You are on page 1of 3

Peran Bakteri Probiotik untuk Kesehatan

Alicia Puspita Dewi


0911010005

Membantu Pencernaan Laktosa


Lactose Intolerance adalah ketidakmampuan seseorang untuk mencerna laktosa karena
kurangnya enzim beta-galaktosidaseoleh sel epitel usus halus karena kelainan genetik.
Akibatnya laktosa dalam usus tidak dapat dipecah menjadi glukosa dan galaktosa
sebelum diangkut ke dalam tubuh untuk metabolisme lebih lanjut. Molekul laktosa yang
tidak dapat diserap oleh tubuh kemudian masuk ke dalam usus besar dan dihidrolisis
oleh bakteri yang memproduksi beta-galaktosidase yang terdapat dalam saluran
pencernaan. Galaktosa dan glukosa yang terbentuk akan dimetabolisme oleh bakteri
homofermentatif dan heterofermentatif menghasilkan asam dan sejumlah gas di dalam
usus besar sehingga menyebabkan terjadinya diare, kembung, dan sakit perut.
Produk fermentasi susu sabgat baik bagi penderita lactose intolerance karena sebagian
besar laktosanya sudah dipecah oleh bakteri asam laktat sehingga kandungan laktosanya
rendah. Selain itu mikroba starter juga merupakan sumber enzim beta-galaktosidase
untuk memecah laktosa dalam susu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi
yoghurt yang mengandung bakteri hidup meningkatkan kemampuan untuk mencerna
laktosa. Bakteri probiotik yang secara efektif berperan adalah jenis L. bulgaricus dan S.
thermophilus, sementara L. acidophilus dan Bifidobacterium tidak efektif untuk
membantu pencernaan laktosa.

Menghambat Pertumbuhan Bakteri Patogen


Bakteri probiotik menghasilkan metabolit berupa asam dan senyawa antimikrobial yang
dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen. Asam yang dihasilkan merupakan
hasil fermentasi prebiotik (berupa oligosakarida) misalnya asam asetat dan asam laktat.
Zat antimikrobial contohnya bifidin yang dihasilkan oleh Bifidobacterium bifidum yang
efektif untuk melawan Shigella dysentria, Salmonella typhosa, Staphylococcus aureus,
E. coli dan bakteri lainnnya.
Mencegah kanker
Bakteri pembusuk menghasilkan metabolit berupa toksin hasil fermentasi protein yang
mencapai kolon meliputi amonia dan senyawa amina (toksin terhadap hati), nitrosamin,
fenol, dan kresol, indol, dan stakol (karsinogen) asam asam empedu sekunder
(karsinogen terhadap kolon), estrogen (karsinogen terhadap payudara) yang pada
umumnya bersifat basa. Bakteri yang terlibat dalam pembentukan zat-zat toksin ini
melalui fermentasi adalah bakteri pembusuk Eschericia coli, Clostridia, Streptococcus
faecalis, dan Proteus. Bakteri pembusuk ini biasnya tidak suka kondisi asam. Selain itu
bakteri pembusuk juga menghasilkan beta-glukoronidase, niroreduktase, dan
azoreduktase yang mengubah zat-zat pro karsinogen menjadi karsinogen. Bakteri
probiotik yang menempel di dinding usus mencegah penyerapan zat-zat toksin dan
karsinogen sehingga mengurangi resiko terjadinya kanker. Bifidobacterium
mengkonsumsi oligosakarida (prebiotik) dan menhasilkan asam lemak rantai pendek
(terutama asam asetat dan asam laktat) dan menghasilkan zat yang bersifat antibiotik.
Hampir semua zat yang diproduksi oleh bakteri probiotik bersifat asam sebagai hasil
fermentasi karbohidrat oligosakarida. Adanya asam dan zat antibiotik ini menghambat
pertumbuhan bakteri patogen yang masuk dari luar tubuh dan bakteri saluran
pencernaan yang merugikan. Bakteri asam laktat merangsang mobilitas isi saluran
pencernaan sehingga menurunkan konsentrasi prokarsinogen dan karsinogen dalam
saluran pencernaan. Pemberian produk yang mengandung L. acidophilus dalam diet
terbukti dapat menekan pertumbuhan tumor kolon.

Kontrol terhadap Kolesterol, Menurunkan Resiko Penyakit Jantung


Dasar ilmiah atas dugaan bahwa konsumsi produk susu fermentasi yang mengandung
bakteri asam laktat dapat menurunkan kadar kolesterol serum darah sehingga
menurunkan resiko penyakit jantung koroner memang belum pasti. Namun dari
beberapa penelitian yang telah dilakukan terbukti bahwa beberapa strain bakteri asam
laktat mempu melakukan metabolisme kolesterol dari makanan dalam usus halus
sehingga tidak diserap tubuh. Selain itu bakteri asam laktat mampu melakukan
dekonyugasi garam empedu dalam usus halus untuk mencegah absorbsi kembali oleh
tubuh sehinga merangsang hati untuk menyintesis lebih banyak garam empedu dari
kolesterol serum. Konsumsi yoghurt secara terus menerus dapat menurunkan kadar
kolesterol darah karena yoghurt mengandung senyawa seperti asam 3-hidroksi-3-
metilglutaric yang dapat menghambat methylglutaryl-CoA reduktase yang dibutuhkan
untuk sintesis kolesterol dari asetat.

Meningkatkan Sistem Imun


Yoghurt dan kultur probiotik memproduksi γ-interferon oleh sel-T. Probiotik
menstimulasi sitokin yang merepresentasi TNF-α (tumor necrosis factor), dan IL-6 dan
IL-10 (interleukines 6 atau 10). Peningkatan daya tahan tubuh oleh L. acidophilus dan
bifidobacteria, berhubungan dengan tingkat IgA. Bakteri probiotik menstimulasi
produksi sitokin dalam darah dan meningkatkan aktivitas makrofag.

Mencegah Diare
Pencegahan diare oleh bakteri probiotik berkaitan erat dengan meningkatnya sistem
kekebalan tubuh dan terhambatnya pertumbuhan bakteri patogen. Hal ini dikarenakan
diare pada umumnya disebabkan oleh pertumbuhan bakteri patogen dan virus penyebab
diare.

You might also like