You are on page 1of 22

Islam dan Terorisme

A. Pendahuluan
Teror..., teroris..., terorisme..., begitu mendengar kata-kata tersebut, kita mungkin secara sadar
maupun tidak sadar teringat pada Al Qaeda, Jama’ah Islamiyah, Amrozi, dan lain-lain. Kita pun
sering mendengar tentang kelompok-kelompok teroris yang menggunakan nama Islam dalam
melaksanakan aksinya. Akhirnya, Islam pun dikait-kaitkan dengan terorisme, terutama oleh
media-media Barat. Benarkah Islam mengijinkan terorisme? Dan apa definisi dari teror dan
terorisme? Sebenarnya, tidak ada definisi resmi yang sama di seluruh dunia yang menjelaskan
tentang terorisme. Walaupun demikian, saya akan mencoba menjawabnya berdasarkan atas
analisis dan opini saya, serta dari berbagai sumber.

B. Definisi Terorisme
1. Teror

Sebelum mendiskusikan tentang terorisme, kita harus tahu dan paham tentang definisi dari teror
itu sendiri.

Teror secara etimologi berasal dari kata “terrour” (Inggris Tengah), “terreur” (Perancis lama),
“terror” (Latin) dan “terre” (Latin), yang artinya adalah untuk menakuti.

Definisi teror menurut beberapa ensiklopedia dan kamus:

1. sangat takut, sangat ketakutan


2. suatu emosi yang dialami sebagai antisipasi dari suatu rasa sakit atau bahaya (biasanya
disertai oleh suatu keinginan untuk kabur atau untuk melawan)
3. rasa panik atau perasaan yang sangat tidak tenang
4. sifat yang sangat menyusahkan, terutama pada anak-anak.

2. Teroris dan Terorisme

Setelah mengetahui definisi teror, kita akan membahas tentang apa itu teroris dan terorisme.
Dalam terminolgi yang sederhana, definisi teroris adalah satu atau lebih orang yang melakukan
teror; sedangkan terorisme adalah suatu paham yang dianut seseorang atau lebih, atau organisasi
untuk menggunakan teror.
Sebenarnya, tidak ada definisi teroris dan terorisme resmi yang sama di seluruh dunia, masing-
masing negara dan institusi baik itu institusi nasional maupun internasional, mempunyai definisi
yang berbeda pula. Dan umumnya definisi mereka menjauh dari terminologi sederhana dan lebih
bermuatan politik.

Banyak usaha untuk menyeragamkan definisi teroris dan terorisme ini, akan tetapi, belum
kelihatan ada hasil yang signifikan. Bahkan usaha dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang
membentuk Ad Hoc Commitee on Terrorism pada tahun 1972 yang telah bersidang selama tujuh
tahun pun tidak berhasil merumuskan definisi teroris dan terorisme tersebut.

2.1. Definisi Terorisme Menurut Kamus, Ensiklopedia dan Akademisi

Menurut Black’s Law Dictionary:

Terorisme adalah kegiatan yang melibatkan unsur kekerasan atau yang menimbulkan efek
bahaya bagi kehidupan manusia yang melanggar hukum pidana, yang dimaksudkan untuk: (a)
mengintimidasi penduduk sipil, (b) mempengaruhi kebijakan pemerintah, (c) mempengaruhi
penyelenggaraan negara dengan cara penculikan dan pembunuhan.

Menurut Webster’s New World College Dictionary (1996):

“The use of force or threats to demoralize, intimidate, and subjugate.”

Menurut Academic Consensus Definition (1988):

“Terrorism is an anxiety-inspiring method of repeated violent action, employed by (semi-)


clandestine individual, group, or state actors, for idiosyncratic, criminal or political reasons,
whereby—in contrast to assassination—the direct targets of attacks are not the main targets.
The immediate human victims of violence are generally chosen randomly (targets of
opportunity) or selectively (representative or symbolic targets) from a target population, and
serve as message generators. Threat—and violence—based communication processes between
terrorist (organization), (imperiled) victims, and main targets are used to manipulate the main
target (audience(s)), turning it into a target of terror, a target of demands, or a target of
attention, depending on whether intimidation, coercion, or propaganda is primarily sought.”

2.2. Definisi Terorisme Menurut Beberapa Badan Internasional

Menurut US Central Intelligence Agency (CIA):

“Terorisme internasional adalah terorisme yang dilakukan dengan dukungan pemerintah atau
organisasi asing dan/atau diarahkan untuk melawan negara, lembaga atau pemerintahan asing”
Menurut US Federal Bureau of Investigation (FBI):

“Terorisme adalah penggunaan tidak sah atau kekerasan atas seseorang atau harta untuk
mengintimidasi sebuah pemerintahan, penduduk sipil dan elemen-elemennya untuk mencapai
tujuan-tujuan sosial atau politik.”

Menurut US Code of Federal Regulations:

“Terorism adalah the unlawful use of force and violence against persons or property to
intimidate or coerce a government, the civilian population, or any segment thereof, in
furtherance of political or social objectives.”

Menurut States of the South Asian Association for Regional Cooperation (SAARC)
Regional Convention on Suppression of Terrorism:

Terorisme meliputi:

1. Kejahatan dalam lingkup “Konvensi  untuk Pembasmian Perampasan Tidak Sah atas
Keselamatan Penerbangan Sipil”, ditandatangani di Hague, 16 Desember 1970.
2. Kejahatan dalam lingkup “Konvensi untuk Pembasmian Perampasan Tidak Sah atas
Keselamatan Penerbangan Sipil”, ditandatangani di Montreal, 23 September 1970.
3. Kejahatan dalam lingkup “Konvensi  tentang Pencegahan dan Penghukuman atas Tindak
Pidana Terhadap Orang-Orang yang secara Internasional Dilindungi, termasuk Agen-
Agen Diplomatik”, ditandatangai di New York, 14 Desember 1973.
4. Kejahatan dalam lingkup konvensi apapun dimana negara-negara anggota SAARC
adalah pihak-pihak yang mengharuskan anggotanya untuk menuntut atau melakukan
ekstradisi.
5. Pembunuhan, pembantaian, serangan yang mencelakakan badan, penculikan, kejahatan
yang berhubungan dengan senjata api, senjata, bahan peledak dan bahan-bahan lain yang
jika digunakan untuk melakukan kejahatan dapat berakibat kematian atau luka yang
serius atau kerusakan berat pada harta milik.

Menurut The Arab Convention on the Suppression of Terrorism senada dengan Convention
of the Organisation of the Islamic Conference on Combating International Terrorism,
1999:

“Terorisme adalah tindakan atau ancaman kekerasan apapun motif dan tujuannya, yang terjadi
untuk menjalankan agenda tindak kejahatan individu atau kolektif, yang menyebabkan teror di
tengah masyarakat, rasa takut dengan melukai mereka atau mengancam kehidupan, kebebasan,
atau keselamatan atau bertujuan untuk menyebabkan kerusakan lingkungan atau harta publik
maupun pribadi atau menguasai dan merampasnya atau bertujuan untuk mengancam sumber
daya nasional.”

“Disebut juga bahwa tindak pidana terorisme adalah tindakan kejahatan dalam rangka mencapai
tujuan teroris di negara-negara yang menjalin kontak atau melawan warga negara, harta milik
atau kepentingannya yang diancam hukuman dengan hukuman domestik.”
Menurut Treaty on Cooperation among the States Members of the Commonwealth of
Independent States in Combating Terrorism, 1999:

Terorisme adalah tindakan illegal yang diancam dengan hukuman di bawah hukum pidana yang
dilakukan dengan tujuan merusak keselamatan publik, mempengaruhi pengambilan kebijakan
oleh penguasa atau menteror penduduk dan mengambil bentuk:

1. Kekerasan atau ancaman kekerasan terhadap orang biasa atau orang yang dilindungi
hukum.
2. Menghancurkan atau mengancam untuk menghancurkan harta benda dan objek materi
lain sehingga membahayakan kehidupan orang lain.
3. Menyebabkan kerusakan atas harta benda atau terjadinya akibat yang membahayakan
bagi masyarakat.
4. Mengancam kehidupan negarawan atau tokoh masyarakat dengan tujuan mengakhiri
aktivitas publik atau negaranya atau sebagai pembalasan terhadap aktivitas tersebut.
5. Menyerang perwakilan negara asing atau staf anggota organisasi internasional yang
dilindungi secara internasional begitu juga tempat-tempat bisnis atau kendaraan orang-
orang yang dilindungi secara internasional.
6. Tindakan lain yang dikategorikan sebagai teroris dibawah perundang-undangan nasional
atau instrumen legal yang diakui secara internasional yang bertujuan memerangi
terorisme.

Menurut Konvensi ini, bahwa perjuangan dengan cara apapun juga untuk melawan pendudukan
dan agresi asing untuk kemerdekaan dan hak menentukan nasib sendiri, sesuai dengan asas-asas
hukum internasional, tidak merupakan Tindak Pidana Terorisme

Menurut Organisation of African Unity (OAU) 1999:

Tindakan teroris merupakan tindakan pelanggaran terhadap hukum pidana “negara anggota” dan
bisa membahayakan kehidupan, integritas fisik atau kebebasan atau menyebabkan luka serius
atau kematian bagi seseorang, sejumlah orang atau sekelompok orang, atau menyebabkan atau
dapat menyebabkan kerugian bagi harta, sumber alam atau lingkungan atau warisan budaya
seseorang atau publik dan diperhitungkan atau dimaksudkan untuk:

1. mengintimidasi, menakut-nakuti, memaksa, menekan, atau mempengaruhi pemerintah,


badan, institusi, publik secara umum atau lapisan masyarakat untuk melakukan atau
abstain dari melakukan sebuah tindakan atau untuk mengadopsi atau meninggalkan
pendirian tertentu atau untuk bertindak menurut prinsip-prinsip tertentu, atau
2. mengganggu pelayanan publik, pemberian pelayanan esensial kepada publik atau untuk
menciptakan darurat publik, atau
3. menciptakan pemberontakan umum di sebuah negara.
2.3. Definisi Terorisme menurut Hukum Perundang-Undangan Indonesia

Menurut Undang-Undang Nomor 15 tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana


Terorisme, Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1 ayat 1, Tindak Pidana Terorisme adalah segala
perbuatan yang memenuhi unsur-unsur tindak pidana sesuai dengan ketentuan dalam Undang-
Undang ini. Mengenai perbuatan apa saja yang dikategorikan ke dalam Tindak Pidana
Terorisme, diatur dalam ketentuan pada Bab III (Tindak Pidana Terorisme), Pasal 6, 7, bahwa
setiap orang dipidana karena melakukan Tindak Pidana Terorisme, jika:

1. Dengan sengaja menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan menimbulkan suasana


teror atau rasa takut terhadap orang secara meluas atau menimbulkan korban yang
bersifat massal, dengan cara merampas kemerdekaan atau menghilangkan nyawa dan
harta benda orang lain atau mengakibatkan kerusakan atau kehancuran terhadap obyek-
obyek vital yang strategis atau lingkungan hidup atau fasilitas publik atau fasilitas
internasional (Pasal 6).
2. Dengan sengaja menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan bermaksud untuk
menimbulkan suasana terror atau rasa takut terhadap orang secara meluas atau
menimbulkan korban yang bersifat massal, dengan cara merampas kemerdekaan atau
menghilangkan nyawa dan harta benda orang lain atau mengakibatkan kerusakan atau
kehancuran terhadap obyek-obyek vital yang strategis atau lingkungan hidup atau
fasilitas publik atau fasilitas internasional (Pasal 7).

Dan seseorang juga dianggap melakukan Tindak Pidana Terorisme, berdasarkan ketentuan pasal
8, 9, 10, 11 dan 12 Undang-Undang Nomor 15 tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Terorisme.

2.4. Definisi Terorisme

Bisa dilihat bahwa definisi terorisme itu sendiri sangat beragam antara satu negara dengan
negara lainnya, dan antara satu badan dengan badan lainnya. Hal ini sangat berkaitan dengan
masalah politik, dan jangan lupa akan peranan media dalam hal ini. Media massa juga
bertanggung jawab atas perbedaan definisi ini. Karena media massa bisa membentuk pendapat
publik, sehingga publik pun secara langsung maupun tidak langsung membentuk pendapat para
politisi.

Kesimpulan yang bisa diambil dari berbagai definisi terorisme di atas adalah:

“Terorisme adalah suatu metoda untuk menakut-nakuti dengan menggunakan kekerasan (atau
ancaman kekerasan) yang telah diperhitungkan sebelumnya terhadap orang-orang sipil dengan
tujuan sosial, politik, atau agama.”

C. Pandangan Islam Terhadap Terorisme


Islam sebagai agama, pandangan hidup, dan sebagai “way of life” atau jalan hidup bagi
penganutnya, tentu saja tidak mengijinkan dan bahkan mengutuk terorisme. Islam dengan kitab
sucinya Al Quran yang mengajarkan tentang moral-moral yang berdasarkan konsep-konsep
seperti cinta, kasih sayang, toleransi dan kemurahan hati.

Nilai-nilai yang ada di dalam Al Quran membuat seorang Muslim bertanggung jawab untuk
memperlakukan semua orang, apakah itu Muslim atau non-Muslim, dengan rasa kasih sayang
dan rasa keadilan, melindungi yang lemah dan yang tidak bersalah dan mencegah kemungkaran.
Membunuh seseorang tanpa alasan adalah salah contoh yang jelas dari kemungkaran

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat,
dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berbuat kerusakan. (QS 28:77)

Ayat ini memerintahkan manusia untuk berbuat kebaikan dan melarang manusia untuk berbuat
kerusakan. Dan juga dijelaskan dalam Al Quran bahwa jika seseorang membunuh, walaupun
hanya satu orang, maka kejahatan itu sama saja dengan membunuh seluruh manusia. Terkecuali,
sebagai perlawanan melawan orang yang membuat kerusakan di muka bumi.

Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang
membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan
karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia
seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah
dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada
mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian
banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat
kerusakan di muka bumi. (QS 5:32)
Pada ayat di atas jika dilihat sepintas, mungkin ayat ini hanya berlaku bagi Bani Israil, akan
tetapi, sesungguhnya ayat ini juga berlaku untuk seluruh manusia tanpa memandang bangsa dan
golongan.

Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar
daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman
kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang
tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS 2:256)

Thaghut : syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah S.W.T.

Pada ayat ini dikatakan bahwa tidak ada paksaan untuk masuk Islam karena Islam adalah jalan
yang benar. Seseorang harus secara sukarela dan atas kesadarannya sendiri untuk masuk Islam.
Dan untuk masuk Islam itu sebenarnya adalah mudah, yaitu, dengan mengucapkan dan
memegang teguh kalimat syahadat, tidak perlu “di-Islam-kan” atau dibaptis oleh seorang kyai
haji atau orang lain. Jadi, jika seseorang sudah mengucapkan dan memegang teguh kalimat
syahadat, yaitu, “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa
Muhammad adalah rasul Allah,” maka sesungguhnya orang tersebut sudah masuk Islam.

Al Quran juga memerintahkan umat Islam untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap sesama
manusia, terkecuali orang-orang yang memerangi umat Islam. Hal ini diungkapkan dalam ayat
berikut ini:

Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang
tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. (QS 60:8)

Dan Islam juga tidak pernah memerintahkan manusia untuk berbuat keji, bahkan sebenarnya
Islam melarang manusia untuk berbuat keji. Banyak orang yang mengaku bahwa mereka
membela Islam, menegakkan hukum Islam dan lain sebagainya. Akan tetapi semua ini tidak
benar, mereka hanya mengada-ada, sebagai topeng keburukan mereka, sebagai pembenaran atas
perbuatan keji mereka. Al Quran sudah mengingatkan manusia akan hal ini, seperti yang tertulis
dalam ayat berikut ini:

Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata: “Kami mendapati nenek
moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh kami mengerjakannya.”
Katakanlah: “Sesungguhnya Allah tidak menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang keji.”
Mengapa kamu mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?” (QS 7:28)

Dalam ayat ini Allah SWT mengingatkan kita akan orang-orang munafik yang
mengatasnamakan Islam sebagai topeng kebohongan mereka. Mereka lebih mempercayai
pemimpin-pemimpin mereka, hadist-hadist palsu mereka, dan terjemahan Al Quran yang palsu
daripada jiwa dan semangat Islam yang sebenarnya yang tertulis dalam Al Quran yang asli
(terjemahan Al Quran yang benar).

D. Jihad
Jihad, bagi orang yang belum pernah mengenal dan belum pernah belajar tentang Islam, akan
mengira bahwa jihad adalah tentang perang, terutama perang dalam artian fisik. Dan untuk
orang-orang yang baru setengah belajar Islam atau yang hanya mengenal Islam dari media-media
pembenci Islam juga pasti akan mengatakan hal yang sama, bahkan lebih buruk dari itu.

Ada satu fakta yang menyedihkan yang saya temukan, bahwa ada banyak ulama yang
salah/kurang tepat mentafsirkan makna jihad. Mereka secara sadar atau tidak sadar
melakukannya, dengan cara membuat hadist-hadist palsu dan/atau “meng-edit” hadist-hadist
yang asli, dan/atau dengan menggunakan terjemahan-terjemahan Al Quran yang sudah terdistorsi
dan/atau mengutip sebagian ayat secara tidak benar sehingga pengertiannya jauh berbeda dari
yang seharusnya. Sebagian dari mereka, melakukannya dengan tujuan uang, politik dan/atau
kekuasaan, walaupun mereka mengklaim tidak mempunyai tujuan uang, politik maupun
kekuasaan.

Seperti halnya dengan bahasa-bahasa lainnya, bahasa Arab mempunyai kata-kata yang
mempunyai arti, makna, pengertian dan pemaknaan yang sulit diterjemahkan ke dalam bahasa
lain (termasuk bahasa Indonesia). Berikut ini adalah terjemahan kata “jihad” yang terbaik:

Jihad adalah (1) suatu perjuangan yang tulus dan optimal (untuk kebaikan dan kebenaran); (2)
suatu perjuangan melawan pikiran-pikiran jahat, perbuatan jahat dan agresi terhadap
seseorang, keluarga, masyarakat atau negara.
Jihad umumnya diasosiasikan dengan Islam, sebenarnya, konsep dari jihad juga ditemukan di
dalam semua agama termasuk Kristen, Yahudi, dan ideologi-ideologi politik/ekonomi seperti
kapitalisme, sosialisme, komunisme dan lain sebagainya. Islam mendefinisikan jihad sebagai
perjuangan melawan kejahatan, di dalam maupun di luar seorang manusia atau masyarakat.

“Hai orang-orang beriman, janganlah kamu jadikan bapa-bapa dan saudara-saudaramu


menjadi wali(mu), jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di
antara kamu yang menjadikan mereka wali, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS
9:23)

Tingkatan jihad dalam Islam:

1. Perjuangan di dalam dirinya sendiri dalam menyembah Allah, melawan kejahatan dalam
dirinya sendiri, dan meraih standar pendidikan dan moral yang lebih tinggi—Jihad
Spiritual.
2. Jihad melawan kejahatan, ketidakadilan dan penindasan dalam dirinya sendiri, keluarga,
dan masyarakat—Jihad Sosial.
3. Jihad melawan semua yang menghalangi orang-orang Islam untuk menyembah Allah,
yang menghalangi dakwah Islam, mempertahankan suatu masyarakat (negara) Islam,
melawan tirani atau penjajah, dan/atau ketika seorang muslim diusir dari rumahnya
dengan paksaan—Jihad Fisik.

Al Quran menjelaskan bahwa jihad fisik adalah tingkatan tertinggi dari jihad yang dapat
dilakukan, dan balasannya adalah surga. Karena untuk melakukan jihad fisik ini seseorang
mungkin akan mengorbankan harta dan jiwanya.

“Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan).“
(QS 93:4)
Katakanlah: "Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu, sesungguhnya akupun berbuat
(pula). Kelak kamu akan mengetahui, siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh hasil
yang baik di dunia ini. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan mendapatkan
keberuntungan. (QS 6:135)

Beberapa contoh jihad dalam Islam:

1. Belajar, mengajar, dan mempraktekkan Islam dalam semua aspek supaya bermanfaat bagi
dirinya sendiri, keluarga, dan masyarakat
2. Pembawa pesan Islam (berdakwah) di semua tempat dalam setiap perilaku dan perbuatan
3. Memerangi kejahatan, kemungkaran, dan ketidakadilan dengan tangannya (perbuatan),
dengan mulutnya (ucapan), atau setidaknya dengan hatinya (doa)
4. Menjawab panggilan jihad dengan harta, perbuatan, kebijaksanaan, dan nyawanya; Akan
tetapi, tidak boleh melawan muslim lainnya, negara muslim, atau negara dan masyarakat
non-muslim yang menghargai perjanjian damai dan tidak menyerang Islam atau orang-
orang muslim.

1. Mengakui dan Mencintai Sang Pencipta

Adalah sifat manusia untuk mencintai apa yang dilihat dan dirasakan dengan panca indera, lebih
daripada kenyataan yang tidak terlihat.

Katakanlah: “Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu,


harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan
tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari
berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya”. Dan Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (QS 9:24)
“Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan
Al Quran dengan jihad yang besar.” (QS 25:52)

Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya. Dan jika
keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya kepada-Ku-lah
kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS 29:8)

Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah
keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian
hanya kepada-Ku-lah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
(QS 31:15)

Jihad (perjuangan) untuk menempatkan Allah di depan orang-orang yang kita sayangi dan cintai,
ambisi dan kebutuhan duniawi kita memang sangat berat. Terutama untuk seorang mualaf (orang
yang baru masuk Islam), yang mungkin akan menjadi perjuangan berat yang disebabkan oleh
tentangan dari keluarga, teman dan rekan-rekannya.

2. Tetap Tabah Dalam Jalan yang Lurus

Tetap tabah menjalani cobaan dan tetap berada di jalan yang lurus adalah salah satu bentuk dari
jihad. Seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, dahulu, beliau dan pengikutnya
diboikot secara sosial dan ekonomi selama tiga tahun untuk memaksa beliau untuk menghentikan
dakwahnya, tapi beliau bertahan, dan meraih kemenangan moral.
“Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah
memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan.
(Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang
muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas
dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah
sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah
Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.” (QS 22:78)

“Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri.
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.”
(QS 29:6)

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami
tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta
orang-orang yang berbuat baik.” (QS 29:69)

Allah juga menguji keimanan dan ketabahan manusia:


“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang
yang sabar.” (QS 2:155)

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-
orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar.” (QS 3:142)

Untuk orang-orang yang telah berjuang dan tabah, akan tetapi jika mereka tidak kuat
menghadapi orang-orang membuat hidup mereka sulit, mereka disarankan untuk bermigrasi ke
wilayah yang lebih toleran dan damai untuk terus berjuang di jalan Allah.

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan
Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.” (QS 2:218)

Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri,
(kepada mereka) malaikat bertanya: "Dalam keadaan bagaimana kamu ini?". Mereka
menjawab: "Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)". Para malaikat
berkata: "Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?". Orang-
orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali, (QS
4:97)
3. Keberanian dan Ketabahan Dalam Berdakwah

Al-Quran telah menjelaskan pengalaman-pengalaman dari para nabi dan orang-orang yang
menderita karena mencoba menyampaikan pesan-pesan Allah. Dan di dalam Al-Quran, Allah
secara spesifik memuji orang-orang yang berjuang untuk menyampaikan pesan-pesan-Nya.
Contohnya pada ayat 26:1-190 dan 36:13-32, dan juga pada ayat di bawah ini:

Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah,
mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang
menyerah diri?” (QS 41:33)

Terkadang, di bawah kondisi-kondisi yang tidak baik, membutuhkan suatu keberanian yang
besar untuk tetap menjadi Muslim, mendeklarasikan dirinya sebagai Muslim dan berdakwah.

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman)
kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad)
dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS
49:15)

4. Membela Islam, Masyarakat, dan Negara

Allah menjelaskan dalam Al Quran:


Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka
telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu, (QS
22:39)

(yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar,
kecuali karena mereka berkata: “Tuhan kami hanyalah Allah”. Dan sekiranya Allah tiada
menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan
biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid-masjid, yang
di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang
menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa, (QS
22:40)

(yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka
mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari
perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan. (QS 22:41)

Al-Quran mengijinkan berperang untuk membela agama Islam dan orang-orang Muslim,
termasuk berperang untuk membela diri dan untuk perlindungan keluarga dan hartanya. Akan
tetapi ijin ini tidak boleh dipergunakan menjajah, dan tidak boleh melampaui batas. Karena Allah
tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.
“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu
melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui
batas.” (QS 2:190)

“Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat
mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan,
dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi
kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka.
Demikanlah balasan bagi orang-orang kafir.” (QS 2:191)

“Kemudian jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS 2:192)

“Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya
semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada
permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim.” (QS 2:193)

5. Membebaskan Manusia dari Tirani dan Diktator

Allah memerintahkan orang-orang Muslim dalam Al Quran:


Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah
baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: “Ya Tuhan kami,
keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung
dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!” (QS 4:75)

Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di
jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya
syaitan itu adalah lemah. (QS 4:76)

Misi perang yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW adalah untuk membebaskan rakyat dari
tirani dan eksploitasi oleh sistem-sistem yang menindas rakyat. Setelah dibebaskan, masing-
masing rakyat diberikan kebebasan yang penuh untuk memilih Islam atau tidak. Sebagai contoh,
setelah diminta pertolongan berkali-kali oleh orang-orang Spanyol yang tertindas, Spanyol
dibebaskan oleh kekuatan orang-orang Muslim dan penguasa tirani pun akhirnya ditumbangkan.

6. Otorisasi Jihad untuk Perang

Jihad harus dilakukan menurut peraturan Islam dan hanya untuk berbakti kepada Allah.
Panggilan jihad dengan menggunakan kekuatan militer hanya bisa dilakukan oleh otoritas
Muslim, seperti presiden atau kepala negara setelah berkonsultasi dengan wakil-wakil rakyatnya.

E. Ayat-Ayat Al Quran yang Disalahgunakan


Banyak ayat-ayat dalam Al Quran yang disalahgunakan, terutama dengan “ayat-ayat perang”,
yang seharusnya ayat-ayat tersebut hanya berlaku di keadaan perang, untuk sebagian orang
digunakan juga untuk keadaan damai.
Ayat-ayat Al Quran juga seringkali dikutip dengan cara yang salah sehingga pemaknaannya akan
berbeda jauh dengan seharusnya, dan hanya memperhatikan satu ayat tanpa memperhatikan ayat-
ayat yang sebelumnya dan selanjutnya.

Ada beberapa terjemahan Al Quran yang kurang tepat terjemahannya sehingga maknanya
berubah.

(Akan saya jelaskan pada artikel selanjutnya)

F: Kesimpulan
Pengertian teroris dan terorisme saat ini sudah jauh dari pengertian yang sebenarnya, bahkan
sudah banyak kepentingan-kepentingan, terutama kepentingan politik dan kekuasaan yang
bermain. Teroris dan terorisme itu sendiri sudah ada begitu lama, bahkan bisa dikatakan bahwa
teroris dan terorisme sudah hadir pada jaman Adam dan Hawa.

Sudah banyak teroris yang tercatat dalam sejarah, bukan hanya teroris-teroris yang mengaku diri
mereka Islam. Teroris ada di seluruh penjuru dunia, negara, bangsa, kalangan, golongan,
kepercayaan, dan agama. Akan tetapi, mengapa teroris saat ini hampir selalu dikaitkan dengan
Islam?

Bukankah orang-orang seperti Hitler adalah teroris juga, atau PKI di Indonesia? Belum lagi
organisasi-organisasi seperti Lords Resistance Army, Macan Tamil di Sri Lanka, God’s Army di
Thailand, Freedomites di Canada, Aryan Nation dan kelompok-kelompok Kristen sejenis, Jewish
Defense League (FBI mendeskripsikan mereka sebagai suatu kelompok yang keras dan bengis),
Sihk Babbar Khalsa di India, Aum Shinrikyo (ledakan gas sarin di Tokyo) di Jepang, Provisional
Irish Republican Army, Irish National Liberation Army, Continuity Irish Republican Army,
Ulster Freedom Fighter, Red Hand Defenders, Ulster Volunteer Force, Loyalist Volunteer Force,
Basque E.T.A. Organization, National Front for Liberation of Corsica, Shining Path di Peru,
Revolutionary Armed Forces of Columbia (FARC), Creativity Movement, dan masih banyak
lagi.

Setelah melihat “beberapa” contoh organisasi teroris di atas, mengapa hanya Islam yang disorot?
Jawabannya adalah media, khususnya media massa. Sudah menjadi rahasia umum bahwa media
massa juga dikendalikan oleh kekuasaan, apakah itu kekuasaan negara, kelompok atau golongan.

Perbedaan definisi teroris dan terorisme juga berbeda di sisi hukum, maksudnya hukum di setiap
negara, bahkan di antara badan-badan di negara yang sama. Karena hukum, sebenarnya adalah
produk politik, jadi, kekuatan politik yang berkuasa adalah penentu hukum di suatu negara.

Definisi dari sudut pandang hukum memang harus lebih menjelaskan atas Actus recti dari teroris
dan terorisme itu sendiri. Karena, kalau tidak, maka polisi bisa dianggap teroris, bahkan hukum
itu sendiri pun bisa dianggap teroris.
Jika dilihat dari definisi teroris yang sederhana, bahwa teroris adalah satu atau lebih orang atau
organisasi atau suatu entitas yang melakukan teror. Maka, polisi bisa bisa dianggap teroris,
karena salah satu tugas polisi adalah menakuti-nakuti (menteror) orang yang akan menjadi
pelanggar hukum sehingga tidak terjadi kejahatan, dan menakuti-nakuti (menteror) pelangar
hukum atau penjahat agar masyarakat menjadi tentram dan damai.

Jadi, definisi teroris dan terorisme sangat tergantung pada media massa dan kekuasaan politik.

Banyak orang yang salah mengartikan jihad terutama jihad fisik, jihad fisik tidak selalu
berhubungan dengan perang. Dan pengertian dari “perang” itu sendiri pun banyak disalah
artikan. Perang dilakukan bukan hanya dengan senjata atau kekerasan, perang bisa dilakukan
dengan cara lain.

Jihad dalam Islam adalah perjuangan dalam jalan yang di-ridhai Allah dengan
menggunakan pena, lidah, tangan, media, dan, jika tidak dapat dihindari, dengan senjata.

Jihad dalam Islam tidak boleh digunakan dalam perjuangan untuk kekuasaan, dominasi,
kejayaan, kekayaan, gengsi atau martabat pribadi maupun kelompok.

Ingat, bahwa Allah telah memerintahkan semua manusia untuk memeriksa, menguji, dan
membuktikan sendiri perintah-perintah Allah, seperti yang tertulis dalam ayat berikut ini:

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan
jawabnya.” (QS 17:36)

Banyak orang-orang Muslim yang tidak lagi berpegang kepada Al Quran, sebagai satu-satunya
pedoman, jalan hidup dan hukum. Sebagian hanya menerima begitu saja apa yang diberikan
ulama-ulama mereka tanpa mempelajari lebih jauh tentang apa yang telah mereka terima dari
para ulama. Dan begitu saja menerima hadist-hadist, padahal, Nabi Muhammad SAW melarang
seluruh pengikutnya untuk menulis buku lain, selain Al Quran.

Hadist itu sendiri baru muncul setelah 200 tahun meninggalnya Nabi Muhammad SAW. Hadist,
walaupun sebagian di antaranya adalah benar, seiring dengan waktu, akhirnya terdistorsi juga
oleh kepentingan-kepentingan, kepentingan pribadi, kelompok maupun golongan.

Jadi, janganlah terlalu mengandalkan hadist, jika suatu hadist tidak sesuai bahkan bertentangan
dengan Al Quran, maka hadist itu adalah hadist palsu.
G. Daftar Pustaka
1. Terjemahan Al Quran, http://quran.com
2. Definition of Terror, http://wordnetweb.princeton.edu/perl/webwn?s=terror
3. Definition of Terror, http://www.thefreedictionary.com/terror
4. Define Terror, http://dictionary.reference.com/browse/terror
5. Define Terrorism, http://dictionary.reference.com/browse/terrorism
6. Definisi Terorisme, http://id.wikipedia.org/wiki/Definisi_terorisme
7. Terror, http://www.merriam-webster.com/dictionary/terror
8. Terror, http://www.yourdictionary.com/terror
9. Terorisme: Masalah Definisi, http://metro.polri.web.id/perpus/384-terorisme-masalah-
definisi
10. Terorisme Dari Berbagai Sumber,
http://deniz.ucoz.com/news/terorisme_menurut_berbagai_sumber/2009-10-07-4
11. Definitions of Terrorism,
http://terrorism.about.com/od/whatisterroris1/ss/DefineTerrorism.htm
12. Islam vs Terrorism, http://islam.thetruecall.com/modules.php?
name=News&file=article&sid=110
13. Terrorism: The Problems of Definition,
http://www.cdi.org/friendlyversion/printversion.cfm?documentID=1564
14. Islam Denounces Terrorism, http://www.islamdenouncesterrorism.com/
15. Terrorism and Islam, http://www.submission.org/jihad/index.html
16. Islam, Jihad, and Terrorism, http://iiie.net/index.php?q=node/43
17. Jihad Explained, http://iiie.net/index.php?q=node/33
18. Video yang berjudul “Every terrorist has been a Muslim!!! wheelly ??”,
ArtCreative YouTube Embed Custom
&playnext=0&videos=qJrHBQ_Mmqk

Main Menu

 Home
 News
 Artikel
 Tutorial
 Design
 About

Design

 3D Design
 Web Design
 Name Card
 Photo Retouching
 Book Cover
 Brochure

Artikel

 Artikel Islam
 Kritik
 Notes from Against EDMD
 Notes from Quran n Science

Tutorial

 Tips dan Trik


 Tutorial Bisnis Internet
 Tutorial Photoshop

Outsourcing Services? Try Freelancer.com.


Adult cam site SEO - Get me on Google top 5
Looking for SEO services for my adult cam site. Only white hat techniques allowed, no Black hat, scam techniques
allowed... Jobs: Bulk Marketing, Internet Marketing, Link Building, SEO, Budget: $30 - $250
Bid on this project - ends in 4d 23h 45m
Bug fix on existing group buy website
I have an existing group buy website which has several bugs that need to be fixed. The original developer... Jobs:
MySQL, PHP, Script Install, Website Design, Budget: $30 - $250
Bid on this project - ends in 14d 23h 42m
Part 3 - ONLY For AJUEVER
TR300 Plan - as agreed in part 1 for $200. Jobs: Internet Marketing, Link Building, SEO, Budget: $30 - $250
Bid on this project - ends in 4d 23h 22m
Freelancer.com is #1 for crowdsourcing!
Join me at PeopleString

Visits today: 3
Visits in this month: 61
Visits in this year: 2073
Visits total: 3070
Bots today: 17
Date since: 2010-09-01

Hak Cipta © 2011 www.muhardjo.co.cc. Dilindungi oleh Undang-undang


Joomla! adalah Perangkat Lunak Bebas yang diterbitkan di bawah Lisensi GNU/GPL

You might also like