You are on page 1of 38

(Pengertian Permainan Sepak Bola Beserta Peraturannya) – Sepak bola merupakan contoh

olah raga permainan bola bersar, untuk memenangkan permainan harus ada strategi yang
diterapkan, ada beberapa strategi, penyerangan dan pertahanan dengan pola yang biasa
diterapkan setiap kesebelasan dalam pertandingan.
• Pola Penyerangan
Tujuan pola penyerangan adalah untuk memasukkan bola kegawang lawan, oleh karena itu
diperlukan strategi dan teknik penyerangan.

• Pola Pertahanan
Tujuan pola pertahanan adalah untuk memberikan perlawanan terhadap lawan agar tidak tercipta
gol (Gawang kemasukan bola dari lawan)

Peraturan-peraturan permainan sepak bola


• Bentuk lapangan sepak bola harus empat persegi panjang, dengan ukuran panjang 100-110 M
dan lebar 64-75M.
• Seragam dalam permainan sepak bola sangat diperlukan untuk membedakan antara kawan dan
lawan, setiap tim terdiri atas 11 orang di tambah 5 orang pemain cadangan.
• Lama pertandingan sepak bola 90 menit, terbagi dalam 2 babak. Babapk pertama memakan
waktu 45 menit, waktu istirahat 15 menit dilanjutkan babak kedua selama 45 menit.
• Seorang pemain tidak diperbolehkan memakai perlengkapan yang dapat membahayakan orang
lain seperti:
a. Memakai sepatu yang mudah lepas
b. Memakai gelang, kalung, cincin, dan anting.
c. Berkuku panjang
• Adapun peraturan pertandingan sebagai berikut:
a. Permulaan Permainan
Pada permulaan permainan, pemilihan tempat / gawang dan tendangan permulaan / kick off
harus dengan undian. Kesebelasan yang menang undian boleh melakukan tendangan permulaan
yang dimulai dari titik tengah lapangan setelah wasit memberikan isyarat / membunyikan peluit.

b. Waktu Bermain
Selama pertandingan berjalan, tidak seorangpun pemain diperbolehkan meninggalkan lapangan
pertandingan tanpa seizin / diketahui oleh pemimpin pertandingan (Wasit) kecuali pemain yang
membutuhkan perawatan kesehatan atau cedera. Para pemain boleh meninggalkan lapangan
dalam kondisi:
1) Throw in untuk melempar bola ke dalam.
2) Corner Kick / tendangan sudut
3) Terdorong ke luar
4) Untuk membetulkan tali sepatu
5) Menghindar dari perangkap Off Side.
Wasit memiliki wewenang mengambil tindakan selama memimpin pertandingan hingga
selesai, antara lain:
a. Memberi teguran kepada pemain
b. Memberikan peringatan kepada pemain
c. Mengeluarkan permain dari lapangan
d. Memberikan hukuman bagi pemain yang melanggar
e. Menghentikan pertandingan untuk sementara / seterusnya

Para pakar dan legenda sepakbola mengatakan,”Siapa tidak bisa umpan-mengumpan, ia tidak
bisa bermain sepakbola.” Mengumpan memang keterampilan dasar yang paling penting dalam
sepakbola. Hampir setiap detik dalam pertandingan sepakbola dipenuhi dengan kegiatan
mengumpan. Namun, bagaimanakah mengumpan yang baik? Berikut ini beberapa tips
singkatnya.

1.Umpan yang baik adalah umpan yang akurat, berkecepatan tepat (tidak terlalu lembek dan
tidak pula terlalu keras), tidak mudah dihadang atau ditangkap lawan, mudah diterima atau
dikontrol oleh sasaran, dan kalau bisa tidak terbaca oleh lawan.

2.Gunakan teknik yang tepat untuk mengumpan. Umpan pendek biasanya dilakukan dengan bola
bawah. Umpan panjang biasanya dilakukan dengan bola lambung, karena lebih keras (cepat) dan
tidak mudah dipotong oleh lawan. Anda bisa juga mengumpan ke belakang tanpa berbalik
dengan menggunakan tumit (heel pass) atau sol sepatu Anda.

3.Umpan-umpan pendek secara umum lebih menjamin tim kita bisa menguasai bola, karena bola
bisa ditransfer secara akurat diantara para pemain tim kita. Akan tetapi untuk itu, tim kita harus
memiliki lini tengah yang handal. Adapun umpan-umpan panjang memang bisa menghemat
waktu akan tetapi kurang akurat (seringkali bolanya fifty-fifty) sehingga kurang menjamin tim
kita bisa menguasai bola. Jika tim Anda kalah di lini tengah (bola sulit mencapai pertahanan
lawan) maka giat melakukan umpan panjang dari belakang langsung ke depan merupakan pilihan
yang baik. Hanya saja untuk itu tim Anda harus memiliki striker yang baik dan mesti didukung
dengan formasi yang sesuai. Yang baik adalah jika tim Anda menggunakan umpan-umpan
pendek dan umpan-umpan panjang sekaligus secara proporsional dan sesuai kebutuhan.

4.Jika Anda bisa mengumpan maka umpankanlah. Anda hanya boleh menggiring bola kalau
kesulitan untuk mengumpan atau kalau dengan menggiring itu Anda yakin akan bisa mencetak
gol. Ingatlah bahwa mengumpan dan menggiring itu memiliki tujuan utama yang sama yakni
mentransfer bola dari satu titik ke titik yang lain, akan tetapi mengumpan itu lebih cepat – bola
yang ditransfer dengan cara diumpan akan mencapai titik tujuan lebih cepat daripada jika
digiring, seberapapun cepatnya giringan itu – dan lebih hemat energi. Sekali lagi, jangan banyak
giring kalau Anda bisa mengumpankannya. Seringkali banyak giring hanya akan membuat
serangan kita terpatahkan. Akan tetapi, baik juga bagi Anda untuk tidak tergesa-gesa
mengumpan bola (asalkan Anda punya ruang untuk itu) dengan dua tujuan : 1) untuk mencari
sasaran umpan yang paling baik, 2) untuk menciptakan konfigurasi yang lebih baik untuk
kemudian mengumpan ketika konfigurasi yang lebih baik itu tercipta.

5.Jika sasaran umpan sedang berhenti maka berilah ia umpan di kakinya, namun jika sasaran
umpan sedang berlari maka berilah ia umpan didepannya secara terukur. Demikian pula,
mengumpan itu tidak selalu harus kepada sasaran (pass to player, pass to feet). Mengumpan juga
bisa dilakukan kepada ruang kosong dengan harapan teman kita akan berlari ke arah bola (pass
to space). Sekali lagi, mengumpan tidak harus kepada sasaran tetapi bisa juga ke ruang kosong
yang tepat. Bahkan, seringkali mengumpan ke ruang kosong itu lebih baik daripada
mengarahkan bola tepat ke sasaran umpan. Namun perlu diingat bahwa umpan Anda ke ruang
kosong harus lebih mudah diterima oleh teman daripada lawan. Jangan bola fifty-fifty, apalagi
yang lebih mudah diterima oleh lawan daripada teman.

6.Visi (pandangan) sangatlah penting. Pemain yang dituntut memiliki visi yang paling baik
adalah playmaker. Berikan visi yang luas pada lapangan, lihat posisi para pemain di lapangan,
pikirkan pola pergerakan yang akan tercipta, tentukan sasaran umpan yang paling baik, lalu
umpankan bola. Bagilah dengan baik visi Anda antara bola dan lapangan. Semakin mahir
seorang pemain, ia akan bisa memberikan visi yang lebih besar ke lapangan. Selama kita
melakukan visi, pikirkan dengan cepat kemana harus mengumpan. Jangan terlalu lama berpikir
karena lawan akan memanfaatkannya untuk menata konfigurasi mereka. Yang lebih baik adalah
jika Anda sudah mengetahui apa yang akan Anda lakukan sebelum Anda menyentuh bola.

7.Setelah Anda mengumpan, segeralah berlari untuk mencari posisi yang paling tepat (prinsip
pass and move). Jadi, setelah mengumpan jangan hanya diam dan bengong memandangi bola
saja. Setidak-tidaknya, carilah posisi sehingga Anda bisa diberi umpan balik. Demikian pula, jika
teman Anda sedang kesulitan untuk mengumpan maka carilah posisi yang baik agar teman Anda
bisa mengumpankan bola kepada Anda (support).

8.Jika Anda memberi umpan kepada teman yang sedang ditempel (dibayangi) maka
umpankanlah bola ke sisi yang paling aman, sehingga bola bisa dikuasai oleh teman kita tersebut
sementara lawan yang sedang menempeli kesulitan untuk merebut bola.

9.Jangan biarkan bola terperangkap di daerah kelewat padat (overload). Manfaatkan lebar
lapangan. Jika sayap kiri lapangan sedang overload, pindahkan bola ke sayap kanan lapangan.
Bagus juga jika tim kita bisa menciptakan overload yang banyak diisi oleh para pemain lawan
untuk kemudian segera memindahkan bola ke sisi lapangan yang lain.

10.Mengumpan tidak selalu harus ke depan atau menyamping lapangan, umpan juga bisa
diberikan ke belakang jika itu memang baik untuk dilakukan. Mengumpan ke belakang lapangan
bisa memberikan kesempatan kepada tim kita untuk menata konfigurasi, menarik lawan untuk
mengurangi kepadatan (density) daerah mereka dan menarik mereka dari daerah pertahanan
mereka. Bahkan mengumpan ke kiper seringkali dilakukan dalam keadaan terdesak atau
kehilangan ide (ingat bahwa kiper memiliki visi yang sangat baik terhadap keseluruhan
lapangan). Jika Anda mengumpan ke kiper, sebaiknya Anda tahu kaki mananya yang lebih baik.
Jika misalnya kaki kanannya lebih baik maka berilah ia umpan di kaki kanannya tersebut.
Namun, kalau Anda bisa mengumpan ke depan dan hal itu cukup prospektif untuk serangan,
jangan mengumpan ke samping atau ke belakang karena akan memboroskan waktu.

11.Jika Anda melihat bahwa celah-celah mengumpan ke depan pada suatu bagian lapangan tidak
prospektif, kembalikan bola ke bagian lapangan yang lain (ke samping atau ke belakang) untuk
mendapatkan celah-celah ke depan yang lebih prospektif.

12.Jika tim lawan masih sulit untuk ditembus karena konfigurasi mereka masif dan menekan,
maka untuk sekedar tetap menguasai bola, jangan tergesa-gesa untuk merangsek maju tetapi
umpan-umpankanlah bola diantara para pemain kita di daerah yang jauh dari konsentrasi para
pemain lawan (defensive passes). Hal ini akan memaksa para pemain lawan untuk bergerak dan
akan memecah kemasifan konfigurasi mereka.

13.Umpan silang (crossing) merupakan umpan yang sangat sering menciptakan gol. Ketika Anda
ingin melakukannya, Anda tidak harus yakin bahwa ada teman Anda di tengah yang akan
menerima bola. Umpankan saja bola ke tengah tanpa terlalu ambil pusing apakah di tengah ada
teman atau tidak. Ini sekaligus untuk mendidik bahwa jika ada seseorang dari tim kita yang
berpeluang untuk melakukan crossing, maka harus ada teman yang bersiap di tengah untuk
menyambut bola. Untuk itu, jika Anda ingin memberi isyarat kepada teman Anda untuk
melakukan crossing maka lebih baik ucapkan kepadanya ”Tengahkan bola” daripada ucapan
”Umpankan silang” karena ucapan yang terakhir akan membuat teman Anda tersebut berpikir
kepada siapa dia akan mengumpan, padahal yang penting adalah mengumpankan bola ke tengah
begitu saja. Namun demikian, jika Anda bisa melihat posisi teman Anda yang ada di tengah,
maka itu tentu lebih baik lagi. Dan dalam melakukan crossing, mengarahkan bola tegak lurus ke
tengah lapangan atau sedikit ke belakang lebih baik daripada mengarahkan bola menyudut ke
depan karena yang belakangan itu lebih sulit untuk dikontrol atau dieksekusi. Kebanyakan
crossing dilakukan dengan bola lambung yang siap disundul langsung atau dieksekusi dengan
tendangan volley ke gawang lawan (terutama jika sewaktu melakukan crossing Anda tidak yakin
apakah di tengah ada teman Anda sehingga bola tidak terpotong oleh lawan).

14.Umpan terobosan (through pass) bisa dilakukan di dekat gawang lawan dengan cara
melewatkan bola di belakang lawan yang sedang menghadang dan ada teman yang akan
mengejar bola tersebut untuk dieksekusi.

15.Mengumpan kepada diri sendiri (pass to yourself) adalah mengumpankan bola ke ruang
kosong di belakang lawan yang menghadang kemudian secepat kilat kita kejar sendiri. Sehingga,
umpan ini bisa juga disebut sebagai ’umpan terobosan kepada diri sendiri’. Umpan ini biasanya
dilakukan untuk melewati last defender. Umpan ini merupakan alternatif yang bisa Anda
lakukan selain melewati lawan dengan tetap menggiring bola. Filosofi dari umpan ini adalah,
lawan harus berbalik dulu sebelum berlari mengejar bola sementara Anda cukup berlari ke arah
depan secepat-cepatnya. Disamping itu, Anda mengetahui momen sementara lawan tidak
mengetahui momen. Akan tetapi Anda hanya boleh melakukan ini jika Anda bisa berlari lebih
cepat daripada lawan yang menghadang. Untuk melakukan umpan ini, Anda bisa menggunakan
bola bawah atau dengan mencungkil bola melewati kepala lawan yang menghadang (sombrero
move).

16.Menerima umpan pada dasarnya ada tiga macam : 1) mengeblok bola, 2) menahan laju bola
secara perlahan dengan menggerakkan bagian tubuh yang bersentuhan dengan bola searah
dengan laju bola (trapping), dan 3) melewatkan dan mengejar bola. Jika Anda menerima umpan
dengan teknik 1, pastikan bola memantul ke arah kemana Anda akan berlari membawa bola, atau
ke ruang kosong, atau langsung ke teman Anda (mengumpan). Ini penting terutama jika bola
melaju sangat keras. Trapping juga merupakan pilihan terbaik ketika bola melaju sangat keras.

17.Begitu Anda menerima umpan, biasakan untuk langsung berlari membawa bola terlebih
dahulu (prinsip receive dan move), dan jika posisi Anda tidak baik maka bawalah bola ke posisi
yang lebih baik (misalnya ke ruang yang lebih luas), sembari pikirkan saat yang tepat untuk
mengumpan dan kepada siapa Anda memberikan umpan, lalu lakukanlah. Namun kadang-
kadang Anda tidak punya cukup ruang untuk berlari setelah menerima umpan, sehingga yang
harus Anda lakukan adalah langsung mengumpankannya kepada teman.

18.Jika teman Anda mengumpan ke ruang kosong dengan harapan Anda mengejar bola, maka
Anda harus tanggap dan segera mengejar bola tersebut.

19.Pada ruang yang sempit, mengontrol bola dengan satu sentuhan (one touch) merupakan
pilihan yang sangat baik. Pada ruang yang sempit, Anda jangan gugup dalam mengolah bola
sepanjang Anda bisa melindungi bola dengan baik seraya mencari sasaran umpan yang tepat.

20.Dalam keadaan terdesak, mengumpan balik ke pemberi umpan merupakan pilihan yang
sangat baik. Tentu saja sepanjang si pemberi umpan berada dalam posisi yang memungkinkan
untuk itu.

21.Jika ada bola umpan menuju ke arah Anda tetapi Anda melihat ada teman sesudah Anda yang
berada pada posisi yang lebih baik untuk menerima umpan tersebut ketika itu, maka Anda bisa
berpura-pura mau menerima bola akan tetapi Anda ternyata melewatkan bola untuk langsung
diterima teman Anda tersebut.

merupakan olahraga yang dikenal sejak ribuan tahun yang lalu. Bukti ilmiah yang bisa didapat
adalah adanya permainan semacam sepak bola di negeri Cina. Kala itu, dinasti Han melatih
tentara menggunakan “tsu-chu” untuk latihan fisiknya, yaitu latihan menendang bola kulit
memasukkan ke dalam jaring kecil yang diikatkan pada batang-batang bambu panjang. Pemain
membidikkan bola ke dalam jaring kecil menggunakan kaki, dada, punggung, serta bahu sambil
berusaha menahan serangan dari lawan.

Di Jepang dikenal pula permainan semacam “tsu-chu” sekitar 500 – 600 tahun kemudian yang
bernama Kemari, meskipun tidak kompetitif seperti di Cina. Yunani dengan “episkyros”,
Romawi (Italia) dengan “haspartum”, dan Perancis dengan “choule” bisa memperpanjang daftar
yang membuktikan sepakbola adalah olah raga yang berusia sangat tua.

Ada dugaan bahwa orang-orang Romawi membawa permainan itu ke Inggris. Tapi masih
disangsikan apakah haspartum merupakan pendahulu sepak bola yang sekarang dikenal ini,
sebab penduduk Celtic di Cronwall juga sudah mengenal permainan yang serupa yang disebut
“hurling”. Waktu itu jelas belum ada peraturan yang baku. Orang boleh bermain tanpa jumlah
yang pasti dan bukan hanya kaki, tetapi tanganpun boleh ikut memainkan bola. Bahkan boleh
menendang tulang kering serta membawa lari bola.

Banyak teori tentang siapa yang mula-mula melaksanakan permainan sepak bola ini, tetapi yang
pasti, Inggrislah yang mulai menyempurnakan sehingga perkembangannya halus seperti
sekarang ini. Prakarsanya di mulai pada tahun 1863, tepatnya pada tanggal 26 Oktober, ketika
sebelas perkumpulan di London mengadakan pertemuan untuk menjernihkan kekacauan dengan
membuat serangkaian peraturan fundamental untuk mengatur pertandingan-pertandingan
selanjutnya. Pertemuan ini berhasil membentuk Football Association (FA) yang pertama
walaupun berbuntut keluarnya kelompok Rugby dalam rapat karena menolak peraturan yang
melarang penginjakan, penendangan tulang kering dan melarikan/membawa bola. Akhirnya pada
tanggal 8 Desember 1863, Rugby resmi mengurdurkan diri dan keduanya berjalan sendiri-
sendiri.

Setelah 6 tahun Football Association berjalan, permainan sepak bola semakin mendekati
kesempurnaan, terutama setelah adanya keputusan yang melarang setiap pemegangan bola
(bukan hanya melarikan). Di tahun kedelapannya (baca: FA), selain anggota yang bertambah
menjadi 50 perkumpulan, kompetisi sepak bola yang pertama juga mulai digelar di bawah
naungannya. Pertumbuhan sepak bola melaju begitu pesat di seantero jagat bahkan pada tahun
1879 sudah dikenal langkah-langkah sepakbola profesional di Darwin, yaitu dua pemainnya:
John Love dan Fergus Suter, dilaporkan sebagai orang-orang pertama yang menerima bayaran
dari bakatnya bermain sepakbola.

Setelah Football Association, segera menyusul di Nederland, the Scottisch FA (1873), The TA of
Wales (1875), dan The Irish FA di Belfast, Selandia Baru (1891), Argentina (1893), Chili
(1895), Swiss dan Belgia (1895) Italia (1898), Jerman dan Uruguay (1900), Hongaria (1901),
dan Finlandia pada tahun 1907.

Pada tahun 1907, berdirilah Federasi Sepakbola Dunia (FIFA) di Paris, Perancis atas prakarsa 7
negara, yaitu Perancis, Denmark, Belanda, Spanyol, Swedia dan Swiss. Dari tujuh anggota
berkembang menjadi 36 pada tahun 1925, dan setelah diselingi Perang Dunia II, FIFA sudah
diikuti oleh 73 anggota pada perebutan Piala Dunia II. Saat ini FIFA mempunyai anggota
sebanyak 146.300.000 klub, 200.000 di antaranya berada di Eropa dengan sekitar 680.000 tim
dan 22 juta pemain yang aktif.

Karena peminat olahraga ini sangat banyak (bahkan terbanyak di seluruh dunia), maka
pengembangan olahraga ini dilakukan sangat pesat agar bisa menjadi olahraga yang sempurna,
tidak ada kecurangan dan frekuensi cedera pemain kecil atau bahkan tidak ada sama sekali.
Karena ada yang bilang bahwa sepak bola adalah olahraga “teraman” ke-5.
Tendangan pojok (corner kick, kadang juga disebut sepak pojok) merupakan salah satu jenis set
piece (bola mati) dalam permainan sepakbola. Bisa dibilang tiga puluh persen gol tercipta dari
tendangan pojok. Jika demikian, kita harus menaruh perhatian yang besar terhadap tendangan
pojok, baik sebagai tim yang mendapatkan tendangan pojok ataupun sebagai tim yang bertahan
dari tendangan pojok.

1.Tendangan pojok biasanya diterima dengan sundulan keras ke gawang lawan (attacking
header). Bertahan dari tendangan pojok biasanya juga dilakukan dengan sundulan jauh ke arah
depan samping menjauhi gawang (defensive header).

2.Tendangan pojok biasa dilakukan dengan bola lambung ke depan gawang. Jangan terlalu tinggi
karena kiper pasti akan memenangkan bola karena ia boleh menggunakan tangannya.

3.Kadangkala, tendangan pojok bisa diarahkan ke tiang jauh gawang jika ada teman satu tim
yang bersiaga disana.

4.Hendaknya ada satu atau dua orang teman yang berdiri bebas untuk mengantisipasi bola
mental.

5.Bertahan dari tendangan pojok biasanya dilakukan dengan mengawal lawan satu persatu (man-
to-man marking).

6.Bagi tim bertahan, hendaknya ada satu atau dua orang yang berdiri membantu kiper menjaga
gawang.

7.Menghadapi tendangan pojok, kiper biasanya berdiri di bagian belakang gawang karena berlari
kearah depan lebih mudah daripada berlari ke belakang.

8.Tendangan pojok juga bisa dilakukan dengan umpan pendek kepada teman satu tim, lalu
biasanya dilanjutkan dengan umpan lambung langsung ke depan gawang.

Tendangan bebas (free kick) merupakan salah satu set piece (bola mati) yang sering dicari oleh
sebuah tim, terutama tendangan bebas langsung di daerah pertahanan lawan. Tidak jarang gol
tercipta dari tendangan bebas langsung. Beberapa tips tendangan bebas langsung adalah sebagai
berikut.

Pertama: jika tendangan bebas diambil tidak jauh dari gawang, buatlah pagar betis (wall) untuk
menutup gawang Anda.

Kedua, jika tendangan bebas diambil tidak jauh dari gawang, Anda bisa langsung melakukan
tembakan ke gawang. Dalam hal ini, tendangan pisang melambung sering digunakan.

Ketiga, jika tendangan bebas diambil tidak jauh dari gawang, hendaknya ada satu atau dua orang
teman yang berdiri bebas untuk mengantisipasi bola mental.
Keempat, jika tendangan bebas diambil tidak jauh dari gawang, Anda bisa juga tidak langsung
menembak akan tetapi mengumpankan bola kepada teman yang memiliki posisi yang lebih baik
untuk menembak.

Lemparan kedalam (throw-in) kelihatannya memang sederhana. Namun, setiap pemain harus
memahami beberapa hal penting tentang lemparan kedalam, mulai dari cara melempar yang
benar, kemana harus melempar dan sebagainya.

Pertama, lemparan kedalam harus dilakukan dengan kedua tangan sementara kedua kaki harus
tetap menginjak tanah. Sehingga, untuk melempar dengan keras Anda bisa berlari terlebih dahulu
dan menyeret kaki belakang Anda (drag).

Kedua, kalau Anda ingin melempar kepada teman yang tidak jauh dari Anda, usahakan agar
bola mudah untuk diterima atau dikontrol. Sehingga, melemparnya ke arah kaki adalah sangat
baik.

Ketiga, sebagaimana mengumpan (passing), Anda tidak harus selalu melempar bola tepat ke
arah teman. Anda bisa juga melempar bola ke ruang kosong (space) yang mudah bagi teman
Anda untuk mendapatkannya.

Keempat, jika Anda ingin melempar bola kepada teman yang agak jauh dan tidak ada lawan
antara Anda dan dia maka sangat baik jika Anda melempar bola kepadanya dengan
memantulkannya ke atas tanah, karena bola akan lebih mudah diterima atau dikontrol serta
tenaga yang diperlukan untuk melempar tidak terlampau besar.

Kelima, ketika Anda mendapat lemparan kedalam, lakukanlah sesegera mungkin ketika
konfigurasi para pemain lawan masih semrawut sedangkan teman-teman Anda sudah siap.

Betapapun bagus skill yang dimiliki para pemain sebuah tim, semuanya tidak akan banyak
berarti jika tidak didukung dengan taktik dan strategi yang handal. Sebagaimana dalam sebuah
peperangan, taktik dan strategi memegang peranan yang amat menentukan bagi kalah dan
menangnya sebuah tim. Oleh karena itu, semua pemain dalam sebuah tim harus memahami
strategi dan taktik yang telah ditetapkan. Jika tidak demikian, permainan tim tersebut tidak akan
’menyatu’. Masing-masing pemain akan bermain sendiri-sendiri tanpa kerjasama dan koordinasi
yang baik. Berikut ini beberapa hal penting seputar strategi dan taktik bermain sepakbola.

1.Ketika tim kita menyerang, jangan lupakan pertahanan. Tim yang kuat bukanlah tim yang
hanya hebat dalam menyerang. Lebih dari itu, kemampuan bertahan sama pentingnya dengan
kemampuan menyerang.

2.Ketika tim kita kehilangan bola, maka tim kita harus beralih dari ’menyerang’ menuju
’bertahan’. Secara umum, jika tim kita bertahan maka hendaknya posisi para pemain saling
berdekatan satu sama lain untuk membentuk pertahanan yang masif. Adapun jika tim kita
menyerang maka hendaknya posisi para pemain saling berjauhan untuk menciptakan ruang-
ruang yang lebar dan untuk menceraiberaikan pertahanan lawan.
3.Ketika tim kita bertahan (kehilangan bola), lebih baik jika kita membayangi lawan-lawan kita
dengan berdiri di belakang mereka karena mereka nantinya akan menuju ke arah kita dan agar ia
tidak lepas dari kawalan kita karena kita bisa terus melihatnya.

4.Menyerang bisa dilakukan dengan dua cara : 1.Serangan langsung (direct attack) : dilakukan
dengan mengusahakan agar bola secepat mungkin bisa memasuki daerah pertahanan lawan,
yakni dengan banyak melakukan umpan ke arah depan. 2.Serangan tidak langsung (indirect
attack) : akan berlangsung lebih lambat karena kita akan menggunakan umpan-umpan ke
samping dan ke belakang sembari mencari celah kelemahan lawan. Jika para pemain tim kita
kurang terampil dan tidak terlalu mahir dalam umpan-mengumpan, sebisa mungkin kita
senantiasa menyerang secara langsung.

5.Jika tim Anda ingin membangun serangan dari belakang (berarti bola dari belakang akan
ditransfer ke tengah dulu baru kemudian ke depan) maka tim Anda harus memiliki para pemain
belakang yang cukup terampil (jika tidak, lawan akan dengan mudah bisa mencuri bola dari para
pemain belakang tim Anda) dan juga para pemain tengah yang bisa mengatasi para pemain
tengah lawan.

6.Berdasarkan bagaimana umpan-umpan dilakukan, terdapat dua gaya bermain : 1.Gaya


menguasai bola (possession style) : dilakukan dengan melakukan umpan-umpan pendek dari kaki
ke kaki. Yang perlu diperhatikan ketika menggunakan gaya bermain ini adalah untuk tidak lupa
bahwa tujuan utama bermain adalah mencetak gol. Jangan hanya asyik melakukan banyak
umpan-umpan pendek tetapi melupakan tujuan utama permainan. 2.Gaya bola-bola panjang
(long passes style). Adalah hal yang mungkin untuk menggabungkan dua gaya bermain tersebut.
Contohnya adalah Ajax Amsterdam yang seringkali menggunakan possession style di sepertiga
tengah lapangan dilanjutkan dengan secara tiba-tiba melakukan umpan panjang ke kotak penalti.
Tentu saja, harus ada penyerang yang sudah siap menyambut bola panjang tersebut dan
mengeksekusinya.

7.Jika tim Anda bermain dengan bola-bola panjang (pemain belakang sering memberikan umpan
panjang langsung ke pemain depan), usahakan agar tim Anda tetap melakukan umpan-umpan
pendek di daerah pertahanan lawan. Jika tidak, tim Anda akan kesulitan untuk melakukan
finishing.

8.Jika pertahanan lawan cenderung maju, sangat baik jika tim kita sering melakukan serangan
balik dengan cepat. Namun jika pertahanan lawan cenderung tetap di belakang dan memelihara
kedalaman, sangat baik jika kita menyerang dengan umpan-umpan pendek.

9.Dalam serangan mesti terlibat dua atau tiga orang penyerang : 1) penyerang pertama, yakni
penyerang yang membawa bola, 2) penyerang kedua, dan 3) penyerang ketiga. Penyerang kedua
dan penyerang ketiga hendaknya berlari kira-kira tiga langkah lebih ke belakang daripada
penyerang pertama untuk menghindari offside.

10.Ketika tim Anda menyerang hendaknya para pemain belakang juga ikut menekan ke depan
sehingga bisa men-support serangan dan melakukan pressure terhadap bola, sekaligus untuk
membuat lawan mudah terperangkap offside. Tetapi ada syaratnya : para pemain belakang
tersebut mesti memiliki kecepatan dan stamina yang baik. Lebih aman lagi jika tim Anda
memiliki seorang sweeper.

11.Ketika tim Anda menyerang dan memasuki daerah lawan, sangatlah baik untuk
memanfaatkan lebar lapangan karena hal ini akan membuat barisan pertahanan lawan menyebar
dan tercerai-berai, sehingga terciptalah celah-celah untuk menembus pertahanan mereka.

12.Jika para pemain tim Anda mahir dalam menguasai bola, perhatikanlah bahwa di lapangan
biasanya terbentuk dua daerah : daerah padat dan daerah kosong. Pancinglah para pemain lawan
untuk membentuk daerah padat dan menyisakan daerah kosong pada bagian lapangan yang lain.
Lalu, dengan cara yang sulit diantisipasi, pindahkanlah bola ke daerah kosong dan dari sana
ciptakanlah gol ke gawang lawan.

13.Agar tim Anda bisa melakukan serangan balik (counterattack), pastikan bahwa ketika
pertahanan tim Anda terdesak, masih ada satu atau dua orang penyerang tim Anda yang tetap
berada di tengah lapangan atau bahkan lebih ke depan lagi, tergantung pada posisi bek lawan.

14.Ketika bola dikuasai oleh lawan di sekitar gawang kita, kita harus melakukan pressure
terhadap bola sehingga serangan mereka bisa kita patahkan atau setidak-tidaknya kita hambat.
Adapun ketika lawan menguasai bola di daerah pertahanan mereka, kita juga harus melakukan
pressure terhadap bola sehingga kita bisa merebut dan menguasai bola untuk kemudian
mencetak gol. Hendaknya para pemain depan tim kita senantiasa berusaha untuk bisa mencuri
bola yang sedang dikuasai oleh para pemain belakang lawan. Jika hal itu berhasil dilakukan,
peluang mencetak gol cukuplah besar.

15.Dalam permainan, tim kita harus menentukan formasi bermainnya. Kita menentukan formasi
tertentu untuk memastikan adanya support, depth, width, dan field coverage baik dalam serangan
ataupun pertahanan. Setiap pemain mesti bertanggung jawab atas posisi atau daerahnya. Sebagai
contoh, seorang pemain sebelah kanan jangan sampai berada terlalu jauh di sebelah kiri lapangan
(kecuali kalau ada cross over, itupun untuk sementara waktu saja), karena akan menyebabkan
kekosongan di daerahnya. Setiap pemain harus memainkan posisinya dengan baik dan
mempercayai teman-temannya untuk memainkan posisi mereka masing-masing. Penentuan
formasi tim hendaknya didasarkan pada : 1) kemampuan (keterampilan) para pemain tim kita, 2)
kecepatan dan daya tahan para pemain tim kita, 3) panjang dan lebar lapangan, 4) kekuatan dan
kelemahan tim lawan

Semua orang tahu, tujuan akhir sepakbola adalah mencetak gol. Dalam pertandingan, permainan
yang menawan kadangkala terasa tak bermakna kalau ternyata harus berakhir dengan kalah
jumlah gol. Pendek kata, semua yang dilakukan dalam sepakbola, baik itu mengumpan,
menggiring, menggocek, men-sliding dan sebagainya, hanyalah untuk satu muara: gol. Untuk
bisa mencetak gol, Anda harus menembak (shooting). Kemampuan menembak harus dimiliki
oleh semua pemain, tak peduli apapun posisinya (kecuali kiper barangkali). Khusus untuk striker
atau forward, kemampuan dan nalurinya untuk menembak dan mencetak gol harus lebih hebat
diatas pemain-pemain lainnya. Bagaimana kita menembak? Berikut ini tips singkatnya.
Pertama: Kapanpun Anda memiliki peluang untuk menembak, tembaklah. Namun janganlah
punya kecenderungan untuk selalu tergesa-gesa menembak. Maksudnya, sangatlah baik jika
Anda menunda tembakan karena peluangnya kecil dan mengolah bola terlebih dahulu untuk
menciptakan peluang yang lebih baik.

Kedua: Menembak tidak harus dari dekat gawang. Menembak dengan keras dari luar kotak
besar adalah salah satu cara terbaik untuk mencetak gol.

Ketiga: Sasaran tembak yang paling baik adalah keempat sudut gawang, terutama kedua sudut
atasnya. Bahkan, dengan menembak pada keempat sudut tersebut, Anda bisa melakukan
spekulasi tembakan jarak jauh sekencang-kencangnya.

Keempat: Menembak yang paling baik adalah jika dilakukan dari arah depan gawang (karena
sudut tembaknya besar). Oleh karena itu, jika Anda berada di arah samping gawang, Anda bisa
melakukan crossing kepada teman Anda yang berada di depan gawang.

Kelima: Ketika ada pemain tim kita yang melakukan tembakan, pastikan ada satu atau dua orang
dari tim kita yang bersiap-siap di sekitar gawang kalau-kalau ada bola muntah dari kiper. Namun
jangan terlalu dekat karena bola bisa jadi akan muntah ke belakang mereka. Disamping juga
ketika itu mereka bisa menutup ruang tembak bagi teman-teman mereka sendiri. Lagipula,
berlari ke depan itu lebih mudah dan lebih cepat daripada berlari balik ke belakang.

Disamping mengumpan, menggiring (dribbling) juga penting. Sebab, tidak selamanya Anda bisa
mengumpan. Ketika Anda tidak menemukan teman yang bisa diumpan, Anda harus menggiring.
Demikian pula ketika mengumpan akan berakibat offside, Anda bisa jadi harus menggiring.
Menggiring pada dasarnya dibedakan menjadi dua: closed dribbling dan speed dribbling. Closed
dribbling dilakukan dengan kontrol penuh atas bola, dilakukan ketika bola tidak benar-benar
aman dari lawan kita. Pada closed dribbling, bola tidak boleh berada lebih dari 1 meter didepan
kaki kita. Adapun speed dribbling hanya memiliki satu tujuan: kecepatan. Pada speed dribbling,
kita menggiring bola dengan berlari secepat-cepatnya. Bisa dilakukan dengan menendang bola
kedepan lalu kita kejar sekuat-kuatnya. Namun syaratnya, kita benar-benar bebas dari tekanan
lawan.

Yang tidak bisa dipisahkan dari teknik menggiring adalah teknik menggocek (move).
Menggocek dilakukan untuk menipu alias menghilangkan keseimbangan lawan atau sekadar
untuk membuyarkan konsentrasi lawan.

Bagaimana menggiring dan menggocek yang baik, berikut ini beberapa tips praktis untuk itu.

Pertama: Jika Anda ingin membawa bola dengan cepat ke daerah kosong (tidak ada lawan),
lakukanlah speed dribbling yakni dengan menendang bola lalu mengejarnya. Namun jika Anda
membawa bola di sekeliling lawan, lakukanlah closed dribbling yakni dengan senantiasa
menjaga agar bola tidak lebih dari setengah meter di depan Anda. Dalam melakukan closed
dribbling, jangan menambah kecepatan dengan cara memperlebar langkah kaki Anda atau
mendorong bola lebih jauh ke depan, akan tetapi tingkatkanlah frekuensi langkah kaki Anda.
Kedua: Jangan terlalu banyak menggiring di sepertiga lapangan Anda. Anda boleh lebih leluasa
menggiring di sepertiga lapangan lawan.
Ketiga: Sewaktu menggiring, jika lawan membayangi Anda dari samping maka teknik berbalik
(turning) seringkali bisa membantu Anda mengecohnya.
Keempat: Ketika Anda membawa bola dan ada lawan di depan Anda, sangat baik jika Anda
tidak tergesa-gesa mengumpankan bola padahal Anda masih jauh darinya. Giringlah bola
terlebih dahulu mendekati sang lawan, dan pada saat yang seakhir mungkin umpankanlah bola
kepada teman. Dengan demikian, sang lawan pasti akan terlambat untuk bisa mengantisipasi bola
tersebut. Namun, jika Anda terlambat dalam mengumpan maka sangat mungkin lawan akan bisa
merebut bola dari kaki Anda.
Kelima: Sewaktu menggiring, jika lawan menghadang di depan Anda maka umpankanlah bola
kepada teman atau lewatilah lawan yang menghadang tersebut. Terdapat banyak teknik untuk
melewati lawan, yang pada prinsipnya adalah menjadikan lawan sulit bergerak mengejar bola,
mati langkah, salah antisipasi, atau kehilangan keseimbangan. Diantara teknik-teknik tersebut
adalah matthews move, menggunting (scissors move), step over, cruyf move, melewatkan di
bawah kedua kaki lawan (nutmeg move), berpura-pura mau menendang (fake kick), berputar
(spin move), mencungkil bola (sombrero move) dan elastico move.
Keenam: Anda boleh kehilangan bola asalkan mendapatkan ganti yang pantas untuk itu, seperti
tendangan pojok, tendangan bebas, lemparan kedalam, atau bahkan tendangan penalti.
Ketujuh: Menggiring bisa dilakukan ke arah mana saja, termasuk ke arah belakang jika
dianggap perlu, misalnya untuk mencari dan menciptakan konfigurasi yang lebih baik.
Kedelapan: Jika teman Anda yang sedang menggiring bola berada dalam kesulitan, segeralah
datang membantu dengan cara mengambil posisi yang tepat untuk bisa diberi umpan.
Kesembilan: Anda bisa menciptakan ruang bagi teman Anda untuk menerima umpan secara
leluasa dengan cara menggiring bola yang Anda kuasai sedemikian sehingga tercipta ruang itu
atau dengan memancing lawan mengejar Anda sementara Anda menciptakan ruang bagi teman-
teman Anda ketika itu. Namun, ini hanya disarankan jika Anda terampil dalam menggiring.
Kesepuluh: Para pemain yang bisa menggiring paling baik disarankan untuk di tempatkan di
sayap, dengan harapan bisa menyibukkan para pemain lawan sehingga tercerabut ke tepi
lapangan dan terciptalah ruang yang longgar di tengah lapangan.
PENCAK SILAT

Pencak Silat adalah kata majemuk. Pencak dan Silat mempunyai pengertian yang sama dan
merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat pribumi Asia Tenggara (Asteng), yakni
kelompok masyarakat etnis yang merupakan penduduk asli negara-negara di kawasan Asteng
(Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura). Kata Pencak biasa digunakan oleh
masyarakat pulau Jawa, Madura dan Bali, sedangkan kata Silat biasa digunakan oleh masyarakat
di wilayah Indonesia lainnya maupun di Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam serta di
Thailand (bagian Selatan) dan Filipina.
Penggabungan kata Pencak dan Silat menjadi kata majemuk untuk pertama kalinya dilakukan
pada waktu dibentuk suatu organisasi persatuan dari perguruan Pencak dan perguruan Silat di
Indonesia yang diberi nama Ikatan Pencak Silat Indonesia, disingkat IPSI pada tahun 1948 di
Surakarta.
Sejak saat itu Pencak Silat menjadi istilah resmi di Indonesia. Perguruan-perguruan yang
mengajarkan Pencak dan Silat asal Indonesia di berbagai negara kemudian juga menggunakan
istilah Pencak Silat.
Di dunia internasional Pencak Silat menjadi istilah resmi sejak dibentuknya Organisasi Federatif
Internasional yang diberi nama Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa, disingkat PERSILAT, di
Jakarta pada. tahun 1980. Walaupun demikian, karena kebiasaan, kata Pencak dan Silat masih
digunakan secara terpisah.

Sekarang kira-kira ada 820 perguruan Pencak Silat di Indonesia. Perguruan Pencak Silat adalah
lembaga pendidikan tempat berguru Pencak Silat. Berguru mempunyai konotasi belajar secara
intensif yang prosesnya diikuti, dibimbing dan diawasi secara langsung dan tuntas oleh sang
guru, sehingga orang yang berguru diketahui dengan jelas perkembangan kemampuannya,
terutama kemampuan pengendalian dirinya atau budi pekertinya. Kebanyakan dari perguruan
didirikan dan dipimpin oleh orang yang mengerti secara mendalam nilai-nilai Pencak Silat dan
yang sifatnya, tingkah lakunya dan perbuatannya adalah sesuai denan nilai-nilai itu.

Di Indonesia ada 10 perguruan yang mempunyai peran historis dalam pendirian dan
pengembangan IPSI.
10 Perguruan historis itu adalah:

1. Tapak Suci
2. Perisai Diri
3. Perisai Putih
4. PERPI (Persatuan Pencak Indonesia) Harimurti.
5. Phasadja Mataram
6. Persaudaraan Setia Hati
7. Persaudaraan Setia Hati Terate
8. PPSI (Persatuan Pencak Seluruh Indonesia)
9. Nusantara
10. Putra Betawi.
820 perguruan ini mengajar bermacam-macam aliran Pencak Silat.
Aliran Pencak Silat adalah suatu praktek jurus yang dapat dibedakan dari yang lain.

Sejarah dan Pengertian

Pencak silat merupakan salah satu jenis beladiri yang sudah cukup tua umurnya.
walaupun sampai saat ini belum di dapatkan secara pasti kapan dan oleh siapa pencak silat itu di
ciptakan.

Pencak silat adalah suatu metode beladiri yang diciptakan oleh bangsa Indonesia guna
mempertahankan diri dari bahaya. Bahaya yang mengancam keselamatan dan kelangsungan
hidupnya. sebagai suatu metode/ilmu beladiri yang lahir dan berkembang di tengah-tengah
kehidupan sosial masyarakat bangsa Indonesia pencak silat sangat dipengaruhi oleh falsafah,
budaya dan kepribadian bangsa Indonesia.

Pencak Silat atau Silat (berkelahi dengan menggunakan teknik pertahanan diri) ialah seni
bela diri Asia yang berakar dari budaya Melayu khususnya di Indonesia. Banyak ahli sejarah
menyatakan bahwa Pencak Silat pertama kali ditemukan di Riau pada jaman kerajaan Sriwijaya
di abad VII walaupun dalam bentuk yang masih kasar. Seni beladiri Melayu ini kemudian
menyebar ke seluruh wilayah kerajaan Sriwijaya, semenanjung Malaka, dan Pulau Jawa.

Di Indonesia sendiri terdapat dua istilah dasar untuk pencak silat, yaitu pencak dan silat.
Istilah pencak biasanya digunakan oleh masyarakat yang mendiami pulau jawa khususnya jawa
barat. Sedangkan silat sendiri sering digunakan oleh masyarakat yang berada di pulau sumatra
khususnya sumatra barat yang populer disebut silek atau bersilat.

Dalamkamus bahasa Indonesia, pencak silat di artikan permainan (keahlian) dalam


mempertahankan diri dengan kepandaian menangkis, menyerang dan membela diri dengan atau
tanpa senjata.

Menurut beberapa ahli pencak silat adalah gerak beladiri tingkat tingi yang di sertai
dengan perasaan, sehingga merupakan penguasaan gerak efektif dan terkendali serta sering
dipergunakan dalam latihan sabung atau pertandingan. Pendapat lain mengatakan bahwa pencak
silat adalah sebagai fitrah manusia untuk membela diri dan silat sebagai unsur yang
menghubungkan gerakan, dan pikiran (olah gerak dan olah pikir).

Dari beragam definisi yang telah dikemukakan, maka pada tahun 1975 Pengurus Besar
Persatuan pencak Silat Indonesia (IPSI) mendefinisikan Pencak Silat sebagai Berikut “Pencak
silat adalah hasil-hasil budaya manusia Indonesia untuk membela, mempertahankan eksistensi
dan integritas terhadap lingkungan hidup, alam sekitarnya untuk mencapai keselarasan hidup
guna peningkatan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Pencak silat menitik beratkan pada teknik penguncian, berjalan atau mengayun, menjatuhkan,
pukulan dan tendangan dari sudut dan arah yang tidak terduga-duga. Teknik-teknik tersebut di
tujukan pada titik-titik lemah.

Sedangkan dalam permainan senjata, silat juga memegang peranan penting dalam pertarungan
dan latihan silat. Senjata-senjata yang sering digunakan misalnya; golok, tombak, tongkat,
sarung dan lain-lain.

Keberadaan Pencak Silat baru tercatat dalam buku sastra pada abad XI. Dikatakan bahwa Datuk
Suri Diraja dari Kerajaan Pahariyangan di kaki gunung Merapi, telah mengembangkan silat
Minangkabau disamping bentuk kesenian lainnya. Silat Minangkabau ini kemudian menyebar ke
daerah lain seiring dengan migrasi para perantau. Seni beladiri Melayu ini mencapai puncak
kejayaannya pada jaman kerajaan Majapahit di abad XVI. Kerajaan Majapahit memanfaatkan
pencak silat sebagai ilmu perang untuk memperluas wilayah teritorialnya

Dikawasan melayu dapat ditemukan beladiri pencak silat dengan mengunakan istilah
bermacam-macam, seperti di semananjung malaysia dan singapura di gunakan istilah bersilat,
gayong, cekak. Di Thailand, di provinsi pattani, satun dan Narathiwat digunakan istilah bersilat
juga. Sementara di Filipina selatan digunakan istilah pasilat. Ini membuktikan bahwa beladiri ini
bersumber dari Indonesia, karena bila di urutkan perkembangnnya mereka meyakini pernah
berguru dengan orang Indonesia.

Pada masa kelahirannya, pencak silat lebih berfungsi pada upaya mempertahankan diri
dari ancaman, khususnya yang datang dari sesama manusia. Dengan demikian tekanan utamanya
adalah pembelaan diri. Seiring perkembangan peradaban masyarakat rumpun melayu fungsi
pencak silatpun semakin meluas bukan hanya lagi berfungsi sebagai alat beladiri, namun juga
sebagai sarana olahraga, sebagai alat pendidikan jasmani, rohani, dan sosial. Pencak silat bukan
lagi hanya berfungsi sebagai alat beladiri (Teknis), namun juga sebagai sarana olahraga
(Atletika), sarana mencurahkan kecintaan pada rasa keindahan (estetika) dan sebagai alat
pendidikan mental dan rohani (etika).

Sebagai suatu cabang olahraga beladiri, pencak silat memiliki gerakan-gerakan unik yang
melibatkan semua komponen tubuh manusia. Gerakan-gerakan tersebut dalam suatu sistematika
gerak yang disebut dengan jurus. Jurus merupakan rangkaian teknik-teknik dasar dalam bentuk
tangkisan, pukulan, tendangan, tangkapan, jatuhan dan bantingan. Kemahiran dalam penggunaan
teknik-teknik pencak silat yang di bagi menjadi teknik belaan dan serangan, haruslah di awali
dengan penguasaan dasar secara baik dan benar.
Pencak silat dalam gerakannya berbeda antara daerah satu dengan daerah lainnya. Untuk
daerah pegunungan, pada umumnya di tandai dengan sikap kuda-kuda yang kokoh dan gerak
lengan yang lincah. Sedangkan untuk daerah-daerah datar ditandai dengan sikap kuda-kuda yang
ringan dan olah gerak kaki yang lincah. Perbedaan tersebut disebabkan kondisi daerah dan
bentuk ancamannya, termasuk jenis senjata yang digunakannya. Jurus-jurus yang digunakan
untuk membela diri banyak di ilhami dari olah gerak binatang-binatang, seperti macan, monyet,
lar, bangau dan lain-lainnya.

Dengan aneka ragam situasi geografis dan etnologis serta perkembangan zaman yang
dialami oleh bangsa Indonesia, Pencak Silat dibentuk oleh situasi dan kondisinya. Kini Pencak
Silat kita kenal dengan wujud dan corak yang beraneka ragam, namun mempunyai aspek-aspek
yang sama

Di dunia internasional Pencak Silat menjadi istilah resmi sejak dibentuknya Organisasi
Federatif Internasional yang diberi nama Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa, disingkat
PERSILAT, di Jakarta pada. tahun 1980.

Ciri Khas dan karakteristik Pencak Silat

Pada zaman kini pencak silat telah dijadikan wahana pendidikan bagi generasi muda yang
berkualitas. Perguruan-perguruan pencak silat menghasilkan manusia-manusia yang
mentalitasnya, cerdas, tegas, dan terampil, berprilaku terpuji serta mempunyai budi pekerti luhur,
berwibawa disegani dan panstas menjadi panutan di lingkungan masyarakat. Orang-orang seperti
inilah yang kemudian disebut “Pendekar”.

Sebagai ilmu beladiri khas Indonesia, pencak silat memiliki ciri umum dan ciri khusus
berbeda dengan beladiri yang sejenis yang berasal dari belahan dunia yang lain, ciri-ciri tersebut
adalah;

Ciri – ciri umum pencak silat

a. Pencak silat mempergunakan seluruh bagian tubuh dan anggota badan lainnya untuk
membela diri.

b. Pencak silat tidak memerlukan senjata tertentu, benda apapun dapat di jadikan senjata
untuk membela diri.

c. Pencak silat lahir dan tumbuh serasi dengan alam sekitar, adat sopan santun
masyarakat, watak suku bangsa dan agama yang kesemuanya dalam wilayah Indonesia.

Ciri khusus Pencak silat

a. Sikap tenang namun selalu waspada


b. Mempergunakan kelincahan, kelenturan, kecepatan, saat (timing) dan sasaran yang
tepat disertai gerak reflek untuk menguasai lawan, bukan hanyua mengandalkan kekuatan
dan tenaga saja.

c. Mempergunakan prinsip timbangan, permainan posisi lawandengan pemindahan titik


berat badan.

d. Memanfaatkan serangan dan tenaga lawan secara maksimal.

e. Menghemat, menyalurkan tenaga yang minimal.

Pencak Silat sebagai bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia berkembang sejalan dengan
sejarah masyarakat Indonesia. Dengan aneka ragam situasi geografis dan etnologis serta
perkembangan zaman yang dialami oleh bangsa Indonesia, Pencak Silat dibentuk oleh situasi
dan kondisinya. Kini Pencak Silat kita kenal dengan wujud dan corak yang beraneka ragam,
namun mempunyai aspek-aspek yang sama.

Pencak Silat merupakan unsur-unsur kepribadian bangsa Indonesia yang dimiliki dari hasil budi
daya yang turun temurun. Sampai saat ini belum ada naskah atau himmpunan mengenai sejarah
pembelaan diri bangsa Indonesia yang disusun secara alamiah dan dapat dipertanggung
jawabkan serta menjadi sumber bagi pengembangan yang lebih teratur.

Hanya secara turun temurun dan bersifat pribadi atau kelompok latar belakang dan sejarah
pembelaan diri inti dituturkan. Sifat-sifat ketertutupan karena dibentuk oleh zaman penjajahan di
masa lalu merupakan hambatan pengembangan di mana kini kita yang menuntut keterbukaan dan
pemassalan yang lebih luas. Sejarah perkembangan Pencak Silat secara selintas dapat dibagi
dalam kurun waktu :

a. Perkembangan sebelum zaman penjajahan Belanda


b. Perkembangan pada zaman penjajahan Belanda
c. Perkembangan pada zaman penjajahan Jepang
d. Perkembangan pada zaman kemerdekaan

a. Perkembangan pada zaman sebelum penjajahan Belanda

Nenek moyang kita telah mempunyai peradaban yang tinggi, sehingga dapat berkembang
menjadi rumpun bangsa yang maju. Daerah-daerah dan pulau-pulau yang dihuni berkembnag
menjadi masyarakat dengan tata pemerintahan dan kehidupan yang teratur. Tata pembelaan diri
di zaman tersebut yang terutama didasarkan kepada kemampuan pribadi yang tinggi, merupakan
dasar dari sistem pembelaan diri, baik dalam menghadapi perjuangan hidup maupun dalam
pembelaan berkelompok.

Para ahli pembelaan diri dan pendekar mendapat tempat yang tinggi di masyarakat. Begitu pula
para empu yang membuat senjata pribadi yagn ampuh seperti keris, tombak dan senjata khusus.
Pasukan yang kuat di zaman Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit serta kerajaan lainnya di masa itu
terdiri dari prajurit-prajurit yang mempunyai keterampilan pembelaan diri individual yang tinggi.
Pemukupan jiwa keprajuritan dan kesatriaan selalu diberikan untuk mencapai keunggulan dalam
ilmu pembelaan diri. Untuk menjadi prajurit atau pendekar diperulan syarat-syarat dan latihan
yang mendalam di bawah bimbingan seorang guru. Pada masa perkembangan agama Islam ilmu
pembelaan diri dipupuk bersama ajaran kerohanian. Sehingga basis-basis agama Islam terkenal
dengan ketinggian ilmu bela dirinya. Jelaslah, bahwa sejak zaman sebelum penjajahan Belanda
kita telah mempunyai sistem pembelaan diri yang sesuai dengan sifat dan pembawaan bangsa
Indonesia.

b. Perkembangan Pencak Silat pada zaman penjajahan Belanda

Suatu pemerintahan asing yang berkuasa di suatu negeri jarang sekali memberi perhatian kepada
pandangan hidup bangsa yang diperintah. Pemerintah Belandan tidak memberi kesempatan
perkembangan Pencak Silat atau pembelaan diri Nasional, karena dipandang berbahaya terhadap
kelangsungan penjajahannya. Larangan berlatih bela diri diadakan bahkan larangan untuk
berkumpul dan berkelompok. Sehingga perkembangan kehidupan Pencak Silat atau pembelaan
diri bangsa Indonesia yang dulu berakar kuat menjadi kehilangan pijakan kehidupannya. Hanya
dengan sembunyi-sembunyi dan oleh kelompok-kelompok kecil Pencak Silat dipertahankan.
Kesempatan-kesempatan yang dijinkan hanyalah berupa pengembangan seni atau kesenian
semata-mata masih digunakan di beberapa daerah, yang menjurus pada suatu pertunjukan atau
upacara saja. Hakekat jiwa dan semangat pembelaan diri tidak sepenuhnya dapat berkembang.
Pengaruh dari penekanan di zaman penjajahan Belanda ini banyak mewarnai perkembangan
Pencak Silat untuk masa sesudahnya.

c. Perkembangan Pencak Silat pada pendudukan Jepang

Politik Jepang terhadap bangsa yang diduduki berlainan dengan politik Belanda. Terhadap
Pencak Silat sebagai ilmu Nasional didorong dan dikembangkan untuk kepentingan Jepang
sendiri, dengan mengobarkan semangat pertahanan menghadapi sekutu. Di mana-mana atas
anjuran Shimitsu diadakan pemusatan tenaga aliran Pencak Silat. Di seluruh Jawa serentak
didirkan gerakan Pencak Silat yang diatur oleh Pemerintah. Di Jakarta pada waktu itu telah
diciptakan oleh para pembina Pencak Silat suatu olarhaga berdasarkan Pencak Silat, yang
diusulkan untuk dipakai sebagai gerakan olahraga pada tiap-tiap pagi di sekolah-sekolah. Usul
itu ditolak oleh Shimitsu karena khawatir akan mendesak Taysho, Jepang. Sekalipun Jepang
memberikan kesempatan kepada kita untuk menghidupkan unsur-unsur warisan kebesaran
bangsa kita, tujuannya adalah untuk mempergunakan semangat yang diduga akan berkobar lagi
demi kepentingan Jepang sendiri bukan untuk kepentingan Nasional kita.

Namun kita akui, ada juga keuntungan yang kita peroleh dari zaman itu. Kita mulai insaf lagi
akan keharusan mengembalikan ilmu Pencak Silat pada tempat yang semula didudukinya dalam
masyarakat kita.

d. Perkembangan Pencak Silat pada Zaman Kemerdekaan


Walaupun di masa penjajahan Belanda Pencak Silat tidak diberikan tempat untuk berkembang,
tetapi masih banyak para pemuda yang mempelajari dan mendalami melalui guru-guru Pencak
Silat, atau secara turun-temurun di lingkungan keluarga. Jiwa dan semangat kebangkitan
nasional semenjak Budi Utomo didirikan mencari unsur-unsur warisan budaya yang dapat
dikembangkan sebagai identitas Nasional. Melalui Panitia Persiapan Persatuan Pencak Silat
Indonesia maka pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta terbentuklah IPSI yang diketuai oleh Mr.
Wongsonegoro.

Program utama disamping mempersatukan aliran-aliran dan kalangan Pencak Silat di seluruh
Indonesia, IPSI mengajukan program kepada Pemerintah untuk memasukan pelajaran Pencak
Silat di sekolah-sekolah.

Usaha yang telah dirintis pada periode permulaan kepengurusan di tahun lima puluhan, yang
kemudian kurang mendapat perhatian, mulai dirintis dengan diadakannya suatu Seminar Pencak
Silat oleh Pemerintah pada tahun 1973 di Tugu, Bogor. Dalam Seminar ini pulalah dilakukan
pengukuhan istilah bagi seni pembelaan diri bagnsa Indonesia dengan nama “Pencak Silat” yang
merupakan kata majemuk. Di masa lalu tidak semua daerah di Indonesia menggunakan istilah
Pencak Silat. Di beberapa daerah di jawa lazimnya digunakan nama Pencak sedangkan di
Sumatera orang menyebut Silat. Sedang kata pencak sendiri dapat mempunyai arti khusus begitu
juga dengan kata silat.

Pencak, dapat mempunyai pengertian gerak dasar bela diri, yang terikat pada peraturan dan
digunakan dalam belajar, latihan dan pertunjukan.

Silat, mempunyai pengertian gerak bela diri yang sempurna, yang bersumber pada kerohanian
yang suci murni, guna keselamatan diri atau kesejahteraan bersama, menghindarkan diri/
manusia dari bela diri atau bencana. Dewasa ini istilah pencak silat mengandung unsur-unsur
olahraga, seni, bela diri dan kebatinan. Definisi pencak silat selengkapnya yang pernah dibuat
PB. IPSI bersama BAKIN tahun 1975 adalah sebagai berikut :

“Pencak Silat adalah hasil budaya manusia Indonesia untuk membela/mempertahankan


eksistensi (kemandirian) dan integritasnya (manunggalnya) terhadap lingkungan hidup/alam
sekitarnya untuk mencapai keselarasan hidup guna meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa.

Pencak Silat sebagai ajaran kerohanian

Umumnya Pencak Silat mengajarkan pengenalan diri pribadi sebagai insan atau mahluk hidup
yang pecaya adanya kekuasaan yang lebih tinggi yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Biasanya, Pencak
Silat sebagai ajaran kerohanian/kebatinan diberikan kepada siswa yang telah lanjut dalam
menuntut ilmu Pencak Silatnya. Sasarannya adalah untuk meningkatkan budi pekerti atau
keluhuran budi siswa. Sehingga pada akhirnya Pencak Silat mempunyai tujuan untuk
mewujudkan keselarasan/ keseimbangan/keserasian/alam sekitar untuk meningkatkan iman dan
taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, guna mengisi Pembangunan Nasional Indonesia dalam
mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya yang Pancasilais.
Pencak Silat sebagai seni

Ciri khusus pada Pencak Silat adalah bagian kesenian yang di daerah-daerah tertentu terdapat
tabuh iringan musik yang khas. Pada jalur kesenian ini terdapat kaidah-kaidah gerak dan irama
yang merupakan suatu pendalaman khusus (skill). Pencak Silat sebagai seni harus menuruti
ketentuan-ketentuan, keselarasan, keseimbangan, keserasian antara wirama, wirasa dan wiraga.

Di beberapa daerah di Indonesia Pencak Silat ditampilkan hampir semata-mata sebagai seni tari,
yang sama sekali tidak mirip sebagai olahraga maupun bela diri. Misalnya tari serampang dua
belas di Sumatera Utara, tari randai di Sumatera Barat dan tari Ketuk Tilu di Jawa Barat. Para
penari tersebut dapat memperagakan tari itu sebagai gerak bela diri yang efektif dan efisien
untuk menjamin keamanan pribadi.

Pencak Silat sebagai olahraga umum

Walaupun unsur-unsur serta aspek-aspeknya yang terdapat dalam Pencak Silat tidak dapat
dipisah-pisahkan, tetapi pembinaan pada jalur-jalur masing-masing dapat dilakukan. Di tinjau
dari segi olahraga kiranya Pencak Silat mempunyai unsur yang dalam batasan tertentu sesuai
dengan tujuan gerak dan usaha dapat memenuhi fungsi jasmani dan rohani. Gerakan Pencak Silat
dapat dilakukan oleh laki-laki atau wanita, anak-anak maupun orang tua/dewasa, secara
perorangan/kelompok.

Usaha-usaha untuk mengembangkan unsur-unsur olahraga yang terdapat pada Pencak Silat
sebagai olahraga umum dibagi dalam intensitasnya menjadi

a. Olahraga rekreasi
b. Olahraga prestasi
c. Olahraga massal

Pada seminar Pencak Silat di Tugu, Bogor tahun 1973, Pemerintah bersama para pembina
olahraga dan Pencak Silat telah membahas dan menyimpulkan makalah-makalah :

1. Penetapan istilah yang dipergunakan untuk Pencak Silat


2. Pemasukan Pencak Silat sebagai kurikulum pada lembaga-lembaga pendidikan
3. Metode mengajar Pencak Silat di sekolah
4. Pengadaan tenaga pembina/guru Pencak Silat untuk sekolah-sekolah
5. Pembinaan organisasi guru-guru Pencak Silat dan kegiatan Pencak Silat di lingkungan sekolah
6. Menanamkan dan menggalang kegemaran serta memassalkan Pencak Silat di kalangan
pelajar/mahasiswa.

Sebagai tindak lanjut dari pemikiran-pemikiran tersebut dan atas anjuran Presiden Soeharto,
program olahraga massal yang bersifat penyegaran jasmani digarap terlebih dahulu, yang telah
menghasilkan program Senam Pagi Indonesia (SPI).

Pencak Silat sebagai olahraga prestasi (olahraga pertandingan)


Pengembangan Pencak Silat sebagai olahraga & pertandingan (Championships) telah dirintis
sejak tahun 1969, dengan melalui percobaan-percobaan pertandingan di daerah-daerah dan di
tingkat pusat. Pada PON VIII tahun 1973 di Jakarta telah dipertandingkan untuk pertama kalinya
yang sekaligus merupakan Kejuaraan tingkat Nasional yang pertama pula. Masalah yang harus
dihadapi adalah banyaknya aliran serta adanya unsur-unsur yang bukan olahraga yang sudah
begitu meresapnya di kalangan Pencak Silat. Dengan kesadaran para pendekar dan pembina
Pencak Silat serta usaha yang terus menerus maka sekarang ini program pertandingan olahraga
merupakan bagian yang penting dalam pembinaan Pencak Silat pada umumnya. Sementara ini
Pencak Silat telah disebarluaskan di negara-negara Belanda, Belgia, Luxemburg, Perancis,
Inggris, Denmark, Jerman Barat, Suriname, Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru.

Program pembinaan Pencak Silat

Pencak Silat sebagai budaya Nasional bangsa Indonesia mempunyai banyak ragam khas maisng-
masing daerah, jumlah perguruan/aliran di segenap penjuru tanah air ini diperkirakan sebanyak
820 perguruan/aliran.

Oleh karena itu dirasakan perlu adanya pembinaan yang sistimatis untuk melestarikan warisan
nenek moyang kita. Terlebih-lebih setelah Kungfu masuk IPSI, atas anjuran Pemerintah
berdasarkan pertimbangan lebih baik Kungfu berada di dalam IPSI sehingga lebih mudah dalam
mengadakan pengawasan dan pengendalian terhadapnya, sekaligus menasionalisasikan.

Standarisasi yang telah dirintis pembuatannya, hanyalah untuk jurus dasar bagi keperluan khusus
olahraga dan bela diri. Sedangkan pengembangannya telah diserahkan kepad setiap perguruan
yang ada. Sistem pembinaan yang dipakai oleh IPSI ialah setiap aspek yang ada dijadikan jalur
pembinaan, sehingga jalur pembinaan Pencak Silat meliputi :

1. Jalur pembinaan seni


2. Jalur pembinaan olahraga
3. Jalur pembinaan bela diri
4. Jalur pembinaan kebatinan

Keempat jalur ini diolah, dengan saringan dan mesin sosial budaya, yaitu Pancasila.

… Makna Lambang IPSI

Warna Dasar Putih : berarti suci dalam amal perbuatan

Warna Merah : berarti berani dalam kebenaran

Warna Hijau : berarti ketenangan dalam menghadapi segala sesuatu yang menuju kemantapan
jiwa, karena selalu beriman dan bertauhid kepada Tuhan Yang Maha Esar
secara hikmat dan syahdu
Warna Kuning : berarti bahwa IPSI mengutamakan budi pekerti dan kesejahteraan lahir dan
batin
dalam menuju kejayaan nusa dan bangsa

Bentuk Perisai Segi Lima : berarti bahwa IPSI berasaskan landasan idiil Pancasila, serta
bertujuan
membentuk manusia Pancasila sejati

Sayap Garuda berwarna

Kuning berototkan merah : berarti kekuatan bangsa Indonesia yang bersendikan kemurnian,
keluruhan dan
dinamika, Sayap 18 lembar, bulu 5 lembar + 4 lembar + 8 lembar berarti tanggal
berdirinya IPSI adalah 18 Mei 1948. Sayap 18 lembar, terdiri dari 17+1 berarti
IPSI dengan semangat Proklamasi Kemerdekaan berssatu membangun negara

Untaian lima lingkaran : melambangkan bahwa IPSI melalui olahraga merupakan ikatan peri
kemanusiaan antara pelbagai aliran dengan memegang teguh asas kekeluargaan,
persaudaraan dan kegotong royongan

Ikatan pita berwarna merah

Putih : bahwa IPSI merupakan suatu ikatan pemersatu dari pelbagai aliran Pencak
Silat, yang menjadi hasil budaya yang kokoh karena dilandasi oleh rasa
berbangsa, berbahasa dan bertanah air Indonesia.

Gambar tangan putih

di dalam Dasar hijau : menggambarkan bahwa IPSI membantu negara dalam bidang ketahanan
nasional melalui pembinaan mental/fisik agar kader-kader IPSI berkepribadian
nasional serta berbadan sehat, kuat dan tegap
Ikatan Pencak Silat Indonesia
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari

Lambang Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI)

Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) adalah organisasi nasional Indonesia yang membawahi
kegiatan Pencak silat secara resmi , antara lain menyelenggarakan pertandingan, membakukan
peraturan dan lain-lain.

Daftar isi
[sembunyikan]

 1 Sejarah Ikatan Pencak Silat Indonesia


o 1.1 Sejarah dan perkembangannya
 1.1.1 A. Perkembangan pada zaman sebelum penjajahan Belanda
 1.1.2 B. Perkembangan Pencak Silat pada zaman penjajahan Belanda
 1.1.3 C. Perkembangan Pencak Silat pada pendudukan Jepang
 1.1.4 D. Perkembangan Pencak Silat pada Zaman Kemerdekaan
 2 Sejarah dan perkembangannya ==
o 2.1 A. Perkembangan pada zaman sebelum penjajahan Belanda
o 2.2 B. Perkembangan Pencak Silat pada zaman penjajahan Belanda
o 2.3 C. Perkembangan Pencak Silat pada pendudukan Jepang
o 2.4 D. Perkembangan Pencak Silat pada Zaman Kemerdekaan
o 2.5 Aspek dalam pencak silat
 2.5.1 Pencak Silat sebagai ajaran kerohanian
 2.5.2 Pencak Silat sebagai seni
 2.5.3 Pencak Silat sebagai olahraga umum
 2.5.4 Pencak Silat sebagai olahraga prestasi (olahraga pertandingan)
o 2.6 Program pembinaan Pencak Silat
[sunting] Sejarah Ikatan Pencak Silat Indonesia
[sunting] Sejarah dan perkembangannya

Pencak Silat sebagai bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia berkembang sejalan dengan
sejarah masyarakat Indonesia. Dengan aneka ragam situasi geografis dan etnologis serta
perkembangan zaman yang dialami oleh bangsa Indonesia, Pencak Silat dibentuk oleh situasi
dan kondisinya. Kini Pencak Silat kita kenal dengan wujud dan corak yang beraneka ragam,
namun mempunyai aspek-aspek yang sama.

Pencak Silat merupakan unsur-unsur kepribadian bangsa Indonesia yang dimiliki dari hasil budi
daya yang turun temurun. Sampai saat ini belum ada naskah atau himmpunan mengenai sejarah
pembelaan diri bangsa Indonesia yang disusun secara alamiah dan dapat dipertanggung
jawabkan serta menjadi sumber bagi pengembangan yang lebih teratur.

Hanya secara turun temurun dan bersifat pribadi atau kelompok latar belakang dan sejarah
pembelaan diri inti dituturkan. Sifat-sifat ketertutupan karena dibentuk oleh zaman penjajahan di
masa lalu merupakan hambatan pengembangan di mana kini kita yang menuntut keterbukaan dan
pemassalan yang lebih luas.

[sunting] A. Perkembangan pada zaman sebelum penjajahan Belanda

Nenek moyang kita telah mempunyai peradaban yang tinggi, sehingga dapat berkembang
menjadi rumpun bangsa yang maju. Daerah-daerah dan pulau-pulau yang dihuni berkembnag
menjadi masyarakat dengan tata pemerintahan dan kehidupan yang teratur. Tata pembelaan diri
di zaman tersebut yang terutama didasarkan kepada kemampuan pribadi yang tinggi, merupakan
dasar dari sistem pembelaan diri, baik dalam menghadapi perjuangan hidup maupun dalam
pembelaan berkelompok.

Para ahli pembelaan diri dan pendekar mendapat tempat yang tinggi di masyarakat. Begitu pula
para empu yang membuat senjata pribadi yagn ampuh seperti keris, tombak dan senjata khusus.
Pasukan yang kuat di zaman Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit serta kerajaan lainnya di masa itu
terdiri dari prajurit-prajurit yang mempunyai keterampilan pembelaan diri individual yang tinggi.
Pemukupan jiwa keprajuritan dan kesatriaan selalu diberikan untuk mencapai keunggulan dalam
ilmu pembelaan diri. Untuk menjadi prajurit atau pendekar diperulan syarat-syarat dan latihan
yang mendalam di bawah bimbingan seorang guru. Pada masa perkembangan agama Islam ilmu
pembelaan diri dipupuk bersama ajaran kerohanian. Sehingga basis-basis agama Islam terkenal
dengan ketinggian ilmu bela dirinya. Jelaslah, bahwa sejak zaman sebelum penjajahan Belanda
kita telah mempunyai sistem pembelaan diri yang sesuai dengan sifat dan pembawaan bangsa
Indonesia.

[sunting] B. Perkembangan Pencak Silat pada zaman penjajahan Belanda

Suatu pemerintahan asing yang berkuasa di suatu negeri jarang sekali memberi perhatian kepada
pandangan hidup bangsa yang diperintah. Pemerintah Belandan tidak memberi kesempatan
perkembangan Pencak Silat atau pembelaan diri Nasional, karena dipandang berbahaya terhadap
kelangsungan penjajahannya. Larangan berlatih bela diri diadakan bahkan larangan untuk
berkumpul dan berkelompok. Sehingga perkembangan kehidupan Pencak Silat atau pembelaan
diri bangsa Indonesia yang dulu berakar kuat menjadi kehilangan pijakan kehidupannya. Hanya
dengan sembunyi-sembunyi dan oleh kelompok-kelompok kecil Pencak Silat dipertahankan.
Kesempatan-kesempatan yang dijinkan hanyalah berupa pengembangan seni atau kesenian
semata-mata masih digunakan di beberapa daerah, yang menjurus pada suatu pertunjukan atau
upacara saja. Hakekat jiwa dan semangat pembelaan diri tidak sepenuhnya dapat berkembang.
Pengaruh dari penekanan di zaman penjajahan Belanda ini banyak mewarnai perkembangan
Pencak Silat untuk masa sesudahnya.

[sunting] C. Perkembangan Pencak Silat pada pendudukan Jepang

Politik Jepang terhadap bangsa yang diduduki berlainan dengan politik Belanda. Terhadap
Pencak Silat sebagai ilmu Nasional didorong dan dikembangkan untuk kepentingan Jepang
sendiri, dengan mengobarkan semangat pertahanan menghadapi sekutu. Di mana-mana atas
anjuran Shimitsu diadakan pemusatan tenaga aliran Pencak Silat. Di seluruh Jawa serentak
didirkan gerakan Pencak Silat yang diatur oleh Pemerintah. Di Jakarta pada waktu itu telah
diciptakan oleh para pembina Pencak Silat suatu olarhaga berdasarkan Pencak Silat, yang
diusulkan untuk dipakai sebagai gerakan olahraga pada tiap-tiap pagi di sekolah-sekolah. Usul
itu ditolak oleh Shimitsu karena khawatir akan mendesak Taysho, Jepang. Sekalipun Jepang
memberikan kesempatan kepada kita untuk menghidupkan unsur-unsur warisan kebesaran
bangsa kita, tujuannya adalah untuk mempergunakan semangat yang diduga akan berkobar lagi
demi kepentingan Jepang sendiri bukan untuk kepentingan Nasional kita.

Namun kita akui, ada juga keuntungan yang kita peroleh dari zaman itu. Kita mulai insaf lagi
akan keharusan mengembalikan ilmu Pencak Silat pada tempat yang semula didudukinya dalam
masyarakat kita.

[sunting] D. Perkembangan Pencak Silat pada Zaman Kemerdekaan

Walaupun di masa penjajahan Belanda Pencak Silat tidak diberikan tempat untuk berkembang,
tetapi masih banyak para pemuda yang mempelajari dan mendalami melalui guru-guru Pencak
Silat, atau secara turun-temurun di lingkungan keluarga. Jiwa dan semangat kebangkitan
nasional semenjak Budi Utomo didirikan mencari unsur-unsur warisan budaya yang dapat
dikembangkan sebagai identitas Nasional. Melalui Panitia Persiapan Persatuan Pencak Silat
Indonesia maka pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta terbentuklah IPSI yang diketuai oleh Mr.
Wongsonegoro.

Program utama disamping mempersatukan aliran-aliran dan kalangan Pencak Silat di seluruh
Indonesia, IPSI mengajukan program kepada Pemerintah untuk memasukan pelajaran Pencak
Silat di sekolah-sekolah.

[sunting] Sejarah dan perkembangannya ==


Pencak Silat sebagai bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia berkembang sejalan dengan
sejarah masyarakat Indonesia. Dengan aneka ragam situasi geografis dan etnologis serta
perkembangan zaman yang dialami oleh bangsa Indonesia, Pencak Silat dibentuk oleh situasi
dan kondisinya. Kini Pencak Silat kita kenal dengan wujud dan corak yang beraneka ragam,
namun mempunyai aspek-aspek yang sama.

Pencak Silat merupakan unsur-unsur kepribadian bangsa Indonesia yang dimiliki dari hasil budi
daya yang turun temurun. Sampai saat ini belum ada naskah atau himmpunan mengenai sejarah
pembelaan diri bangsa Indonesia yang disusun secara alamiah dan dapat dipertanggung
jawabkan serta menjadi sumber bagi pengembangan yang lebih teratur.

Hanya secara turun temurun dan bersifat pribadi atau kelompok latar belakang dan sejarah
pembelaan diri inti dituturkan. Sifat-sifat ketertutupan karena dibentuk oleh zaman penjajahan di
masa lalu merupakan hambatan pengembangan di mana kini kita yang menuntut keterbukaan dan
pemassalan yang lebih luas.

[sunting] A. Perkembangan pada zaman sebelum penjajahan Belanda

Nenek moyang kita telah mempunyai peradaban yang tinggi, sehingga dapat berkembang
menjadi rumpun bangsa yang maju. Daerah-daerah dan pulau-pulau yang dihuni berkembnag
menjadi masyarakat dengan tata pemerintahan dan kehidupan yang teratur. Tata pembelaan diri
di zaman tersebut yang terutama didasarkan kepada kemampuan pribadi yang tinggi, merupakan
dasar dari sistem pembelaan diri, baik dalam menghadapi perjuangan hidup maupun dalam
pembelaan berkelompok.

Para ahli pembelaan diri dan pendekar mendapat tempat yang tinggi di masyarakat. Begitu pula
para empu yang membuat senjata pribadi yagn ampuh seperti keris, tombak dan senjata khusus.
Pasukan yang kuat di zaman Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit serta kerajaan lainnya di masa itu
terdiri dari prajurit-prajurit yang mempunyai keterampilan pembelaan diri individual yang tinggi.
Pemukupan jiwa keprajuritan dan kesatriaan selalu diberikan untuk mencapai keunggulan dalam
ilmu pembelaan diri. Untuk menjadi prajurit atau pendekar diperulan syarat-syarat dan latihan
yang mendalam di bawah bimbingan seorang guru. Pada masa perkembangan agama Islam ilmu
pembelaan diri dipupuk bersama ajaran kerohanian. Sehingga basis-basis agama Islam terkenal
dengan ketinggian ilmu bela dirinya. Jelaslah, bahwa sejak zaman sebelum penjajahan Belanda
kita telah mempunyai sistem pembelaan diri yang sesuai dengan sifat dan pembawaan bangsa
Indonesia.

[sunting] B. Perkembangan Pencak Silat pada zaman penjajahan Belanda

Suatu pemerintahan asing yang berkuasa di suatu negeri jarang sekali memberi perhatian kepada
pandangan hidup bangsa yang diperintah. Pemerintah Belandan tidak memberi kesempatan
perkembangan Pencak Silat atau pembelaan diri Nasional, karena dipandang berbahaya terhadap
kelangsungan penjajahannya. Larangan berlatih bela diri diadakan bahkan larangan untuk
berkumpul dan berkelompok. Sehingga perkembangan kehidupan Pencak Silat atau pembelaan
diri bangsa Indonesia yang dulu berakar kuat menjadi kehilangan pijakan kehidupannya. Hanya
dengan sembunyi-sembunyi dan oleh kelompok-kelompok kecil Pencak Silat dipertahankan.
Kesempatan-kesempatan yang dijinkan hanyalah berupa pengembangan seni atau kesenian
semata-mata masih digunakan di beberapa daerah, yang menjurus pada suatu pertunjukan atau
upacara saja. Hakekat jiwa dan semangat pembelaan diri tidak sepenuhnya dapat berkembang.
Pengaruh dari penekanan di zaman penjajahan Belanda ini banyak mewarnai perkembangan
Pencak Silat untuk masa sesudahnya.

[sunting] C. Perkembangan Pencak Silat pada pendudukan Jepang

Politik Jepang terhadap bangsa yang diduduki berlainan dengan politik Belanda. Terhadap
Pencak Silat sebagai ilmu Nasional didorong dan dikembangkan untuk kepentingan Jepang
sendiri, dengan mengobarkan semangat pertahanan menghadapi sekutu. Di mana-mana atas
anjuran Shimitsu diadakan pemusatan tenaga aliran Pencak Silat. Di seluruh Jawa serentak
didirkan gerakan Pencak Silat yang diatur oleh Pemerintah. Di Jakarta pada waktu itu telah
diciptakan oleh para pembina Pencak Silat suatu olarhaga berdasarkan Pencak Silat, yang
diusulkan untuk dipakai sebagai gerakan olahraga pada tiap-tiap pagi di sekolah-sekolah. Usul
itu ditolak oleh Shimitsu karena khawatir akan mendesak Taysho, Jepang. Sekalipun Jepang
memberikan kesempatan kepada kita untuk menghidupkan unsur-unsur warisan kebesaran
bangsa kita, tujuannya adalah untuk mempergunakan semangat yang diduga akan berkobar lagi
demi kepentingan Jepang sendiri bukan untuk kepentingan Nasional kita.

Namun kita akui, ada juga keuntungan yang kita peroleh dari zaman itu. Kita mulai insaf lagi
akan keharusan mengembalikan ilmu Pencak Silat pada tempat yang semula didudukinya dalam
masyarakat kita.

[sunting] D. Perkembangan Pencak Silat pada Zaman Kemerdekaan

Walaupun di masa penjajahan Belanda Pencak Silat tidak diberikan tempat untuk berkembang,
tetapi masih banyak para pemuda yang mempelajari dan mendalami melalui guru-guru Pencak
Silat, atau secara turun-temurun di lingkungan keluarga. Jiwa dan semangat kebangkitan
nasional semenjak Budi Utomo didirikan mencari unsur-unsur warisan budaya yang dapat
dikembangkan sebagai identitas Nasional. Melalui Panitia Persiapan Persatuan Pencak Silat
Indonesia maka pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta terbentuklah IPSI yang diketuai oleh Mr.
Wongsonegoro.

Program utama disamping mempersatukan aliran-aliran dan kalangan Pencak Silat di seluruh
Indonesia, IPSI mengajukan program kepada Pemerintah untuk memasukan pelajaran Pencak
Silat di sekolah-sekolah.

Usaha yang telah dirintis pada periode permulaan kepengurusan di tahun lima puluhan, yang
kemudian kurang mendapat perhatian, mulai dirintis dengan diadakannya suatu Seminar Pencak
Silat oleh Pemerintah pada tahun 1973 di Tugu, Bogor. Dalam Seminar ini pulalah dilakukan
pengukuhan istilah bagi seni pembelaan diri bagnsa Indonesia dengan nama "Pencak Silat" yang
merupakan kata majemuk. Di masa lalu tidak semua daerah di Indonesia menggunakan istilah
Pencak Silat. Di beberapa daerah di jawa lazimnya digunakan nama Pencak sedangkan di
Sumatera orang menyebut Silat. Sedang kata pencak sendiri dapat mempunyai arti khusus begitu
juga dengan kata silat.
Pencak, dapat mempunyai pengertian gerak dasar bela diri, yang terikat pada peraturan dan
digunakan dalam belajar, latihan dan pertunjukan.

Silat, mempunyai pengertian gerak bela diri yang sempurna, yang bersumber pada kerohanian
yang suci murni, guna keselamatan diri atau kesejahteraan bersama, menghindarkan diri/
manusia dari bela diri atau bencana. Dewasa ini istilah pencak silat mengandung unsur-unsur
olahraga, seni, bela diri dan kebatinan. Definisi pencak silat selengkapnya yang pernah dibuat
PB. IPSI bersama BAKIN tahun 1975 adalah sebagai berikut :

Pencak Silat adalah hasil budaya manusia Indonesia untuk membela/mempertahankan


eksistensi (kemandirian) dan integritasnya (manunggalnya) terhadap lingkungan hidup/alam
sekitarnya untuk mencapai keselarasan hidup guna meningkatkan iman dan taqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa.

Usaha yang telah dirintis pada periode permulaan kepengurusan di tahun lima puluhan, yang
kemudian kurang mendapat perhatian, mulai dirintis dengan diadakannya suatu Seminar Pencak
Silat oleh Pemerintah pada tahun 1973 di Tugu, Bogor. Dalam Seminar ini pulalah dilakukan
pengukuhan istilah bagi seni pembelaan diri bagnsa Indonesia dengan nama "Pencak Silat" yang
merupakan kata majemuk. Di masa lalu tidak semua daerah di Indonesia menggunakan istilah
Pencak Silat. Di beberapa daerah di jawa lazimnya digunakan nama Pencak sedangkan di
Sumatera orang menyebut Silat. Sedang kata pencak sendiri dapat mempunyai arti khusus begitu
juga dengan kata silat.

Pencak, dapat mempunyai pengertian gerak dasar bela diri, yang terikat pada peraturan dan
digunakan dalam belajar, latihan dan pertunjukan.

Silat, mempunyai pengertian gerak bela diri yang sempurna, yang bersumber pada kerohanian
yang suci murni, guna keselamatan diri atau kesejahteraan bersama, menghindarkan diri/
manusia dari bela diri atau bencana. Dewasa ini istilah pencak silat mengandung unsur-unsur
olahraga, seni, bela diri dan kebatinan. Definisi pencak silat selengkapnya yang pernah dibuat
PB. IPSI bersama BAKIN tahun 1975 adalah sebagai berikut :

Pencak Silat adalah hasil budaya manusia Indonesia untuk membela/mempertahankan


eksistensi (kemandirian) dan integritasnya (manunggalnya) terhadap lingkungan hidup/alam
sekitarnya untuk mencapai keselarasan hidup guna meningkatkan iman dan taqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa.

[sunting] Aspek dalam pencak silat


[sunting] Pencak Silat sebagai ajaran kerohanian

Umumnya Pencak Silat mengajarkan pengenalan diri pribadi sebagai insan atau mahluk hidup
yang pecaya adanya kekuasaan yang lebih tinggi yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Biasanya, Pencak
Silat sebagai ajaran kerohanian/kebatinan diberikan kepada siswa yang telah lanjut dalam
menuntut ilmu Pencak Silatnya. Sasarannya adalah untuk meningkatkan budi pekerti atau
keluhuran budi siswa. Sehingga pada akhirnya Pencak Silat mempunyai tujuan untuk
mewujudkan keselarasan/ keseimbangan/keserasian/alam sekitar untuk meningkatkan iman dan
taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, guna mengisi Pembangunan Nasional Indonesia dalam
mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya yang Pancasilais.

[sunting] Pencak Silat sebagai seni

Ciri khusus pada Pencak Silat adalah bagian kesenian yang di daerah-daerah tertentu terdapat
tabuh iringan musik yang khas. Pada jalur kesenian ini terdapat kaidah-kaidah gerak dan irama
yang merupakan suatu pendalaman khusus (skill). Pencak Silat sebagai seni harus menuruti
ketentuan-ketentuan, keselarasan, keseimbangan, keserasian antara wirama, wirasa dan wiraga.

Di beberapa daerah di Indonesia Pencak Silat ditampilkan hampir semata-mata sebagai seni tari,
yang sama sekali tidak mirip sebagai olahraga maupun bela diri. Misalnya tari serampang dua
belas di Sumatera Utara, tari randai di Sumatera Barat dan tari Ketuk Tilu di Jawa Barat. Para
penari tersebut dapat memperagakan tari itu sebagai gerak bela diri yang efektif dan efisien
untuk menjamin keamanan pribadi.dari ujang solok

[sunting] Pencak Silat sebagai olahraga umum

Walaupun unsur-unsur serta aspek-aspeknya yang terdapat dalam Pencak Silat tidak dapat
dipisah-pisahkan, tetapi pembinaan pada jalur-jalur masing-masing dapat dilakukan. Di tinjau
dari segi olahraga kiranya Pencak Silat mempunyai unsur yang dalam batasan tertentu sesuai
dengan tujuan gerak dan usaha dapat memenuhi fungsi jasmani dan rohani. Gerakan Pencak Silat
dapat dilakukan oleh laki-laki atau wanita, anak-anak maupun orang tua/dewasa, secara
perorangan/kelompok.

Usaha-usaha untuk mengembangkan unsur-unsur olahraga yang terdapat pada Pencak Silat
sebagai olahraga umum dibagi dalam intensitasnya menjadi :

 Olahraga rekreasi
 Olahraga prestasi
 Olahraga massal

Pada seminar Pencak Silat di Tugu, Bogor tahun 1973, Pemerintah bersama para pembina
olahraga dan Pencak Silat telah membahas dan menyimpulkan makalah-makalah :

 1. Penetapan istilah yang dipergunakan untuk Pencak Silat


 2. Pemasukan Pencak Silat sebagai kurikulum pada lembaga-lembaga pendidikan
 3. Metode mengajar Pencak Silat di sekolah
 4. Pengadaan tenaga pembina/guru Pencak Silat untuk sekolah-sekolah
 5. Pembinaan organisasi guru-guru Pencak Silat dan kegiatan Pencak Silat di lingkungan
sekolah
 6. Menanamkan dan menggalang kegemaran serta memassalkan Pencak Silat di kalangan
pelajar/mahasiswa.
Sebagai tindak lanjut dari pemikiran-pemikiran tersebut dan atas anjuran Presiden Soeharto,
program olahraga massal yang bersifat penyegaran jasmani digarap terlebih dahulu, yang telah
menghasilkan program Senam Pagi Indonesia (SPI).

[sunting] Pencak Silat sebagai olahraga prestasi (olahraga pertandingan)

Pengembangan Pencak Silat sebagai olahraga & pertandingan (Championships) telah dirintis
sejak tahun 1969, dengan melalui percobaan-percobaan pertandingan di daerah-daerah dan di
tingkat pusat. Pada PON VIII tahun 1973 di Jakarta telah dipertandingkan untuk pertama kalinya
yang sekaligus merupakan Kejuaraan tingkat Nasional yang pertama pula. Masalah yang harus
dihadapi adalah banyaknya aliran serta adanya unsur-unsur yang bukan olahraga yang sudah
begitu meresapnya di kalangan Pencak Silat. Dengan kesadaran para pendekar dan pembina
Pencak Silat serta usaha yang terus menerus maka sekarang ini program pertandingan olahraga
merupakan bagian yang penting dalam pembinaan Pencak Silat pada umumnya. Sementara ini
Pencak Silat telah disebarluaskan di negara-negara Belanda, Belgia, Luxemburg, Perancis,
Inggris, Denmark, Jerman Barat, Suriname, Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru.

[sunting] Program pembinaan Pencak Silat


Pencak Silat sebagai budaya Nasional bangsa Indonesia mempunyai banyak ragam khas maisng-
masing daerah, jumlah perguruan/aliran di segenap penjuru tanah air ini diperkirakan sebanyak
820 perguruan/aliran.

Oleh karena itu dirasakan perlu adanya pembinaan yang sistimatis untuk melestarikan warisan
nenek moyang kita. Terlebih-lebih setelah Kungfu masuk IPSI, atas anjuran Pemerintah
berdasarkan pertimbangan lebih baik Kungfu berada di dalam IPSI sehingga lebih mudah dalam
mengadakan pengawasan dan pengendalian terhadapnya, sekaligus menasionalisasikan.

Standarisasi yang telah dirintis pembuatannya, hanyalah untuk jurus dasar bagi keperluan khusus
olahraga dan bela diri. Sedangkan pengembangannya telah diserahkan kepad setiap perguruan
yang ada. Sistem pembinaan yang dipakai oleh IPSI ialah setiap aspek yang ada dijadikan jalur
pembinaan, sehingga jalur pembinaan Pencak Silat meliputi :

 1. Jalur pembinaan seni


 2. Jalur pembinaan olahraga
 3. Jalur pembinaan bela diri
 4. Jalur pembinaan kebatinan

Keempat jalur ini diolah, dengan saringan dan mesin sosial budaya, yaitu Pancasila.
TEKNIK TANDING PENCAK SILAT (1).
    [ in English ]

Aug 26th, 2009 | By admin | Category: Artikel Silat Visited 4149 times, 1 today [ in English ]

TEKNIK TANDING PENCAK SILAT (1)

MEMILIH DAN MENGAPLIKASIKAN JURUS


SESUAI DENGAN PERATURAN PERTANDINGAN
Kategori tanding adalah salah satu bentuk pertandingan pencak silat di samping kategori tunggal,
ganda dan regu. Jurus-jurus yang digunakan dalam kategori tanding semuanya berasal dari
kaidah beladiri pencak silat, namun tidak semua jurus dapat digunakan karena dalam peraturan
pertandingan ada batasan-batasan yang harus diperhatikan, di antaranya faktor keselamatan
pesilat dan obyektivitas dalam penilaian. Oleh karena itu dalam pertandingan pencak silat
kategori tanding tidak akan ditemukan jurus-jurus yang membahayakan dan berakibat fatal bagi
lawannya seperti mencengkram leher, menjambak rambut, menusuk mata, atau mematahkan
sendi. Jurus-jurus tersebut merupakan bentuk pelanggaran berat, padahal justru teknik seperti
itulah yang sering diajarkan di perguruan pencak silat sebagai bagian dari teknik beladiri.

Definisi pertandingan pencak silat kategori tanding adalah pertandingan yang menampilkan 2
(dua) orang pesilat dari kubu yang berbeda. Keduanya saling berhadapan menggunakan unsur
pembelaan dan serangan yaitu menangkis/mengelak/mengena/menyerang sasaran dan
menjatuhkan lawan, penggunaan taktik dan teknik bertanding, ketahanan stamina dan semangat
juang, menggunakan kaidah dan pola langkah yang memanfaatkan kekayaan teknik jurus untuk
mendapatkan nilai terbanyak. Adapun yang dapat dijadikan sasaran sah dan bernilai adalah
bagian tubuh kecuali leher ke atas dan dari pusat ke kemaluan, yaitu dada, perut (pusat ke atas),
rusuk kiri dan kanan, dan punggung atau bagian belakang badan.

Di dalam praktek, suatu perguruan pencak silat yang memiliki teknik beladiri bagus, belum tentu
menang dalam pertandingan pencak silat kategori tanding. Mengapa? Banyak faktor yang
menyebabkannya, namun yang paling berperan adalah atlet dan pelatihnya kurang menguasai
peraturan pertandingan, sehingga menyebabkan kecolongan dalam pengumpulan nilai, atau
mendapat diskualifikasi karena melakukan pelanggaran berat, misalnya menyerang daerah
terlarang.

Tentu saja hal tersebut sering mengakibatkan kesalahfahaman antara atlet/pelatih dengan
juri/wasit yang memimpin pertandingan. Bukan suatu yang aneh apabila ada pesilat yang
mengajukan protes karena merasa seharusnya dia yang menang, namun menurut keputusan juri
ia dinyatakan kalah. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi bila semua fihak di kalangan
persilatan menguasai dengan benar peraturan pertandingan pencak silat yang berlaku.

Ada beberapa hal yang bisa ditempuh oleh perguruan-perguruan pencak silat yang baru pertama
kali akan mengikuti pertandingan pencak silat ketegori tanding:

1.

Pelatih harus menguasai dengan benar peraturan pertandingan yang berlaku, misalnya dengan
mengikuti penataran-penataran yang biasanya diselenggarakan oleh IPSI.
2.

Usahakan agar pengetahuan mengenai peraturan pertandingan pencak silat masuk ke dalam
kurikulum latihan di perguruan, sehingga setiap pesilat/anggota dapat memahaminya dengan
baik.
3.
Usahakan agar ilmu kesehatan dan olahraga masuk ke dalam kurikulum latihan, karena selain
kemahiran teknik faktor fisik memiliki peranan penting dalam pertandingan.
4.

Pilihlah jurus-jurus yang paling memungkinkan dapat digunakan dalam pertandingan untuk
mengumpulkan nilai sebanyak-banyaknya.
5.

Sediakan peralatan yang menunjang dalam mempersiapkan diri mengikuti pertandingan, seperti
sansak, target, body protector, dan lain-lain.
6.

Adakan kejuaraan intern di perguruan yang menggunakan peraturan IPSI.


7.

Seringlah mengadakan sparring partner (latih tanding) di perguruan pada setiap latihan.
8.

Adakan training center (pemusatan latihan) dalam waktu yang memadai sebelum menghadapi
suatu event kejuaraan.
9.

Seringlah menyaksikan pertandingan-perrtandingan pencak silat.

Apabila point-point tersebut di atas dapat dilaksanakan, maka suatu perguruan sudah bisa
dikatakan siap untuk berpartisipasi mengikuti pertandingan pencak silat pada kategori tanding.
Pada edisi-edisi berikutnya akan dibahas mengenai peraturan pertandingan pencak silat kategori
tanding, bentuk-bentuk latihan beserta beberapa teknik dan aplikasinya. Namun sebelumnya
akan diperinci materi yang akan diulas nanti seperti tertera pada bagan di bawah ini:
Studi Tentang Pemahaman Pengetahuan Peraturan Pertandingan Pencak silat
Kategori Tanding Hasil dari MUNAS IPSI XI Tahun 2003 pada Mahasoswa
Jurusan PJK Peserta Mata Kuliah Teori dan Praktik Pencak Silat II Fakultas
Ilmu Keolahragaan

ADI PRASETIA

Abstrak

ABSTRAK

Prasetia, Adi. 2009. Studi Tentang Pemahaman Pengetahuan Peraturan Pertandingan Pencak
silat Kategori Tanding Hasil dari MUNAS IPSI XI Tahun 2003 pada Mahasoswa Jurusan PJK
Peserta Mata Kuliah Teori dan Praktik Pencak Silat II Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas
Negeri Malang. Pembimbing : (1) Dra. Sulistyorini, M.Pd (2) Dra. Siti Nurrochmah, M.Kes

Kata Kunci : Pemahaman, Pengetahuan, Peraturan Pertandingan Pencak Silat

Pencak silat merupakan salah satu cabang olahraga pertandingan yang berkembang pesat saat ini.
Hal ini dapat dilihat dengan adanya berbagai pertandingan yang ada. Silat adalah inti sari dari
pencak, ilmu untuk perkelahian atau membela diri mati-matian yang tidak dapat dipertunjukkan
di depan umum. Pencak silat juga sebagai salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan
memiliki peraturan pertandingan yang lengkap, bahkan secara rinci untuk mengatur jalannya
sebuah pertandingan. Pencak silat sebagai olahraga pertandingan, membutuhkan peraturan-
peraturan untuk mengatur jalannya sebuah pertandingan. Tujuan dibuat peraturan ini adalah agar
dalam pertandingan dapat berjalan lancar, dapat dinikmati dengan aman dan bagi pihak yang
kalah dapat menerima kekalahannya. Selain itu para pelaku olahraga pertandingan pencak silat
dapat terlindungi keselamatannya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji pemahaman pengetahuan peraturan pertandingan
pencak silat kategori tanding hasil dari MUNAS IPSI XI Tahun 2003 bagi mahasiswa Jurusan
PJK peserta mata kuliah Teori dan Praktik Pencak Silat II Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Malang.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Penelitian ini dilakukan di Jurusan
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (PJK) tahun 2009. Populasi dalam penelitian ini sebesar 187
orang mahasiswa Jurusan PJK peserta mata kuliah Teori dan Praktik Pencak Silat II. Sampel
penelitian sebesar 47 orang mahasiswa melalui teknik randem sampling. Instrumen yang
digunakan adalah instrumen nontes berupa angket dengan teknik analisis persentase.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak (19,15%) mahasiswa memiliki pemahaman


pengetahuan pertandingan pencak silat sangat baik. Terdapat (61,70%) mahasiswa yang
memiliki pemahaman pengetahuan peraturan pertandingan pencak silat yang baik dan sebanyak
(19,15%) mahasiswa yang memiliki pemahaman pengetahuan peraturan pertandingan pencak
silat yang kurang baik.

Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa mahasiswa Jurusan PJK angkatan 2007 peserta mata
kuliah Teori dan Praktik Pencak Silat II memiliki pemahaman pengetahuan yang baik tentang
peraturan pertandingan pencak silat hasil dari MUNAS IPSI XI Tahun 2003. Berdasarkan hasil
penelitian disarankan kepada 1). Lembaga (dosen pembina mata kuliah pencak silat I dan II)
untuk memberikan materi pencak silat I dan II dengan metode atau cara yang mudah dipahami
oleh mahasiswa sehingga memiliki pemahaman pengetahuan  yang sangat baik tentang peraturan
pertandingan pencak silat, 2) mahasiswa untuk lebih menambah informasi atau pengetahuan
tentang peraturan pertandingan pencak silat, 3) Peneliti selanjutnya hendaknya perlu
mengembangkan aspek lain yang mempengaruhi tentang pemahaman pengetahuan peraturan
peraturan pertandingan pencak silat.   

Teks Penuh: DOC PDF

Pencak Silat
Pencak Silat
Terdapat 4 aspek utama dalam pencak silat, yaitu:

1. Aspek Mental Spiritual: Pencak silat membangun dan mengembangkan kepribadian dan
karakter mulia seseorang. Para pendekar dan maha guru  pencak silat zaman dahulu
seringkali harus melewati tahapan semadi, tapa, atau aspek kebatinan lain untuk
mencapai tingkat tertinggi keilmuannya.
2. Aspek Seni Budaya: Budaya dan permainan "seni" pencak silat ialah salah satu aspek
yang sangat penting. Istilah Pencak pada umumnya menggambarkan bentuk seni tarian
pencak silat, dengan musik dan busana tradisional.
3. Aspek Bela Diri: Kepercayaan dan ketekunan diri ialah sangat penting dalam menguasai
ilmu bela diri dalam pencak silat. Istilah silat, cenderung menekankan pada aspek
kemampuan teknis bela diri pencak silat.
4. Aspek Olah Raga: Ini berarti bahwa aspek fisik dalam pencak silat ialah penting. Pesilat
mencoba menyesuaikan pikiran dengan olah tubuh. Kompetisi ialah bagian aspek ini.
Aspek olah raga meliputi pertandingan dan demonstrasi bentuk-bentuk jurus, baik untuk
tunggal, ganda atau regu.

KATEGORI PERTANDINGAN PENCAK SILAT

1.TANDING

a. untuk usia dini kategori tanding putra /putri:

1. kelas A 26 kg s/d 27 kg

2. kelas B diatas 27 kg s/d 28 kg

3. kelas C diatas 28 kg s/d 29 kg.

4. kelas D diatas 29 kg s/d 30 kg

5. kelas E diatas 30 kg s/d 31 kg.

6. kelas F diatas 31 kg s/d 32 kg

7. kelas G diatas 32 kg s/d 33 kg

b. untuk pra remaja kategori tanding putra /putri:

1. kelas A 28 kg s/d 30 kg

2. kelas B diatas 30 kg s/d 32 kg

3. kelas C diatas 32 kg s/d 34 kg.

4. kelas D diatas 34 kg s/d 36 kg

5. kelas E diatas 36 kg s/d 38 kg.

6. kelas F diatas 38 kg s/d 40 kg


7. kelas G diatas 40 kg s/d 42 kg

8. kelas H diatas 42 kg s/d 44 kg

9. kelas I diatas 44 kg s/d 46 kg

c. untuk remaja kategori tanding putra /putri:

1. kelas A 39 kg s/d 42 kg

2. kelas B diatas 42 kg s/d 45 kg

3. kelas C diatas 45 kg s/d 48 kg.

4. kelas D diatas 48 kg s/d 51 kg

5. kelas E diatas 51 kg s/d 54 kg.

6. kelas F diatas 54 kg s/d 57 kg

7. kelas G diatas 57 kg s/d 60 kg

8. kelas H diatas 60 kg s/d 63 kg

9. kelas I diatas 63 kg s/d 66 kg

d. untuk dewasa kategori tanding putra /putri:

1. kelas A 45 kg s/d 50 kg

2. kelas B diatas 50 kg s/d 55 kg

3. kelas C diatas 55 kg s/d 60 kg.

4. kelas D diatas 60 kg s/d 65 kg

5. kelas E diatas 65 kg s/d 70 kg.

6. kelas F diatas 70 kg s/d 75 kg

7. kelas G diatas 75 kg s/d 80 kg

8. kelas H diatas 80 kg s/d 95 kg

9. kelas I diatas 95 kg s/d 110 kg


2.TUNGGAL, GANDA dan REGU seperti pembagian kelas untuk usia dini ,pra remaja,
remaja, dan dewasa terdiri dari putra dan putri sesuai dengan kelas , golongan dan jantinanya.

You might also like