You are on page 1of 6

PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES

A. Pengertian Keterampilan Proses

Keterampilan proses adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan kemampuan-


kemampuan mental, fisik,dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan-kemampuan
yang lebih tinggi. Kemampuan-kemampuan mendasar yang telah dikembangkan dan telah
terlatih lama-kelamaan akan menjadi suatu keterampilan, sedangkan pendekatan keterampilan
proses adalah cara memandang anak didik sebagai manusia seutuhnya. Cara memandang ini
dijabarkan dalam kegiatan belajar mengajar memperhatikan pengembangan pengetahuan, sikap,
nilai, serta keterampilan. Ketiga unsur itu menyatu dalam satu individu dan terampil dalam
bentuk kreatifitas.

Pendekatan pembelajaran proses adalah pendekatan pembelajaran


yang menekankan pada kegiatan keterampilan proses yang digunakan untuk
mengungkap dan menemukan fakta dan konsep serta menumbuhkan sikap dan nilai
yang dilakukan oleh murid .

Proses pembelajaran dengan pendekatan ini dimulai dari obyek nyata atau  obyek yang
sebenarnya dengan menggunakan pengalaman langsung, sehingga siswa
diharapkan terjun dalam kegiatan belajar mengajar yang lebih realistis, dan
anak juga diajak ,dilatih, dan dibiasakan melakukan observasi langsung dan
membuat kesimpulan sendiri.

Jadi, pendekatan keterampilan proses menekankan pada bagaimana siswa belajar,


bagaimana mengelola perolehannya, sehingga dipahami dan dapat dipakai sebagai bekal untuk
memenuhi kebutuhan dalam kehidupannya di masyarakat.

B. Tujuan Keterampilan Proses

Tujuan pengajaran sains sebagai proses adalah untuk meningkatkan keterampilan berpikir
siswa, sehingga siswa bukan hanya mampu dan terampil dalam bidang psikomotorik, melainkan
juga bukan sekedar ahli menghafal. Berdasarkan penjelasan di atas, pada keterampilan proses,
guru tidak mengharapkan setiap siswa akan menjadi ilmuwan, melainkan dapat mengemukakan
ide bahwa memahami sains sebagian bergantung pada kemampuan memandang dan bergaul
dengan alam menurut cara-cara seperti yang diperbuat oleh ilmuwan.

Selain itu, melalui proses belajar mengajar dengan pendekatan keterampilan proses
dilakukan dengan keyakinan bahwa sains adalah alat yang potensial untuk membantu
mengembangkan kepribadian siswa, di mana kepribadian siswa yang berkembang ini merupakan
prasyarat untuk melanjutkan ke jalur profesi apapun yang diminatinya.

C. Rasional Keterampilan Proses

Pendekatan pembelajaran proses karena dengan pendekatan pembelajaran proses


diharapkan siswa dapat mengalami sendiri tentang materi yang disampaikan dengan berinteraksi
langsung dengan obyek nyata atau sebenarnya sehingga siswa dapat membuat kesimpulan
sendiri.

Dalam menerapkan keterampilan proses dasar sains dalam kegiatan belajar mengajar, ada
dua alasan yang melandasinya yaitu:

a. Bahwa dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka laju pertumbuhan
produk-produk ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi pesat pula, sehingga tidak mungkin
lagi guru mengajarkan semua konsep dan fakta kepada siswa. Jika guru tetap mengajarkan
semua fakta dan konsep dari berbagai cabang ilmu, maka sudah jelas target itu tidak mugkin
tercapai. Oleh karena itu, siswa perlu dibekali dengan keterampilan untuk mencari dan
mengolah informasi dari berbagai sumber,dan tidak semata-mata dari guru.

b. Bahwa sains itu dipandang dari dua dimensi, yaitu dimensi produk dan dimensi proses.
Dengan melihat alasan ini, betapa pentingnya keterampilan proses bagi siswa untuk
mendapatkan ilmu yang akan berguna bagi siswa di masa yang akan datang, sehingga bangsa
kita akan dapat sejajar dengan bangsa yang maju lainnya.

Conny Setiawan mengemukakan empat alasan mengapa pendekatan keterampilan proses harus
diwujudkan dalam proses belajar dan pembelajaran, yaitu:

a. Dengan kemajuan yang sangat pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, guru tidak
mungkin lagi mengajarkan semua fakta dan konsep dari sekian mata pelajaran, karena
waktunya tidak akan cukup.

b. Siswa-siswa, khususnya dalam usia perkembangan anak, secara psikologis lebih mudah
memahami konsep,apalagi yang sulit, bila disertai dengan contoh-contoh konkrit, dialami
sendiri, sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. J. Piaget mengatakan bahwa intisari
pengetahuan adalah kegiatan atau aktivitas, baik fisik maupun mental.

c. Ilmu pengetahuan boleh dikatakan bersifat relatif, artinya, suatu kebenaran teori pada suatu
saat berikutnya bukan kebenaran lagi, tidak sesuai lagi dengan situasi. Suatu teori bias gugur
bila ditemukan teori-teori yang lebih baru dan lebih jitu. Jadi, suatu teori masih dapat
dipertanyakan dan diperbaiki. Oleh karena itu, perlu orang-orang yang kritis, mempunyai
sikap ilmiah. Wajar kiranya kalau anak-anak atau siswa sejak dini sudah ditanamkan dalam
dirinya sikap ilmiah dan sikap kritis ini. Dengan menggunakan keterampilan proses, maksud
tersebut untuk saat ini pantas diterima.

d. Proses belajar dan pembelajaran bertujuan membentuk manusia yang utuh artinya cerdas,
terampil dan memiliki sikap dan nilai yang diharapkan. Jadi, pengembangan pengetahuan dan
sikap harus menyatu. Dengan keterampilan memproses ilmu, diharapkan berlanjut
kepemilikan sikap dan mental.

D. Kemampuan Dasar dalam Keterampilan Proses


Ilmuwan-ilmuwan yang menemukan suatu yang baru, menurut pengamatan, tidak
menguasai semua konsep dan fakta dalam suatu bidang ilmu, namun mereka mempunyai
kemampuan dasar untuk mengembangkan konsep dan fakta yang terbatas itu, sehingga mereka
mampu menciptakan dan menemukan sesuatu yang baru.

Kemampuan-kemampuan dasar yang dimaksud antara lain mengobservasi, menghitung,


mengukur, mengklasifikasi, mencari hubungan ruang waktu, membuat hipotesis, merencanakan
penelitian atau eksperimen, mengendalikan verbal, menafsirkan data, membuat kesimpulan
sementara, meramalkan, menerapkan, mengkomunikasikan(Conny Setiawan, 1987:17-18).

Senada dengan kemampuan dasar yang diajukan di atas, Sriyono membuat suatu daftar
keterampilan proses yang diikuti oleh indicator-indikator.

Keterampilan Proses INDIKATOR


1 Mengajukan pertanyaan 1 Bertanya mengapa, apa, dan bagaimana

2 Bertanya untuk meminta penjelasan

3 Bertanya yang berlatar belakang


hipotesis
2 Mengamati 1
Menemukan fakta yang relevan dan
2 memadai

3 Menafsirkan/pengamatan 1 Menggunakan sebanyak mungkin indra

2 Mencatat setiap pengamatan secara


terpisah
3
Menghubungkan pengamatan-
4 Meramalkan 1 pengamatan yang terpisah

5 Mengatur alat dan bahan 1 Menemukan suatu pola dalam satu seri
pengamatan
6 Merencanakan penelitian 1
Dengan menggunakan pola-pola
2 (hubungan-hubungan) mengemukakan
apa yang mungkin terjadi pada keadaan
3 yang belum diamati

4 Menggunakan alat dan bahan untuk


memperoleh pengalaman langsung
5
Menentukan alat, bahan, dan sumber
7 Menerapkan konsep 1 yang akan dipakai untuk digunakan
2 dalam penelitian

8 Berkomunikasi 1 Menentukan variable-variabel

2 Menentukan variable yang harus dibuat


tetap sama, dan mana yang berubah
3
Menentukan apa yang harus diamati,
4 diukur, dan ditulis

Menentukan cara dan langkah-langkah


kerja

Menentukan bagaimana mengolah


pengamatan

Menggunakan konsep-konsep yang telah


dipelajari dalam suatu situasi baru

Menerapkan konsep pada pengalaman


baru untuk menjelaskan apa yang sedang
terjadi

Menyusun dan menyampaikan laporan


secara sistematis

Menjelaskan hasil penelitian

Mendiskusikan hasil penelitian

Menggambarkan data dengan grafik,


table, atau diagram

Berikut ini akan diuraikan mengenai pengertian dari setiap kemampuan atau keterampilan
beserta kata kerja operasional dari masing-masing kemampuan atau keterampilan.

1. Mengamati

Yaitu keterampilan mengumpulkan data atau informasi melalui penerapan dengan indera.
Kata kerja operasional : melihat, mendengar, merasa, meraba, membau, mencicipi, mengecap,
menyimak, mengukur, membaca.

2. Menggolongkan ( mengklasifikasikan )
Yaitu keterampilan menggolongkan benda, kenyataan, konsep, nilai, atau kepentingan
tertentu. Untuk membuat penggolongan, perlu ditinjau persamaan dan perbedaan antara benda,
kenyataan, atau konsep sebagai dasar penggolongan. Kata kerja operasional : mencari
persamaan, menyamakan, membedakan, membandingkan, mengontraskan, mencari dasar
penggolongan.

3. Menafsirkan ( menginterpretasikan )

Yaitu keterampilan proses menafsiran sesuatu berupa benda, kenyataan, peristiwa,


konsep, atau informasi yang telah dikumpulkan melalui pengamatan, perhitungan, penelitian,
atau eksperimen. Kata kerja operasional : menaksir, memberi arti, mengartikan, memposisikan,
mencari hubungan ruang waktu, menentukan pola, menarik kesimpulan, mengeneralisasikan.

4. Meramalkan ( memprediksi )

Yaitu mengantisipasi atau menyimpulkan suatu hal yang akan terjadi pada waktu yang
akan datang berdasarkan perkiraan atas kecenderungan atau pola tertentu atau hubungan antar
data atau informasi. Kata kerja operasional : mengantisipasi berdasarkan kecenderungan, pola
atau hubungan antar data atau informasi.

5. Menerapkan

Yaitu menggunakan hasil belajar berupa informasi, kesimpulan, konsep, hukum, teori,
keterampilan. Melalui penerapan, hasil belajar dapat dimanfaatkan, diperkuat, dikembangkan,
atau dihayati. Kata kerja operasional : menggunakan ( informasi, kesimpulan, konsep, hukum,
teori, sikap, nilai, atau keterampilan dalam situasi ), menghitung, menentukan variabel,
mengendalikan variabel, menghubungkan konsep, merumuskan konsep, pertanyaan penelitian,
menyusun hipotesis, membuat modul.

6. Merencanakan penelitian

Yaitu keterampilan yang amat penting karena menentukan berhasil tidaknya penelitian.
Keterampilan ini perlu dilatih, karena selama ini pada umumnya kurang diperhatikan dan kurang
terbina. Pada tahap ini ditentukan masalah atau objek yang akan diteliti, tujuan, dan ruang
lingkup penelitian, sumber dat atau informasi, cara analisis, alat dan bahan atau sumber
kepustakaan yang diperlukan. Jumlah orang yang terlibat, langkah-langkah pengumpulan dan
pengolahan data atau informasi, serta tata cara melakukan penelitian. Kata kerja operasional :
menentukan massalah atau objek yang akan diteliti, menentukan tujuan penelitian, menentukan
ruang lingkup penelitian, menentukan sumber data, menentukan alat, bahan, dan sumber
kepustakaan, menentukan cara penelitian.

7. Mengkomunikasikan

Yaitu menyampaikan perolehan atau hasil belajar kepada orang lain dalam bentuk tulisan,
gambar, gerak, tindakan, atau penampilan. Kata kerja operasonal : berdiskusi, mendeklamasikan,
mendramakan, bertanya, merenungkan, meragakan, mengungkapkan, melaporkan ( dalam
bentuk lisan, tulisan, gerak atau penampilan ).

Keterampilan proses memerlukan latihan atau penggunaan secara terus menerus agar
dapat dimiliki oleh siswa. Perkembangannya berlangsung sedikit demi sedikit dan memerlukan
waktu lama. Oleh karana itu, penelitian kemampuan keterampilan proses tidak perlu dilakukan
pada tiap pembelajaran, tetapi bias sekali atau dua kali dalam satu semester untuk melihat
perkembangannya.

E. Penilaian Keterampilan Proses

Penilaian merupakan usaha untuk memperoleh informasi tentang perolehan belajar siswa
secara menyeluruh, baik pengetahuan, konsep, sikap, nilai maupun keterampilan proses. Hal ini
dapat digunakan oleh guru sebagai balikan maupun keputusan yang sangat diperluka dalam
menentukan strategi belajar mengajar. Untuk maksud tersebut, guru perlu mengadakan penilaian,
baik terhadap proses maupun terhadap hasil belajar siswa. Penilaian proses ( Usman, 1999 )
dapat diartikan penilaian terhadap proses belajar yang sedang berlangsung, yang dilakukan oleh
guru dengan memberikan umpan balik secara langsung kepada seorang siswa atau kelompok
siswa. Dalam melatih keterampilan proses sekaligus dikembangkan sikap-sikap yang
dikehendaki seperti kreatif, kerjasama, bertanggung jawab, dan berdisiplin sesuai dengan
penekanan bidang studi yang bersangkutan.

Untuk menilai keterampilan proses dapat digunakan cara non tes dengan menggunakan
lembar pengamatan. Agar tidak memberatkan guru, pelaksanaanya dapat dilakukan secara
bertahap lima orang siswa, begitu seterusnya sampai seluruh siswa mendapat giliran. Hal ini
dilakukan oleh guru pada waktu siswa sedang belajar.

Dalam menentukan atau membuat lembar pengamatan, perlu memperhatikan hal-hal


berikut.

a. menentukan keterampilan yang akan diamati

b. membuat kriteria penilaian untuk masing masing keterampilan.

Penilaian terhadap keterampilan proses dapat pula dilakukan dengan tes tertulis, namun
tidak menjangkau semua kemampuan, karena menggunakan indera pendengaran dan perabaan
tidak mungkin diliai dengan tes tertulis. Di samping itu, penilaian keterampilan proses dapat
dilakukan dengan tes perbuatan, tetapi dalam hal ini diperlukan lembar pengamatan yang lebih
rinci untuk menilai tingkah laku yang diharapkan.

You might also like