You are on page 1of 5

UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL

TAHUN AKADEMIK 2010/2011

MATA KULIAH : HUKUM ACARA PERDATA


DOSEN : HJ. SRI PURSETYOWATI, S.H., M.H.
ATANG HIDAYAT, S.H., M.H.
SEMESTER/KELAS :V–A
HARI/TANGGAL : RABU/10 NOVEMBER 2010

NAMA : LAHMUDDIN
NPM : 41151015090042

JAWABAN :

1. Hukum Acara Perdata disebut juga hukum perdata formil yaitu


keseluruhan kaidah hukum yang menentukan dan mengatur cara
bagaimana melaksanakan hak-hak dan kewajiban-kewajiban perdata
sebagaimana yang diatur dalam hokum perdata materiil.
Hukum Acara Perdata diatur dalam :
- Pasal 5 ayat (1) UUDar. 1/1951 yang juga adalah HIR (Het Herziene
Indonesich Reglement) atau Reglement Indonesia yang diperbaharui
S. 1848 No.16, S. 1941 No, 44 untuk daerah Jawa dan Madura, dan
Rechtsreglement Buitengewesten (Rbg,atau Reglemen daerah
seberang S. 1927 No. 227) untuk luar Jawa dan Madura.
- Reglement op de Burgerlijke Rechtsvordering (Rv atau Reglemen
hokum acara perdata untuk golongan eropa : S. 1847 No. 52’ S. 1849
No. 63).
- Ro atau Reglemen organisasi Kehakiman : S. 1847 No. 23.
- BW buku IV, WvK dan Peraturan Kepailitan.
- UU No. 14 tahun 1970 tentang Ketentuan Pokok Kekeasaan
Kehakiman.
2. Sifat Hukum Acara Perdata adalah mengatur, karena hukum acara
perdata ini tergolong hukum privat (private rechts), berbeda dengan
hukum publik (publiek rechts) yang bersifat memaksa.
Hukum Acara Perdata bersifat memaksa mengandung arti bahwa bila
terjadi suatu proses perdata di pengadilan, maka ketentuannya tidak
dapat dilanggar melainkan harus ditaati oleh para pihak, dan kalau tidak
ditaati berakibat merugikan pihak yang berperkara. Sifat memaksa ini
dalam konteks memaksa kepada para pihak apabila telah masuk pada
suatu proses acara perdatanya di pengadilan.

3. Hukum acara positif adalah kaidah-kaidah hukum yang mengatur


bagaimana caranya beracara di muka pengadilan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

4. Cara mengajukan gugatan adalah sebagai berikut ;


- Gugatan harus diajukan secara tepat kepada badan pengadilan yang
benar-benar berwenang untuk mengadili perkara tersebut.
- Gugatan dapat berbentuk lisan (pasal 120 HIR) maupun tertulis (pasal
118 HIR).
- Pada pasal 118 HIR mengandung asas “Actor Sequitor Forum Rei”,
yakni asas gugatan diajukan di tempat tinggal tergugat.

5. Perbedaan gugatan dan permohonan :


Pada gugatan :
- adanya sengketa,
- hakim mengadili dan memutus
- bentuknya putusan
- para pihak adalah penggugat/tergugat.
Pada permohonan :
- tidak adanya sengketa
- hakim sebagi tenaga administrasi (hanya mengesahkan)
- bentuknya penetapan
- para pihak adalah pemohon/termohon.

6. Kekuasaan Relatif adalah kewenangan yang diberikan berdasarkan


kekuatan undang-undang kepada pengadilan sejenis tetapi masih dalam
satu lingkungan pengadilan yang sama.
Kekuasaan Absolut adalah kewenangan yang diberikan berdasarkan
kekuatan undang-undang kepada pengadilan yang tidak sejenis tetapi
masih dalam satu lingkungan pengadilan yang sama. Pasal 118 HIR
menegaskan bahwa pengadilan yang berwenang mengadili adalah PN
tempat tinggal tergugat (actor sequitor forum rei), artinya gugatan harus
diajukan dan dimasukkan kepada PN yang berkedudukan di wilayah
hukum tempat tinggal tergugat.

7. Dalam pasal 118 HIR terdapat 6 pengecualian, yaitu :


1. apabila tempat tinggal tergugat tidak diketahui maka gugatan diajukan
pada pengadilan negeri tempat kediaman tergugat.
2. apabila tergugat terdiri dari dua orang atau lebih, gugagatan dapat
diajukan di tempat salah seorang tergugat.
3. apabila tempat tinggal dan tempat kediaman tergugat tidak dikenal,
maka gugagatan dapat diajukan kepada ketua PN tempat tinggal
penggugat atau salah seorang dari penggugat.
4. jika para tergugat dalam hubungan pihak yang berutang dan
penanggung (diajukan dintempat tinggal orang yang benar-benar
berutang)
5. apabila gugatan adalah mengenai barang tetap, dapat pula diajukan
kepada ketua PN dimana barang tetap itu terletak.
6 jika dengan suatu akta telah dipilih tempat penyelesaian sengketa.
8. Para pihak dalam Hukum Acara Perdata adalah :
a. Penggugat, yaitu orang yang merasa haknya itu dilanggar.
b. Tergugat, yaitu orang yang ditarik ke muka pengadilan karena dianggap
melanggar hak seseorang atau beberapa orang.

9. Pasal 124 HIR mengenai Acara Istimewa dalam Hukum Acara Perrdata
dan mengenai Verstek adalah mengatur kepada hakim diberi wewenang
menjatuhkan putusan di luar hadir atau tanpa hadirnya penggugat,
dengan syarat apabila penggugat tidak datang mengahadiri sidang
pemeriksaan yang ditentukan tanpa alasan yang sah (default without
reason).
Dalam peristiwa ini, hakim berwenang memutus perkara dengan memuat
dictum :
- membebaskan tergugat dari perkara tersebut,
- menghukum penggugat membayar biaya perkara.
Terhadap putusan verstek itu penggugat tidak dapat mengajukan
perlawanan (verset) maupun upaya banding dan kasasi, sehingga tertutup
upaya hukum.
Upaya yang dapat dilakukan penggugat adalah mengajukan kembali
gugatan itu sebagai perkara baru dengan membayar biaya perkara.

10. Surat Kuasa yang dimaksud adalah surat kuasa khusus, yaitu surat kuasa
yang diberikan kepada kuasa hukum untuk menyelesaikan perkara di
pengadilan. Dasar hukumnya pasal 123 ayat (1) HIR.

11. Yang dimaksud pembuktian dalam pasal 163 HIR yaitu barangsiapa yang
mendalilkan sesuatu dia harus dapat membuktikannya. Artinya siapa yang
harus dibebanikewajiban untuk membuktikan sesuatu.
Sedangkan dalam pasal 164 disebutkan macam-macam alat bukti.
Macam-macam alat bukti itu adalah :
1. Bukti surat,
2. Bukti saksi,
3. Persangkaan,
4. Pengakuan,
5. Sumpah.

You might also like