Professional Documents
Culture Documents
1. Etimologis
Kata paradigma berasal dari bahasa Yunani yang berarti suatu model,
teladan, arketif dan ideal. Berasal dari kata para yang berarti di samping
memperlihatkan dirinya.
2. Terminologis
a. Thomas Khun
b C.J. Ritzer
d.
1. TAHAP TEOLOGIK
2. TAHAP METAFISIK
Tahap metafisik sebenarnya hanya mewujudkan suatu perubahan saja
dari zaman teologik, karena ketika zaman teologik manusia hanya
mempercayai suatu doktrin tanpa mempertanyakannya, hanya doktrin
yang dipercayai. Dan ketika manusia mencapai tahap metafisika ia mulai
mempertanyaan dan mencoba mencari bukti-bukti yang meyakinkannya
tentang sesuatu dibalik fisik. Tahap metafisik menggantikan kekuatan-
kekuatan abstrak atau entitas-entitas dengan manusia. Ini adalah abad
nasionalisme dan kedaulatan umum, atau abad remaja.
3. TAHAP POSITIF
a. Teori The Struggle for life adalah teori tentang perjuangan untuk
hidup diperkenalkan oleh Charles Darwin karena menurutnya setiap
Individu yang kurang sesuai dengan lingkungan tempat tinggalnya
memiliki kemungkinan bertahan hidup yang yang lebih kecil dan
kemungkinan akan lebih banyak melakukan reproduksi. Individu yang
selamat kemungkinan besar akan menurunkan ciri-ciri yang dimilikinya
kepada generasi berikutnya. Proses yang menyebabkan perubahan ini
menghasilkan populasi yang perlahan-lahan bisa beradaptasi dengan
lingkungan, dan pada akhirnya, setelah berlangsung secara terus-
menerus akan terbentuk keragaman yang baru, dan akhirnya spesies
baru.
e. Teori Suicide adalah teori tentang Bunuh diri (Latin suicidium, dari sui
caedere, "untuk membunuh diri") yang dikemukakankan oleh Emile
Durkheim, teori ini muncul karena bunuh diri banyak dilakukan keluar dari
putus asa, atau dikaitkan dengan beberapa gangguan mental yang
mendasari, terjadinya depresi, gangguan bipolar, schizophrenia,
alkoholisme dan penyalahgunaan obat serta kesulitan keuangan,
disamping itu masalah dengan hubungan interpersonal dan situasi yang
tidak dikehendaki memainkan peranan penting memacu terjadinya bunuh
diri. Pandangan tentang bunuh diri telah dipengaruhi oleh pandangan
budaya yang lebih luas tentang tema-tema eksistensial seperti agama,
kehormatan, dan makna kehidupan. Agama-agama Abrahamik
mempertimbangkan bunuh diri suatu pelanggaran terhadap Allah karena
keyakinan agama dalam kesucian hidup. Di Barat itu sering dianggap
sebagai kejahatan serius. Sebaliknya, selama era samurai di Jepang,
seppuku dihormati sebagai alat pendamaian bagi kegagalan atau sebagai
bentuk protes. Pada abad ke-20, bunuh diri dalam bentuk bakar diri telah
digunakan sebagai bentuk protes, dan dalam bentuk kamikaze dan bom
bunuh diri sebagai taktik militer atau teroris. Sati adalah praktik Hindu
pemakaman di mana janda akan mengorbankan dirinya di kayu
pembakaran jenazah suaminya, baik sukarela, atau di bawah tekanan dari
keluarga dan mertua.