You are on page 1of 32

Pintu

Mengenal Pintu
Siapa yang tidak kenal pintu. Salah satu elemen rumah, gedung, kantor,supermarket, toko,
hingga poskamling ini selalu “menghiasi” dan melengkapi suatu bangunan dari depan,
samping, hingga belakang. Dahulu, pintu dibuat hanya sebagai perantara atau penghubung
antara lingkungan Iuar dengan dalam rumah. Akan tetapi, saat ini pintu sudah merupakan
simbol status sosial. Dengan kemajuan teknologi, beragam pintu sudah banyak dijumpai, baik
dari segi desain, warna, corak, bahan, dan sebagainya. Sebelum mengenal berbagai jenis
desain pintu, ada baiknya terlebih dahulu kita mengetahui hal-hal di seputar pintu.

Pengertian Pintu

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian pintu adalah tempat untuk masuk dan
keluar. Ini berarti bahwa pintu adalah suatu benda penghubung untuk melakukan aktivitas
memasuki sesuatu atau keluar dari sesuatu tempat. Jika dikaitkan dengan rumah tinggal maka
pengertian pintu adalah tempat untuk keluar-masuk pada tempat tinggal manusia.

Fungsi Pintu

Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa pengertian pintu adalah tempat untuk masuk dan
keluar dari suatu tempat atau bangunan maka fungsi dan keberadaannya sangat diperlukan
sebagai media penghubung (antara). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa fungsi pintu
pada dasarnya adalah sebagai penghubung antar-ruang yang saling terpisahkan secara
permanen.
Selain fungsi di atas, pintu juga berfungsi sebagai penjaga privasi serta keamanan sebuah
rumah. Pintu kamar misalnya, berguna untuk menjaga privasi dan keamanan penghuni kamar
tersebut.

Jenis Pintu Berdasarkan Fungsi Ruang

1. Pintu Gerbang

Pintu gerbang adalah pintu yang terletak di posisi paling depan dari sebuah bangunan. Pintu
ini berfungsi sebagai penghubung antara bangunan dengan jalan. Pintu ini digunakan untuk
jalan keluar masuk kendaraan dan manusia. Untuk pintu gerbang ini, keamanan sangat
diperlukan. Untuk itu desain pintu gerbang ini harus bisa memberikan keamanan bangunan
anda dari orang lain yang akan masuk tanpa ijin pemilik.
Pintu Gerbang adalah bagian dari macam-macam pintu menurut fungsinya. Fungsi utama dari
sebuah pintu gerbang adalah media keluar-masuk kendaraan atau manusia yang berada pada
posisi terdepan sebuah rumah tinggal dan langsung menghubungkan antar-ruang luar rumah
tinggal (jalan raya) dengan halaman depan (carport atau teras) sebuah rumah tinggal.

Bentuk dan desain pintu gerbang relatif sangat bervariasi mengikuti gaya rumah tinggal dan
nuansa yang terkandung di dalamnya. Bentuk pintu gerbang biasanya terdiri dari dua atau
lebih daun pintu, baik lipat maupun dorong. Pintu gerbang biasanya dibuat berongga dan
menggunakan motif-motif alami seperti kembangan sulur dedaunan atau bunga, motif kotak-
kotak atau geometris, dan,adapula yang menggunakan motif campuran antara keduanya.
Bahan material utama yang digunakan pada pintu gerbang adalah besi dengan pembagian
beberapa daun pintu dan sering kali dipadupadankan pula dengan material lain seperti kayu
sehingga dapat memberikan sentuhan yang berbeda pada tampilan pintu secara total. Dimensi
pintu gerbang pada umumnya mengadopsi ukuran standar mobil, yakni lebar 300—500 cm
(atau kelipatannya untuk menampung lebih banyak mobil), dan tinggi berkisar 150—250 cm.
Namun, secara umum ukuran pintu gerbang disesuaikan sesuai dengan keinginan pemilik
rumah dan kondisi keamanan lingkungan hunian.

Warna pada pintu gerbang adalah material cat besi dengan finishing cat duco polos, finishing
motif besi tempa, finishing crome (stainless steel), dan juga finishing pelitur untuk variasi
pintu gerbang yang menggunakan material dengan bahan dasar kayu.

Dilihat dari berbagai segi, pintu gerbang dapat dibagi menjadi tiga kelompok antara lain
sebagai berikut.

1) Jenis pintu gerbang menurut arah gerak :


- pintu gerbang lipat,
- pintu gerbang sorong,

2) Jenis pintu gerbang meriurut finishing dan bahan material :


- pintu gerbang besi tempa,
- pintu gerbang cat duco polos,
- pintu gerbang stainless steel,
- pintu gerbang campuran.

3) Jenis pintu gerbang menurut motif :


- pintu gerbang motif alam,
- pintu gerbang motif geometris,
- pintu gerbang motif campuran alam dan geometris.
2. Pintu Utama
Pintu Utama adalah media penghubung untuk aktivitas masuk dan keluar di sebuah bangunan
pada bagian yang paling utama (penting) atau berada di depan. Jika diaplikasikan pada rumah
tinggal, pintu utama merupakan media penghubung antara teras dan ruang tamu atau biasa
diartikan sebagai penghubung bagian luar rumah dengan bangunan pertama pada rumah
tersebut.

Keberadaan sebuah pintu utama dapat mencerminkan status sosial dari penghuninya. Desain
pintu yang unik dan bernilai seni seperti ukiran, mencerminkan penghuninya memiliki cita
rasa terhadap seni. Sebaliknya, desain pintu sederhana seperti gaya minimalis mencerminkan
penghuninya memiliki cita rasa yang simpel, sederhana dan ringan.

Agar pintu dapat berfungsi dengan baik, ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan
antara lain sebagai berikut:

- Ukurannya cukup untuk aktivitas keluar masuk, baik barang maupun manusia.
- Bahan yang dipilih tidak mudah rusak oleh cuaca karena pintu utama terletak paling luar.
- Bentuk dan desainnya fungsional (dapat digunakan dengan mudah).
- Aman digunakan dalam beraktivitas.
- Indah dan mempunyai nilai estetika.

Material pintu utama biasanya terbuat dari bahan dasar kayu. Kayu yang digunakan adalah
kayu yang kuat menahan cuaca, baik pada waktu musim kemarau atau penghujan. Ini
disebabkan lokasinya yang berada di luar. Biasanya kayu yang digunakan untuk membuat
pintu utama adalah kayu jati, bengkirai, keruing, merbau, kamper, dan mahoni.

Ukuran pintu utama adalah lebar 80—100 cm dan tinggi 210—220 cm. Ukuran ini perlu
ditambah bukaan kecil di atasnya. Jika pintu utama berupa pintu double maka ukuran pintu
dikalikan dua. Ukuran yang lebih besar dibuat untuk memudahkan aktivitas keluar-masuk
barang-barang yang berukuran lebih besar dari 1 m, misalnya rak TV, ranjang, lemari, meja
dan lain-lain.

Warna pintu utama harus disesuaikan dengan warna rumah. Biasanya pintu utama dicat
warna putih atau finishing pelitur. Untuk pintu berbahan kayu sangat cocok dicat dengan
pelitur sehingga akan tampak kesan naturalnya. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan
pintu utama dicat warna-warna mencolok untuk memberi aksen pada rumah tersebut atau
dijadikan obyek yang menonjol pada bagian rumah tinggal.

Bentuk dan desain pintu utama didesain “lebih” dari pintu-pintu lainnya. Artinya pintu utama
didesain lebih bagus, lebih rumit, lebih berbeda. Hal tersebut dikarenakan pintu utama
merupakan salah satu elemen yang pertama kali dipandang atau dilihat. Selain itu, pintu
utama memberikan kesan terhadap desain bangunan.

Bentuk pintu utama terdiri dari beberapa alternatif di antaranya adalah:


- pintu single,
- pintu double dan
- pintu gendong.
3. Pintu Kamar

Pintu Kamar adalah salah satu jenis pintu menurut fungsinya sebagai media penghubung
aktivitas keluar-masuk ke dalam atau keluar kamar. Kamar di sini adalah suatu ruang dari
bagian sebuah rumah tinggal yang berfungsi sebagai wadah atau tempat untuk melakukan
aktivitas tidur, beristirahat, dan aktivitas-aktivitas lainnya yang sifatnya sangat pribadi.

Bentuk dan desain pintu kamar pada umumnya hampir sama dengan pintu utama. Hanya saja
pintu kamar selalu berupa single door atau pintu satu daun tanpa jendela di sampingnya.
Bentuk pintu kamar tanpa jendela di sampingnya (pintu gendong) dimaksudkan agar tidak
ada bukaan di dalam rumah yang mengarah ke dalam kamar. Hal ini’ disebabkan oleh sifat
privatisasi dari kamar itu sendiri sebagai penampung aktivitas pribadi dari penghuni rumah
tinggal tersebut.

Bahan material pintu kamar didominasi oleh bahan kayu. Bahan material kayu hampir selalu
digunakan dalam sebuah pintu kamar, karena sifatnya “lunak” yang seharusnya ikut
menegaskan fungsi dari ruangan di dalamnya. Kayu yang digunakan tidak harus kayu yang
tahan terhadap cuaca luar. Akan tetapi, pemilihan jenis kayu lebih didasari oleh desain atau
bentuk pintu kamar yang diinginkan oleh penghuni rumah tinggal tersebut.

Oleh karena terdiri dari satu daun pintu, maka ukuran pintu kamar biasanya mempunyai lebar
antara 70—80 cm dengan tinggi antara 210—220 cm ditambah bouvenlight atau angin-angin
di atasnya yang Iebarnya 40 cm.

Warna pintu kamar bisa berupa cat duco polos, warna lain, dan juga pelitur dengan warna
natural kayu. Pemberian pelitur untuk memberi kesan alami sesuai dengan kebutuhan atau
keinginan dan nuansa dari tema rumah tinggal tersebut.
4. Pintu Kamar Mandi

Pintu Kamar Mandi adalah media untuk aktivitas keluar-masuk ruangan yang berfungsi
untuk mandi beserta aktivitas yang lainnya. Bentuk desain pintu kamar mandi biasanya lebih
sederhana dibandingkan dengan jenis pintu lainnya, karena fungsinya sebagai ruang
penunjang. Biasanya desain pintu kamar mandi berupa pintu polos atau hanya ditambah
ventilasi pada bagian bawah pintu.Tujuannya untuk melancarkan aliran udara dari kamar
mandi (wc). Selain itu, ada juga desain pintu kamar mandi atau wc yang diberi variasi pada
bagian atasnya (setinggi manusia), seperti variasi panel dan mosaik kaca atau mosaik buatan
dari bahan fiber.
Pintu kamar mandi umumnya terbuat dari PVC atau dari panel kayu yang dilapisi aluminium
Oct bagian dalamnya. Syarat terpenting dari bahan pintu kamar mandi (wc) adalah tahan air
agar tidak cepat lapuk bila terkena air.

Dimensi pintu kamar mandi (wc) biasanya lebih kecil dari pintu lain, yakni 70 cm x 210 cm
ditambah kusen. Dimensi yang lebih kecil ini dimaksudkan untuk mengakomodasi luas
kamar mandi (wc) yang terbatas. Selain itu, aktivitas keluar masuk kamar mandi (wc) hanya
dilakukan satu orang dan dirasa dimensi tersebut cukup untuk mewadahi aktivitas.

Pemilihan warna untuk kamar mandi (wc) dapat menggunakan berbagai macam pilihan
warna. Akan tetapi, warna biru muda dan hijau muda akan sangat cocok digunakan untuk
pintu kamar mandi. Oleh karena warna hijau dan biru akan memberi susana segar, sejuk, dan
sejuk. Selain itu, pemilihan warna untuk kamar mandi (wc) disesuaikan dengan nuansa
rumah.

Pada umumnya warna pintu kamar mandi (wc) berwarna cerah seperti putih, biru muda,
hijau, atau merah jambu. Hal ini dikarenakan pintu kamar mandi pabrikan yang terbuat dari
PVC relatif berwarna cerah, sedangkan yang berwarna natural atau warna kayu ada jugs yang
terbuat dari bahan PVC atau yang lebih umum dari bahan kayu solid seperti pintu lainnya.
Akan tetapi, dengan pelapis aluminium pada bagian dalamnya akan mengurangi kerusakan
akibat terkena air.

5. Pintu Belakang

Pintu Belakang adalah pintu yang berfungsi sebagai media penghubung aktivitas keluar-
masuk rumah melalui halaman belakang. Persyaratan pintu samping atau pintu belakang
terutama menyangkut aspek kekokohan dan keamanan ini dikarenakan lokasinya yang
menghubungkan jalan di Iuar rumah dengan halaman belakang atau samping rumah.
Pertimbangan aspek kekokohan dan aspek keamanan inilah yang paling utama dari sebuah
persyaratan pintu samping atau pintu belakang.
Pintu Samping/Belakang adalah suatu media penghubung aktivitas keluar-masuk rumah
melalui halaman belakang atau halaman samping yang sering disebut side entrance.
Persyaratan pintu samping atau pintu belakang terutama menyangkut aspek kekokohan dan
keamanan ini dikarenakan lokasinya yang menghubungkan jalan di Iuar rumah dengan
halaman belakang atau samping rumah. Pertimbangan aspek kekokohan dan aspek keamanan
inilah yang paling utama dari sebuah persyaratan pintu samping atau pintu belakang.

Bentuk dan desain pintu samping atau pintu belakang biasanya senada atau hampir sama
dengan desain pintu gerbang. Begitu pula dengan bahan material pintu samping atau pintu
belakang yang biasanya terbuat dari bahan baku besi atau besi tempa dengan bentuk berjeruji
dan kembangan motif sebagai pemanis pada bagian-bagian tertentu.

Bahan material pintu samping atau pintu belakang umumnya terbuat dari bahan dasar besi
dengan finishing cat motif besi tempa atau chrome. Ada-pun bahan lain yang biasa dipadukan
dengan bahan utama besi adalah•kayu sebagai variasi untuk memberi kesan lunak pada
bentukan utuh pintu samping atau pintu belakang.

Ukuran pintu samping hampir sama dengan pintu-pintu Iainnya, yakni lebar 70—80 cm dan
tinggi bervariasi antara 120—220 cm atau sesuai dengan kebutuhan.

Warna pintu samping atau pintu belakang biasanya senada dengan nuansa rumah atau hampir
sama dengan warna pagar atau pintu gerbang. Warna-warna yang digunakan cenderung
menggunakan warna yang lazim pada besi, seperti motif besi tempa, chrome (stainless steel),
warna duco (merah, hijau, dll), atau warna natural yang biasanya digunakan untuk finishing
pintu samping dengan material kayu.

6. Pintu Garasi
Pada pintu gerbang biasa menggunakan jenis pintu lipat. Karena ruang garasi memerlukan
pintu yang lebar, maka dari itu untuk menghemat tempat, pintu lipat sangat bagus digunakan
sebagai pintu garasi.
Pintu Garasi adalah media penghubung aktivitas keluar masuk dari carport atau halaman
depan ke dalam atau keluar menuju garasi. Garasi adalah suatu ruangan untuk menempatkan
kendaraan (mobil, motor dll), agar lebih aman dan terlindung dari cuaca luar.

Agar pintu garasi dapat berfungsi dengan baik sekaligus mempunyai daya tahan yang lama
maka dibutuhkan beberapa persyaratan tertentu, antara lain pintu garasi harus kokoh atau
kuat, aman, serta mempunyai ukuran yang memadai untuk menunjang aktivitas yang terdapat
di dalamnya.

Saat ini, bentuk dan desain pintu garasi bermacam-macam, antara lain pintu lipat (folding
door) dan pintu putar (rolling door). Masing-masing jenis pintu garasi mempunyai
kekurangan dan kelebihan. Folding door mempunyai beberapa kelebihan antara lain tidak
mudah rusak; mudah dirawat; serta desain, warna, dan bahan materialnya lebih bervariasi.
Sementara kelemahannya adalah relatif lebih mahal dan lebih menghabiskan banyak tempat.
Untuk rolling door, kelebihannya antara lain tidak menghabiskan banyak tempat dan
pembuatannya relatif lebih mudah dibandingkan folding door. Sementara kelemahannya
adalah mudah berkarat dan macet jika tidak rajin dirawat.

Untuk membuat pintu garasi, konsumen dihadapkan dengan dua pilihan bahan dasar atau
bahan material. Bahan material tersebut berupa besi (folding atau rolling) dan kayu (pintu
lipat). Masing-masing bahan material mempunyai beberapa kekurangan dan kelebihan.
Kelebihan pintu garasi berbahan metarial besi adalah lebih kokoh dan aman. Sementara
kelemahannya adalah penampilannya terlihat kaku. Kelebihan pintu garasi berbahan material
kayu adalah terlihat lebih luwes dan desainnya dapat disesuaikan dengan nuansa rumah
tinggal. Sementara kelemahannya lebih rapuh daripada pintu garasi berbahan besi.
Ukuran pintu garasi harus dapat mengakomodasi aktifitas keluar masuk kendaraan. Untuk
itulah ukuran pintu garasi lebih besar dari pintu utama maupun pintu kamar. Pintu garasi
yang memenuhi kreteria umum mempunyai ukuran yang lebarnya antara 300—500 cm
dengan tinggi antara 220—250 cm.

Seperti halnya jenis pintu yang lain, pintu garasi juga dapat diberi warna dari berbagai jenis
cat yang ada saat ini. Jenis cat seperti cat duco polos dan pelitur kayu. Cat duco polos
biasanya dipergunakan untuk pintu garasi folding door atau rolling door yang terbuat dari
material besi. Sementara pelitur biasa digunakan untuk pintu garasi yang terbuat dari material
kayu. Oleh karena pintu garasi merupakan elemen rumah yang letaknya di luar maka
semestinya dicat menggunakan cat yang tahan terhadap jamur, karat dan lain-lain.
Dalam pemasangan pintu didalam bangunan harus memadai sesuai fungsi, kekokohan,
penggunaan bahan material yang cocok untuk pintu pada masing-masing ruang, dan desain
yang indah, sesuai, dan selaras dengan desain bangunan atau ruang tempat pintu tersebut
dipergunakan.

Pintu Bangunan Komersial

Pengertian dan fungsi dari sebuah pintu bangunan komersial adalah tempat yang
dipergunakan untuk aktifitas masuk dan keluar pada bangunan komersial
(kios,toko,kantor,dll)
Jenis pintu pada bangunan komersial pada dasarnya terdiri dari :
- Pintu geser atau pintu lipat (folding door) yang menggunakan material besi atau kayu.
- Pintu putar (rolling door) yang menggunakan material besi atau aluminium, dan
- Pintu kaca yang menggunakan materialkaca dengan rangka aluminium.
Persyaratan sebuah pintu pada bangunan komersial adalah dimensinya cukup untuk keluar
masuk barang yang dijual atau dipergunakan pada bangunan komersial tersebut dan aktivitas
masuk-keluar manusia yang akan mempergunakan bangunan komersial tersebut (produsen
dan konsumen).
Bentuk atau desain dari pintu bangunan komersial pada umumnya sangat bervariasi sesuai
dengan fungsinya masing-masing

Jendela

Jendela ialah bukaan pada dinding bangunan, mobil dsb, untuk memungkinkan
udara dan cahaya masuk. Biasanya diisi dengan lembaran kaca. Jendela bisa
memiliki banyak bentuk yang berbeda, seperti segitiga, persegi, lingkaran, atau
bentuk tak beraturan.

Jendela merupakan salah satu bagian dari bangunan yang memiliki beberapa fungsi.
Tidak hanya fungsi ventilasi udara, jendela juga berfungsi sebagai penghubung ke
pemandangan di luar bangunan. Desain jendela yang menarik akan meningkatkan
citra visual sebuah bangunan. Kayu dan aluminium merupakan pilihan bahan yang
akan dipertimbangkan dalam merencanakan jendela. Pertimbangan lain adalah
desain bentuk dan ukuran. Beberapa pertimbangan tersebut tentunya harus melihat
tujuan dan fungsi dari jendela tersebut. Ada tiga fungsi utama dari jendela sebagai
berikut:

PENCAHAYAAN
Jendela dapat menyediakan cahaya alami dari sinar matahari pada pagi dan siang
hari. Hal ini dapat terjadi cukup dengan membuka daun jendela atau membuka tirai
pada jendela kaca. Pencahayaan alami dapat ditentukan dari lokasi, jumlah, ukuran,
dan bentuk jendela. Selain desain jendela, pencahayaan yang optimum didukung
oleh pemilihan warna cat interior yang dapat memantulkan dan mendistribusikan
cahaya dari luar bangunan ke dalam ruangan. Desain jendela yang baik dapat
menyediakan cahaya alami yang memadai tanpa menimbulkan kenaikan
temeperatur dalam ruangan akibat cahaya matahari.

VENTILASI UDARA
Ada kalanya terdapat perbedaan temperatur di luar dan di dalam ruangan. Jendela
berfungsi sebagai jalan sirkulasi udara pada kondisi tersebut. Sirkulasi udara ke
dalam ruangan dikategorikan sejuk apabila kecepatan udara dalam ruangan berkisar
antara 0.1 - 0.5 meter per detik. Lokasi yang baik dan desain bukaan jendela akan
membantu kita dalam menciptakan sirkulasi udara yang baik.

ARCHITECTURE ACCENT
Sebuah bangunan yang hanya terdiri dari dinding massive tentunya tidak enak
dipandang. Kehadiran jendela akan meningkatkan keindahan bangunan, terlebih lagi
dengan pemilihan warna yang serasi antara dinding dan jendela. Bentuk jendela
yang tinggi dan langsing akan menampilkan kesan besar pada bangunan yang kecil.
Kesan dinamis pada bangunan juga dapat diciptakan dari kombinasi bentuk bulat
dan kotak pada jendela. Architecture accent juga muncul dari pemilihan bahan
jendela. Bahan aluminium akan menampilkan kesan modern, sedangkan bahan kayu
akan menampilkan kesan etnik.
Jendela mungkin adalah bagian dari rumah yang sudah sangat biasa kita temui. Tahukah
Anda bahwa terdapat beberapa jenis jendela sesuai bentuk dan cara menggunakan jendela
tersebut? Jendela pada dasarnya merupakan akses udara dan cahaya di dalam rumah.
Biasanya jendela memiliki cara untuk diatur besar kecil bukaannya sesuai kebutuhan akan
penghawaan dan pencahayaan alami.
Pertimbangan konstruksi, estetika, dan fungsi utama jendela penting untuk dipikirkan
sebelum membuat jendela. Bentuk dan konstruksi jendela dapat menentukan tampilan sebuah
rumah tinggal dipadukan dengan bagian-bagian lain dari sebuah rumah. Ukuran jendela yang
baik dalam sebuah ruangan sebaiknya 12%-15% dari luas lantai ruangan. Standar Nasional
Indonesia (SNI) menyarankan agar jendela tidak kurang dari 5% dari luas lantai. Jendela
selain berfungsi sebagai sumber masuknya cahaya dan penghawaan alami, juga merupakan
bagian rumah yang memberikan unsur estetika pada suatu tampilan bangunan rumah.

 jendela yang dipasang mati dalam kusen / Window glass fixed to frame

- jendela dengan daun jendela yang dibuka kedalam atau keluar / Windows with shutters that

opens in or out

- jendela dengan daun pintu yang dibuka dengan digeser ke atas/ kebawah / Windows with a
shutter that can be opened by sliding up / down
- jendela dengan kaca-kaca krepyak (terpisah kecil-kecil) / Windows with glass blinds (small
separated glass)

- jendela dengan daun yang dibuka dengan diputar dalam sumbu horisontal / Windows with
shutter that open in horizontal axis

- jendela dengan daun seperti dibawah ini biasanya dibuka kedalam agar tidak tampias hujan /
Shutter of window with the following directions usually open inside to avoid water drops
- jendela dengan daun dibuka dengan engsel diatas yang cukup populer / Shutter opened
window with hinges on a fairly popular type

- jendela dengan daun sorong ke samping / Windows with sliding shutter that moves aside

Jendela biasanya dikelompokkan sesuai dengan bukaanya, jendela yang


terpasangnya mati tidak terbuka sama sekali, akan memberikan tingkat kekedapan
terhadap cuaca paling besar. Jendela yang terbuka untuk ventilasi, pembersihan dan
jalan keluar darurat mempunyai daun-daun jendela yang membukanya dengan cara
disorong, diayun atau diputar. Berikut ini adalah jenis-jenis utama bekerjanya
jendela.
a. Jendela gantung ganda, mempunyai daun-daun jendela yang didorong secara
vertikal. Daun-daun jendela ini ditempatkan pada alur depan rangka atau pada
alat/rel. Bagian jendela dapat dibuka ± 50%.

Gambar X-6, Jendela Sorong Vertical

b. Jendela gantung ganda, mempunyai daun-daun jendela yang didorong secara


horisontal. Daun-daun jendela ini ditempatkan pada alur depan rangka atau pada
alat/rel. Bagian jendela dapat dibuka ± 50%.

Gambar X-7, Jendela Sorong Horizontal

c. Jendela sayap, mempunyai daun-daun jendela yang digantung pada ambang


atas/bawah atau pada tiang. Daun-daun jendela ini ditempatkan pada engsel
depan/belakang. Bagian jendela dapat dibuka penuh.

You might also like