You are on page 1of 11

Langkah – Langkah Melakukan Konseling

oleh : Slamet Efendi

Dalam melaksanakan bimbingan konseling, konslor harus memperhatikan langkah-


langkah sebagai berikut:

1. Identifikasi
Yaitu langkah kerja untuk memperhatikan siswa yang mengalami
masalah,bertujuan menentukan bantuan apa yang akan diberikn kepada siswa
yana mengalami masalah tersebut.

2. Diagnosa
Diagnosa merupakan proses menentukan masalah dengan memperhatikan gejala
yang
tampak ,langkah ini bertujuan antara lain untuk
a. mengetahui letak permasalahan yang dihadapi siswa
b. menentukan jenis kesulitan siswa
c. mengetahui bagaimana letak latar belakang masalah secara detail

3. Prognosa
Prognosa adalah langkah menentukan jenis bantuan yang akan diberikan kepada
siswanya yang bermasalah.Prognosis bertujuan
a. menerapkan jenis bantuan yang harus diberikan
b. menetapkan teknik bantuan yang akan diberikan kepada siswa yang bermasalah

4. Treatment
Treatment dimaksudkan agar guru dapat dapat mengatasi kesulitan yang dihadapi
oleh siswa sehingga diharapkan siswa dapat mendapatkan hasil secara maksimal.

5. Follow up
Diberikan setelah siswa melaksanakan bantuan yang diberikan oleh guru.
Kegiatan ini bertujuan untuk menilai keberhasilan bimbingan.

Ada beberapa pendekatan yang di lakukan dalam konseling, diantaranya adalah :


A. Konseling yang di terapkan dalam islam

bimbingan konseling dalam Islam dalam pelaksanaanya dapat dibedakan menjadi


Direktif, non Direktif dan Eklektik. Pelaksanaan secara direktif berarti bimbingan
konseling yang dilakukan secara berimbang antara peran konselor dan konseli dalam
upaya menyelesaikan masalah. Pelaksanaan ini antara lain sebagaimana diisyaratkan
dalam beberapa ayat Al Qur'an maupun Hadits Nabi SAW. Contoh pelaksanaan
Bimbingan Konseling Islam secara Direktif antara lain dapat didasarkan pda dialog Nabi
Khidir dan Nabi Musa AS sebagaimana yang dikisahkan dalam QS al Kahfi ayat 66-82.

Contoh pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam secara non Direktif antara lain
dapat didasarkan pada dialog dan komunikasi antara Nabi SAW dan konseli dalam
sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad Ibn Hambal dari Abu Umamah
sebagai berikut :

Abu Umamah berkata : “ ada seorang pemuda datang menemui Nabi SAW seraya
berkata :” Wahai Rasulullah ijinkanlah aku melakukan zina. Orang – orangpun
mengerumuni pemuda itu dan membentaknya, seraya berkata; “ Muh,muh! (dengan
maksud mencelanya). Rasulullah SAW seraya bersabda: “ suruhlah ia mendekatiku. “
Pemuda itupun mendekati Rasulullah SAW sampai benar-benar dekat, kemudian ia
duduk. Beliau bertanya kepadanya

B. Konseling yang di terapkan dalam pelayanan Pastoral (Nasrani)

Dalam ilmu konseling yang diterapkan bagi pelayanan pastoral, ada 7 langkah
utama yang dapat diikuti sebagai dasar tindakan mengkonseling seseorang. Ingatlah
bahwa apapun kondisinya, proses konseling adalah sesuatu yang sifatnya konfidensial
sampai yang bersangkutan menyatakannya secara terbuka dan mengijinkan kasusnya
dibuka.

Jika seseorang datang pada anda menceritakan masalahnya, lakukanlah langkah berikut:

1. Tanyakan PERASAANNYA SAAT INI

Biasanya orang datang kepada anda sulit untuk menceritakan masalahnya, tetapi
anda harus sigap untuk menanyakan lebih dulu perasaan apa yang ada didalamnya.
Masalah selalu menghasilkan perasaan tertentu. Hal ini harus dikenali oleh setiap
konselor. Perasaan itulah yang mengganggu orang tersebut, sekalipun ia mungkin kuat
menghadapi masalahnya. Gangguan dalam perasaan tidak bisa diabaikan. Ini memicu
persoalan lain termasuk kejiwaan dan kesehatan fisiknya. Catatlah apa yang dikatakannya
sementara anda mendengarkan.

2. Tanyakan MASALAH SESUNGGUHNYA YANG TERJADI

Setelah anda menanyakan apa perasaannya, lanjutkan untuk masuk dalam


masalah sesungguhnya. Tetaplah tenang untuk mendengarkan, karena 90% proses
konseling adalah mendengarkan. Jika anda peka terhadap apa yang disampaikan orang,
maka anda dapat membantu untuk mendudukkan masalah pada porsi sesungguhnya.
Pengertian harus diimbangin dengan menunjukkan kenyataan ukuran, besar dan dampak
masalah, serta akar masalah sesungguhnya.

3. Tanyakan APA YANG TELAH DILAKUKANNYA ATAS MASALAH


ITU

Pastikan bahwa anda tidak melewatkan proses ketiga ini, untuk melihat apa yang
telah dilakukannya berdasarkan pengertiannya tentang masalah tersebut. Biasanya orang
yang dikonseling mesti ditanyakan beberapa kali sebelum memberitahukan kepada anda
apa yang telah dilakukannya atas masalah tersebut. Anda mungkin akan terkejut juga
mendengar bahwa bagaimana seorang Kristen memberi respon terhadap masalahnya,
tidak jauh beda dari cara orang yang belum mengenal Yesus. Malah dalam beberapa hal
orang Kristen tidak terlatih dengan baik. Di sinilah kita perlu mengukur apakah
kerusakan terjadi sebagai akibat respons yang tidak selaras dengan firman Tuhan.

4. Perlihatkan kepadanya APA YANG DIKATAKAN ALKITAB


TENTANG MASALAHNYA

Bukalah Alkitab, dan tegaskan dengan kasih tentang betapa jelasnya Alkitab
menceritakan tentang pengalaman yang sama yang terjadi kepada tokoh-tokoh Alkitab,
ayat-ayat yang berbicara tentang pokok yang sama juga turut ditunjukkan. Pakailah
ilustrasi pribadi anda untuk memperjelas. Ingatlah bahwa sebagian besar masalah
manusia telah dikenali dan dibahas dalam Alkitab. Jadi, akan tergantung pada pengenalan
anda tentang firman Tuhan. Jangan menuntaskan masalah dengan cara memuahkan atau
meng-enteng-kan masalah karena konseling haruslah menjadi proses yang bertanggung
jawab

5. Tuntunlah APA YANG SEBAIKNYA DILAKUKAN ATAS


MASALAHNYA SETURUT FIRMAN TUHAN

Selanjutnya, berdasarkan firman Tuhan, sarankan hal-hal apa yang harus


dilakukannya untuk mengatasi masalahnya. Biasanya rekomendasi perilaku sangat
dianjurkan selain doa atau puasa dsb. Ingatlah bahwa apa yang anda sampaikan harusnya
jelas dan dapat diukur dalam perilakunya. Jika perlu minta ia untuk kembali setelah
melakukan yang anda sarankan.

6. Beritahukan APA YANG BAKAL TERJADI JIKA IA MENURUT


FIRMAN TUHAN

Langkah berikutnya adalah beritahukan apa saja yang bakal terjadi jika ia
menuruti firman Tuhan, begitu banyak janji Tuhan. Katakanlah kepadanya bahwa anda
mendoakan sewaktu ia melakukan kehendak Tuhan. ALkitab tidak pernah salah dalam
nasihat. Janji Allah adalah nyata untuk mengubah hidup orang dan memberkati mereka
yang taat.

7. Tanyakanlah APA PERASAANNYA SEKARANG

Saat untuk menutup sesi konseling sudah tiba, anda telah menyelesaikan langkah-
langkah penting. Kini anda dapat menanyakan kepadanya apa perasaannya saat ini.
Biasanya orang yang datang untuk konseling mengatakan bahwa perasaannya sudah lega
karena sudah emnceritakan. Lebih lagi berkat bagi konselor adalah ketika orang yang
dikonseling berkata bahwa ia menemukan jalan keluar sekarang.

Dalam konteks bimbingan konseling, konselor juga harus melakukan asesmen


yang bertujuan untuk mengukur suatu proses konseling yang harus dilakukan konselor 
sebelum, selama, dan setelah konseling tersebut dilaksanakan/berlangsung. Asesmen
merupakan salah satu bagian terpenting dalam seluruh kegiatan yang ada dalam
konseling (baik konseling kelompok maupun konseling individual). Karena itulah maka 
asesmen dalam bimbingan dan konseling merupakan bagian yang terintegral dengan
proses terapi maupun semua kegiatan bimbingan/konseling itu sendiri. Asesmen
dilakukan untuk menggali dinamika  dan faktor penentu yang mendasari munculnya
masalah. Hal ini sesuai dengan tujuan asesmen dalam bimbingan dan konseling, yaitu
mengumpulkan informasi yang memungkinkan bagi konselor untuk menentukan masalah
dan memahami latar belakang serta situasi yang ada pada masalah klien. Asesmen yang
dilakukan sebelum, selama dan setelah konseling berlangsung dapat memberi informasi
yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi konselee. Dalam
prakteknya, asesmen dapat digunakan sebagai alat untuk menilai keberhasilan sebuah
konseling, namun juga dapat digunakan sebagai sebuah terapi untuk menyelesaikan
masalah konselee. Pada umumnya asesmen bimbingan konseling dapat dilakukan dalam
bentuk laporan diri, performance test, tes psikologis, observasi, wawancara, dan
sebagainya.

Dalam pelaksanaannya, asesmen merupakan hal yang penting dan harus 


dilakukan dengan berhati-hati sesuai dengan kaidahnya. Kesalahan dalam
mengidentifikasi masalah karena asesmen yang tidak memadai  akan menyebabkan
tritmen gagal; atau bahkan dapat memicu munculnya konsekuensi dari tritmen yang
merugikan diri konselee.  Meskipun menjadi dasar dalam melakukan tritmen pada
konselee, tidak berarti konselor harus menilai (to assess) semua latar belakang dan situasi
yang dihadapi klien pada saat itu jika tidak perlu.

Hood & Johnson (1993) menjelaskan ada beberapa fungsi asesmen, diantaranya
adalah untuk:

1.     menstimulasi konselee maupun konselor mengenai berbagai


isu permasalahan

2.     menjelaskan masalah yang senyatanya

3.     memberi alternatif solusi untuk masalah

4.      menyediakan metode untuk dengann memperbandingkan


alternatif shg dapat diambil keputusan

5.      memungkinkan evaluasi efektivitas konseling


Selain itu, asesmen juga diperlukan untuk memperoleh informasi yang membedakan
antara apa ini (what is) dengan apa yang  diinginkan (what is desired) sesuai dengan
kebutuhan dan hasil  konseling.

Asesmen memiliki hubungan yang sangat signifikan dengan perencanaan dan


pelaksanaan model-model pendekatan konseling. Jika kedua komponen tersebut didesain
dengan pendekatan “client centered” atau “bottom up”,  asesmen akan mengarah pada
inovasi.

Tujuan Asesmen menurut Hood & Johnson (1993) menjelaskan bahwa asesmen dalam
bimbingan dan konseling mempunyai beberapa tujuan, yaitu:

1. Orientasi masalah, yaitu untuk membuat konselee mengenali dan menerima


permasalahan yang dihadapinya, tidak mengingkari bahwa ia bermasalah

2. Identifikasi masalah, yaitu membantu baik bagi konselee maupun konselor dalam
mengetahui masalah yang dihadapi konselee secara mendetil

3. Memilih alternatif solusi dari berbagai alternatif penyelesaian masalah yang dapat
dilakukan oleh konselee

4. Pembuatan keputusan alternatif pemecahan masalah yang paling menguntungkan


dengan memperhatikan konsekuensi paling kecil
dari beberapa alternatif tersebut

5. Verifikasi untuk menilai apakah konseling telah berjalan efektif dan telah
mengurangi beban masalah konselee atau belum

Selain itu, asesmen digunakan pula untuk menentukan variabel pengontrol dalam
permasalahan yang dihadapi konselee, untuk memilih/mengembangkan intervensi
terhadap area yang bermasalah, atau dengan kata lain menjadi dasar untuk mendesain dan
mengelola terapi, untuk membantu mengevaluasi intervensi, serta untuk menyediakan
informasi yang relevan untuk pertanyaan-pertanyaan  yang muncul untuk setiap fase
konseling.

Asesmen berbasis individu akan  mengukur seluruh kemampuan konselee, baik


keterampilan personal (personal skills), keterampilan social (social skills), keterampilan
memecahkan masalah (problem solving skills), dan keterampilan memilih alternative
(Choice alternative  skills).

Menindak lanjuti hasil asesmen atau penggunaan hasil asesmen dalam konseling.
Beberapa kegiatan tindak lanjut  diantaranya adalah apakah konselee perlu melakukan
konseling yang memfokuskan pada aspek yang berbeda lainnya, apakah konselee perlu
mendapatkan tritmen tertentu, atau bahkan rujukan. Rujukan diperlukan jika konselor
tidak mempunyai kewenangan atau tidak mempunyai kemampuan untuk menangani
masalah yang dihadapi konselee. Misalnya jika klin sudah mengalami gangguan psikotik,
maka konselee perlu dirujuk ke psikiater; jika konselee mengalami gangguan diseleksia
maka perlu dirujuk ke terapis khusus yang menangani gangguan tersebut.

Langkah-langkah Psikologi Konseling

1. Menyatakan kepedulian atau keprihatinan

Menyatakan kepedulian atau keprihatinan dan membentuk hubungan dengan klien


sebagai upaya menjalin kedekatan. Melalui kegiatan ini diharapkan klien berkeinginan
untuk dan semangat untuk menyelesaikan masalahnya. Proses ini juga akan memberikan
gambaran tentang tujuan nya mengikuti konseling. Keseriusan dan kejujuran klien akan
nampak, dan memberikan penjelasan serta pengertian agar klein menyadari perlunya
bantuan untuk menyelesaikan masalahnya dank lien mau mengikuti proses konseling.

2. Membentuk hubungan

Membangun hubungan yang bercirikan kepercayaan, keyakinan, dengan didasari


keterbukaandan kejujuran atas semua pernyataan klien dan Konselor dalam proses
konseling. Pada proses ini diharapkan akan terjadi hubungan ketergantungan pada
Konselor, yaitu bagaimana Konselor dapat dijadikan sebagai pribadi yang dijadikan
contoh. Hal ini menyebabkan kepercayaan klien cukup besar terhadap koselor maka
bantuan akan mudah diberikan. Tehnik yang biasa digunakan adalah keterampilan
mendengarkan, dan memantulkan perasaan.

3. Menentukan tujuan dan mengeksplorasi pilihan


Mendiskusikan tujuan kepada klien adalah hal penting yang harus dilakukan. Untuk
mencari kejelasan, maksud dan tujuan konseling, diantaranya :
a. Adanya perubahan pada diri klien secara fisik maupun psikis, tindakan atau perasaan.
b. Terbentuknya perasaan diterima dan dipercaya adanya masalah dalam dirinya.
c. Terciptanya pemahaman dan pengertian klien terhadap masalahnya.
d. Mampu menyelesaikan dan mengatasi masalahnya dan masaah yang akan datang.

4. Menangani masalah

Pada langkah ini Konselor berusaha untuk dapat menentukan masalah mana yang akan
diselesaikan terlebih dahulu dan mana masalah-masalah yang harus ditinggalkan.
Konselor mengarahkan klien pada masalah yang menjadi prioritas utama.

5. Menumbuhkan kesadaran
Manumbuhkan kesadaran klien agar klien benar-benar memahami apa yang
sedang dialami dan apa yang harus dikerjakan dalam menyelesaikan masalahnya.
Dalam menumbuhkan kesadaran klien Konselor berusaha mengarahkan klien
mencapai apa yang disebut insight atau understanding.

6. Merencanakan cara bertindak

Kesulitan selanjutnya adalah mengambil satu tindakan atau keputusan penyelesaian


masalah. Biasanya klien merasa kebingungan dan rasa keraguan, maka Konselor
memberikan pilihan dan mengajak klien untuk merencanakan dan melakukan tindakan
dari hasil insight.

7. Menilai hasil dan mengakhiri konseling

Dari setiap langkah perlu diperhatikan sejauh mana tujuan konseling yang telah didapat.
Keputusan untuk mengakhiri konseling adalah usaha bersama antara klien dan Konselor.
Walaupun Konselor sebagai penentu proses konseling tapi bukan berarti mengakhiri
konseling sesuka hati menghantikan konseling tanpa persetujuan klien.

Langkah-Langkah dalam Melakukan Konseling:

Langkah Fungsi dan tujuan Skil yang umumnya


digunakan
1. Rapport dan Untuk membangun kerja sama Attending behavior untuk
structuring. yang baik dengan klien dan membangun kontak dengan
“Hello” untuk membuat klien merasa klien dan client observation
nyaman dengan konselor. skill untuk menentukan
Structuring dibutuhkan untuk metode yang tepat untuk
menjelaskan tujuan dari membangun rapport.
konseling. Fungsi strukturing Strukturing umumnya
adalah untuk menjaga sesi pada menggunakan influencing
tujuan (tidak melenceng) dan skill, yaitu information
untuk menginformasikan pada giving and instructions
klien apa yang konselor mampu
dan tidak mampu lakukan.
2. Mengumpulkan Untuk mengetahui alasan klien Yang paling umum
informasi, datang dan bagaimana ia digunakan adalah attending
mendefinisikan memandang masalah. skills, khususnya the basic
masalah, dan Pendefinisian masalah yang baik listening sequence
mengidentidikasi akan memberi arah dan tujuan (berurutan mulai dari open
aset. “Apa konseling dan menghindari question, closed questions,
masalahnya?” dibahasnya topik yang tidak encourager, parafrase,
berguna. Juga untuk reflection of feeling,
mengidentifikasi kekuatan- summarization. Umumnya
kekuatan klien (positive berhasil, tetapi tidak kaku!!
strength)—Ingat bahwa klien Mau penjelasan lebih
bertumbuh dari kekuatannya, lanjut? Lihat text book hal
yaitu dari aset-aset positif dan 211)
kemampuan-kemampuan!! So, Skil yang lain digunakan
harus digali untuk memecahkan bila perlu. Jika masalah
masalah yang sedang dihadapi tidak jelas, barangkali Anda
dan untuk pertumbuhan di masa memerlukan tambahan
mendatang influention skill.
Penggalian aset positif
sering membukakan tentang
kemampuan-kemampuan
yang dimiliki oleh klien
yang berguna dalam
mencari pemecahan
masalah
3. Menentukan tujuan. Untuk mengetahui dunia ideal Yang paling umum adalah
“Apa yang klien. Hal bagaimana yang attending skills, khususnya
diinginkan oleh diinginkan oleh klien? the basic listening sequence.
klien?” Bagaimana segala sesuatunya Dengan klien dari budaya
jika masalah dipecahkan? yang berbeda dan yang
Langkah ini penting karena tidak terlalu banyak bicara,
memungkinkan konselor untuk langkah ini (langkah 3)
mengatahui apa yang klien sebaiknya dilakukan
inginkan. Arah yang yang sebelum langkah 2.
diinginkan klien dan konselor
harus dibuat harmonis. Untuk
beberapa klien, lewati langkah 2
dan tentukan tujuan terlebih
dahulu.
4. Mencari alternatif Untuk mencari pemecahan dari Dapat dimulai dengan
dan masalah klien. Hal ini bisa kesimpulan tentang
mengkonfrontasi meliputi pemecahan masalah discrepancy
client incongruities kreatif (menemukan sebanyak (ketidaksesuaian).
“Apa yang akan mungkin alternatif pemecahan Influencing skills amat
kita lakukan dengan tidak menilai terlebih dibutuhkan di sini.
terhadap masalah dahulu—biar pun alternatifnya Attending skills juga
ini?” tampak bodoh dan tak masuk dibutuhkan untuk
akal) untuk kemudian menyeimbangkan.
memutuskan alternatif mana
yang akan diambil. Langkah ini
memerlukan waktu yang paling
lama dalam konseling
5. Generalization dan Untuk memungkinkan Influencing skills, seperti
transfer of learning perubahan dalam pikiran, directive dan
“Will you do it?” perasaan, dan perilaku dalam information/explanation
kehidupan klien sehari-hari. umumnya bermanfaat.
Banyak klien yang mengikuti Attending skills digunakan
konseling untuk kemudian tidak untuk mengecek apakah
melakukan apa-apa untuk klien memahami pentingnya
mengubah perilakunya, dan tahap/langkah ini.
tetap hidup dengan pola seperti
sedia kala

Mengakhiri konseling.

Pada akhir kegiatan setelah konselee mentukan keputusannya apa yang akan dilakukan
untuk mengatasi
masalahnya, maka konselor segera mengakhiri konseling, tetapi apabila sebelum
konseling ada time limit yang disepakati, maka meskipun belum ada keputusan akhir
konselor akan mengingatkan bahwa konseling diakhiri. Dalam mengakhiri konseling
yang dinilai  meliputi kemampuan untuk menarik kesimpulan, kemampuan untuk
mengingatkan kepada  konselee dalam melaksanakan keputusannya,
kemampuan menjaga hubungan yang baik, dan kemampuan untuk melakukan evaluasi
terhadap konselee setelah konseling dilakukan.
.

You might also like