You are on page 1of 44

Lampiran: Ketetapan Muktamar VI Partai Persatuan Pembangunan Nomor:

03/TAP/Muktamar VI/PPP/I/2007 Tanggal 01 Februari 2007

ANGGARAN DASAR
PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN
PERIODE 2007 – 2012

MUKADDIMAH

‫بِس ِْم هللا الرَّحْ م ِن ال َّر ِحيم‬

،‫ مح َّم ٍد صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه وسلَّم‬، َ‫ف األَ ْنبِيَا ِء َو ْال ُمرْ َسلِ ْين‬
ِ ‫ الصَّالةُ وال َّسالَ ُ&م َعلَى أَ ْش َر‬، َ‫ْال َح ْم ُد هللِ َربِّ ال َعالَ ِم ْين‬
. َ‫و َعلَى آلِ ِه َوأَصْ َحابِ ِه أَجْ َم ِع ْين‬

: ‫القرآن ْال َك ِري ِْم‬


ِ ‫قَا َل هللاُ تَ َعالَى فِي‬

‫ إِ ْذ ُك ْنتُ ْم أَ ْع&& دَا ًء فَ&&أَلَّفَ بَ ْينَ قُلُ&&وْ بِ ُك ْم‬،‫ْ&&ل هللاِ َج ِميْع&&ا ً َوالَتَفَ َّرقُ&&وْ ا& َو ْاذ ُك&& رُوْ ا& نِ ْع َمتَ هللاِ َعلَ ْي ُك ْم‬ ِ ‫َوا ْعت‬
ِ ‫َص&& ُموْ ا& بِ َحب‬
‫ َك&&ذلِكَ يُبَيِّنُ هللا لَ ُك ْم آيتِ& ِه لَ َعلَّ ُك ْم‬،‫ار فَأ َ ْنقَ& َذ ُك ْم ِم ْنهَ&&ا‬
ِ َّ‫ َو ُك ْنتُْ&م َعلَى َش&فَا ُح ْف& َر ٍة ِمنَ الن‬،ً‫ص&بَحْ تُ ْم بِنِ ْع َمتِ& ِه إِ ْخ َوان&ا‬ ْ َ ‫فَأ‬
َ‫تَ ْهتَ ُدوْ ن‬
Dan berpeganglah kamu semua kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai
berai, dan ingatlah akan ni’mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah)
bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena
ni’mat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka,
lalu Allah menyelamatkan kamu darinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (Al Imron : 103)

‫ َولَ&&وْ آ َمنَ أَ ْه& ُل‬،ِ‫&ر َوتُ ْؤ ِمنُ&&وْ نَ بِاهلل‬


ِ &‫ف َوتَ ْنهَ&&وْ َ&ن َع ِن ْال ُم ْن َك‬ِ ْ‫&ال َم ْعرُو‬ْ &ِ‫اس تَ&&أْ ُمرُوْ نَ ب‬ ِ َّ‫ت لِلن‬ ْ ‫&ر أُ َّم ٍة أُ ْخ& ِر َج‬
َ &‫ُك ْنتُ ْم َخ ْي‬
َ‫ب لَ َكانَ َخيْراً لَّهُ ْم ِم ْنهُ ُم ْال ُم ْؤ ِمنُوْ نَ َوأَ ْكثَ ُرهُ ُم ْالفَا ِسقُوْ ن‬ ِ َ ‫ْال ِكتا‬
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab
beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan
kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (Al Imron : 110)

Bahwa kemerdekaan yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah berkat
rahmat Allah Subhanahu Wata’ala dan merupakan jembatan emas menuju masyarakat adil
makmur yang diridhai Allah Subhanahu Wata’ala dengan melaksanakan pembangunan
spiritual dan material di segala bidang kehidupan.
Bahwa sesungguhnya perjuangan partai politik tidak terpisahkan dari sejarah perjuangan
Bangsa Indonesia dalam menegakkan, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan, demi
terwujudnya cita-cita proklamasi.
Bahwa untuk itu, dengan niat beribadah kepada Allah Subhanahuhu Wata’ala, partai-partai
politik yang berasas Islam yang terdiri dari Partai Nahdlatul ‘Ulama, Partai Muslimin
Indonesia, Parta Syarikat Islam Indonesia, dan Partai Islam PERTI, melalui deklarasi
tanggal 5 Januari 1973 bertepatan dengan tanggal 30 Dzulqa’dah 1392 H, memfusikan
kegiatan politiknya dalam satu partai politik yang bernama Partai Persatuan Pembangunan.
Bahwa Partai Persatuan Pembangunan merupakan wadah perjuangan ummat Islam dan
wahana pembangunan demokrasi untuk mewujudkan keadilan sosial dalam Negara
1
Kesatuan Republik Indonesia sebagai perwujudan nilai-nilai Islam yang bersifat Rahmatan
Lil ‘Aalamiin

BAB I
NAMA, WAKTU, DAN KEDUDUKAN
Pasal 1

(1) Partai ini bernama Partai Persatuan Pembangunan disingkat PPP.


(2) Partai Persatuan Pembangunan dibentuk di Jakarta pada tanggal 5 Januari 1973
bertepatan dengan tanggal 30 Dzulqa’dah 1392 H, untuk waktu yang tidak ditentukan.
(3) Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan berkedudukan di Ibukota
Negara Republik Indonesia, Dewan Pimpinan Wilayah berkedudukan di ibukota
provinsi, dan Dewan Pimpinan Cabang berkedudukan di ibukota kabupaten/kota.

BAB II
ASAS DAN TUJUAN
Pasal 2

Partai Persatuan Pembangunan berasaskan Islam.

Pasal 3

Tujuan Partai Persatuan Pembangunan adalah terwujudnya masyarakat madani yang adil,
makmur, sejahtera lahir bathin dan demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila di bawah ridho Allah Subhanahuhu Wata’ala.

BAB III
USAHA
Pasal 4

(1) Untuk mencapai tujuan, Partai Persatuan Pembangunan melaksanakan usaha-usaha


sebagai berikut:
a. Melaksanakan ajaran Islam dalam hidup perorangan, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
b. Mendorong terciptanya iklim yang sebaik-baiknya bagi terlaksananya
kegiatan-kegiatan peribadatan menurut syariat Islam.
c. Memupuk ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah
basyariyah untuk mengukuhkan persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia dalam
segala kegiatan kemasyarakatan dan kenegaraan.
d. Menegakkan, membangun dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
e. Memperluas dan memperdalam pengetahuan rakyat supaya lebih sadar akan
hak dan kewajibannya selaku warga negara dari Negara Hukum yang merdeka,
berdaulat, demokratis, dan menghormati Hak Asasi Manusia.
f. Menggairahkan partisipasi seluruh rakyat dalam pembangunan negara dan
mengusahakan adanya keseimbangan pembangunan rohani dan jasmani.
g. Mengadakan kerjasama dengan partai-partai politik dan golongan
masyarakat lainnya untuk mencapai tujuan bersama atas dasar toleransi dan harga
menghargai.
h. Memberantas paham komunism/atheisme dan faham-faham lainnya yang
bertentangan dengan Islam dan Pancasila.
i. Turut memelihara persahabatan antara Republik Indonesia dengan negara–
negara lain atas dasar hormat-menghormati dan kerjasama menuju terwujudnya
perdamaian dunia yang adil dan beradab.

2
j. Melaksanakan usaha-usaha lainnya yang tidak bertentangan dengan asas dan
tujuan partai.
(2) Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan secara demokratis dan
konstitusional

BAB IV
LAMBANG
Pasal 5

(1) Lambang Partai Persatuan Pembangunan adalah gambar Ka’bah.


(2) Ketentuan mengenai Lambang Partai Persatuan Pembangunan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga Partai Persatuan
Pembangunan.

BAB V
KEDAULATAN
Pasal 6

Kedaulatan Partai Persatuan Pembangunan berada di tangan anggota dan dilaksanakan


sepenuhnya oleh Muktamar.

BAB VI
KEANGGOTAAN
Bagian Pertama
Anggota
Pasal 7

Setiap warga negara Indonesia yang telah memenuhi syarat dan menyetujui Anggaran
Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan Program Partai Persatuan Pembangunan dapat
menjadi anggota Partai Persatuan Pembangunan.

Bagian Kedua
Hak Anggota
Pasal 8

Setiap anggota berhak:


a. Menghadiri rapat, mengeluarkan pendapat, dan mengajukan usul atau saran sesuai
dengan peraturan untuk itu;
b. memilih dan dipilih menjadi anggota Pimpinan dan/atau jabatan lain yang ditetapkan
oleh Partai Persatuan Pembangunan;
c. memperoleh pendidikan, penataran, dan bimbingan;
d. memperoleh perlindungan dan pembelaan.

Bagian Ketiga
Kewajiban Anggota
Pasal 9

Setiap anggota berkewajiban:


a. Mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta Keputusan-keputusan
Partai Persatuan Pembangunan yang telah diambil dengan sah;
b. aktif dalam kegiatan dan melaksanakan serta bertanggungjawab atas segala sesuatu
yang diamanatkan Partai Persatuan Pembangunan;
c. menjunjung tinggi kehormatan dan nama baik Partai Persatuan Pembangunan;
d. membayar uang iuran;
3
BAB – VII
STRUKTUR ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN
Bagian Pertama
Susunan Daerah
Pasal 10

(1) Daerah Partai Persatuan Pembangunan ialah seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang disusun sesuai dengan susunan daerah pemerintahan:
a. Wilayah Partai Persatuan Pembangunan ialah Provinsi;
b. Cabang Partai Persatuan Pembangunan ialah Kabupaten/Kota;
c. Anak Cabang Partai Persatuan Pembangunan ialah Kecamatan atau sebutan lain
yang disamakan;
d. Ranting Partai Persatuan Pembangunan ialah Desa/ Kelurahan atau sebutan lain
yang disamakan
(2) Pembentukan daerah Partai Persatuan Pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), dilaksanakan dengan ketentuan:
a. Wilayah Partai Persatuan Pembangunan dibentuk oleh seluruh Dewan Pimpinan
Cabang di wilayah tersebut dan ditetapkan oleh Pengurus Harian Dewan Pimpinan
Pusat.
b. Cabang Partai Persatuan Pembangunan dibentuk oleh seluruh Pimpinan Anak
Cabang di cabang tersebut dan ditetapkan oleh Pengurus Harian Dewan Pimpinan
Wilayah.
c. Anak Cabang Partai Persatuan Pembangunan dibentuk oleh seluruh Pimpinan
Ranting di Anak Cabang tersebut dan ditetapkan oleh Pengurus Harian Dewan
Pimpinan Cabang.
d. Ranting Partai Persatuan Pembangunan dibentuk oleh anggota di Ranting tersebut
dan ditetapkan oleh Pengurus Harian Pimpinan Anak Cabang.
(3) Untuk daerah otonomi khusus yang susunan daerah pemerintahannya terdapat
perbedaan dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), susunan dan
pembentukan daerah partainya dapat disesuaikan oleh Pimpinan Harian Wilayah yang
bersangkutan
(4) Di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat dibentuk perwakilan
Partai Persatuan Pembangunan oleh Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan
Pembangunan

Bagian Kedua
Kepemimpinan
Pasal 11

Kepemimpinan Partai Persatuan Pembangunan disusun sesuai dengan tingkatan


pemerintahan:
a. Di tingkat nasional berkedudukan di Ibukota Negara, disebut Dewan Pimpinan Pusat
Partai Persatuan Pembangunan disingkat DPP PPP.
b. Di tingkat Propinsi berkedudukan di Ibukota Propinsi, disebut Dewan Pimpinan
Wilayah Partai Persatuan Pembangunan disingkat DPW PPP.
c. Di tingkat Kabupaten/Kota berkedudukan di Ibukota Kabupaten/Kota, disebut Dewan
Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan disingkat DPC PPP.
d. Di tingkat Kecamatan atau sebutan lain yang disamakan berkedudukan di Ibukota
Kecamatan, disebut Pimpinan Anak Cabang Partai Persatuan Pembangunan disingkat
PAC PPP.
e. Di tingkat Desa/Kelurahan atau sebutan lain yang disamakan berkedudukan di
Desa/Kelurahan disebut Pimpinan Ranting Partai Persatuan Pembangunan disingkat
PR PPP.

4
f. Untuk daerah otonomi khusus sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat (3) susunan
kepemimpinannya disesuaikan oleh Pimpinan Harian Wilayah yang bersangkutan.
g. Untuk Perwakilan Partai Persatuan Pembangunan di Luar Negeri disebut Pimpinan
Perwakilan Partai Persatuan Pembangunan.

Bagian Ketiga
Dewan Pimpinan Pusat
Paragrap Pertama
Susunan Organisasi
Pasal 12

(1) Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan terdiri atas:


a. Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat ;
b. Majelis Syari’ah;
c. Majelis Pertimbangan Dewan Pimpinan Pusat ;
d. Majelis Pakar Dewan Pimpinan Pusat ;
e. Departemen;
f. Lembaga.
(2) Masa bakti Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan adalah 5 (lima)
tahun
(3) Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat, Pimpinan Majelis Syari’ah, Pimpinan
Majelis Pertimbangan Dewan Pimpinan Pusat, Pimpinan Majelis Pakar Dewan
Pimpinan Pusat, dipilih dan ditetapkan oleh Muktamar.
(4) Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat membentuk Departemen, dan Lembaga.

Paragraf Kedua
Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan
Pasal 13

(1) Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat adalah eksekutif partai di tingkat nasional,
yang terdiri dari seorang Ketua Umum, seorang Wakil Ketua Umum, beberapa orang
Ketua, seorang Sekretaris Jenderal, beberapa orang Wakil Sekretaris Jenderal, seorang
Bendahara, dan 3 (tiga) orang Wakil Bendahara.
(2) Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat berjumlah sebanyak-banyaknya 37 orang,
dengan sekurang-kurangnya 7 orang perempuan.
(3) Setiap ketua dan setiap sekretaris masing-masing membidangi bidang-bidang sebagai
berikut:
a. Bidang Organisasi, Keanggotaan dan Kaderisasi;
b. Bidang Politik, Pemerintahan dan Otonomi Daerah;
c. Bidang Agama dan Dakwah;
d. Bidang Pendidikan dan Kebudayaan;
e. Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, dan Perundang-undangan;
f. Bidang Usaha Kecil, Menengah, dan Koperasi;
g. Bidang Perindustrian dan Perdagangan;
h. Bidang Pertanian, Kehutanan, Pertambangan dan Kelautan;
i. Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial;
j. Bidang Ketenagakerjaan;
k. Bidang Bidang Pemberdayaan Perempuan;
l. Bidang Pemuda, Mahasiswa, dan Olahraga;
m. Bidang Pertahanan, Keamanan dan Luar Negeri;
n. Bidang Data, Informasi dan Komunikasi;
o. Bidang Teknologi dan Lingkungan Hidup
Paragraf Ketiga
Tugas dan Wewenang

5
Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat
Pasal 14

Tugas dan Wewenang Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat adalah:


a. Melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Muktamar,
Keputusan Musyawarah Kerja Nasional, dan ketetapan-ketetapan lain;
b. menetapkan personalia anggota Majelis Syari’ah, anggota Majelis Pertimbangan
Dewan Pimpinan Pusat, dan anggota Majelis Pakar Dewan Pimpinan Pusat dengan
memperhatikan sungguh–sungguh usulan Pimpinan Majelis yang bersangkutan;
c. membentuk dan mengkoordinasikan Departemen–Departemen, dan Lembaga–
lembaga;
d. mengambil Keputusan tentang pencalonan/penggantian anggota–anggota yang
ditugaskan pada lembaga–lembaga di luar Partai Persatuan Pembangunan di tingkat
Pusat
e. mengesahkan susunan dan personalia Pengurus Harian Dewan Pimpinan Wilayah,
dan Pimpinan Majelis Dewan Pimpinan Wilayah yang bersangkutan sesuai dengan
hasil keputusan Musyawarah Wilayah;
f. menetapkan Susunan dan Personalia Pimpinan Fraksi Partai Persatuan Pembangunan
di MPR-RI/DPR-RI, dengan memperhatikan aspirasi anggota Fraksi;
g. memberikan garis kebijakan dan petunjuk kepada Fraksi Partai Persatuan
Pembangunan di MPR-RI/DPR-RI dan Pengurus Harian Dewan Pimpinan Wilayah
dan Dewan Pimpinan Cabang ;
h. membatalkan/meluruskan/memperbaiki suatu keputusan yang diambil oleh Fraksi
Partai Persatuan Pembangunan di MPR-RI/DPR-RI, Musyawarah Wilayah/Cabang,
Pengurus Harian Dewan Pimpinan Wilayah /Dewan Pimpinan Cabang yang
bertentangan dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan peraturan
Perundang-undangan yang berlaku, setelah mendengarkan pertimbangan dari Majelis
Syari’ah atau Majelis Pertimbangan Dewan Pimpinan Pusat sesuai dengan sifat
keputusannya;
i. melaksanakan kewenangan lainya yang diberikan oleh Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga.

Paragraf Keempat
Majelis Syari’ah
Pasal 15

(1) Majelis Syari’ah adalah institusi yang terdiri dari para ulama yang bekerja secara
kolektif, bertugas memberikan fatwa agama kepada dan atas permintaan Pengurus
Harian Dewan Pimpinan Pusat .
(2) Fatwa agama sebagaimana dimaksud pada ayat (1), bersifat mengikat bagi seluruh
anggota dan aparat Partai.
(3) Majelis Syari’ah berjumlah sebanyak-banyaknya 35 orang, terdiri dari seorang Ketua,
sebanyak-banyaknya 8 (delapan) orang Wakil Ketua, dan beberapa orang anggota.
(4) Ketua dan para Wakil Ketua yang merupakan Pimpinan Majelis Syari’ah dipilih dan
ditetapkan oleh Muktamar.
(5) Majelis Syari’ah hanya ada dan berkedudukan di tingkat pusat

Paragraf Kelima

6
Majelis Pertimbangan Dewan Pimpinan Pusat
Pasal 16

(1) Majelis Pertimbangan Pusat adalah institusi yang terdiri dari tokoh-tokoh partai yang
bekerja secara kolektif, bertugas memberikan pertimbangan, nasihat, dan saran kepada
Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat .
(2) Pertimbangan, nasihat, dan saran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus
diperhatikan sungguh-sungguh oleh Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat .
(3) Majelis Pertimbangan Pusat berjumlah sebanyak-banyaknya 35 orang, terdiri dari
seorang Ketua, sebanyak-banyaknya 8 (delapan) orang Wakil Ketua, seorang
Sekretaris, 2 (dua) orang Wakil Sekretaris, dan beberapa orang anggota.
(4) Ketua dan para Wakil Ketua, Sekretaris dan 2 (dua) Wakil Sekretaris merupakan
Pimpinan Majelis Pertimbangan Dewan Pimpinan Pusat dipilih dan ditetapkan oleh
Muktamar.

Paragraf Keenam
Majelis Pakar Dewan Pimpinan Pusat
Pasal 17

(1) Majelis Pakar Dewan Pimpinan Pusat adalah institusi yang terdiri dari para
cendekiawan, yang bekerja secara kolektif, bertugas melakukan pengkajian masalah
negara, bangsa dan masyarakat, sebagai masukan bagi Partai, khususnya Pengurus
Harian Dewan Pimpinan Pusat.
(2) Hasil kajian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus diperhatikan sungguh-
sungguh oleh Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat.
(3) Majelis Pakar Dewan Pimpinan Pusat berjumlah sebanyak-banyaknya 35 orang, terdiri
dari seorang Ketua, 8 (delapan) orang Wakil Ketua, seorang Sekretaris, beberapa orang
Wakil Sekretaris dan beberapa orang anggota.
(4) Ketua dan para Wakil Ketua, Sekretaris dan Wakil Sekretaris yang merupakan
Pimpinan Majelis Pakar Dewan Pimpinan Pusat dipilih dan ditetapkan oleh Muktamar.

Paragraf Ketujuh
Departemen
Pasal 18

(1) Departemen adalah aparat operasional Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat .
(2) Jenis dan jumlah Departemen disesuaikan dengan kebutuhan partai dan bidang-bidang
yang ada sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 ayat (3).
(3) Susunan dan personalia departemen dipilih dan ditetapkan oleh Pengurus Harian
Dewan Pimpinan Pusat, sebanyak-banyaknya 5 orang, terdiri dari seorang Ketua,
seorang Wakil Ketua dan beberapa orang anggota.

Paragraf Kedelapan
Lembaga
Pasal 19

(1) Lembaga adalah alat kelengkapan partai, bertugas melaksanakan fungsi khusus yang
ditetapkan oleh Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat .
(2) Jenis dan jumlah lembaga disesuaikan dengan kebutuhan partai.
(3) Susunan dan personalia Lembaga dipilih dan ditetapkan oleh Pengurus Harian Dewan
Pimpinan Pusat, sebanyak-banyaknya 9 orang, terdiri dari seorang Ketua, seorang
Wakil Ketua dan beberapa orang anggota

Bagian Keempat

7
Dewan Pimpinan Wilayah
Paragraf Pertama
Susunan Organisasi
Pasal 20

(1) Dewan Pimpinan Wilayah Partai Persatuan Pembangunan terdiri atas:


a. Pengurus Harian Dewan Pimpinan Wilayah;
b. Majelis Pertimbangan Dewan Pimpinan Wilayah;
c. Majelis Pakar Dewan Pimpinan Wilayah;
d. Biro
e. Lembaga
(2) Masa bakti Dewan Pimpinan Wilayah Partai Persatuan Pembangunan adalah 5 (lima)
tahun.
(3) Pengurus Harian Dewan Pimpinan Wilayah, Pimpinan Majelis Pertimbangan Dewan
Pimpinan Wilayah, Pimpinan Majelis Pakar Dewan Pimpinan Wilayah dipilih dan
ditetapkan oleh Musyawarah Wilayah.
(4) Pengurus Harian Dewan Pimpinan Wilayah membentuk Biro dan Lembaga.

Paragraf Kedua
Pengurus Harian Dewan Pimpinan Wilayah
Pasal 21

(1) Pengurus Harian Dewan Pimpinan Wilayah terdiri dari seorang Ketua, beberapa orang
Wakil Ketua, seorang Sekretaris, beberapa orang Wakil Sekretaris, seorang Bendahara
dan 2 (dua) orang Wakil Bendahara.
(2) Setiap Wakil Ketua dan Wakil Sekretaris mengkoordinasi bidang-bidang tertentu
sesuai dengan kebutuhan.
(3) Pengurus Harian Dewan Pimpinan Wilayah berjumlah sebanyak-banyaknya 23 orang,
dengan sekurang-kurangnya 5 orang perempuan.
(4) Bidang-bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini merujuk pada Pasal 13
ayat (3).
(5) Khusus untuk wilayah Partai Persatuan Pembangunan provinsi DKI Jakarta, para ketua
Dewan Pimpinan Cabang secara ex officio menjadi wakil ketua Pengurus Harian
Dewan Pimpinan Wilayah.

Paragraf Ketiga
Tugas dan Wewenang Pengurus Harian
Dewan Pimpinan Wilayah
Pasal 22

Tugas dan Wewenang Pengurus Harian Dewan Pimpinan Wilayah adalah:


a. Melaksanakan kebijakan Partai Persatuan Pembangunan di Wilayahnya dan
memberikan petunjuk kepada Pengurus Harian Dewan Pimpinan Cabang dalam
melaksanakan program sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
serta ketetapan-ketetapan yang diterbitkan oleh Pengurus Harian Dewan Pimpinan
Pusat;
b. menetapkan personalia anggota Majelis Pertimbangan Wilayah Dewan Pimpinan
Wilayah, anggota Majelis Pakar Dewan Pimpinan Wilayah dengan memperhatikan
sungguh-sungguh usulan Pimpinan Majelis yang bersangkutan;
c. membentuk dan mengkoordinasikan Biro-Biro/ Lembaga-Lembaga;
d. mengambil keputusan tentang pencalonan/ penggantian anggota-anggota yang
ditugaskan pada lembaga-lembaga di luar Partai Persatuan Pembangunan di tingkat
Wilayah/Provinsi dengan persetujuan Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat;

8
e. mengusulkan kepada Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat tentang pencalonan
anggota yang ditugaskan pada lembaga di luar Partai Persatuan Pembangunan di
tingkat pusat.
f. mengesahkan hasil keputusan Musyawarah Cabang tentang susunan dan personalia
Pengurus Harian Dewan Pimpinan Cabang, Pimpinan Majelis Pertimbangan Dewan
Pimpinan Cabang, dan Pimpinan Majelis Pakar Dewan Pimpinan Cabang, sesuai
dengan hasil keputusan Musyawarah Cabang;
g. menetapkan susunan personalia Pimpinan Fraksi Partai Persatuan Pembangunan di
DPRD Propinsi dengan memperhatikan aspirasi anggota Fraksi;
h. memberikan garis kebijakan dan petunjuk kepada Fraksi Partai Persatuan
Pembangunan di DPRD Propinsi dan Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan
Pembangunan;
i. membatalkan/meluruskan/memperbaiki keputusan yang diambil oleh Fraksi Partai
Persatuan Pembangunan di DPRD Propinsi, Musyawarah Cabang dan Pengurus
Harian Dewan Pimpinan Cabang yang bertentangan dengan Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, setelah
mendengarkan pertimbangan dari Majelis Pertimbangan Wilayah;
j. melaksanakan kewenangan lainya yang diberikan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga.

Paragraf Keempat
Majelis Pertimbangan Dewan Pimpinan Wilayah
Pasal 23

(1) Majelis Pertimbangan Dewan Pimpinan Wilayah adalah institusi yang terdiri dari
tokoh-tokoh partai yang bekerja secara kolektif, bertugas memberikan pertimbangan,
nasihat, dan saran kepada Pengurus Harian Dewan Pimpinan Wilayah.
(2) Pertimbangan, nasihat, dan saran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus
diperhatikan sungguh-sungguh oleh Pengurus Harian Dewan Pimpinan Wilayah.
(3) Majelis Pertimbangan Dewan Pimpinan Wilayah berjumlah sebanyak-banyaknya 23
orang, terdiri dari seorang Ketua, sebanyak-banyaknya 6 (enam) orang Wakil Ketua,
seorang Sekretaris, 2 (dua) orang Wakil Sekretaris, dan beberapa orang anggota.
(4) Ketua dan para Wakil Ketua, Sekretaris dan para Wakil Sekretaris yang merupakan
Pimpinan Majelis Pertimbangan Dewan Pimpinan Wilayah dipilih dan ditetapkan oleh
Musyawarah Wilayah.

Paragraf Kelima
Majelis Pakar Dewan Pimpinan Wilayah
Pasal 24

(1) Majelis Pakar Dewan Pimpinan Wilayah adalah institusi yang terdiri dari para
cendekiawan, yang bekerja secara kolektif, bertugas melakukan pengkajian masalah
negara, bangsa, dan masyarakat di daerahnya, sebagai masukan bagi Partai, khususnya
Pengurus Harian Dewan Pimpinan Wilayah.
(2) Hasil kajian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus diperhatikan sungguh-
sungguh oleh Pengurus Harian Dewan Pimpinan Wilayah.
(3) Majelis Pakar Dewan Pimpinan Wilayah terdiri dari seorang Ketua, beberapa orang
Wakil Ketua, seorang Sekretaris, beberapa Wakil Sekretaris dan beberapa orang
anggota.
(4) Ketua dan para Wakil Ketua, Sekretaris dan para Wakil Sekretaris yang merupakan
Pimpinan Majelis Pakar Dewan Pimpinan Wilayah dipilih dan ditetapkan oleh
Musyawarah Wilayah.
Pasal 25

9
(1) Biro adalah aparat operasional Pengurus Harian Dewan Pimpinan Wilayah.
(2) Jenis dan jumlah Biro disesuaikan dengan kebutuhan partai dan bidang-bidang yang
ada sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 ayat (3).
(3) Susunan dan personalia Biro dipilih dan ditetapkan oleh Pengurus Harian Dewan
Pimpinan Wilayah, sebanyak-banyaknya 3 orang, terdiri dari seorang Ketua, dan
beberapa orang anggota.

Paragraf Ketujuh
Lembaga
Pasal 26

(1) Lembaga adalah alat kelengkapan partai, bertugas melaksanakan fungsi khusus yang
ditetapkan oleh Pengurus Harian Dewan Pimpinan Wilayah.
(2) Jenis dan jumlah lembaga disesuaikan dengan kebutuhan Partai di tingkat Wilayah.
(3) Susunan dan personalia Lembaga dipilih dan ditetapkan oleh Pengurus Harian Dewan
Pimpinan Wilayah sebanyak-banyaknya 5 orang, terdiri dari seorang Ketua, dan
beberapa orang anggota.

Bagian Kelima
Dewan Pimpinan Cabang
Paragraf Pertama
Susunan Organisasi
Pasal 27

(1) Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan terdiri atas:


a. Pengurus Harian Dewan Pimpinan Cabang;
b. Majelis Pertimbangan Dewan Pimpinan Cabang;
c. Majelis Pakar Dewan Pimpinan Cabang;
d. Bagian;
e. Lembaga.
(2) Masa bakti Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan adalah 5 (lima)
tahun.
(3) Pengurus Harian Dewan Pimpinan Cabang, Pimpinan Majelis Pertimbangan Dewan
Pimpinan Cabang, Pimpinan Majelis Pakar Dewan Pimpinan Cabang dipilih dan
ditetapkan oleh Musyawarah Cabang.
(4) Pengurus Harian Dewan Pimpinan Cabang membentuk Bagian dan Lembaga.

Paragraf Kedua
Pengurus Harian Dewan Pimpinan Cabang
Pasal 28

(1) Pengurus Harian Dewan Pimpinan Cabang terdiri dari seorang Ketua, beberapa orang
Wakil Ketua, seorang Sekretaris, beberapa orang Wakil Sekretaris, seorang Bendahara
dan 2 (dua) orang Wakil Bendahara.
(2) Setiap Wakil Ketua dan Wakil Sekretaris mengkoordinasi bidang-bidang tertentu
sesuai dengan kebutuhan.
(3) Pengurus Harian Dewan Pimpinan Cabang berjumlah sebanyak-banyaknya 21 orang,
dengan sekurang-kurangnya 4 (empat) orang perempuan.
(4) Bidang-bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini merujuk pada Pasal 13
ayat (3).

10
Paragraf Ketiga
Tugas dan Wewenang
Pengurus Harian Dewan Pimpinan Cabang
Pasal 29

Tugas dan Wewenang Pengurus Harian Dewan Pimpinan Cabang adalah:


a. melaksanakan kebijakan Partai Persatuan Pembangunan di cabangnya sesuai dengan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta ketetapan-ketetapan yang
diterbitkan oleh Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat dan Pengurus Harian Dewan
Pimpinan Wilayah;
b. menetapkan personalia anggota Majelis Pertimbangan Dewan Pimpinan Cabang , dan
anggota Majelis Pakar Dewan Pimpinan Cabang dengan memperhatikan sungguh-
sungguh usulan Pimpinan Majelis yang bersangkutan;
c. membentuk dan mengkoordinasikan Bagian-Bagian/Lembaga;
d. mengambil keputusan tentang pencalonan/penggantian anggota-anggota yang
ditugaskan pada lembaga-lembaga di luar Partai Persatuan Pembangunan di tingkat
Cabang/Kabupaten/Kota dengan persetujuan Pengurus Harian Dewan Pimpinan
Wilayah;
e. mengusulkan kepada Pengurus Harian Dewan Pimpinan Wilayah dan Pengurus Harian
Dewan Pimpinan Pusat tentang pencalonan/penggantian anggota-anggota yang
ditugaskan pada lembaga di luar Partai Persatuan Pembangunan di tingkat
wilayah/Provinsi dan pusat;
f. menetapkan susunan/personalia Pimpinan Fraksi Partai Persatuan Pembangunan
DPRD Kabupaten/ Kota dengan memperhatikan aspirasi anggota Fraksi;
g. memberikan garis kebijakan dan petunjuk kepada Fraksi Partai Persatuan
Pembangunan di DPRD Kabupaten/Kota dengan memperhatikan aspirasi anggota
Fraksi;
h. menyelenggarakan Musyawarah Anak Cabang Luar Biasa dalam hal Pengurus Harian
Dewan Pimpinan Cabang menilai bahwa telah terjadi kevakuman organisasi dan
kepemimpinan pada Pengurus Harian Pimpinan Anak Cabang dengan persetujuan
Pengurus Harian Dewan Pimpinan Wilayah;
i. mengesahkan susunan dan personalia Pengurus Harian Pimpinan Anak Cabang dan
Pimpinan Majelis Pertimbangan Pimpinan Anak Cabang sesuai dengan hasil
keputusan Musyawarah Anak Cabang;
j. membatalkan/meluruskan/memperbaiki keputusan yang diambil oleh Fraksi Partai
Persatuan Pembangunan di DPRD Kabupaten/Kota, Musyawarah Anak Cabang,
Pengurus Harian Pimpinan Anak Cabang , Musyawarah Ranting, dan Pengurus Harian
Pimpinan Ranting yang bertentangan dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah
Tangga, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, setelah mendengarkan
pertimbangan dari Majelis Pertimbangan Dewan Pimpinan Cabang ;
k. melaksanakan kewenangan lainnya yang diberikan oleh Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga.

Paragraf Keempat
Majelis Pertimbangan Dewan Pimpinan Cabang
Pasal 30

(1) Majelis Pertimbangan Dewan Pimpinan Cabang merupakan institusi yang terdiri dari
tokoh-tokoh partai yang bekerja secara kolektif, bertugas memberikan pertimbangan,
nasihat, dan saran kepada Pengurus Harian Dewan Pimpinan Cabang.
(2) Pertimbangan, nasihat, dan saran sebagaimana dimaksud ayat (1), harus diperhatikan
sungguh-sungguh oleh Pengurus Harian Dewan Pimpinan Cabang.

11
(3) Majelis Pertimbangan Dewan Pimpinan Cabang berjumlah sebanyak-banyaknya 21
orang, terdiri dari seorang Ketua, sebanyak-banyaknya 4 (empat) orang Wakil Ketua,
seorang Sekretaris, dan beberapa orang anggota.
(4) Ketua dan para Wakil Ketua yang merupakan Pimpinan Majelis Pertimbangan Dewan
Pimpinan Cabang dipilih dan ditetapkan oleh Musyawarah Cabang.

Paragraf Kelima
Majelis Pakar Dewan Pimpinan Cabang
Pasal 31

(1) Majelis Pakar Dewan Pimpinan Cabang adalah institusi yang terdiri dari para
cendekiawan, yang bekerja secara kolektif, bertugas melakukan pengkajian masalah
daerah dan masyarakat di daerahnya sebagai masukan bagi Partai, khususnya Pengurus
Harian Dewan Pimpinan Cabang.
(2) Hasil kajian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus diperhatikan sungguh-
sungguh oleh Pengurus Harian Dewan Pimpinan Cabang.
(3) Majelis Pakar Dewan Pimpinan Cabang terdiri dari seorang Ketua, beberapa orang
Wakil Ketua, seorang Sekretaris, beberapa seorang Wakil Sekretaris dan beberapa
orang anggota.
(4) Ketua dan para Wakil Ketua, Sekretaris dan para Wakil Sekretaris yang merupakan
Pimpinan Majelis Pakar Dewan Pimpinan Cabang dipilih dan ditetapkan oleh
Musyawarah Cabang.

Paragraf Keenam
Bagian
Pasal 32

(1). Bagian adalah aparat operasional Pengurus Harian Dewan Pimpinan Cabang.
(2). Jenis dan jumlah Bagian disesuaikan dengan kebutuhan partai dan bidang-bidang yang
ada sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 ayat (3).
(3). Susunan dan personalia Bagian dipilih dan ditetapkan oleh Pengurus Harian Dewan
Pimpinan Cabang.

Paragraf Ketujuh
Lembaga
Pasal 33

(1) Lembaga adalah alat kelengkapan partai, bertugas melaksanakan fungsi khusus yang
ditetapkan oleh Pengurus Harian Dewan Pimpinan Cabang .
(2) Jenis dan jumlah lembaga disesuaikan dengan kebutuhan Partai di tingkat cabang.
(3) Susunan dan personalia Lembaga dipilih dan ditetapkan oleh Pengurus Harian Dewan
Pimpinan Cabang.

Bagian Keenam
Pimpinan Anak Cabang
Paragraf Pertama
Susunan Organisasi
Pasal 34

(1) Pimpinan Anak Cabang Partai Persatuan Pembangunan terdiri atas:


a. Pengurus Harian Pimpinan Anak Cabang;
b. Majelis Pertimbangan Pimpinan Anak Cabang;
c. Seksi;
(2) Masa bakti Pimpinan Anak Cabang adalah 5 (lima) tahun.

12
(3) Pengurus Harian Pimpinan Anak Cabang dan Pimpinan Majelis Pertimbangan
Pimpinan Anak Cabang dipilih dan ditetapkan oleh Musyawarah Anak Cabang.
(4) Pengurus Harian Pimpinan Anak Cabang membentuk Seksi.

Paragraf Kedua
Pengurus Harian Pimpinan Anak Cabang
Pasal 35

(1) Pengurus Harian Pimpinan Anak Cabang terdiri dari seorang Ketua, beberapa orang
Wakil Ketua, seorang Sekretaris, beberapa orang Wakil Sekretaris, dan seorang
Bendahara.
(2) Setiap wakil ketua dan wakil sekretaris mengkoordinasi bidang-bidang tertentu sesuai
dengan kebutuhan.
(3) Pengurus Harian Pimpinan Anak Cabang berjumlah sebanyak-banyaknya 17 orang,
dengan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang perempuan.
(4) Bidang-bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini merujuk pada Pasal 13
ayat (3).

Paragraf Ketiga
Tugas dan Wewenang
Pengurus Harian Pimpinan Anak Cabang
Pasal 36

Tugas dan Wewenang Pengurus Harian Pimpinan Anak Cabang adalah:


a. Melaksanakan kebijakan Partai Persatuan Pembangunan di Anak Cabangnya sesuai
dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta ketetapan-ketetapan yang
diterbitkan oleh Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Wilayah,
dan Dewan Pimpinan Cabang;
b. menetapkan personalia anggota Majelis Pertimbangan Pimpinan Anak Cabang dengan
memperhatikan sungguh-sungguh usulan Pimpinan Majelis;
c. membentuk dan mengkoordinasikan Seksi;
d. mengusulkan kepada Pengurus Harian Dewan Pimpinan Cabang tentang
pencalonan/penggantian anggota-anggota yang ditugaskan pada lembaga di luar Partai
Persatuan Pembangunan ditingkat cabang/ Kabupaten/Kota;
e. mengesahkan susunan dan personalia Pengurus Harian Pimpinan Ranting dan
Pimpinan Majelis Pertimbangan Pimpinan Ranting sesuai dengan hasil keputusan
Musyawarah Ranting;
f. melaksanakan kewenangan lainnya yang diberikan oleh Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga.

Paragraf Keempat
Majelis Pertimbangan Pimpinan Anak Cabang
Pasal 37

(1) Majelis Pertimbangan Pimpinan Anak Cabang merupakan institusi yang terdiri dari
tokoh-tokoh partai yang bekerja secara kolektif, bertugas memberikan pertimbangan,
nasehat, dan saran kepada Pengurus Harian Pimpinan Anak Cabang.
(2) Pertimbangan, nasihat, dan saran sebagaimana dimaksud ayat (1), harus diperhatikan
sungguh-sungguh oleh Pengurus Harian Pimpinan Anak Cabang.
(3) Majelis Pertimbangan Pimpinan Anak Cabang berjumlah sebanyak-banyaknya 15
orang, terdiri dari seorang Ketua, sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang Wakil Ketua,
seorang Sekretaris, seorang Wakil Sekretaris, dan beberapa orang anggota.
(4) Ketua dan para Wakil Ketua yang merupakan Pimpinan Majelis Pertimbangan
Pimpinan Anak Cabang dipilih dan ditetapkan oleh Musyawarah Anak Cabang.

13
Paragraf Kelima
Seksi
Pasal 38

(1) Seksi adalah Aparat Operasional Pengurus Harian Pimpinan Anak Cabang .
(2) Jenis dan jumlah Seksi disesuaikan dengan kebutuhan partai di anak cabang yang
bersangkutan dengan merujuk pada Pasal 13 ayat (3).
(3) Susunan dan personalia Seksi dipilih dan ditetapkan oleh Pengurus Harian Pimpinan
Anak Cabang.

Bagian Ketujuh
Pimpinan Ranting
Paragraf Pertama
Susunan Organisasi
Pasal 39

(1) Pimpinan Ranting Partai Persatuan Pembangunan terdiri atas:


a. Pengurus Harian Pimpinan Ranting;
b. Majelis Pertimbangan Pimpinan Ranting;
c. Kelompok Kerja Ranting.
(2) Masa bakti Pimpinan Ranting adalah 5 (lima) tahun.
(3) Pengurus Harian Pimpinan Ranting dan Pimpinan Majelis Pertimbangan Pimpinan
Ranting dipilih dan ditetapkan oleh Rapat Anggota.
(4) Pengurus Harian Pimpinan Ranting membentuk Kelompok Kerja Ranting.
(5) Pengurus Harian Pimpinan Ranting dapat membentuk Anak Ranting sesuai dengan
kebutuhan.

Paragraf Kedua
Pengurus Harian Pimpinan Ranting
Pasal 40

(1) Pengurus Harian Pimpinan Ranting terdiri dari seorang Ketua, beberapa orang Wakil
Ketua, seorang Sekretaris, beberapa orang Wakil Sekretaris, dan seorang Bendahara.
(2) Setiap wakil ketua dan wakil sekretaris mengkoordinasi bidang-bidang tertentu sesuai
dengan kebutuhan.
(3) Pengurus Harian Pimpinan Ranting berjumlah sebanyak-banyaknya 13 orang, dengan
sekurang-kurangnya seorang perempuan.
(4) Bidang-bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini merujuk pada Pasal 13
ayat (3).

Paragraf Ketiga
Tugas dan Wewenang Pengurus Harian Pimpinan Ranting
Pasal 41

Tugas dan Wewenang Pengurus Harian Pimpinan Ranting adalah:


a. melaksanakan kebijakan Partai Persatuan Pembangunan di rantingnya sesuai dengan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta ketetapan-ketetapan yang
diterbitkan oleh Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Wilayah,
Dewan Pimpinan Cabang, dan Pimpinan Anak Cabang;
b. menetapkan personalia anggota Majelis Pertimbangan Pimpinan Ranting dengan
memperhatikan sungguh-sungguh usulan Pimpinan Majelis;
c. membentuk dan mengkoordinasikan Kelompok Kerja Ranting;

14
d. melaksanakan kewenangan lainnya yang diberikan oleh Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga.

Paragraf Keempat
Majelis Pertimbangan Pimpinan Ranting
Pasal 42

(1) Majelis Pertimbangan Pimpinan Ranting merupakan institusi yang terdiri dari tokoh-
tokoh partai yang bekerja secara kolektif, bertugas memberikan pertimbangan, nasihat,
dan saran kepada Pengurus Harian Pimpinan Ranting.
(2) Pertimbangan, nasihat, dan saran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus
diperhatikan sungguh-sungguh oleh Pengurus Harian Pimpinan Ranting.
(3) Majelis Pertimbangan Pimpinan Ranting berjumlah sebanyak-banyaknya 11 orang,
terdiri dari seorang Ketua, sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang Wakil Ketua, seorang
Sekretaris, seorang Wakil Sekretaris, dan beberapa orang anggota.
(4) Ketua dan para Wakil Ketua yang merupakan Pimpinan Majelis Pertimbangan
Pimpinan Ranting dipilih dan ditetapkan oleh Musyawarah Ranting.

Paragraf Kelima
Kelompok Kerja Ranting
Pasal 43

(1) Kelompok Kerja Ranting adalah aparat operasional Pengurus Harian Pimpinan
Ranting.
(2) Jenis dan jumlah Kelompok Kerja Ranting disesuaikan dengan kebutuhan partai di
Ranting yang bersangkutan dengan merujuk pada Pasal 13 ayat (3).
(3) Susunan dan personalia Kelompok Kerja Ranting dipilih dan ditetapkan oleh Pengurus
Harian Pimpinan Ranting.

BAB VIII
PERMUSYAWARATAN
Bagian Pertama
Musyawarah dan Rapat
Pasal 44

(1) Jenis-jenis Musyawarah adalah:


a. Muktamar;
b. Musyawarah Kerja Nasional;
c. Musyawarah Wilayah;
d. Musyawarah Kerja Wilayah;
e. Musyawarah Cabang;
f. Musyawarah Kerja Cabang;
g. Musyawarah Anak Cabang;
h. Musyawarah Kerja Anak Cabang;
i. Musyawarah Ranting.
(2) Dalam keadaan tertentu dapat diselenggarakan:
a. Muktamar Luar Biasa;
b. Musyawarah Wilayah Luar Biasa;
c. Musyawarah Cabang Luar Biasa;
d. Musyawarah Anak Cabang Luar Biasa;
e. Musyawarah Ranting Luar Biasa.

Pasal 45

15
(1) Selain jenis-jenis permusyawaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44, dapat
diadakan:
a. Rapat Pimpinan;
b. Konvensi;
c. Jenis-jenis rapat lain.
(2) Jenis-jenis Rapat Pimpinan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a adalah:
a. Rapat Pimpinan Nasional;
b. Rapat Pimpinan Wilayah;
c. Rapat Pimpinan Cabang;
d. Rapat Pimpinan Anak Cabang.
(3) Jenis-jenis Rapat lain sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf c adalah:
a. Rapat Pleno.
b. Rapat Pengurus Harian.
c. Rapat Majelis.
d. Rapat Bidang.
e. Rapat Departemen/Biro/Bagian/Seksi/Pokja
f. Rapat Lembaga
g. Rapat Koordinasi.

Bagian Kedua
Musyawarah
Paragraf Pertama
Muktamar
Pasal 46

(1) Muktamar adalah musyawarah tingkat nasional yang merupakan pemegang kekuasaan
tertinggi Partai Persatuan Pembangunan, diadakan 5 (lima) tahun sekali.
(2) Muktamar diselenggarakan setelah Musyawarah Wilayah seluruh Indonesia.
(3) Muktamar berwenang:
a. menetapkan dan/atau mengubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;
b. menilai laporan pertanggungjawaban Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan
Pembangunan yang disampaikan oleh Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat ;
c. menetapkan program perjuangan partai;
d. memilih dan menetapkan Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat, Pimpinan
Majelis Syari’ah, Pimpinan Majelis Pertimbangan Dewan Pimpinan Pusat, dan
Pimpinan Majelis Pakar Dewan Pimpinan Pusat;
e. Menetapkan keputusan-keputusan lainnya yang dianggap perlu.
(4) Muktamar diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan
Pembangunan.
(5) Pimpinan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf d ditetapkan oleh Muktamar.

Paragraf Kedua
Muktamar Luar Biasa
Pasal 47

(1) Muktamar Luar Biasa dapat diadakan apabila Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat
dalam keadaan tidak mampu melaksanakan tugas-tugasnya sebagaimana diamanatkan
oleh Muktamar.
(2) Muktamar Luar Biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diadakan setelah
diputuskan dalam Musyawarah Kerja Nasional atas permintaan secara tertulis dari:
a. lebih dua per tiga (2/3) jumlah Dewan Pimpinan Wilayah Partai Persatuan
Pembangunan; dan

16
b. lebih dua per tiga (2/3) jumlah Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan
Pembangunan.
(3) Permintaan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berdasarkan keputusan
Musyawarah Kerja Wilayah/Cabang.
(4) Ketentuan-ketentuan tentang Muktamar berlaku pula bagi Muktamar Luar Biasa.
(5) Masa bakti Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan hasil Muktamar
Luar Biasa melanjutkan masa bakti Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan
Pembangunan sebelumnya.

Paragraf Ketiga
Musyawarah Kerja Nasional
Pasal 48

(1) Musyawarah Kerja Nasional diadakan untuk memusyawarahkan dan mengambil


keputusan tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan
keputusan-keputusan Muktamar, dan masalah lainnya yang dianggap mendesak,
diadakan sekurang-kurangnya sekali antara dua Muktamar.
(2) Musyawarah Kerja Nasional diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Pusat Partai
Persatuan Pembangunan.
(3) Acara dan Tata Tertib Musyawarah Kerja Nasional ditetapkan oleh Dewan Pimpinan
Pusat Partai Persatuan Pembangunan.

Paragraf Keempat
Musyawarah Wilayah
Pasal 49

(1) Musyawarah Wilayah adalah musyawarah tingkat wilayah yang merupakan pemegang
kekuasaan tertinggi Partai Persatuan Pembangunan di tingkat wilayah, diadakan 5
(lima) tahun sekali.
(2) Musyawarah Wilayah diselenggarakan setelah Musyawarah Cabang di Wilayah yang
bersangkutan.
(3) Musyawarah Wilayah berwenang:
a. menilai laporan pertanggungjawaban Dewan Pimpinan Wilayah Partai Persatuan
Pembangunan yang disampaikan oleh Pengurus Harian Dewan Pimpinan Wilayah;
b. menetapkan program perjuangan partai;
c. memilih dan menetapkan Pengurus Harian Dewan Pimpinan Wilayah, Pimpinan
Majelis Pertimbangan Dewan Pimpinan Wilayah, dan Pimpinan Majelis Pakar
Dewan Pimpinan Wilayah;
d. Menetapkan keputusan-keputusan lainnya yang dianggap perlu.
(4) Musyawarah Wilayah diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Wilayah Partai
Persatuan Pembangunan.
(5) Acara, Tata Tertib Musyawarah Wilayah, dan Tata Cara Pemilihan Pimpinan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c ditetapkan oleh Musyawarah Wilayah.

Paragraf Kelima
Musyawarah Wilayah Luar Biasa
Pasal 50

(1) Musyawarah Wilayah Luar Biasa dapat diadakan apabila Pengurus Harian Dewan
Pimpinan Wilayah dalam keadaan tidak mampu melaksanakan tugas-tugasnya
sebagaimana diamanatkan oleh Musyawarah Wilayah.
(2) Musyawarah Wilayah Luar Biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diadakan
setelah diputuskan dalam Musyawarah Kerja Wilayah atas permintaan secara tertulis

17
oleh lebih dari dua pertiga (2/3) jumlah Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan
Pembangunan.
(3) Permintaan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berdasarkan keputusan
Musyawarah Kerja Cabang.
(4) Ketentuan-ketentuan tentang Musyawarah Wilayah berlaku pula bagi Musyawarah
Wilayah Luar Biasa.
(5) Masa bakti Dewan Pimpinan Wilayah Partai Persatuan Pembangunan hasil
Musyawarah Wilayah Luar Biasa melanjutkan masa bakti Dewan Pimpinan Wilayah
Partai Persatuan Pembangunan sebelumnya.

Paragraf Keenam
Musyawarah Kerja Wilayah
Pasal 51

(1) Musyawarah Kerja Wilayah diselenggarakan untuk memusyawarahkan dan


mengambil keputusan tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan
pelaksanaan keputusan Musyawarah Wilayah dan masalah lainnya yang dianggap
mendesak, diadakan sekurang-kurangnya sekali antara dua Musyawarah Wilayah
(2) Musyawarah Kerja Wilayah diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Wilayah Partai
Persatuan Pembangunan.
(3) Acara, Tata Tertib Musyawarah Kerja Wilayah ditetapkan oleh Dewan Pimpinan
Wilayah.

Paragraf Ketujuh
Musyawarah Cabang
Pasal 52

(1) Musyawarah Cabang adalah musyawarah tingkat cabang yang merupakan pemegang
kekuasaan tertinggi Partai Persatuan Pembangunan di tingkat cabang, diadakan 5
(lima) tahun sekali.
(2) Musyawarah Cabang diselenggarakan setelah Musyawarah Anak Cabang di Cabang
yang bersangkutan.
(3) Musyawarah Cabang berwenang:
a. menilai laporan pertanggungjawaban Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan
Pembangunan yang disampaikan oleh Pengurus Harian Dewan Pimpinan Cabang;
b. menetapkan program perjuangan partai;
c. memilih dan menetapkan Pengurus Harian Dewan Pimpinan Cabang, Pimpinan
Majelis Pertimbangan Dewan Pimpinan Cabang, dan Pimpinan Majelis Pakar
Dewan Pimpinan Cabang;
d. menetapkan keputusan-keputusan lainnya yang dianggap perlu.
(4) Musyawarah Cabang diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan
Pembangunan.
(5) Acara, Tata Tertib Musyawarah Cabang, dan Tata Cara Pemilihan Pimpinan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c ditetapkan oleh Musyawarah Cabang.

Paragraf Kedelapan
Musyawarah Cabang Luar Biasa
Pasal 53

(1) Musyawarah Cabang Luar Biasa dapat diadakan apabila Pengurus Harian Dewan
Pimpinan Cabang dalam keadaan tidak mampu melaksanakan tugas-tugasnya
sebagaimana diamanatkan oleh Musyawarah Cabang.
(2) Musyawarah Cabang Luar Biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diadakan
setelah diputuskan dalam Musyawarah Kerja Cabang atas permintaan secara tertulis
18
lebih dari dua pertiga (2/3) jumlah Pimpinan Anak Cabang Partai Persatuan
Pembangunan.
(3) Permintaan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berdasarkan hasil
Musyawarah Kerja Anak Cabang.
(4) Ketentuan-ketentuan tentang Musyawarah Cabang berlaku pula bagi Musyawarah
Cabang Luar Biasa.
(5) Masa bakti Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan hasil
Musyawarah Cabang Luar Biasa melanjutkan masa bakti Dewan Pimpinan Cabang
Partai Persatuan Pembangunan sebelumnya.

Paragraf Kesembilan
Musyawarah Kerja Cabang
Pasal 54

(1) Musyawarah Kerja Cabang diselenggarakan untuk


memusyawarahkan dan mengambil keputusan tentang masalah-masalah yang
berhubungan dengan pelaksanaan keputusan Musyawarah Cabang dan masalah lainnya
yang dianggap mendesak, diadakan sekurang-kurangnya sekali antara dua
Musyawarah Cabang.
(2) Musyawarah Kerja Cabang diselenggarakan oleh Dewan
Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan.
(3) Acara dan Tata Tertib Musyawarah Kerja Cabang ditetapkan oleh
Pengurus Harian Dewan Pimpinan Cabang.

Paragraf Kesepuluh
Musyawarah Anak Cabang
Pasal 55

(1) Musyawarah Anak Cabang adalah musyawarah tingkat anak cabang yang merupakan
pemegang kekuasaan tertinggi Partai Persatuan Pembangunan di tingkat anak cabang,
diadakan 5 (lima) tahun sekali.
(2) Musyawarah Anak cabang diselenggarakan setelah Musyawarah Ranting di Anak
Cabang yang bersangkutan.
(3) Musyawarah Anak Cabang berwenang:
a. menilai laporan pertanggungjawaban Pimpinan Anak Cabang Partai Persatuan
Pembangunan yang disampaikan oleh Pengurus Harian Pimpinan Anak Cabang;
b. menetapkan program perjuangan partai;
c. memilih dan menetapkan Pengurus Harian Pimpinan Anak Cabang dan Pimpinan
Majelis Pertimbangan Pimpinan Anak Cabang;
d. menetapkan keputusan-keputusan lainnya yang dianggap perlu.
(4) Musyawarah Anak Cabang diselenggarakan oleh Pimpinan Anak Cabang Partai
Persatuan Pembangunan.
(5) Cara Pemilihan Pimpinan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c ditetapkan oleh
Musyawarah Anak Cabang.

Paragraf Kesebelas
Musyawarah Anak Cabang Luar Biasa
Pasal 56

19
(1) Musyawarah Anak Cabang Luar Biasa dapat diadakan apabila Pengurus Harian
Pimpinan Anak Cabang dalam keadaan tidak mampu melaksanakan tugas-tugasnya
sebagaimana diamanatkan oleh Musyawarah Anak Cabang.
(2) Musyawarah Anak Cabang Luar Biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
diadakan setelah diputuskan dalam Musyawarah Kerja Anak Cabang atas permintaan
secara tertulis oleh lebih dari dua pertiga (2/3) jumlah Pimpinan Ranting Partai
Persatuan Pembangunan;
(3) Permintaan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berdasarkan hasil Rapat
Anggota.
(4) Ketentuan-ketentuan tentang Musyawarah Anak Cabang berlaku pula bagi
Musyawarah Anak Cabang Luar Biasa.
(5) Masa bakti Dewan Pimpinan Anak Cabang Partai Persatuan Pembangunan hasil
Musyawarah Anak Cabang Luar Biasa melanjutkan masa bakti Dewan Pimpinan Anak
Cabang Partai Persatuan Pembangunan sebelumnya

Paragraf Keduabelas
Musyawarah Kerja Anak Cabang
Pasal 57

(1) Musyawarah Kerja Anak Cabang diselenggarakan untuk memusyawarahkan dan


mengambil keputusan tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan
pelaksanaan keputusan Musyawarah Anak Cabang dan masalah lainnya yang dianggap
mendesak, diadakan sekurang-kurangnya sekali antara dua Musyawarah Anak Cabang.
(2) Musyawarah Kerja Anak Cabang diselenggarakan oleh Pimpinan Anak Cabang
Partai Persatuan Pembangunan.
(3) Acara dan Tata Tertib Musyawarah Kerja Anak Cabang ditetapkan oleh Pengurus
Harian Pimpinan Anak Cabang.

Paragraf Ketigabelas
Musyawarah Ranting
Pasal 58

(1) Musyawarah Ranting adalah musyawarah tingkat ranting yang merupakan pemegang
kekuasaan tertinggi Partai Persatuan Pembangunan di tingkat ranting, diadakan 5
(lima) tahun sekali.
(2) Musyawarah Ranting berwenang:
a. menilai laporan pertanggungjawaban Pimpinan Ranting Partai Persatuan
Pembangunan yang disampaikan oleh Pengurus Harian Pimpinan Ranting;
b. menetapkan program perjuangan partai;
c. memilih dan menetapkan Pengurus Harian Pimpinan Ranting dan Pimpinan
Majelis Pertimbangan Ranting
d. Menetapkan keputusan-keputusan lainnya yang dianggap perlu.
(3) Musyawarah Ranting diselenggarakan oleh Pimpinan Ranting Partai Persatuan
Pembangunan yang dilaksanakan oleh Pimpinan Harian Ranting.
(4) Acara, Tata Tertib Musyawarah Ranting, dan Tata Cara Pemilihan Pimpinan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c ditetapkan oleh Musyawarah Ranting.

Paragraf Keempatbelas
Musyawarah Ranting Luar Biasa
Pasal 59

20
(1) Musyawarah Ranting Luar Biasa dapat diadakan apabila Pengurus Harian Pimpinan
Ranting dalam keadaan tidak mampu melaksanakan tugas-tugasnya sebagaimana
diamanatkan oleh Musyawarah Ranting.
(2) Musyawarah Ranting Luar Biasa sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat diadakan atas
permintaan secara tertulis oleh lebih dari dua pertiga (2/3) jumlah anggota Partai
Persatuan Pembangunan;
(3) Ketentuan-ketentuan tentang Musyawarah Ranting berlaku pula bagi Musyawarah
Ranting Luar Biasa;
(4) Masa bakti Pimpinan Ranting Partai Persatuan Pembangunan hasil Musyawarah
Ranting Luar Biasa melanjutkan masa bakti Pimpinan Ranting Partai Persatuan
Pembangunan sebelumnya.

BAB IX
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 60

(1) Pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah untuk mencapai mufakat.


(2) Apabila pengambilan keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat
dicapai, maka pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak melalui
pemungutan suara.

BAB X
BADAN OTONOM
Pasal 61

(1) Badan Otonom adalah organisasi massa/profesi/ kemasyarakatan yang menyalurkan


aspirasi politiknya kepada dan bernaung di bawah Partai Persatuan Pembangunan,
yang mengatur urusan rumah tangganya sendiri.
(2) Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat dapat mengambil inisiatif untuk
pembentukan Badan otonom sesuai dengan kebutuhan.
(3) Badan Otonom ditetapkan dan dikoordinasikan oleh Pengurus Harian Dewan
Pimpinan Pusat .

BAB XI
FRAKSI
Pasal 62

(1) Fraksi Partai Persatuan Pembangunan disingkat F-PPP adalah pengelompokan anggota
Lembaga Permusyawaratan/Perwakilan dari Partai Persatuan Pembangunan.
(2) F-Partai Persatuan Pembangunan adalah alat perjuangan Partai di Lembaga
Permusyawaratan/Perwakilan, sebagai pelaksana kebijakan Pengurus Harian menurut
tingkatannya.
(3) F-Partai Persatuan Pembangunan tunduk dan bertanggungjawab kepada Pengurus
Harian menurut tingkatannya.
(4) F-Partai Persatuan Pembangunan memberikan laporan secara periodik dan
berkonsultasi dengan Pengurus Harian menurut tingkatannya.
(5) Setiap anggota Lembaga Permusyawaratan/Perwakilan dari Partai Persatuan
Pembangunan harus bergabung dalam F-Partai Persatuan Pembangunan.
(6) Anggota DPR/DPRD yang tidak memenuhi syarat membentuk fraksi tetap menjadi
alat perjuangan partai dan bertanggungjawab kepada Pengurus Harian menurut
tingkatannya.
BAB XII
KEUANGAN
Pasal 63

21
(1) Keuangan Partai Persatuan Pembangunan diperoleh dari:
a. Uang pangkal dan iuran anggota;
b. Iuran wajib anggota yang duduk sebagai anggota legislatif, pejabat eksekutif, dan
pejabat lembaga pemerintahan lainnya;
c. Penerimaan yang halal dan tidak mengikat;
d. Bantuan dari Negara/Pemerintah.
(2) Pengelolaan keuangan dilakukan oleh Pengurus Harian di masing-masing tingkatan
secara transparan berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi.

BAB XIII
SEKRETARIAT
Pasal 64

(1) Untuk menyelenggarakan administrasi Partai Persatuan Pembangunan, dibentuk


Sekretariat.
(2) Struktur organisasi, badan-badan kelengkapan, dan tata kerja Sekretariat ditetapkan
oleh Pengurus Harian.

BAB XIV
LAIN-LAIN
Pasal 65

Setiap tingkatan kepemimpinan Partai Persatuan Pembangunan harus memperhatikan


kesetaraan dan keadilan gender berdasarkan kualitas sumber daya manusia.

BAB XV
PEMBUBARAN
Pasal 66

(1) Partai Persatuan Pembangunan hanya dapat dibubarkan oleh Muktamar.


(2) Apabila terjadi pembubaran, maka seluruh aset Partai Persatuan Pembangunan
diserahkan kepada organisasi sosial kemasyarakatan Islam.

BAB XVI
PENUTUP
Pasal 67

(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga dan ketentuan lainnya.
(2) Anggaran Dasar ini hanya dapat diubah oleh Muktamar
(3) Anggaran Dasar ini diubah oleh Muktamar VI Partai Persatuan Pembangunan, yang
diselenggarakan pada tanggal 30 Januari s/d 3 Februari 2007 bertepatan dengan
tanggal 11 s/d 15 Muharram 1428 H di Jakarta.
(4) Dengan disahkannya Anggaran Dasar ini oleh Muktamar VI, maka Anggaran Dasar
hasil Keputusan Muktamar V dinyatakan tidak berlaku.

22
ANGGARAN RUMAH TANGGA
PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN

BAB I
LAMBANG
Pasal 1

(1) Ka'bah adalah simbol pemersatu Umat Islam.


(2) Ka'bah bagi Partai Persatuan Pembangunan merupakan simbol kesatuan arah
perjuangan umat Islam Indonesia dalam rangka beribadah kepada Allah Subahanu wa
Ta’ala serta merupakan sumber inspirasi dan motivasi untuk menegakkan Ajaran Islam
dalam segala bidang kehidupan.
(3) Lambang Partai Persatuan Pembangunan adalah gambar Ka’bah yang dipandang dari
arah depan pintu masuk bertirai warna kuning emas dan tampak disisi kiri Hajar
Aswad tepat pada sudut dinding, dibawah gambar ka’bah bertuliskan PPP berwarna
kuning emas yaitu singkatan nama Partai Persatuan Pembangunan diatas warna dasar
hijau dalam bingkai segi empat sama sisi berwarna kuning emas.

BAB – II
KEANGGOTAAN
Bagian Pertama
Persyaratan
Pasal 2

(1) Persyaratan untuk menjadi Anggota Partai Persatuan Pembangunan:


a. Telah berumur 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah menikah;
b. menyetujui dan melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta
Program Perjuangan Partai Persatuan Pembangunan;
c. sanggup aktif mengikuti kegiatan-kegiatan Partai Persatuan Pembangunan
(2) Setelah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan
menjadi Anggota oleh Pengurus Harian Dewan Pimpinan Cabang dan kepadanya
dapat diberikan Kartu Tanda Anggota Partai Persatuan Pembangunan oleh Pengurus
Harian Dewan Pimpinan Cabang .
(1) Mereka yang pada tanggal 5 Januari 1973 M bertepatan dengan tanggal 30 Dzulqa'dah
1392 H telah menjadi Anggota salah satu dari empat eks Partai Politik Islam yang
memfusikan kegiatan politiknya ke dalam Partai Persatuan Pembangunan, langsung
menjadi Anggota Partai Persatuan Pembangunan dan kepadanya dapat diberikan
Kartu Tanda Anggota Partai Persatuan Pembangunan oleh Pimpinan Harian Cabang
sepanjang yang bersangkutan tidak/belum menjadi Anggota partai politik lain

Bagian Kedua
Pemberhentian Anggota
Pasal 3

Anggota Partai Persatuan Pembangunan berhenti karena:


a. meninggal dunia;
b. atas permintaan sendiri secara tertulis;
c. diberhentikan;
d. menjadi Anggota partai politik lain;

Pasal 4

(1) Pemberhentian atau pemberhentian sementara seorang Anggota Partai Persatuan


Pembangunan dapat dilakukan karena:

23
a. melakukan perbuatan yang bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Partai Persatuan Pembangunan;
b. dengan sengaja tidak melaksanakan kewajibannya sebagai Anggota sebagaimana
diatur pada Pasal 9 Anggaran Dasar Partai Persatuan Pembangunan;
c. menjadi Anggota partai politik lain;
d. dengan sengaja melakukan tindak pidana kejahatan dengan ancaman hukuman
penjara 5 (lima) tahun atau lebih
(2) Pemberhentian terhadap Anggota Partai Persatuan Pembangunan sebagaimana
dimaksud ayat (1) huruf a, b dan c yang tidak menduduki jabatan di dalam maupun di
luar Partai Persatuan Pembangunan dilakukan oleh Pengurus Harian Dewan Pimpinan
Cabang setelah yang bersangkutan diberhentikan sementara dan terlebih dahulu diberi
peringatan tertulis 3 (tiga) kali berturut-turut secepat-cepatnya 15 hari dan selambat-
lambatnya 30 hari.
(3) Pemberhentian terhadap Anggota Partai Persatuan Pembangunan sebagaimana
dimaksud ayat (1) huruf a, b dan c yang menduduki jabatan di dalam maupun di luar
Partai Persatuan Pembangunan di tingkat pusat dilakukan oleh Pengurus Harian
Dewan Pimpinan Pusat setelah yang bersangkutan diberhentikan sementara dan
terlebih dahulu diberi peringatan tertulis 3 (tiga) kali berturut-turut secepat-cepatnya
15 hari dan selambat-lambatnya 30 hari.
(4) Pemberhentian terhadap Anggota Partai Persatuan Pembangunan sebagaimana
dimaksud ayat (1) huruf a, b dan c yang menduduki jabatan di dalam maupun di luar
Partai Persatuan Pembangunan di tingkat wilayah/provinsi dilakukan oleh Pengurus
Harian Dewan Pimpinan Pusat atas usul Pengurus Harian Dewan Pimpinan Wilayah
setelah yang bersangkutan diberhentikan sementara oleh Pengurus Harian Dewan
Pimpinan Wilayah dan terlebih dahulu diberi peringatan tertulis 3 (tiga) kali berturut-
turut secepat-cepatnya 15 hari dan selambat-lambatnya 30 hari.
(5) Pemberhentian terhadap Anggota Partai Persatuan Pembangunan sebagaimana
dimaksud ayat (1) huruf a, b dan c yang menduduki jabatan di dalam maupun di luar
Partai Persatuan Pembangunan di tingkat Cabang/Kabupaten/Kota dilakukan oleh
Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat atas usul Pengurus Harian Dewan Pimpinan
Cabang melalui Pengurus Harian Dewan Pimpinan Wilayah setelah yang
bersangkutan diberhentikan sementara oleh Pengurus Harian Dewan Pimpinan Cabang
dan terlebih dahulu diberi peringatan tertulis 3 (tiga) kali berturut-turut secepat-
cepatnya 15 hari dan selambat-lambatnya 30 hari.
(6) Pemberhentian terhadap Anggota Partai Persatuan Pembangunan sebagaimana
dimaksud ayat (1) huruf a, b dan c yang menduduki jabatan di dalam maupun di luar
Partai Persatuan Pembangunan di tingkat Anak Cabang/Kecamatan dilakukan oleh
Pengurus Harian Dewan Pimpinan Wilayah atas usul Pengurus Harian Pimpinan Anak
Cabang melalui Pengurus Harian Dewan Pimpinan Cabang setelah yang bersangkutan
diberhentikan sementara oleh Pengurus Harian Dewan Pimpinan Wilayah dan terlebih
dahulu diberi peringatan tertulis 3 (tiga) kali berturut-turut secepat-cepatnya 15 hari
dan selambat-lambatnya 30 hari.
(7) Pemberhentian terhadap Anggota Partai Persatuan Pembangunan sebagaimana
dimaksud ayat (1) huruf a, b dan c yang menduduki jabatan didalam Partai Persatuan
Pembangunan di tingkat Ranting/Desa/ Kelurahan dilakukan oleh Pengurus Harian
Dewan Pimpinan Cabang atas usul Pengurus Harian Pimpinan Anak Cabang setelah
yang bersangkutan diberhentikan sementara oleh Pengurus Harian Dewan Pimpinan
Cabang dan terlebih dahulu diberi peringatan tertulis 3 (tiga) kali berturut-turut
secepat-cepatnya 15 hari dan selambat-lambatnya 30 hari.
(8) Pemberhentian terhadap Anggota Partai Persatuan Pembangunan sebagaimana
dimaksud ayat (1) huruf (d) yang menduduki ataupun tidak menduduki jabatan di
dalam maupun di luar Partai Persatuan Pembangunan di tingkat Pusat dilakukan oleh
Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat setelah yang bersangkutan dinyatakan
bersalah berdasarkan Putusan Pengadilan Tingkat Pertama (Pengadilan

24
Negeri/Pengadilan TIPIKOR). Dalam hal Putusan Pengadilan Tingkat Pertama belum
menyatakan bersalah, maka yang bersangkutan dapat diberhentikan sementara oleh
Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat.
(9) Pemberhentian terhadap Anggota Partai Persatuan Pembangunan sebagaimana
dimaksud ayat (1) huruf d yang menduduki ataupun tidak menduduki jabatan di dalam
maupun di luar Partai Persatuan Pembangunan di tingkat Wilayah/Provinsi dilakukan
oleh Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat setelah yang bersangkutan dinyatakan
bersalah berdasarkan Putusan Pengadilan Tingkat Pertama (Pengadilan
Negeri/Pengadilan TIPIKOR). Dalam hal Putusan Pengadilan Tingkat Pertama belum
menyatakan bersalah, maka yang bersangkutan dapat diberhentikan sementara oleh
Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat.
(10) Pemberhentian terhadap Anggota Partai Persatuan Pembangunan sebagaimana
dimaksud ayat (1) huruf d yang menduduki ataupun tidak menduduki jabatan di dalam
maupun di luar Partai Persatuan Pembangunan di tingkat Cabang dilakukan oleh
Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat setelah yang bersangkutan dinyatakan
bersalah berdasarkan Putusan Pengadilan Tingkat Pertama (Pengadilan
Negeri/Pengadilan TIPIKOR). Dalam hal Putusan Pengadilan Tingkat Pertama belum
menyatakan bersalah, maka yang bersangkutan dapat diberhentikan sementara oleh
Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat.
(11) Pemberhentian terhadap Anggota Partai Persatuan Pembangunan sebagaimana
dimaksud ayat (1) huruf d yang menduduki ataupun tidak menduduki jabatan di dalam
maupun di luar Partai Persatuan Pembangunan di tingkat Anak Cabang/Kecamatan
dilakukan oleh Pengurus Harian Dewan Pimpinan Wilayah setelah yang bersangkutan
dinyatakan bersalah berdasarkan Putusan Pengadilan Tingkat Pertama (Pengadilan
Negeri/Pengadilan TIPIKOR). Dalam hal Putusan Pengadilan Tingkat Pertama belum
menyatakan bersalah, maka yang bersangkutan dapat diberhentikan sementara oleh
Pengurus Harian Dewan Pimpinan Wilayah .
(12) Pemberhentian terhadap Anggota Partai Persatuan Pembangunan sebagaimana
dimaksud ayat (1) huruf d yang menduduki ataupun tidak menduduki jabatan di dalam
maupun di luar Partai Persatuan Pembangunan di tingkat Ranting/Desa/Kelurahan
dilakukan oleh Pengurus Harian Dewan Pimpinan Cabang setelah yang bersangkutan
dinyatakan bersalah berdasarkan Putusan Pengadilan Tingkat Pertama (Pengadilan
Negeri/Pengadilan TIPIKOR). Dalam hal Putusan Pengadilan Tingkat Pertama belum
menyatakan bersalah, maka yang bersangkutan dapat diberhentikan sementara oleh
Pengurus Harian Dewan Pimpinan Cabang .
(13) Pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat (5), ayat
(6), ayat (7), ayat (8), ayat (9), ayat (10), ayat (11), dan ayat (12) dibuktikan dengan
surat keputusan Pengurus Harian.
(14) Anggota Partai Persatuan Pembangunan yang diberhentikan atau diberhentikan
sementara berhak mengajukan peninjauan kembali kepada Pimpinan Harian yang
memberhentikan dan/atau tingkat Pimpinan Harian yang lebih tinggi sampai kepada
Muktamar

BAB III
PIMPINAN
Bagian Pertama
Persyaratan dan Larangan
Pasal 5

Untuk dapat dipilih menjadi Anggota Dewan Pimpinan di semua tingkatan harus
memenuhi syarat:
a. Beriman dan bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala serta berakhlak mulia,
memiliki prestasi, dedikasi, dan loyalitas yang tinggi terhadap Partai Persatuan
Pembangunan;

25
b. telah menjadi Anggota Partai Persatuan Pembangunan yang dibuktikan dengan Kartu
Tanda Anggota;
c. Untuk jabatan Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Pengurus Harian Dewan Pimpinan
Pusat, Ketua dan Sekretaris Pengurus Harian Wilayah/Cabang/Anak Cabang telah
menjadi Pengurus Partai Persatuan Pembangunan sekurang-kurangnya 1 (satu) periode
pada masing-masing tingkatannya dan/atau pada kepengurusan satu tingkat di
bawahnya.

Pasal 6

(1) Seorang Anggota Partai Persatuan Pembangunan hanya dapat dipilih untuk jabatan
Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum atau Sekretaris Jenderal Pengurus Harian
Dewan Pimpinan Pusat serta Ketua atau Sekretaris Pengurus Harian Dewan Pimpinan
Wilayah /Dewan Pimpinan Cabang /Pimpinan Anak Cabang/Pimpinan Ranting untuk
2 (dua) kali masa bakti berturut-turut atau tidak berturut-turut pada jabatan dan
tingkatan yang sama.
(2) Ketua Umum Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan
Pembangunan,dan Ketua Pengurus Harian Dewan Pimpinan Wilayah /Dewan
Pimpinan Cabang /Pimpinan Anak Cabang/Pimpinan Ranting berkewajiban
menyelesaikan masa jabatannya.

Pasal 7

(1) Seorang Anggota Partai Persatuan Pembangunan dilarang


memegang jabatan rangkap pada Dewan Pimpinan di semua tingkatan.
(2) Apabila terjadi rangkap jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), jabatan sebelumnya batal dengan sendirinya.
(3) Setiap Anggota Dewan Pimpinan di semua tingkatan yang
menduduki Jabatan Eksekutif, dapat mendelegasikan tugas-tugas Partai kepada
Anggota Dewan Pimpinan lain

Bagian Kedua
Mekanisme Kerja
Pasal 8

(1) Ketua Umum, Ketua Pengurus Harian Dewan Pimpinan Wilayah /Dewan Pimpinan
Cabang /Pimpinan Anak Cabang/Pimpinan Ranting, bertugas memimpin dan sebagai
penanggungjawab umum Dewan Pimpinan sesuai tingkatannya.
(2) Wakil Ketua Umum bertugas membantu Ketua Umum dalam memimpin Dewan
Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan, serta mewakili Ketua Umum apabila
Ketua Umum berhalangan dalam menjalankan tugasnya.
(3) Ketua Dewan Pimpinan Pusat, Wakil Ketua Dewan Pimpinan Wilayah /Dewan
Pimpinan Cabang /Pimpinan Anak Cabang/Pimpinan Ranting bertugas menjalankan
bidang tugas yang telah ditetapkan, dan bertanggungjawab kepada Pengurus Harian
sesuai tingkatannya.
(4) Sekretaris Jenderal, Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah /Dewan Pimpinan Cabang
/Pimpinan Anak Cabang/ Pimpinan Ranting, bertugas sebagai administrator organisasi
Dewan Pimpinan sesuai tingkatannya.
(5) Wakil Sekretaris Jenderal, Wakil Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah /Dewan
Pimpinan Cabang /Pimpinan Anak Cabang/Pimpinan Ranting, bertugas merencanakan
dan melaksanakan administrasi kegiatan pelaksanaan tugas bidang Ketua Pengurus
Harian Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Wilayah /Dewan Pimpinan
Cabang /Pimpinan Anak Cabang/Pimpinan Ranting dan bertanggungjawab kepada
Pengurus Harian sesuai tingkatannya.

26
(6) Bendahara bertugas merencanakan dan melaksanakan pengumpulan dana, serta
mengelola administrasi keuangan partai dengan sebaik-baiknya.
(7) Wakil Bendahara bertugas membantu bendahara dalam menjalankan tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (6).
(8) Keuangan Partai Persatuan Pembangunan dipertanggungjawabkan oleh Bendahara
kepada Pengurus Harian sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali dalam rapat
Pengurus Harian dan selanjutnya Pengurus Harian melaporkannya kepada rapat pleno
Dewan Pimpinan sesuai tingkatannya.

Pasal 9

(1) Pengurus Harian di setiap tingkatan bekerja secara kolektif. oleh karena itu, semua
kebijakan yang ditetapkan, harus didasarkan atas keputusan Rapat Pengurus Harian.
(2) Dalam hal yang sangat mendesak, Ketua Umum bersama dengan Wakil Ketua Umum,
Ketua terkait, Sekretaris Jenderal, dan Wakil Sekretaris Jenderal terkait, serta Ketua
Pengurus Harian Dewan Pimpinan Wilayah /Dewan Pimpinan Cabang / Pimpinan
Anak Cabang/Pimpinan Ranting bersama Wakil Ketua terkait, Sekretaris, dan Wakil
Sekretaris terkait, dapat menetapkan suatu kebijakan di luar rapat Pengurus Harian dan
selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah itu harus dipertanggungjawabkan kepada
Rapat Pengurus Harian sesuai tingkatannya.

Bagian Ketiga
Pemberhentian Anggota Dewan Pimpinan
Pasal 10

(1) Pemberhentian atau pemberhentian sementara Anggota Dewan Pimpinan dapat


dilakukan karena:
a. meninggal dunia;
b. berhenti atas permintaan sendiri;
c. nyata-nyata tidak aktif dalam kegiatan kepemimpinan Partai Persatuan
Pembangunan;
d. melakukan perbuatan yang menjatuhkan nama Partai Persatuan Pembangunan;
e. melanggar keputusan Partai Persatuan Pembangunan yang telah diambil dengan
sah;
f. dinyatakan bersalah dengan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap.
(2) Pemberhentian Anggota Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan
dilakukan oleh Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat berdasarkan Rapat Pengurus
Harian Dewan Pimpinan Pusat yang telah diambil dengan sah. Dalam hal
pemberhentian dilakukan terhadap Anggota Pimpinan Majelis/Anggota Majelis maka
Rapat Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat harus dihadiri oleh Pimpinan Majelis
yang bersangkutan.
(3) Pemberhentian Anggota Dewan Pimpinan Wilayah Partai Persatuan Pembangunan
yang terdiri dari:
a. Anggota Pengurus Harian Dewan Pimpinan Wilayah dan Anggota Pimpinan
Majelis Tingkat Wilayah dilakukan oleh Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat
atas usul Pengurus Harian Dewan Pimpinan Wilayah berdasarkan keputusan rapat
Pengurus Harian Dewan Pimpinan Wilayah yang telah diambil dengan sah. Dalam
hal pemberhentian dilakukan terhadap Anggota Pimpinan Majelis tingkat Wilayah,
maka Rapat Pengurus Harian Dewan Pimpinan Wilayah harus dihadiri oleh
Pimpinan Majelis yang bersangkutan.
b. Anggota Majelis tingkat Wilayah, Pimpinan dan Anggota Biro/Lembaga dilakukan
oleh Pengurus Harian Dewan Pimpinan Wilayah berdasarkan keputusan Rapat
Pengurus Harian Dewan Pimpinan Wilayah yang telah diambil dengan sah. Dalam

27
hal pemberhentian dilakukan terhadap Anggota Majelis tingkat Wilayah, maka
Rapat Pengurus Harian Dewan Pimpinan Wilayah harus dihadiri oleh Pimpinan
Majelis yang bersangkutan
(4) Pemberhentian Anggota Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan
yang terdiri dari:
a. Anggota Pengurus Harian Dewan Pimpinan Cabang dan Anggota Pimpinan
Majelis Tingkat Cabang dilakukan oleh Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat
atas usul Pengurus Harian Dewan Pimpinan Cabang melalui Pengurus Harian
Dewan Pimpinan Wilayah , berdasarkan keputusan rapat Pengurus Harian Dewan
Pimpinan Cabang yang telah diambil dengan sah. Dalam hal pemberhentian
dilakukan terhadap Anggota Pimpinan Majelis tingkat Cabang, maka Rapat
Pengurus Harian Dewan Pimpinan Cabang harus dihadiri oleh Pimpinan Majelis
yang bersangkutan.
b. Anggota Majelis tingkat Cabang, Pimpinan dan Anggota Bagian/Lembaga
dilakukan oleh Pengurus Harian Dewan Pimpinan Cabang berdasarkan keputusan
Rapat Pengurus Harian Dewan Pimpinan Cabang yang telah diambil dengan sah.
Dalam hal pemberhentian dilakukan terhadap Anggota Majelis tingkat Cabang,
maka Rapat Pengurus Harian Dewan Pimpinan Cabang harus dihadiri oleh
Pimpinan Majelis yang bersangkutan
(5) Pemberhentian Anggota Pimpinan Anak Cabang Partai Persatuan Pembangunan yang
terdiri dari:
a. Anggota Pengurus Harian Pimpinan Anak Cabang dan Anggota Pimpinan Majelis
Pertimbangan Anak Cabang dilakukan oleh Pengurus Harian Dewan Pimpinan
Wilayah atas usul Pengurus Harian Anak Cabang melalui Pengurus Harian Dewan
Pimpinan Cabang , berdasarkan keputusan rapat Pengurus Harian Pimpinan Anak
Cabang yang telah diambil dengan sah. Dalam hal pemberhentian dilakukan
terhadap Anggota Pimpinan Majelis Pertimbangan Anak Cabang, maka Rapat
Pengurus Harian Pimpinan Anak Cabang harus dihadiri oleh Pimpinan Majelis
Pertimbangan Anak Cabang.
b. Anggota Majelis Pertimbang Anak Cabang, Pimpinan dan Anggota Seksi
dilakukan oleh Pengurus Harian Pimpinan Anak Cabang berdasarkan keputusan
Rapat Pengurus Harian Pimpinan Anak Cabang yang telah diambil dengan sah.
Dalam hal pemberhentian dilakukan terhadap Pimpinan Majelis Pertimbangan
Anak Cabang, maka Rapat Pengurus Harian Pimpinan Anak Cabang harus dihadiri
oleh Pimpinan Majelis Pertimbangan Anak Cabang.
(6) Pemberhentian Anggota Pimpinan Ranting Partai Persatuan Pembangunan yang terdiri
dari:
a. Anggota Pengurus Harian Pimpinan Ranting dan Anggota Pimpinan Majelis
Pertimbangan Ranting dilakukan oleh Pengurus Harian Dewan Pimpinan Cabang
atas usul Pengurus Harian Pimpinan Ranting melalui Pengurus Harian Pimpinan
Anak Cabang, berdasarkan keputusan rapat Pengurus Harian Pimpinan Ranting
yang telah diambil dengan sah. Dalam hal pemberhentian dilakukan terhadap
Anggota Pimpinan Majelis Pertimbangan Ranting, maka Rapat Pengurus Harian
Pimpinan Ranting harus dihadiri oleh Pimpinan Majelis Pertimbangan Ranting.
b. Anggota Majelis Pertimbangan Ranting dan Kelompok Kerja Ranting dilakukan
oleh Pengurus Harian Pimpinan Ranting, berdasarkan keputusan Rapat Pengurus
Harian Pimpinan Ranting yang telah diambil dengan sah. Dalam hal
pemberhentian dilakukan terhadap Anggota Majelis Pertimbangan Ranting, maka
Rapat Pengurus Harian Pimpinan Ranting harus dihadiri oleh Pimpinan Majelis
yang bersangkutan
(7) Sebelum dilakukan pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat 2), ayat
(3), ayat (4), ayat (5), dan ayat (6) dapat dilakukan pemberhentian sementara

28
(8) Pemberhentian atau pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada (2), ayat
(3), ayat (4), ayat (5), ayat (6) dan ayat (7) dibuktikan dengan surat keputusan
Pengurus Harian.
(9) Didalam Rapat Pengurus Harian sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ayat (3), ayat
(4), ayat (5), ayat (6) dan Ayat (7) Anggota Dewan Pimpinan yang akan diberhentikan
diberi kesempatan untuk membela diri.

Bagian Keempat
Pengisian Lowongan Jabatan
Paragraf Pertama
Lowongan Jabatan
Pasal 11

(1) Dalam hal terjadi lowongan jabatan di suatu Dewan Pimpinan, lowongan jabatan
tersebut harus diisi dalam waktu selambat-lambat 1 (satu) bulan.
(2) Lowongan jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terjadi karena pemberhentian
Anggota Dewan Pimpinan.

Paragraf Kedua
Dewan Pimpinan Pusat
Pasal 12

(1) Dalam hal terjadi lowongan jabatan Ketua Umum, jabatan tersebut hanya dapat diisi
oleh Wakil Ketua Umum, yang disahkan dalam rapat Pengurus Harian Dewan
Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan.
(2) Dalam hal terjadi lowongan jabatan Wakil Ketua Umum, jabatan tersebut hanya dapat
diisi oleh salah seorang Ketua, yang diputuskan dalam Rapat Pengurus Harian Dewan
Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan.
(3) Dalam hal terjadi lowongan jabatan Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum secara
bersamaan, jabatan tersebut hanya dapat diisi oleh Anggota Dewan Pimpinan Pusat
Partai Persatuan Pembangunan sebagai Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum yang
dipilih dan ditetapkan oleh Musyawarah Kerja Nasional
(4) Dalam hal terjadi lowongan jabatan Ketua, jabatan tersebut hanya dapat diisi oleh
Anggota Pengurus Harian, Anggota Pimpinan Majelis Syari’ah, Anggota Pimpinan
Majelis Pertimbangan Pusat, dan Anggota Pimpinan Majelis Pakar Pusat, yang dipilih
dan ditetapkan dalam Rapat Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan
Pembangunan.
(5) Dalam hal terjadi lowongan jabatan Sekretaris Jenderal, jabatan tersebut hanya dapat
diisi oleh salah seorang Wakil Sekretaris Jenderal yang diputuskan dalam rapat
Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan.
(6) Dalam hal terjadi lowongan jabatan Wakil Sekretaris Jenderal, jabatan tersebut hanya
dapat diisi oleh Anggota Pengurus Harian, Anggota Pimpinan Majelis Syari’ah,
Anggota Pimpinan Majelis Pertimbangan, Anggota Pimpinan Majelis Pakar, Pimpinan
Departemen dan Lembaga yang dipilih dan ditetapkan dalam Rapat Pengurus Harian
Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan.
(7) Dalam hal terjadi lowongan jabatan Bendahara, jabatan tersebut hanya dapat diisi oleh
salah seorang Wakil Bendahara yang diputuskan dalam Rapat Pengurus Harian Dewan
Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan.
(8) Dalam hal terjadi lowongan jabatan Wakil Bendahara, jabatan tersebut hanya dapat
diisi oleh Anggota Pengurus Harian, Anggota Pimpinan Majelis Syari’ah, Anggota
Pimpinan Majelis Pertimbangan, Anggota Pimpinan Majelis Pakar, Pimpinan
Departemen dan Lembaga, yang dipilih dan ditetapkan dalam Rapat Pengurus Harian
Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan.

29
(9) Dalam hal terjadi lowongan jabatan Ketua Majelis, jabatan tersebut hanya dapat diisi
oleh salah seorang Wakil Ketua Majelis yang bersangkutan, yang dipilih serta
ditetapkan dalam Rapat Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan
Pembangunan, dan dihadiri oleh Pimpinan Majelis yang bersangkutan.
(10) Dalam hal terjadi lowongan jabatan Wakil Ketua Majelis, jabatan tersebut hanya dapat
diisi oleh salah seorang Anggota Majelis yang bersangkutan yang dipilih serta
ditetapkan dalam Rapat Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan
Pembangunan, dan dihadiri oleh Pimpinan Majelis yang bersangkutan.
(11) Dalam hal terjadi lowongan jabatan Sekretaris Majelis, jabatan tersebut hanya dapat
diisi oleh salah seorang Wakil Sekretaris Majelis yang dipilih dan ditetapkan dalam
Rapat Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan, dan
dihadiri oleh Pimpinan Majelis yang bersangkutan.
(12) Dalam hal terjadi lowongan jabatan Wakil Sekretaris Majelis, jabatan tersebut hanya
dapat diisi oleh salah seorang Anggota Majelis yang dipilih dan ditetapkan dalam
Rapat Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan, dan
dihadiri oleh Pimpinan Majelis yang bersangkutan.

Paragraf Ketiga
Dewan Pimpinan Wilayah Dan Cabang
Pasal 13

(1) Dalam hal terjadi lowongan jabatan Ketua, jabatan tersebut hanya dapat diisi oleh
salah seorang Wakil Ketua yang dipilih dan ditetapkan dalam Rapat Pengurus Harian
sesuai tingkatannya.
(2) Dalam hal terjadi lowongan jabatan Wakil Ketua, jabatan tersebut hanya dapat diisi
oleh salah seorang Anggota Pengurus Harian, Anggota Pimpinan Majelis
Pertimbangan, dan Anggota Pimpinan Majelis Pakar yang dipilih dan ditetapkan dalam
Rapat Pengurus Harian sesuai tingkatannya.
(3) Dalam hal terjadi lowongan jabatan Sekretaris, jabatan tersebut hanya dapat diisi oleh
salah seorang Wakil Sekretaris yang dipilih dan ditetapkan dalam Rapat Pengurus
Harian sesuai tingkatannya.
(4) Dalam hal terjadi lowongan jabatan Wakil Sekretaris, jabatan tersebut hanya dapat
diisi oleh salah seorang Anggota Pengurus Harian, Anggota Pimpinan Majelis
Pertimbangan, Anggota Pimpinan Majelis Pakar, Pimpinan Biro/Bagian, Pimpinan
Lembaga, yang dipilih dan ditetapkan dalam Rapat Pengurus Harian sesuai
tingkatannya.
(5) Dalam hal terjadi lowongan jabatan Bendahara, jabatan tersebut hanya dapat diisi oleh
salah seorang Wakil Bendahara yang dipilih dan ditetapkan dalam Rapat Pengurus
Harian sesuai tingkatannya.
(6) Dalam hal terjadi lowongan jabatan Wakil Bendahara, jabatan tersebut hanya dapat
diisi oleh seorang Anggota Pengurus Harian, Anggota Pimpinan Majelis
Pertimbangan, dan Anggota Pimpinan Majelis Pakar, Pimpinan Biro/Bagian, Pimpinan
Lembaga, yang dipilih dan ditetapkan dalam Rapat Pengurus Harian sesuai
tingkatannya.
(7) Dalam hal terjadi lowongan jabatan Ketua Majelis, jabatan tersebut hanya dapat diisi
oleh salah seorang Wakil Ketua Majelis yang dipilih dan ditetapkan dalam Rapat
Pengurus Harian sesuai tingkatannya, dan dihadiri oleh Pimpinan Majelis yang
bersangkutan.
(8) Dalam hal terjadi lowongan jabatan Wakil Ketua Majelis, jabatan tersebut hanya dapat
diisi oleh salah seorang Anggota Majelis yang bersangkutan yang dipilih dan
ditetapkan dalam Rapat Pengurus Harian sesuai tingkatannya, dan dihadiri oleh
Pimpinan Majelis yang bersangkutan.

30
(9) Dalam hal terjadi lowongan jabatan Sekretaris Majelis, jabatan tersebut hanya dapat
diisi oleh salah seorang Wakil Sekretaris Majelis yang dipilih dan ditetapkan dalam
Rapat Pengurus Harian sesuai tingkatannya, dan dihadiri oleh Pimpinan Majelis yang
bersangkutan.
(10) Dalam hal terjadi lowongan jabatan Wakil Sekretaris Majelis, jabatan tersebut hanya
dapat diisi oleh salah seorang Anggota Majelis yang dipilih dan ditetapkan dalam
Rapat Pengurus Harian sesuai tingkatannya, dan dihadiri oleh Pimpinan Majelis Pakar.
(11) Pengesahan pengisian lowongan jabatan di Dewan Pimpinan Wilayah Partai Persatuan
Pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat
(5), ayat (6), ayat (7), ayat (8), ayat (9), dan ayat (10) dilakukan oleh Pengurus Harian
Dewan Pimpinan Pusat atas usul Pengurus Harian Dewan Pimpinan Wilayah .
(12) Pengesahan pengisian lowongan jabatan di Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan
Pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat
(5), ayat (6), ayat (7), ayat (8), ayat (9), dan ayat (10) dilakukan oleh Pengurus Harian
Dewan Pimpinan Wilayah atas usul Pengurus Harian Dewan Pimpinan Cabang.

Paragraf Keempat
Pimpinan Anak Cabang Dan Ranting
Pasal 14

(1) Dalam hal terjadi lowongan jabatan Ketua, jabatan tersebut hanya dapat diisi oleh
Wakil Ketua yang dipilih dan ditetapkan dalam Rapat Pengurus Harian sesuai
tingkatannya.
(2) Dalam hal terjadi lowongan jabatan Wakil Ketua, maka jabatan tersebut hanya dapat
diisi oleh seorang Anggota Pengurus Harian dan Anggota Pimpinan Majelis
Pertimbangan, yang dipilih dan ditetapkan dalam Rapat Pengurus Harian sesuai
tingkatannya.
(3) Dalam hal terjadi lowongan jabatan Sekretaris, maka jabatan tersebut hanya dapat diisi
oleh salah seorang Wakil Sekretaris yang dipilih dan ditetapkan dalam Rapat Pengurus
Harian sesuai tingkatannya.
(4) Dalam hal terjadi lowongan jabatan Wakil Sekretaris, jabatan tersebut hanya dapat
diisi oleh salah seorang Anggota Pengurus Harian, Anggota Pimpinan Majelis
Pertimbangan, Pimpinan Seksi/kelompok Kerja, yang dipilih dan ditetapkan dalam
Rapat Pengurus Harian sesuai tingkatannya.
(5) Dalam hal terjadi lowongan jabatan Bendahara, jabatan tersebut hanya dapat diisi oleh
salah seorang Wakil Bendahara yang dipilih dan ditetapkan dalam Rapat Pengurus
Harian sesuai tingkatannya.
(6) Dalam hal terjadi lowongan jabatan Wakil Bendahara, jabatan tersebut hanya dapat
diisi oleh Anggota Pengurus Harian, Anggota Pimpinan Majelis Pertimbangan,
Pimpinan Seksi/Kelompok Kerja, yang dipilih dan ditetapkan dalam Rapat Pengurus
Harian sesuai tingkatannya.
(7) Dalam hal terjadi lowongan jabatan Ketua Majelis Pertimbangan, jabatan tersebut
hanya dapat diisi oleh salah seorang Wakil Ketua Majelis Petimbangan yang dipilih
dan ditetapkan dalam Pengurus Harian Harian sesuai tingkatannya, yang dihadiri oleh
Pimpinan Majelis Pertimbangan sesuai tingkatannya.
(8) Dalam hal terjadi lowongan jabatan Wakil Ketua Majelis Pertimbangan, jabatan
tersebut hanya dapat diisi oleh salah seorang Anggota Majelis Petimbangan, yang
dipilih dan ditetapkan dalam Rapat Pengurus Harian sesuai tingkatannya yang dihadiri
oleh Pimpinan Majelis Pertimbangan.

31
(9) Pengesahan pengisian lowongan jabatan Pimpinan Anak Cabang Partai Persatuan
Pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat
(5), ayat (6), ayat (7), ayat (8), dan ayat (9) dilakukan oleh Pengurus Harian Dewan
Pimpinan Cabang atas usul Pengurus Harian Pimpinan Anak Cabang.
(10) Pengesahan pengisian lowongan jabatan di Pimpinan Ranting Partai Persatuan
Pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat
(5), ayat (6), ayat (7), ayat (8), dan ayat (9) dilakukan oleh Pengurus Harian Pimpinan
Anak Cabang atas usul Pengurus Harian Pimpinan Ranting.

Bagian Kelima
Pengisian Lowongan Jabatan Lebih dari Separuh 
Pasal 15

(1) Dalam hal terjadi lowongan jabatan lebih dari separuh jabatan pada Pengurus Harian,
maka lowongan jabatan tersebut hanya dapat diisi oleh Anggota Dewan Pimpinan
Pusat Partai Persatuan Pembangunan yang dipilih dan ditetapkan oleh Musyawarah
Kerja Nasional.
(2) Dalam hal terjadi lowongan jabatan lebih dari separuh jabatan pada suatu Pengurus
Harian Dewan Pimpinan Wilayah , maka lowongan jabatan tersebut hanya dapat diisi
oleh Anggota Dewan Pimpinan Wilayah Partai Persatuan Pembangunan, yang dipilih
dan ditetapkan oleh Musyawarah Kerja Wilayah dan disahkan oleh Pengurus Harian
Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan.
(3) Dalam hal terjadi lowongan jabatan lebih dari separuh jabatan pada suatu Pengurus
Harian Dewan Pimpinan Cabang , maka lowongan jabatan tersebut hanya dapat diisi
oleh Anggota Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan, yang dipilih
dan ditetapkan oleh Musyawarah Kerja Cabang dan disahkan oleh Pengurus Harian
Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan dengan rekomendasi dari
Pengurus Harian Dewan Pimpinan Wilayah Partai Persatuan Pembangunan.
(4) Dalam hal terjadi lowongan jabatan lebih dari separuh jabatan pada suatu Pengurus
Harian Pimpinan Anak Cabang, maka lowongan jabatan tersebut hanya dapat diisi oleh
Anggota Pimpinan Anak Cabang Partai Persatuan Pembangunan, yang dipilih dan
ditetapkan oleh Musyawarah Kerja Anak Cabang dan disahkan oleh Pengurus Harian
Dewan Pimpinan Wilayah Partai Persatuan Pembangunan.
(5) Dalam hal terjadi lowongan jabatan lebih dari separuh jabatan pada suatu Pengurus
Harian Pimpinan Ranting, maka lowongan jabatan tersebut hanya dapat diisi oleh
Anggota Pimpinan Ranting Partai Persatuan Pembangunan, yang dipilih dan
ditetapkan oleh Musyawarah Ranting dan disahkan oleh Pengurus Harian Dewan
Pimpinan Cabang dengan rekomendasi Pengurus Harian Pimpinan Anak Cabang.

BAB IV
MAJELIS SYARI'AH
Pasal 16

(1) Majelis Syari'ah memberikan fatwa agama berdasarkan hasil Rapat Majelis.
(2) Majelis Syari'ah dapat membentuk kelompok kerja Majelis.
(3) Majelis Syari'ah menetapkan tatakerja Majelis.
(4) Sekretariat Majelis Syari'ah dilaksanakan oleh Sekretariat partai.

BAB V
MAJELIS PERTIMBANGAN
Pasal 17

(1) Majelis Pertimbangan memberikan pertimbangan, nasihat, dan saran berdasarkan hasil
Rapat Majelis

32
(2) Majelis Pertimbangan dapat membentuk kelompok kerja Majelis
(3) Majelis Pertimbangan menetapkan tatakerja Majelis
(4) Sekretariat Majelis Pertimbangan dilaksanakan oleh Sekretaris Majelis Pertimbangan
dibantu oleh Sekretariat partai.

BAB VI
MAJELIS PAKAR
Pasal 18

(1) Majelis Pakar bertugas:


a. Membahas, mengkaji, serta merumuskan kebijakan dan langkah-langkah strategis
perjuangan Partai dalam berbagai dimensi kehidupan;
b. mengkaji dan merumuskan berbagai tuntutan dan aspirasi masyarakat secara
cermat dan komprehensif sebagai bahan Pimpinan Harian Pusat menanggapi dan
memperjuangkan tuntutan dan aspirasi tersebut melalui alat-alat perjuangan Partai;
c. memberi masukan dalam perumusan program perjuangan Partai;
d. meningkatkan harkat dan martabat serta citra Partai;
e. menganalisa persoalan aktual masyarakat secara kritis dan konsepsional.
(2) Majelis Pakar dapat membentuk kelompok kerja Majelis.
(3) Majelis Pakar menetapkan tatakerja Majelis.
(4) Sekretariat Majelis Pakar dilaksanakan oleh Sekretaris Majelis
Pakar dibantu oleh Sekretariat partai.

BAB VII
PERMUSYAWARATAN
Bagian Pertama
Musyawarah
Paragraf Pertama
Muktamar
Pasal 19

(1) Peserta Muktamar terdiri dari:


a. Utusan;
b. Peninjau.
(2) Utusan terdiri dari:
a. Pengurus Harian dan Pimpinan Majelis Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan
Pembangunan.
b. Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah /Dewan Pimpinan Cabang .
c. Hasil perimbangan jumlah anggota DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota, dengan
ketentuan sebagai berikut:
(a). Setiap 4 – 6 Anggota DPRD ditambah 1 (satu) utusan.
(b). Setiap 7 – 9 Anggota DPRD ditambah 2 (dua) utusan.
(c). Setiap 10 – 12 Anggota DPRD ditambah 3 (tiga) utusan.
(d). Setiap 13 – 15 Anggota DPRD ditambah 4 (empat) utusan.
(e). Setiap 16 – 18 Anggota DPRD ditambah 5 (lima) utusan.
(f). Setiap 19 – 21 Anggota DPRD ditambah 6 (enam) utusan.
(g). Lebih dari 21 Anggota DPRD ditambah 7 (tujuh) utusan.
d. Dalam hal Ketua atau Sekretaris Pengurus Harian Dewan Pimpinan Wilayah
/Dewan Pimpinan Cabang berhalangan, penggantinya adalah Wakil Ketua atau
Wakil Sekretaris yang dipilih dari dan oleh Pengurus Harian Dewan Pimpinan
Wilayah /Dewan Pimpinan Cabang .
(3) Peninjau terdiri dari:
a. Anggota Majelis, Pimpinan dan Anggota Departemen/Lembaga, dan Pimpinan
Badan Otonom tingkat pusat.

33
b. Anggota FPPP DPR/MPR-RI
c. Anggota Partai Persatuan Pembangunan yang menjadi Pejabat di Lembaga Negara/
Pemerintahan di tingkat pusat.
(4) Muktamar dilaksanakan setelah Musyawarah Wilayah seluruh Indonesia.

Pasal 20

(1) Setiap utusan Muktamar mempunyai hak bicara dan hak 1 (satu) suara,
(2) Setiap peninjau Muktamar hanya mempunyai hak bicara.
(3) Khusus untuk utusan Dewan Pimpinan Pusat (Pengurus Harian dan
Pimpinan Majelis) tidak mempunyai hak suara

Pasal 21

(1) Muktamar sah apabila dihadiri oleh lebih dari seperdua jumlah Utusan Dewan
Pimpinan Wilayah Partai Persatuan Pembangunan dan lebih dari seperdua jumlah
Utusan Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan.
(2) Sidang-sidang Muktamar sah apabila dihadiri oleh lebih dari seperdua jumlah utusan
yang hadir.
(3) Keputusan Muktamar sah apabila disetujui oleh lebih dari seperdua jumlah utusan yang
hadir dalam sidang.
(4) Keputusan Muktamar tentang perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga, sah apabila disetujui oleh sekurang-kurangnya duapertiga jumlah utusan yang
hadir dalam sidang.
(5) Pengambilan keputusan mengenai orang dilakukan secara bebas dan rahasia.
(6) Tata Tertib pemilihan Pimpinan Harian Pusat, Pimpinan Majelis Pertimbangan Pusat,
Pimpinan Majelis Syari'ah Pusat dan Pimpinan Majelis Pakar Pusat ditetapkan oleh
Muktamar.

Pasal 22

(1) Rancangan materi Muktamar disiapkan oleh Pimpinan Harian Pusat dan disampaikan
kepada seluruh Dewan Pimpinan Wilayah Partai Persatuan Pembangunan dan Dewan
Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan
sebelum Muktamar berlangsung
(2) Sidang-sidang Muktamar dipimpin oleh Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat.

Paragraf Kedua
Musyawarah Kerja Nasional
Pasal 23

Peserta Musyawarah Kerja Nasional terdiri dari:


a. Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan;
b. Ketua dan Sekretaris Pengurus Harian Dewan Pimpinan Wilayah Partai Persatuan
Pembangunan;
c. Pimpinan Fraksi Partai Persatuan Pembangunan di MPR/DPR-RI
d. Pejabat di Lembaga Negara/Pemerintahan di tingkat pusat Anggota Partai Persatuan
Pembangunan selain dimaksud huruf c

Pasal 24

34
(1) Rancangan materi Musyawarah Kerja Nasional disiapkan oleh Pengurus Harian
Dewan Pimpinan Pusat dan disampaikan 15 (lima belas) hari sebelum Musyawarah
Kerja Nasional berlangsung kepada seluruh peserta sebagaimana dimaksud pada pasal
23.
(2) Acara dan Tata Tertib Musyawarah Kerja Nasional ditetapkan oleh Pengurus Harian
Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan.
(3) Sidang-sidang Musyawarah Kerja Nasional dipimpin oleh Pengurus Harian Dewan
Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan.

Paragraf Ketiga
Musyawarah Wilayah
Pasal 25

(1) Peserta Musyawarah Wilayah terdiri dari:


a. Utusan;
b. Peninjau.
(2) Utusan terdiri dari:
a. Pengurus Harian Dewan Pimpinan Wilayah dan Pimpinan Majelis Wilayah;
b. Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan;
c. Hasil perimbangan jumlah anggota DPRD Kabupaten/Kota, dengan ketentuan
sebagai berikut:
(a) Setiap 4 - 6 Anggota DPRD ditambah 1 (satu) utusan.
(b) Setiap 7 - 9 Anggota DPRD ditambah 2 (dua) utusan.
(c) Setiap 10 - 12 Anggota DPRD ditambah 3 (tiga) utusan.
(d) Setiap 13 - 15 Anggota DPRD ditambah 4 (empat) utusan.
(e) Setiap 16 - 18 Anggota DPRD ditambah 5 (lima) utusan.
(f) Setiap 19 - 21 Anggota DPRD ditambah 6 (enam) utusan.
(g) Lebih dari 21 Anggota DPRD ditambah 7 (tujuh) utusan.
d. Dalam hal Ketua atau Sekretaris utusan Pengurus Harian Dewan Pimpinan Cabang
berhalangan, penggantinya adalah Wakil Ketua atau Wakil Sekretaris yang dipilih
dari dan oleh Pengurus Harian Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan
Pembangunan.
(3) Peninjau terdiri dari:
a. Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan
b. Anggota Majelis, Pimpinan dan Anggota Biro/Lembaga, dan Pimpinan Badan
Otonom tingkat wilayah.
c. Anggota FPPP DPRD Provinsi.
d. Anggota Partai Persatuan Pembangunan yang menjadi Pejabat di Lembaga
Negara/Pemerintahan di tingkat provinsi.
(4) Musyawarah Wilayah dilaksanakan setelah Musyawarah Cabang di Wilayah yang
bersangkutan.
(5) Ketua dan Sekretaris Pengurus Harian Pimpinan Anak Cabang dapat diikutsertakan
sebagai peserta Musyawarah Wilayah.
(6) Penentuan keikutsertaan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) ditentukan oleh Pengurus
Harian Dewan Pimpinan Wilayah .

Pasal 26

(1) Setiap peserta Musyawarah Wilayah mempunyai hak bicara.


(2) Setiap utusan Musyawarah Wilayah mempunyai hak 1 (satu) suara.
(3) Untuk utusan Dewan Pimpinan Wilayah (Pengurus Harian dan Pimpinan Majelis)
secara kolektif mempunyai hak 1 (satu) suara

35
Pasal 27

(1) Musyawarah Wilayah sah apabila dihadiri oleh lebih dari seperdua jumlah Utusan
Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan
(2) Sidang-sidang Musyawarah Wilayah sah apabila dihadiri oleh lebih dari seperdua
jumlah utusan yang hadir
(3) Keputusan Musyawarah Wilayah sah apabila disetujui oleh lebih dari seperdua jumlah
utusan yang hadir
(4) Pengambilan keputusan mengenai orang dalam Musyawarah Wilayah dilakukan secara
bebas dan rahasia
(5) Tata Tertib pemilihan Pengurus Harian Dewan Pimpinan Wilayah, Pimpinan Majelis
Pertimbangan Wilayah, dan Pimpinan Majelis Pakar Wilayah ditetapkan oleh
Musyawarah Wilayah.

Pasal 28

(1) Rancangan materi Musyawarah Wilayah disiapkan oleh Pengurus Harian Dewan
Pimpinan Wilayah dan disampaikan kepada seluruh Dewan Pimpinan Cabang Partai
Persatuan Pembangunan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum Musyawarah
Wilayah berlangsung.
(2) Sidang-sidang Musyawarah Wilayah dipimpin oleh Pengurus Harian Dewan Pimpinan
Wilayah Partai Persatuan Pembangunan.

Paragraf Keempat
Musyawarah Kerja Wilayah
Pasal 29

Peserta Musyawarah Kerja Wilayah terdiri dari:


a. Dewan Pimpinan Wilayah Partai Persatuan Pembangunan;
b. Ketua dan Sekretaris Pengurus Harian Dewan Pimpinan Cabang;
c. Anggota Fraksi/ Anggota DPRD dari Partai Persatuan Pembangunan di DPRD
Provinsi;
d. Pejabat Pemerintah provinsi Anggota Partai Persatuan Pembangunan selain dimaksud
huruf c.

Pasal 30

(1) Rancangan materi Musyawarah Kerja Wilayah disiapkan oleh Pimpinan Harian
Wilayah dan disampaikan kepada seluruh peserta 15 (lima belas) hari sebelum
Musyawarah Kerja Wilayah berlangsung kepada seluruh peserta sebagaimana
dimaksud pada pasal 29
(2) Acara dan Tata Tertib Musyawarah Kerja Wilayah ditetapkan oleh Pengurus Harian
Dewan Pimpinan Wilayah .
(3) Sidang-sidang Musyawarah Kerja Wilayah dipimpin oleh Pengurus Harian Dewan
Pimpinan Wilayah .

Paragraf Kelima
Musyawarah Cabang
Pasal 31

(1) Peserta Musyawarah Cabang terdiri dari:

36
a. Utusan;
b. Peninjau.
(2) Utusan terdiri dari:
a. Pengurus Harian Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan dan
Pimpinan Majelis Cabang;
b. Ketua dan Sekretaris Pimpinan Anak Cabang Partai Persatuan Pembangunan;
c. Dalam hal Ketua atau Sekretaris utusan Pengurus Harian Pimpinan Anak Cabang
berhalangan, penggantinya adalah Wakil Ketua atau Wakil Sekretaris yang dipilih
dari dan oleh Pengurus Harian Pimpinan Anak Cabang Partai Persatuan
Pembangunan.

(3) Peninjau terdiri dari:


a. Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan;
b. Dewan Pimpinan Wilayah Partai Persatuan Pembangunan;
c. Anggota Majelis, Pimpinan dan Anggota Bagian/Lembaga, serta Pimpinan Badan
Otonom tingkat Kabupaten/Kota;
d. Anggota FPPP DPRD Kabupaten/Kota;
e. Anggota Partai Persatuan Pembangunan yang menjadi Pejabat di Lembaga
Negara/Pemerintahan di tingkat Kabupaten/Kota.
(4) Penentuan keikutsertaan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) ditentukan oleh
Pimpinan Harian Cabang
(5) Ketua dan Sekretaris Pengurus Harian Pimpinan Ranting dapat diikutsertakan sebagai
peserta Musyawarah Cabang.
(6) Penentuan keikutsertaan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) ditentukan oleh Pengurus
Harian Dewan Pimpinan Cabang .

Pasal 32

(1) Setiap peserta Musyawarah Cabang mempunyai hak bicara


(2) Setiap utusan mempunyai hak 1 (satu) suara
(3) Untuk utusan Dewan Pimpinan Cabang (Pengurus Harian dan Pimpinan Majelis)
secara kolektif mempunyai hak 1 (satu) suara

Pasal 33

(1) Musyawarah Cabang sah apabila dihadiri oleh lebih dari seperdua jumlah Utusan
Pimpinan Anak Cabang Partai Persatuan Pembangunan
(2) Sidang-sidang Musyawarah Cabang sah apabila dihadiri oleh lebih dari seperdua
jumlah utusan yang hadir
(3) Keputusan Musyawarah Cabang sah apabila disetujui oleh lebih dari seperdua jumlah
utusan yang hadir
(4) Pengambilan keputusan mengenai orang dalam Musyawarah Cabang dilakukan secara
bebas dan rahasia
(5) Tata Tertib pemilihan Pengurus Harian Dewan Pimpinan Cabang, Pimpinan Majelis
Pertimbangan Cabang, dan Pimpinan Majelis Pakar Cabang ditetapkan oleh
Musyawarah Cabang.

Pasal 34

(1) Rancangan materi Musyawarah Cabang disiapkan oleh Pengurus Harian Dewan
Pimpinan Cabang dan disampaikan kepada seluruh Pimpinan Anak Cabang selambat-
lambatnya 1 (satu) bulan sebelum Musyawarah Cabang berlangsung.
(2) Sidang-sidang Musyawarah Cabang dipimpin oleh Pengurus Harian Dewan Pimpinan
Cabang .

37
Paragraf Keenam
Musyawarah Kerja Cabang
Pasal 35

Peserta Musyawarah Kerja Cabang terdiri dari:


a. Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan
b. Ketua dan Sekretaris Pengurus Harian Pimpinan Anak Cabang;
c. Anggota Fraksi/Anggota DPRD dari Partai Persatuan Pembangunan di DPRD
Kabupaten/Kota
d. Pejabat Pemerintah Kabupaten/Kota Anggota Partai Persatuan Pembangunan, selain
yang dimaksud huruf c

Pasal 36

(1) Rancangan materi Musyawarah Kerja Cabang disiapkan oleh Pengurus Harian Dewan
Pimpinan Cabang dan disampaikan kepada seluruh peserta 15 (lima belas) hari
sebelum Musyawarah Kerja Cabang berlangsung kepada seluruh peserta sebagaimana
dimaksud pada pasal 35.
(2) Acara dan Tata Tertib Musyawarah Kerja Cabang ditetapkan oleh Pengurus Harian
Dewan Pimpinan Cabang.
(3) Sidang-sidang Musyawarah Kerja Cabang dipimpin oleh Pengurus Harian Dewan
Pimpinan Cabang .

Paragraf Ketujuh
Musyawarah Anak Cabang
Pasal 37

(1) Peserta Musyawarah Anak Cabang terdiri dari:


a. Utusan;
b. Peninjau.
(2) Utusan terdiri dari:
a. Pengurus Harian Pimpinan Anak Cabang Partai Persatuan Pembangunan dan
Pimpinan Majelis Anak Cabang;
b. Ketua dan Sekretaris Pimpinan Ranting Partai Persatuan Pembangunan;
c. Dalam hal Ketua atau Sekretaris utusan Pengurus Harian Pimpinan Ranting
berhalangan, penggantinya adalah Wakil Ketua atau Wakil Sekretaris yang dipilih
dari dan oleh Pengurus Harian Pimpinan Ranting Partai Persatuan Pembangunan.
(3) Peninjau terdiri dari:
a. Dewan Pimpinan Wilayah Partai Persatuan Pembangunan;
b. Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan;
c. Anggota Majelis, Pimpinan dan Anggota Seksi/Lembaga, serta Pimpinan Badan
Otonom tingkat Kecamatan.
d. Anggota Partai Persatuan Pembangunan yang menjadi Pejabat di Lembaga Negara/
Pemerintahan di tingkat Kecamatan.
(4) Musayawarh Anak Cabang dihadiri oleh Pimpinan Harian Cabang

Pasal 38

38
(1) Setiap peserta Musyawarah Anak Cabang mempunyai hak bicara
(2) Setiap utusan Musyawarah Anak Cabang mempunyai hak 1 (satu) suara
(3) Untuk utusan Pimpinan Anak Cabang (Pengurus Harian dan Pimpinan Majelis) secara
kolektif mempunyai hak 1 (satu) suara.

Pasal 39

(1) Musyawarah Anak Cabang sah apabila dihadiri oleh lebih dari seperdua jumlah Utusan
Pimpinan Ranting Partai Persatuan Pembangunan
(2) Sidang-sidang Musyawarah Anak Cabang sah apabila dihadiri oleh lebih dari seperdua
jumlah utusan yang hadir
(3) Keputusan Musyawarah Anak Cabang sah apabila disetujui oleh lebih dari seperdua
jumlah utusan yang hadir
(4) Pengambilan keputusan mengenai orang dalam Musyawarah Anak Cabang dilakukan
secara bebas dan rahasia
(5) Tata Tertib pemilihan Pengurus Harian Pimpinan Anak Cabang dan Pimpinan Majelis
Pertimbangan anak Cabang ditetapkan oleh Musyawarah Anak Cabang.

Pasal 40

(1) Rancangan materi Musyawarah Anak Cabang disiapkan oleh Pengurus Harian
Pimpinan Anak Cabang dan disampaikan kepada seluruh Pimpinan Ranting Partai
Persatuan Pembangunan selambat-lambatnya 15 (lima belas hari) sebelum
Musyawarah Anak Cabang berlangsung.
(2) Sidang-sidang Musyawarah Anak Cabang dipimpin oleh Pengurus Harian Pimpinan
Anak Cabang.

Paragraf Kedelapan
Musyawarah Kerja Anak Cabang
Pasal 41

Peserta Musyawarah Kerja Anak Cabang terdiri dari:


a. Pimpinan Anak Cabang Partai Persatuan Pembangunan
b. Ketua dan Sekretaris Pengurus Harian Pimpinan Ranting.

Pasal 42

(1) Rancangan materi Musyawarah Kerja Anak Cabang disiapkan oleh Pengurus Harian
Pimpinan Anak Cabang dan disampaikan kepada seluruh peserta 15 (lima belas) hari
sebelum Musyawarah Kerja Anak Cabang berlangsung sebagaimana dimaksud pada
pasal 41.
(2) Acara dan Tata Tertib Musyawarah Kerja Anak Cabang ditetapkan oleh Pengurus
Harian Pimpinan Anak Cabang.
(3) Sidang-sidang Musyawarah Kerja Anak Cabang dipimpin oleh Pengurus Harian
Pimpinan Anak Cabang.

Paragraf Kesembilan
Musyawarah Ranting
Pasal 43

(1) Peserta Musyawarah Ranting terdiri dari:


a. Utusan;
b. Peninjau.
(2) Utusan terdiri dari:

39
a. Pengurus Harian Pimpinan Ranting dan Pimpinan Majelis Ranting;
b. utusan perwakilan Anggota dari Dusun/Rukun Warga/Rukun Tetangga atau
sebutan lain yang sejenisnya yang dipilih oleh Anggota Partai setempat.
(3) Peninjau terdiri dari:
a. Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan;
b. Anggota Majelis, Pimpinan dan Anggota Kelompok Kerja/Lembaga, serta
Pimpinan Badan Otonom tingkat Desa/Kelurahan.
c. Anggota Partai Persatuan Pembangunan yang menjadi Pejabat di Lembaga
Negara/Pemerintahan di tingkat Desa/Kelurahan.
(4) Musyawarah Ranting dihadiri oleh Pimpinan Harian Anak Cabang

Pasal 44

(1) Setiap peserta Musyawarah Ranting mempunyai hak bicara.


(2) Setiap utusan Musyawarah Ranting mempunyai hak 1 (satu) suara.
(3) Untuk utusan Pimpinan Ranting (Pengurus Harian dan Pimpinan Majelis) secara
kolektif mempunyai hak 1 (satu) suara.

Pasal 45

(1) Musyawarah Ranting sah apabila dihadiri oleh lebih dari seperdua utusan
perwakilan Anggota.
(2) Sidang-sidang Musyawarah Ranting sah apabila dihadiri oleh lebih dari
seperdua jumlah utusan yang hadir.
(3) Keputusan Musyawarah Ranting sah apabila disetujui oleh lebih dari
seperdua jumlah utusan yang hadir.
(4) Pengambilan keputusan mengenai orang dalam Musyawarah Ranting
dilakukan secara bebas dan rahasia.
(5) Tata Tertib pemilihan Pengurus Harian Pimpinan Ranting dan Pimpinan
Majelis Pertimbangan Ranting ditetapkan oleh Musyawarah Ranting.

Pasal 46

(1) Rancangan materi Musyawarah Ranting disiapkan oleh Pengurus Harian Pimpinan
Ranting dan disampaikan kepada seluruh Anggota selambat-lambatnya 15 (lima belas)
hari sebelum Musyawarah Ranting berlangsung.
(2) Sidang-sidang Musyawarah Ranting dipimpin oleh Pengurus Harian Pimpinan
Ranting.

Bagian Kedua
Rapat
Paragraf Pertama
Rapat Pimpinan Nasional
Pasal 47

Rapat Pimpinan Nasional diselenggarakan oleh Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat
untuk membahas dan mengkoordinasikan pelaksanaan berbagai keputusan Partai yang
bersifat khusus yang dihadiri Anggota Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat dan Ketua
Pengurus Harian Dewan Pimpinan Wilayah .

Paragraf Kedua
Rapat Pimpinan Wilayah
Pasal 48

40
Rapat Pimpinan Wilayah diselenggarakan oleh Pengurus Harian Dewan Pimpinan Wilayah
untuk membahas dan mengkoordinasikan pelaksanaan berbagai keputusan Partai yang
bersifat khusus yang dihadiri oleh Anggota Pengurus Harian Dewan Pimpinan Wilayah
dan Ketua Pengurus Harian Dewan Pimpinan Cabang .

Paragraf Ketiga
Rapat Pimpinan Cabang
Pasal 49

Rapat Pimpinan Cabang diselenggarakan oleh Pengurus Harian Dewan Pimpinan Cabang
untuk membahas dan mengkoordinasikan pelaksanaan berbagai keputusan Partai yang
bersifat khusus yang dihadiri Anggota Pengurus Harian Dewan Pimpinan Cabang dan
Ketua Pengurus Harian Pimpinan Anak Cabang.
Paragraf Keempat
Rapat Pimpinan Anak Cabang
Pasal 50

Rapat Pimpinan Anak Cabang diselenggarakan oleh Pengurus Harian Pimpinan Anak
Cabang untuk membahas dan mengkoordinasikan pelaksanaan berbagai keputusan Partai
yang bersifat khusus yang dihadiri Anggota Pimpinan Anak Cabang dan Ketua Pimpinan
Ranting.

Paragraf Kelima
Konvensi
Pasal 51

(1) Konvensi adalah bentuk rapat yang diselenggarakan sesuai kebutuhan berdasarkan
keputusan Pengurus Harian sesuai dengan tingkatannya.
(2) Hal-hal lain yang berkaitan dengan konvensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur lebih lanjut oleh Pengurus Harian sesuai dengan tingkatannya.

Pasal 52

(1) Rapat Pleno adalah rapat yang dihadiri oleh Pengurus Harian, Pimpinan Majelis,
Pimpinan Departemen/Biro/Bagian/Seksi/ Kelompok Kerja, dan Pimpinan Lembaga,
yang diselenggarakan oleh Pengurus Harian sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan
sekali.
(2) Rapat Pleno sah apabila dihadiri oleh lebih dari seperdua peserta rapat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
(3) Apabila jumlah peserta rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak tercapai, maka
rapat ditunda selama 60 menit. Setelah waktu 60 menit peserta rapat belum mencapai
korum, maka Rapat Pleno dapat dilangsungkan dan dapat mengambil keputusan

Paragraf Ketujuh
Rapat Pimpinan Harian
Pasal 53

(1) Rapat Pengurus Harian adalah rapat yang dihadiri oleh Anggota Pengurus Harian yang
diselenggarakan oleh Pengurus Harian sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sekali.
(2) Rapat Pengurus Harian sah apabila dihadiri oleh lebih seperdua dari Anggota Pengurus
Harian.

Paragraf Kedelapan
Rapat Majelis

41
Pasal 54

(1) Rapat Majelis adalah rapat yang dihadiri oleh Pimpinan dan Anggota
Majelis diselenggarakan oleh Pimpinan Majelis sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan
sekali.
(2) Rapat Majelis sah apabila dihadiri oleh lebih dari seperdua peserta rapat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Paragraf Kesembilan
Rapat Bidang
Pasal 55

(1) Rapat Bidang adalah rapat yang dihadiri oleh Pengurus Harian dan
Departemen/Lembaga yang mengkoordinasi bidang tertentu, yang diselenggarakan
oleh Pengurus Harian sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali
(2) Rapat Bidang sah apabila dihadiri oleh lebih dari seperdua peserta rapat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
(3) Apabila jumlah peserta rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak tercapai, maka
rapat ditunda selama 60 menit. Setelah waktu 60 menit peserta rapat belum mencapai
korum, maka Rapat Pleno dapat dilangsungkan dan dapat mengambil keputusan.

Paragraf Kesepuluh
Rapat Departemen/Biro/Bagian/Seksi/Kelompok Kerja
Pasal 56

(1) Rapat Departemen/Biro/Bagian/Seksi/Kelompok Kerja adalah rapat


yang dihadiri oleh Pimpinan dan Anggota Departemen/Biro/Bagian/Seksi/Kelompok
Kerja diselenggarakan oleh Pimpinan Departemen/Biro/ Bagian/Seksi/Kelompok
Kerja sekurang-kurangnya 2 (dua) bulan sekali.
(2) Rapat Departemen/Biro/Bagian/Seksi/kelompok Kerja sah apabila
dihadiri oleh lebih dari seperdua peserta rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Paragraf Kesebelas
Rapat Lembaga
Pasal 57

(1) Rapat Lembaga adalah rapat yang dihadiri oleh Pimpinan dan Anggota
Lembaga yang diselenggarakan oleh Pimpinan Lembaga sekurang-kurangnya 2 (dua)
bulan sekali.
(2) Rapat Lembaga sah apabila dihadiri oleh lebih dari seperdua peserta
rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Paragraf Keduabelas
Rapat Koordinasi
Pasal 58

(1) Rapat koordinasi adalah rapat yang dihadiri oleh Pengurus Harian lintas bidang,
Departemen/ Biro/Bagian/Seksi/Kelompok Kerja, dan Lembaga yang diselenggarakan
oleh Pengurus Harian sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sekali

42
(2) Rapat Koordinasi sah apabila dihadiri oleh lebih dari seperdua peserta rapat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

BAB VIII
FRAKSI
Pasal 59

(1) Fraksi Partai Persatuan Pembangunan pada lembaga Permusyawaratan/Perwakilan di


semua tingkatan, membuat Peraturan Tata Tertib yang tidak menyimpang dari
Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga serta ketentuan-ketentuan Partai lainnya,
dan disahkan oleh Pimpinan Harian menurut tingkatannya
(2) Sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali Fraksi memberikan laporan kepada
Pimpinan Harian menurut tingkatan tentang pelaksanaan tugasnya
(3) Pimpinan atau seluruh Anggota Fraksi dapat diundang oleh Pengurus Harian menurut
tingkatannya untuk memberikan laporan dan/atau menerima petunjuk serta
pengarahan.
(4) Setiap Anggota Fraksi harus mentaati keputusan Fraksi Partai Persatuan
Pembangunan

BAB IX
KEUANGAN
Pasal 60

(1) Besarnya uang pangkal dan uang iuran ditetapkan oleh Pengurus Harian Dewan
Pimpinan Cabang .
(2) Uang pangkal dan uang iuran dipungut oleh Pengurus Harian Dewan Pimpinan
Cabang Partai Persatuan Pembangunan, dibagi untuk:
a. Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan 20 (dua puluh) persen;
b. Pimpinan Anak Cabang Partai Persatuan Pembangunan 30 (tiga puluh) persen;
c. Pimpinan Ranting Partai Persatuan Pembangunan 50 (lima puluh) persen.
(3) Besarnya serta penggunaan iuran wajib anggota yang duduk sebagai Anggota
legislaitf, pejabat eksekutif dan pejabat lainnya ditetapkan oleh Pengurus Harian sesuai
tingkatannya.
(4) Bendahara menyelenggarakan administrasi keuangan partai secara transparan
berdasarkan prinsip-prinsip akuntasi.
(5) Bendahara menyampaikan laporan keuangan dalam rapat Pengurus Harian yang
diselenggarakan sesuai dengan tingkatannya
(6) Tahun buku keuangan Partai dimulai pada saat dipilih dan ditetapkannya Pengurus
Harian oleh Musyawarah sesuai tingkatannya, dan berakhir setelah satu tahun.

BAB X
TANDA GAMBAR DAN BENDERA
Pasal 61

(1) Tanda gambar Partai Persatuan Pembangunan dalam Pemilihan Umum adalah
lambang Partai Persatuan Pembangunan yang disesuaikan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
(2) Bendera Partai Persatuan Pembangunan adalah bendera berwarna dasar hijau
berukuran panjang dan lebar 3 berbanding 2 dengan lambang Partai Persatuan
Pembangunan ditengahnya.

BAB XI
PENUTUP
Pasal 62

43
(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur lebih lanjut
oleh Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan.
(2) Anggaran Rumah Tangga ini hanya dapat diubah oleh Muktamar.
(3) Anggaran Rumah Tangga ini diubah dan disempurnakan oleh Muktamar VI Partai
Persatuan Pembangunan, yang diselenggarakan pada tanggal 31 Januari sampai dengan
3 Februari 2007 M bertepatan dengan tanggal 12 sampai dengan 15 Muharram 1428 H.

44

You might also like