You are on page 1of 2

Pengertian ibadah

                Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. Sedangkan
menurut syara’ (terminologi), ibadah mempunyai banyak definisi, tetapi makna dan maksudnya
satu. Definisi itu antara lain adalah:

1. Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan para
Rasul-Nya.
2. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu tingkatan tunduk yang
paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi.
3. Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah Azza
wa Jalla, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin. Yang
ketiga ini adalah definisi yang paling lengkap.

Prinsip prinsip ibadah


Sesungguhnya ibadah yg disyari’atkan oleh Allah SWT dibangun di atas landasan yg kokoh…

Pertama; Bahwa ibadah itu tauqifiyyah (artinya, tidak ada tempat sedikitpun bagi kreasi manusia di
dalamnya) hanya Allah semata yg membuatnya.
- “Maka tetaplah engkau & orang yg telah taubat bersamamu pada jalan yg benar, sebagaimana
diperintahkan kepadamu & janganlah kalian melampaui batas” (QS Hud:112)
- “Kemudian Kami jadikan engkau berada di atas suatu syari’at dari urusan (agama), maka ikutilah
syari’at itu & janganlah engkau mengikuti hawa nafsu orang-orang yg tidak mengetahui” (QS Al
Jatsiyah:18)
- Dan firman Allah tentang Nabi-Nya: “… tidak lain aku hanyalah mengikuti apa yg diwahyukan …” (QS
Qhaaf:9)
- “…Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu…” (QS Al Maa’idah:3).

Kedua; Ibadah yg tulus kpd Allah semata haruslah bersih dari noda-noda kesyirikan. Apabila sedikit saja
dari kesyirikan bercampur dgn ibadah maka rusaklah ibadah itu.
- “Barangsiapa mengharap perjumpaan dgn Rabb-nya maka hendaklah ia mengerjakan amal saleh &
janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kpd Rabb-nya” (QS Al Kahfi:110)
- “…seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah
mereka kerjakan” (QS Al An’am:88)
- “Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan terhapuslah amalmu & tentulah engkau termasuk
orang-orang yg merugi. Karena itu, maka sembahlah Allah saja & jadilah engkau termasuk orang-orang
yg bersyukur” (QS Az-Zumar:65-66).

Ketiga; Keharusan untuk menjadikan Rasulullah SAW sebagai teladan & pembimbing dalam ibadah.
- “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yg baik bagi kalian…” (QS Al
Ahzaab:110)
- “…Apa yg diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yg dilarangnya bagimu maka
tinggalkanlah…” (QS Al Hasyr:7)
- “Barangsiapa melakukan suatu amalan yg tidak ada contohnya dari kami, maka amalannya tertolak”
(HR Muslim)
- “Barangsiapa yg membuat sesuatu yg baru dalam agama, yg tidak dicontohkan, maka tertolak
amalannya” (Muttafakun ‘Alaihi)
- “Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat” (Muttafakun ‘Alaihi)
· Dan masih banyak lagi nash-nash yg lainnya.

Keempat; Bahwa ibadah itu memiliki batas kadar & waktu yg tidak boleh dilampaui.
- “Sesungguhnya shalat kewajiban yg telah ditentukan waktunya” (QS An-Nissa:103)
- “(Musim) Haji adalah beberapa bulan yg dimaklumi” (QS Al Baqarah:185)
- “Bulan Ramadhan, bulan yg di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sbg petunjuk bagi manusia
& …, maka hendaklah dia berpuasa pada bulan itu” (QS Al Baqarah:185)

Kelima; Keharusan menjadikan ibadah dibangun diatas kecintaan, ketundukan, ketakutan &
pengharapan kepada Allah.
- “Orang-orang yg mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di antara
mereka yg lebih dekat (kepada Allah) & mengharapkan rahmat-Nya & takut akan azab-Nya” (QS Al
Israa:57)
- Dan firman Allah tentang Nabi-Nya: “…Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yg selalu bersegera
dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yg baik & mereka berdo’a kapada Kami dgn rasa harap &
cemas. Dan mereka adalah orang-orang yg khusyu” (QS Al Anbiya:90)
- “Katakanlah: “Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku(Rasul), niscaya Allah mencintai &
mengampuni dosa-dosa kalian”. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang…” (QS Aali
‘Imran:31-32)

Keenam; Bahwa ibadah tidaklah gugur kewajibannya pada manusia sejak baligh dalam keadaan berakal
sampai meninggal dunia.
- “…dan janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan memeluk agama Islam” (QS Aali ‘Imran:103)
- “Dan sembahlah Rabb-mu sampai dating ajal kepadamu” (QS Al Hijr:99)
(Asy-Syaikh Shalih Bin Fauzaan Al Fauzaan)

pengertian bid’ah
adalah tata cara beribadah yang tidak ditegakkan di atas dalil dan pemahaman yang benar (li

You might also like