You are on page 1of 7

Pematahan Dormansi Benih Aren Secara Fisik Pada Berb-

agai Lama Ekstraksi Buah

Seed Dormancy Scarification of Sugar palm Physically


on Fruit Extraction Period
Muhammad Salim Saleh 1)

ABSTRACT

S eed dormancy of sugar palm is caused by the thick-skinned, unbalanced of dormancy promoting and inhibiting fac-
tors. The technology for shortening of dormancy period is still unsitistifed. The aim of this research was obtain the
efficient and effective method on increasing of number and rate of seed germination of sugar palm.
This research used Completely Randomized Design which arranged by factorial Design. The first factor wa physically
treatment, namely: control, scarification with rub paper, rubbing on the seed coat, soaking in the water for 24 hr, soaking in
the water at 400C for 3 min, and soaking in the water at 500C for 3 min. The second factor was extraction period, namely:
10,20 and 30 days. Data were analyzed using analysis of variance. Mean differences were determined by Honestly siginificant
difference at 5 %. Variables observed were percentage of germination, germination rate, the length of embryo axes, the length
of root and vigor.
Seed dormancy on sugar palm could be overcome by treating scarification with rub rubber (percentage of germination
= 46,95 %, germination rate = 41, 82 days) or extraction for 30 days (percentage of germination = 38,43 %, germination rate =
55,96 days). The length of roots could reach to 12 cm when the two treatments were applied simultaneously.

Key words: sugar palm, seed, dormancy, extraction, scarification

PENDAHULUAN bertahan hidup agar spesies- nya tetap lestari, tetapi sifat
dormansi benih tersebut dapat mengganggu pelaksanaan
Tanaman aren (Arenga pinnata (Wurmb.) kegiatan pembibitan.
Merr) sangat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat Kendala yang masih dihadapi dalam penyedi-
pedesaan, karena hampir semua bagian tanaman dapat aan bibit aren antara lain belum tersedianya teknologi
dimanfaatkan. Hasil utama komoditi ini adalah nira, yang dapat memperpendek dormansi benih (Maskar
tepung dan ijuk. Sedangkan batang luar, lidi, endos- dkk., 1996). Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya
perem dan akar adalah bagian yang mempunyai manfaat berkecambah sangat rendah dan beragam (10 – 65%),
sampingan untuk mendukung kehidupan sehari-hari. dan waktu yang diperlukan untuk memulai berkecam-
Selain itu, secara ekologis tanaman aren dapat berfungsi bah cukup lama yakni sekitar 4 – 6 bulan (Mashud,
sebagai pendukung habitat dari fauna tertentu dan dapat dkk.,1989). Dugaan penyebab kedormanan benih aren
mendukung program pengawetan tanah dan air (Pratiwi adalah tebalnya kulit benih dan ketidakseimbangan
dan Alrasjid, 1989). senyawa perangsang dan senyawa penghambat dalam
Potensi tanaman aren yang cukup besar tersebut memacu aktivitas perkecambahan benih. Disamping
perlu mendapat dukungan penelitian, khususnya peneli- itu meningkatnya senyawa kalsium oksalat pada buah
tian agronomi yang selama ini belum banyak dilakukan. aren yang telah matang juga diduga sebagai penghambat
Untuk mendukung pengembangan dan budidayanya perkecambahan, disisi lain kalsium oksalat dikeluhkan
maka dibutuh kan bibit yang bermutu dalam jumlah oleh petani karena dapat menimbulkan rasa gatal.
yang banyak dan dapat disediakan dalam waktu singkat Pada dasarnya dormansi benih aren dapat diper-
(Saleh, 2002a). Sumber pertanaman yang dapat tersedia pendek dengan berbagai perlakuan sebelum dikecam-
dalam jumlah besar dan murah dengan menggunakan bahkan, baik secara fisik, kimia dan biologi. Namun,
benih sebagai bibit. Namun benih aren memiliki sifat dari hasil penelitian terdahulu bila hanya perlakuan fisik
dormansi (Hadipoetyanti dan Luntungan, 1988), walau- saja belum menunjukkan hasil yang memuaskan baik
pun dormansi benih merupakan sifat alami untuk dapat jumlah benih yang berkecambah maupun waktu yang

1)
Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNTAD
dipergunakan untuk berkecambah. Benih yang diberi Dormansi benih dapat disebabkan antara lain
perlakuan fisik mengikis punggung atau skarifikasi adanya impermeabilitas kulit benih terhadap air dan gas
dengan kertas amplas daya berke-cambah 50 – 55% dan (oksigen),embrio yang belum tumbuh secara sempurna,
kecepatan berkecambah 57 – 49 hari (Saleh, 2002b) dan hambatan mekanis kulit benih terhadap pertumbuhan
makin baik bila secara bersama-sama diberi pelakuan embrio, belum terbentuknya zat pengatur tumbuh atau
kimia (KNO3) yang direndam selama 36 jam (Saleh, karena ketidakseimbangan antara zat penghambat
2003a), konsentrasi 0,5% (Saleh, 2003b) yaitu sekitar dengan zat pengatur tumbuh di dalam embrio (Villlers,
85% dan 37 hari. Usaha ini perlu terus dilanjutkan, 1972). Berbagai hasil penelitian memberikan indikasi
diantaranya mengurangi atau meng-hilangkan senyawa kuat bahwa dormansi benih aren dapat dipatahkan bila
penghambat perkecambahan misalnya kalsium oksalat. diberi perlakuan fisik dan kimia (Saleh, 2002b, dan
Kalsium oksalat dapat dikurangi dengan cara melakukan Saleh, 2003a). Hal yang sama juga dapat dilihat pada
ekstraksi yang tepat. benih yang diberi perlakuan skarifikasi dengan kertas
Penelitian ini bertujuan diperoleh cara yang efektif amplas yang daya berkecambahnya 46,95%, sedangkan
dan efisien dalam meningkatkan jumlah benih berke- kontrol hanya 31,60%. Perlakuan ini memungkinkan air
cambah dan mempercepat perkecam-bahan benih masuk kedalam benih untuk memulai berlang-sungnya
proses perkecambahan benih. Sutopo (2002) menjelas-
kan bahwa tahap pertama suatu perkecambahan benih
BAHAN DAN METODE dimulai dengan proses penyerapan air, melunaknya kulit
benih dan hidrasi dari protoplasma.
Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Ekstraksi buah dilakukan dengan cara me-
Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Uni- nyimpan buah pada kondisi lembab yang bertujuan
versitas Tadulako dari September sampai Desember untuk memudahkan terlepasnya benih aren dari buah,
2003. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak mengurangi atau menghilangkan asam oksalat yang
Lengkap (RAL) pola faktorial. Faktor pertama adalah terdapat pada bagian endosperm buah aren. Disamping
perlakuan fisik yaitu: kontrol (F0), skarifikasi dengan itu diduga bahwa ekstraksi buah dapat mengurangi
kertas amplas (F1), benih dikerat pada bagian pung- senyawa-senyawa penghambat perkecambahan dan
gungnya (F2), perendaman air biasa selama 24 jam (F3), me-ningkatkan kemampuan benih untuk mengabsorbsi
perendaman air 40oC selama 3 menit (F4), dan perenda- air. Ekstraksi buah dapat mempercepat pembusukan
man air 50oC selama 3 menit (F5). Faktor kedua adalah buah dan merangsang proses fisiologi perkecambahan
lama ekstraksi yaitu: 10 hari (P1), 20 hari (P2) dan 30 (Lutong, 1993), dapat menye-babkan lunaknya kulit
hari (P3). Data dianalisis dengan sidik ragam, memakai benih aren sehingga memudahkan imbibisi (Lovess,
uji F. Jika terdapat perbedaan yang nyata dilakukan uji 1989). Dengan demikian buah aren yang diekstraksi
lanjut dengan BNJ 5%. lebih lama (30 hari) lebih baik karena telah mengalami
Benih diambil dari pohon yang memenuhi syarat fermentasi yang lebih sempurna bila dibandingkan
sebagai pohon induk, kemudian dipilih buah yang telah yang diperam selama 10 dan 20 hari. Walaupun secara
masak fisiologi. Buah diekstraksi dengan cara me- statistik ekstraksi 30 dan 20 hari tidak menunjukkan
lembabkan buah aren dalam karung goni. Selanjutnya perbedaannya
benih dibersihkan dari daging buah (mesokarp), benih
yang telah bersih dikeringanginkan secukupnya. Benih 2. Kecepatan berkecambah (hari)
yang seragam dijadikan sebagai bahan penelitian, ke-
mudian diberi perlakuan fisik. Perkecambahan benih aren bukan hanya daya
Variabel yang diamati adalah daya berkecambah berkecambah yang rendah tetapi juga lambatnya benih
(%), kecepatan berkecambah (hari), panjang axis embrio berkecambah. Benih aren yang dikecambahkan secara
(cm), panjang akar (cm) dan vigor (%). alami pada kondisi terang dapat berkecambah setelah
7 bulan (Rabaniyah, 1993). Penelitin ini juga membuk-
tikan, kontrol membutuhkan waktu berkecambah 81,12
HASIL DAN PEMBAHASAN hari (kurang dari 3 bulan) pada kondisi gelap. Sedangkan
benih yang diberi perlakuan skarifikasi dengan kertas
1. Daya berkecambah (%) amplas lebih singkat yaitu 41,82 hari dan benih dikerat
Perlakuan fisik skarifikasi dengan kertas amp- pada bagian punggungnya 43,75 hari. Kedua perlakuan
las menghasilkan daya berkecambah terbanyak yaitu ini tidak menunjukkan perbedaan, namun berbeda nyata
46,95% yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. dengan perlakuan lainnya. Hal yang sama juga ditun-
Sedangkan perlakuan ekstraksi 30 hari menunjukkan jukkan perlakuan ekstraksi 30 hari memerlukan waktu
daya berkecambah terbanyak yaitu 38,43% dan tidak berkecambah 55,96 hari, dan 20 hari diperlukan waktu
berbeda nyata dengan ekstraksi 20 hari, namun ked- 59,98 hari (Tabel 2).
uanya berbeda nyata dengan benih yang diekstraksi 10
hari (Tabel 1).
Tabel 1. Daya berkecambah benih aren yang diberi pelakuan fisik dan lama ektraksi

Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama adalah tidak berbeda nyata pada uji BNJ 5%.

3. Panjang axis embrio (cm) Benih aren yang diberi perlakuan skarifikasi de-
Perkecambahan benih aren tidak seperti pada ngan kertas amplas memungkinkan masuknya air ke
tanaman Monocotiledoneae secara umum. Dari benih dalam benih lebih mudah sehingga imbibisi sebagai
akan muncul pertama adalah axis embrio, selanjutnya proses awal perkecambahan benih dapat terjadi. Imbi-
terjadi pembekakan pada bagian ujung axis embrio bisi dapat mengaktifkan enzim-enzim perombakan yang
sebagai tempat keluarnya plumula dan akar (Masano, menjadikan karbohidrat, protein dan lemak menjadi
1989). Perlakuan skarifikasi dengan kertas amplas axis senyawa-senyawa aktif (Kamil, 1992), selanjutnya
embrionya terpanjang (6,70 cm), dan benih dikerat didukung perlakuan ekstraksi 30 hari yang menye-
pada bagian punggunggu- nya (6,35 cm). Keduanya babkan berkurangnya senyawa-senyawa yang dapat
tidak menunjukkan perbedaan, namun berbeda nyata menghambat perkecambahan benih.
dengan perlakuan lainnya.Axis embrio yang terpendek Benih yang cepat berkecambah berarti memi-
pada kontrol yaitu 4,08cm. Sedangkan pada perlakuan liki kesempatan tumbuhnya axis embrio lebih panjang
ekstraksi yang terpanjang adalah 20 hari yaitu 5,80 cm, hingga memungkinkan terjadinya pembekakan pada
dan tidak berbeda dengan 30 hari namun berbeda nyata bagian ujungnya sebagai tempat tumbuhnya akar dan
dengan 10 hari (Tabel 3). plumula sehingga akar menjadi lebih panjang (Gambar
1, 2 dan 3). Hal yang sama juga terjadi pada perlakuan
fisik skarifikasi dengan kertas amplas dan perenda-
4. Panjang akar kecambah aren (cm)
man KNO3 36 jam (Saleh, 2003a), konsentrasi 0,5%
Perlakuan fisik dan ekstraksi buah berinteraksi
nyata terhadap panjang akar (Tabel 4). Benih aren yang
5. Vigor (%)
diekstraksi 10 hari tanpa diberi perlakuan fisik memi-
liki akar paling pendek dibandingkan yang mendapat Pemunculan kecambah di atas permukaan tanah
perlakuan fisik dan akar makin panjang bila ekstraksi merupakan faktor yang mencerminkan vigor suatu bibit.
lebih lama lagi hingga 30 hari. Sedangkan akar yang ter- Untuk mengetahui perlakuan yang dapat meningkatkan
panjang yang diekstrasi 10 hari terdapat pada perlakuan vigor dilakukan pengamatan terhadap kecambah yang
skarifikasi dengan kertas amplas, dan makin panjang mampu muncul di atas permukaan tanah dari sejumlah
pada ekstraksi 20 dan 30 hari. Akar yang terpanjang benih yang dikecambahkan. Persentase kecambah yang
diperoleh pada perlakuan eksraksi 30 hari dan diberi muncul terbanyak adalah perlakuan skarifikasi dengan
perlakuan fisik skarifikasi dengan kertas amplas yaitu kertas amplas (43,08%) yang berbeda nyata dengan
lebih 12 cm. Tampaknya panjang akar ada korelasinya perlakuan lainnya. Sedangkan perlakuan ekstraksi yang
dengan pengamatan kecepatan berkecambah dan pan- terbanyak yaitu 30 hari (29,07%) dan tidak berbeda
jang axis embrio. nyata dengan 20 hari, namun berbeda dengan 10 hari
(Tabel 5).

Agrosains 6(2): 79-83, 2004


Tabel 2. Kecepatan berkecambah benih aren yang diberi pelakuan fisik dan lama ektraksi

Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama adalah tidak berbeda nyata pada uji BNJ 5%.

Tabel 3. Panjang axis embrio benih aren yang diberi pelakuan fisik dan lama ekstraksi

Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama adalah tidak berbeda nyata pada uji BNJ 5%.

Tabel 4. Panjang akar kecambah aren yang diberi pelakuan fisik dan lama ektraksi

Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris (a,b) atau kolom (p,q,r,s) yang sama, tidak
berbeda nyata pada uji BNJ 5 %
Pematahan Dormansi Benih Aren Secara Fisik pada Berbagai Lama Ekstraksi
Buah (M S Saleh) 87
Tabel 5. Vigor benih aren yang diberi pelakuan fisik dan lama ekstraksi

Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama adalah tidak berbeda nyata pada uji BNJ 5%.

KESIMPULAN
berkecambah= 38,43%, kecepatan berkecambah = 55,96
Dormansi benih aren dapat dipatahkan bila hari). Benih yang diberi perlakuan secara bersama-sama
masing-masing diberi perlakuan skarifikasi dengan memiliki panjang akar yang dapat mencapai lebih dari
kertas amplas (daya berkecambah = 46,95%, kecepatan 12 cm.
berkecambah = 41,82 hari) atau ekstraksi 30 hari (daya

Agrosains 6(2): 79-83, 2004


Gambar 1. Perkecambahan benih aren yang diekstraksi 10 hari (A), 20 hari (B) dan 30 hari (C) pada
berbagai perlakuan fisik.

Pematahan Dormansi Benih Aren Secara Fisik pada Berbagai Lama Ekstraksi
Buah (M S Saleh) 89
DAFTAR PUSTAKA cambah Biji Aren (Arenga Pinnata (Wurb.)
Merr.) Secara Fisik dan Kimiawi. Tesis Program
Hadipoetyanti,E. dan H. Luntungan, 1988. Penga-ruh Pasca Sarjana UGM. Yogyakarta.
Perlakuan terhadap Perkecam-bahan Biji Aren Saleh, M.S., 2002a. Pengembangan Teknologi Benih
(Arenga pinnata (Wurmb.) Merr.). Jurnal Pene- Guna Mendukung Budidaya Tanaman Aren. Hal.
litian Kelapa Vol. 2 (2): 20 – 25. 75 – 82. Dalam Industri Benih di Indonesia Aspek
Kamil, J., 1992. Teknologi Benih 1. Angkasa Band- Penunjang Pengembangan. Laboratorium Ilmu
ung. dan Teknologi Benih IPB.Bogor.

Loveless,A.R.,1989. Principles of Plant Biology for the ———————, 2002b . Perlakuan Fisik dan Kalium
Tropics. Longman Limited. Nitrat untuk Mempercepat Perkecam-bahan
Benih Aren dan Pengaruhnya terhadap Per-
Lutong, T.L., 1993. Tanaman Sumber Pemanis. Penebar tumbuhan Kecambah. J. Agroland 9 (4): 326
Swadaya. Jakarta. – 330.
Masano. 1989. Perkecambahan benih aren. Duta Rimba ———————, 2003 a. Peningkatan Kecepatan
No.: 105.106/XV/1989.. Pusat Penelitian dan Berkecambah Benih Aren yang Diberi Perlakuan
Pengembangan Tanaman Hutan. Bogor. Fisik dan Lama Perendaman Kalium Nitrat. J.
Mashud, N., R. Rahman dan R. B. Maliangkay, 1989. Agroland (Suplemen): 52 – 57.
Pengaruh Berbagai Perlakuan Fisik dan Kimia Saleh, M.S., 2003b. Perlakuan Fisik dan Konsentrasi Ka-
terhadap Perkecambahan dan Pertumbuhan Bibit lium Nitrat untuk Mempercepat Perkecambahan
Aren. Jurnal Pene-litian Kelapa Vol. 4 No.1 Benih Aren. J. Agroland 10 (4): 346 – 351.
: 27 – 37.
Sutopo, L., 2002. Teknologi Benih (Edisi Revisi).
Miller, R.H., 1964. The Versatile Sugar Palm. Principles. Fakultas Pertanian UNBRAW. PT Raja Grafindo
Journal of The Palm Society. 8 (4): 115. Persada. Jakarta.
Pratiwi dan H. Alrasjid, 1989. Teknik Budidaya Aren. Villiers, T.A., 1972. Seed Dormancy. 220 – 282 p. Dalam
Departemen Kehutanan Badan Penelitian dan Seed Biology. Ed. By T.T. Kozlowski. Vol. II
Pengembangan Kehutanan Pusat Penelitian dan
Academic Press. New York and London
Pengembangan Hutan. Bogor.
Rabaniyah, R., 1993. Peningkatan Kecepatan Berke-

Agrosains 6(2): 79-83, 2004

You might also like