Professional Documents
Culture Documents
A UMUM..................................................................... I-1
1 Lingkup Pekerjaan ..................................................... I-1
2 Sumber Dana ........................................................... I-1
3 Persyaratan Peserta Pelelangan..................................... I-2
4 Kualifikasi Peserta Pelelangan........................................ I-2
5 Satu Penawaran Tiap Peserta Lelang................................ I-2
6 Biaya penawaran........................................................ I-2
7 Penjelasan Dokumen Lelang .......................................... I-3
8 Peninjauan Lapangan .................................................. I-3
A. UMUM
1. Lingkup Pekerjaan
1.1 Pengguna jasa sesuai ketentuan dalam data lelang, mengundang
penyedia jasa untuk melaksanakan pekerjaan.
Nama paket pekerjaan ditentukan dalam data lelang.
2. Sumber Dana
2.1 Pekerjaan ini dibiayai dengan dana sesuai ketentuan dalam data
lelang.
6. Biaya Penawaran
6.1 Semua biaya yang dikeluarkan oleh penyedia jasa untuk mengikuti
pelelangan menjadi beban penyedia jasa dan tidak mendapat
penggantian dari pengguna jasa.
7.5 Dalam acara penjelasan lelang, diumumkan nilai total harga perkiraan
sendiri (HPS). Rincian HPS tidak boleh dibuka dan bersifat rahasia.
7.6 Peserta lelang yang tidak hadir pada saat penjelasan dokumen lelang
tidak dapat dijadikan dasar untuk menolak/menggugurkan
penawarannya.
8. Peninjauan Lapangan
8.1 Bila dipandang perlu, panitia pengadaan dapat memberikan penjelasan
lanjutan dengan melakukan peninjauan lapangan.
B. DOKUMEN LELANG
9. Isi Dokumen lelang
9.1 Dokumen lelang terdiri dari :
Bagian 1 Instruksi Kepada Peserta Lelang;
Bagian 2 Data Lelang;
Bagian 3 Syarat-Syarat Umum Kontrak;
Bagian 4 Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
Bagian 5 Daftar Kuantitas dan Jadwal Pelaksanaan;
Bagian 6 Spesifikasi Teknis
Pengadaan Pipa dan Perlengkapannya
Persiapan Pekerjaan Pemasangan Pipa
Pekerjaan Tanah dan Perbaikan Kembali Permukaan
Konstruksi Bangunan Khusus
Pekerjaan Pemasangan Pipa
Pengujian Hidrostatik dan Desinfeksi
Bagian 7 Contoh Format Dokumen Pelelangan
Bagian 8 Contoh Format Dokumen Prakualifikasi
11.3 Apabila adendum diterbitkan oleh pengguna jasa kurang dari 7 (tujuh)
hari kerja dari batas akhir pemasukan penawaran, maka untuk
memberi waktu yang cukup kepada peserta lelang dalam menyiapkan
penawaran, pengguna jasa wajib mengundurkan batas akhir
pemasukan penawaran sesuai Pasal 21.2
C. PENYIAPAN PENAWARAN
12 Bahasa Penawaran
12.1 Semua dokumen penawaran harus menggunakan Bahasa Indonesia.
14.2 Harga penawaran harus ditulis dengan jelas dalam angka dan huruf.
Dalam hal angka dan huruf berbeda, maka yang digunakan adalah
dalam huruf. Apabila harga penawaran dalam huruf tidak bisa
diartikan/tidak bermakna, maka pada saat pembukaan penawaran
ditulis “TIDAK JELAS, dalam evaluasi penawaran tidak boleh
digugurkan dan harga penawaran yang berlaku adalah harga
penawaran terkoreksi.
14.3 Peserta lelang harus mengisi harga satuan dan jumlah harga untuk
semua mata pembayaran dalam daftar kuantitas dan harga. Apabila
harga dicantumkan nol/tidak diisi untuk mata pembayaran tertentu,
maka dianggap sudah termasuk dalam harga satuan mata pembayaran
yang lain dan pekerjaan tersebut tetap harus dilaksanakan.
14.5 Semua pajak dan retribusi yang harus dibayar oleh penyedia jasa
dalam pelaksanaan kontrak, serta pengeluaran lainnya sudah termasuk
dalam harga penawaran.
14.6 Harga satuan yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga adalah
tetap.
17.2 Jaminan penawaran harus diterbitkan oleh bank umum (tidak termasuk
bank perkreditan rakyat) atau oleh perusahaan asuransi yang
mempunyai program asuransi kerugian (surety bond) yang mempunyai
dukungan reasuransi sebagaimana yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan.
17.5 Jaminan penawaran dari Kerja sama Operasi (KSO) harus ditulis atas
nama semua anggota KSO.
19.2 Dokumen penawaran asli dan rekaman harus ditandatangani oleh orang
yang berhak atau nama badan usaha peserta lelang sesuai dengan akta
pendirian dan perubahannya, akta pendirian cabang dan perubahannya
atau perjanjian KSO.
26 Kerahasiaan Proses
26.1 Proses evaluasi dokumen penawaran bersifat rahasia dan dilaksanakan
oleh pantia pengadaan secara independen
29 Koreksi Aritmatik
29.1 Koreksi arirmatik dapat dilakukan sebelum evaluasi dokumen
penawaran, sebagai berikut :
a. Kesalahan kuantitas pekerjaan yang tercantum dalam daftar
kuantitas dan harga disesuaikan dengan kuntitas yang tercantum
dalam dokumen lelang.
b. Koreksi arirmatik pada daftar kuantitas dan harga dilakukan
terhadap perkalian antara kuantitas dengan harga satuan berserta
penjumlahan, sebagai berikut :
1) Harga satuan yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga
tidak boleh dikoreksi
2) Apabila terdapat kesalahan hasil pengalian antara kuantitas
dengan harga satuan dan penjumlahan, maka dilakukan
pembetulan dan yang mengikat adalah hasil koreksi;
3) Mata pembayaran yang tidak diberi harga satuan dianggap
sudah termasuk dalam satuan mata pembayaran yang lain, dan
harga satuan dalam daftar kuantitas dan harga tetap dibiarkan
kosong;
4) Hasil koreksi arirmatik pada daftar kuantitas dan harga tersebut
harus diberitahukan kepada penawar dalam waktu secepatnya.
c. Apabila terdapat perbedaan antara harga satuan pada daftar
kuantitas dan harga, dengan harga satuan pada analisa harga satuan
yang bersangkutan, maka yang mengikat adalah harga satuan pada
daftar kuantitas dan harga.
29.2 Bila penawar tidak dapat menerima jumlah penawaran hasil koreksi
aritmatik, maka penawarannya ditolak dan jaminan penawarannya
disita sesuai Pasal 17.8.b.
F. PEMENANG LELANG
32. Kriteria Pemenang
32.1 Pengguna jasa akan menetapkan pemenang lelang dari peserta lelang
yang harga penawarannya terendah dan memenuhi syarat sesuai
ketentuan lelang serta memenuhi syarat kualifikasi.
33.3 Terhadap penyedia jasa yang akan diusulkan sebagai pemenang dan
pemenang cadangan dilakukan pembuktian kualifikasi.
36.2 Jaminan pelaksanaan yang berupa bank garansi harus dikeluarkan oleh
bank umum (bukan bank perkreditan rakyat).
36.4 Apabila penyedia jasa yang ditunjuk sebagai pemenang lelang gagal
memenuhi pasal 37.1, maka dinyatakan batal sebagai pemenang
lelang, disita jaminan penawarannya dan dikenakan sanksi sesuai
ketentuan yang berlaku.
40.3 Pengguna jasa, panitia pengadaan dan penyedia jasa yang melakukan
persekongkolan sesuai pasal 41.1 dan Pasal 41.2, dikenakan sanksi
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu
Undang-undang Jasa Konstruksi jo Undang-Undang Tentang Larangan
Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
Keterangan :
1. Data lelang ditetapkan oleh pengguna jasa yang memuat ketentuan
dan informasi yang spesifik sesuai dengan jenis pekerjaan, meliputi :
penyusunan, penyampaian, pembukaan, evaluasi penawaran dan
penunjukan penyedia jasa
2. Panitia pengadaan dapat menambahkan ketentuan lain
3. Bila terjadi perbedaan antara instruksi kepada peserta lelang dengan
data lelang, maka ketentuan dalam data lelang yang berlaku
4. Data lelang tidak menjadi bagian dari kontrak
1. Surat Penawaran
2. Surat Kuasa
3. Jaminan Penawaran
4. Daftar Kuantitas dan Harga
5. Analisa harga satuan mata pembayaran utama
6. Daftar upah
7. Daftar harga bahan
8. Daftar harga peralatan
9. Metode pelaksanaan
10. Jadwal waktu pelaksanaan
11. Daftar peralatan utama
12. Daftar personil inti
13. Bagian pekerjaan yang disub-kontrakan
14. Rekaman surat perjanjian kemitraan
1. Pengumuman pelelangan
2. Pendaftaran peserta lelang
3. Pengambilan dokumen lelang
4. Penjelasan lelang (aanwijzing)
5. Peninjauan Lapangan
6. Penyampaian berita acara penjelasan dan
addendum
7. Penyampaian dokumen penawaran
8. Pembukaan dokumen penawaran
9. Evaluasi penawaran
10. Usulan calon pemenang lelang
11. Penetapan pemenang lelang
12. Pengumuman pemenang lelang
13. Masa sanggah
14. Penerbitan surat penunjukan penyedia jasa
A. KETENTUAN UMUM
1. Definisi
1.1 Dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak ini kata-kata dan ungkapan-
ungkapan harus mempunyai arti seperti yang dimaksudkan atau
didefinisikan disini:
a. Jasa pemborongan adalah layanan pelaksanaan pekerjaan
konstruksi yang perencanaan teknis dan spesifikasinya ditetapkan
pengguna jasa dan proses serta pelaksanaannya diawasi oleh
pengguna jasa atau pengawas konstruksi yang ditugasi;
b. Pengguna barang/jasa adalah kapala kantor/satuan
kerja/pimpinan proyek/pimpinan bagian proyek sebagai pemilik
pekerjaan yang bertanggungjawab atas pengadaan jasa dalam
lingkungan kantor/satuan kerja/proyek/bagian proyek tertentu.
Nama, jabatan, dan alamat pengguna barang/jasa tercantum dalam
syarat-syarat khusus kontrak;
c. Kepala kantor/satuan kerja adalah pejabat struktural departemen
yang bertanggungjawab atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa
yang dibiayai dari dana anggaran belanja rutin APBN;
d. Pemimpin proyek/pemimpin bagian proyek adalah pejabat yang
diangkat oleh Menteri/pejabat yang diberi kuasa, yang bertanggung
jawab atas pelaksanaan pengadaan jasa yang dibiayai dari dana
anggaran belanja pembangunan APBN;
e. Penyedia barang/jasa adalah badan usaha yang kegiatannya
menyediakan layanan barang/jasa;
f. Sub penyedia barang/jasa adalah penyedia barang/ jasa yang
mengadakan perjanjian kerja dengan penyedia barang/jasa
penanggungjawab kontrak, untuk melaksanakan sebagian pekerjaan
setelah disetujui oleh direksi pekerjaan;
g. Panitia Pengadaan adalah tim yang diangkat oleh pengguna
barang/jasa untuk melaksanakan pemilihan penyedia barang/jasa;
h. Kontrak adalah perikatan hukum antara pengguna jasa dengan
penyedia jasa dalam pelaksanaan pengadaan jasa;
i. Kontrak harga satuan adalah kontrak pengadaan jasa pelaksanaan
konstruksi atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu
tertentu berdasarkan harga satuan untuk setiap satuan/unsur
pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu, yang kuantitas
2. Penerapan
2.1. Ketentuan-ketentuan pada syarat-syarat umum kontrak harus
diterapkan secara luas tanpa melanggar ketentuan yang ada dalam
dokumen kontrak keseluruhan dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
2.2 Dokumen kontrak harus diinterpretasikan dalam urutan kekuatan
hukum sebagai berikut :
a. Surat perjanjian;
b. Surat penunjukan penyedia barang;
c. Surat penawaran;
d, Adendum dokumen lelang (bila ada);
e. Syarat-syarat khusus kontrak;
f. Syarat-syarat umum kontrak;
g. Spesifikasi teknis;
h. Gambar-gambar/brosur;
i. Daftar kuantitas dan harga;
j. Dokumen lain yang tercantum dalam lampiran kontrak;
6. Jaminan
6.1 Penyedia jasa wajib menyerahkan jaminan pelaksanaan kepada
pengguna jasa selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah
diterbitkannya surat penunjukan penyedia jasa, sebelum dilakukan
penandatanganan kontrak. Besarnya jaminan pelaksanaan sesuai
dengan dalam syarat khusus kontrak. Masa berlakunya jaminan
pelaksanaan sesuai ketentuan dalam Syarat-syarat Khusus kontrak.
6.2 Pengguna jasa wajib membayar uang muka kepada penyedia jasa
sejumlah tertentu sesuai ketentuan dalam syarat khusus kontrak.
Setelah penyedia jasa menyerahkan jaminan uang muka yang bernilai
sekurang-kurangnya sama dengan jumlah uang muka.
Masa berlakunya jaminan uang muka sekurang-kurangnya sejak tanggal
permohonan pembayaran uang muka sampai dengan 14 (empat belas)
hari setelah tanggal penyerahan pertama pekerjaan.
6.3 Penyedia jasa dapat menyerahkan jaminan pemeliharaan kepada
pengguna jasa setelah pekerjaan dinyatakan selesai 100% (seratus
persen) dan pengguna jasa wajib mengembalikan uang retensi
(retention money). Besarnya jaminan pemeliharaan sesuai ketentuan
dalam syarat-syarat khusus kontrak. Masa berlakunya jaminan
pemeliharaan sekurang-kurangnya sejak tanggal penyerahan pertama
pekerjaan sampai dengan 14 (empat belas) hari setelah tanggal
penyerahan akhir pekerjaan.
6.4 Jaminan pelaksanaan, jaminan uang muka dan jaminan pemeliharaan
diserahkan dalam bentuk jaminan bank atau surety bond kepada
pengguna jasa. Bentuk jaminan menggunakan bentuk yang tercantum
dalam dokumen lelang.
8. Keselamatan Kerja
8.1 Penyedia barang/jasa bertanggung jawab atas keselamatan kerja di
lapangan sesuai dengan ketentuan dalam syarat-syarat khusus kontrak.
9. Pembayaran
9.1. Cara pembayaran.
a. Uang Muka
1) Uang muka dibayar untuk membiayai penyediaan fasilitas
lapangan dan mobilisasi peralatan, personil, dan bahan.
Besaran uang muka ditentukan dalam syarat-syarat khusus
kontrak dan dibayar setelah penyedia barang/jasa
menyerahkan jaminan uang muka sekurang-kurangnya sama
dengan besarnya uang muka;
2) Penyedia barang/jasa harus mengajukan permohonan
pembayaran uang muka secara tertulis kepada pengguna jasa
disertai dengan rencana penggunaan uang muka.
3) Pengguna jasa harus mengajukan surat permintaan
pembayaran untuk permohonan tersebut pada butir 2)., paling
lambat 7 (tujuh) hari setelah jaminan uang muka diterima
4) Jaminan uang muka harus diterbitkan oleh bank umum atau
perusahaan asuransi yang mempunyai program asuransi
kerugian (surety bond) yang harus direasuransikan sesuai
dengan ketentuan menteri keuangan
5) Pengembalian uang muka harus diperhitungkan berangsur-
angsur secara proporsional pada setiap pembayaran prestasi
pekerjaan dan paling lambat harus lunas pada saat pekerjaan
mencapai 100 % (seratus persen)
6) Untuk kontrak tahun jamak (multy years) nilai jaminan uang
muka secara bertahap dapat dikurangi sesuai dengan
pencapaian prestasi pekerjaan
b. Prestasi pekerjaan
1). Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan
oleh pengguna barang/jasa, apabila penyedia barang/jasa
37 Keadaan Kahar
37.1 Yang dimaksud keadaan kahar adalah suatu keadaan yang terjadi
diluar kehendak para pihak sehingga kewajiban yang ditentukan dalam
kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi.
37.2 Yang digolongkan keadaan kahar adalah :
a. Peperangan;
b. Kerusuhan;
c. Revolusi;
45. Perpajakan
45.1 Penyedia barang/jasa harus mengetahui, memahami dan patuh
terhadap semua peraturan perundang-undangan tentang pajak yang
berlaku di Indonesia dan sudah diperhitungkan dalam penawaran.
46. Korespondensi
46.1 Komunikasi antara para pihak hanya berlaku bila dibuat secara tertulis;
46.2 Korespondensi dapat dikirim langsung, atau melalui pos, telex, kawat.
46.3 Alamat para pihak ditetapkan sebelum tanda tangan kontrak.
46.4 pondensi harus menggunakan bahasa Indonesia.
B. KETENTUAN KHUSUS
53. Personil
53.1 Penyedia barang/jasa wajib menugaskan personil inti yang tercantum
dalam daftar personil inti atau menugaskan personil lainnya yang
disetujui oleh direksi pekerjaan. Direksi pekerjaan hanya akan
menyetujui usulan penggantian personil inti apabila kualifikasi,
kemampuan, dan pengalamannya sama atau melebihi personil inti yang
ada dalam daftar personil inti.
53.2. Apabila direksi pekerjaan meminta penyedia jasa untuk
memberhentikan personilnya dengan alasan atas permintaan tersebut,
maka penyedia jasa harus menjamin bahwa personil tersebut sudah
harus meninggalkan lapangan dalam waktu 7 (tujuh) hari dan harus
diganti selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari.
55. Percepatan
55.1 Apabila pengguna barang/jasa menginginkan agar penyedia
barang/jasa menyelesaikan pekerjaan sebelum rencana tanggal
penyelesaian pekerjaan, maka direksi pekerjaan akan meminta usulan
biaya yang diperlukan oleh penyedia barang/jasa untuk mempercepat
penyelesaian pekerjaan. Bila pengguna barang/jasa dapat menerima
usulan biaya tersebut, maka rencana tanggal penyelesaian pekerjaan
dipercepat dan disahkan bersama oleh direksi pekerjaan dan penyedia
barang/jasa.
55.2 Apabila pengguna barang/jasa menerima usulan biaya untuk
percepatan pelaksanaan pekerjaan, maka usulan biaya tersebut
ditambahkan dalam harga kontrak dan diperlakukan sebagai perintah
perubahan untuk di proses menjadi amandemen kontrak.
56.1 Semua benda yang memiliki nilai sejarah atau kekayaan yang secara
tidak sengaja ditemukan di lapangan adalah menjadi milik negara.
56.2 Penyedia barang/jasa wajib memberitahukan kepada direksi pekerjaan
dan kepada pihak yang berwenang bila menemukan benda Pasal 56.1
57. Kompensasi
57.1 Kompensasi dapat diberikan kepada penyedia barang/jasa bila dapat
dibuktikan merugikan penyedia barang/ jasa dalam hal sebagai
berikut :
a. Penyedia barang/jasa belum bisa masuk ke lokasi pekerjaan,
karena penggunaan jasa tidak menyerahkan seluruh/sebagian
lapangan kepada penyedia barang/jasa;
b. Pengguna barang/jasa tidak memberikan gambar, spesifikasi, atau
instruksi sesuai jadual yang telah ditetapkan;
c. Pengguna barang/jasa memodifikasi atau mengubah jadual yang
dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan;
d. Pengguna barang/jasa terlambat melakukan pembayaran;
e. Pengguna barang/jasa menginstruksikan untuk melakukan
pengujian tambahan yang setelah dilaksanakan pengujian ternyata
tidak diketemukan kerusakan/ kegagalan/ penyimpangan
pekerjaan;
f. Pengguna barang/jasa menolak sub penyedia barang/jasa tanpa
alasan yang wajar;
g. Keadaan tanah ternyata jauh lebih buruk dari informasi termasuk
data penyelidikan tanah (bila ada) yang diberikan kepada peserta
lelang;
h. Penyedia barang/jasa lain, petugas pemerintah, petugas utilitas
atau pengguna jasa tidak bekerja sesuai waktu yang ditentukan,
sehingga mengakibatkan keterlambatan dan / atau biaya tambah
bagi penyedia barang/jasa.
i. Dampak yang menimpa/membebani penyedia barang/jasa
diakibatkan oleh kejadian-kejadian yang menjadi resiko pengguna
jasa;
j. Pengguna barang/jasa menunda berita acara penyerahan pertama
pekerjaan dan/atau berita acara penyerahan akhir pekerjaan;
k. Pengguna barang/jasa memerintahkan penundaan pekerjaan.
l. Kompensasi lain sesuai dengan yang tercantum dalam syarat-syarat
khusus kontrak.
57.2 Penyedia barang/jasa dapat meminta kompensasi biaya dan/atau
waktu pelaksanaan
60. Pengambilalihan
60.1 Pengguna barang/jasa akan mengambil alih lokasi dan hasil pekerjaan
dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah diterbitkan berikta acara
serah terima akhir pekerjaan.
64. Instruksi
64.1 Penyedia barang/jasa wajib melaksanakan semua instruksi direksi
pekerjaan yang berkaitan dengan kontrak.
64.2 Semua instruksi harus dilakukan secara tertulis.
Keterangan :
A. KETENTUAN UMUM
1. DEFINISI
1.1. a. Pengguna jasa adalah :
Nama : ……………………………………………………………………
Jabatan : Kepala Kantor/Satuan Kerja/Pemimpin
Proyek/Bagian Proyek …………………………………
Alamat : ……………………………………………………………………
b. Direksi pekerjaan adalah :
Nama : ……………………………………………………………………
Jabatan : ……………………………………………………………………
Alamat : ……………………………………………………………………
c. Masa pemeliharaan selama ……… (…………………………) hari.
2. JAMINAN
6.1. Besarnya jaminan pelaksanaan adalah …… % (………………) dari
nilai kontrak
6.2. Besarnya uang muka adalah …… % (……………………) dari nilai
kontrak.
6.3. Besarnya jaminan pemeliharaan adalah …… % (………………) dari
nilai kontrak.
4. KESELAMATAN KERJA
5. PEMBAYARAN
8. PENYELESAIAN PERSELISIHAN
43.2. Penyelesaian perselisihan melalui …………………………….. (diluar
pengadilan)
9. PENYESUAIAN HARGA
47.1. Tata cara perhitungan penyesuaian harga sesuai dengan
ketentuan Keppres Nomor 80 tahun 2003.
B. KETENTUAN KHUSUS
5.1. UMUM
1. Jenis dan uraian singkat pekerjaan
6. Sebagai catatan, jika barang dalam negeri harus dijelaskan apakah harga
tersebut merupakan harga eks pabrik, eks gudang atau di lapangan (on
site stock), sedangkan untuk barang impor, harus dijelaskan apakah
barang tersebut merupakan harga Free on Board (FOB) atau Cost Insurance
and Freight (CIF)
V-1
5.2. DAFTAR KUANTITAS
Harga
Jumlah Harga
No Uraian Pekerjaan Satuan Volume Satuan
[Rp.]
[Rp.]
Jumlah
PPN 10%
GRAND TOTAL
V-2
5.3. JADWAL PELAKSANAAN
Bulan Ke
No Uraian Pekerjaan
1 2 3 4
V-3
BAGIAN 6
SPESIFIKASI TEKNIS
6.1.1.1. Umum
Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan dan menyertakan semua pipa dan
fitting, valve, coupling, meter, mur, baut, gasket, material penyambung dan
bahan pelengkap sebagaimana dirinci dalam Daftar Kualitas dan Bahan atau
dalam gambar / drawing.
Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan perpipaan dari semua material
sebagaimana dirinci disini dan ditunjukkan dalam daftar kuantitas bahan. Semua
pipa, fitting, valve dan perlengkapan lainnya harus sesuai dengan untuk
pemakaian di daerah tropis, beriklim lembab dan bersuhu udara 32o C. Tekanan
kerja normal tidak akan lebih dari 8 bar dan uji tekanan di lapangan tidak lebih
dari 10 bar.
Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan suatu affidavit (Sertifikat Jaminan
Barang) dari pabrik pembuat yang menyatakan bahwa barang tersebut sesuai
dengan kebutuhan yang dirinci dalam spesifikasi teknis. Penyedia Jasa
Pengadaan juga harus menyampaikan tentang laporan hasil uji kimiawi dan fisik
yang telah dilakukan di pabrik dan berlaku untuk semua jenis barang.
REFERENSI STANDARD
Referensi pada standard dalam dokumen lelang ini dimaksudkan untuk
memberikan gambaran mengenai jenis dan kualitas material yang diminta.
Semua material yang ditawarkan harus produksi dalam negeri dengan Standar
Nasional Indonesia (SNI). Bila ternyata belum ada SNI untuk produk tertentu atau
belum dibuat di dalam negeri, maka yang ditawarkan dapat menggunakan
standard lain, dengan syarat bahwa kualitas keseluruhan sekurang-kurangnya
sama dengan apa yang ditetapkan dalam dokumen lelang ini.
Semua material yang dikirim harus seratus persen baru (bukan material bekas),
dalam keadaan baik dan memenuhi syarat spesifikasi teknis yang ditentukan.
Barang atau peralatan yang di produksi di dalam negeri atau berasal dari luar
negeri dan sudah diatur dalam SNI maka barang/peralatan tersebut wajib
memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI).
1. Standard
Material yang digunakan adalah yang memenuhi standard dengan panjang efektif
tidak lebih dari 6 meter.
Pipa yang ditawarkan harus buatan pabrik yang telah mendapat izin untuk
penggunaan SNI yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian. Setiap pipa
harus mempunyai tanda/cap pada bagian luar yang menunjukkan diameter
nominal, kelas, nama pabrik pembuat dan trade mark.
Bila tidak disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity), yang digunakan
adalah jenis pipa PVC dengan tekanan nominal 10 kg/cm2 menurut standard SNI
yang berlaku dan mempunyai panjang efektif 6 meter.
Ketebalan minimum dinding pipa dan outside diameter mengikuti tabel berikut :
DIAMETER LUAR
PIPA POLYVINYL CHLORIDE (PVC)
Nominal Diameter Rata-rata Diameter Luar
( mm ) ( mm )
50 63
65 75
80 90
100 110
125 140
150 160
200 200
250 250
300 315
Seri Pipa
Nominal Diameter
( mm ) Tebal Dinding Nominal (mm)
S 10 S 12,5
50 2.4 2.0
75 3.6 2.9
90 4.3 3.5
110 5.3 4.2
125 6.0 4.8
160 7.7 6.2
200 9.6 7.7
250 11.9 9.9
315 15.0 12.1
2. Sleeve Coupling
Sleeve coupling dan adaptor harus didesain khusus untuk penyambungan pipa
PVC dan cocok dengan diameter luar pipa PVC.
5. Adaptor
Adaptor harus terbuat dari ductile iron atau dari besi tuang dan terdiri atas
flange pada satu ujungnya dan socket (atau bell) pada sambungan fleksibel baik
dengan mekanikal maupun push-on.
6. Fitting
Fitting sambungan harus sesuai dengan standar SNI-0084-1987 dan bila tidak
disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) maka sistem sambungan
menggunakan sistem rubber ring joint.
Semua fitting direncanakan mempunyai tekanan kerja 1.23 mpa (12.4 kg/cm2)
Kecuali ditentukan lain, semua fitting harus dari jenis injection molded atau
heat process (pencetakan atau proses panas) dan didesain dengan karakteristik
dan kekuatan yang sama dengan pipa yang disambung.
6.1.1.8. Valve
1. Umum
Penyedia Jasa Pengadaanharus melengkapi valve sesuai dengan yang
dibutuhkan dan menurut standar yang disetujui. Seluruh valve sesuai dengan
ukuran yang disebutkan dan bila mungkin dari jenis atau model yang sama
dan dikeluarkan oleh satu pabrik.
Seluruh valve pada badan bagian luar harus tercetak asli dari pabrik dan dicor
dengan huruf timbul yang dapat menunjukkan :
Nama pemilik proyek
Nama atau Merk Dagang Pembuatnya
Tahun pembuatan (97 berarti 1997)
2. Gate Valve
Bila tidak disebut dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity), maka gate
valve yang ditawarkan adalah gate valve dari jenis “Non Rising Stem”.
Valve harus memenuhi standar “Gate Valve for Water and Other Liquids”
(AWWA C 500) atau standar internasional lain yang sama atau yang lebih
tinggi kualitasnya dan didesain khusus untuk tekanan kerja
Penawaran gate valve adalah berikut hand wheel harus dilengkapi dengan
kunci T (Tee Key) minimal satu buah dan maksimum saw untuk sebap 20 buah yang
seukuran.
Tee key tersebut diengkapi dengan pendongkel tutup surface boxlstreet
cover dan terbuat dari baja ST 40 yang telah digalvanis.
Bila dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) diperlukan extension spindle
maka material tersebut terbuat dari baja ST 40 yang telah digalvanis.
Harga penawaran extension spindle sudah termasuk potongan pipa PVC
untuk melindungi extension spindle tersebut dari urugan tanah.
Badan dari gate valve, hand wheel/cap terbuat dari besi tuang kelabu
atau bahan dengan kualitas lebih tinggi.
Badan gate valve harus terbuat dari besi (iron body) dengan dudukan dari
logam perunggu, tangkai valve jenis non-rising dan dengan katup yang
solid (solid wedge gate). Valve harus cocok untuk pemasangan dengan
posisi tegak (vertikal mounting). Valve harus dirancang unluk saluran air
yang bebas hambatan yang mempunyai diameter fidak kurang dari diameter
nominal valve apabila dalam posisi terbuka.
Stuffing box harus terbuat dari bahan yang sama dengan badan valve
seperli telah dispesifikasikan diatas dan harus dalam posisi terbuka.
Tinggi dari stuffing box tidak boleh kurang dari diameter valve. Packing pada
stuffing box harus terbuat dari asbes atau bahan lain yang sesuai dan disetujui
Pengguna Barang. Packing dari hemp atau jute (rami) tidak boleh
digunakan. O-ring stem seal dapat digunakan atas persetujuan Pengguna
Barang dan seal ini harus terdiri dari 2 (dua) buah O-ring seal dan paling
sedikil 1 (satu) buah ditempatkan di atas stem-collar dan dapat dilakukan
penggantian dalam keadaan tekanan kerja penuh dimana valvenya dalam
posisi terbuka penuh.
Stem terbuat dari perunggu atau stainless steel.
Body seat ring dan disk seat ring terbuat dari kuningan atau perunggu.
Surface box untuk valve yang ditanam terbuat dari grey cast iron, rata
dan tahan terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh beban lalu lintas yang
300 dan lebih kecil Tipe dengan orifice 25 mm dan lebih kecil
kecil / tunggal
4. Ball Valve
Auxiliary valve yang untuk tipe air valve dengan lubang tunggal kecil disebut
ball valve. Ball valve memiliki dua lubang atau tipe kombinasi. Valve ini
5. Plug Valve
Plug valve harus non-lubricated, plug dengan tipe resilient faced eccentric
dengan badan valve yang terbuat dari cast iron. Plug cast iron berpegas harus
dilapisi dengan chloroprene (neoprene) agar dapat kedap dari gelembung air.
Valve juga dilengkapi dengan heavy duty prelubricated bearing dari stainless
steel atau perunggu.
Tutup stem/tangkai terbuat dari karet cincin "O" atau multiple
Buna - N Packing Rings. Pada saat packing ring digunakan, packing gland harus
dapat dipasang tanpa harus melepaskan bagian valve.
6. Check Valve
• Penyedia barang harus menyediakan check valve jenis Swing Check VaIve /
KIep Tabok dengan sambungan flange.
• Bagian atasnya tertutup dengan flange buta (blank-flange) yang dapat
dibuka sewaktu-waktu bila diperlukan.
• Pada bagian luar badan check valve harus terdapat cap (tercetak) yang
dapat menunjukkan merk, atau dari pabrik mana yang membuatnya,
besamya diameter, tekanan kerja, dan arah aliran air.
• Badan tutup atas dan cakram dari badan check valve terbuat dari besi tuang.
• Kedudukan untuk cakram terbuat dari Neophrene Synthetic Rubber yang
berkualitas baik.
• Tekanan kerja dari check valve mampu menahan 10 kg/cm2.
• Check valve harus didesain sedemikian rupa sehingga piringan, dudukan,
dudukan cincin dan bagian-bagian dalam lainnya yang mungkin perlu
untuk perbaikan harus mudah diambil, mudah dipindahkan dan mudah
diganti tanpa menggunakan peralatan khusus atau harus memindahkan
valve dari jalumya.
• Valve harus cocok untuk pengoperasian dalam posisi horizontal atau
vertikal dengan aliran keatas dan ketika terbuka penuh valve harus mempunyai
daerah aliran bersih (a net-flow area) tidak kurang dari luas diameter nominal
pipa dan ujung flange.
6.1.2.1 Umum
Semua pipa dan alat penyambung harus didisain untuk menerima tekanan kerja
minimum sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg/cm2) kecuali ditentukan lain.
Referensi
Standar lain yang digunakan adalah :
SNI 07-0068-1987 Pipa Baja untuk konstruksi umum, mutu dan cara uji.
SNI 0039-1987 Pipa Baja Bergalvanis
SNI 07-0242-1989 Pipa Baja tanpa kambuh, mutu dan cara uji.
SNI 07-0822-1989 Baja Karbon strip canai panas untuk pipa.
SNI 07-1338-1989 Baja karbon tempa.
SNI 07-0949-1991 Pipa Baja coal-tar enamel lapis lindung bagian luar
SNI 07-1769-1990 Penyambung pipa air minum bertekanan dari besi
yang kelabu.
SNI 07-1969-1991 Pipa air minum bertekanan besi tuang kelabu,
penyambung.
SNI 07-2255-1991 Pipa Baja saluran air.
SNI 07-2195-1991 Permukaan pipa flens, dimensi.
SNI 07-2196-1991 Flensa pipa, toleransi dimensi.
SNI 07-3080-1991 Pipa spigot dan socket dari besi tuang modular
untukjaringan pipa bertekanan, bagian 2.
SNI 07-3025-1992 Persyaratan las- Ketentuan Umum, Persyaratan servis
untuk sambungan las.
SNI 07-3026-1992 Las, untuk pertimbangan untuk menjamin mutu
struktur las.
SNI 07-3027-1992 Faktor-faktor yang harus di pertimbangkan dalam
penilaian perusahaan yang menggunakan las sebagai
cara utama pabrikasi.
SNI 07- 3078-1992 Flensa logam – flensa besi tuang.
SNI 07-3073-1992 Penyambung pipa baja tanpa pasuan berulir.
SNI 07-6398-2000 Tatacara pelapisan epoksi cair untuk bagian dalam
dan luar pada pelapisan air dari baja
SNI 07-3360-1994 Penyambung pipa baja & baja paduan dengan las
tumpu.
SII 2527-90 Water Supply Steel Pipe
ISO 7/1 Pipe Threads Where Pressuretight Joins are Made on
The Threads
2. Dimensi Pipa
Kecuali ditentukan lain, pipa dengan ukuran diameter nominal berikut ini harus
mempunyai ukuran diameter luar dan ketebalan dinding mminimum sebelum
dilapisi pelindung dalam dan luar sebagai berikut :
3. Fitting
Semua fitting baja/steel harus dari bahan yang sama dan difabrikasi sesuai
dengan spesifikasi yang ditentukan pada Bagian 3.2 dan harus didisain dengan
kekuatan yang sama dengan pipanya. Ring penguat atau saddle penguat dapat
"Bend" yang mempunyai sudut defleksi sebesar 22.5 derajat dan lebih kecil
harus terdiri dari dua potongan bend. Bend yang mempunyai sudut defleksi
lebih besar dari 22.5 derajat sampai dengan 45 derajat harus difabrikasi
dengan menggunakan tiga potongan bend. Bend yang mempunyai sudut defleksi
lebih besar dari 45 derajat harus terdiri dari empat potongan bend.
Konstruksi dari proteksi luar seperti diuraikan di atas harus terdiri dari berikut ini :
• Primer, Type B yang dispesifikasikan di atas
• Coal Tar enamel, Type I yang dispesifikasikan di atas, ketebalan lapisan kering 2,4
mm +/- 0,8 mm.
• Bonded asbestos felt
• Coal tar enamel, Type I sama seperti di atas, tebal kering lapisan 0,8 mm
minimum.
• Bonded asbestos felt; dan
• Satu lapisan water resistant whitewash
Sistim pelindung luar lainnya yang menjamin kualitas yang sama atau lebih
dari pada yang dispesifikasikan di atas dapat diterima atas persetujuan
Enggineer tetapi segala sistem proteksi yang menggunakan polyethylene tape
tidak diperkenankan.
1. Umum
Semua pipa dan fitting untuk pemasangan dibawah tanah harus diberi lapisan
dalam dari adukan semen (cement mortar) atau epoxy atau coal tar epoxy sesuai
dengan AWWA C.210. Semua jalur pipa diatas tanah harus menggunakan epoxy
atau coal tar epoxy sebagai lapisan dalam sesuai dengan AWWA C.210.
Semua bahan lapisan pelindung luar dan dalam yang kontak langsung dengan air
bersih harus dilengkapi lengan sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga
kesehatan masyarakat yang berwenang untuk penggunaan pada air minum.
Penyedia Jasa Pengadaan harus menyerahkan sertifikat cat yang menjamin
persyaratan untuk saluran air minum.
i) Satu lapisan liquid two part chemically cured rust inhibitive epoxy primer
ii) Satu lapisan atau lebih liquid two part epoxy finish coat yang tidak
mengandung coal tar.
b. Sistem pelapisan dengan coal tar epoxy
i) Satu lapisan liquid two part chemically cured rust inhibitive epoxy primer
ii) Dua lapisan dari two part coal tar epoxy finish coat.
Primer dan finish coat harus berasal dari pabrik yang sama.
Sistem pelapisan epoxy ini dapat juga terdiri dari dua atau lebih lapisan dengan
epoxy yang sama tanpa menggunakan primer tersendiri. Sistem altematif ini
harus memenihi persyaratan AWWA C.210 dan lapisan pertama dan sistem
altematif ini dianggap sebagai lapisan primer.
Ketebalan lapisan kering total dari kedua sistem pelapisan tidak boleh kurang
dari 400 mikron dan lebih kecil dari 600 mikron.
2. Ujung Bevel
Lining dan coating harus dikupas/cutback seperti dispesifikasikan di bawah ini :
3. Ujung Flange
Untuk ujung flange tidak perlu pengupasan lining atau coating. Seluruh
permukaan dari flens harus dicat dengan epoxy atau coal tar epoxy seperti
dispesifikasikan pada 7.3.1 Proteksi Bagian Luar, Bagian 7.3.2 Lapisan
Pelindung Luar dan Lapisan Dalam.
b. Referensi
Yang dipakai sebagai referensi adalah standar-standar berikut :
• AWWA C 219 Bolted, Sleeve-Type Coupling for Plain-End Pipe
• JIS G 3101 Rolled Steel Pipes for Water Service
• JIS G 3443 Coating Steel Pipes for Water Service
• JIS G 3445 Carbon Steel Tubes for Machine Structure Purpose
• JIS G 3454 Carbon Steel Pipes for Pressure Service
• JIS G 5502 Spheroidal Graphite Iron Castings
1. Persyaratan Desain
Sambungan mekanikal fleksibel harus didesain dan dibuat untuk memenuhi kondisi
operasi sebagai berikut :
(a). Pembebanan dari 2 (dua) meter ketebalan tanah (earth cover) dengan
berat jenis 2.0 ton/m3 ditambah sebuah truk berat 20 ton.
(b). Lendutan geser minimum sebesar 100 mm.
(c). Persyaratan-persyaratan lain seperti di bawah ini :
3. Coating.
Semua permukaan luar sambungan mekanikal, kecuali ditentukan lain, harus
dilapisi primer seperti ditentukan dalam 3.5 kecuali permukaan slip pipe yang
1. Umum
Sleeve coupling harus menggunakan sleeve-type coupling yang dibaut untuk
ujung pipa pol)s dan terdiri dari center sleeve, 2 (dua) buah gasket, 2 (dua)
end ring, dan mur baut untuk pemasangan coupling. Semuanya harus didesain
dan diproduksi sesuai dengan AWWA C.219 dan sesuai dengan standar pabrik
serta mendapat persetujuan Pengguna Barang.
a. Center Sleeve
Center sleeve ini harus berukuran sesuai dengan ukuran pipa dan fitting yang
digunakan dan terbuat dari carbon steel atau besi ductile atau malleable cast
iron (besi tuang) yang sesuai dengan atau lebih tinggi dari
persyaratan dibawah ini.
• Carbon Steel
ASTM A 283 Grade C
JIS G 3101 Class 2
BS 4360 Grade 43 A
DIN 17100 RST 36
Ductile Iron
ASTM A 536 Grade 65-45-12
JIS G 5502 Class 2 FCD 45
BS 2789 Grade 420/12
65 - 250 102
b. Gasket
Gasket harus terbuat dari karet sintetis, styrene butadiene rubber (SBR) yang
divulkanisir dicetak (molded) sesuai dengan stndar JIS K 6353 atau nitrile butadiene
rubber (NBR) atau ethylene propylene diene monometer (EPDM). Karet bekas tidak
diperkenankan untuk digunakan.
1. Umum
Special sleeve coupling harus didisain untuk penyambungan pipa berujung polos
dari berbagai ukuran diameter luar dengan ukuran diameter nominalnya seperti
diberikan dibawah ini, dan harus terdiri dari center sleeve, 2 (dua) buah end
ring, 2 (dua) gasket serta mur dan baut untuk pemasangan coupling.
Diameter luar yang diizinkan adalah sebagai berikut :
50 60.2±1.0 - 63.0+0.6
80 88.9 ± 1.0 - 98.0 + 2,2
100 110.0±0.6 - 118.0+1.7
150 160.0±0.6 - 170.0+1.2
200 200.0 ± 0.6 - 222.0 + 0.9
250 250.0 ± 0.6 - 273.0 + 0.7
6.1.3.1. Umum
Semua pipa dan alat penyambung harus didisain untuk menerima tekanan kerja
minimum sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg/cm2) kecuali ditentukan lain.
Referensi
Standar lain yang digunakan adalah :
SNI 06-4829-2005 Pipa polietilena untuk air minum
SNI 19-6779-2002 Metoda pengujian perubahan panjang pipa Polietilena
SNI 06-4821-1998 Metode pengujian dimensi pipa polietilena untuk air
minum
ISO 4427 :1996 Polyethylene pipes for water supply spesifications
ISO 6964-1986 Polyolefin pipes and fittings – Determination of
carbon black content by calcinations pyrolysis – Test
method and basic spesification
ISO / TR 10837 – 1991 Determination of the thermal stability of polyetilene
for us in gas pipes and fitting’s
ISO 11420 : 1996 Method for the assesment of the degree of carbon
black dispersion in polyolefin pipes, fittings and
compound’s
ISO 6259 / 1985 Pipe for polyethylene – Part 1 : Determination of
tensile properties
ISO 3126 : 1974 Plastic pipe – measurement of dimension
ISO 1167 : 1996 Thermoplastic pipes for the conveyance of fluids –
resistance to internal pressure – Test Method
1. Ovalitas
Ovalitas pipa di pabrik setelah ekstrusi namun sebelum digulung harus sesuai
dengan kelas N. Kelas N :
Garis tengah minimum sebuah drum bagi pipa yang digulung harus 18 dn dan
pipa jangan sampai menjadi kaku. Bagi pipa yang digulung, diperlukan peralatan
untuk penggulungan ulang
2. Panjang Pipa
Panjang pipa bentuk batangan lurus atau gulungan tidak boleh kurang dari
persetujuan antara pemasok dan pengguna barang dengan toleransi ± 0,05 m.
Diameter drum gulungan minimum harus 18 x dn.
1. Ketahanan Hidrostatik
Catatan :
1)
Hanya kegagalan rapuh yang diperhitungkan
Pecah karena rapuh (britle failure) pada kurang dari 165 jam adalah merupakan
kegagalan. Jika pengujian dalaksanakan pada 165 jam ternyata gagal dalam
bentuk kenyal (ductile), uji ulang supaya dilaksanakan pada tegangan yang lebih
rendah. Tegangan uji yang baru, dan waktu kegagalan minimum yang baru
supaya dipilih sebagaimana tabel dibawah
PE 80 PE 100
Waktu
Tegangan Waktu Kegagalan Tegangan
Kegagalan
MPa Minumum (jam) MPa
Minumum (jam)
4.6 165 5.5 165
4.5 219 5.4 233
4.4 283 5.3 332
4.3 394 5.2 476
4.2 533 5.1 688
4.1 727 5.0 1000
4.0 1000
2. Kuat Tarik
Nilai kuat tarik minimu harus 20 Mpa dan perpanjangan minimum harus 400 %,
bila diuji pada suhu 200C
1. Stabilitas Panas
Waktu induksi untuk pengujian contoh yang diambil dari pipa PE minimum harus
20 menit jika diuji pada suhu 2000C. Contoh yang diuji supaya diambil dari
permukaan sebelah dalam pipa
1. Ketebalan Pipa
Ketebalan diameter luar pipa harus mengacu kepada SNI 06-4829-2005 tentang
pipa polietilena untuk air minum
6.1.3.6. Sambungan
Penyambungan pipa dapat dilakukan dengan cara pemanasan yaitu dengan
menggunakan Butt Fusion dan sambungan Elektrofusion, atau dengan
Mechanical Joint.
Penyambungan dengan menggunakan Butt Fusion dilakukan untuk pipa dengan
diameter mulai dari 63 mm dengan ketebalan minimum 4,7 mm dengan SDR
13,6. Penyambungan dengan Mechanical Joint direkomendasikan untuk pipa
dengan diameter 20 – 110 mm. Sedangkan dengan penyambungan dengan
elektrofusion dapat digunakan untuk semua ukuran pipa.
6.1.4.1. Umum
Referensi
Standar yang digunakan adalah :
ISO 2531
BS 4772
Catatan :
K = 9, untuk pipa
K = 12, untuk elbows
K = 14, untuk tees
2. Panjang Pipa
80 4-6
100 4-6
150 4-6
200 4-6
250 4-6
300 4-6
350 4-6
400 4-6
450 4-6
500 4-6
600 4–6
700 4–6
800 4–6
900 4–6
1000 4–6
1200 4–6
1400 4–6
1600 4–6
1800 4–6
2000 4–6
a. Push on joint
b. Mechanical joint
c. Locking joint
Jadwal pekerjaan dan gambar kerja harus diserahkan untuk disetujui oleh direksi
sebelum pekerjaan dimulai
Tanda atau papan nama tersebut nama pemilik dan kontraktor; nama proyek;
dan juga lokasi yang menunjukan jalur pemasangan pipa dengan perkiraan lama
pekerjaan dan juga perubahan arus lalu lintas dan sebagainya, semuanya
dimaksud sebagai informasi kepada masyarakat luas.
Papan nama harus dipasang di tempat yang telah ditentukan oleh direksi. Pada
saat penyelesaian pekerjaan papan nama tersebut harus disingkirkan.
Instansi yang berwenang atau direksi, akan memeriksa trase dan elevasi
(ketinggian) jalur pipa pada gambar dan akan mematok (stake out) trase
tersebut di lapangan. Kontraktor harus membayar sejumlah biaya untuk
pemeriksaan dan pematokan tersebut kepada instansi yang berwenang.
Kontraktor harus bertanggungb jawab agar persyaratan dasar untuk pipa induk
diletakan dan dipasang pada jalur dan ketinggian yang ditetapkan dan dengan
fitting, valve dan saluran pembuang pada lokasi yang ditentukan. Untuk maksud
ini, kontraktor harus diminta membuat patok pekerjaan atau titik referensi atas
biaya kontraktor sendiri.
Semua pipa harus dipasang pada kedalaman tanah sebagaimana yang telah
ditentukan atau sebagaimana diminta direksi.
6.2.7.1. Umum
Dalam hal jalan sementara harus dibuat sepanjang jalur pipa sesuai dengan
kontrak, kontraktor harus melakukan tindakan sebagaimana penjelasan dibawah
ini. Kontraktor harus menyelidiki keadaan tanah sepanjang jalur, pekerasan,
jalan sementara dan mengumpulkan data atau informasi tentang kondisi daerah
tersebut pada musim kemarau dan musim penghujan. Dengan dasar informasi
yang diperoleh tersebut, kontraktor harus memulai pengukuran topografi
berdasarkan gambar perencanaan dan berada dibawah pengarahan direksi.
a. Bila tidak ditetapkan lain oleh direksi, pengupasan muka tanah yang ada
dengan kedalaman tidak kurang 0,3 m dan lebar disesuaikan dengan
kebutuhan atau sesuai petunjuk direksi.
b. Tanah bawah jalan (sub grade) terdiri dari lapisan tanah ”tanah merah atau
yang sejenis sesuai persetujuan direksi” yang dipadatkan dengan baik
dengan ketebalan minimum 0,5 m.
c. Lapisan bawah dasar (sub base course) terdiri dari lapisan agregat yang
dipadatkan dengan baik dengan ketebalan minimum 0,2 m dan juga diisi
dengan kerikil.
d. Perkerasan permukaan yang terbuat dari kerikil pasir dengan ketebalan
minimum tidak kurang 0,1 m dipadatkan dan dirawat dengan baik sampai
selesainya pekerjaan. Jika diperlukan perbaikan, kontraktor harus
bertanggung jawab terhadap biaya perbaikan tersebut.
Semua bahan yang tersisa harus dibuang, lapisan tanah atas harus dikembalikan
menutup lokasi pekerjaan semula
Semua bangunan yang rusak dan utilitas yang ada harus diperbaiki secara
memadai, sampai serupa keadaan semula.
Kantor harus memiliki ruangan yang cukup dilengkapi dengan perabot kantor,
ruang rapat dan ruangan kerja untuk direksi dan stafnya.
Kontraktor harus menyimpan paling sedikit satu set dokumen kontrak, jadwal
pelaksanaan dan data-data terkait dengan kontrak dan gambar kerja dan/atau
gambar pelaksanaan.
Kantor harus dilengkapi dengan :
a. Fasilitas air bersih dan penerangan yang memadai
b. Kamar kecil dan tanki septik dengan bidang resapannya
Kontraktor harus mengatur gudang sementara dengan atap yang memadai untuk
melindunginya dari hujan dan dengan peralatan pengatur sirkulasi udara. Lantai
gudang harus bebas dari rembesan air tanah dan sekiling gudang dijaga dari
kemungkinan pencurian dan kerusakan selama periode pelaksanaan
pembangunan.
6.3.1. UMUM
Jalur pipa harus dibersihkan dan dikupas sebelum melakukan penggalian atau
melakukan pengurugan.
Tidak boleh ada pohon yang ditebang, dirusak, atau diganggu oleh kontraktor
tanpa persetujuan direksi.
Bahan maupun bangunan yang disingkirkan untuk sementara waktu dan nantinya
akan dipasang dan diperbaiki kembali harus dijaga dan disimpan dengan baik.
Semua galian harus tetap dalam keadaan kering dan tidak ada bahan pondasi,
pipa atau beton yang diletakan dalam air kecuali dengan persetujuan direksi.
Air harus dibuang sedemikian rupa sehingga terhindar keruskan harta benda dan
gangguan terhadap masyarakat luas dan lingkungan sekitarnya.
Kontraktor harus memberi tanda pada galian dan parit persiapan sehingga lokasi
tepat bangunan bawah tanah dapat ditentukan.
Lubang pengujian ini akan digali dengan tangan (manual) dan dalam jarak yang
cukup di depan jalur pipa sehingga kemajuan pemasangan pipa tidak terhambat.
6.3.5.1. Umum
Dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender atau segera setelah pengujian pipa
sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi, semua permukaan yang terkena
pekerjaan kontraktor pada alur penggalian dan pada daerah kerja lainnya harus
diperbaiki kembali seperti keadaan semula, atau dalam keadaan yang lebih baik.
Setelah perbaikan kembali, kontraktor harus memeriksa secara bulanan
cekungan yang terjadi sepanjang jalur penggalian akibat penurunan, dan hal ini
harus diperbaiki sampai pada ketinggian semula.
Lapisan atas atau lempung, bilamana ditemukan harus ditimbun secara terpisah
dari bahan galiannya, dan nantinya dikembalikan ke tempat semula pada
kedalaman terpadatkan yang sama dengan kondisi semula.
Lempeng rumput di daerah berumput yang akan terkena galian, atau yang akan
rusak karena terkena peralatan, harus disingkirkan, dijaga/dipelihara selama
berlangsungnya pekerjaan konstruksi dan diletakan kembali setelah penyelesaian
urugan.
Pada daerah yang berbatu, kontraktor harus menyediakan peralatan yang sesuai
untuk menggalinya. Bila tidak mungkin untuk dilakukan penggalian, sedangkan
bila dalam gambar rencana ada pipa yang ditanam dibawah batu, maka apabila
direksi mengijinkan dapat dilakukan pemasangan pipa baja yang diletakan diatas
tanah berbatu tersebut.
Perbaikan kembali permukaan jalan batu ataupun bahu jalan yang diperkeras
harus diganti dengan batu sebaimana telah ditentukan.
Jalur pejalan kaki harus diganti sebaimana yang diperlihatkan dalam gambar.
Bingkai trotoar dan saluran tepi jalan harus diganti dengan bahan yang sama
sedemikian pula permukaannya harus kembali seperti keadaan semula. Semua
pemotongan beton harus pada garis potongan yang terdekat bila tidak maka
perlu digunakan alat pemotong.
6.3.6. PENGGALIAN
6.3.6.1. Umum
Batu dan bahan galian lainnya yang diklasifikasikan oleh direksi sebagai yang
tidak sesuai untuk pengurugan harus disingkirkan dari lokasi pekerjaan.
Bilamana perlu dapat dipakai cara penggalian yang sesuai guna melindungi
bangunan, utilitas, tiang listrik, pepohonan, perkerasan ataupun hambatan yang
ada. Di daerah di dekat fasilitas atau jalur pipa gas dan bahan bakar, kontraktor
harus melakukan tindakan pencegahan guna menghindari kemungkinan pecah,
gangguan, atau menyebabkan kerusakan pada fasilitas dan jalur tersebut.
1. Umum
Galian terbuka harus digali sehingga pipa dapat diletakan pada trase dan
kedalaman yang diminta, dan galian tersebut dilakukan sampai didepan
perletakan pipa sebagaimana yang diijinkan oleh direksi dan/atau persyaratan
yang ditetapkan oleh Departemen Pekerjaan Umum. Galian terbuka tersebut
harus dikeringkan dan dipelihara selama pekerjaan agar pekerja dapat bekerja
secara aman dan efisien.
Lebar galian harus cukup agar memungkinkan pipa dapat diletakan dan
disambung dengan baik, dan pengurugan serta pemadatan dapat dilakukan
sebagaimana yang telah ditentukan.
Lubang galian untuk penyambungan harus dibuat disetiap lokasi sambungan agar
penyambungan dapat dilakukan dengan baik.
Galian terbuka bagi suatu pemasangan pipa tidak boleh melebihi panjang yang
diijinkan direksi. Galian harus diselesaikan paling sedikit 10 (sepuluh) meter
didepan perletakan pipa terakhir.
Galian harus digali sampai kedalaman yang telah ditentukan sebagaimana yang
diperlihatkan dalam gambar standar agar memberikan dukungan yang menerus
dan seragam dan menopang pipa pada tanah yang padat dan tak terganggu pada
setiap titik diantara lubang galian sambungan.
Bagian dasar tanah yang digali melampaui kedalaman yang ditentukan harus
diurug kembali secara merata sebagaimana diperintahkan oleh direksi sampai
pada kedalaman yang ditetapkan dengan pasir atau bahan lain yang telah
disetujui serta dipadatkan.
Muka akhir lapisan ini harus dilakukan dengan tepat dengan memakai peralatan
tangan (manual).
Bongkahan batu dan batu besar, bilamana ditemukan harus disingkirkan agar
memberikan jarak bebas paling sedikit 15 cm dibawah dari setiap sisi pipa dan
fitting untuk pipa dengan diameter 600 mm atau lebih kecil; dan 20 cm untuk
pipa dan fitting dengan diameter lebih besar 600 mm.
Bilamana muka akhir dasar galian tidak stabil atau terdiri dari bahan yang kurang
baik seperti abu, bahan sampah dan lain-lain, dan atas keputusan direksi bahan
tersebut harus disingkirkan, kontraktor harus menggali dan menyingkirkan bahan
tersebut.
Galian tanah lebih dari 1 meter harus ditopang dan diturap sehingga galian tidak
gugur/runtuh, agar pekerja dapat bekerja secara aman dan menjaga permukaan
jalan dan bangunan lainnya sebagaimana ditunjukan dalam gambar kondisi
tanah, lalu lintas atau yang diperintahkan oleh direksi.
Semua penopang dan turap yang tidak digunakan harus dipindahkan dengan hati-
hati tanpa membahayakan pemasangan yang baru dilakukan utilitas yang ada,
atau kepemilikan yang berada didekatnya.
Semua rongga yang timbul akibat dicabutnya turap harus segera diisi kembali
dengan pasir dan dipadatkan dengan cara penumbukan menggunakan alat yang
sesuai dengan membasahinya atau cara lain yang diperintahkan.
Hak direksi memerintahkan semua turap dan penopang serta bahan lain
ditinggalkan/dibiarkan di tempatnya tidak boleh ditafsirkan sebagai kewajiban di
fihak direksi untuk mengeluarkan perintah seperti itu, dan kegagalan
melaksanakan hak seperti itu tidak mengurangi tanggung jawab kontraktor
terhadap kerusakan yang terjadi pada pihak ketiga yang diakibatkan oleh
kepemilikan oleh kelalaian dalam pekejaan sebagai akibat tidak ditinggalkannya
penopang atau turap untuk mencegah longsor atau bergeraknya tanah.
Bahan galian yang tidak dapat dipakai untuk urugan harus ditimbun atau dibuang
dengan cara yang disetujui direksi dan jauh dari jalan.
6.3.7. URUGAN
Kecuali ditentukan lain, bahan yang digunakan untuk pengurugan harus berupa
bahan yang terpilih. Jika urugan pasir atau kerikil tidak ditentukan dalam
gambar, tetapi menurut pendapat direksi harus digunakan di beberapa bagian
pekerjaan, kontraktor harus menyediakan dan mengurug dengan pasir atau
kerikil sebagaimana ditentukan dan diperintahkan oleh direksi. Urugan harus
dikerjakan setelah semua pipa terpasang, diperiksa dan disetujui direksi.
Bilamana tidak disebutkan lain dalam spesifikasi dan gambar rencana, bahan
untuk urugan ditentukan sebagai berikut :
1. Bahan Terpilih
Bahan terpilih adalah bahan yang telah diambil dengan penggalian atau diangkat
yang tidak mengandung batu atau benda padat yang ukurannya tidak lebih besar
5 cm dalam bentuk apapun dan juga tidak mengandung bahan organik seperti
rumput, akar, semak atau tumbuhan lainnya, dan tidak bersifat mengembang
(non exrisive nature).
2. Urugan Pasir
Semua pasir yang digunakan untuk urugan harus pasir alam berbutir halus hingga
sedang, tidak bergumpal, dan bebas dari kotoran, arang, abu, sampah, atau
bahan lainnya yang menurut pendapat direksi dapat ditolak.
Bahan tersebut tidak boleh mengandung lempung dan tanah liat lebih dari 10
berat bahan keseluruhan.
3. Urugan Kerikil
Kerikil yang dipakai untuk urugan harus berupa kerikil alam, memiliki partikel
yang kuat berbutir halus sampai sedang dalam bentuk yang cukup seragam dan
tidak mengandung batu besar atau batu dengan ukuran lebih besar dari 5 cm.
Bahan tersebut harus bebas dari kotoran, abu, arang, bahan tak
terpakai/buangan atau bahan yang tidak boleh ada atau bahan buangan lainnya.
Bahan tersebut tidak boleh mengandung tanah liat, lempung dan tidak boleh
bergumpal.
1. Lapisan Alas
Bahan bagi lapisan alas ini harus pasir, ditempatkan dalam bentuk lapisan
dengan ketebalan tidak lebih dari 15 cm dan dipadatkan dengan tongkat
pemadat atau cara lain yang disetujui direksi pada kepadatan kering maksimum
95 %.
Semua galian diurug kembali dengan pasir atau bahan lain yang disetujui, dengan
tenaga manusia mulai dari lapisan pasir alas hingga garis tengah pipa, diletakan
secara berlapis dengan ketebalan tidak lebih dari 15 cm dan dipadatkan dengan
tongkat pemadat pada ketebalan kering maksimum 95 %.
Bahan urugan ditempatkan dalam galian secara penuh selebar galian di masing-
masing sisi pipa, dan perlengkapan lainnya secara menerus.
Dalam hal pipa Ductile Cast Iron, dari garis tengah pipa ke permukaan, dalam
”Urugan Sampai Permukaan” harus diterapkan bagi pengurugannya.
Bahan dan cara pengurugan harus sebagaimana yang ditunjukan dalam gambar
rencana, dan ditempatkan secara berlapis dengan ketebalan tidak melebihi 20
cm dan dipadatkan dengan tongkat pemadat dengan ketebalan kering maksimum
95 %.
Dalam pipa Polyvinyl Chloride, galian harus diurug dengan cara konvensional
atau cara mekanis yang telah disetujui, pada kedalaman 30 cm diatas puncak
pipa PVC dan tidak merusak pipa.
Dari kedalaman 10 cm diatas pipa baja sampai permukaan, galian harus diurug
dengan peralatan tangan (manual) atau yang disetujui, ditempatkan berlapis
dengan ketebalan tidak melebihi 20 cm, dan dipadatkan dengan tongkat
Dalam pipa Polyvinyl Chloride, galian harus diurug dengan tangan (manual) atau
cara mekanis yang telah disetujui, pada kedalaman 30 cm diatas pipa PVC dan
tidak merusak pipa
Dimana pipa menyeberang sungai, saluran atau selokan, dan juga pada titik
buang katup penguras (blow offs), pada bangunan ini harus diberikan
perlindungan terhadap lereng dengan menggunakan batu lapis lindung (riprap)
atau cara lain yang telah disetujui guna mencegah runtuhnya kemiringan
tersebut.
Batu lapis lindung yang ada atau perlindungan kemiringan harus diperbaiki
kembali sebagaimana yang ditetapkan dalam bagian ”GALIAN PERMUKAAN DAN
PERBAIKAN”.
Pemasangan lapisan lindung secara umum harus dimulai dari bahu hingga ke
dasar kemiringan dan memenuhi sudut kemiringan yang ada dan bentuk topografi
daerah sekitarnya. Sebagaimana diputuskan direksi, pemasangan lapis
lindungdilakukan dari bahu hingga kedalaman tertentu untuk mencegah
keruntuhan.
Bahan yang digunakan untuk pemasangan batu harus batu alam yang keras dan
berbentuk bundar, batu berbentuk pipih dan panjang tidak boleh digunakan.
6.4.1.1. Umum
Batas konstruksi setiap jembatan pipa adalah pada kedua ujung sambungan
”flexible” dan/atau ”fitting” yang digunakan untuk hubungan flexible
sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Dikarenakan perbedaan dan
ketinggian alignment jembatan dan jalur pipa, diperlukan bentang transisi guna
menghubungkannya sebagaimana diperlihatkan dalam gambar dan harus
dilaksanakan sesuai dengan perintah direksi sesuai dengan kondisi lapangan.
Penyambungan jalur pipa pada jembatan dengan jalur pipa biasa harus dilakukan
setelah penyelesaian pekerjaan pipa dan setelah persetujuan direksi.
Kontraktor atas biayanya sendiri memeriksa semua ukuran jembatan pipa yang
diperlihatkan dalam gambar dengan melakukan survey sendiri di lokasi
pekerjaan.
Jika air ini masih mengandung Khlorin bebas setelah periode kontak ini, maka
harus dicuci dengan air sampai air yang dikeluarkan tidak menbandunb
Khlorida yang berlebihan.
Jika ternyata cairan yang dikeluarkan tidak mengandung Khlorin setelah periode
kontak selama 24 jam dalam pemberian desinfektan, maka proses harus diulangi.
Sebelum pemberian desinfektan pada tiap bagian pipa dengan cairan yang me-
ngandung klorin di atas, Pemborong harus mendapat persetujuan tertulis dari
Direksil Tenaga Ahli untuk menggunakannya.
DESINFEKSI PIPA
Sebelum jaringan pipa dipakai untuk mengalirkan air bersih ke pelanggan maka
terlebih dahulu harus dilakukan pembersihan pipa dari kotoran/endapan yang
ada dalam pipa dan membersihkan pipa dari kuman-kuman penyakit dengan larut-
an desinfektan.
6.4.1.3. Perancah
1. Pondasi
a) Pondasi Langsung
Kontraktor harus melakukan pengujian kapasitas daya dukung tanah di
lapangan sebagaimana diminta oleh Direksi, sesuai dengan standar yang
disetujui, bilamana penggalian dilakukan hingga gradien yang direncanakan
sebagaimana terlihat dalam gambar.
Pembuatan lantai kerja dengan beton K 100 tidak boleh dilakukan sebelum
diperoleh persetujuan dari Direksi.
Jika tanah pada gradien galian yang direncanakan dan yang diperintahkan
Direksi tidak sesuai untuk pondasi, Kontraktor harus menggali lebih dalam
lagi di bawah gradien tersebut sampai kedalaman tertentu sebagaimana
diperintahkan Direksi.
b) Pondasi Pancang
Semua pancang harus disediakan dan dipasang pada lokasi yang tepat yang
diperlihatkan dalam gambar dan sebagaimana ditentukan dalam bab
selanjutnya.
2. Pekerjaan Beton
Setelah mengecor lantai kerja, dan setelah diperiksa dan disetujui Direksi,
Kontraktor harus menyelesaikan pekerjaan sebagaimana diperlihatkan dalam
gambar dan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam bagian
selanjutnya, yaitu "Pekerjaan Beton".
Harus digunakan beton dengan kuat tekan karakteristik minimum 175 kg/cm' ).
Pipa yang ditanam dalam bangunan bawah harus dimantapkan ke besi tulangan
dengan cara yang disetujui serta menghindari pergeseran dari lokasi semula
selama pengecoran beton.
Pilar terdiri dari sepasang pancang dan dihubungkan dengan bantalan beton.
Berkaitan dengan pancang yang dipancang di sungai atau saluran, Kontraktor
Pada setiap bentang jembatan pipa, pipa harus dipasang dalam bentuk
bekisting lengkung. Besarnya anti lendutan ini harus 1/1250 persatuan
pancang bentang di bagian garis tengah bentang sebagaimana diperlihatkan
dalam gambar.
"Fixed Type Ring Support" yang ditunjukkan dalam gambar harus dianggap
pendukung berbentuk cincin yang dipasang di bantalan pilar.
Pendukung harus terbuat dan baja yang memenuhi standar yang ditentukan
Direksi atau yang dianggap setara, dan dibuat sebagaimana diperlihatkan dalam
gambar.
Demikian pula dengan baut, angker dan sekrup harus terbuat dari baja yang
memenuhi standard yang sesuai seperti tersebut di atas. Pendukung berbentuk
cincin harus dilas merata melingkari pipa baja.
(a) Umum
Semua sambungan yang dilas pada jembatan pipa harus diuji secara radiografi
sebagaimana dinyatakan di bawah ini.
Pengujian hasil pengelasan harus dilakukan sesuai dengan JIS Z 3104 "Method
qf Radiografic Test and Classification of (Radiographs)" cara pengujian
radiografi dan klasifikasi radiograf untuk pengelasan baja, atau standar lain
yang dapat diterima oleh Direksi.
Kelas 1 2 3
tidak ada
Ti ngkatan 1 sampai 4 1 sampai 4
tingkatan
Kelas dan tingkatan yang diterima harus kelas 1, tingkat 1, sampai tingkat 3 dan
kelas 2, tingkat 1 sampai 3.
Jika hasil pengujian memperlihatkan kelas dan tingkat lain dari pada yang
disebutkan di atas, Kontraktor harus menuelas dan menguji Ulang atas
beban biayanya sendiri sampai hasil yang diperoleh diterima oleh Direksi.
6.4.2.1. Umum
Perlintasan Jalur Pipa dengan Jalan Kereta Api harus dikerjakan oleh
Kontraktor.
Gorong-gorong jalur pipa dan lubang kontrol di kedua sisi jalur jalan kereta api
(KA) akan dikerjakan oleh Perusahaan Umum Kereta Api (PERUMKA).
Waktu kerja bagi Bangunan Perlintasan dengan jalan Kereta Api sesuai dengan
perintah Direksi atau PERUMKA.
6.4.3.1. Umum
Bahan pipa untuk pekerjaan penembus pipa disediakan oleh Pemilik bila pipa
induk berdiameter 700 mm atau lebih besar, tetapi bila diameter 600 mm
atau tebih kecil, bahan pipa unluk penembusan harus digunakan sebagai
selubung (casing) dan harus disediakan oleh Kontraktor.
Tambahan penggantian dalam hal ini akan dilakukan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
Ruang penembus harus dibuat sedemikian guna memberikan ruang yang cukup
bagi pekerja untuk menurunkan, menembuskan dan menyambung pipa secara
aman din efisien dalam ruang, tersebut.
Keperluan untuk pengamanan dan pemeliharaan, terhadap umum dan lalu lintas
haurus benar-bcnar dipenuhi oleh Kontraktor.
Didasari setiap ruang penembus harus dilengkapi dengan ruang pengering dan
pompa yang menjaga agar ruang tetap kering sepanjang waktu pekerjaan
penembusan.
Setiap ruang penembusan juga harus memiliki peralatan yang memadai untuk
menaruh pipa dan peralatan penembus dan untuk menyingkirkan tanah hasil
galian:
Sebelum penggalian ruang penembus, turap tiang baja (Steel seet pile) harus
dipancangkan sepanjang dinding ruang sebagaimana diperlihatkan dalarn
gambar dan sebagaimana ditentukan di sini.
Penyusunan kerangka penopang baja harus dibuat sama dengan ukuran yang
diperlihatkan dengan pengelasan atau pembautan, dan kerangka setelah
tiang turap dipancang harus dikencangkan sesuai dengan perintah Direksi.
Walau demikian kerangka tersebut tidak boteh dilaskan ke tiang turap.
Beton penahan desakan harus sanggup menahan desakan tenaga dorong tanpa
mengalami pergeseran atau kerusakan, maka agar memungkinkan semua gaya
dorong secara efisien bekerja pada pipa penembus, harus disusun seperti
ditunjukkan pada gambar.
Sebagai langkah utama pembuatan beton penahan desakan. Kontraktor harus,
berdasarkan pada kebutuhan daya dorong, menghitung kekuatan tulangan beton
yang diperlukan sehingga mampu mencegah kerusakan atau pecahnya beton dan
harus menyerahkan kepada Direksi hasil perhitungan kekuatan dan tata-letak
tulangannya.
1. Persiapan
Ukuran dari bukaan harus kira-kira 20 cm lebih besar daripada diameter pipa
tembus yang akan didorong. Bentuk pemotongan bukaan harus dikerjakan
sedemikian rupa rapinya dan menunjukkan hasil kerja berketrampilan tinagi.
Setelah pendorongan pipa pertama. ruangan antara pipa dan bukaan turap harus
diisi dengan karung pasir atau materiallainnya yang disetului oleh Direksi untuk
mencegah masuknya gumpalan tanah ke dalam ruvn-an penembus.
Dalam usaha mengurangi hambatan geser tanah, ujung pipa penembus harus
dipasangkan pada ujung spigot pipa tembus pertama sebagaimana ditunjukkan
pada gambar.
3. Penembusan
Dalam hal lebih dari dua buah kaki pendorong digunakan untuk penembusan,
perlu diperhatikan untuk mengupayakan semua kaki-kaki pendorong tersebut
bekerja secara serempak.
Tanah yang berada di dalam ujung kepala pipa penembus sepanjang kurang
lebih satu meter diukur dari ujung terdepan tidak perlu dibuang. Selama
pembuangan tanah, perlu diperhatikan jangan sampai menimbulkan kerusakan
pada lapisan lindung dalam pipa.
6. Survey
Segera dan sedapat mungkin setelah panjang jalur pipa diminta telah tembus
tertanam sesuai dengan rencana, Kontraktor harus segera melakukan uji
tekanan air sesuai dengan persyaratan yang diminta pada spesifikasi ini.
• Dalam hal diameter pipa 700 mm atau lebih, pipa tembus dipergunakan
langsung sebagai bagian dari jalur pipa utama
• Dalam hal pipa tembus berdiameter 800 mm dan dari pipa baja, pipa tembus
dipergunakan sebagai selubung untuk jalur pipa utama, dan pipa-pipa lain
seperti Ductile Cast Iron Pipe, pipa baja dan PVC yang lebih kecil dipasang
kedalam selubung tersebut.
a) Penyambungan
Pipa yang dimasukkan dalam selubung harus dikerjakan penyambungannya
di dalam ruang penembus seperti yang diatur pada bab sebelumnya dan di
dorong masuk ke dalam selubung dengan peralatan dan cara yang memadai
serta hati-hati.
b) Pengujian Sambungan
Setelah memasang pipa ke dalam selubung, Kontraktor harus melaksanakan
uji tekanan air sesuai dengan persyaratan yang diminta pada spesifikasi.
Bilamana kebocoran terjadi atau cacat lain ditemukan pada waktu
pengujian, Kontraktor harus memperbaiki atau mengganti atas tanggungan
biaya sendiri hingga memenuhi syarat.
Ruang-ruang tersebut harus ditimbun dengan pasir atau batu pecah dari dasar
hingga ke dasar selubung beton.
6.4.4.1. Penyelam
Penyelam harus dilengkapi dengan peralatan kerja pada maksimum kedalam dan
Kontraktor harus menyediakan peralatan keamanan, dan bila perlu termasuk ”
pipe locator” (magneto meter) yang sesuai untuk pekerjaan bawah air.
Kontraktor harus mengikuti peraturan yang berlaku dalam mempekerjakan
penyelam.
Urutan pelaksanaan pekerjaan perpipaan bawah air yang harus dilakukan oleh
Kontraktor, adalah sebagai berikut :
6.5.1. UMUM
Perhatian perlu diberikan dalam menangani semua bahan pipa yang disediakan
oleh pemilik untuk menghindari kerusakan pada bahan tersebut selama
pengangkutan, penurunan, pemasangan dan penyambungan sampai pada
penyelesaian pada pekerjaan. Kerusakan pada bahan pipa yang disebutkan tadi
harus diperbaiki hingga memuaskan direksi atas beban biaya kontraktor.
Kontraktor juga harus menangani perkakas dan peralatan yang disediakan oleh
pemilik sedemikian rupa guna menghindari kerusakan pada peralatan tersebut.
Kerusakan yang terjadi pada perkakas dan peralatan tersebut harus diperbaiki
hingga memuaskan direksi atas biaya beban kontraktor. Dalam hal perkakas dan
peralatan tidak dapat diperbaiki atau hilang, kontraktor harus memberi
kompensasi kepada pemilik.
6.5.2.1. Umum
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam kondisi baik perkakas dan
peralatan untuk menangani dan memasang pipa, dan valve. Cara pemasangan
pipa dan penggunaan perkakas dan peralatan juga harus sesuai dengan
rekomendasi pabrik.
Penopang pipa yang memadai harus disediakan bagi pemasangan pipa walaupun
bahan penopang tidak diperlihatkan dalam gambar kerja.
Bagian dalam semua pipa, dan valve yang dipasang, harus dijaga tetap bersih
dan bebas dari benda asing dan kotoran disepanjang waktu. Langkah pencegahan
mencakup penggunaan kain pembersih dan alat bantu lain yang memadai
menurut petunjuk direksi selama pemasangan pipa, dan penyumbatan yang rapat
semua lubang/celah yang ada pada setiap akhir hari kerja.
Pipa, valve, dan fitting harus dipeiksa secara teliti dari kerusakan pada saat
pemasangan. Bahan yang didapati rusak sebelum, selama, atau setelah dipasang
harus diberi tanda secara permanen; disingkirkan dari lokasi pekerjaan, dan
diganti dengan yang baik.
Secara umum, setiap 3 batang pipa disambung di atas tanah agar pelaksanaan
penyambungan lebih mudah dan pada kondisi yang stabil.
Pipa-pipa yang disambung menjadi satu diangkat dan diletakan kedalam galian
dan didalam galian pipa tersebut disambung dengan pipa lainnya dengan
menggunakan ”coupling”.
Galian sekitar daerah yang diperkirakan tempat sambungan dan tempat untuk
”Heat – shinkable sleeves” atau ”Sleeves”, harus digali lebar untuk kemudahan
pelaksanaan pekerjaan yang diperlukan.
Jika kerusakan terjadi pada pipa “valve” atau perlengkapan dapa saat
penanganannya, harus segera dilaporkan kepada direksi. Direksi akan
menentukan perbaikan yang diperlukan atau menolak bahan yang rusak tersebut.
Pipa atau ”Fitting” yang rusak/cacat harus diletakan terpisah untuk pemeriksaan
oleh direksi yang akan menentukan perbaikan yang diperlukan ataupun
menolaknya.
Bagian luar dan dalam ujung pipa harus dibersihkan dengan kain kering dan
bersih, dikeringkan dan bebas dari minyak dan lemak sebelum pipa dipasang.
Bila ada profil pengaku badan (stiffeners) guna melindungi ujung pipa, semua
profil pengaku tersebut harus disingkirkan sampai bersih demikian pula benda
asing lainnya dalam pipa.
4. Perletakan Pipa
Saat satuan panjang pipa dalam galian, setiap ujung pipa harus dipasang
berhadapan dengan pipa yang sebelumnya, pipa dipasang dan ditempatkan pada
jalur dan ketinggian yang benar. Pipa dimantapkan ditempatkan dengan bahan
urugan yang telah disetujui dan dipadatkan dengan ketinggian yang sama kecuali
pada ujung pipa. Tindakan pencegahan perlu dilakukan untuk mencegah tanah
atau kotoran lainnya masuk ke sambungan.
Setiap saat bial pemasangan pipa sedang berlangsung, ujung pipa harus
ditutup/disumbat dengan bahan yang memadai dan dengan cara yang disetujui
oleh direksi.
5. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa untuk menyisipkan ”Tee”, ”Bend” atau ”Valve” atau tujuan
lainnya, harus dilakukan dengan mesin potong yang sesuai dengan cara yang
rapih dan baik, tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa maupun lapisan
pelindung dalamnya dan menghasilkan ujung yang halus pada sudut yang tepat
terhadap sumbu pipa.
Pemotongan pipa baja harus dikerjakan dengan mesin pemotong yang sesuai
menghasilkan potongan yang halus pada sudut yang benar atau sudut yang
diminta terhadap sumbu pipa.
Pemotongan perlu dijaga agar jangan sampai merusak lapisan pelindung luar
maupun lapisan pelindung pipa dalam. Ujung potongan pipa yang dipotong
Tidak boleh ada ”Fitting” seperti ”Bend”, ”Tee”, dan ”flange dan spigot”
dipotong untuk pekerjaan pemasangan pipa, sejauh tidak ada instruksi tertulis
yang diberikan kepada kontraktor dari direksi.
1. Umum
Pengelasan pipa baja di lapangan harus disesuai dengan persyaratan yang
ditentukan berikut ini. Hal-hal yang tidak dijelaskan dalam spesifikasi ini,
mengacu pada standar ataupun pedoman (code) berikut ini.
(a) Codes of Japanese Waterworks Steel Pipes Manufactures’ Association (WSP)
(b) Codes of Welding Engineering Standard (WES), Japan
Bila pengelasan dilakukan dalam galian, galian harus dilebarkan dan dibuat lebih
dalam agar memungkinkan pengelasan sebagaimana diminta.
Jumlah pipa yang akan menjadi satu, dengan panjang yang sesuai yang dilakukan
diatas permukaan tanah, serta cara perletakannya ke posisi yang sesuai, harus
disetujui terlebih dahulu oleh Direksi.
Pengelasan yang diminta oleh Direksi harus diuji dengan cara pengujian yang
dicantumkan dalam “4 PENGUJIAN TANPA MERUSAK PADA PENGELASAN DI
LAPANGAN” dalam 9.2.4 atau cara yang diterima oleh Direksi.
Kontraktor harus memasukkan pengalaman dan kualifikasi juru las yang diusulkan
untuk persetujuan Direksi.
Juru las tersebut harus memiliki pengalaman dan kualifikasi yang cukup bagi
pekerjaan pengelasan, dan memegang sertifikat atau ijazah yang dikeluarkan
oleh bada berwenang.
Mesin las, harus mesin pengelasan busur nyala (Arc Welding Machine) dengan
arus AC atau pengelasan busur nyala DC, sebagaimana yang ditentukan dalam JIS
C 9301 atau pada standar yang telah diterima oleh Direksi.
5. Pengelasan
Sebelum pengerjaan pengelasan, permukaan alur harus dibersihkan dari debu,
tanah dan karat dengan menyikat dan mengasah (grinding).
Bila pipa akan dipotong di lapangan, lapisan pelindung dalam maupun lapisan
pelindung luar pada kedua ujung pipa, harus dikupas minimum 10 cm, kemudian
ujung pipa dibuat alur sebagaimana yang ditentukan.
“Fitting” tidak boleh dipotong di lapangan.
Atas pengelasan dan kecepatan harus dijaga selama pekerjaan pengelasan, harus
terus menerus (berlanjut) dari bagian dasar ke bagian atas pinggiran pipa.
Permukaan hasil pengelasan harus seragam tanpa ada sempalan yang berlebihan,
tumpang tindih dan ketidakrataan.
1. Umum
Bagian ini dipakai untuk Pengujian Tanpa Merusak Sambungan dengan pengelasan
setelah pemasangan pipa. Bagian pipa baja bawah tanah, semua pengelasan di
lapangan harus diuji dengan cara uji cairan penembus dengan perwarna (dye
penetrant test).
Kontraktor harus menyediakan semua tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk
pengujian tanpa merusak pada sambungan dengan pengelasan di lapangan.
Semua pengujian harus dilakukan dengan dihadiri Direksi atau wakilnya, kecuali
disetujui lain oleh Direksi.
Direksi dapat meniadakan uji cairan penembus dengan warna, bila kemampuan
pengelasan kontraktor dapat diterima atas dasar pengujian yang diserahkan oleh
perusahaan pemeriksa yang independen
6.5.3.1 Umum
Cara pemasangan pipa dan penggunaan perkakas serta peraltan harus sesuai dan
memahami petunjuk dari pabrik atau mengikuti pengarahan dari Direksi.
Perkakas, peralatan yang baik, dan fasilitas yang memenuhi syarat harus
disediakan dan digunakan oleh kontraktor bagi keamanan dan kelancaran
pekerjaan.
Semua Pipa, ”Fitting, dan Valve” harus diturunkan kedalam galian satu persatu
dengan menggunakan derek, tali/tambang, atau dengan perkakas atau peralatan
lainnya yang sesuai, sedemikian rupa untuk mensegah kerusakan pada bahan
tersebut maupun lapisan pelindung luar dan dalamnya.
Bahan tersebut dengan alasan apapun tidak boleh dijatuhkan atau dilemparkan
kedalam galian.
Jika terjadi kerusakan pada pipa, fitting, valve, atau perlengkapan lain dalam
penanganannya, kerusakan tersebut harus segera diberitahukan kepada Direksi.
Direksi harus menetapkan perbaikan atau penolakan bahan yang rusak tersebut.
4. Pemasangan Pipa
Pipa harus diletakkan agar diperoleh perletakan/tumpuan yang seragam dan
menerus sesuai jalur dan gradien yang diperlihatkan dalam gambar dan sesuai
dengan jadual perletakan yang ditentukan bagi pemasangan. Sebelum
menempatkan pipa ke posisinya alignment dan gradien akhir harus dicek dengan
peraltan survey.
Setiap tindakan pencegahan harus diambil untuk mencegah benda asing masuk
kedalam pipa saat ditempatkan pada jalur pemasangannya. Selama pemasangan,
tidak boleh ada sampah, perkakas, kain, atau benda lainnya yang
diletakkan/ditinggalkan kedalam pipa.
Setiap batang pipa yang diletakkan dalam bagian ujung spirogt harus diletakkan
ditengah bell, pipa didorong masuk dan ditempatkan pada jalur dan gradien yang
benar.
Pipa harus dimantapkan di tempatya dengan bahan urugan yang dipadatkan
merata, kecuali pada bagian bellnya. Tindakan pencegahan harus diambil untuk
mencegah tanah atau kotoran lainnya masuk ke dalam sambungan.
Pada saat tidak dilakukan pekerjaan penyambungan ujung terbuka pipa harus
ditutup dengan cara yang memadai yang disetujui oleh Direksi.
Khususnya pada musim hujan, kontraktor harus melakukan tindakan untuk
mencegah air hujan/atau sampah dan benda lainnya yang tidak perlu masuk ke
pipa yang telah dipasang, dan jangan sampai pipa tersebut terapung
5. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa diusahakan seminimum mungkin. Bila perlu pemotongan harus
dilakukan tegak lurus terhadap sumbu pipa dan rata. Pemotongan harus
dilakukan dengan peralatan yang sesuai dengan rekomendasi pabrik.
Ujung potongan dan tepian yang kasar harus diperhalus dan dipotong resong
(Beviled) dengan alat yang khusus dibuat untuk keperluan tersebut. Ujung
potongan serong harus sama denan yang dibuat dipabrik. Perkakas bagi
keperluan pemotongan pipa dan membuat ujung potongan serong harus sesuai
denga rekomendasi pabrik. Tanda kedalaman (garis melingkar yang jelas) harus
dibuat diujung spigot pipa yang dipotong dilapangan untuk menandakan
kedalaman penetrasi spigot yang benar kedalam sambungan pipa.
”Spigot” kemudian dilumuri secara merata dengan bahan pelicin yang telah
disetujui dan pipa ditekan masuk ke ”Socket”.
Penekanan pipa ”Socket” harus dilakukan dengan menekan ujung lain pipa yang
sedang dipasang.
Blok kayu atau alat lainnya yang memadai harus dibuganakan untuk mensegah
kemungkinan terjadinya kerusakan ”Socket’ tersebut pada mana batang tersebut
ditekan. Tidak boleh ada ganjal dibawah pipa dan pipa harus terletak merata
diatas bahan alasnya (Badding material).
”Socket” dan ”spigot” pipa, harus dibersihkan dengan seksama sebelum ujung
spigot dilumuri ”Solvencement” yang telah disetujui oleh Direksi.
6.5.4.1. Umum
Cara pemasangan pipa dan penggunaan perkakas serta peralatan harus sesuai
dan memahami petunjuk dari pabrik atau mengikuti pengarahan dari Direksi.
a. Sambungan mekanis :
• Mechanical-join: sambungan plastik, injection
(20 mm-63 mm) imulded, tipe push-in dengan O-ring dan ulir
• Sambungan dari metal
• Butt weldding
Pipa diklem pada alat penekan. Kedua permukaan pipa harus dibersihkan
dan diratakan dengan pengetap.
Setelah alat pengetap dilepaskan, plat pemanas dijepit diantara kedua
permukaan pipa dengan sedikit tekanan untuk beberapa detik.
Kemudian plat pemanas dilepaskan. Tekan kedua pipa dengan tekanan
tertentu sampai mendapatkan lebar yang dikehendaki dari bagian yang
menyatu. Hilangkan tekanan untuk beberapa saat, setelah dingin klem
dapat dibuka.
• Socket welding
Pipa dipotong tegak luru dengan sumbunya. Permukaan luar pipa dan
bagian dalam socket harus dibersihkan dengan cairan pembersih khusus.
Jepit bagian ujung pipa yang sebelumnya telah diukur dengan mall yang
sudah ditentukan. Masukkan ujung pipa dalam socket pemanas dan
socket sambungan ke dalam spigot pemanas untuk beberapa detik.
Keluarkan alat pemanas dan bagian pipa harus segera dimasukkan
kedalam socket sambungan. Biarkan beberapa saat sampai dingin.
6.5.5.1. Umum
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam kondisi baik pekakas dan
peralatan untuk menangani dan memasang pipa dan valve. Cara pemasangan
pipa dan penggunaan perkakas dan juga peralatan harus sesuai dengan
rekomendasi pabrik.
Penopang pipa yang memadai harus disediakan bagi pemasangan pipa walaupun
bahan penopang tidak diperlihatkan dalam gambar kerja.
Bagian dalam semua pipa dan valve yang dipasang, harus dijaga tetap bersih dan
bebas dari benda asing dan kotoran sepanjang waktu. Langkah pencegahan
mencakup penggunaan kain pembersih dan alat bantu lain yang memadai
menurut petunjuk direksi selama pemasangan pipa, dan penyumbatan yang rapat
semua celah/lubang yang ada pada setiap akhir hari kerja.
Pipa dipasang secara seragam dan menerus pada jalur dan ketinggian
sebagaimana diperlihatkan dalam gambar kerja dan sesuai dengan cara
pemasangan yang ditetapkan terlebih dahulu. Sebelum menempatkan pipa pada
posisinya, ketinggian dan alinyamen akhir harus diperiksa terlebih dahulu dengan
menggunakan peralatan survey.
Pipa, valve dan fitting harus diperiksa secara teliti dari kerusakan saat
pemasangan. Bahan yang didapati rusak sebelum, selama dan setelah dipasang
harus diberi tanda secara permanen, disingkirkan dari lokasi pekerjaan, dan
diganti dengan yang baik.
4. Pemasangan Pipa
Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk
kedalam pipa saat dipasang dalam jalurnya. Selama pemasangan berlangsung,
benda, perkakas, kain atau bahan lainnya tidak boleh diletakan dalam pipa
Pada saat batangan pipa diletakan kedalam galian, ujung spigot harus
ditempatkan pada lingkaran bell dan ditekan masuk serta diatur pada jalur yang
benar. Pipa dimantapkan pada tempatnya dengan bahan urugan yang telah
disetujui yang kemudian dipadatkan kecuali pada bagian bell. Langkah
pencegahan harus dilakukan guna mencegah tanah atau bahan lainnya masuk
kedalam ruang sambungan.
Pada saat tidak dilakukan pemasangan pipa, bukaan pada ujung pipa harus
ditutup dengan cara yang memadai yang disetujui oleh direksi.
5. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa guna menyisipkan tee, bend atau valve ataupun untuk tujuan
lain harus dilakukan dengan mesin pemotong yang sesuai dengan cara yang rapi
dan tenaga terlatih tanpa menimbulkan kerusakan pada pipa maupun lapisan
pelindung dalamnya serta menghasilkan ujung yang halus pada sudut yang sesuai
terhadap sumbu pipa.
1. Pemasangan Perlengkapan
Di bagian luar spigot dan di bagian dalam bell jenis pipa dengan sambungan
mekanik (mechanical joint) ini harus dibersihkan dengan kain yang bersih agar
bebas dari kotoran.
Bis – tekan (gland) dan cincin karet ductile iron selanjutnya disisipkan diujung
spigot dengan bibir bis-tekan menghadap kearah ujung bell atau socket.
2. Pembautan Sambungan
Seluruh bagian pipa harus ditekan/didorong masuk guna menempatkan ujung
spigot pada bell. Cincin karet sedemikian harus ditekan keposisinya dalam bell,
perhatian perlu diberikan untuk menempatkan cincin karet secara merata
disekeliling sambungan.
Bis-tekan ductile iron harus digeser sepanjang pipa sampai pada posisi untuk
pembautan, semua baut dimasukan dan sekrup diputar dengan tangan. Semua
sekrup dikencangkan dengan kunci puntir (wrench) yang sesuai.
Sekrup yang terpisah dalam sudut 180 derajat harus dikencangkan bergantian
agar diperoleh tekanan yang seimbang diseluruh bis-tekan.
Akhirnya semua sekrup harus dikencangkan dengan kunci puntir dan pastikan
bahwa semua sekrup telah dikencangkan dengan puntiran (torque) yang telah
ditentukan. Puntiran baut bagi setiap ukuran baut harus sesuai dengan standar
pabriknya tetapi secara umum adalah sebagai berikut :
16 75 6
20 100 – 600 10
24 700 – 800 14
30 900 atau lebih besar 20
1. Pemasangan
Jenis sambungan push on diterapkan untuk pipa diameter 300 mm dan yang lebih
kecil dan dengan memakai jenis sambungan mekanik dimana pipa lurus dan
fitting atau fittingnya itu sendiri disambungkan.
Pemasangan dan penyambungan pipa sambungan push on dengan fitting harus
dilakukan dengan bahan pelicin (lubricant) yang disetujui oleh direksi.
Kontraktor harus menyerahkan katalog dan data teknis serta contoh kepada
direksi sebelum menggunakan bahan pelicin tersebut dalam pekerjaannya dalam
waktu yang cukup bagi direksi untuk memeriksanya terlebih dahulu.
Bagi semua sambungan antara fitting dan pipa lurus, atau fittingnya sendiri
harus harus digunakan sambungan mekanik kecuali untuk sambungan lainnya
dimana direksi menerima dan menyetujuinya.
Ujung spigot yang terpotong dari suatu pipa lurus tidak boleh dicoba
disambungkan dengan socket jenis sambungan push on.
Dibagian luar spigot dan dibagian dalam bell pipa jenis push on harus dibersihkan
dengan kain bersih agar bebas dari kotoran.
Setelah melumuri zat pelicin yang telah disetujui disekeliling spigot, cincin karet
harus dilepas dari ujung spigot pipa dan memasangnya ditempat yang telah
ditunjukan oleh pabrik.
Penyisipan socket kedalam spigot harus dilakukan dengan cara yang disetujui
oleh direksi. Setelah penyisipan tersebut, kedalaman antara socket dan cincin
karet sekelilingnya harus diperiksa dengan alat yang sesuai.
Jika kedalaman yang diperiksa tidak sesuai dengan rekomendasi pabrik, dan jika
cincin karet terpelintir dalam socket, pipa yang telah tersambung harus dilepas
dan pemasangan pipa harus diulangi lagi.
Cincin karet yang mengalami kerusakan atau deformasi/transformasi tidak boleh
digunakan untuk pekerjaan penyambungan dan harus dikembalikan kepada
pemilik dengan diberi tanda yang jelas dan catatan yang memberitahukan
keadaan kerusakan tersebut.
Pipa yang telah tersambung harus dipisahkan/dilepas dengan hati-hati dengan
alat yang telah disetujui oleh direksi serta tidak dilakukan dengan kasar.
Sekrup yang terpisah dalam sudut 180 derajat satu sama lain harus dikencangkan
bergantian agar diperoleh tekanan yang merata diseluruh permukaan flens.
Semua baut dan mur untuk flens harus dilumuri gemuk (grease) dengan merata.
Semua mur benar-benar dikencangkan dengan puntiran yang telah ditentukan
menggunakan kunci puntir sebagaimana yang diperlihatkan berikut ini :
16 75 - 200 6
20 200 - 300 9
22 350 - 400 12
24 450 - 600 18
30 700 - 1200 33
36 1350 - 1800 50
42 2000 - 2400 58
48 2600 70
1. Umum
Kontraktor harus memasang sambungan penahan untuk pipa jenis sambungan
mekanik dan fitting sebagaimana ditentukan atau diperlihatkan dalam gambar
untuk mencegah kemungkinan pipa dan fitting lepas dari sambungan akibat
dorongan (thrust) atau pergerakan (movements)
2. Pemasangan
Pemasangan sambungan penahan, kecuali diperintahkan oleh direksi harus sesuai
dengan petunjuk pabrik.
Pipa yang berdekatan dikedua ujung fitting seperti tee, cross, bend dan reducer
pada umumnya harus disambung tanpa pemotongan sehingga tidak mengurangi
Jumlah set sambungan penahan untuk berbagai macam fitting yang akan
dipasang, kecuali diperlihatkan lain dalam gambar harus sebagai berikut tetapi
tidak terbatas pada :
Tee ..........3 set untuk semua ukuran Tee pada socket dan ujung spigot dan
brach’s socket end.
Reducer ....2 set untuk semua ukuran reducer pada socket dan ujung spigot
Bend ........2 set untuk ukuran berikut ini dan sudut belokan pada socket dan
ujung spigot.
- Semua ukuran bend dengan sudut belokan 90 derajat dan 45
derajat
- Bend dengan diameter 200 mm dan yang lebih besar
mempunyai sudut belokan 22 ½ derajat
- Bend dengan diameter 300 mm dan yang lebih besar
mempunyai sudut belokan 11 ¼ derajat.
Blow off ...1 set untuk semua ukuran blow off branch pada ujung cabang
socket
Sambungan penahan pada collar, bell dan flanges dan flange dan spigot harus
dipasang hanya bila memang diperintahkan direksi.
1. Umum
Semua sambungan flexible dan coupling harus dipasang dengan benar pada jalur
dan ketinggian sebagaimana diperlihatkan dalam gambar.
2. Sambungan Flexible
Semua sambungan flexible harus dipasang dibawah tanah untuk penyambungan
pipa yang terpendam dan pipa yang terbungkus dalam bangunan beton.
3. Sleeve Coupling
Semua sleeve coupling harus dipasang dan memberi jarak bersih 3,0 cm atau
sesuai standar pabrik antara dua ujung pipa yang akan dipasangkan oleh
sambungan tersebut.
6.5.6.1. Umum
Singkatan GIP yang digunakan dalam spesifikasi dan dokumen ataupun gambar
berarti Galvanized Iron Pipe.
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam keadaan baik perkakas
peralatan yang sesuai bagi pengamanan dan pemasangan pipa, valve dan fitting.
Cara pemasangan pipa dan penggunaan perkakas serta peralatan harus sesuai
dan memahami petunjuk dari pabrik atau mengikuti pengarahan direksi.
Setiap ujung pipa harus diperiksa dengan secara khusus, karena daerah ini paling
mudah mengalami kerusakan dalam penanganannya. Pipa atau fitting yang
rusak/cacat harus diletakan terpisah untuk pemeriksaan oleh direksi yang
menentukan perbaikan yang diperlukan ataupun menolaknya.
4. Perletakan Pipa
Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk
kedalam pipa pada saat pipa diletakan pada jalur.
Saat satuan panjang pipa dalam galian, setiap ujung pipa harus dipasang
berhadapan dengan pipa yang sebelumnya, pipa dipasang dan ditempatkan pada
jalur dan ketinggian yang benar. Pipa dimantapkan ditempatkan dengan bahan
urugan yang telah disetujui dan dipadatkan dengan ketinggian yang sama kecuali
pada ujung pipa. Tindakan pencegahan perlu dilakukan untuk mencegah tanah
atau kotoran lainnya masuk ke sambungan.
Setiap saat bial pemasangan pipa sedang berlangsung, ujung pipa harus
ditutup/disumbat dengan bahan yang memadai dan dengan cara yang disetujui
oleh direksi.
5. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa untuk menyisipkan ”Tee”, ”Bend” atau ”Valve” atau tujuan
lainnya, harus dilakukan dengan mesin potong yang sesuai dengan cara yang
rapih dan baik, tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa maupun lapisan
pelindung dalamnya dan menghasilkan ujung yang halus pada sudut yang tepat
terhadap sumbu pipa.
Pemotongan pipa besi harus dikerjakan dengan mesin pemotong yang sesuai
menghasilkan potongan yang halus pada sudut yang benar atau sudut yang
diminta terhadap sumbu pipa.
Pemotongan perlu dijaga agar jangan sampai merusak lapisan pelindung luar
maupun lapisan pelindung pipa dalam. Ujung potongan pipa yang dipotong
tersebut, harus dipotong serong (Beveled) dengan ukuran yang sama
sebagaimana yang ditentukan dalam spesifikasi.
Tidak boleh ada ”fitting” seperti ”Bend”, ”Tee”, dan ”flange dan spigot”
dipotong untuk pekerjaan pemasangan pipa, sejauh tidak ada instruksi tertulis
yang diberikan kepada kontraktor dari direksi.
1. Umum
Pengelasan pipa galvanized di lapangan harus disesuaikan dengan persyaratan
yang ditentukan berikut ini. Hal-hal yang tidak dijelaskan dalam spesifikasi ini,
mengacu pada standar ataupun pedoman (code) berikut ini.
Bila pengelasan dilakukan dalam galian, galian harus dilebarkan dan dibuat lebih
dalam agar memungkinkan pengelasan sebagaimana diminta.
Jumlah pipa yang akan menjadi satu, dengan panjang yang sesuai yang dilakukan
diatas permukaan tanah, serta cara perletakannya ke posisi yang sesuai, harus
disetujui terlebih dahulu oleh Direksi.
Untuk jembatan pipa, harus diuji sepanjang seluruh pinggiran setiap sambungan,
dengan cara pengujian radiografi kecuali ditentukan lain.
Juru las tersebut harus memiliki pengalaman dan kualifikasi yang cukup bagi
pekerjaan pengelasan, dan memegang sertifikat atau ijazah yang dikeluarkan
oleh badan yang berwenang.
Batang las yang menyerap lengas (moisture) tidak boleh digunakan dan tingkat
lengas harus lebih kecil dari 2,5 % untuk batang yang diiluminasi (illuminated
rod) dan 0,5 % untuk batang yang hydrogennya rendah (low hydrogenous rod)
Pipa yang mempunyai ketebalan dinding 16 mm atau lebih, harus alur dikedua
sisi pipa agar dapat dilakkan sambungan las tumpul ganda (double welded butt
joint). Bentuk dan ukuran celah yang terbentuk oleh alur menyudut tersebut,
harus sesuai dengan JIS G-3443 atau sebagaimana yang disetujui oleh Direksi.
5. Pengelasan
Sebelum pengerjaan pengelasan, permukaan alur harus dibersihkan dari debu,
tanah dan karat dengan menyikat dan mengasah (grinding).
Bila pipa akan dipotong di laangan, lapisan pelindung dalam maupun lapisan
pelindung luar pada kedua ujung pipa, harus dikupas minimum 10 cm, kemudian
ujung pipa dibuat alur sebagaimana yang ditentukan.
“Fitting” tidak boleh dipotong di lapangan.
Permukaan hasil pengelasan harus seragam tanpa ada sempalan yang berlebihan,
tumpang tindih dan ketidak rataan.
1. Umum
Bagian ini dipakai untuk Pengujian Tanpa Merusak Sambungan dengan pengelasan
setelah pemasangan pipa. Bagian pipa baja bawah tanah, semua pengelasan di
lapangan harus diuji dengan cara uji cairan penembus dengan pewarna (dye
penetrant test).
Kontraktor harus menyediakan semua tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk
pengujian tanpa merusak pada sambungan dengan pengelasan di lapangan.
Semua pengujian harus dilakukan dengan dihadiri Direksi atau wakilnya, kecuali
disetujui lain oleh Direksi.
Adanya retakan dan/atau lubang harus diperbaiki dan diuji ulang atas biaya
kontraktor sendiri.
6.5.7.1. Umum.
Bilamana perlu atau ditetapkan semua sambungan pipa baja dan "fitting"
termasuk "coupling"; sambungan "flexible" harus dilindungi sesuai dengan
persyaratan yang dicantumkan dalam spesifikasi ini.
Bahan pelindung yang dipakai untuk pekerjaan, harus produk pabrik yang
menghasilkan produksi bahan tersebut dalam jumlah besar.
Pengarahan petunjuk dan penjelasan teknis dari pabrik, yang diperlukan oleh
Pemilik, harus disediakan/diberikan terlebih dahulu. Warna dan lainnya, bila
tidak ditentukan akan dipilih oleh Direksi.
1) "Head-Shrinkable Sleeve" :
Pemasangan "Sleeve"
Panjang tumpang tindih (overlapping) antara lapisan dari pabrik dan
lapisan yang dipasang di lapangan harus lebih dari 50 mm pada kedua
sisinya. Sebelum pekerjaan pengelasan sambungan, sejumlah sleeve
yang diperlukan harus dipotong dengan panjang yang sesuai, dan
disisipkan ke pipa sebelum ditempatkan dalam galian. "Sleeve" tersebut
harus berada di tempat yang tidak terpengaruh oleh panas pengelasan.
6.6.1. UMUM
Setelah pemasangan jalur pipa, termasuk pipa induk, "valve", bangunan khusus
jembatan pipa, penembusan pipa (pipe driving), perlintasan pipa dan
perlengkapan lainnya, harus dilakukan pengujian pada jalur pipa tersebut sesuai
dengan spesifikasi ini.
Pengujian tekanan air (hydrostatic-pressure test) pada jalur pipa dilakukan dengan
tujuan untuk meyakinkan/menjamin bahwa sambungan pipa dan
perlengkapannya dalam keadaan balk, kuat dan tidak bocor serta biok-blok
penahan (thrus block permanen) sanggup menahan tekanan sesuai dengan tekanan
kerja pipa.
Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk
pengulian tekanan air dan pengujian kebocoran. Peralatan meter yang
diperlukan untuk penguatan tekanan dan kebocoran harus disediakan oleh
Kontraktor.
Bagian jaringan pipa yang akan diuji diisi penuh dengan air. Pemborong dapat
menggunakan sumber air yang ada tanpa biaya atau menyediakan sumber air
tersendiri dengan biaya sendiri. Pengisian air ini dilakukan dengan pemompaan
(electric piston type test pump) yang dilengkapi meteran air, harus dicegah
terjadinya gelombang-gelombang tekanan, semua udara di dalam pipa harus
dilepas, dan sebuah manometer dengan kran penutupnya harus dihubungkan
pada cabang jaringan pipa yang diuji. Apabila bagian pipa yang diuji ini tidak
terdapat katup udara maka cara pengeluaran udara akan ditentukan oleh Tenaga
Ahli.
1) Air untuk pengujian akan disediakan oleh Pemilik atas beban biaya
Kontraktor.
2) Seluruh pekerjaan pengujian harus dilakukan dengan disaksikan oleh
Direksi atau wakilnya.
6.6.2.4. Pemeriksaan
Setiap pipa, fitting, hidran dan sambungan-sambungan yang terlihat harus
diperiksa secara cermat selama pengujian. Setiap pipa, fitting, hidran yang rusak
atau cacat ditemukan pada saat uji tekan harus diperbaiki atau diganti dengan
bahan yang baik, dan pengujian akan diulangi sampai memuaskan pemilik.
SD P
L =
133200
Dimana :
L : Kebocoran yang diijinkan, dalam gallon/jam
S : Panjang pipa uji, dalam feet
D : Diameter pipa nominal, dalam inch
P : Tekanan uji rata-rata selama uji kebocoran, dalam pound/inch atau
gauge
SD P
Lm =
2816
Dimana :
Lm : Kebocoran yang diijinkan, dalam liter/jam
S : Panjang pipa uji, dalam meter
D : Diameter pipa nominal, dalam inch
P : Tekanan uji rata-rata selama uji kebocoran, dalam bar
Formula berdasar pada kebocoran yang diijinkan dari 11,65 gpd per mil, dengan
diameter nominal D = 1 inch dan tekanan P = 150 psi
1. Kebocoran yang diijinkan, dengan variasi tekanan ditunjukan pada tabel 11.
2. Pada pengujian terhadap dudukan katup tertutup, penambahan kebocoran
sebesar 0,0012 lt/jam dari ukuran katup nominal dapat diijinkan
3. Bila hidran pada bagian uji pengujian harus dilakukan pada hidran tertutup.
450 (31) 0,48 0,64 0,95 1,27 1.59 1.91 2.23 2.55 2.87 3.18 3.82 4.78 5.73 6.69 7.64 8.00
400 (28) 0,45 0.64 0.90 1.20 1.50 1.80 2.10 2.40 2.70 3.00 3.60 4.50 5.41 6.31 7.21 8.11
350 (24) 0.42 0.60 0.84 1.12 1.40 1.69 1.97 2.22 2.53 2.81 3.37 4.21 5.06 5.90 6.74 7.58
300 (21) 0.39 0.56 0.78 1.04 1.30 1.56 1.82 2.08 2.34 2.60 3.12 3.90 4.68 4.46 6.24 7.02
275 (19) 0.37 0.52 0.75 1.00 1.24 1.49 1.74 1.99 2.24 2.49 2.99 3.73 4.48 5.23 5.98 6.72
250 (17) 0.36 0.50 0.71 1.95 1.19 1.42 1.66 1.90 2.14 2.37 2.85 3.56 4.27 4.99 5.70 6.41
225 (16) 0.34 0.47 0.68 1.90 1.13 1.35 1.58 1.80 2.03 2.25 2.70 3.38 4.05 4.73 5.41 6.03
200 (14) 0.32 0.45 0.64 1.85 1.06 1.28 1.48 1.70 1.91 2.12 2.55 3.19 3.82 4.46 5.09 5.73
275 (12) 0.30 0.59 0.59 1.80 0.99 1.19 1.39 1.59 1.79 1.98 2.38 2.98 3.58 4.17 4.77 5.36
150 (10) 0.28 0.55 0.55 1.74 0.92 1.10 1.29 1.47 1.66 1.84 2.21 2.76 3.31 3.86 4.41 4.97
125 (9) 0.25 0.50 0.50 1.67 0.84 1.01 1.18 1.34 1.51 1.68 2.01 2.52 3.02 3.53 4.03 4.53
100 (7) 0.23 0.45 0.45 1.60 0.75 1.90 1.05 1.20 1.35 1.50 1.80 2.25 2.70 3.15 3.60 4.05
• Semua bagian jaringan yang diuji, dengan berbagai diameter, kebocoran yang diijinkan akan merupakan jumlah kebocoran dari setiap pipa
• Untuk memperoleh kebocoran dalam liter/jam. Kalikan dengan 3,785
6.6.5. DESINFEKSI
Sebelum berfungsi dalam sistem layanan. dan sebelum dinyatakan selesai oleh
Direksi, semua pipa induk baru, perluasan atau sambungan ke sistem yang ada,
atau "valve" yana ada dalam jaringan perluasan harus didesinfeksi dengan
Chlorine sesuai dengan prosedur berikut ini, atau sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi.
1) Desinfeksi harus dilakukan dengan mengisi jalur pipa dengan air bersih
yang telah diolah yang mengandung paling sedikit 10 mg/liter sisa
Chlorine.
2) Setelah 24 jam, sisa Chlorine harus diperiksa dan jika lebih dari 5 mg/lt hal
tersebut dapat dianggap desinfeksi telah dicapai dengan memuaskan.
3) Walaupun demikian, jika sisa Chlorine memperlihatkan kurang dari 5
mg/liter, harus ditambah Chlorine, diikuti dengan tambahan periode
kontak selama 24 jain.
Kepada Yth.
Panitia Direktur Perusahaan
1. ............................
2. ............................
3. ............................
Dst .
Di Tempat
Berdasarkan pada hasil evaluasi prakualifikasi pekerjaan .............., maka kepada perusahaan-
perusahaan tersebut di atas dapat melakukan kegiatan lanjutan berupa proses pelelangan,
sebagai berikut:
Demikian kami sampaikan dan atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.
PIHAK KESATU
(Kepala Kantor/SatuanKerja/Proyek/Bagian Proyek)
(............................................)
(nama jelas)
SURAT KUASA
Nomor :.................................
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama perusahaan berdasarkan Akta Notaris
................... di ........................ No. .................... tanggal .......................... beserta
perubahannya yang berkedudukan di ................................. (alamat perusahaan)
Yang selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa
Untuk dan atas nama Pemberi Kuasa diberi wewenang untuk menandatangani penawaran
pekerjaan ................................ beserta lampirannya.
Suarat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.
..................., ...........................200...
cap perusahaan
(.................................) (.....................................)
(nama dan jabatan) (nama dan jabatan)
Kepada Yth.
Panitia Pangadaan Barang dan Jasa
Kegiatan ………………………………
Jl. …………………………
Jakarta
Dalam harga penawaran tersebut sudah termasuk pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan,
pengangkutan, dan pengeluaran lainya sesuai ketentuan yang tercantum di dalam dokumen
pengadaan, serta segala jenis pajak yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut di
atas, dengan jangka waktu pelaksanaan selama ........ (......................} hari kalender
terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja.
Penawaran ini berlaku selama 90 (sembilan puluh) hari kelender sejak tanggal penawaran. Kami
akan tunduk pada ketentuan-ketentuan yang termuat dalam Dokumen pengadaan dan Berita
Acara Penjelasan Pekerjaan.
Bersama ini kami lampirkan dokumen-dokumen sesuai ketentuan yang ditetapkan dalam
dokumen penawaran.
Demikian penawaran harga ini kami sampaikan dan atas perhatiannya, kami ucapkan terima
kasih.
PT/CV ............................
cap perusahaan
(…………..............................…………)
Nama Jelas/ Jabatan
JAMINAN PENAWARAN
(JAMINAN BANK)
2. Dan oleh karena itu Peserta Lelang terkait pada Instruksi Kepada Peserta Pelelangan
mengenai pekerjaan tersebut di atas yang mewajibkan Peserta Lelang memberikan kepada
pengguna jasa suatu Jaminan Penawaran sebesar Rp. .............. (jumlah Jaminan dalam
Rupiah). (terbilang ......................................................................)
5. Jaminan ini berlaku sepenuhnya selama jangka waktu .... (.............................. ) (jumlah
hari dalam angka dan huruf yang sekurang-kurangnya 28 (dua pilih delapan) hari lebih lama
dari jangka waktu berlakunya penawaran yang ditetapkan dalam dokumen lelang) hari
kalender sejak batas akhir pemasukan penawaran.
6. setiap permintaan pembayaran atas jaminan ini harus telah diterima oleh Bank selambat-
lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah tanggal terkhir berlakunya Jaminan Bank sebagaimana
disebutkan butir 5 di atas.
7. Menunjuk ketentuan Pasal 1832 Kitab Undang Udang Hukum Perdata, Bank mengesampingkan
hal preferesinya atas harta benda milik Peserta Lelang yang berkenaan dengan penyitaan
dan penjualan harta untuk melunasi hutangnya sebagaimana ditentukan dalam pasal 1831
Kitab Undang Undang Hukum Perdata.
BANK ............................
(…………………………………………) (…………………………………………)
nama jelas nama jelas
2. Dan oleh karena itu ”PENYEDIA JASA” terIkat oleh kontrak yang mewajibkan ”PENYEDIA
JASA” memberikan jaminan pelaksanaan kepada ”PENGGUNA JASA” sebesar ........... %
(.......................persen)
3 Maka kami ”Penjamin” yang bertanggung jawab dan mewakili ..... (nama Bank) ......
berkantor resmi di ............... (alamat bank) ............ selanjutnya disebut ”BANK”,
berwenang penuh untuk menandatangani dan melaksanakan kewajiban atas nama Bank,
dengan ini menyatakan bahwa Bank menjamin ”PENGGUNA JASA” atas seluruh nilai uang
sebesar Rp.....................................
(jumlah jaminan dalam Rupiah) (terbilang ..............................................) senilai
dengan ...........% (.......................................................................persen).
(besarnya jaminan dalam persentase) dari harga kontrak, sebagaimana disebutkan di atas
5. Jaminan ini berlaku sejak tanggal penandatangan kontrak sampai dengan 14 (empat belas)
hari setelah tanggal masa pemeliharaan berakhir berdasarkan kontrak atau sampai
PENGGUNA JASA mengeluarkan suatu instruksi kepada BANK yang menyatakan bahwa
jaminan ini boleh diakhiri.
6. Permintaan pembayaran berkenaan dengan jaminan ini harus telah disampaikan kepada
BANK selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender setelah tanggal berakhirnya
jaminan bank ini yang dinyatakan pada butir 5 di atas
Dengan itikad baik, kami Penjamin yang secara sah mewakili Bank dengan ini membubuhkan
tanda tangan serta cap dan materai pada jaminan ini pada tangal .................... ,
BANK ............................
Saksi Penjamin
1. Dengan ini menyatakan bahwa kami : .......... (nama dan alamat penyedia jasa)
..........sebagai PENYEDIA JASA selanjutnya disebut “PRINCIPAL”, dan …. (nama dan
alamat Perusahaan Asuransi atau Penjamin) ……, sebagai Penjamin selanjutnya diisni disebut
“SURETY”, bertanggungjawab dan dengan tegas terikat pada ...... (nama pengguna
jasa)………. Sebagai Pengguna Jasa, selanjutnya disebut “OBLIGEE” atas uang sejumlah Rp.
....................... terbilang...............................................................)
2. Maka kami, PRINCIPAL dan SURETY dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana PRINCIPAL tidak
memenuhi kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan yang telah dipercayakan kepadanya
atas dasar surat penunjukan penyedia jasa dari OBLIGEE No ........................ tanggal
.....................(nomor dan tanggal surat penunjukan penyedia jasa) yang selajutnya
dikukuhkan dalam kontrak ...............................(uraian singkat pekerjaan) antara pihak
PRINCIPAL dan OBLIGEE, dan jaminan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
kontrak tersebut.
(…………………………………………) (…………………………………………)
nama jelas nama jelas
BANK ............................
Saksi Penjamin
1. Dengan ini menyatakan bahwa kami : .......... (nama dan alamat penyedia jasa)
..........sebagai PENYEDIA JASA selanjutnya disebut “PRINCIPAL”, dan …. (nama dan
alamat Perusahaan Asuransi atau Penjamin) ……, sebagai Penjamin selanjutnya diisni disebut
“SURETY”, bertanggungjawab dan dengan tegas terikat pada ...... (nama pengguna
jasa)………. Sebagai PEMILIK, selanjutnya disebut “OBLIGEE” atas uang sejumlah
Rp.................(..............................)(jumlah nilai jaminan dalam angka dan huruf)
2. Maka kami, PRINCIPAL dan SURETY dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar.
4. Bahwa untuk kontrak tersebut di atas, OBLIGEE setuju membayar kepada PRINCIPAL uang
sebesar Rp. .......................... (.............................................................)
(jumlah nilai jaminan) sebagai pembayaran uang muka sebelum pekerjaan menurut kontrak
di atas dimulai. Sebagai jaminan terhadap pembayaran uang muka itu maka SURETY
memberikan jaminan dengan ketentuan tersebut di bawah ini.
5. Jika PRINCIPAL telah melakukan pembayaran kembali kepada OBLIGEE seluruh jumlah uang
muka dimaksud (yang dinyatakan dalam surat tanda bukti penerimaan olehnya), atau sisa
uang muka yang wajib dibayar menurut kontrak tersebut, maka surat jaminan ini menjadi
batal dan tidak berlaku lagi; jika tidak, surat jaminan ini tetap berlaku dari tanggal
...................sampai dengan tanggal ........................(selama berlakunya kontrak atau
sampai pada tanggal uang muka telah dibayar kembali seluruhnya).
6. Tuntutan ganti rugi atas surat jaminan ini dilaksanakan oleh OBLIGEE secara tertulis kepada
SURETY segera setelah timbul cidera janji (wanprestasi/default) oleh pihak PRINCIPAL
karena tidak dapat membayar kembali uang muka atau sisa uang muka tersebut sesuai
dengan syarat kontrak
7. SURETY akan membayar kepada OBLIGEE uang muka atau sisa uang muka yang berdasarkan
kontrak belum dikembalikan oleh PRINCIPAL, selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari
kalender setelah menerima tuntutan penagihan (klaim) dari pihak OBLIGEE
8. Menunjuk ketentuan Pasal 1832 Kitab Undang Undang Hukum Perdata, dengan ini ditegaskan
kembali bahwa SURETY melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya harta
benda pihak yang dijamin lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutangnya
sebagaimana ditentukan dalam pasal 1831 Kitab Undang Undang Hukum Perdata.
(…………………………………………) (…………………………………………)
nama jelas nama jelas
2. Dan oleh karena itu PENYEDIA JASA terikat kontrak yang mewajibkan PENYEDIA JASA
memberikan jaminan pemeliharaan kepada PENGGUNA JASA sebesar ........... %
(.......................persen)
3 Maka kami ”Penjamin” yang bertanggung jawab dan mewakili ..... (nama Bank) ......
berkantor resmi di ............... (alamat bank) ............ selanjutnya disebut ”BANK”,
berwenang penuh untuk menandatangani dan melaksanakan kewajiban atas nama Bank,
dengan ini menyatakan bahwa Bank menjamin ”PENGGUNA JASA” atas seluruh nilai uang
sebesar Rp........................(jumlah jaminan dalam rupiah) (terbilang
..............................) senilai dengan ............% (.......................................persen)
(besarnya jaminan dalam persentase) dari harga kontrak, sebagaimana disebutkan di atas.
4. Syarat-syarat kewajiban ini adalah :
a. Setelah PENYEDIA JASA menandatangani kontrak tersebut di atas dengan PENGGUNA
JASA, maka BANK wajib membeyar sejumlah uang kepada PENGGUNA JASA sampai
dengan sebesar nilai uang yang disebutkan di atas, setelah mendapatperintah tertulis
dari PENGGUNA JASA untuk membayar ganti rugi kepada PENGGUNA JASA atas
kerugian yang diakibatkan oleh cacat maupun kekurangan atau kegagalan PENYEDIA
JASA dalam pemeliharaan pekerjaan sebagaimana yang disyaratkan dal;am kontrak
tersebut di atas
b. BANK harus menyerahkan uang yang diperlukan oleh PENGGUNA JASA dalam waktu 7
(tujuh) hari kalender setelah ada permintaan pertama tanpa penundaan dan tanpa perlu
adanya pemberitahuan sebelumnya mengenai proses hukum dan administratif dan tanpa
perlu pembuktian kepada BANK mengenai adanya cacat kekurangan atau kegagalan
pemeliharaan pekerjaan pada pihak PENYEDIA JASA.
5. Jaminan ini berlaku sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan sampai denagn 14 (empat
belas) hari setelah tanggal penyerahan akhir pekerjaan berdasarkan kontrak atau sampai
PENGGUNA JASA mengeluarkan suatu instruksi kepada BANK yang menyatakan bahwa
jaminan ini boleh diakhiri
6. Permintaan pembayaran berkenaan dengan jaminan ini harus telah disampaikan kepada
BANK selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender setelah tanggal berakhirnya
jaminan bank ini yang dinyatakan pada butir 5 di atas.
8. Menunjuk ketentuan Pasal 1832 Kitab Undang Udang Hukum Perdata, Bank mengabaikan
hak preferesinya atas harta benda milik PENYEDIA JASA yang berkenaan dengan penyitaan
dan penjualan harta benda tersebut untuk melunasi hutangnya sebagaimana ditentukan
dalam pasal 1831 Kitab Undang Undang Hukum Perdata.
BANK ............................
Tanda tangan,
cap dan
materai
Saksi Penjamin
1. Dengan ini menyatakan, bahwa kami : .......... (nama dan alamat penyedia jasa) ..........
sebagai PENYEDIA JASA selanjutnya disebut “PRINCIPAL”, dan ......... (nama dan alamat
Perusahaan Asuransi atau Penjamin) ............, sebagai Penjamin selanjutnya diisni disebut
“SURETY”, bertanggungjawab dan dengan tegas terikat pada ...... (nama pengguna jasa)
............ sebagai PENGGUNA JASA, selanjutnya disebut “OBLIGEE” atas uang sejumlah Rp.
.............. (terbilang ..............................................................................)
2. Maka kami, PRINCIPAL dan SURETY dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana PRINCIPAL tidak
memenuhi kewajibannya dalam pemeliharaan pekerjaan yang telah dipercayakan kepadanya
atas dasar kontrak pekerjaan dari OBLIGEE No. ..................... tanggal
.................................... (nomor dan tanggal kontrak) antara pihak PRINCIPAL dan
OBLIGEE, dan jaminan pemeliharaan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
kontrak tersebut.
4. Tuntutan penagiahn (klaim) atas jaminan ini dilaksanakan oleh OBLIGEE tertulis kepada
SURETY segera setelah timbul cidera janji (wanprestasi/default) oleh pihak PRINCIPAL
dalam melaksanakan kontrak dan bukan kerena resiko-resiko PENGGUNA JASA.
SURETY harus membayar kepada OBLIGEE sejumlah jaminan tersebut di atas selambat-
lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender setelah menerima tuntutan penagihan dari pihak
OBLIGEE berdasarkan keputusan OBLIGEE mengenai pengenaan sanksi akibat tindakan cidera
janji oleh pihak PRINCIPAL.
5. Menunjuk ketentuan Pasal 1832 Kitab Undang Undang Hukum Perdata, dengan ini ditegaskan
kembali bahwa SURETY melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya harta
benda pihak yang dijamin lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutangnya
sebagaimana ditentukan dalam pasal 1831 Kitab Undang Undang Hukum Perdata.
6. Setiap pengajuan ganti rugi terhadap SURETY berdasarkan jaminan ini harus sudah diajukan
selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) bulan sesudah berakhirnya masa laku jaminan ini.
(…………………………………………) (…………………………………………)
nama jelas nama jelas
D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M
D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A
KANTOR / SATUAN KERJA / PROYEK / BAGIAN PROYEK ................
.....................................................................................
---------------------------------------------(alamat) ------------------------------------------------
Kepada Yth.
………………………………………………………… (nama penyedia jasa)
………………………………………………………… (alamat penyedia jasa)
di-
…………………………………
Dengan ini Saudara diminta melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan kontrak.
Nama pengguna jasa : .............................................................
Jabatan : .............................................................
Kantor/satuan kerja/proyek/ : .............................................................
Bagian proyek
SURAT PERJANJIAN
Nomor : ............................
ANTARA
KANTOR/SATUAN KERJA/PROYEK/BAGIAN PROYEK
..........................................................................................
DAN
.........................................................................................
(nama perusahaan)
UNTUK
MELAKSANAKAN PEKERJAAN JASA PEMBORONG
...................................................................................................
(nama pekerjaan yang akan dilaksanakan)
MAKA DENGAN INI Kedua Belah Pihak menyetujui semua ketentuan yang tercantum dalam pasal-
pasal berikut :
1. Kata-kata dan ungkapan-ungkapan dalam surat perjanjian ini mempunyai arti yang sama
sebagaimana yang dituangkan di dalam syarat-syarat surat perjanjian di bawah ini.
3. Dokumen Kontrak yang ditentukan di bawah ini harus dibaca serta merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari kontrak, yaitu :
a. Surat Perjanjian ;
b. Surat Penunjukan Penyedia Jasa ;
c. Surat Penawaran ;
d. Adendum Dokumen Lelang (bila ada) ;
e. Syarat-syarat Khusus Kontrak ;
f. Syarat-syarat Umum Kontrak ;
g. Spesifikasi Teknis ;
h. Gambar-gambar ;
i. Daftar Kuantitas dan Harga ;
j. Dokumen lain yang tercantum dalam lampiran kontrak.
7. Harga kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) diperoleh dari perkiraan kuantitas
pekerjaan dan harga satuan pekerjaan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga
adalah Rp. .......................... (..............................................................)
8. Suarat Perjanjian ini berlaku dan mengikat Kedua Belah Pihak sejak tanggal ditandatangani.
Surat Perintah Mulai Kerja diterbitkan setelah Surat Perjanjian ditendatangani.
9. Kecuali jika disepakati lain oleh Kedua Belah Pihak. Alamat PIHAK KSATU dan PIHAK KEDUA
adalah :
Alamat PIHAK KESATU
...................................................(nama dan alamat kantor/satuan kerja/proyek/bagian proyek)
Alamat PIHAK KEDUA
...................................................(nama dan alamat kantor penyedia jasa)
10. Dengan tidak mengurangi kekuatan Pasal 43. Syarat-syarat Umum Kontrak dan Syarat-syarat
Khusus Kontrak. Kedua Belah Pihak setuju bahwa untuk perjanjian ini memilih tempat
kediaman yang tetap dan seandainya perselisihan yang tidak dapat dimusyawarahkan
(melalui mediasi, konsiliasi, dan arbitrase), maka Kedua Belah Pihak sepakat untuk
menyelesaikan perselisihan melalui kantor Panitera Pengadilan Negeri
................................. di ..................................... (Pengadilan Negeri lokasi
Kantor/Satuan Kerja/Proyek/Bagian proyek)
DENGAN DEMIKIAN, Kedua Belah Pihak telah sepakat untuk menandatangani Surat Perjanjian ini
pada tanggal tersebut di atas.
Kepada Yth.
Panitia Pengadaan Barang dan Jasa
Kegiatan ……………………………………………………………………………………………………
Jl. ……………………………………………………………………
di-
JAKARTA
Demikian pemberitahuan jadwal commisioning ini kami sampaikan dan atas perhatiannya, kami
ucapkan terima kasih.
PT/CV ............................
Tanda tangan
Cap perusahaan
(…………..Nama Jelas…………)
Jabatan
ANTARA
KANTOR/SATUAN KERJA/PROYEK/BAGIAN PROYEK
..........................................................................................
DAN
.........................................................................................
(nama perusahaan)
UNTUK
PELAKSANAAN PEKERJAAN JASA PEMBORONG
.........................................................................................................
(nama pekerjaan yang akan dilaksanakan)
Berita Acara ini dibuat di .................. pada hari ............... tanggal ...............................
bulan ................................ tahun ........................................... (tempat, tanggal,
bulan dan tahun penandatanganan Surat Perjanjian) antara ..................................
.......................................... (nama Kepala Kantor/Satuan kerja Pimpinan Proyek/Bagian
Proyek), selanjutnya disebut PIHAK KESATU, dan .....................................................
(nama pemimpin perusahaan yang melaksanakan pekerjaan), selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
MAKA DENGAN INI Pihak kesatu menerima seluruh pekerjaan dan barang dengan jumlah dan
spesifikasi serta kondisi terakhir seperti yang tercantum pada tabel berikut:
DENGAN DEMIKIAN, Kedua Belah Pihak telah sepakat untuk menandatangani Berita Acara Serah
Terima Pekerjaan ini pada tanggal tersebut di atas.
D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M
D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A
KANTOR / SATUAN KERJA / PROYEK / BAGIAN PROYEK ................
.....................................................................................
---------------------------------------------(alamat) ------------------------------------------------
CONTOH
DOKUMEN KUALIFIKASI
PELELANGAN UMUM JASA PEMBORONG
PAKET PEKERJAAN :
...........................................................................................................
...........................................................................................................
D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M
D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A
KANTOR / SATUAN KERJA / PROYEK / BAGIAN PROYEK ................
.....................................................................................
---------------------------------------------(alamat) ------------------------------------------------
4. Penyedia jasa yang diwakilkan wajib membawa surat kuasa dari pimpinan
perusahaan.
5. Untuk hal-hal yang belum jelas dapat ditanyakan pada panitia pengadaan.
PANITIA PENGADAAN
D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M
D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A
KANTOR / SATUAN KERJA / PROYEK / BAGIAN PROYEK ................
.....................................................................................
---------------------------------------------(alamat) ------------------------------------------------
PENGUMUMAN PRAKUALIFIKASI
NOMOR : ....................................
4. Penyedia jasa yang diwakilkan wajib membawa surat kuasa dari pimpinan
perusahaan.
5. Untuk hal-hal yang belum jelas dapat ditanyakan pada panitia pengadaan.
PANITIA PENGADAAN
INFORMASI UMUM
A. Definisi
Kata-kata berikut, kalimat maupun singkatan-singkatan mempunyai arti
sebagaimana disebutkan kecuali ditentukan lain.
1. Pemerintah adalah Pemerintah Republik Indonesia
2. Pemilik adalah Kepala Kantor/ Satuan Kerja / Pimpinan Proyek / Bagian Proyek
..................................................................................................
.................................................
3. Pengguna jasa adalah Kepala Kantor / Satuan Kerja / Pimpinan Proyek / Bagian
Proyek .........................................................................................
4. Penyedia Jasa adalah ......................................................................
..............................................
5. Panitia Pengadaan adalah ..................................................................
6. Dokumen Kualifikasi adalah ................................................................
....................................
7. ..................................................................................................
.............................. dst
B. Sumber Dana
Sumber Dana yang akan digunakan sebagai pembiayaan pekerjaan ini berasal dari
APBN Murni/PHLN yang telah disediakan dalam anggaran Kantor/Satuan Kerja
Proyek/Bagian Proyek ...................................................... tahun anggaran
.....................................
C. Penyedia Jasa
Prakualifikasi ini terbuka untuk semua penyedia jasa yang mempunyai kompetensi
dan usaha untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan yang ditetapkan dalam
dokumen lelang.
Penyedia jasa dinyatakan lulus kualifikasi apabila mempunyai kualifikasi dan
kualifikasi yang dinyatakan dengan sertifikat, ijin usaha jasa konstruksi dan
memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
D. Berlakunya Prakualifikasi
Prakualifikasi ini hanya berlaku untuk pekerjaan yang dicantumkan pada
pengumuman.
A. Umum
A. Umum
Dokumen kualifikasi yang telah diserahkan kepada panitia menjadi milik panitia
dan tidak akan dikembalikan kepada peserta prakualifikasi baik yang lulus ataupun
yang tidak lulus.
LAMPIRAN
FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI JASA PEMBORONGAN
PAKET PEKERJAAN
............................................................................................................
............................................................................................................
Nama : ........................................................................
Jabatan : ..................................................................... 2)
Bertindak untuk : PT/CV/Firma/Koperasi ...........................................
dan atas nama
Alamat : ........................................................................
No. Telepon/Fax. : ........................................................................
E-mail : ........................................................................
Demikian pernyataan ini kami buat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung
jawab.
PT/CV/Firma/Koperasi
............................................
( Nama Jelas )
Jabatan.......2)
Formulir 2
PENGADAAN ................................................................................. 1)
KANTOR/SATUAN KERJA/PROYEK/BAGIAN PROYEK
................................................................................................. 2)
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
TAHUN ANGGARAN ...........
Nama : .......................................................................
Jabatan : .................................................................... 2)
Bertindak untuk : PT/CV/Firma/Koperasi ..........................................
dan atas nama
Alamat : .......................................................................
No. Telepon/Fax. : .......................................................................
E-mail : .......................................................................
2. Perusahaan saya tidak sedang dinyatakan pailit atau kegiatan usahanya tidak
sedang dihentikan atau tidak sedang menjalani pidana atau sedang dalam
pengawasan pengadilan;
1. Umum
Status (PT/CV/Firma/Koperasi)
2. :
Pusat
Cabang
3. Alamat (PT/CV/Firma/Koperasi) : ..............................................................
No. Telepon : ..............................................................
No. Fax. : ..............................................................
E-Mail : ..............................................................
4. Alamat Kantor Pusat : ............................................................ 5)
No. Telepon : ..............................................................
No. Fax. : ..............................................................
E-Mail : ..............................................................
D. Pengurus Perusahaan
2. Pajak
I Aktiva lancar : Rp. ......... IV Utang jangka pendek : Rp. ......... Rp. .........
Kas : Rp. ......... Utang dagang
Bank : Rp. ......... Utang Pajak
Piutang*) : Rp. ......... Utang Lainnya
Persediaan Barang : Rp. ......... Jumlah
Pekerjaan dalam proses : Rp. ......... Rp. .........
Jumlah (a) : V Utang jangka panjang (e) Rp. .........
II Aktiva tetap : Rp. ......... VI Kekayaan bersih
Peralatan dan mesin : Rp. ......... (a+b+c)-(d+c) Rp. .........
Inventaris : Rp. .........
Gedung-gedung : Rp. .........
Jumlah (b) Rp. .........
III Aktiva lainnya (c) Rp. .........
PT/CV......................................
Direktur Utama/Penanggung Jawab Perusahaan
cap perusahaan
(.....................................)
(nama dan jabatan)
G. Data Peralatan
Catatan : bila diperlukan dapat dibuat rincian tersendiri untuk setiap jenis dan bukti-bukti surat pemilikan harus dapat ditunjukan padawaktu diperlukan
*) Disertakan kontrak pengalaman pekerjaan dan jenis (Bidang dan sub bidang)
*) Disertakan kontrak pengalaman pekerjaan dan jenis (Bidang dan sub bidang)
SURAT KETERANGAN
DUKUNGAN KEUANGAN DARI BANK
Nomor : ............................................................................
Tanggal : ......................................................................... 2)
(Terbilang: .............................................................
..........................................................................)
Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya dan penuh rasa tanggung jawab.
Apabila di kemudian hari, ditemui bahwa data/dokumen yang kami sampaikan tidak
benar dan ada pemalsuan, maka kami bersedia dikenakan sanksi administrasi yaitu
dimasukan dalam daftar hitam perusahaan dalam jangka waktu selama 2 (dua) tahun
dan sanksi perdata serta pidana sesuai ketentuan-ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku
PT/CV/Firma/Koperasi
....................................................
cap perusahaan
(.....................................)
(nama dan jabatan)
Formulir 3
PAKTA INTEGRITAS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, dalam rangka pengadaan ................................
....................................................1) pada kantor/satuan kerja/proyek/bagian proyek
..................................................................................2), dengan ini menyatakan
bahwa saya :
2. Panitia Pengadaan 3) :
a. ...............(tanda tangan), ..........................(nama jelas)
b. ...............(tanda tangan), ..........................(nama jelas)
c. ...............(tanda tangan), ..........................(nama jelas)
d. ...............(tanda tangan), ..........................(nama jelas)
e. ...............(tanda tangan), ..........................(nama jelas)
3. Penyedia Jasa 4) :
a. ...............(tanda tangan), ..........................(nama jelas)
b. ...............(tanda tangan), ..........................(nama jelas)
c. ...............(tanda tangan), ..........................(nama jelas)
dst.
1. Formulir 1.
1) Nama paket pekerjaan yang dilelangkan
2) Pemimpin/Direktur Utama Perusahaan atau penerima kuasa dari Direktur Utama
yangnama kuasanya tercantum dalam akte pendirian atau perubahannya, atau kepala
cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang dibuktikan dengan dokumen
otentik, atau pejabat yang menurut perjanjian kerjasama adalah yang berhak mewakili
perusahaan yang bekerjasama.
3) Nama kantor/satuan kerja/proyek/bagian proyek yang melakukan pengadaan
2. Formulir 2.
1) Nama paket pekerjaan yang dilelangkan
2) Nama kantor/satuan kerja/proyek/bagian proyek yang melakukan pengadaan
3) Pemimpin/Direktur Utama Perusahaan atau penerima kuasa dari Direktur Utama
yangnama kuasanya tercantum dalam akte pendirian atau perubahannya, atau kepala
cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang dibuktikan dengan dokumen
otentik, atau pejabat yang menurut perjanjian kerjasama adalah yang berhak mewakili
perusahaan yang bekerjasama.
4) Sesuai akta pendirian/perubahannya, nomor............. tanggal .......................... dari
notaris ......................, atau surat kuasa dari ............................... (pejabat yang
berwenang sesuai akta pendirian perusahaan/ perubahannya) nomor ...................,
tanggal ......................
5) Diisi apabila yang menawar cabang perusahan/bukan perusahaan pusatnya.
6) Kabupaten/Kota sesuai domisili penyedia jasa.
7) Kondisi peralatan saat ini dalam persentase.
8) Milik sendiri/ sewa beli/sewa ........ bulan
9) Nilai 3(tiga) paket tertinggi pengalaman di bidang/sub bidang yang sesuai dalam kurun
waktu 7(tujuh) tahun terakhir.
10) Tanggal selesai menurut kontrak dan tanggal selesai menurut berita acara serah terima
(PHO)