You are on page 1of 9

ACARA I

KEANEKARAGAMAN HEWAN HEWAN TANAH


I. JUDUL
Keanekaragaman organisme Makro terhadap kondisi fisik tanah.

II. TUJUAN
Untuk mengetahui jumlah organisme Makro terhadap kondisi fisik
tanah

III. DASAR TEORI


Tanah merupakan habitat yang kompleks untuk organisme. Dibandingkan
dengan media kultur murni di laboraturium, tanah sangat berbeda karena dua
hal yaitu
(a) pada kondisi alami tanah merupakan media fase padat, cair dan gas dengan
sifat dan ciri yang berfariasi
(b) di dalam tanah terjadi kompetensi antara berbagai macam organisme untuk
memperoleh nutrisi, ruang dan kelembaban.

Kompetensi terjadi antara bakteri, aktinomisetes, jamur dan juga


kehidupan lainnya di dalam tanah termasuk fauna tanah dan akar. Perbedaan pH,
kelembaban, ukuran pori-pori dan jenis makanan yang tersedia mampu
membentuk berbagaijenis habitat. Berdasarkan kandungan bahan organik, tanah
dibedakan menjadi 2 (dua) kelompok yaitu sebagai berikut.

1. Tanah mineral

Tanah mineral yaitu tanah-tanah yang kandungan bahan organiknya


kurang dari 20% atau tanah yang mempunyai lapisan organik dengan ketebalan
kurang dari 30 cm (diukur dari permukaan tanah). Tanah mineral terbentuk dari
bahan induk batuan yang tersusun dari mineral-mineral, sehingga yang banyak
menentukan karakteristik tanah mineral adalah mineral penyusun batuan.
2. Tanah organik

Tanah organik yaitu tanah yang kandungan bahan organiknya lebih dari
65%, atau hingga kedalaman 1 meter apabila tanah belum diolah. Tanah organik
terbentuk dari bahan induk organik atau sisa-sisa tumbuhan, sehingga
karakteristik tanah tergantung komposisi botani tumbuhan asal yang menjadi
bahan induk tanah organik. Ada berbagai macam fungsi tanah, dan salah satu
fungsi tanah dalam aspek lingkungan adalah dapat berfungsi dalam
penanggulangan limbah yaitu sebagai penyaring (filter), penyangga (buffer), dan
sistem alihrupa (transformation system).

Ditinjau dari sifat fisiknya, tanah adalah benda alami yang bersifat
komplek, heterogen, tersusun dari tiga fase yaitu fase padat (butiran bahan organic
dan lapukan bahan organik), fase gas (udara) dan fase cair (air tanah). Bagian
padat terdiri dari bahan anorganik. Bagian gas adalah udara tanah, sedang bagian
cair adalah tanah yang mengandung bahan yang terlarut di dalamnya.

Bahan organic terdiri dari sisa-sisa tumbuhan dan hewan, dan jasad hidup
lainnya yang bersifat makro atau mikro, yang terdapat di dalamnya. Bahan
anorganik terdiri dari batuan-batuan, mineral dan berbagai senyawa hasil
pelapukan.

Babarapa sifat fisik tanah yaitu : struktur tanah, tektur tanah, warna tanah,
temperature tanah. Tekstur tanah adalah perbandingan kandungan partikel tanah
primer berupa fraksi liat, debu dan pasir dalam suatu masa tanah. Struktur tanah
adalah susunan butiran tanah primer dan agregrat primer tanah yang secara alami
menjadi bentuk tertentu yang di batasi oleh bidang-bidang yang disebut agregrat.
Strukturtanah dikatakan baik apabila di dalamnya terdapat ruang pori-pori yang
berarti bahwa dalam agrgrat tanah itu terdapat ruang berpori yang dapat diisi air
dan udara dan sekaligus mantab keadaannya.
IV. ALAT DAN BAHAN
Alat - pathok
- skop - meteran
- plastik - lup
- higrometer Bahan
- tali rafia - Tanah

V. LANGKAH KERJA

menentukan lokasi pengamatan di hutan jurdik FMIPA di lahan utara


green house

membuat 3 plot secara acak, dengan luas 1m x 1m

mengukur keadaan tanah antara lain pH tanah, kelembaban


tanah,warna tanah dan tekstur tanah

menggali tanah sedalam 5 cm, mengamati hewan

melanjutkan galian tanah sedalam 30 cm, mengamati hewan

memisahkan tanah dengan hewan tanah ,kemudian hewan ditaruh


didalam plastik yang berbeda

melakukan kegiatan yang sama pada plot 2 dan plot 3


VI. TABEL HASIL PENGAMATAN
Faktor Abiotik Lahan Utara Green House ()

No Keadaan tanah Hutan jurdik MIPA


Plot I Plot II Plot III
1 pH 6.5 7 6.5
2 Kelembaban 80 % 55 % 80 %
3 Ketabalan humus 10 cm 3 cm 10 cm
4 Warna
5 Struktur
6 Tekstur

Tabel Jumlah Hewan

Nama Spesies Jumlah spesies


Plot I Plot II Plot III
Kedala
man
(cm)
0-5 Uret 5 - 2
Semut 18 - -
Cacing 2 - 4
jangrik 1 - -
laba-laba 1 - -
5-10 Uret 1 - 4
Cacing 3 - 3
kelabang 1 - 1
10-15 kelabang - - 1
VII. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui jumlah organisme
makro trhadap kondisi fisik tanah. Lokasi yang di pilih adalah hutan jurdik
BIOLOGI yang terletak di sebelah utara green House. Keadaan hutan jurdik
Biologi adalah terdiri dari pohon-pohon besar disertai jasad-jasad yang
hidup di atas dan di dalam tanah. Ketersediaan makanan untuk hewan tanah
lebih banyak di temukan pada karena kondisi lahan yang memiliki sersah
banyak yang berasal dari pepohonan yang ada di hutan tersebut. Sinar
matahari sebagian besar tidak langsung menyinari tanah karena tertutupi
oleh pepohonan yang ada, sehingga kelembaban dan suhu tanah lebih
terjaga. Tetapi di bagian luar hutan sinar matahari dapat langsung menyinari
tanah, sehingga pH dan kelembabannya berbeda dengan kondisi lingkungan
yang berada di dalam hutan.
Pada lokasi ini di pilih 3 plot secara acak
(a) plot 1 sinar tidak terkena sinar matahari, memiliki
kelembaban 80%, dan ph 6,5 dan memiliki lapisan humus
setebal 10 cm. Kemudian di lakukan penggalian 5 cm pertama
di temukan beberapa jenis organisme makro yaitu: semut
yang berjumlah 18, cacing tanah 2 ekor, uret 5 ekor, jangkrik
dan laba-laba masing-masing satu ekor. Selanjutnya di
lakukan penggalian lagi hingga mencapai ketebalan 10 cm
ditemukan 1 ekor uret, 3 ekor cacing dan 1 ekor kelabang.
(b) Plot 2 terkena sinar matahari secara langsung. Memiliki
Terkstut berpasir, dengan pH 7 dan kelembaban 55%. Dan
ketebalan humus 3 cm. Setelah di lakukan penggalian tidak di
temukan organisme makro pada plot ini.
(c) Plot 3 terkena sinar matahari tidak secara langsung. Memiliki
kelembaban 80% dan pH 6,5; memiliki lapisan humus setebal
10 cm. Setelah di lakukan penggalian 5 cm pertama
didiapatkan cacing tanah berjumlah 4 ekor,uret 2 ekor.
Selanjutnya sampai ketebalan 10 cm di temukan 4 ekor uret, 3
ekor cacing dan 1 kelabang. Kemudian sampai ketebalan 15
cm hanya di temukan 1 ekor kelabang. Kemudian di gali lagi
tidak di temukan organisme lagi.

Struktur tanah dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan aktifitas jasad


hidup.

KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulan bahwa:


1. Hewan tanah sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan
dimana hewan tersebut hidup, yang meliputi faktor abiotik dan biotiknya.
2. Hewan tanah paling banyak ditemukan pada lapisan tanah
paling atas yaitu kedalaman 0 – 10 cm dan hewan tanah paling sedikit
ditemukan pada kedalaman 11 - 20 cm bahkan tak jarang tak ditemukan
hewan sama sekali.
DAFTAR PUSTAKA

Kimball, J. W. 1999. Biologi. Jilid Tiga. Erlangga. Jakarta.

Odum, E. P. 1998. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi ketiga. Terjemahan Tjahjono


Samingan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 697 hal.

Suin, N. M. 1997. Ekologi Hewan Tanah. Bumi Aksara. Jakarta. 189 hal.

http://library.usu.ac.id/modules.php?
op=modload&name=Downloads&file=index&req=getit&lid=1249
diakses pada tanggal 24 Maret 2008

http://elisa.ugm.ac.id/files/cahyonoagus/2jXCfyXq/BIOLOGI
%20TANAH.ppt diakses pada tanggal 24 Maret 2008
Laporan Praktikum Biologi Tanah

“Hewan-Hewan Tanah”
Keanakaragaman Orgamisme Makro Terhadap Kondisi Fisik Tanah

Oleh:
Bening Estirohani
Yuda Utama
Ratih Dhita N
Novi CH
Erlina D.S
Ahmad Miftahudin

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2008

You might also like