You are on page 1of 83

IBU BUMI

Karya:

Candra Barong Harjanto

Suasana panggung lengang, kasur kapas ditengah panggung. Seseorang (perempuan bijaksana setengah tua)
menaruh lilin/lampu minyak pada posisi depan, pojok-pojok panggung, sambil menyebar bunga.

Seseorang:     Aku mulai dari sini, Tanah…………. Air,…………….. Udara.

Aku mulai dari sini, Tanah…………. Air,…………….. Udara.

Aku mulai dari sini, Tanah…………. Air,…………….. Udara.

Aku mulai dari sini, Tanah…………. Air,…………….. Udara.

Aku mulai dari sini, Tanah…………. Air,…………….. Udara.

Aku mulai dari sini, Tanah…………. Air,…………….. Udara.

Aku mulai dari sini, Tanah…………. Air,…………….. Udara.

Aku mulai dari sini, Tanah…………. Air,…………….. Udara.

Aku mulai dari sini, Tanah…………. Air,…………….. Udara.

Tiga orang masuk lalu-lalang, berkata: tanah……air,……… udara……. tanah……air,……… udara…….


tanah……air,……… udara……. tanah……air,……… udara……. tanah……air,……… udara…….
tanah……air,……… udara…….(semakin lama semakin cepat. Seseorang mendekati kasur, membersihkan
kasur, merapikan, kemudian menariknya pelan-pelan. )

Seseorang: tanah…… kembalilah ke tanah.air…..kembalilah ke air, udara………kembalilah ke udara.{di


ulang 3 kali }tanah,air,udara.kembalikan aku kepadanya,sang pencipta.

Tiga orang     :Bolehkah aku bertanya?

1 :           eeeeee…..bo…..bo…..bolehkah aku bertanya, siapa kamu, ada sesuatu yang indah,
sangat menarik darimi.

2 :           Dari manakah kamu?


3 :           Aku melihat orang-orang lalu lalang, tanpa tegur sapa. Seperti berhala-berhala
yang minta dipuja-puja, apa itu yang disebut keramahan?

1 :           Aku merindukan keteduhan jiwa.

2 :           Aku mencarinya, berhari-hari, bulan, tahun, dan berabad-abad

3 :           Siapa kamu, aku melihat sesuatu nasihat yang terukir dari surga,nasihat cinta

1 :           Apakah kamu tanah………

2 :           Kamukah air………

3 :           Barang kali kamu tanah, air, udara, semuanya ada padamu

Seseorang     : Aku cinta, aku dari cinta, tempat kamu barasal dan akan kembali

Tiga orang     : Aku cinta, aku dari cinta, tempat aku berasal dan akan kembali

Seseorang        :           Orang-orang mulai lupa, dari mana mereka berasal dan kemana akan
kembali. Orang-orang tinggalkan agama, orang-orang lupa Tuhannya.

Tiga orang     : Aku cinta, aku cinta, betapa indah aku, aku cinta, akulah makna….

Seseorang     : Ya, Bila cinta adalah nafasmu

Aku ingin melarutkan diri di etiap detak jantung

Di saat helaan nafas sedih dan gembiramu

Aku ingin mengenang, bahwa udara mengawali cinta

Entah apa, dimana, bagaimana?

Aku ingin mengikuti jejak yang kau sunting lewat tanah

Menyemai benih kerinduan

Bila aku penguasa cinta

Akan aku berikan kasih dan sayang pada orang


Yang tulus memaknainya dengan keabadian

Agar yang terberai bisa bersatu

1 :           Kamukah perempuan yang ku cari?

2 :           Aku selalu mengenang dan merindukanmu

3 :           Kamukah perempuan itu, perempuan makna yang kucari?

Bila cinta adalah nafasmu

Aku ingin melarutkan diri disetiap detak jantung

Disaat helaan nafas sedih dan gembiramu

Aku ingin mengenang, bahwa udara mengawali cinta

Entah apa, dimana, bagaimana?

Aku ingin mengenang, bahwa udara mengawali cinta

Entah apa,dimana,bagaimana?

Aku ingin mengikuti jejak yang kau sunting lewat tanah

Menyamai benih kerinduan.

Bila aku penguasa cinta,

Yang tulus memaknainya dengan keabadian

Agar yang terberai bisa bersatu.

1,2,3       : kamukah perempuan itu?apakah kamu ibundaku?

Seseorang (keluar dari panggung sambil berkata)

Kamu pernah aku lindungi

Akulah negaramu,aku bundamu


Aku adalah cinta,perempuan itu

1,2,3       : apakah kamu ibundaku?

LAMPU MATI

A,B,C Sudah dipanggung,berlalu lalang sambil mendorong kereta bayi.

A,B,C    : jangan menangis,lekas tidur sayang…tidurlah yang nyenyak,jangan

gelisah,aku selalu menjagamu.ayo sayang,minum yang banyak,jangan nakal,jangan ngompol,cup…


cup…cup…ayo nak,belajarlah menggenggam,belajarlah meraih mainanmu,belajarlah berjalan,jangan
pernah bersedih,ini mainanmu.aduuuh..anaku ngompol lagi,ayo mandi dulu…tersenyumlah nak,itu
bapak sudah datang,jangan nangis ya….

A,B,C    : lekas tidur, malam sudah larut

Lekas tidur, malam sudah larut (lalu dia mematung)

Seseoarang keluar menarik kasur,diatasnya banyak sekali boneka,ada beberapa boneka yang digendong
sambil membawa lampu teplok atau sambil menyapu jalan.boneka diletakkan di kereta bayi atau dibagi-
bagikan,tersenyum.

A,B,C     : jangan menangis,lekas tidur sayang…. Tidur yang nyenyak, jangan gelisah, aku slalu menjaga
mu. Ayo sayang minum yang banyak, jangan nakal, jangan ngompo cup..cup..cup.. ayo nak, belajar
mengenggam. Belajar mearaih mainan mu, belajar berjalan, jangan pernah bersedih, ini
mainanmu,aduh anak ku ngompol lagi, ayo mandi dulu,itu bapak sudah datang,jangan nangis ya…

Seseorang : jadilah apa yang kamu ingingkan (masih membagi-bagikan boneka)

Kamu berhak memilih jalan yang terbentang didepanmu

Aku adalah busur dan kau adalah panah milik sang hidup

Jadilah dirimu sendiri,jadilah penentu jalanmu

Hidup adalah pilihan

Kamu berhak memilih sukses atau gagal,untuk bahagia atau berduka


Untuk berbagi atau kau miliki sendiri,pilihanmu adalah hak mu

Dan kau bertanggung jawab terhadap setiap pilihan dan tindakanmu.

A,B,C menirukan kata-kata seseorang saat mendapatkan boneka…

Seseorang : aku dari tanah,dan akan kembali lagi ketanah.aku yang pernah menjadi rumah
kehidupanmu,melindungimu dengan cinta,dengan rasa,bilaperlu aku berikan jantungku,nafas untukmu
agar kamu lebih baik anak-anaku…akulah tanah airmu,akulah darahmu,yang pernah merasai detak
jantung dan aliran darahmu saat dirahimku…seperti kau telah merasai detak jantung dan aliran
darahku.

A,B,C        : Kamukah ibundaku? Kamukah perempuan cinta?

Seseorang  : Ya, akulah ibundamu.perempuan cinta yang memberi cinta.melebihi cinta diatas cinta yang
pernah ada.

A               : Kaulah jantungku.

B               : Kaulah nafasku.

C               : Kaulah gerakku.

B               : Aku akan melebihi cinta, seperti cintamu pada anak-anakku.

Seseorang : Akulah ibundamu, tanah airmu…rumah kehidupanmu..

1,2,3         : Kamukah ibundaku? Tanah airku?

Seseorang : Ya, akulah ibu bumi yang selalu disebut-sebut,akulah tanah airmu.

Akulah orang yang mengajarimu mengenal tuhan.

Akulah darahmu, tanah air tercinta.

1,2,3         : Kamukah yang selalu disebut-sebut ibu bumi?

Seseorang : Ya, akulah perempuan itu.ibu bumi,ibunda tanah air tercintamu.

Akulah ibundamu.
Akulah perempuan yang selalu disebut-sebut dalm setiap lembaran sejarahkehidupan,akulah
prasastimu yang akan selalu kau kenang.

Akulah ibundamu…

SELESAI.LAMPU MATI PERLAHAN.

NASKAH DRAMA:
BADAI SEPANJANG MALAM
Karya MAX ARIFIN

Para Pelaku:
1.Jamil, seorang guru SD di Klaulan,Lombok Selatan,berumur 24 tahun
2.Saenah,istri Jamil berusia 23 tahun
3.Kepala Desa,suara pada flashback

Setting :
Ruangan depan sebuah rumah desa pada malam hari.Di dinding ada lampu
minyak menyala.Ada sebuah meja tulis tua. Diatasnya ada beberapa buku
besar.Kursi tamu dari rotan sudah agak tua.Dekat dinding ada balai balai .Sebuah radio transistor juga
nampak di atas meja.

Suara :
Suara jangkerik.suara burung malam.gonggongan anjing di kejauhan.Suara Adzan subuh.

Musik:
Sayup sayup terdengar lagu Asmaradahana,lewat suara sendu seruling

Note:
Kedua suami istri memperlihatkan pola kehidupan kota.dengan kata lain,mereka berdua memang berasal
dari kota.tampak pada cara dan bahan pakaian yang mereka kenakan pada malam hari itu.mereka juga
memperlihatkan sebagai orang yang baik baik.hanya idelisme yang menyala nyala yang menyebabkan
mereka berada di desa terpencil itu.

01.Begitu layar tersingkap, nampak jamil sedang asyik membaca.Kaki nya ditelusurkan ke atas kursi di
depannya.Sekali sekali ia memijit mijit keningnya dan membaca lagi.Kemudian ia mengangkat
mukanya,memandang jauh ke depan,merenung dan kembali lagi pada bacaannya.Di kejauhan terdengar
salak anjing melengking sedih.Jangkerik juga menghiasi suasana malam itu. Di kejauhan terdengar seruling
pilu membawakan Asmaradahana.
Jamil menyambar rokok di atas meja dan menyulutnya.Asap berekepul ke atas.Pada saat itu istrinya muncul
dari balik pintu kamar.

02.Saenah :
Kau belum tidur juga?kukira sudah larut malam.Beristirahatlah,besok kan hari kerja?
03.Jamil:
Sebentar,Saenah.Seluruh tubuhku memang sudah lelah,tapi pikiranku masih saja mengambang ke sana
kemari.Biasa, kan aku begini malam malam.

04.saenah:
Baiklah.tapi apa boleh akuketahui apa yang kaupikirkan malam ini?

05.jamil:
Semuanya,semua apa yang kupikirkan selama ini sudah kurekam dalam buku harianku,Saenah.Perjalanan
hidup seorang guru muda-yang ditempatkan di suatu desa terpencil-seperti Klulan ini kini merupakan
lembaran lembaran terbuka bagi semua orang.

06.Saenah:
Kenapa kini baru kau beritahukan hal itu padaku?Kau seakan akan menyimpan suatu rahasia.Atau
memang rahasia?

07.Jamil:
Sama sekali bukan rahasia ,sayangku! Malam malam di tempat terpencil seakan memanggil aku untuk
diajak merenungkan sesuatu.Dan jika aku tak bisa memenuhi ajakannya aku akan mengalami semacam
frustasi.Memang pernah sekali,suatu malam yang mencekam,ketika aku sudah tidur dengan nyenyak,aku
tiba pada suatu persimpangan jalan di mana aku tidak boleh memilih.Pasrah saja.Apa yang bisa kaulakukan
di tempat yang sesunyi ini?[Dia menyambar buku hariannya yang terletak di atas meja dan membalik
balikkannya] Coba kaubaca catatanku tertanggal…[sambil masih membolak balik]..ini tanggal 2 oktober
1977.

08.Saenah:
[Membaca] “Sudah setahun aku bertugas di Klaulan.Suatu tempat yang terpacak tegak seperti karang di
tengah lautan,sejak desa ini tertera dalam peta bumi.Dari jauh dia angker,tidak bersahabat:panas dan debu
melecut tubuh.Ia kering kerontang,gersang.Apakah aku akan menjadi bagian dari alam yang tidak
bersahabat ini?Menjadi penonton yang diombangkan ambingkan oleh…barang tontonannya.Setahun telah
lewat dan selama itu manusia ditelan oleh alam”.[Pause dan Saenah mengeluh;memandang sesaat pada
Jamil sebelum membaca lagi].”Aku belum menemukan kejantanan di sini.Orang orang seperti sulit
berbicara tentang hubungan dirinya dengan alam.Sampai di mana kebisuan ini bisa diderita?Dan apakah
akan diteruskan oleh generasi generasi yang setiap pagi kuhadapai?Apakah di sini tidak dapat dikatakan
adanya kekejaman.”[Saenah berhenti membaca dan langsung menatap pada Jamil]

09.Jamil:
Kenapa kau berhenti?jangan tatap aku seperti itu,Saenah.

10.Saenah:
Apakah tulisan ini tidak keterlaluan?Bisakah ditemukan kejujuran di dalamnya?

11.Jamil:
Kejujuran kupertaruhkan di dalamnya,Saenah.Aku bisa mengatakan,kita kadang-kadang dihinggapi oleh
sikap sikap munafik dalam suatu pergaulan hidup.Ada ikatan ikatan yang mengharuskan kita berkata “Ya!”
terhadap apa pun,sekalipun dalam hati kecil kita berkata”Tidak”.Kejujuranku mendorong aku
berkata,”Tidak”,karena aku melatih diri menjadi orang yang setia kepada nuraninya.Aku juga tahu, masa
kini yang dicari adalah orang orang yang mau berkata”Ya”.Yang berkata “Tidak” akan disisihkan.[Pause]
Memang sulit,Saenah.Tapi itulah hidup yang sebenarnya terjadi.Kecuali kalau kita mau melihat hidup ini
indah di luar,bobrok di dalam.Itulah masalahnya.[Pause.Suasana itu menjadi hening sekali.Di kejauhan
terdengar salak anjing berkepanjangan]

12.Saenah:
Aku tidak berpikir sampai ke sana. Pikiranku sederhana saja.kau masih ingat tentunya,ketika kita pertama
kali tiba di sini,ya setahun yang lalu.Tekadmu untuk berdiri di depan kelas,mengajar generasi muda itu agar
menjadi pandai.Idealismemu menyala nyala.Waktu itu kita disambut oleh Kepala Desa dengan pidato
selamat datangnya.[S aenah lari masuk.Jamil terkejut.tetapi sekejap mata Saenah muncul sambil membawa
tape recorder!] Ini putarlah tape ini.Kaurekam peristiwa itu.[Saenah memutar tape itu,kemudian
terdengarlah suara Kepala Desa]’…Kami ucapkan selamat datang kepada Saudara Jamil dan istri.Inilah
tempat kami.Kami harap saudara betah menjadi guru di sini.Untuk tempat saudara berlindung dari panas
dan angin,kami telah menyediakan pondok yang barangkali tidak terlalu baik bagi saudara.Dan apabila
Anda memandang bangunan SD yang cuma tiga kelas itu.Dindingnya telah robek,daun pintunya telah
copot,lemari lemari sudah reyot,lonceng sekolah bekas pacul tua yang telah tak terpakai
lagi.Semunya,semuanya menjadi tantangan bagi kita bersama.Selain itu,kami perkenalkan dua orang guru
lainnya yang sudah lima tahun bekerja di sini.Yang ini adalah Saudara Sahli,sedang yang berkaca mata itu
adalah Saudara Hasan.Kedatangan Saudara ini akan memperkuat tekad kami untuk membina generasi
muda di sini.Harapan seperti ini menjadi harapan Saudara Sahli dan Saudara Hasan tentunya.”[Saenah
mematikan tape.Pause,agak lama.Jamil menunduk,sedang Saenah memandang pada Jamil.Pelan pelan Jamil
mengangkat mukanya.Mereka berpandangan]

13.Saenah:
Semua bicara baik-baik saja waktu itu dan semuanya berjalan wajar.

14.Jamil:
Apakah ada yang tidak wajar pada diriku sekarang ini ?

15.Saenah:
Kini aku yang bertanya:jujurkah pada nuranimu sendiri?Penilaian terakhir ada pada hatimu.dan
mampukah kau membuat semacam pengadilan yang tidak memihak kepada nuranimu sendiri?Karena
bukan mustahil sikap keras kepala yang berdiri di belakang semuanya itu.Terus terang dari hari ke hari kita
seperti terdesak dalam masyarakat yang kecil ini.

16.Jamil:
Apakah masih harus kukatakan bahwa aku telah berusaha berbuat jujur dalam semua tindakanku?Kau
menyalahkan aku karena aku terlalu banyak bilang”Tidak” dalam setiap dialog dengan sekitarku.Tapi
itulah hatiku yang ikhlas untuk ikut gerak langkah masyarakatku.Tidak,Saenah.Mental masyarakat seperti
katamu itu tidak terbatas di desa saja, tapi juga berada di kota

17.Saenah:
Kau tidak memahami masyarakatmu.

18.Jamil:
Masyarakat itulah yang tidak memahami aku.

19.saenah:
siapa yang salah dalam hal ini.

20.Jamil:
Masyarakat.

21.Saenah:
Yang menang ?

22.Jamil:
Aku
23.Saenah:
Lalu ?

24.Jamil:
Aku mau pindah dari sini.[Pause. Lama sekali mereka berpandangan.].

25.Saenah:
[Dengan suara rendah]Aku kira itu bukan suatu penyelesaian.

26.Jamil:
[Keras] Sementara memang itulah penyelesaiannya.

27.Saenah:
[Keras]Tidak! Mesti ada sesuatu yang hilang antara kau dengan masyarakatmu.Selama ini kau
membanggakan dirimu sebagai seorang idealis.Idealis sejati,malah.Apalah arti kata itu bila kau sendiri tidak
bisa dan tidak mampu bergaul akrab dengan masyarakatmu.[Pause]

[Lemah diucapkan]Aku terkenang masa itu,ketika kau membujuk aku agar aku mu datang
kemari[Flashback dengan mengubah warn cahaya pelan pelan.Memakai potentiometer.Bisa hijau muda atau
warna lainnya yang agak kontras dengan warna semula.Musik sendu mengalun]

28.Jamil:
Aku mau hidup jauh dari kebisingan,Saenah.Aku tertarik dengan kehidupan sunyi di desa,dengan
penduduknya yang polos dan sederhana.Di sana aku ingin melihat manusia seutuhnya.Manusia yang belum
dipoles sikap sikap munafik dan pulasan belaka.Aku harap kau menyambut keinginanku ini dengan
gembira,dan kita bersama sama kesana.Di sana tenagaku lebih diperlukan dari pada di kota.Dan tentu
banyak yang dapat aku lakukan.

29.Saenah:
Sudah kaupikirkan baik baik? Perjuangan di sana berarti di luar jangkauan perhatian.

30.Jamil:
Aku bukan orang yang membutuhkan perhatian dan publikasi.Kepergianku ke sana bukan dengan harapan
untuk menjadi guru teladan.Coba bayangkan,siapa pejabat yang bisa memikirkan kesulitan seorang guru
yang bertugas di Sembalun,umpamanya?Betul mereka menerima gaji tiap bulan.Tapi dari hari ke hari
dicekam kesunyian,dengan senyum secercah terbayang di bibirnya bila menghadapi anak bangsanya.dengan
alat alat serba kurang mungkin kehabisan kapur,namun hatinya tetap di sana.Aku bukan orang yang
membutuhkan publikasi,tapi ukuran ukuran dan nilai nilai seorang guru di desa perlu direnungkan
kembali.Ini bukan ilusi atau igauan di malam sepi,Saenah.Sedang teman teman di kota mempunyai
kesempatan untuk hal hal yang sebaliknya dari kita ini.Itulah yang mendorong aku,mendorong hatiku untuk
melamar bertugas di desa ini.

31.Saenah:
Baiklah, Sayang.Ketika aku melangkahkan kaki memasuki gerbang perkawinan kita,aku sudah tahu macam
suami yang kupilih itu.Aku bersedia mendampingimu.Aku tahu,apa tugas utamaku disamping sebagai
seorang ibu rumah tangga.Yaitu menghayati tugas suami dan menjadi pendorong utama karirnya.Aku
bersedia meninggalkan kota yang ramai dan aku sudah siap mental menghadapi kesunyian dan kesepian
macam apa pun.Kau tak perlu sangsi.[Pause senbentar.Pelan pelan lampu kembali pada cahaya semula]

32.Saenah:
Kini aku menjadi sangsi terhadap dirimu.Mana idealisme yang dulu itu? Tengoklah ke kanan.apakah
jejeran buku-buku itu belum bisa memberikan jawaban pada keadaan yang kauhadapi sekarang?Di sana
ada jawaban yang diberikan oleh Leon Iris,Erich Fromm,Emerson atau Alvin Toffler.Ya,malam malam aku
sering melihat kau membuka-buka buku-buku Erich Fromm yang berjudul The Sane Society atau Future
Shock nya Alvin Toffler itu.

33.Jamil:
Apa yang kau kauketahui tentang Eric Fromm dengan bukunya itu? Atau Toffler?

34.Saenah:
Tidak banyak.Tapi yang kuketahui ada orang-orang yang mencari kekuatan pada buku-bukunya.Dan dia
tidak akan mundur walau kehidupan pahit macam apa pun dosodorkan kepadanya.karena ia mempunyaai
integritas diri lebih tinggi dri orang-orang yng menyebabkan kepahitan hidupnya.apakah kau menyerah
dalam hal ini?Ketika kau melangkahkan kakimu memasuki desa ini terlalu bnyak yang akan kausumbngkan
padanya,ini harsus kauakui.Tapi kini-akuilah-kau menganggap desa ini terlalu banyak meminta
dirimu.Inilah resiko hidup di desa.Seluruh aspek kehidupan kita disorot.Smpai sampai soal pribadi kita
dijadikan ukuran mampu tidaknya kita bertugas.Dan aku tahu hal itu.Karena aku kenal kau.[Suasana
menjadi hening sekali.Pause]
Aku sama sekali tak menyalahkan kau.malah dim diam menghargai kau, dan hal itu sudah sepantasnya.Aku
tidak ingin kau tenggelam begitu saja dalam suatu msyarakat atau dalam suatu sistem yang jelek namun
telah membudaya dalam masyarakat itu.Di mana pun kau berda.juga sekiranya kau bekerja di kantor.Kau
pernah dengan penuh semangat menceritakan bagaimana novel karya Leon Uris yang berjudul QB VII.Di
sana Uris menulis,katamu bahwa seorang manusia harus sadar kemanusiaannya dan berdiri tegak antara
batas kegilaan lingkungannya dan kekuatan moral yang seharusnya menjadi pendukungnya.Betapapun kecil
kekuatan itu.Di sanalah manusia itu diuji.Ini bukan kuliah.Aku tak menyetujui bila kau bicara soal kalah
menang dalam hal ini.Tidak ada yang kalah dan tidak ada yang menang.Dialog yang masih kurang.

34.Jamil:
Aku mungkin mulai menyadari apa benda yang hilang yang kaukatakan tadi.generasi sekarang mengalami
kesulitan dalam masalah hubungan.Hubungan antar sesama manusia.Mereka mengalami apa yang disebut
kegaguan intelektual.kita makin cemas,kita seakan akan mengalami kemiskinan artikulasi.Disementara
sekolah di banyak sekolah malah,mengarang pun bukanlah menjadi pelajaran utama lagi,sementara makin
banyak gagasan yang harus diberitahukan ke segala sudut.Pertukaran pikiran makin dibutuhkan.

35.Saenah:
Ya,seperti pertukaran pikiran malam ini.Kita harus yakin akan manfaat pertukaran .Ada gejala dalam
masyarakat di mana orang kuat dan berkuasa segan bertukar pikiran.Untuk apa ,kata mereka.Kan aku
berkuasa.

36.Jamil;
Padahal nasib suatu masyarakat tergantung pada hal-hal itu.Dan kita jangan melupakan kenyataan bahwa
masyarakat itu bukan saja berada dalam konflik dengan orang-orang yang mempunyai sikap yang tidak
sosial tetapi sering pula konflik dengan sifat sifat manusia yang paling dibutuhkan,yang justru ditekan oleh
masyarakat itu sendiri.

37.Saenah:
Itu kan Erich Fromm yang bilang.

38.Jamil:
Memang aku mengutip dia.[Dari kejauhan terdengar suara bedug subuh kemudian adzan]

39.Saenah:
Aduh,kiranya sudah subuh.Pagi ini anak-anak menunggumu,generasi muda yang sangat membutuhkan kau.

40.Jamil:
Aku akan tetap berada di desa ini,sayangku.
41.Saenah:
Aku akan tetap bersamamu.Yakinlah.[Jamil menuntun istrinya ke kamar tidur.Musik melengking keras lalu
pelan pelan,sendu dan akhirnya berhenti].

Catatan:
Naskah ini pernah dimuat dalam buku Kumpulan Drama Remaja, editor A.Rumadi.Penerbit PT Gramedia
Jakarta,1988,halaman 25-33.

“AKU MASIH PERAWAN”

SKENARIO:
AKU MASIH PERAWAN
Babak 1
Pemain : Raja William Both Peri Ngatan
Ratu Eliserbet Peri Gosip
Pangeran Dustin Peri Ngisan
Tuan Wor – wor Peri Jahat
Properti : Dua buah kuris Tahta Kerajaan
Sebuah Microphone
3 buah Mahkota Kerajaan
4 buah tongkat ajaib Pakaian Kerajaan
Latar : Di Perayaan Turun Tahta Istana Parahiyangan
Teks :
Disebuah Pegunungan Himala yuuuuk, berdirilah sebuah istana Parahiyangan yang dihuni seorang Raja
William Both dan Ratu Eliserbet beserta putranya yaitu Pangeran Dustin.
Tampak mereka sedang mengadakan pesta turun tahta, dimana Raja William Both menurunkan tahta pada
Pangeran Dustin, dan pesta itu dihadiri oleh seluruh rakyat di Negeri Itu beserta peri-peri kayangan, namun
Raja lupa tidak mengundang salah satu peri. Penasaran…….???? Yuuuuk!!!!

Roman Picisan Mukadima / Dewa
Raja : Bagaimana putraku, apakah ananda sudah siap menerima tahta
dari ayahanda ini?
Pangeran : Baiklah ayahanda, ananda akan berusaha sekuat tenaga ananda Ratu : Ananda, ingatlah bahwa
engkau adalah penerus tahta Kerajaan
ini. So don’t worry, be Happy.
(Akhirnya Pangeran meninggalkan Raja dan Ratu dan membaur dengan para tamu, sesaat kemudian
beberapa peri datang antara lain : peri gossip, peri ngisan, dan peri ngatan)
Tn Wor-wor : Woro-woro, Peri ngisan, Peri Gosip, Peri Ngatan,
segera memasuki arena
• (Peri-peri menari kemudian menghampiri Pangeran)
Semua Peri-peri: Hai..!!!
Peri Ngisan : Hai Pangeran hi…hi…hi…gimana kabarnya???hi…hi…hi
tambah cakep aja hi…hi…hi…
Peri Gosip : Gosipnya nih, bakalan ada Raja baru nich!!!
Peri Ngatan : Ingat!!! Harus adil, Ingat!!! Harus bijaksana, Ingat!!!
Haruuss…
Pangeran : lya.. .ya.. .ya… oke deh
(lain peri-peri meninggalkan pangeran dan menghampiri Raja dan Ratu) Raja : Selamat datang para peri-
peri
Semua Peri : Terima kasih Paduka Raja
Ratu : Kalian tampak ceria sekali hari ini
Peri Ngisan : Hi…hi…hi… tentu saja Ratu hi..hi..hi..khan Pangeran
mau naik tahta hi..hi..hi
Peri Gosip : Gosipnya nih, masak Pangeran naik tahta, BBM ikut
juga?!
Peri Ngatan : Ingat!!! kagak nyambung !
(beberapa menit kemudian, acara penyerahan tahta dilaksanakan)
Tn Wor-wor : Upacara penyerahan tahta kerajaan segera
dimulai… Baginda. Raja dan Pangeran menyiapkan diri masing-masing……
Raja : Siapkah ananda menerima tahta ini?
Pangeran : Siap…..ayah…..a…..n…..d….a
Peri Jahat : Hentikan!!! Semua!!!
Semua Peri : Yuuu…kk!!!
Peri Jahat : Apa kalian yak.. .yuk.. .yak.. .yuk…?!
Namaku bukan Yayuk
Hai….Raja!!!Kau sudah menghina aku !
Mengapa kau tidak mengundangku?!
Raja : Maaf Peri, aku lupa tidak mengundangmu
Peri Jahat : Aku tidak mau TAHU tapi, kalau tempe.. ..yuuuk.. …
Peri Gosip : Gosipnya nich, TAHU ada formalinnya looh….
Peri Ngatan : Ingat !!! Formalin berbahaya Ingat!!!tidak baik untuk
kesehatan
Peri Ngisan : hi…hi…hi…bener looh….hi…hi…hi…
Peri Jahat : Aku tidak terima!!! Sekarang aku akan mengutukmu
Pangeran. Akan kubuat kau tertidur selama 100 tahun
Peri Ngatan : Ingat!!! Marah dapat menyebabkan gangguan jantung,
impotensi, gangguan kehamilan dan janin
Peri Jahat : Ya sudah deh karena lagi big sale, aku kasih diskon 50 %
jadi…. 50….tahun
Ha…ha…ha dengan kekuatan dunia lain….akan
mengutukmu.. ..cliii.. ..ng
• Raja & ratu : Anakku,?!

Babak II:
Remain : Raja William Both Peri Ngatan Minten
Ratu Eliserbet Peri Gosip Britney Sprit Pangeran Dastin Peri Ngisan Mrs. Rock
Tn Wor Peri Jahat Puja
Properti : Dua buah kursi tahta Kerajaan
Sebuah microphone
3 buah Mahkota Kerajaan
4 buah tongkat ajaib
Pakaian Kerajaan & sesuai karakter
Seperangkat jamu, tongkat
Gitar dan papan bertuliskan “2 hari kemudian” & “sensor”
Latar : Didalam Istana Parahyangan
Teks : “2 hari kemudian”

Roman Picisan Mukadima / Dewa
Raja & Ratu marah, sedih atas tindakan peri jahat, oleh karenanya mereka mengadakan sayembara bagi
seluruh perawan diseluruh pelosok negeri untuk dapat membangunkan pangeran dari tidurnya dan sebagai
imbalannya akan dijadikan pendamping hidup Sang Pangeran
Tn.Wor-wor : Pengumunan-pengumuman bagi seluruh perawan dibuka
lowongan menjadi pendamping hidup Pangeran asalkan dapat membangunkan Pangeran dari tidurnya
(Datanglah berduyun-duyun seluruh perawan dari seluruh pelosok negeri)

Malam Pertama / Rossa
Tn.Wor-wor : Baiklah, peserta pertama….kita tampilnya….perawan Jawa
dari Negeri Babatan. Inilah.. ..Sri.. ..Min.. .ten.. ..
Sri Minten : Kulo nyuwun kaleh ewu,eh…nyuwun sewu!!! Izinkan
saya membangunkan Pangeran dengan jamu saya. Saya punya jamu :jamu awet muda, awet tua, sampe’
awet melle’ tanpa bahan pengawet
Ratu : Silahkan Sri Minten !!!
Sri Minten : (sambil menjejcdkanjamunyapada Pangeran)
Ayo.. .diminum jamunya biar cepet melle’ ayo.. .ayo.. to…
(Pangeran belum berhasil dibangunkan)
Sri Minten : Maaf Raja & Ratu hamba tidak mampu membangunkan Pangeran.. .hamba menyerah….!
da.. .da…
(pergi meninggalkan ruangan)

Ndang Muliho Sri
Tn. Wor-wor : karena peserta pertama gagal, maka kita tampilnya peserta
kedua…dari Ameriki Sirikit. Inilah….Britney Spriit

Toxic / Britney Spears
Britney Sprit : Hai good morning!! Raja the raja, Ratu the ratu. I jauh-
jauh datang dari Ameriki Sirikit naik air plane, kelas
ekonomi kesini untuk merayu Pangeran, dengan jogetan
saya yang aduhai….
Ratu : Silahkan Britney….??? Siapa yach… ? Oh Britney Sprit…

Toxic / Britney Spears
( Briney menari diiringi lagu, seluruh keluarga kerajaan menutup hidungnya karena “BURKET”)
Seluruh anggota Kerajaan: Hiii…Burket
Britney Sprit : Ih i’m sorry, Pm malu sekali….! ga’ pake’ rexona rong on, I
hanya pake” setengah on. I want go to home bye-bye….
Tn Wor-wor : Dikarenakan peserta kedua “BURKET” dan menyebabkan
pencemaran udara, maka ia dieliminasi….Dan kita tampilnya peserta ketiga Mrs. Rock!!!

Rocker j uga manusia / Seriues
Mrs. Rock : Permizi…Rajaa…(sambil memetalkan tangan) izinkan saya menyanyikan lagu “judi” karena
lagu judi dilaknat oleh ALLAH, saya akan menyanyikan lagu “lari pagi” karena hari sudah siang tidak
diperkenankan untuk lari siang….Bagaimana kalau kita “begadang” karena begadang tidak baik untuk
kesehatan, dengan demikian saya tidak jadi menyanyi “summah na’udubillah”….Karena saya adalah rocker
tobat (Mrs. Rock berjalan menuju sisi Pangeran) Pangeran…. bangun…..(menggaruk kepala karena
berketombe)
Woooiiin….(memetalkan tangan) Bangun….!!! Ah sudahlah tidak bisa bangun, gue pulang aja lah….
(sambil memainkan gitar, menuju keluar lapangan)
Tn Wor-wor : Selanjutnya kita tampilnya peserta keempat, gadis manis
dari India. Acca.. .Acca.. .Acca

Khaviolin Kacaman / Various Artist
Pooja : Perkenalkan he…nama saya puja he…saya suka wedang
jahe….acca…acca…acca…saya kesini he…bawa air suci he…dari sungai gangga he…untuk Pangeran he…
(Pooja membangunkan Pangeran dengan memercikkan air sungai gangga diwajah Pangeran) Bangun he…
pangeran he… Acca…acca…Ayo bangun acca.. .acca.. .Aduh maaf Raja he.. .saya pulang aja he.. pangeran
jelek he…mending Shahrukh Khan he….(pooja pergi meninggalkan ruangan)
Raja : Mengapa tidak ada yang bisa membangunkan putra kita
Ratu???
Ratu : Hanya peserta terakhirlah harapan kita ….
Tn Wor-wor : Selanjutnya.. .kita tampilnya peserta.. ..ada deh.. ..

Aku Perawan
Peri Jahat : He..he..he…meskipun tua-tua gini, aku masih perawan ting…ting… lagi…
(sambil berbicara pada penonton )
Peri Jahat : padahal mereka tidak tahu aku adalah peri jahat yang
mengutuk Pangeran. Aku menyesal Pangeran sangat tampan sekali ha…ha…3x dan aku pasti bisa
membangunkannya. Dengan dua jurus andalanku

Mbah Dukun / Alam
(Perijahat menjampi-jampi Pangeran)
Peri Jahat : Karena jurus pertamaku tidak ampuh dan tidak
mempan…untuk membangunkan Pangeran….kalo begitu akan ku….keluarkan jurus pamungkasku
(Perijahat mencium pangeran “SENSOR” Pangeran bangun)
Pangeran : Aduh.. ..ada apa ini? Bibirku masam sekali
Peri Jahat : Hee….hee….ha….ha…berhasil ~ berhasil….hore..
Pangeran kamu akan jadi suamiku….karena aku satu-satunya orang yang bisa membangunkanmu
Pangeran : Apa…???!!! Tidak…. (pangeran berlari….)
Peri Jahat : Pangeran… .Aku masih perawaa.. .nnnn
Aku Perawan / Krisdayanti

D. KONSEP PENYUTRADARAAN
1. Konsep Cerita
Cerita “Aku masih Perawan” menggunakan konsep komedi kontemporer yang diangkat dari dongeng
“SLEEPING BEAUTY” yang telah dimodiflkasi baik konsep cerita, setting, musik maupun zaman. Konsep
cerita ini mengandung aspek budaya, sosial, humanisme dimana cerita ini menggambarkan budaya dari
masing-masing daerah sedangkan unsur sosial dan unsur humanisme yang menggambarkan harmonisnya
keluarga Istana serta kerukunan antar budaya yang berbeda.
Cerita “Aku masih Perawan” mengisahkan tentang pangeran yang disihir oleh peri jahat, karena peri jahat
tidak diundang oleh keluarga istana dalam pesta turun tahta, alhasil Pangeran tertidur pulas. Terdapat tiga
peri yaitu Peri Ngatan, Peri Gosip, Peri Ngisan dari ketiga peri tersebut tidak ada satupun yang dapat
menggunakan sihirnya untuk membangun Pangeran. Melihat keadaan tersebut Raja mengadakan
sayembara bagi perawan di negeri manapun yang dapat membangunkan Pangeran dari lelapnya sihir maka
akan dijadikan Permaisuri bagi Pangeran. Perawan-perawan dari seluruh pelosok negeri berdatangan guna
mengikuti sayembara, antara lain: Gadis Jawa dari Indonesia, Britney Sprit dari Ameriki Sirikit, cewek
rocker dan Pooja dari India namun usaha mereka sia-sia belaka dan pada akhirnya peri jahat mengikuti
sayembara untuk membangunkan Pangeran karena ia menyesal ternyata Pangeran yang disihir tampan
sekali, hingga akhirnya Pangeran terbangun dan ia lari terbirit-birit karena tidak mau menikahi peri jahat
yang sudah tua dan keriput namun peri jahat yang sudah tua dan keriput tetap mengejar dan meneriakkan
“AKU MASIH PERAWAN”.

2. Konsep Panggung / Latar


Menggunakan Properti sebagai berikut:
a. Gorden yang diletakkan sebagai background
b. 2 kursi yang dihias sebagai Singgasana Raja & Ratu 13
c. Tangga kayu
d. Karpet
e. Tempat tidur Pangeran dilapisi spray
f. Tiga buah tanaman hias
g. Gambar kubah di karton
h. Mic yang diletakkan didekat pintu masuk dan Singgasana

3. Konsep Busana
Menggunakan busana Kerajaan dan sebagian disesuaikan dengan karakter masing-masing tokoh,
diantaranya:
• Raja : Baju Raja + sabuk
• Ratu : Rok Canda + Baju hem
• Pangeran : Hem putih + Celana putih + Rompi emas
• Tn Wor-wor : Celana hitam + Hem putih + Rompi hitam + Mahkota
• Peri-peri : Sayap peri + rok canda + mahkota stiver + kaos putih
• Sri Minten : Sewek, kebaya, keramjang, selendang, ember
• Peri Jahat : Tongkat hitam, topi kerucut, jubah hitam, rok hitam
• Britney : Casual, celana panjang, rok mini, kaos, kunciran
• Rocker : Kaos tangan hitam, celana hitam, kaos hitam, gitar
• Pooja : Wig, kerudung, jari
4. Konsep Musik
Menggunakan konsep musik modern dan tradisional yang disesuaikan dengan karakter masing-masing
tokoh, yakni:
• Mukadimah Roman Picisan / Dewa
• Crazy Frog Random / Motorola
• Snaggle / Motorola

• Yen ing tawang / Cipt. Anjarany• Toxic / Britney Spears14


• Rocker juga manusia / Seurius Band
• Khaviolin kacaman / Various artist
• Aku Perawan / KD

•Mbah Dukun / Alam


•Pemain Pendukung:

EPISODE DAUN KERING

Sebuah drama monolog oleh Zulfikri Sasma


ADAPTASI DARI CERPEN KARYA LARSI DE ISRAL

Panggung adalah ruangan kosong yang hanya di isi oleh sebuah bangku panjang yang terbuat dari kayu.
Lampu panggung tampak temaram. Sarjun, seorang lelaki muda (kira-kira berusia 24 tahun) dengan
menyandang sebuah ransel di punggungnya, tampak melangkah lemas memasuki panggung. Ribuan rasa
kecewa menghias di wajahnya. Lelaki itu kemudian duduk di atas bangku dan menaruh ransel di sampingnya.
Ia tertunduk lesu dan kemudian mengangkat wajahnya.

SARJUN

Saudara-saudara, sampai hari ini, saya masih mempercayai Tuhan dengan segala skenario-Nya. Pergantian
siang dan malam. Kehidupan dan kematian. Untung dan rugi. Marah dan cinta. Di dalam semua itu kita
melingkar, menjalar bahkan kadang terpaku tanpa daya. Beragam kisah dilakoni dengan bermacam rasa
yang terkadang menjelma benang kusut. Dibutuhkan kesabaran untuk mengurainya. Dan, manakala
kesabaran yang kita miliki kian menipis atau sama sekali sirna, adakah orang lain akan datang menawarkan
pertolongan? Memberi kesejukan pada pikiran dan perasaan seperti benang kusut?

Teramat berat bagi saya untuk berbagi kisah ini.

Kisah yang saya sebut sebagai episode daun kering!


Sarjun tertunduk, kecewa berkecamuk di dadanya. Tak lama, ia kembali mengangkat wajahnya dan
melanjutkan ucapannya.

SARJUN

Bukan! Bukan karena menyangkut sisi hidup saya yang gelap, bukan saudara-saudara! Akan tetapi, hal ini
melibatkan keluarga saya yang tinggal dua orang: Papa dan Alpin, adik saya…

Sarjun merubah posisi duduknya, memandang langit, tatapannya kosong.

SARJUN

Sejak kematian ibu, saya melanjutkan kuliah di Padang sedang Alpin kuliah di Medan. Sejak itulah Papa
tinggal sendiri di Payakumbuh. Saya mengerti benar makna kesepian bagi orang seusia Papa. Karena itu
saya mengunjunginya tiap bulan. Alpin pun saya kira begitu. Namun karena Medan dan Payakumbuh
terbentang jarak yang tidak dekat, maka ia hanya pulang tiap liburan semester.

Tetapi saudara-saudara, kepulangan saya kali ini, sungguh-sungguh membuat saya hampir putus asa!
Betapa tidak? Baru saja saya sampai di teras depan rumah, tiba-tiba saya mendengar teriakan “tidak” yang
sangat begitu keras. Saya yakin, itu adalah suara Papa. Saya jadi tertegun mendengarnya, lalu mengintipnya
lewat lubang kunci.

Sarjun beranjak dari tempat duduknya, berdiri dan melangkah ke depan panggung sambil tersenyum mengejek

SARJUN

Saudara-saudara, saudara-saudara tahu apa yang saya lihat? Sungguh di luar dugaan, saya menyaksikan
Papa berdiri disamping meja telepon dengan kepala tertunduk dan wajah kuyu! Sempoyongan ia menuju
sofa. Kecewa, marah, sedih dan entah makna apa lagi yang dapat dibaca dari raut wajahnya.

Kesal, lelaki itu kembali duduk di bangku

SARJUN

Heran, tidak mungkin Papa begitu! Tidak mungkin! Papa saya bukan lelaki yang rapuh. Ia lelaki paling
tegar yang pernah saya kenal. Ia cerdas meski terkadang sangat egois. Masih terlalu jelas dalam ingatan saya
ketika ia memutuskan berburu babi sebagai olahraga pengisi kesendiriannya.

Sarjun kembali menatap langit. Kali ini tatapannya tajam.


SARJUN

Waktu itu papa duduk di sofa. Ia membaca Koran, kelihatan santai, saya datang dan mengambil tempat di
sofa lain.

SARJUN

Oke! Silahkan Papa buru babi. Tapi, membeli anjing? Apalagi seharga dua juta lebih? Saya tidak setuju! Itu
haram, Pa!

PAPA

Hehehehe… jika tidak dibeli Papa dapat anjing dari mana? Mana ada anjing kurap yang bisa buru babi?
Atau anjing jadi yang dibagi-bagi secara gratis? Nak, membeli anjing itu tidak apa-apa asal tujuannya baik.
Nah, menyelamatkan tanaman petani dari hama babi kan perbuatan mulia? Banyangkan babi-babi yang
temok itu diburu dengan anjing kurap, heh, heh… ia akan tetap merdeka melahap tanaman petani. Dan,
petani tidak akan makan, kamu rela petani mati kelaparan?

SARJUN

Tapi Tuhan tidak pernah menghalalkan sesuatu dari yang haram

PAPA

Bukan Tuhan namanya kalau sekaku itu. Bukankah kamu sering bilang: adh-dharuratu tunbihul mahzhurat?

SARJUN

Apakah kondisi seperti itu sudah darurat?

PAPA

Menurutmu, keselamatan manusia bukan ukuran darurat?

SARJUN

Anjing adalah anjing. Babi adalah babi. Najis tetap najis dan haram tetap haram!

PAPA
Tuhan itu cerdas, nak. Ia tidak akan ciptakan tanah kalau memang kita dilarang menyentuh benda bernajis.
Hehehehe…

Kesal Sarjun seperti memuncak. Ia berdiri dan melangkah menuju belakang bangku

SARJUN

Bah! Banyak sekali alasan Papa untuk membenarkan keinginan dan perbuatannya.

Sarjun menggeleng-gelengkan kepalanya

SARJUN

Nah, saudara-saudara, bukankah apa yang saya saksikan di rumah tadi tidak masuk akal?

Seseorang yang selama ini tegar tertunduk lesu dan kuyu? Ini tidak masuk akal!

Apalagi setelah itu saya lihat Papa menangis! Menangis? Papa menangis? Heh? Tiba-tiba saya dorong daun
pintu yang ternyata tidak terkunci. Papa terkejut melihat kedatangan saya. Segera Papa memburu saya.
Lalu saya dipeluknya erat-erat. Begitu erat saudara-saudara!

Sarjun berhenti sejenak. Ia kembali duduk dan kemudian menunduk dengan kedua tangan menutup wajah.
Keadaan jadi hening. Lama ia baru bersuara, tapi kali ini suaranya serak. Matanya kelihatan basah.

SARJUN

Dalam pelukan saya, tangis papa tiba-tiba tumpah. Saya jadi kikuk. Setelah agak lama, Papa saya ajak
duduk. Papa masih menangis terisak-isak. Saya tinggalkan Papa di sofa, dan mengambil segelas air putih ke
belakang.

Papa menangis? Sungguh tak masuk akal.

Sarjun diam sebentar, menghapus air mata yang menetes di pipinya. Berdiri lalu bergerak ke depan panggung.

SARJUN

Sampai malam itu, saya masih menganggap Papa sosok yang tegar, tidak rapuh apalagi cengeng. Saya punya
banyak alasan untuk anggapan ini.
Pernah suatu ketika saya iseng-iseng mengikuti papa buru babi. Maksud saya untuk menemukan sebuah
titik lemah sehingga Papa berhenti membeli anjing yang konon didatangkan dari Jawa. Tetapi yang saya
temukan bukan titik lemah, melainkan noda hitam yang dicapkan kepada Papa. Ah, saya tidak tahu
bagaimana mengatakan bagian ini. Papa ternyata seorang kriminal! Di hutan itu ia menanam ganja. Dan,
buru babi rupanya hanya kedok buat mengelabui saya!

Ketika itu saya ingin lari ke tempat tak bernama dan entah dimana. Saya bingung. Tetapi darah muda saya
berkata lain. Lawan! Ya, saya mesti melawan! Saya ambil beberapa helai daun jahanam yang tengah di
jemur oleh anak buah Papa untuk saya linting. Saya kemudian mencari Papa.

Saya temukan Papa sedang merintih kesakitan, katanya diseruduk babi hutan. Ia hanya merintih, tidak
menangis. Rasa iba tiba-tiba menjalar di dada saya, namun rasa benci telah meruang. Iba tiba-tiba tehalau
oleh benci.

Seperti tidak tejadi apa-apa, saya menyalakan lintingan tadi, menghisapnya dalam-dalam dan
menghempuskan asapnya ke arah Papa. Papa mencari-cari bau, lalu berdiri dan mengayunkan tamparan
keras ke arah saya.

PAPA

Buang! Buang kataku! Aku menanam ganja-ganja itu bukan untuk anak-anakku. Melainkan untuk anak-
anak orang lain. Aku hanya butuh uang untuk-anak-anakku!

SARJUN

Hmmm, aku bangga jadi anak orang yang tidak memikirkan anak-anak orang lain. Aku bangga! Aku
bangga Pa!

Sarjun kembali terdiam dan duduk di bangku kayu. Keadaan kembali hening.

SARJUN

Saudara-saudara, sekarang Papa menangis, terisak-isak. Betul-betul tidak masuk akal. Saya lalu menaruh
segelas air putih di atas meja dan mempersilahkan Papa untuk meminumnya.  Tetapi Papa tetap saja
terisak-isak bersama tangisnya. Tiba-tiba, Papa menyebut-nyebut nama Alpin. Tentu saja saya terkesiap
olehnya. Alpin? Ada apa dengan Alpin? Saya jadi bingung saudara-saudara! Heran!

Sarjun kembali menunduk, ia seperti menahan emosinya

SARJUN
Saudara-saudara, ternyata yang menyebabkan Papa saya menangis terisak-isak adalah karena Alpin. Alpin
adik saya. Ia di tahan polisi. Alpin tertangkap basah menghisap daun jahanam itu. Daun yang ditanam orang
lain yang tidak rela anaknya menghisap ganja!

Mendengar itu saya betul-betul kesal! Saat itu juga, saya ambil ransel dan segera melangkah menuju pintu.
Waktu itu saya dengar suara papa memanggil nama saya, tapi tak lagi saya hiraukan. Saya muak! Sungguh-
sungguh muak!

Sarjun makin menunduk, emosinya betul-betul memuncak, setelah merasa reda, barulah ia angkat kepalanya

SARJUN

Begitulah saudara-saudara, saya terpaksa kembali ke Padang malam itu juga. Saya tak sanggup menghadapi
kenakalan orang tua seperti itu. Apalagi orang tua itu Papa saya sendiri. Telah saya putuskan untuk tidak
menemui Papa lagi. Bahkan mungkin di hari pemakamannya kelak, saya takkan hadir. Saya tak bisa
memberinya maaf. Saya tak bisa. Tetapi…hah…entahlah. Mungkin suatu ketika saya bisa. Mungkin…
sebab, sampai saat ini saya masih mempercayai Tuhan dan segala skenariomya.

Sarjun berdiri, menyandang ranselnya kemudian berjalan keluar panggung. Bebannya berat

*    *    *

SELESAI

KONSEP PEMENTASAN

Drama ini diilhami dari cerita ” Legenda Batu Menangis ” yang bersal dari Sulawesi Utara, karena kami
menganggap bahwa dalam cerita tersebut banyak terdapat nilai – nilai kemanusiaan yang dapat kita
tanamkan untuk anak tingkat sekolah dasar, misalnya sikap untuk tidak durhaka terhadap orang tua, sikap
untuk tidak berbohong, dan menunjukkan bahwa kasih sayang orang tua tidak akan pernah lekang sampai
kapanpun.

Dalam drama ini kami telah melakukan banyak perubahan – perubahan tokoh dari cerita yang sebenarnya
dan kami telah memodifikasi cerita ini hingga hampir mirip dengan kisah – kisah kehidupan nyata seperti
sekarang ini.

SINOPSIS CERITA

Ada sebuah keluarga sederhana yang tinggal di suatu desa . keluarga tersebut terdiri dari seorang Ibu dan
dua orang anaknya yaitu Joko dan Anik . Meskipun hidup dalam keluarga yang sangat sederhana, Joko
tingkah laku Joko setiap harinya seperti orang kaya . Tak jarang terjadi pertengkaran dirumah tersebut
hanya gara – gara lauk pada saat makan. Namun Ibu Joko dan Anik (kakak Joko) selalu bersabar
menghadapi tingkah laku Joko, hal itu dikarenakan Joko merupakan anak laki-laki satu-satunya dalam
keluarga tersebut, apalagi setiap kali beradu mulut Joko selalu mengancam akan pergi dari rumah apabila
keinginannya tidak dituruti oleh Ibunya .

Joko mempunyai seorang pacar anak orang kaya yaitu anak juragan sapi dari desa sebelah. Hal tersebut
diceritakan Joko terhadap Ibunya . Betapa terkejutnya sang Ibu pada saat Ibunya mendengar dari Joko
bahwa dia telah berbohong dengan mengatakan bahwa dia adalah anak orang kaya untuk mendapatkan
gadis tersebut . Dan yang lebih menyakitkan lagi Joko menyuruh sang Ibu untuk memanggil Joko tuan pada
saat Joko bersama dengan sang kekasih, namun sang Ibu masih dapat bersabar .

Suatu hari pacar Joko meminta Joko untuk melamarnya dan Jokopun menyanggupinya dengan segala
syarat yang diajukan oleh sang pacar yaitu Joko harus menyerahkan uang sebesar Rp.20.000.000,- kepada
calon mertuanya . kejadian ini membuat Joko bingung dan kembali Joko mendesak Tbunya untuk
menyediakan uang tersebut dalam waktu dua hari. Dan Joko tidak mau tahu bagaimana caranya sampai-
sampai Joko menyuruh Ibunya Untuk menjual tanah warisan dari bapaknya . dan lagi-lagi sang Ibu tidak
kuasa untuk menolak karena Joko mengancam akan pergi dari rumah apabila keinginannya tidak segera di
penuhi .

Dan sesuai dengan waktu yang telah disepakati, Jokopun melamar pacarnya dengan memenuhi syarat yang
telah diajukan. Pada saat melamar Joko membawa sang Ibu yang telah disuruh untuk mengaku sebagai
pembantunya . dan pada saat pelamaran tersebut sang calon mertua Joko bertanya kepada Joko tentang
orang tua Joko dan Joko menjawab bahwa orang tua laki-lakinya telah meninggal dunia pada saat Joko
masih kecil. Calon mertuanya bertanya kembali tentang Ibu Joko, Joko pun kebingungan untuk menjawab,
dan setelah ditanya beberapa kali oleh calon mertuamya maka Jokopun menjawab bawwa Ibunya telah
meninggal dunia . seketika itupun Ibu Joko tidak dapat menahan kesabaran lagi dan secara tidak sengaja
mengutuk Joko menjadi patung .

KARMA

Ada sebuah keluarga yang terdiri dari seorag Ibu dan dua orang anaknya yang bernama Anik dan Joko.
Mereka hidup dalam keadaan yang sangat sederhana .

Mbok : (sambil membawa nasi) ” Anik, lauknya bawa kesini, itu tadi yang Mbok letakkan didekat kompor .”

Anik : (sambil membawa lauk) ” Iya Mbok ” .


Mbok : (sambil menata makanan) ” Ayo ditata dulu makanannya setelah itu panggil adikmu Joko, kita
sarapan bersama. “

Anik : ” Joko masih mandi, Mbok “

Sesaat kemudian Jokopun datang dan duduk diantara Mbok dan Anik

Joko : ” Sarapannya apa, Mbok ? “

Mbok : ” ya seperti biasanya toh Jok, tahu sama tempe . “

Joko : (dengan suara keras) ” Apa tahu clan tempe lagi kata Mbok ? Aku kan bosan mbok, tiap hari makan
tempe dan tahu . Pokoknya aku nggak mau. “

Anik : ” Sudahlah Jok diakan saja . Yang kita punya kan cuma ini . “

Joko : ” Mungkin Mbak bisa makan seperti ini setiap hari, tapi aku nggak bisa Mbak. “

Mbok : ” Kamu ini mbokya ngerti toh , Mbok ini kerjanya apa ? Mbokkan Cuma buruh tani . Kamu juga
tahu sendiri kalau beberapa hari ini sawahnya kebanjiran. “

Joko : ” Mbokkan bisa cari kerja yang lain, nyuci baju orang kek, jadi buruh pabrik kek, atau yang lainnya .

Mbok : ” Kamu iti gimana toh Jok, memang cari kerja itu gampang.”

Joko : ” Ya sudah Aku makan tapi Aku nggak mau kalau besok lauknya tahu dan tempe lagi “

Akhirnya merekapun sarapan bersama. dan tiga puluh menit kemudian …….

Mbok : ” Anik, tolong piring-piringnya bawa kedalam . “

Anik : ” Baik Mbok “

Mbok : ” Jok, Mbok perhatikan pagi-pagi seperti ini kamu sudah rapi , mau kemana ? “

Joko : ” Itu Mbok pacarku mau kesini, Mbok ! “

Mbok : ” jadi kamu punya pacar toh . Anak siapa ? “

Joko : ” Itu lho, anaknya juragan sapi dari kampung sebelah. “


Mbok : (sambil terkejut) Apa ….. ? Kamu pacaran sama anaknya juragan sapi itu. Memang dia mau
pacaran sama kamu yang anaknya buruh tani ?

Joko : (bingung) ya aku tidak ngomong kalau aku ini anaknya buruh tani . Aku bilang aku adalah anaknya
orang kaya. “

Mbok : (sambil mengelus dada) Astaghfirullah Joko. kenapa kamu berbohong seperti itu ? “

Joko : (dengan nada agak kerat) “Mbok, aku lakukan ini demi kita Mbok. Memangnya, Mbok nggak senang
kalau Mbok punya memantu orang kaya?”

Mbok : “Ya, Mbok senang punya menantu orang kaya tapi jangan begitu caranya. Nati kalau pacarmu tahu
kalau kamu orang miskin bagaimana terus bagaiaman?”

Joko : “Ya, aku ngggak tahu”

Mbok : “ Kamu itu bagaimana toh Jok?”

Joko : “Oh ya nanti pacarku mau datang ke sini, dan aku mau Mbok jangan memanggil aku “anak” tapi
Mbok harus memanggil aku “tuan” dan Mbok harus mengaku sebagai pembantuku.”

Mbok : (terkejut) “Masya Allah Joko, kamu kok tega sama Mbok, Mbokkan orang tua kamu, masak kau
menyuruh Mbok memanggil kamu tuan.”

Joko : (Sambil berdiri) “aku nggak mau tahu pokoknya Mbok harus seperti itu, kalau Mbok nggak lebih
baik aku pergi dari sini. Aku sudah bosan hidup sebagai orang miskin, rumah yang sempit dan nggak punya
apa-apa”

Mbok : (sambil memegang tangan Joko) ” Ya sudah , ya sudah nnti kalau pacar kamu datang Mbok akan
berpura – pura menjadi pembantu kamu, tapi kamu j angan pergi kamu kan anak laki-laki Mbok satu-
satunya . Ya sudah Mbok tinggal ke dapur dulu . “

Joko modar-mandir menanti kedatangan sang pacar dan sesaat kemudian pacar Jokopun datang .

Ariska : (dengan nada manja) ” Sayang, tahu nggak aku sudah nunggu lama disana . Untung tadi aku
ketemu sama Joni teman kamu. Katanya kamu suruh aku kesini . Ini rumah siapa sich sayang ?”

Joko : ” Oh ……….. ini rumah pembantuku, aku kesini menjenguk anaknya yang sedang sakit. “

Tiba-tiba ibunya Joko keluar


Mbok : ” Oh …… ada tamu toh .

Ariska : ” Eh !Dia siapa sayang ?

Joko : ” Oh ini ! dia adalah pembantuku yang aku ceritakan tadi

Mbok : ” Iya, saya adalah pembantu tuan Joko . Tuan kesini menjenguk anak saya yang sedang sakit . “

Joko : ” Oh ya ! sayang kamu mau minum apa ? “

Ariska : ” E…. ada orange jus gak yang ?”

Joko : ” Aduh sayang di rumah pembantu masak ada orange j us!”

Mbok : ” Benar Non! Saya ini kan hanya orang kampungyang ada Cuma air putih.”

Ariska : ” Ya udah deh air putih aja.”

Joko : ” Cepat Mbok ambilkan!”

Mbok : ” Baik Tuan.”

Setelah Si Mbok masuk, Joko dan Ariska berbincang – bincang di depan rumah.

Ariska : ” Ngomong – ngomong aku harus duduk di mana?”

Joko : ” Di sini aja ya Yang?”( Sambil menunjuk tikar)

Ariska : ” Apa??? Masak aku disuruh duduk di tempat yang kotor ini?”

Joko : “Maklumlah Yang, ini kan rumahnya pembantu jadi umtuk sementara duduk di sini aja!”

Ariiska : ” Ya dah deh kalau begitu.”

Si Mbok keluar dangan membawa dua gelas air putih.

Mbok : ” Ini Non airnya, silahkan di minum.”

Joko : ” terimakasih Mbok . ya sudah silakan Mbok masuk kedalam . “

Setelah Mbok masuk kedalam, Joko dan Ariska melanjutkan kembali percakapannya.
Ariska : ” Yang, kita kan sudah lama pacaran. Kapan sayang melamar aku ? Mami sudah sering tanya. “

Joko : (sambil berfikir) ” E… Bagaimana kalau bulan depan ? “

Ariska : ” Tapi Yang, Mami kan mau pergi keluar negeri . “

Joko : ” bagaimana kalau minggu depan ? “

Ariska : ” begini Yang, kata Mami 2 hari lagi Sayang harus melamar aku. “

Joko : (dengan terpaksa jokopun menyetujuinya ) ” ya sudah, 2 hari lagi aku melamar kamu. “

Ariska : ” Tapi Yang, kata Mami ada syaratnya. “

Joko : ” Apa syaratnya Sayang ? “

Ariska : ” Saat melamar, sayang harus membawa uang sebesar Rp. 20.000.000,-”

Joko : (terkejut)” a…… pa ? dua puluh juta ?”

Ariska : ” Sayang kenapa kok terkejut ! uang dua puluh juta kan kecil buat sayang

Joko : (berpura – pura ) ” Ah , siapa yang terkejut . kalau hanya uang dua puluh juta itu kecil buat aku . “

Ariska : ” Jadi bagaimana Yang ? Sayang jadi kan melamar aku ?”

Joko : ” Ya pasti dong sayang “

Ariska : ” Ya udah ya , aku pulang dulu Yang . Aku masih ada j anj i sama teman – teman mau pergi ke
Mall. Da……… (sambil melambaikan tangan)

Joko : (sambil melambaikan tangan) ” hati – hati dijalan ya. “

Setelah Ariska pulang, Joko masuk kedalam rumah dengan perasaan yang bingung. Melihat joko yang
seperti itu si mbok juga ikut bingung.

Mbok : “Ada apa to jok, kok mbok lihat sepertinya kamu bingung sekali ?”

Joko : ” Gini mbok, orang tua Ariska minta aku melamar Ariska dua hari lagi”

Mbok : “Kamu mau melamar pakai apa jok ? kamu kan belum kerja”.
Joko : “Mamanya Ariska juga minta uang Rp.20 juta buat melamar anaknya”.

Mbok : “Apa??? 20juta??? Kita dapat uang sebesar itu dari mana ? kita kan hanya orang miskin, buat
makan saja kita susah. Apalagi 20 juta !”

Joko : “Pokoknya aku gak mau tahu. Dalam dua hari mbok harus menyiapkan uang 20 juta untuk melamar
pacarku”.

Mbok : “Masyaallah jok, ya gak mungkin toh mbok dapat uang 20juta dalam dua hari”.

Joko : “Tapi kita kan masih punya tanah peninggalan bapak yang ada dibelakang rumah itu mbok”.

Mbok : “Jok, itu kan peninggalan bapakmu satu-satunya. Masak kamu tega nyuruh mbok menjualnya”.

Joko : “Sudahlah mbok jual saja. Kalau mbok gak mau jual lebih baik aku pergi saja dari rumah”.

Mbok : “Jangan gitu toh nak, kita kan sudah gak punya apa-apa lagi”.

Joko : “Pokoknya aku gak mau tahu, lebih baik aku minggat kalu mbok gak mau menjualnya”.

Mbok : ” Ya udah jok, nanti mbok pikir-pikir dulu. “

Joko : “Kalau gitu aku keluar dulu”.

Karena mendengar keributan antara mbok dan adiknya, Anikpun keluar.

Anik : “Ada apa toh mbok aku dengar dari dalam kok rebut saja”.

Mbok : “Adikmu ini lho, katanya dia mau melamar pacarnya dan calon mertuanya minta uang sebesar 20
juta. mbok bingung harus cari uang dimana. Malahan dia nyuruh mbok jual tanah peninggalan bapakmu”.

Anik : “Terus mbok mau ?”.

Mbok : “Lha gimana lagi nik, adikmu ngancam mau minggat dari rumah kalau mbok gak jual tanah. Dia
kan anak-anak laki-laki mbok satu-satunya”.

Anik : (dengan nada kesal) “Mbok sih selalu saja menuruti keinginan joko”.

Mbok : “Mbok sudah gak punya cara lagi nik. Mbok bingung ! !”.

Anik : “Ya sudah, terserah mbok saja. Anik masuk dulu mau nyuci piring mbok”.
Dengan merasa terpaksa sekali, maka ibu jokopun menjual tanah peninggalan almarhum suaminya. Ibu
joko akhirnya pergi kerumah Bu Anis juragan kaya di desanya yang biasa membeli tanah.

Bu Anis : “Jeng…..aku baru beli kalung berlian lho bagus banget !”

Bu Hefni : “Iya to bu….., mana aku pengen lihat ! aku kemarin juga baru dibeliin cincin permata sama
suamiku dari Korea Selatan”.

Ibu joko : “Permisi Bu Anis….., kulonuwun ?!”.

Bu Anis : “Oh …monggo, lho! Bu Joko, mari masuk bu. Silahkan duduk, silahkan bu !”.

Ibu joko : “Iya bu…terimakasih”.

Bu Anis : “Kok tumben bu joko. Ada perlu apa ? ndak biasanya loh ibu main kerumah saya…”.

Ibu joko : “Oh …iya bu, begini…. maksud kedatangan saya kemari tadi pertama mau silaturrahmi dan yang
kedua mau…. anu…..saya dengar ibu bias membeli tanah, dan saya bermaksud akan menawarkan tanah
saya dibelakang rumah itu untuk saya jual kepada ibu”.

Bu Anis : “Iya ta bu… ibu apa bawa surat-surat tanahnya ?”.

Ibu joko : “Ini bu !” (sambil menyerahkan surat-surat tanah)

Bu Anis : “Iya, saya periksa dulu ya bu !” (memeriksa surat-surat tanah). Terus ibu mau menjual tanah ini
berapa bu ?”.

Ibu joko : “Emmm…… kalau Rp.25.000.000 bagaimana bu ?”.

Bu Anis : “Kok Rp.25.000.000 to bu! Kalau Rp.18.000.000 bagaimana?”.

Bu joko : “Kok Rp.18.000.000to bu, ya udah kalau Rp.20.000.000 saja bagaimana bu… yang penting jangan
kurang dari Rp.20.000.000 ya bu…. bagaimana?”.

Ibu Hefni : “Sudahlah jeng…. iya saja !”.

Ibu Anis : “Ya sudah bu…baiklah, saya beli Rp.20.000.000. sekarang saya ambilkan uang dulu kedalam ya
bu !”.
Ibu Hefni : ” Bu…. kok tanahnya dijual, memangnya ada keperluan apa to bu! Kelihatannya mendadak
sekali!”.

Bu j oko : ” Hemmm… iya bu, ada keperluan keluarga. Hem…”

Ibu Anis : (keluar dari kamar) ” Ibu joko, ini uangnya Rp.20.000.000, coba dihitung dulu bu !”.

Bu joko : “Ndak bu…. saya percaya kok sama ibu. Terimakasih….kalau begitu saya pamit dulu ya bu.
Terimakasih…….”.

Bu Anis : “Oh iya bu, kok tergesa-gesa, baiklah bu…. saya juga terimakasih. Nanti kalau saya butuh surat-
surat keterangan yang lain bolehkan saya main kerumah ibu ?”.

Bu joko : “Oh iya…. silahkan bu. Ndak apa-apa ! Bu Hefni juga boleh main kegubuk saya yang reot itu. Ya
sudah bu… saya pamit dulu, terimakasih. Mari…….. “.

Bu Anis : “Iya mari-mari…..hati-hati ya bu !”.

Sementara itu, suasana dirumah Ariska pacar Joko begitu sibuk mempersiapkan acara lamaran. Para
pembantu sibuk bersih-bersih dan menata rumah.

Yu : “Aduh…..kerja kok terus, sampek coklek pinggangku ini rasanya. Eh nem nem, sini…..tak kasih tahu!”.
(kemudian duduk)

Nem : “Ada apa to Yu…..kok semangat banget”. (sambil meletakkan sapunya dan ikut duduk).

Yu : ” Eh kamu tahu ndak, non ariska itu hari ini mau dilamar juragan kaya katanya guuuuanteng lho!”.

Nem : “Masak sih Yu! Aku kok ndak tau !”.

Yu : “iya! Kamu ini bagaimana to nem nem, masa sama yang terjadi pada juragan kita kamu ndak tahu?
Wong tetangga-tetangga yang beli sayur tadi semua membicarakan itu kok ! katanya sih, wajahnya seperti
david Beckham pemain sepak bola itu lho nem”.

Nem : “Da….. David Beckham itu sopo to Yu !”.

Yu : “Gusti allah nem nem, makanya kamu itu j adi orang mbok ya nonton TV. Walau kita pembantu tapi
mbok yo yang sedikit modern gitu po’o. kaya aku ini !”. (sambil berpose lenggak-lenggok)
Ibu Ariska : “Aduh,duh,duh,duh…… wong disuruh kerja kok ya ngerumpi! Kalian berdua itu piye to Yu,
Nem! Ayo coba kamu Nem dah siap pa belum makananya di dapur ?”

Nem : “Belum ndoro putri…..(sambil ketakutan)

Ibu Ariska : “Kok belum piye to Nem, lihat ini sudah jam berapa ? calon besanku tuh mau dating. Ayo cepat
sana kamu siapkan makanannya! Dan kamu Yu, bersih-bersih didepan sana. Nanti kalau tamunya dating
kasih tau saya ya”.

Yu & Nem : “Inggih ndoro putri……..”.

Ida : “Ada apa to ma…..kok rebut aja sendiri dari tadi, kok ngomel-ngomel terus ida perhatikan”.

Ibu Ariska : “itu loh Yu sama Nem, wong disuruh kerja kok malah ngerumpi”.

Ida : “Iya tuh ma, pembantu kita itu senangnya ngegosip melulu. Malah kemarin itu yang namanya Nem itu
malah pacaran dipasar. Bukannya beli sayur malah kencan sama tukang ojek di depan itu loh ma”.

Ibu Ariska : “Oh iya ida , coba kamu lihat mbakmu dikamar. Dandannya udah selesai apa belum, dari tadi
dandan kok belum selesai juga. Ayo sana….”.

Ida : “Iya-iya ma…..(sambil agak sewot)

Ariska : ” Mama…..aduh mamaaku udah kelihatan lebih cantik belum ma? Tu bajuku…. antingku juga
bagus kan ma?”

Ibu Ariska : “Iya-iya…. anak mama cuuanntik sekali, memang sudah saatnya dilamar. Mbakmu cantik kan
ida ? “.

Ida : “Iya cantik!”. (sambil cemberut karena sewot & iri)

Yu : “Maaf ndoro putri……. diluar tamunya sudah datang”.

Ibu Ariska : “Kamu itu piye to yu, kalau tamunya datang ya disuruh masuk to ! ayo cepat suruh masuk !”.

Yu : “Inggih…inggih ndoro putri, inggih!” Setelah tamunya masuk…….

Ariska : “Sayang……. kamu sudah datang ya. Kami semua udah lama nunggu kamu, kok telat sihhh…”.

Joko : “Iya sayang maaf…… maklum Surabaya, macet!”.


Ariska : “Oh…. begitu. oh ya ma ini loh yang namanya joko pacarnya riska”.

Ibu Ariska : “Oh…. ini to yang namanya nak jojko, silahkan duduk nak joko! (sambil berjabat tangan
kemudian menyilahkan tamunya duduk) , lho, ini siapa nakjoko?”.

Joko : “Ehmm…ini..ini pembantu saya ma..”.

Ariska : “Iya ma, ini pembantunya sayang joko yang Riska ceritakan kemarin waktu anaknya sakit. Mama
masih ingat kan ?”.

Ibu Ariska : “Ohh…. iya mama inget”.

Joko : “Iya ma…..betul sekali. Ma, maksud kedatangan saya kemari mau melamar Riska ma… “.

Ibu Ariska : “Oh… iya. Ibu sih ndak apa-apa, tapi apa kamu sudah membawa persyaratannya?”.

Joko : “Iya sudah…ini ma!” (sambil meminta uang kepada ibunya yang disuruh berpura-pura jadi
pembantunya lalu menyerahkannya kepada calon mertuanya)

Ibu ariska : “Sebentar ibu hitung dulu ya nak! …..aduh, udah wis ibu percaya. Ayo ida kamu saja yang
hitung dikamar mama”.

Ida : “Iya ma.. . !”. Ibu Ariska : “Yu… Nem… !” Yu & Nem: “Inggih ndoro putri….”

Ibu ariska : “ayo kamu buatkan minum 3 jus jeruk dan camilannnya bawa kesini ya. Cepat!”

Yu & Nem: ” kok 3 ndoro, terus yang itu bagaimana?”(sambil menunjuk pada ibunya joko)

Ibu Ariska : “udah cepet sana! Kalau disuruh itu gak usah banyak Tanya-tanya!” Yu & Nem: “Inggih
ndoro..”

Ibu ariska : “Oh iya…orang tuanya nak joko kemana? Kok ndak ikut, mama kira mereka ikut. Kok malah
pembantunya yang diajak”.

Joko : “Oh…. papa saya sudah meninggal ma… !” Ibu Ariska : “Oh sudah meninggal, maaf ya nak joko!”

Yu dan Nem masuk keruang tamu sambil membawa minuman dan camilan. Kemudian ibu ariska, ariska
dan joko menikmati hidangan yang disajikan sementara ibu joko dibiarkan duduk dilantai tanpa menikamti
apapun juga.
Ibu Ariska : “Lalu mamanya nak joko sekarang dimana?”

Joko : “Ehm…. mama …mama …(sambil melihat ibunya dengan bingung), mama saya juga sudah
meninggal ma…”

Ibu joko : (langsung berdiri dan menghadap pada joko) joko! Joko anakkku! Mbok masih sehat dan
sekarang masih berdiri di hadapanmu kamu bilang mbok sudah meninggal. Astaghfirullah…joko. Aku
mbokmu joko, yang mengandung kamu, melahirkan kamu dan sekarang dihadapanmu kamu bilang sudah
mati joko !”

Ariska : (saat joko kebingungan) sebentar…. sayang ini siapa sich! Kamu bilang pembantu kamu, tapi kok
dia bilang dia ini ibunya kamu. Lalu yang benar yang mana?”

Joko : “Tenang sayang ….yang benar ini bukan ibuku tapi pembantuku. Dan ibuku sudah meninggal”.

Ibu joko : “Durhaka kamu joko !ini balasan kamu joko. Aku mbokmu joko!”

Joko : “Enak saja !kamu bilang kamu ini ibuku ?” (sambil mendorong ibunya hingga jatuh tersungkur
kelantai)

Ibu joko : (sambil berusaha berdiri dan membelakangi Joko) Durhaka kamu joko! benar-benar kamu anak
durhaka! Ini balasan kamu pada ibumu sendiri ?daripada mbok melihat anak seperti kamu lebih baik mbok
melihat patung !»

Joko : (tiba-tiba saja joko terjatuh dan kakinya tidak bias digerakkan) “Aduh kakiku! mbok…mbok…
ampun mbok…ampun, maafkan joko mbok…”.

Ariska : (sambil menangis melihat joko) “Ada apa sayang, kamu kenapa? Kakimu kenapa ?ma …ini
bagaimana ma…?”

Ibu ariska : “sudahlah nak…mama juga nggak tahu”

Ibu joko : “Sekarang kamu mau mengakui aku sebagai mbokmu dihadapan mereka ! sekarang kamu mau!
(sambil marah karena sakit hati)

Joko : (sambil memohon-mohon) “Ampun mbok…ampun!”

Ibu joko : ” tidak joko, ibu tidak akan memaafkan kamu. Ibu sudah terlanjur sakit hati! Ini memang karma
yang harus kamu terima!”
Dan akhirnya Jokopun menjadi patung.

Ibu Joko : (berbalik menghadap Joko) ” Jok , Jok, Jok kamu kenapa nak! Ayo bicaralah pada ibu , ya Allah
Joko ! mengapa kamu jadi seperti ini nak? astaghfirullah apa yang telah aku katakan, aku telah mengutuk
anakku sendiri.

Dan Ibu Jokopun hanya dapat bersimpuh menangis menyaksikan anaknya yang menjadi patung

Sinopsis

Pagi itu sebelum berangkat kekampus Yulia menemui kakeknya yang sedang duduk santai sambil membaca
koran. Yulia mencoba merayu kakeknya agar hari ulang tahunnya sabtu ini dirayakan, dan dia pun berhasil.
Kakek mengijinkan perayaan hari ulang tahun Yulia itu namun Diah, sepu[u yulia tidak menyetujui hal itu
karena dia merasa iri dengan Yulia.

Hari ulang tahun Yulia pun tiba, semua orang sibuk mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan. Tamu-
tamu mulai berdatangan dan Yulia tampak anggun dengan gaunnya. Pestanya pun meriah. Namun tiba-tiba
terdengar suara gaduh dan suasana menjadi hening. Semua mata yertuju pada kakek yulia yang
menggelepar-gelepar dilantai. Cairan putih pun keluar dari mulutnya. Melihat hal itu Yulia langsung
berteriak sambil berlari mendekati kakeknya. Tak sepatah kata pun sempat keluar dari mulut kakeknya,
karena detak jantungnya telah berhenti.

Detektif Patricia dan kapten yang kebetulan hadir di pesta itu segera mengamankan lokasi dan mengusut
kasus tersebut. Karena insting dan kecerdasan detektif patricia, pelaku pembunuhan Kakek Yulia pun
terungtkap.

Pelaku pembunuhan itu tidak lainadalah Wulan, kakak yulia. Yang juga adalah cucu kakek itu sendiri.
Konon alasan wulan membunuh kakek adalah karena wulan tidak sengaja telah menemukan buku harian
ayahnya. Disana tetulis bahwa kakaknya telah merebut harta kekayaan yang seharysnya dimiliki keluarga
wulan. Bahkan bi’Inah pembantu keluarga sasto itu sebenarnya adalah adaik kandung wulan yang tidak
diakui keberadaannya karena cacat dikakinya. Namun yang ada dipikiran wulan itu salah. Sebelum acara
ulang tahun itu kakeknya telah merubah surat wasiatnya. Disana tertulis bahwa seluruh harta kekayaan
keluarga sastro akan jatuh ketangan Bi Inah sebagai pewaris tunggal. Sedangakn yang lainnya hanya
mendapatkan rumah dan mobil.

Setelah mengetahui hal itu Wulan pun sangat menyesal atas perbuatannya. Namun apalah yang bisa ia
lakukan , Ia hanya bisa menangis dan meyesali segala perbuatannya itu dalam Penjara.

1. TEKNIK PENYUTRADARAAN
a) Naskah Drama

Naskah drama yang berjudul “Sesal” ini adalah merupakan gubahan dari naskah drama yang berjudul “
Pembunuh”

Babak I

Dalam babak pertama ini menceritakan sedikit karakter tokoh-tokoh yang ditampilkan dan dibabak
pertama ini pula ditampakkan suasana di rumah keluarga Sastro.

Babak II

Dalam babak kedua ini adalah inti dari cerita drama ini. Konflik,tangis, penyesalan, dan tawa riang ada di
dalamnya sehingga karakter-karakter yang berlawananpun tampak.

Keluarga Sastro adalah salah satu keluarga yang terpandang di Bandung. Selain rumah yang megah,
keluarga saaastro juga mempunyai perusahaan yang tersebar di pulau jawa. Dirumah megah itu hanya
tinggal seorang kakek, tiga cucunya dan seorang pembantu yang selalu setia mengabdi dikeluarga tersebut.
Namun kehidupan dalam keluarga itu tidaak semegah dan seindaah rumahnya. Pertengkaran, rasa iri dan
dendam selalu menyelimuti kehidupan mereka….

Babak 1

Pagi itu….., sebelum yulia berangkat ke kampus, dia menemui kakeknya yang sedang duduk di ruang tamu
sambil membaca koran

Yulia agi kek…….. gimana kabar kakek hari ini? Baik kan?

Kakek….. kakek hari ini keliahatan seger banget, pasti…….. kakek lagi seneng ya?

(sambil bejalan mendekati kakek)

Kakek :Cucu kesayangan kakek yang satu ini, kalau udah ngerayu pasti ada maunya, ya kan?

Yulia :Kakek kok gitu sich, nggak suka kalau Yulia nemeni kakek disini, ya sudah….. kalo gitu yulia pergi
aja. (sambil berpaling akan meninggalkan kakek)

(Kakek meletakkan koran sambil menarik tangan Yulia)


Kakek :E…e…e…e, kok ngambek gitu? Iya-iya kakek ngaku salah. Baiklah, untuk menbus kesalahan kakek
kamu boleh minta apa aja asalkan kakek bisa memenuhinya.

Yulia :Bener kek? (dengan nada terkejut sambil menatap kakek)

Kebetulan donk kek, sabtu besuk kan Yulia ulang tahun. Gimana kalau pesta ulang tahun Yulia dirayain,
nanti yang kita undang hanya keluarga deket sama staff kantor aja, gimana kek? ( sambil memegang tangan
kakek)

Kakek :Boleh-boleh (sambil mengangguk-angguk)

Diah yang kebetulan mendengar pembicaraan mereka langsung keluar dari kamar menuju ruang tamu
dengan wajah cemberut tanda tak setuju

Diah :Tidak bisa!!! Dirumah ini tidak akan pesta apapun! Terutama ulang tahunmu Yulia! (sambil
menunjuk Yulia).

Kakek!!!

Cucu kakek kan bukan diah aja, kakek yang adil dong, jangan pilih kasih

(dengan nada membentak)

Kakek iah!!! Berperilakulah sopan sedikit pada orang tua,

membentak-bentak, apa itu yang diajarkan orang tuamu?

(sambil berdiri dengan nada agak tinggi)

Diah :Tapi kek…

Kakek :Ah sudahlah, kakek capek mendengarkanmu!

Bi’ Inah ambilkan kopi !

(sambil berdiri)

Bi’ Inah :Baik tuan

Yulia :Eh kek, pestanya jadi kan?


Kakek :Iya, nanti akan kakek atur dengan kakakmu Wulan. Sekarang, kamu berangkatlah ke kampus, nanti
telat.

Yulia :Baik kek….. Yulia berangkat ya…..

Da kakek …….

Diah :Kek, lalu bagaimana dengan aku?

Kakek :Kamu ada masalah apalagi sih?

Diah :Gini kek, sekarang kan lagi ngetrend nih kuliah di luar negeri, nah Diah juga pingin kek?

Kakek :Jadi kamu minta dikuliahkan ke luar negri, gitu?

Kenapa tidak minta sama bapakmu?

Diah :Kakek ….. kakek tahu sendiri kan, papa tuh kerjanya nggak menentu, kadang ada job kadang nggak.

Wulan memasuki ruangan ….

Wulan agi kek…. Kakek memanggil saya?

Kakek :Oh iya, begini aku ingin kamu atur pesta ulang tahun adikmu Yulia sabtu ini.

Wulan :Baik kek, siapa saja yang kita undang?

Kakek :Semua staff kantor dan jangan lupa detektif Patricia, karene ada yang ingin aku bicarakan
dengannya. Sudah jelas?

Wulan :Iya kek, kakek tidak sarapan? Ayo kita sarapan sekalian

Kakek :Ya.….ya

Kakek dan Wulan berlalu memasuki ruangan dan meninggalkan Diah

Diah :Kakek, lalu aku bagaimana? Kakek….. kakek…..

Huh … sebel, semua orang disini menyebalkan! Yulia….. awas kamu!!! Tunggu saja, pesta ulang tahunmu
pasti kacau! Kakek sudah pilih kasih, aku pasti akan membalas sakit hati ini!
(dengan raut muka marah)

Lalu Diah pun pergi meninggalkan ruangan.

Babak 2

Acara yang ditunggu-tunggu telah tiba, semua orang sibuk mempersiapkan pelaaaaksanaan acara itu. Yulia
tampak anggun dengan gaun yang dikenakannya.Senyum keceriaan yang terpancar dari bibirnya
menambah elok wajah gadis itu….

Malam itu … mulai para undangan mulai berdatangan dan mereka mengucapkan selamat pa Yulia

Pengiring….

Tamu :Selamat ulang tahun Yulia

Yulia :Makasih, makasih (sambil berjabat tangan)

Tika :Met ultah ya book…. Semoga panjang umur, sehat selalu, dan aku doain you cepet married sama pak
GM

Yulia :Thanks ya Tik…. Kamu baik deh, ntar aku bakal inget ma kamu pas aku bulan madu ke Amrik, oke!

Tika :Kamu tahu aja mau gue. Eh…. Denger-denger calon suami sohib gue ini naksir ama kak Wulan ya?

Yulia :Ah kamu, jangan ngomongin itu lagi deh, bosen aku ngomonginnya.

Tika :Iya deh…..

Eh lihat-lihat, siapa cewek itu? Anggun banget…. Boleh nih kenalan, kesana dulu ah…. Bye Yulia, muach
muach…..

Tika menghampiri detektif Patricia bermaksud untuk memperkenalkan diri

Tika :Malem nona detektif, selamat datang di ulang tahun temen saya, Yulia.

Anda pasti detektif terkenal yang sering muncul di TV itu kan?

Pasti tidak salah lagi, dilihat dari ujung kepala sampai ujung kaki, nona adalah sosok yang tidak mudah
dilupakan.
Patricia :Anda tepat sekali, sayalah orang yang disebut-sebut sebagai detektif terkenal itu. Anda tau, kasus-
kasus seperti pencurian berlian sampai pencurian ayam, sayalah yang memecahkannya. Bahkan seperti
kasusnya Rafli kemarin, anda tahu siapa yang ada dibalik pengacara Ruhut Sitompul?

Tika asti anda kan nona detektif?

Patricia :Bukan…… karena pada masalah ini kasus yang diangkat adalah laki-laki yang sudah menikah, jadi
…. Saya tidak begitu tertarik

Tika :Jadi intinya, anda hanya menangani kasus artis-artis muda dan keren donk

Patricia :Ya….. boleh dibilang begitu.

Satu persatu tamu berdatangan mengucapkan selamat pada Yulia, tetapi hanya dyah yang tidak
menguccapkan selamat…

GM :Selamat ulang tahun ya sayang…..

(sambil bersalaman)

Tika :Cieh….. mesra banget, jadi ngiri nih ngeliatnya!

(sambil tersenyum-senyum)

GM :Bisa aja kamu

Nungguin siapa Yang, kok acaranya belum dimulai?

Tika :Gimana sih! Ya nunggin sang pangeran donk…!

Yulia :Ya… ya

Nana kamu buka acaranya sekarang aja, kan temen-temen dah pada dateng.

Nana :Oke deh….. (sambil berjalan ke tengah ruangan)

Selamat malem teman-teman makasih ya, dah dateng di pesta temen kita Yulia yang ke 20 tahun. Sambil
nunggu temen-temen yang lain, kita saksikan dulu penampilan yang berikut ini.

[Musik + dance, Tiba-tiba …., Pyaaarrrr!!!]


Yulia :Kakek…!!!

(sambil mendekati kakeknya yang tergeletak dilantai)

Para tamu pun melonggok kaget

Patricia :Tunggu…..!!!

Jangan ada yang menyentuh tuan Sastro!

Letnan tolong kumpulkan para tamu diluar dan panggil penyidik untuk mengetahui penyebab kematian Pak
Sastro.

Letnan :Baik!

Secepatnya penyidik akan tiba disini.

Pasukan periksa para tamu!!!

[Setibanya penyidik dilokasi kejadian ….]

Penyidik :Letnan, menurut hasil laboratorium Tuan Sastro meninggal karena zat arsen dalam minuman ini.
(sambil menunjukkan hasil lab)

Yulia :Arsen… ??

Apa itu?

Penyidik :Zat arsen adalah zat racun berbahaya yang dapat mematikan dalam waktu beberapa menit saja.
Dan zat ini biasa digunakan untuk campuran racun tikus

Diah :Bi’Inah ….!!!

Bi’ Inahlah pelakunya…!!

Bi’Inah kan yang biasanya buatin kakek minum!

Bi’Inah :Non, walaupun saya orang miskin, saya nggak pernah ada niat membunuh tuan besar, bagi saya
bisa bekerja dirumah ini saja , saya bersyukur sekali.

Sumpah non…. !
Saya nggak membunuh tuan besar. (mengatakan sambil menagis)

Diah :Aa…lah….!!!

Jangan sok cengeng deh,

Heh!! Kamu pikir air matamu itu bisa menghapus bukti-bukti yang bisa memberatkanmu.

Yulia iah!!!! (sambil menampar diah)

Tutup mulutmu !!

Kamu jangan sembarangan kalo ngomong!

GM :Sudahlah…. Kalian jangan bertengkar sendiri,

Disini ada detektif patricia dan letnan yang akan mengusut siapa pembunuh pak sastro.

Tiba- tiba wulan datang sambil berlari menuju jenazah kakek.

Wulan :Kakeeeek….!!! (sambil menangis)

GM :Wulan, sudahlah… Tuan Sastro sudah tidak ada.

Sabarlah…. (sambil mendekati wulan)

Wulan :Tidak…!

Kakeeek!

Siapa yang membunuh kakek….?!!

Siapa…??! (sambil mengoyak-ngoyak badan GM)

Letnan :Nona Wulan,

Tenangkan diri anda, kami akan mengusut kasus pembunuhan ini.

Patricia :Bi’Inah, Jam berapa tuan minum obat?

Bi’inah :Setiap pukul 19.30, tuan harus sudah minum obat.


Tapi, tadi pukul 19.00 tuan sudah minum obat.

Patricia :Kapan anda menyiapkan air ini un tuk minum obat?

B1’Inah :Air ini sudah saya siapkan sejak pukul 18.00

Tadi non Yulia tahu kok, saya mengambil air dari botol yang biasa tuan minum.

Yulia :Itu bener nona detektif,

Saya tahu dan saya pun sempet minum air dari botol yang sama.

Patricia :Nona Wulan, dari mana anda barusan?

Wulan :Saya baru datang dari giant.

Patricia ukul berapa anda pergi ke giant? Dan untuk apa anda pergi kesana?

Wulan :Saya pergi keGiant untuk mengambil kaca mata Yulia dan membelikan Es krim dan coklat. Saya
berangka pukul 18.00

Patricia Mengangguk-angguk)

Pengiring….

Setelah semua barang bukti dikumpulkan dan para saksi diminta keterangan akhirnya detektif patricia
menemukan siapa pelakunya

Patricia : Berdasarkaj alibi masing-masing orang yang ada disini, aku sudah menemukan siapa pelakunya .
Iya………..kamulah pelaku utama yang telahy membunuh Pak Sastro (menunjuk Dyah)

Dyah :Eh….nona Patricia, anda jangan sembarangan menuduh, anda bisa saya tuntut karena merusak nama
baik saya.

Anda ini sebenarnya detektif gadungan atau detektif gedongan sich……..???

(sambil menunjuk kearah Patricia).

Patricia :Nona Dyah …..!!! aku tidak menuduh anda, tapi aku menunjuk orang yang berdiri dibelakang
anda. Kamu, iya………….kamu wulan
(sambil menunjuk kewulan).

Wulan :Aku……..!!! (dengan ekspresi terkejut)

Nona detektif, anda jangan menuduh sembarangan, jelas-jelas saya tadi sudah bilang kalau saya pergi ke
Giant untuk mengambil kacamata yulia dan membelikan eskrim dan coklat.

Partricia :Wulan ……….!!!Kamu jangan melucu seperti itu

(sambil tersenyum sinis).

Memang jarak rumah ini ke Giant membutuhkan waktu ½ jam. Jadi kalau PP kurang lebih 1 jam baru
sampai. Sedangkan berbelanja coklat, es krim dan mengambil kacamata membutuhkan waktu kurang lebih
15 menit. Dan kalau dijumlahkan waktu yang diperlukan kurang lebih 1 jam 15 menit. Tapi, bagaimana
kalau seandainya kamu telah mengambil kacamata itu, membelikan coklat dan kue kering pada waktu siang
tadi, apa itu juga termasuk salah satu hitungan ? Yulia, apa es krim yang kamu pesan ada?

Yulia :Kata kak Wulan sich…..!!! hari ini semua eskrim di swalayan itu dipesan sama pemilik showroom
mobil untuk pesta ultah anaknya. Jadi tidak ga ada eskrim yang tersisa.

Patricia :Kenapa tidak menyuruh kakakmu untuk membelikan di tempat lain ?

Yulia :Karena aku tidak begitu suka dengan eskrim selain dari toko sakura itu, toko sakura kan terkenal
eskrimnya dan kak wulan tahu ini.

Patricia :Wulan, sebenarnya eskrim itu sudah kamu belikan, tapi berhubung eskrim itu mencair kamu lalu
panik dan membuat alasan itu. Kamu sebenarnya ingin menaruh eskrim itu di lemari es,tetapi kamu takut
yulia akan mengetahui eskrim itu, lalu akan mengetahui semua rencanamu. Dan satu hal lagi, usahamu
untuk menyalakan AC mobil tidak bisa membantu mendinginkan sebungkus eskrim. Alibimu tentang
membeli eskrim dan kue kering dan mengambil kacamata hanya alasan yang justru akan memberatkanmu
pada masalah yang kau ciptakan sendiri. Kamu ridak bisa menyangkal kamulah pembunuh Tuan Sastro. Air
yang diminum Pak Sastro telah kau beri racun, saat semua orang telah mengira kamu pergi ke Giant.

Letnan :Jadi bungkus racun arsen ini ada pada si pelaku.

Patricia : Iya

Letnan : Petugas cepat periksa Wulan….!!!

Petugas :Tidak ada Bu (setelah memeriksa Wulan)


Patricia :Coba buka sepatumu

(Melihat kedalam sepatu Wulan dan mengambil bungkusan yang ada di dalamnya)

Letnan :Jelas sudah. Penyidik. Periksa bungkusan ini ….!!!

Penyidik :Benar Bu, ini adalah bubuk arsen

Wulan :Ha..ha..ha.. (sambil tertawa getir)

Bisa juga rencanaku diketahui olehmu nona detektif. Memang akulah yang membunuh kakek. Ini aku
lakukan karena aku tidak sengaja menemukan diary ayah di laci kakek. Disitu tertulis bahwa kakek telah
mengambil hak keluarga kami. Bi’ Inah yang sudah bekerja selama bertahun-tahun disini, sebenarnya
adikku yang tidak diinginkan keberadaannya, karena dia cacat. Ibuku telah disumpah oleh kakek, kalau
rahasia ini terbongkar maka tak sepeserpun warisan kakek akan jatuh ke tangan kami.

Patricia :Wulan, tindakanmu terlalu gegabah. Sebenarnya kakekmu sebelumnya telah membuat surat
wasiat, yang mana surat itu, isinya adalah semua harta keluarg Sastro dan aset-asetnya diberikan kepada Bi’
Inah sebagai pewaris tunggal. Sedangkan yang lainnya hanya mendapatkan sebuah rumah dan mobil.

Bi’ Inah :Non, walaupun semua orang mengira kakek jahat, sebenarnya beliau adalah orang yang baik,
beliau tidak pernah membentak ataupun memarahiku. Beliau selalu bercerita, kenapa keluarga ini tidak
pernah rukun. Beliau sangat mengharapkan sebuah keluarga yang harmunis.

Wulan :Kakek………..kakek………..!!! (sambil memeluk kakek)

Maafkan aku kek, maafkan aku ……………..

(dengan tangis isak penyesalan)

Letnan etugas!!! borgol dia!!!

Petugas :Baik Bu

Penyesalan memang selalu datang di akhir, isaak tangis, jerit hati dan rasa iba pun tak mampu kembalikan
apa yang telah terjadi. Wulan hanya bisa menangis. Ia menyesal telah melakukan kejahatan itu. Namun
apalah yang bisa ia lakukan,, ia hanya bisa menangis dan meratapi segala perbuatannya itu di dalam
penjara.

Kisah cinta dan lain-lain


Sebuah sandiwara pendek

Karya: Arifin C. Noer

MEWAH, MUSIK SEBUAH RUANG TENGAH DARI SEBUAH RUMAH YANG SANGAT SEPI.

PINTU KAMAR ITU TERTUTUP, RUANG LENGANG

OTONG LEWAT.

PINTU KAMAR ITU TERBUKA: TUAN MANTO DAN DOKTER X MUNCUL

1. Tuan                       : Tak ada jalan lain, dokter?

2. Dr.X                      : (menggeleng)

3. Tuan                       : Mungkin ada, mungkin ada dokter lain yang bisa menolong?

4. Dr.X                      : Hasilnya akan sama. Ini bukan semata penyakitnya yang memang sangat parah, tapi
juga usianya yang sudah sangat tua. Dan lagi dia tak punya sedikitpun semangat dan kemampuan untuk
hidup.

5. Tuan                       : Barangkali saya yang salah. Kami agak terlambat menghubungi barangkali

6. Dr.X                      : Saya kira tuan dan nyonya sudah cukup berusaha seperti jua saya. Nah tuan, saya kira
sudah waktunya saya pergi. Saya harap tuan dapat menghibur hati nyonya supaya tabah.

7. Tuan                       : Terima kasih dokter

8. Dr.X                      : Selamat sore tuan

9. Tuan                       : Selamat sore

Dr.X DAN TUAN MANTO EXIT.

PINTU TERBUKA NYONYA MUNCUL DALAM TANGIS, TUAN MUNCUL LALU MENGHAMPIRI

10. Tuan                      : Sudahlah

11. Nyonya                 : Kau harus dapat menyembuhkan. Kau tau saya sangat sayang kepadanya.
12. Tuan                       : Apalagi yang harus saya perbuat?

13. Nyonya                 : Saya tidak peduli

14. Tuan                       : Sudah dua orang dokter

15. Nyonya                  : Bila perlu seluruh dokter hewan yang ada. Saya tidak perduli dengan apa yang akan
kau perbuat ( diam ). Kau jangan diam saja.

16. Tuan                       : (meledek). Apa saya banting saja dia?

17. Nyonya                  : Kasarnya (menjerit, menangis) (lalu exit)

18. Tuan                       : Maar saya bingung (menghampiri exit)

WEKER MENUNJUKKAN JAM 16:30. OTONG MEMUTAR JAM ITU LALU EXIT

PINTU TERBUKA, DOKTER Y. MUNCUL LALU EXIT, LALU TUAN DAN NYONYA MUNCUL

19. Nyonya                  : dia memang dokter paling bodoh yang ada di Jakarta ini. Kenapa kau panggil dokter
pandir itu?

20. Tuan                       : Siapa lagi kenalan kita? Professor Marjo?

21. Nyonya                  : Ya, orang tua itu pasti bisa menolong nyawanya, apa Nyonya  : Dia memang dokter
paling bodoh yang ada di Jakarta ini. Kenapa kau panggil kau percaya pada mulut dokter swasta tadi?
Bahwa umurnya tinggal satu jam

22. Tuan                       : Tak tau lah ( exit )

TERDENGAR SUARA TUAN MANTO MENGHUBUNGI PROFESSOR MARJO LEWAT TELEPHON

23. Nyonya                  : Willem !

24. Willem                    : (muncul) ya, nyonya

25. Nyonya                  : Buatkan bubur, sop sudah masak?

26. Willem                    : Sudah nyonya.

27. Nyonya                  : Dagingnya sudah hancur?


28. willem                     : Dagingnya juga sudah, nyonya

29. Nyonya                  : Bawa saja sup itu kekamar dulu. Juga susunya

30. Willem                    : Saya nyonya (exit)

TUAN MUNCUL

31. Nyonya                  : Bagaimana?

32. Tuan                       : Sebentar lagi dia datang

33. Nyonya                  : Dia pasti datang

34. Tuan                       : (memotong dengan keras). Otong!

35. Otong                     : (muncul) ya, Tuan.

36. Tuan                       : Siapa yang mematikan AC itu?

37. Otong                     : Saya tuan

38. Tuan                       : Bangsat!!

39. Nyonya                  : Saya yang nyuruh

40. Tuan                       : Udara begini panas

41. Nyonya                  : Saya tau

42. Tuan                       : Lalu kenapa harus dimatikan AC itu?

43. Nyonya                  : Saya tidak tau. Tadi saya ingin AC itu mati. Sekarang tidak lagi

44. Tuan                       : Hidupkan otong!

45. Otong                     : Saya tuan (exit)

46. Nyonya                  : Profesor itu pasti bisa menyembuhkanya.

47. Tuan                       : Jangan berharap berlebihan nanti kau terlalu kecewa


WILLEM MUNCUL MEMBAWA SUP DAN SUSU MASUK KEDALAM KAMAR

48. Nynya                    : Saya yakin sekali. Sangat yakin entah apa. Tapi sekarang tidak juga professor

itu tidak sanggup menyembuhkanya lebih. Ia berhanti saja memberikan kuliah-kuliah(tiba-tiba). Tuhan apa
dosa saya maka kau sakiti hati saya ?

49. Tuan                       : Otong!

50. Otong                     : (muncul) ya, tuan

51. Tuan                       : Sambut kedatangan Professor Marjo di Muka

SUARA MOBIL FADE IN-STOP

52. tuan                        : itu dia. saya kira, segera.

53. otong                      : saya tuan (exit)

PINTU TERBUKA WILEM MASUK

54. wilem                     : dia tak mau makan nyonya

55. nyonya                   : taruh saja makanan itu di sana

56. wilem                     : saya nyonya

57. nyonya                   : lalu sediakan teruntuk tuan professor

58. wilem                     : saya tuan

WILEM MASUK KE KAMAR PINTU KEMBALI TERTUTUP, OTONG MASUK MEMBAWA TAS.

MASUK KE DALAM KAMAR BERPAPASAN DENGAN WILEM.

59. tuan & nyonya : selamat sore pak professor

60. professor    : selamat sore, dimana ?

61. tuan                        : di dalam prof


62. nyonya                   : silakan masuk prof

MEREKA MASUK KEDALAM BERPAPASAN DENGAN OTONG DAN OTONG MENUTUP PINTU.

63. otong                      : kasihan dia, tapi memang sudah tua

WILEM MUNCUL

64. otong                      : bagaimana menurut kau ?

65. wilem                     : ndak tahu

66. otong                     : makin parah ?

67. wilem                     : ndak tahu. Tapi tetap saja saya kira, seperti kemarin, ya gusti orang macam apa

dia ?

68. otong                      : kenapa kau

69. wilem                     : saya takut nyonya jadi gila

70. otong                      : mana mungkin nyonya jadi gila hanya karena binatang

71. weilem                    : kenapa tidak mungkin ?

72. otong                      : lumrah orang mencintai anjing kesayangannya

73. wilem                     : memang tapi saya belum pernah melihat laku yang berbeda seperti itu, saya belum
pernah melihat nyonya bertindak mirip seperti orang gila dan sedemikian rupa menjadikan kota Jakarta ini
repot karena mencintai anjng kecuali nyonya saya yang sekarang. Lalu saya menyangka nyonya pantao
adalah majikansaya yang paling kranjingan oleh anjingnya tapi rupanya tidak.ada nyonya laen yang
melebihi.

Kau lihat sendiri sejak kemarin rumah ini begitu sibuk hanya disebabkan anjing nyonya

74. sementara tak sepicing pun mata memperhatikan ketika kau kena malaria begitu ?

75. wilem                     : bukan. Saya hanya kuatir nyonya jadi tidak beres. Saya yakin sebentar lagi seluruh
Jakarta akan sibuk hanya karena anjing itu. Memang nyonya kita ini nyonya seorang pemuka yang amat
terkenal. Yang amat berpengaruh, seorang pengarang besar, seorang wartawan besar, seorang pemimpin
partai, pendeknya seorang sangat berwibawa. Bahkan ia adalah  seorang jutawan dengan perusahaan-
perusahaan dagangnya yang besar- besar. Tapi saya sampai tak habis piker, bahkan ketika saya belajar
dibangku SKKA dulu di solo, saya belum pernah membaca cerita seperti ini, sungguh ajaib bahwa kesibukan
ini hanya disebabkan yang sudah sangat tua dengan moncongnya yang sang minjijikan.

76. otong                      : Nyonya saya yang dulu  . nyonya frita selalu tidur dengan anjingnya setip malam.

77. wilem                     : Gila , suaminya ??

78. otong                      : seperti biasa selalu tidur dikamar kerjanya

PINTU TERBUKA , PROPESOR MUNCUL, KERAS BERFIKIR,,, LALU TUAN DAN NYONYA

79. tuan                        : fatal, prof..?

80. nyonya                   : bagaimana prof ? (tidak ada jawaban) masih ada harapan bukan.?

81. professor                : selalu saya bekata begitu , tetapi yang sering terjadi selalu yang sebaliknya
(terbangun dari renunganya) ya, kenapa tidak? Masih ,selalu- selalu . kenapa?

82. nyonya                   : kalau begitu tuan dapat menyembuhkannya bukan?

83. professor                : saya kira saya tidak .  tapi pantang buat saya mengatakan fatal terhadap setiap
pasien saya. Ya, setidak-tidaknya begitulah , setidak-tidaknya kita harus mempercayai harapan.
Ya,,barangkali kita sendiri cemas sangat cemas itu sudah wajar.. tuan dan nyonya harus percaya
bahwa……………. Anjing itu akan sembuh. Seprti saya juga harus percaya penyakit istri saya yang hamper
selama usianya ini akan hilang. Tapi juga saya harus jujur bahwa saya tidak mampu mengobatinya . jangan
cemas tabah. Nyonya tahu bahwa herder saya baru saja melahirkan  ? anjing kecil yang mungil itu akan
saya bawa kemari . nyonya tentu sangat suka.

84. tuan                                    : artinya prof ??

85. professor                : artinya kalau tuan dan nyonya percaya kepada tuhan lebih baek semuanya
dipasrahkan pada-Nya . jelas sudah bahwa dia dapat berbuat apa saja. Sembuh mungkin ?tidk sembuh
mungkin ..saya kira ini kata-kata yang paling tepat (kepada tuan) tuan harus pandai-pandai menghibur
hatinya. Dia mencintai anjingnya itu seperti mencintai paru-paru kita.  Lumrah ..ini bukan peristiwa yang
aneh adalah sangat lumrah, kalau tuan menganggapnya aneh itu hanya menandakan bahwa tuan belum
memahami dengan baik apa itu cinta .(ketawa) saya pernah membunuh (ketawa) nyonya yang manis , besok
pagi herder saya kecil akan bertamu kemari agar nyonya dapat memulai percintaan yang baru (exit)
86. tuan                                    : otong

87. otong                      : (muncul) ya  , tuan

88. tuan                                    : antarkan professor marjo

89. otong                      : saya tuan (exit)

90. tuan                                    : lebih baik kamu mandi dulu (istrina diam) paling tidak mau istirahat

91. nyonya                   : aku tidak capek tidak lelah aku hanya ingin kesembuhan tony

92. tuan                                    : tentu, tentu. Tapi tudurlah kau.

93. nyonya                   : kenapa, coba kenapa?

94. tuan                                    : sayang, kau harus

95. nyonya                   : kau selalu tidak peduli. Selalu. Aku memang tidak mungkin melahirkan anak tapi
tidak perlu kau selalu cemberut dan kesal begitu.

96. otong                      : (muncul) pak dukun sudah datang tuan?

97. tuan                                    : siapa?

98. otong                      : pak dukun dari kampung melayu

99. nyonya                   : bawa masuk, bawa masuk.

100. tuan                  : kenapa pula kau?

101. nyonya             : kalau perlu dukun sulap dipanggil asal dapat menyembuhkan tony sayang(pada otong).
Bawa masuk dia. Beri makan dulu, atau tidak, tidak usah. Nanti saja kalau sudah pasti dan dapat
menyembuhkan tony

102. otong                : saya nyonya (exit)

103. nyonya             : wilem

104. wilem               : (muncul) ya, nyonya.


105. nyonya             : dupa

106. wilem               : baik nyonya

107. nyonya             : kembang-kembang jangan lupa

108. wilem               : semuanya sudah siap, nyonya

109. nyonya             : segera bawa kemari

110. wilem               : saya nyonya (exit)

MUNCUL OTONG DAN DUKUN.

SELAMA ADEGAN INI TUAN MUNDAR-MANDIR

111. Dukun              : selamat malam nyonya.

112. nyonya             : selamat malam. Pasti sembuh bukan?

113. dukuk               : Allahua’lam bissawab. Tuhan yang tau. Saya ini Cuma perantara dan bersifat coba-
coba.

114. nyonya             : silahkan

115. dukun               : dimana yang sakit nyonya?

116. nyonya             : didalam masuklah

117. dukun               : anak nyonya?

118. nyonya             : anjing saya, tapi sama saja. Masuklah

119. dukun               : anjing?

120. nyonya             : ya, kenapa?

121. Dukun              : maaf saya belum bisa

122. nyonya             : lalu ?


123. dukun               : Baik, saya coba ?

DUKUN DAN NYAONYA MASUK KAMAR LALU MUNCUL KEMBALI.

124. Dukun              : Lebih baik diluar saja nyonya.

125. nyonya             : kenapa ?

126. dukun               : perasaan  saya mengatakan yang menunggu ada diruangan ini.

127. nyonya             : siapa?

128. Dukun              : yang menunggu, eh maksud saya itu yang mengganggu, itu makhluk,           eh…

129. nyonya            : Saya mengerti

WILEM MUNCUL MEMBAWA DUPA DAN KEMBANG DALAM STOPLES

130. Dukun              : Jangan diatas meja. Di bawah.

131. Nyonya            : jendela perlu dibuka

132. dukun               : Tidak, tidak perlu

133. Nyonya            : Jangan ada suara ?

134. Dukun              : sebaiknya begitu

135. nyinya               : semuaya tenang

136. dukun              : Terlebih dahulu, nyonya, maafkan saya, saya ingin mengajukan pertanyaan-pertanyaan
kepada nyonya, saya harap nyonya

137. nyonya             : baik

138. Dukun              : Selama ini ada musuh nyonya ?

139. Nyonya            : Musuh ?

140. Dukun              : maksud saya, eh yang tidak suka pada nyonya
141. Nyonya            : O,  banyak, tapi umumnya mereka tidak mengganggu

142. Dukun              : Atau yang benci kepada anjing itu ?

143. Nyonya            :  tidak, tidak ada: semua orang sangat menyukainya berapa ornag nyonya ingin
memilikinya. Oh, saya tentu saja tidak memberikannya pada nyonya-nyonya itu. Tidak setiap orang bisa
meladeninya.

144. dukun               : terima kasih nyonya, permisi.

DUKUN MULAI BEKERJA

145. nyonya             : jangan ada suara. Kalau mau batuk pergi dari sini.

146. dukun               : ma’af, nyonya, saya sedang mulai

147. nyonya             : permisi

DUKUN MULAI BEKERJA KEMBALI DI DEPAN ASAP DUPA IA BERKOMAT-KAMIT

148. dukun              : (ngedan) disini?-disana?-disini?-kenapa? Saya mohon-(terpukul) ma’af-saya-kasar


ma’af saya mohon ma’af-dimana saja, (dukun menjerit, setelah menjerit ia terpelanting dukun jatuh seperti
pingsan)

149. nyonya             : Kenapa dia? Otong, wilem, ambil the!

150. dukun               : tidak usah nyonya. Saya tidak apa-apa. Memang luar sini

151. nyonya             : bagaimana pak dukun?

152. dukun               : ma’af, biarlah saya istirahat dulu

153. nyonya             : silahkan, oh, saya gugup sekali

TERDENGAR SUARA ANJING

154. Nyonya            : ia bersuara

155. otong                : Bukan nyonya, itu suara si bima anjing tuan broto

156. nyonya             : bagaimanapun saya harap ia akan bisa bersuara. Bagaimana pak dukun?
157. dukun               : (berat) menyesal sekali nyonya, saya harus mengatakan bahwa musuh saya tidak
sepadan dengan saya. Ia luar biasa kuatnya bukan saja badan tapi rohnya. Dan saya sangat menyesal sekali
harus mengatakan kepada nyonya bahwa nyonya rupanya mempunyai saingan yang sangat kuat.

158. nyonya             : maksud bapak?

159. dukun               : nyonya mencintai anjing itu bukan?

160. nyonya             : saya mencintai tony seperti saya mencintai hidup saya sendiri.

161. dukun               : anjing maksud saya nyonya

162. nyonya             : ya,

163. dukun               : nyonya mencintainya?

164. nyonya             : dia bahkan berhak minta apa saja kepada saya

165. dukun               : dan sebaliknya

166. nyonya             : dia pun mencintai saya seperti dia mencintai keanggunannya sebagai bulldog

167. dukun               : tapi nyonya yoh bisa mengetahui bahwa selama beberapa hari ini anjing itu telah jatuh
hati kepada yang lain

168. nyonya             : siapa? Nyonya situmorang? Mana mungkin.

169. dukun               : bukan, nyonya. Maksud saya makluk lain yang ghaib.

170. nyonya             : tidak mungkin. Tony tak akan mungkin bisa mencintai siapapun kecuali saya. Dia tak
akan mulupakan bagaimana suatu malam hujan ia saya pungut dari pekarangan. Seekor anjing yang kecil,
kehujanan, sendirian dan lapar. Tidak. Tidak mungkin.

171. dukun               : ma’af nyonya. Tapi bagaimanapun juga seperti apa yang saya katakana tadi saingan
nyonya sangat berat. Ia yang ghaib itu ketat memeluknya dan tak hendak mau melepaskanya. Saya sendiri
telah berusaha merenggutnya tapi dia sangat kuat dan bahkan ia dengan kakinya sebesar kaki gajah
menendang saya.

172. nyonya             : bangsat ( menangis)


PAUZE

173. Nyonya            : jadi bapak juga

174. dukun               : ma’af nyonya, saya sudah berusaha, berichtiar sekuat tenaga saya, semampu ilmu yang
saya punyai namun Tuhan mempunyai kemauan yang bertentangan dengan saya dan karena saya Cuma
manusia  maka saya harus menerima apa saja akhir lakon yang dikehendakiNya.

175. nyonya             : Tak ada yang bisa menolong saya

176. dukun               : hanya Tuhan yang punya wewenang nyonya.

NYONYA MENJATUHKAN DIRI KEATAS SOFA DAN MENANGIS, TUAN MENGHAMPIRINYA,


LALU TUAN MENGHAMPIRI DUKUN DAN MENYERAHKAN BEBERAPA LEMBAR UANG. OTONG
MENGANTAR DUKUN EXIT

177. Tuan                 : wilem, bawa masuk barang-barang itu.

WILEM MEMBAWA MASUK DUPA DLL, NYONYA TIBA-TIBA MASUK KEKAMAR DAN LALU
KELUAR LAGI

178. nyonya             : wilem

179. wilem               : (muncul) saya nyonya

180. nyonya             : otong

181. otong                : (muncul) saya nyonya

182. nyonya             : pap

183. tuan                  : Ya, sayang

184. nyonya             : benar seperti kata pak dukun tadi, satu-satunya jalan yang ada hanyalah kita mohon
kepada Tuhan untuk kesembuhan tony (kepada otong) otong

185. otong                : saya nyonya

186. nyonya             : wilem

187. wilem               : saya nyonya


188. nyonya             : masing-masing dengan cara agamanya. Kita semua sekarang harus berdo’a

untuk kesembuhan tony. Kita mulai pap

UPACARA BERDO’A DIMUALAI. BEBERAPA SAAT KEMUDIAN TERDENGAR MUSIK MISTERIUS


DAN SUARA ANJING

189. Nyonya            : dia mulai bersuara

190. wilem               : itu suara sibimo, anjing tuan broto, nyonya

191. nyonya             : gila kamu, bagaimana mungkin saya tidak dapat membedakan suara anjing saya

dengan anjing orang lain

TERDEGAR LAGI SUARA ANJING

192. nyonya             : dia bersuara lagi. Makin semangatlah kalian berdo’a. Tuhan mulai mendengar

do’a kita. Tuhan memang maha adil

193. tuan                  : sayang

194. nyonya             : kau harus berdo’a juga pap. Lebih dari biasanya

TERDENGAR LAGI SUARA ANJING

195. nyonya             : ( berbisik ) tony sayang. ( berdo’a ) Tuhan, Tuhan, Tuhan, jangan tinggalkan

saya. Tuhan dengan apa saya harus laksanakan persembahan saya kepada Mu agar lahir cahaya rahmatMu
bagi kesembuhan tony-Tuhan-Tuhan-Tuhan jangan tinggalkan saya, saya tidak mau kesepian lagi.

TERDENGAR LAGI SUARA ANJING DAN MAKIN JELAS

196. nyonya             : (meledek) dia bangun

197. tuan                  : sayang

198. nyonya             : ada apa pap. Rupanya sejak tadi kau tidak berdo’a. kau kejam pap. Kau tidak

punya rasa kasihan. Kau tidak punya rasa peri kemanusiaan. Rupanya
199. tuan                  : mam, kau jangan salah faham

200. nyonya             : kau sungguh-sungguh kejam.apa beratnya permintaan ini.

201. tuan                  : sayang,sekali lagi saya bilang kau jangan salah terima.terus terang saya tidak

tega melihat kau semakin berduka.wajahmu begitu kusut hanya karena memikirkan tiny

202. nyonya             : hanya karena?kau anggap tony itu apa?oo, kau sungguh-sungguh

kejam.sungguh-sungguh kau tak punya hati.ya tuhan ampuni dia.apa yang menyebabkan dadaku dingin
seprti baja itu?saya sungguh tidak percaya kau akan bisa berubah seperti ini.dua puluh tahun yang lalu aku
selalu membayangkan kau seorang lelaki yang paling romantic.tuhan saya mersa betul-betuk
kehilngan.dimana kau?lelaki yang romantic itu,lelaki yang hangat itu kemana pap?semakin jauh rasanya
jarak antara saya dan lelaki itu.dan selam dua puluh tahun jarak itu semakn lebar,dan setiap kusadari
semakin menganga,mengerikan bagai mulut seekor

harimau.(dengan nada lain),wilem kau harus selalu berdoa juga kau otong

203. Ot dan Wi        : ya,nyonya

204. Nyonya            : sudahlah,sudahlah habis waktu kita.apa kau bilang tadi?hanya karena kau

anggao tony itu apa?kau sungguh-sungguh robot.kau sungguh-sungguh batu.kau sungguh-sungguh


berubah.hanya karena?kau anggapa apa dia?apa kau tak pernah berpikir bahwa tony juga punya rasa
sakit? Punya nyawa? Kalau kau pernah memandang matanya kau tak akan pernah tega mengucapakna
kalimat sekasar itu.dan dimana pula rasa keimananmu?jangan gegabah ,pap.bahkan mawarpun punya jiwa.

TERINGAT LAGI SUARA ANJING, MUSIK MISTERIUS

205. nyonya             : dia mulai menangis lagi. Ayolah kau berdo’a pap.

TERDENGAR LAGI SUARA ANJING

206. Nyonya            : dia tertawa lagi sekarang. Tuhan tolonglah kami, tolonglah kami kalaupun ada

dosa yang melekat kapada kami janganlah kau menghukum tony. Tuhan tony begitu bersih dan setia. Tony
begitu begitu setia, begitu bersih. Tuhan tolonglah kami. Amin.Amin. Amin. Maha besar Kau Tuhan. Maha
penyembuh Kau Tuhan. Kalau kau tak menolong siapa pula yang akan menolong.
Tuhan saya begitu mencintai tony dan saya tak dapat berbuat lain kecuali mencintai tony. Tuhan. Tuhan.
Tuhan

TERDENGAR MUSIK YANG MAKIN MEMUNCAK DAN SUARA ANJING PUN MAKIN MEMUNCAK

207. Nyonya            : makin keras suaranya. Makin keras serunya. Tuhan.

NYONYA BERGEGAS MASUK KEKAMAR TUAN LALU PINTU KEMUDIAN DITUTUP OTONG DAN
WILEM TETAP DALAM DO’A

208. Otong               : (setelah agak lam) kau nampaknya tidak sungguh-sungguh berdo’a.

209. wilem               : ngapain?

210. otong                : kelihatan pada matamu. Seperti kucing.

211. wilem               : memangnya saya mesti berdo’a untuk binatang itu? Kamu bagaimana?

212. otong                : saya berdo’a . sungguh-sungguh berdo’a.

213. wilem               : ngapai?

214. otong                : nggak tau. Tapi saya sungguh-sungguh. Barangkali saja terkabul/nggak taulah.

Tapi saya kita belum pernah  saya begitu khusyuk berdo’a selama ini kecuali tadi nggak taulah

215. wilem               : ya, semula saya juga ingin berdo’a sungguh-sungguh tapi aku selalu terganggu

setiap kali

216. otong                : kenapa?

217. wilem               : moncongnya yang ngece itu selalu membayang

218. otong               : ngomong-ngomong bagaimana dengan pacarmu?

219. wilem               : (genit) ah, Tanya itu lagi

PINTU TERBUKA DAN MUKA NYONYA NONGOL

220. nyonya             : ngapain kalian? Berdo’a, anjing?


221. wilem               : (Setelah agak lama) kamu sungguh-sungguh?

222. otong                : Sssst

223. wilem               : (setelah agak lama) matamu sekarang seperti kucing

224. otong                : diam tidak, ntar saya cium lagi seperti tempo hari

225. wilem               : (genit) ah

226. otong                : (setelah agak lama) he, bagaimana pacarmu?

227. wilem               : ngapain ah.

228. otong                : alah, pura-pura kayak perawan saja.

229. wilem               : memangnya saya janda?

230. otong                : lho jangan marah. Maksud saya kenapa kau malu setiap kali saya Tanya begitu

231. wilem               : kamu kadang-kadang menyakitkan

232. otong                : kadang-kadang tidak, ingat tidak. Ayo dulu, ingat tidak di dalam mobil? Di

garasi? Ingat tidak? Digudang kau kehilangan peniti? Ayo pura-pura.

233. wilem               : kamu nakal

234. otong                : kamu mau

235. wilem               : ah (diam) kamu tidak kasihan sama binimu?

236. otong                : kamu juga

237. wilem               : Ah

238. otong                : (tiba-tiba) astaga

239. wilem               : ada apa?

240. otong                : saya baru ingat sekarang. Astaga


241. wilem               : apa?

242. otong                : anak saya

243. wilem               : kenapa?

244. otong                : astaga, saya baru ingat lagi sekarang

245. wilem               : yang mana? Eh kenapa?

246. otong                : sakit

247. wilem               : yang mana?

248. otong                : yang terkecil. Yang bayi

249. wilem               : apa sakitnya?

250. otong                : mulai tadi pagi kejang

251. wilem               : kenapa kamu tidak minta izin pulang siang tadi?

252. otong                : tidak diizinkan

253. wilem               : kenapa tidak memaksa saja?

254. otong                : akibatnya?

255. wilem               : iya, ya

256. otong                : saya bisa saja memaksa atau minggat sebentar tapi kalau nyonya cari bisa

berabe. Kalau saya sampai dikeluarkan dan rumah ini apa yang akan terjadi saya   tidak bisa bayangkan.
Anak saya bukan dia seorang empat

PAUZE

257. wilem               : terlalu dia

258. otong                : alah sudahlah


259. wilem               : kau bilang lagi saja sekarang

260. otong                : nanti saya coba

261. wilem               : sudah dibawa kedokter?

262. otong                : keklinik maksudmu?

263. wilem               : iya

264. otong                : sudah saya kira. Istri saya yang bawa. Untung masih ada uang sisa. Tapi

di……..tidak mahal!

265. wilem               : tapi kamu harus cepat pulang sekarang

266. otong                : ya, tapi nyonya menghendaki hari ini saya sampai malam. Nglembur katanya.

Sewaktu-waktu mobil diperlukan

267. wilem              : tapi saya kira, kamu harus pulang sekarang. Kasihan anak itu, kamu harus minta

ijin dulu sekarang

268. otong                : tapi apa kata nyonya?

269. wilem               : alah coba saja dulu

270. otong                : (setelah diam) (lalu mengetuk pintu)

271. tuan                  : (nongol) ada apa?

272. otong                : begini tuan, saya lebih dulu minta ma’af, karena saya harus minta izin pulang

berhubung anak saya yang masih bayi  sakit keras.

273. tuan                  : tapi betul?

274. otong                : buat apa saya bohong tuan?. Saya kira selama tiga tahun saya bekerja disini saya

tidak pernah rewel. Setiap waktu tuan dan nyonya bisa mempergunakan tenaga saya.
275. wilem              : bayinya kejang-kejang tuan

276. wilem               : bayinya kejang-kejang tuan

277. tuan                  : sekarang jam berapa? (melihat arloji) baiklah. Tapi kalau ternyata anakmu sudah

sembuh sebaiknya kau kembali lagi kesini. Sewaktu-waktu mobil dibutuhkan.

278. nyonya             : (nongol) kau jangan sembarangan, pap. Sewaktu-waktu mobil diperlukan setiap

saat mobil harus siaga. Kau sudah tua tidak mungkin kau sempurna mengemudikan mobil itu.

NYONYA MASUK DIIRINGI TUAN DAN PINTU DI TUTUP.

279. Otong               : saya juga yang salah. Dulu saya pernah bohong

TIBA-TIBA MUSIK MENGEJUT TERDENGAR SUARA ANJING BERTENGKAR. SETELAH SUARA-


SUARA ITU TERDENGAR SUARA NYONYA MENANGIS KERAS

280. Otong               : Ada apa?

281. wilem               : saya kira mati anjing itu

282. otong                : kamu kira begitu?

283. wilem               : apa lagi?

284. otong                : kalau benar tony mati, kasihan tony. Saya sendiri terus-terang suka pada anjing

itu. Dia memang sudah tua sekali. Saya juga kasihan kepada nyonya.

285. wilem               : saya juga kasihan

286. otong                : sayang tony bukan betina. Kalau betina setidak-tidaknya bisa melahirkan anak

dan itu agak dapat menghibur hati nyonya

DARI DALAM TERDENGAR SUARA NYONYA MENANGIS

287. tuan                  : (dari dalam) diamlah sayang


SEJENAK KEMUDIAN PINTU TERBUKA NYONYA MENANGIS DAN TUAN MEMBUJUK. NYONYA
TERUS MENANGIS DAN DUDUK DIATAS SOFA

288. Otong               : tuan , toni

TUAN HANYA MENGANGGUK

289. Tuan                 : (menghampiri nyonya ) kalau terus menangis bgitu tak baik untuk tony. Kau tadi

menasehati papi supaya beriman sempurna.nah, diam sayang ,. Sebagai orang yang soleh kau harus iklas
terhadap segala kejadian. Tuhan kini tlah mengucapkan firmannya ,.nah, kau harus menurut segala
perintahnya , kau harus relakan tony.

NYONYA TETAP MENANGIS DAN PERGI KEKURSI. DAN TUAN MENGHAMPIRI

290. tuan                  : diamlah sayang (diam) sayang (diam) diam sayang

291. nyonya             : (dalam tangis) tony

292. tuan                  : E ,, kau lupa kata profesor sumarjo. Besok herder kecilnya akan bertamu kemari.

Beliau akan menawarkan anjing kecil itu agar dapat menggantikan tony

293. nyonya             : saya mau diam tapi kau harus melakukan permintaanku

294. tuan                  : apa saja, apa saja asal kau mau diam.

295. nyonya             : betul ??

296. tuan                  : asal kau diam sayang

297. nyonya             : tapi kau mau berjanji akan meluluskan apa saja pintaku?

298. tuan                  : Tidak ada alasan untuk tidak mengabulkan segal permintaanmu.

299. Nyonya            : Saya sudah diam sekrang, kau harus melakukan apa saja yang kukatkan

(suaminya mengangguk) pertama kau harus mengabarkan kemalangan kita ini kepada tetangga-tetangga
dan beberapa kenalan kita jangan lupa undang beberapa wrtawan malam ini.

300. Tuan                 : Tapi sayang


301. Nyonya            : Kedua kau harus mengucapkan pidato pada waktu mereka dtang dan wktu

upacara penguburan

302. Tuan                 : Tapi sayang, itu semua

303. Nyonya            : Akan menjadikan suatu lelucon, begitu? Dan kau anggap apa Tony?

304. Tuan                 : Seekor anjing apa lgi?

305. Nyonya            : Lalu kau buang saja ia sperti kaleng susu? Kejam kau! Tidak kau harus belajar

menghormati seluruh makhluk hidup. Atau kau mengharap aku bunuh diri ?

306. Tuan                 : (berseru) Otong !   MAKALAH MUNCUL OTONG

307. Tuan                 : (berseru wilem)      MAKALAH MUNCUL WILEM

308. Tuan                 : Segera kabarkan kepada tetangga-tetangga kemalangan ini jangan lupa nyonya Linda

309. Wilem              : Baik, tuan

310. Tuan                 : Otong segera susul beberarapa wartawan kenalan kita. Jangan lupa mengisi bensin.

311. Otong               : Saya Tuan. Sekarang tuan?

312. Nyonya                        : Apa kau kira lusa ?

313. Otong               : Saya nyonya

314. Otong               : saya berangkat tuan (exit)

315. wilem               : saya berangkat tuan (exit)

SEJAK ITU TUAN JADI LAIN, TERDENGARLAH SUARA DERU MOBIL PERGI

316. Nyonya                        : kenapa kau tiba-tiba berubah? (suaminya diam saja) kau jadi (suaminya tetap
diam)

pap., (tak ada jawaban) pap


317. tuan                  : ada apa?

318. nyonya             : kenapa kau?

319. tuan                  : kenapa bagaimana?

320. nyonya             : kau diam saja tadi? Agak aneh

321. Tuan                 : saya sedang menyusun pidato nanti

322. nyonya             : betul?

323. tuan                  : kenapa? Kau anggap tony itu apa?

324. nyonya             : betul? Kau sedang menyusun pidato?

325. tuan                  : nah, saya telah mendapatkan kalimat yang pertama. Tuan-tuan dan nyonya-nyonya
yang

kami muliakan. Pertama kami menyampaikan rasa terimakasih kami yang luar biasa atas kehadiran tuan-
tuan dan nyonya-nyonya yang telah dengan rela membuang waktu untuk hadir disini menyaksikan peristiwa
yang sangat bersejarah dalam keluarga kami yaitu wafatnya tony sayang anjing kami yang tercinta

326. nyonya             : (bertepuk) bagus sekali. Bagus sekali. Terusnya pap. Terusnya

327. tuan                  : tuan-tuan dan nyonya-nyonya hanya ada dua peristiwa yang paling penting dalam

sejarah hidup kita yaitu kelahiran dan kematian(menangis) tuan-tuan dan nyonya- nyonya ia adalah tony
adalah seekor anjing…..(menangis)

328. nyonya             : (menangis) mengharukan sekali, pap. Mengharukan sekali, terusnya pap terusnya

329. tuan                  : sekalipun demikian (menangis) sekalipun demikian………..ia adalah………..ia

adalah………..mengharukan…….(menangis)

330. nyonya             : terusnya, pap………terusnya………terusnya……..

331. tuan                  : istri saya……… istri saya……….sedemikian mencintainya………. Sehingga peristiwa

ini merupakan petir di siang hari


332. nyonya             : (menangis) tony….. tony…….

333. nyonya             : betul-betul petir, pap

WILLEM BERSAMA NYONYA A MUNCUL KEMUDIAN BEBERAPA TAMU LAINYA

334. wilem               : nyonya broto, nyonya…………

335. Nyonya            A         : jadi tony……….(menangis dan keduanya berpelukan)

336. Tuan     B          : ikut berduka cita tuan

337. tuan      C         : Ikut berduka cita tuan atas meninggalnya anjing tuan

338. tuan                  : terimakasih…….terimakasih

PEREMPUAN MUNCUL

339. perempuan       : saya mencari otong, nyonya(yang lainya tak peduliz) Dia janji mau mengawini saya.

(tetap yang lainya tak peduli) kalau bayi ini lahir, saya taruh dimana?

NYONYA YANG LAIN TERUS BERTANGISAN DAN MENGOBROL

SEMUANYA MENANGIS

340. Nyonya                        : anjing itu memang….(menangis)

OTONG DAN WARTAWAN MUNCUL

341. otong                : cuma tuan alex, tuan. Wartawan-wartawan yang lain sedang mengunjungi upacara

kematian anjing yang lain

342. wartawan         : ikut berduka cita tuan

343. nyonya             : tuan alex, jangan lupa menyebutkan dalam Koran bahwa tony pernah kencing di sepatu

saya. Dan tuan tau apa yang terjadi pada diri saya waktu itu. Saya bahagia sekali bahwa      ada juga yang
mengencingi sepatu saya.
344. perempuan       : Kang otong……….!

345. otong                : kenapa kau kemari?

KEDUANYA OUT OF FRAME

346. Tuan     D         : nyonya saya tidak menyangka…….

347. tuan      E          : kejadian yang tak terduga-duga nyonya…….

348. nyonya             : saya sendiri tidak menyangka bahwa suami saya yang terakhir ini akan secepat ini

meninggalkan saya……….(menangis parah)

349. nyonya A         : tabahkan hati nyonya. Semoga tony mendapat tempat yang layak di akherat

350. semuanya         : Amin

351. nyonya             : suami saya yang masih hidup , sejak dua puluh tahun hanya ribut dengan cita-

citanya…..(menangis) setiap pagi, setiap saya bangun setelah malamnya tidur dengan      berbagai mimpi
buruk……… setiap pagi saya hanya menjumpai tony dan tony, tony yang lain, seperti biasa dengan setia
rebah di kaki saya. Tuan alex dia juga suka menjilat-jilat betis saya dan sekarang…… tony…… tony….

SEMUANYA MEMBUJUR

SEORANG PEMUDA MUNCUL

352. Pemuda                        : saya mencari otong. Dimana otong. Anaknya meninggal

353. nyonya A          : anjing itu lucu sekali

354. nyonya B          : tidak Cuma lucu……….

SEMUANYA MENGOMENTARI

KEMUDIAN MUNCUL PROFESOR MARJO

355. Profesor           : nah, nyonya sekarang nyonya harus merelakan semuanya. Tapi jangan khawatir, besok

pagi herder saya akan segera bertamu kamari


356. Pemuda                        : saya mencari otong. Anaknya meninggal

357. profesor           : tuan saya ikut bela sungkawa

358. nyonya             : sekarang kau harus pidato, pap, pidato.

359. tuan                  : tuan-tuan dan nyonya-nyonya yang kami muliakan betapa terimakasih kami atas

hadiran tuan-tuan dan nyonya-nyonya untuk memberikan penghormatan kepada……..,     kepada…………


yang tercinta………. Tony anjing kami, yang telah………(menangis) semua ini bagai……..

360. nyonya             : petir di siang hari, pap

361. tuan                  : ya, petir disiang hari…….(menangis)

362. nyonya             : dia betul-betul terharu…..singkat saja, pap. Lanjutkan sebelum kau pingsan

363. tuan                  : singkatnya dengan ini kami mengharapkan kehadiran tuan-tuan dan nyonya-nyonya

besok pada upacara penguburan tony sayang di kebun……

SEMUA ORANG MENYAMPAIKAN RASA DAN CITANYA SAMBIL BERJABAT TANGAN DAN
MENINGGALKAN RUMAH ITU, SEMENTARA ITU:

364. Pemuda                        : saya mencari kang otong. Anaknya meninggal sore tadi

365. nyonya A         : tabahkan hati nyonya

366. nyonya             : terimakasih tetapi siapa yang akan saya jumpai kalau besok saya bangun pagi?

367. nyonya             : nyonya…..(mereka berpelukan)

368. Pemuda                        : saya mencari otong……. Di mana otong………. Otong. Anakmu


meninggal…………(lempu perlahan-lahan meredup)

MEREKA BERPELUKANLAH, SEJENAK KEMUDIAN TURUNKANLAH TAKBIR ATAU LAMPU


GELAP-GELAP YANG INI BERARTI SANDIWARA INI TELAH SELESAI SUDAH SAMA SEKALI

SELESAI………………………………………………………………….

SELESAI DIKETIK ULANG  “teater getar”


SALATIGA, 02-01-08

“SEMANGAT ORANG-ORANG YANG TERLUPAKAN DI PERSIMPANGAN MUSIM

Gambar Cinta dari Atjeh

Naskah Lakon R. Timur Budi Raja

4 Pengubur Mayat

Kami kuburkan ia. Semoga selamat sampai ke alamatMu. Semoga diterima di tanah yang lebih luas, dan tak
ada penderitaan di hatimu. Saudara-saudara kami yang lahir, hidup dan mati lantaran penderitaan. Kami
kuburkan ia, semoga tersenyum di sana, di tanah lapang yang tak ada penderitaan.

Pengubur 1

“Seperti kami, 50 tahun usianya dihidupi penderitaan, darah, kematian, orang-orang yang diburu dan
dibantai oleh nasib buruk, ia melihat semuanya, seperti kami, ia pun pernah menjadi bagian dari orang-
orang yang diburu itu. Matanya yang jernih tak mampu menahan genangan air mata yang ingin jatuh jadi
gerimis.

Pengubur 2

(meletakkan cangkul)

Tapi itu penderitaan yang berbeda! Itu adalah pertikaian yang dimulai dari kejahatan janji. Tentara pusat
datang dan mencoba membungkam teriakan kami. Mereka ingin kami tak menagih janji itu. Tapi kami tak
mampu menahan rasa sakit. Lalu mereka memberikan bencana. Mereka tidak memperbolehkan kami
berkelompok dan berbeda pandangan dan memilih untuk tidak hidup bersama mereka. Ya, bersama
mereka! Negara telah membuat mereka tak mengenal kami sebagai saudara yang harus memilih jalan lain.

Pengubur 3

Kemudian mereka menculik seluruh kaum laki-laki di sini. Mereka bawa ke suatu tempat, dan sejak itu
kami tak pernah melihatnya lagi. Kampung ini jadi sepi, perempuan kehilangan suaminya, anak-anak gadis
diperkosa, dan laki-laki yang lain harus pergi ke hutan-hutan.

Pengubur 4
Sudahlah! Tak baik kita mengingatnya lagi. Jangan kita kotori upacara kepergian dirinya, saudara kita ini,
menuju halamanNya yang suci. Ia telah memanggil saudara kita dengan cara yang lain, yang mungkin lebih
baik.

Pengubur 2

Tidak! Aku mulai mempertanyakan,  kenapa harus selalu tanah ini? Kenapa penderitaan selalu datang dan
bertubi? Tanah yang kita jaga, tanah yang kita sayang dan kasih. Oh,….(Tuhan?), aku jadi sangsi!

Pengubur 1

Tutup mulutmu! Jangan biarkan pikiranmu kotor, akankah terus kau pertanyakan. Kau mempersoalkan
keadilan Tuhan.

Pengubur 3

Ya! Aku pun sepakat dengannya. Kenapa bencana ini harus terjadi disini, ditanah ini? Bertahun-tahun kita
tenggelam dalam penderitaan ini.

Pengubur 4

Kau gila. Kalian berdua gila!

Pengubur 2 & 3

Ya, kami memang gila! Kami mulai sangsi, kami mulai tidak percaya terhadap apa-apa dan siapapun.
Bahkan, terhadap Tuhan yang kau banggakan! Maafkan kami bila harus menghianati kepercayaan kami

Pengubur 1

Cukup! Musibah ini telah terjadi, lebih baik kita kuburkan mayat-mayat saudara kita ini. Apakah akan kita
biarkan mayat saudara-saudara kita membusuk, lantaran kalian terlalu banyak cakapnya?

4 Pengubur Mayat

Kami kuburkan ia. Semoga selamat sampai ke alamatMu. Semoga diterima di tanah yang lebih luas, dan tak
ada penderitaan di hatimu. Saudara-saudara kami yang lahir, hidup dan mati lantaran penderitaan. Kami
kuburkan ia, semoga tersenyum di sana, di tanah lapang yang tak ada penderitaan.

Bangkalan-Sumenep, 2004
PANGGUNG KOSONG TERLIHAT DEKORASI DENGAN NUANSA PEDESAAN. TERDENGAR MUSIK
GENDING JAWA. MBOK MENAH MASUK DENGAN MEMBAWA TAMPAH BERISI BERAS,
KEMUDIAN MEMPERKENALKAN DIRI KEPADA PENONTON.

Mbok Menah :”Para penonton, perkenalkan nama saya Mbok Menah. Saya ini, simboknya para klenting.
Perlu saudara-saudara ketahui bahwa saya sangat bangga mempunyai anak yang cantik-
cantik, pinter-pinter, sehat-sehat, berbakti pada orang tua, penurut lagi. Pokoknya tidak
ada yang menandingi mereka di seluruh desa ini. Sudah banyak para pemuda desa yang
melamar mereka. Eh, sudah ya penonton, saya permisi mau masak dulu. Soalnya anak-anak
saya belum sarapan.

KEMUDIAN MBOK MENAH KELUAR PANGGUNG. TERDENGAR MUSIK BERIRAMA KERAS,


MENGIRINGI MASUKNYA PARA KLENTING. KEMUDIAN MEREKA MEMPERKENALKAN DIRI.

K.Abang :”Assalamu’alaikum…para penonton…perkenalkan…kami adalah para klenting anak Mbok


Menah. Nama saya Klenting Abang, saya ini yang tertua lho…!”

K.Ijo :”Nama saya Klenting Ijo.”

K.Biru :”Kalau saya Klenting Biru.”

K.Ungu :”Kalau saya Klenting Ungu”

K.Abang :”Para penonton, kami ini sangaaat menyayangi si mbuk kami. Karena si mbok kami itu
memberikan kebebasan buat kami. Itu artinya simbok kami mempercayai kami. Betul’kan
adik-adikku?”

K.Ijo :”Benar sekali penonton! Kami-kami ini ‘kan masih muda. Usia muda harus kita manfaatkan dengan
sebaik-baiknya, hidup Cuma satu kali jangan disia-siakan … hi … hi …hi …”

K.Abang :”Eh,adik-adikku!sudah, ayo kita masuk, kitaharus membantu simbok masak!ayo!”

KLENTING-KLENTING AKAN KELUAR PANGGUNG, TETAPI TIBA-TIBA DATANG KLENTING


KUNING.

K.Kuning :”Permisi…permisi…kolonuwun…spada…”

KLENTING-KLENTING BERBALIK ARAH MENUJU KLENTING KUNING. KLENTING ABANG


MENDEKATI KLENTING KUNING.
K.Abang :”Ada apa, mau ketemu siapa?”

K.Kuning :”Saya…saya…saya ini pengembara yang tidak memiliki rumah. Saya juga tidak punya orang tua.
Saya memohon jadikanlah saya saudara kalian…please…”

K.Ijo :”Apa? Mau numpang disini?sorry! sudah nggak ada tempat.”

K.Ungu :”Iya! Lebih baik kamu cari tempat lain saja! Disini tempatnya sudah penuh! Ayo pergi sana !”

K.Kuning :”Please… saya mohon… saya mau disuruh apa saja deh… please…”

K.abang :”Plas plis plas plis!ngomongnya saja aneh-aneh sudah sana pergi saja! Nggak level!”

TETAPI KLENTING KUNING TETAP MEMAKSA SAMPAI TERJADI KERIBUTAN. MBOK MENAH
DATANG DARI ARAH DALAM.

Mbok Menah :”Anak-anaku…ada apa toh ini, kedengarannya ribut-ribut!ada apa?”(Kemudian Mbok
Menah menghampiri Klenting Kuning)

“Lho… siapa ini? Cantik sekali kamu nduk…?”

K.Kuning :”Mbok…saya ini seorang penggembara…saya tidak punya orang tua tidak punya rumah…saya
hidup sebatang kara…jadi tolonglah mbok, saya ingin menjadi keluarga disini, please……”

Mbok Menah :”Plis…? Plis iku opo to nduk?”

(Mbok Menah bertanya pada anak-anaknya)

K.Abang :”Alaah…sudahlah mbok! Tidak ada gunanya menanggapi dia.”

K.Ungu :”Iya lagian rumah kita …khan sudah penuh dengan wanita mbok, kamarnya sudah pas !”

Mbok Menah:”Sudah-sudah, jangan ribut! Si mbok tambah bingung nih. (menunju ke arah Klenting
Kuning) Nduk Cah Ayu …Simbok ijinkan kamu tinggal di sini .Tapi kamu harus bantu-
bantu disini ya?”

K.Kuning :”Wuah…! Terima kasih … terima kasih mbok!” (sambil mencium tangan si mbok berkali-kali
dan klenting yang lain meras risih)

Mbok Menah:”Iya…iya…iya…eh, tapi ngomong-ngomong siapa namamunduk?”


K.Kuning :”Saya nggak tahu !” (K. Kuning tampak bingung)

Mbok Menah:”Ya sudah…sudah …(tempo) mmm…karena pakaianmu kuning-kuning jadi kamu kuberi
nama…Klenting Kuning.”

PARA KLENTING YANG LAIN MERASA SEWOT, TETAPI KLENTING KUNING MERASA
GEMBIRA.

Mbok Menah:”Nah kamu sekarang bergabubg dengan saudara-saudaramu.Ayo sana!”

K.Kuning :”Baik mbok……”

MUSIK GENDING JAWA/CAMPUR SARI. MBOK MENAH DAN PARA KLENTING KUNING KELUAR
PANGGUNG.

Adegan II

PANGGUNG KOSONG,KLENTING KUNING MASUK SAMBIL MENYAPU.

K.Kuning :”Para penonton, saya sangaaaat bersyukur, karena saya sekarang mempunyai rumah,tetapi
saudara-saudara saya itu tidak menjag kebersihan rumahnya alias jorok. Walaupun saya
diperlakukan seperti pembantu, tidak apa-apa, asalkan tujuan saya untuk menemukan
Kakang INU KERTAPATI tersampai.Tapi yang saya herankan penonton, kakak-kakak
saya tingkah lakunya aneh-aneh.Pada saat saya membersihkan kamar mereka, say
menemukan puntung rokok.Kemarin malam, saya menemukan botol-botol birdi kamar
mereka,dan mereka sering pulang malam.Tetapi Mbok menah tidak tahu hal ini.Pasti ini
akibat salah pergaulan.

TIBA-TIBA TERDENGAR MUSIK KERAS, PARA KLENTING MASUK PANGGUNG DENGAN CIRI
KHAS MASING-MASING. ADA YANG MEROKOK, MEMBAWA BOTOL BIR SAMBIL BERJALAN
SEMPOYONGAN.

K.Abang :”Heh, Klenting Kuning! Si Mbok mana?” (berkata ketus)

K.Kuning :“Ada di dalam…”

K.Abang :”Ya…sudah!”
PARA KLENTING KELUAR PANGGUNG DIIRINGI MUSIK KERAS. KLENTING KUNING
MENERUSKAN MENYAPUNYA. KEMUDIAN MBOK MENAH DATANG MEMBANTU KLENTING
KUNING. KEMUDIAN DATANGLAH SEORANG PENYIAR TV MEMBAWA PENGUMUMAN.

Py.TV : “Pengumuman-pengumuman…….Barangnya siapa yang merasa perempuan dan memenuhi


persyaratan,seorang pemuda dari dusun seberang mencari jodoh untuk dijadikan
pendamping hidupnya.”

Mbok Menah:”Wuah! Ini baru kabar gembira! (tempo) anak-anakku! Klenting Abang…Klenting Ijo…
Klenting Ungu…Klenting Biru…! Ayo semuanya kesini!”

PARA KLENTING MASUK PANGGUNG.

Koor :”Ada apa Mbok?”

Mbok Menah:”Dengar Nduk…Cah Ayu! Baru saja disiarkan di TV lewat sekilat info,bahwa Si Ande-ande
Lumuten,eh salah….Ande-ande Lumut yang gagah perkasa sedang mencari istri. Ini
peluang untuk kalian! Ayo cepat! Kalian segera berangkat! Nanti pendaftarannya keburu
tutup! Ayo cepat berangkat!”

SEMUA KLENTING NAMPAK SANGAT GEMBIRA.

K.Kuning :”Mbok,bagaimana dengan saya?”

K.Abang :”Heh, kamu di rumah saja! Sama simbok!”

K.Ijo :”Iya, lagian nggak level! Ande-ande lumut tidak akan menerima kamu, ngerti!”

Mbok Menah :”Iya nduk…, Kamu di rumah saja, sama simbok.

KLENTING KUNING MENGGERUTU.

K.Abang :”Ya sudah mbok, kami berangkat ya!”

K.Ungu :”Mohon doa restu, Mbok!”

Mbok Menah:”Ya sudah, sana berangkat!”

PARA KLENTING KELUAR PANGGUNG DIIRINGI MUSIK KERAS.PANGGUNG KOSONG.


Adegan III

YUYU KANGKANG MASUK PANGGUNG SAMBIL BERJOGET-JOGET,DIIRINGI MUSIK CAMPUR


SARI “PERAHU LAYAR”. DITENGAH DIA BERJOGET, TERJADI PANTATNYA TERJEPIT
SUPITNYA SENDIRI.

Yuyu K logat madura)

“Aduh… aduh…Oh…pantesan! Rupanya pantatku kejepit supitku sendiri.” (tempo).Kemudian yuyu


kangkang duduk di pinggir panggung sambil celingak-celinguk. “Kok sepi ya, tumben, dari
pagi sampai siang belum ada penglarais!”

KEMUDIAN PARA KLENTING MASUK PANGGUNG.

K.Abang :”Wah…kok sepi, mana perahunya?”

SEMUA KLENTING JADI RIBUT MENCARI PERAHU,TIBA-TIBA DATANG YUYU KANGKANG


MENAWARKAN JASA.

Yuyu K :”Duh kanak…nona-nona yang cantik-cantik ini mau kemana ta iya?”

K.Ijo :”Wah…kebetulan ada yuyu kangkang. (menuju ke arah yuyu kangkang) Yuyu kangkang yang baik
dan cakep, tolong dong! Kami-kami ini disabrangkan ke desa sebrang, soalnya kami mau
menemui Ande-ande Lumut.”

Yuyu K :”Oh … Mau ke Desa Dadapan. Mau menemui Nde-Ande Lumuten ta iya? Boleh-boleh asalkan saya
dibayar 1 juta tiap orang, bagaimana? (sambil berekpresi cuek)

K.Abang :”Wah,mahal sekali,kami tidak punya uang sebanyak itu.”

Yuyu K :”Waah…kalau nggak mau ya sudah, tak tinggal pergi saja!”

SEMUA KLENTING NAMPAK KEBINGUNGAN.

K.Abang :”Eh…eh!Tunggu dulu!”(mendekati yuyu kangkang dan merayunya) Yuyu kangkang…kamu kan
baik dan ganteng! Tolong dong …kami dibantu, sekali-kali gratis kan tidak apa-apa.”

YUYU KANGKANG YANG SEMULA GR KARENA DIRAYU JADI KAGET DAN MARAH.
Yuyu K :” Apa?!! Gratis?!! Duh…aduh…jaman sekarang nggak ada yang gratis dek, sampeyan jangan
seenaknya bilang begiti sama saya!”

YUYU KANGKANG BEREKPRESI BERPIKIR , PARA KLENTING TERLIHAT BINGUNG DAN


KECEWA.

Yuyu k :”Mmm…yak! Saya punya jalan keluarnya, dek.

Koor :”Bagaimana…bagaimana….???”

Yuyu K :”Begini jalan keluarnya.”(para klenting mendekati yuyu kangkang) setelah sampai di seberang …
saya minta disun sama sampeyan semuanya. Bagaimana?”

PARA KLENTING MERASA KAGET DAN BINGUNG KEMUDIN MEREKA MENGADAKAN RAPAT
SINGKAT.

K.Abang :”Ya sudah, kami setuju. Pokoknya kami segera sampai disana!”

Yuyu K :” oke…oke.”

TERDENGAR MUSIK CAMPUR SARI “PERAHU LAYAR”. YUYU KANGKANG DAN PARA
KLENTING KELUAR PANGGUNG. YUYU KANGKANG MASUK PANGGUNG LAGI.

Yuyu K : “Wuah … ciumannya dasyat!”

KEMUDIAN MASUK KLENTING KUNING DENGAN BINGUNG MENCARI PERAHU.KEMUDIAN


YUYU KANGKANG LANGSUNG MENAWARKAN JASA.

Yuyu K :”Hei …! Nona cantik! Sampeyan pasti mau nyebrang ya? Sudah nggak ada perahu disini, semua
perahu karam ke dasar laut! Bagaimana kalau saya sebrangkan? Tapi upahnya cium pipi
kanan kiri, bagaimana?”

KLENTING KUNING BINGUNG SEJENAK, KEMUDIAN MENYETUJUINYA.

K .Kuning :”Baiklah saya setuju.”

Yuyu K :”Oke…!Oke…!”
TERDENGAR LAGU CAMPUR SARI “PERAHU LAYAR”, TETAPI SEBELUM SAMPAI DITUJUAN,
KLENTING KUNING CEPAT-CEPAT MENGOLESI WAJAH DAN TANGANNYA DENGAN
KOTORAN, SEHINGGA MEMBUAT YUYU KANGKANG MERASA RISIH.

Yuyu K :”Duh kanak bau apa ini? (menoleh kearah klenting kuninng) duh…aduh rupanya sampeyan yang
bau. Sudah pergi sana! Pusing saya!”

YUYU KANGKANG KELUAR PANGGUNG SAMBIL BERLARI.KLENTING KUNING TERTAWA


CEKIKIKAN KEMUDIAN KE LUAR PANGGUNG JUGA.

Adegan IV

ANDE-ANDE LUMUT MASUK PANGGUNG BERSAMA MBOK RONDO DAN ASISTENNYA YANG
MEMBAWA MAP DAN PENSIL BESAR.

A.Lumut :”Mbok … bagaimana ? Sudah berapa wanita yang mendaftarkan diri?”

M.Rondo :”Aduh…Le,simbok yo nggak tahu,tanyak saja sama asisten. Aku sudah bayar mahal-mahal, 1
semester Rp 1.500.000,- kok ngasih informasi nggak bisa.

Asisten :”Mbok… jangan korupsi kenapa sih, bayaranku hanya Rp 100.000,- bilang Rp 1.500.000,-Biar
dikira kuaya gitu ta.Masalah informasi lamaran …sampai hari ini, sudah ada 999 peserta
juragan.

A.Lumut :”Wuah…cukup buanyak juga ya….Bagaimana dengan hari ini.”

Asisten :”Sampai detik ini , kita masih menunggu.”

M.Rondo :”Kowe iki wis kebelet tenan ta, sabar sedikit kenapa sih, kita tunggu sampai banyak gadis-gadis
yang melamar.”

TIBA-TIBA TERDENGAR MUSIK CAMPUR SARI, PENGIRING PARA KLENTING DATANG

Koor :”Kulonuwun… spada…”

M.Rondo :”Sana, Ten. Coba dilihat,mungkin…itu yang mau melamar.

Asisten :”Ya mari-mari silakan masuk pasti nona-nona cantik ini mau melamar juragan Ande-ande lumut.

K.Abang :”Benar sekali asisten, kami mau mendaftar.”


Asisten :”Boleh…boleh…tapi ada beberapa persyaratan , syaratnya apa mbok?”

M.Rondo :” Kamu ini gimana sih,Ten. Wong catatan sudah lengkap difoto copy dan diperkecil lagi,masa
kamu lupa….waktu UAS kemaren kan kamu pakai untuk ngrepek.”

Asisten :” Oh ya mbok saya ingat ada di saku baju,eh… ngomong-ngomong masalah ngrepek kelas sebelah
iku lho mbok, pernah ketahuan dosen Pak Nur Wachid,kan malu ya mbok ya…”

M.Rondo :”Eh…iku rahasia,sudah baca saja persyaratannya.”

K.Ungu :”Lho kok pakai persyaratan segala kayak ngelamar pekerjaan saja.”

K.Abang :”Tuan asisten…anda jangan meragukan kami dong….Apa kami kuranbg cantik?”

Asisten :”Heh…! Jangan cerewet ya….! Kalau nggak mau pergi saja dari sini!”

Koor :”Eh iya…iya…! Kami berjanji akan mematuhi semua persyaratannya!”

SEMUA KLENTING RIBUT

Asisten :” Eh … semuanya, dengarkan baik-baik ya..”

Syarat 1: Harus cantik,dan lulus PPL I acc dari Pak Pri.

Syarat 2: Harus bersuara merdu alias bisa menyanyi dan nilai A

Syarat 3: Harus mengikuti test kesehatan, bisa lari 100 m tanpa bernapas dan nilai A dari Pak Mungit.

Syarat4: Bibir harus lengkap dan tidak sumbing,artikulasi harus jelas. Biar kalau diapa-apain bisa enak.

Gimana sudah jalas persyaratannya. Saya panggil peserta 1 klenting Abang….

SEMUA KLENTING MAJU SATU PER SATU DI TES OLEH MBOK RONDO DADAPAN.

Asisten :”Saatnya Pengumuman!”

SEMUA KLENTING – KLENTING RIBUT , MERASA DIRINYA YANG TERPILIH KEMUDIAN


DATANG KLENTING KUNING DENGAN BERSAHAJA.

K.kuning :”Kulonuwun…spada…permisi…saya…mau mendaftarkan diri.”


Asisten :” Silakan…silakan…,tapi seperti peserta lain, nona harus memenuhi beberapa persyratan seperti
peserta lain, persyaratannya sbb:

Syarat 1: Harus cantik,dan lulus PPL I acc dari Pak Pri.

Syarat 2: Harus bersuara merdu alias bisa menyanyi dan nilai A

Syarat 3: Harus mengikuti test kesehatan, bisa lari 100 m tanpa bernapas dan nilai A dari Pak Mungit.

Syarat4: Bibir harus lengkap dan tidak sumbing,artikulasi harus jelas. Biar kalau diapa-apain bisa enak.

Mbok ini ada gadis yang mau melamar lagi, tapi ini lain mbok bau nya mak nyoss…Apa kamu siap.”

KEMUDIAN MBOK RONDO MELAKUKAN TES TERHADAP KLENTING KUNING.

M.Rondo :” Aduh bau apa ini, nduk lihat kakimu, mungkin kamu nginjak tahi kucing, eh ternyata baumu
yang nggak enak.”

KEMUDIAN MBOK RONDO , ASISTEN DAN ANDE-ANDE LUMUT RAPAT, GADIS MANA YANG
AKAN DIPILIH ANDE-ANDE LUMUT.

Asisten :”Saatnya pengumuman,berdasarkan hasil rapat segitiga antara saya,mbok rondo dan juragan ande-
ande lumut, maka hasil keputusannya adalah…….

Klenting abang : Dari hasil pengetesan, kamu terkena virus HIV.

Klenting Biru : Dari hasil pengetesan kamu sering merokok dan minum-miniman keras, akibat salh
pergaulan.

Klenting Ijo : Dari hasil pengetesan , dan…sudah terlihat dari fisik kamu yang kurus dan paerutmu
besar,kamu terkena penyakit cacingan.

Klenting Ungu : Dari hasil pengetesan, kamu terkena anemia…. Dan terlihat dari wajahmu yang pucat.

Jadi kesimpulannya, semua tidak bisa menjaga kesehatan,jadi semuanya tidak bisa diterima dan pipinya
terlihat bekas sun yuyu kangkang.

Klenting kuning… dari hasil pengetesan kamu bebas penyakit, jadi kamulah yang terpilih.”

KLENTING KUNING LANGSUNG BERDIRI DISAMBUT OLEH ANDE-ANDE LUMUT.


A. lumut :”Diajeng…akhirnya kau kutemukan.

TERDENGAR MUSIK GENDING JAWA.

TEATER GETAR SAKATIGA

jl. tentara pelajar no. 02 stain salatiga  kode pos 50714

DAFTAR NASKAH
BERDASAR ABJAD JUDUL
NO JUDUL PENGARANG KETERANGAN
1 Aduh Putu Wijaya
2 Anak-Anak Panah (Permainan Baru) Chandra Barong Harjanta
3 Badai Sepanjang Malam Max Arifin
4 Bah Widyo Leksono
5 Balad (Boleh disebut Wilayah atau Negeri) Widyo Leksono
6 Ben Go Tun Saini K.M.
7 Berbiak dalam Asbak Zak Sorga
8 Berita Hari Ini Andhi Kephix
9 Berita Keselamatan Noname
10 Biadab (Suku Pemberontak) Chandra Barong Harjanta
11 Blong Noname
12 Bom Waktu N. Riantiarno Satu dari trilogi Opera Kecoa
13 Bubar (Nyanyian Pinggir Kali) Chandra Barong Harjanta
14 Dag – Dig – Dug Putu Wijaya
15 Dhemit Heru Kesawa Murti Adaptasi oleh Yoko “Jambul”
16 Dhol Hanindawan
17 Di Lampu Merah Ahmad Budi Sulaiman
18 Dialog Burung-Burung R.W. A. Dyaksa VIII
19 Dua Cinta Satu Gantungan Ali Hamzah
20 Duka Bumi (Bumi Berduka) Chandra Barong Harjanta
21 Front Putu Wijaya
22 Gempa B. Soelarto
23 Godlob Danarto
24 Ibu Bumi Chandra Barong Harjanta
25 Isyu Heru Kesawa Murti
26 Jagon Noname
27 Jaka Tarub Akhudiat
28 Jalan Pencuri Tengsoe Tjahjono
29 Jodoh Lin Yutang Adaptasi dari Matrimoni Inn
30 Kamu-ku Nontin
31 Kapai-Kapai Arifin C. Noer
32 Kidung Pinggir Lurung Udyn U. Pe. We.
33 Kisah Cinta dan Lain-Lain Arifin C. Noer
34 Krempyeng Noname
35 Kucak-Kacik Arifin C. Noer
36 Lampu-lampu L.H. Hakim
37 Laron Gepeng Nugroho
38 Lelembut Noname
39 Lembar Terakhir (dan Aku Pergi) Retno Sayekti Lawu
40 Macbeth Rendra Translate by Vahet Kenarang & Amin Kamil
41 Malam Jahanam Motinggo Busye
42 Marsinah Menggugat Ratna Sarumpaet
43 Mastodon dan Burung Kondor Rendra
44 Mata Kaca Chandra Barong Harjanta
45 Membaca Calon Arang Hanindawan
46 Memburu Manusia (Gulipat) Hanindawan
47 Nahkoda Lapuk Gepeng Nugroho
48 Opera Kecoa N. Riantiarno
49 Orang Gila Chandra Barong Harjanta
50 Orang Kasar Anton P. Chekov
51 Orde Mangab Untung Erha
52 Pengejaran Emil Sanossa
53 Peradilan Bawah Tanah Mulyani M. Noor
54 Perahu Nuh II Aspar
55 Perahu Retak Emha Ainun Nadjib
56 Perempuan tanpa Orgasme Chandra Barong Harjanta
57 Perjalanan Kehilangan Noorca Marendra Massardi
58 Pinangan Anton P. Chekov
59 Pinggir-Pinggir Pawang Malam Bles van Ede
60 Pintu Mati Chandra Barong Harjanta
61 Puti Bungsu (Wanita Terakhir) Wisran Hadi
62 Rah (Hujan Datang Tiba-Tiba) Andhi Kephix
63 RT-Nol / RW-Nol Iwan Simatupang
64 Rumah Buat Lisa (Terbuang) A.F. Sinatra
65 Sebuah Peristiwa Yustinus Popo
66 Sekarat Catur Widya Pragoapati
67 Sengketa (Anak-Anak Pergolakan) Chandra Barong Harjanta
68 Senja dengan Dua Kelelawar Kirdjomulyo
69 Setan dalam Bahaya Taufiq Al-Hakim
70 Terdampar Slawomir Mrozek
71 Tjendera Mata R.S. Palindih
72 Topeng Ikranagara
73 Topeng Kayu Kuntowijoyo
74 Umang-Umang Arifin C. Noer
75 Utopian Train Blues Noname
76 Wartawan Anton P. Chekov
77 Wot (Atawa Jembatan) Yudhistira Ardi Nugraha
78 Zoo Story Edward Albee
79 kumpulan naskah (sampul merah) banyak
80 Nang Nontin
81 Qobul Afiq Sudrajat Teater Sopo
82 Tarub Hendro Teater Sopo
83 Biarkan Aku Mencari Rudyaso Febriadhi Teater Sopo
84 Monolog; “Senja…” Puji Widodo Teater Sopo
85 Dua Pemerkosa Wafaudin Zaki Teater Sopo (tidak lengkap)
86 Kumpulan Naskah Getar

You might also like