Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
1. Usaha Perseorangan,
2. Firma (Fa),
9. Koperasi
10. Yayasan.
Dalam makalah ini penulis akan mengkaji lebih dalam tentang pengertian serta
pendirian, permodalan, organisasi, dan pembubaran yang dimiliki oleh Maatschap,
Firma, dan CV.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka secara umum rumusan
masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :
A. Perusahaan Perseorangan
1) Pengertian Persekutuan Perdata / maatschap
2) Pendirian, permodalan, organ serta pembubaran Persekutuan Perdata /
maatschap
3) Kebaikan dan keburukan Persekutuan Perdata / maatschap
B. FIRMA
1) Pengertian Firma
2) Pendirian, permodalan, organ serta pembubaran Firma
C. Perseroan Komanditer / CV
1) Pengertian Perseroaan Komanditer / CV
2) Pendirian, permodalan, organ serta pembubaran Perseroan Komanditer
/ CV
3) Kebaikan dan keburukan Perseroan Komanditer / CV
3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan makalah ini adalah untuk
mengetahui:
1. Pengertian Persekutuan Perdata (maatschap), Firma dan Perseroan
Komanditer (CV).
2. Pendirian, permodalan, organ serta pembubaran Persekutuan Perdata /
maatschap, Firma, dan Perseroan Komanditer / CV.
3. Kebaikan dan keburukan Persekutuan Perdata (maatschap), Firma dan
Perseroan Komanditer (CV).
BAB 2
PEMBAHASAN
Tanpa kerja sama dan spesialisasi maka masyarakat tidak dapat berfungsi
dengan sempurna. Memang orang dapat bekerja sendiri, namun apa yang tidak
dapat dilakukannya sendiri terpaksa ia akan minta bantuan orang lain lagi pula
dengan bekerja sama, orang kadang dapat memperoleh keuntungan yang tidak
dapat dicapai jika ia bekerja sendiri. Dikenal suatu bentuk “kerja sama” yaitu
kerja sama diantara beberapa orang di dalam lingkungannya sendiri dimana
mereka masing-masing merupakan para pengurus dan sekaligus pemiliknya. Kerja
sama tersebut dilakukan secara terus menerus yang menyangkut adanya
keterikatan dari aktiva-pasiva, hak dan kewajiban, perjanjian dengan pihak luar
dan lain sebagainya.
Unsur pemasukan (inbreng) tersebut bisa berupa sejumlah uang, barang dengan
wujud tertentu, atau berupa tenaga, jasa, atau keahlian (skill). Selain itu, dalam
maatshcap juga harus ada kerjasama antar para sekutu dan kerjasama antara
sekutu dengan maatschap sebagai suatu kesatuan. Hal ini menunjukkan adanya
hubungan hukum dan hak serta kewajiban para sekutu satu sama lainnya, serta
hak dan kewajiban para sekutu terhadap maatschap sebagai suatu kesatuan.
Atas kekayaan maatschap ini, ada kepemilikan bersama yang terikat dimana
semua sekutu memiliki hak yang sebanding atas seluruh benda milik bersama
sebagai suatu kesatuan. Atas benda milik bersama ini tidak dapat ditetapkan harta
bagian masing-masing sekutu atas masing-masing benda yang menjadi bagian dari
keseluruhan benda milik bersama. Dengan demikian sekutu masing-masing tidak
bisa menjual atau mengalihkan benda milik maatschap tanpa persetujuan semua
sekutu.
Pada maatschap, tidak ada nama bersama seperti halnya yang terjadi dalam
persekutuan dengan firma. Konsekuensinya adalah masing-masing sekutu
bertindak keluar (bertindak dengan pihak ketiga) atas namanya sendiri, kecuali
telah diperjanjikan bahwa sekutu yang bersangkutan bertindak atas nama
maatschap (seluruh sekutu), sehingga pihak ketiga tahu bahwa ia telah
berhubungan dengan suatu maatschap.
Keanggotaan Maatschap
KUHPerdata (Bab VIII) sendiri juga tidak melarang adanya maatschap antara
suami-istri. Meskipun tidak dilarang, maatschap yang didirikan antara suami-istri,
dimana ada kebersamaan harta kekayaan (huwelijk gemeenschap van goederen), maka
maatschap demikian tidak berarti apa-apa, sebab kalau ada kebersamaan harta
kekayaan (harta perkawinan), maka pada saat ada keuntungan untuk suami-istri itu
tidak ada bedanya, kecuali pada saat perkawinan diadakan perjanjian pemisahan
kekayaan.
Pengurusan Maatschap
Pengangkatan pengurus Maatschap dapat dilakukan dengan dua cara (Pasal 1636),
yaitu:
a. Diatur sekaligus bersama-sama dalam akta pendirian maatschap. Sekutu
maatschap ini disebut “sekutu statuter” (gerant statutaire);
b. Diatur sesudah persekutuan perdata berdiri dengan akta khusus. Sekutu
pengurus ini dinamakan “sekutu mandater” (gerant mandataire).
Kalau diantara para sekutu tidak ada yang dianggap cakap atau mereka tidak
merasa cakap untuk menjadi pengurus, maka para sekutu dapat menetapkan orang
luar yang cakap sebagai pengurus. Jadi, ada kemungkinan pengurus maatschap adalah
bukan sekutu. Hal ini dapat ditetapkan dalam akta pendirian maatschap atau dalam
perjanjian khusus.
Pembubaran Maatschap
4 Jika salah seorang sekutu meninggal atau ditaruh di bawah pengampuan atau
dinyatakan pailit.
B. FIRMA
Firma (dari bahasa Belanda venootschap onder firma; secara harfiah: perserikatan
dagang antara beberapa perusahaan) atau sering juga disebut Fa, adalah sebuah
bentuk persekutuan untuk menjalankan usaha antara dua orang atau lebih dengan
memakai nama bersama. Pemiliki firma terdiri dari beberapa orang yang
bersekutu dan masing-masing anggota persekutuan menyerahkan kekayaan
pribadi sesuai yang tercantum dalam akta pendirian perusahaan.
Pendirian FIRMA
Bentuk usaha Firma diatur dalam perundangan warisan Belanda yaitu dalam Kitab
Undang-undang Hukum Dagang (“KUHD”) Bab Ketiga, Bagian Kedua, Pasal 16
s/d 35. Didalamnya Bagian Kedua tersebut juga diatur mengenai Persekutuan
Komanditer/CV yang merupakan bentuk khusus dari Firma.
2. Akta tersebut dibuat sebagai akta otentik yang dibuat di hadapan notaris
(Pasal 22 KUHD)
3. Akta otentik tersebut selanjutnya didaftarkan pada register Kepaniteraan
Pengadilan Negeri dimana Firma berkedudukan (Pasal 23 KUHD).
4. Akta yang telah didaftarkan ke Pengadilan Negeri selanjutnya diumumkan
dalam Berita Negara.
Permodalan Firma
Pasal 1619 ayat (2) KUHPerdata menetapkan bahwa tiap-tiap sekutu dari
persekutuan perdata diwajibkan memasukan dalam kas persekutuan perdata yang
didirikan itu:
a. uang;
b. benda-benda lain apa saja yang layak bagi pemasukan
c. tenaga kerja, baik fisik maupun tenaga pikiran
Prof. Mr. J van Kan dalam anotasinya dibawah putusan H.G.H tanggal 7
Januari 1926 tersebut diatas, mengatakan bahwa adanya kekayaan sendiri bagi
persekutuan firma sudah lama diakui dalam keilmuan dan dalam yurisprudensi,
walaupun pengakuan itu belum meluas sampai dengan pengakuan bahwa
persekutuan firma itu adalah badan hukum. Dengan adanya pengakuan terhadap
adanya kekayaan tersendiri bagi persekutuan fima itu, maka dicapailah sekaligus
dua macam tujuan:
Pembubaran Firma
Pembubaran Firma telah diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang terutama di
dalam Pasal 31 hingga Pasal 35, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1 Perubahan harus dinyatakan dengan data otentik;
2 Perubahan akta harus didaftarkan kepada Panitra Pengadilan Negri;
3 Perubahan akta harus diumumkan dalam berita negara;
4 Perubahan akta yang tidak diumumkan akan mengikat pihak ketiga;
5 Pemberesan oleh persero adalah pihak lain yang disepakati atau yang
ditunjuk oleh Pengadilan.
Perlu diketahui, bahwa sebab-sebab berakhimya Firma adalah sama seperti
maatschap dalam menangani utang-piutang Firma, yang diantaranya : dana Firma
yang digunakan Apabila kekayaan Firma tidak cukup, maka mitra harus memberi
kontribusi sesuai bagiannya. Bila kekayaan Firma tersisa setelah pembayaran
semua hutang-hutangnya, kekayaannya akan dibagikan diantara para mitra
menurut ketentuan perjanjian Firma (Pasal 32 Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang).
Perlu diketahui juga, bahwa keberadaan hidup Firma tidak terjamin karena bila
ada anggota yang meninggal dunia, maka Firma bubar karena sifatnya pribadi
(personallife), maka tidak dialihkan.
2 Sekutu pasif atau biasa disebut komanditer adalah sekutu yang hanya
menyertakan modal dalam persekutuan. Apabila perusahaan rugi sekutu
komanditer bertanggung jawab hanya sebatas modal yang ditanamkan
demikian juga, apabila perusahaan untung maka uang yang mereka
memperoleh terbatas tergantung modal yang mereka berikan.
Dalam KUH Dagang tidak ada aturan tentang pendirian, pendaftaran, maupun
pengumumannya, sehingga persekutuan komanditer dapat diadakan berdasarkan
perjanjian dengan lisan atau sepakat para pihak saja (Pasal 22 KUH Dagang).
" Perseroan yang terbentuk dengan cara meminjamkan uang atau disebut
juga perseroan komanditer, didirikan antara seseorang atau antara
beberapa orang persero yang bertanggung jawab secara tanggung-renteng
untuk keseluruhannya, dan satu orang atau lebih sebagai pemberi pinjaman
uang. Suatu perseroan dapat sekaligus berwujud perseroan firma terhadap
persero-persero firma di dalamnya dan perseroan komanditer terhadap
pemberi pinjaman uang. (Pasal 19 KUH Dagang) "
Pendirian CV
Pada waktu pendirian CV, yang harus dipersiapkan sebelum datang ke Notaris
adalah Calon nama yang akan digunakan oleh CV tersebut, tempat kedudukan dari
CV, Siapa yang akan bertindak selaku Persero aktif, dan persero diam, serta
maksud dan tujuan yang spesifik dari CV tersebut (walaupun sebenarnya bisa
mencantumkan maksdu dan tujuan yang seluas-luasnya).