empat) pokok pikiran yang merupakan
pancaran dari dasar falsafah negara. Keempat pokok pikiran yang terkandung dalam
Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai berikut.
Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia atas dasar persatuan.
Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Negara Indonesia adalah negara yang berkedaulatan rakyat berdasarkan
kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan.
Negara berdasarkan ketuhanan Yang Mahaesa menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab.
BAB 5
A.
1. e (seharusnya tanpa pasal 26)
2. d
3. a
4. b
5. a (jawaban seharusnya 1, 2, 3, 5 atau semuanya)
6. d
7. a
8. c
9. e
10. a
BAB 6
A.
1. a
2. c
3. a
4. e
5. d (penjelasan di buku tidak ada)
Diktator sederhana. Diktaktor hanya dapat melaksanakan kekuasaannya
melalui pengendalian yang absolut atas sarana-sarana pemaksa tradisional saja,
yaitu militer, polisi, birokrasi, dan peradilan.
Diktator kaisaristik. Dalam beberapa situasi, diktator dapat merasa dipaksa
untuk membangun dukungan masyarakat, mendapatkan basis massa, baik demi
mencapai kekuasaan ataupun demi pelaksanaan kekuasaan, atau demi
keduanya. Yang sebagaimana ditunjukkan oleh namanya, selalu berbenuk
diktator personal.
Diktator totaliter. Merupakan kombinasi paksaan dan dukungan rakyat yang
tidak cukup sebagai jaminan kekuasaan. Mungkin perlu mengendalikan
pendidikan, sarana komunikasi, dan lembaga-lembaga ekonomi dan karenanya
memacu seluruh masyarakat dan kehidupan pribadi warga negarnya kepada
sistem dominasi politik. Diktator ini dapat bersifat kolektif (bersama-sama) atau
personal, yakni dapat atau tidak dapat mempunyai suatu unsur kaisaristik.
6. e
7. a
8. a
9. b
10. d
B.