Professional Documents
Culture Documents
Disusun
Oleh
WILDA RAHMAWATI
NIM. 290 919 432
Inilah surat ke 112 dalam kitab suci Al-Qur’an menurut mushaf Usmani.
Meski ditempatkan di bagian akhir kitab, tetapi al-Ikhlas merupakan surah yang
diwahyukan di Mekkah, bahkan surah ini diturunkan di awal kenabian. Menurut,
Maulana Muhammad Ali, ada 60 Surah yang diwahyukan kepada Nabi selama 5
tahun pertama kenabiannya.
Al-Ikhlas merupakan surah ke-22 yang diturunkan kepada Nabi. Tetapi,
sebagian ulama berpendapat bahwa surah ini merupakan surah ke -19 yang
diwahyukan di tahun-tahun pertama kenabian.
Surah Al-Ikhlas disebut juga sebagai surah at-Tauhid, karena saat ini berisi
ajaran untuk memurnikan kepercayaan manusia kepada Tuhan. Surat ini juga
masyhur dengan sebutan surat “ash-Shamad” diambil dari ayat 2 surat ini, dan masih
banyak lagi sebutan bagi surat ini.
A. Riwayat Turunnya
Pada waktu itu sudah lebih dari 15 surat yang telah diwahyukan kepada Nabi.
Tetapi belum ada surat yang menjelaskan hakikat Allah kepada masyarakat musyrik
Mekkah. Maka orang-orang musyrik Mekkah bertanya-tanya kepada Nabi
Muhammad tentang sifat tuhan yang dipercayai Nabi. Sedangkan masyarakat
musyrik sendiri bangga dengan kepercayaan bahwa Tuhan itu memiliki banyak anak.
Dan anak-anak Tuhan itu adalah para malaikat.
Kepercayaan mereka tentang Tuhan itu direkam dalam QS. Ash-Shaffat (37):
149-151 sebagai berikut:
Tanyakanlah (ya Muhammad) kepada mereka (orang-orang kafir Mekah):
"Apakah untuk Tuhanmu anak-anak perempuan dan untuk mereka anak laki-
laki, atau Apakah Kami menciptakan malaikat-malaikat berupa perempuan
dan mereka menyaksikan(nya)? Ketahuilah bahwa Sesungguhnya mereka
dengan kebohongannya benar-benar berdusta. (QS. Ash-Shaffat: 149-151)
Memerhatikan pernyataan ayat-ayat al-Qur’an tersebut, jelas turunnya surat
al-Ikhlas itu sebagai jawaban terhadap pertanyaan orang-orang musyrik Mekkah.
2
Aam Amiruddin, Tafsir al-Qur’an Kontemporer, (Bandung: Khazanah Inteltktual, 2004),
hal. 48-50.
3
4
Hamka, Tafsir al-Azhar, Juzu’ XXVIII, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1985), hal. 301-302.
5
Syeikh Abdullah bin Muhammad Ad-Duwais, Koreksi Tafsir fi Zilalil Qur’an, (Jakarta:
Darul Qolam, 2004), hal. 421-422.
Nabi Muhammad saw. selalu menyampaikan segala sesuatu yang diterimanya
dari ayat-ayat al-Qur’an yang disampaikan oleh malaikat Jibril. Beliau tidak
mengubahnya walau hanya satu huruf. Secara tidak langsung, ini merupakan
penolakan terhadap anggapan sebagian orang kafir yang menuduh bahwa al-
Qur’an itu karangan Nabi saw bukan firman Allah SWT.6
6
Aam Amiruddin, Op.cit, hal. 50.
7
8
Aam Amiruddin, Op.cit, hal. 52-56.
9
10
Aam Amiruddin, Op.cit, hal. 56.
11
A. Kesimpulan
1. Al-Ikhlas artinya memurnikan keesan Allah swt. Surat ini terdiri atas empat
ayat, termasuk golongan surat Makkiyah diturunkan sebelum Rasulullah
SAW hijrah ke Madinah.
2. Turunnya surat al-Ikhlas merupakan jawaban terhadap pertanyaan orang-
orang Musyrik Mekkah tentang sifat Tuhan yang dipercayai Nabi.
3. Banyak keutamaan yang terdapat dalam surat al-Ikhlas, salah satunya yaitu
kandungan surat al-Ikhlas memiliki bobot sepertiga al-Qur’an.
4. Para ahli menyebutkan Allah SWT membagi al-Qur’an menjadi tiga bagian:
• Pertama Aqaid (masalah-masalah yang berkaitan dengan setauhidan
dan ketuhanan).
• Kedua Asy-Syara’i (masalah-masalah yang berkaitan dengan
peribadatan).
• Ketiga al-Qashash (masalah-masalah yang berkaitan dengan kisah-
kisah kehidupan para Rasul ataupun orang-orang shaleh)
5. Surat al-Ikhlas mengandung pengitsbatan (penetapan) keesaan Allah, tidak
ada sekutu bagin-Nya dan Allah-lah yang dimaksud untuk menyelesaikan
segala keperluan, tidak beranak dan tidak diperanakkan serta tidak ada yang
sebanding dengan-Nya.
DAFTAR PUSTAKA