You are on page 1of 24

AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN.

0852-5426

UJI KESESUAIAN HIDROGRAF SATUAN SINTETIK


(Studi Kasus Pada Sub DAS Brantas Hulu)
Calibration Test of the Synthetic Unit Hydrograph

Dwi Priyantoro
Dosen Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jl. MT Hariyono 167 Malang 65145

ABSTRACT

The research aims are to calibrate values of α and tg calculated using unit
hydrograph and values of α and tg using Nakayasu method; and also to analyse effect of
river characteristics on α-value calculated using the unit hydrograph.
Results show that values of α and tg calculated using unti hydrograph are not
significant difference with the values calculated using Nakayasu method. Anu river
characteristics are significantly influenced α-value. At the certain catchment area with the
certain rainfall, a certain value of α will be suggested.

Keywords: unit hydrograph

ABSTRAK

Tujuan penelitian adalah untuk menguji perbedaan α dan tg hasil perhitungan di


tempat penelitian dengan α dan tg menurut metode Nakayasu, serta menganalisis pengaruh
karakteristik sungai terhadap α yang dihitung berdasarkan hidrograf satuan.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan antara nilai α yang
ditemukan oleh Nakayasu dan nilai α hasil perhitungan dengan menggunakan hidrograf
satuan tanpa dimensi. Hasil kalibrasi membuktikan bahwa nilai α tidak jauh berbeda, yaitu :
α = 1.979 sedangkan untuk nilai Tg dilakukan modifikasi dari rumus aslinya : Tg = 0.4 +
0.058 L menjadi Tg = 0.4 + 0.058 L1.072
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa faktor karakteristik sungai sangat
berpengaruh terhadap besarnya nilai α. Untuk setiap daerah pengaliran tertentu dengan
curah hujan tertentu akan menghasilkan nilai α tertentu pula, sehingga nilai α tersebut dapat
digunakan hanya pada sub DAS yang mempunyai karakteristik sungai yang sama dengan
tempat nilai parameter α ditemukan.

Kata kunci: hidrograf satuan

PENDAHULUAN kaitannya dengan resiko nilai ekonomis


dari bangunan yang direncanakan.Untuk
Perkembangan peradaban manusia keperluan tersebut, telah banyak metode
dewasa ini tidak akan dapat terlepas dari yang diusulkan oleh pakar hidrologi dari
peranan air sebagai salah satu pendukung berbagai negara sesuai dengan macam dan
utamanya. Salah satu faktor penting dalam jumlah data yang tersedia, seperti Metode
perencanaan bangunan air adalah besaran Hidrograf Satuan Sintetis (Snyder,
banjir rancangan, dimana besaran banjir Nakayasu, Gamma I, Limantara), dan lain-
rancangan, dimana besaran ini menentukan lain.
dimensi bangunan yang sangat erat

956
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426

Mengingat semakin meluasnya diturunkan dari hidrograf banjir


pemakaian Metode HSS Nakayasu dewasa pengamatan dengan memakai metode
ini dan kenyataan bahwa sering Collins; (9) Dalam pembuatan kurva
dijumpainya berbagai kesulitan dalam hidrograf naik dan kurva hidrograf turun,
penerapannya, maka penelitian ini waktu puncak yang digunakan adalah
bertujuan untuk mengatasi masalah waktu puncak pada hidrograf satuan
tersebut. Metode HSS Limantara adalah pengamatan. DAS dianggap sebagai sistem
salah satu metode yang baru dan belum linier yang
1 tidak berubah menurut waktu,
banyak dipakai dalam menentukan banjir sehingga masukan yang terjadi setiap saat
rancangan. Penelitian ini mengambil akan mengakibatkan aliran yang sama (Sri
batasan-batasan sebagai berikut : (1) Harto, 1993).
Model yang diteliti adalah model HSS Berdasarkan permasalahan yang
Nakayasu dan HSS Limantara dibanding- timbul dan lingkup bahasan di atas, maka
kan dengan hidrograf satuan pengamatan permasalahan dalam penelitian ini dapat
(observasi) sehingga diperoleh penyim- dirumuskan sebagai berikut : (1) Adakah
pangan sekecil mungkin; (2) Daerah perbedaan α dan tg antara tempat
penelitian adalah DAS Brantas Hulu, penelitian dengan α dan tg pada tempat
dimulai dari Sumber Brantas sampai ke penelitian oleh Nakayasu ? (2) Sejauh
stasiun pemantauan debit (AWLR) mana pengaruh karakteristik sungai
Jembatan Pendem Kota Batu.; (3) Data terhadap α yang dihitung berdasarkan
yang digunakan dianggap telah memenuhi hidrograf satuan ? (3) Apakah panjang
homogenitas dan pembuatan model sungai yang merupakan parameter yang
dilakukan berdasarkan data fisik DAS dipakai dalam Nakayasu dan Limantara
dengan mengambil data hujan dari stasiun berpengaruh terhadap waktu konsen-
penakar hujan di Kota Batu; (4) Data trasinya ? (4) Seberapa besar penyim-
dianggap telah terukur secara konsisten pangan HSS Nakayasu dan HSS Limantara
sehingga tidak perlu pengujian lebih lanjut; dibandingkan dengan hidrograf satuan
(5) Hujan efektif diperoleh dengan cara pengamatan ? (5) Metode Hidrograf Satuan
indeks infiltrasi (Ф-indeks) dan dianggap Sintetik manakah yang paling sesuai untuk
merata pada seluruh DAS; (6) Parameter Sub DAS Brantas Hulu?
yang diteliti pada model HSS Nakayasu
adalah parameter hidrograf (α) dan waktu
konsentrasi hujan (tg); (7) Kondisi aliran KERANGKA KONSEP
sungai (yang berhubungan dengan
hidrograf banjir pengamatan) ditentukan Penyederhanaan Sistem DAS
pada saat pertengahan musim hujan, yaitu Untuk menyederhanakan sistem DAS
diperkirakan antara bulan Desember s/d yang kompleks, dilakukan pembagian
bulan Mei tahun berikutnya.; (8) Asumsi- sistem DAS dalam tiga buah sub sistem
asumsi yang dipakai dalam pengerjaan sebagai berikut (Soemarto, 1995).
penelitian ini, antara lain : a) Pemisahan
hidrograf aliran langsung dari aliran dasar
menggunakan metode straight line
method., b) Hidrograf satuan pengamatan

957
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426

Gambar 1. Penyederhanaan sistem DAS

Pergerakan Air Dalam DAS menjadi satu menuju ke sungai (Chow,


1988).
Perjalanan air di dalam DAS dapat
diasumsikan sebagai limpasan total (total Hidrograf
runoff), yang terdiri dari limpasan Hidrograf adalah suatu grafik yang
langsung (direct runoff) dan aliran dasar menggambarkan hubungan antara debit
(base flow). Limpasan langsung sendiri dengan waktu. Hasil yang diperoleh dari
terdiri dari aliran permukaan (surface grafik tersebut nantinya adalah sebuah
runoff) dan aliran bawah permukaan yang lengkung hidrograf.
mengalir langsung (prompt sub surface
flow) serta hujan yang jatuh langsung di Komponen-Komponen Hidrograf
permukaan sungai (channel precipitation). Komponen-komponen yang meru-
Sedangkan aliran dasar terdiri dari aliran pakan sumber-sumber penyebab pengaliran
bumi (ground water flow) yang masuk di dalam sungai terdiri dari : (1) aliran
melalui perkolasi dan aliran bawah tanah permukaan (surface runoff); (2) aliran
permukaan terkemudian (delayed sub bawah tanah (sub surface flow); (3) aliran
surface flow) yang tidak masuk ke saluran, air tanah (groundwater flow), (4) air yang
tetapi bergabung dengan air perkolasi dan berasal langsung dari hujan (channel
memperbesar aliran dasar. Aliran dasar dan precipitation).
limpasan langsung akhirnya bersatu Bentuk grafis hidrograf dapat dilihat
pada gambar di bawah ini :

958
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426

Puncak
Debit,
m3/dt

Kurva naik Kurva


turun
Aliran langsung
(direct runoff, DRO)
Gambar 2. Komponen hidrograf aliran permukaan di sungai
Aliran dasar (base flow,)BF)
Waktu, jam

Pemisahan Komponen-Komponen Waktu


Waktu fixedturunbase length method, dan variable
Hidrograf puncak
Waktu dasar slope method.
Pada penelitian ini menggunakan cara
Untuk menentukan besarnya banjir di “straight line method”, karena alasan
dalam sungai, perlu diketahui besarnya kesederhanaan dan ketelitian yang
aliran langsung (direct runoff) yang diperoleh tidak terlalu berpengaruh pada
disebabkan oleh hujan. keseluruhan analisis.
Hidrograf tersebut dipisah menjadi Cara straight line method ini paling
dua bagian, yaitu : sederhana, yaitu dengan menarik garis
Aliran langsung (direct runoff) atau lurus yang menghubungkan titik awal
aliran hujan yaitu aliran permukaan sungai hidrograf (A) dengan titik (D). Titik (D)
(channel precipitation), dan aliran bawah diperoleh dari penggal garis lurus terbawah
tanah (interflow). dari penggambaran sisi-resesi di kertas
Aliran airtanah atau aliran dasar (base semi logaritmik dengan sumbu debit (Q)
flow) dalam skala logaritmik (Gambar 4).
Ada beberapa cara yang dapat
digunakan antara lain straight line method,

959
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426

T
Q

C
A
B D
t

Gambar 3. Beberapa cara pemisahan aliran dasar (Sumber : Sri Harto, 1993:156)

Sangat sulit untuk mengatakan bahwa intensitas tetap (diambil 1 mm/jam) dalam
cara yang satu lebih baik dari cara lainnya. satu satuan waktu yang ditetapkan (diambil
Ketiganya dalam praktek dapat digunakan, 1 jam). Hidrograf satuan ini dianggap tetap
asalkan konsisten dalam seluruh analisis. selama faktor fisik DAS tidak mengalami
perubahan. Upaya ini bisa digunakan untuk
Hidrograf Satuan menghitung debit sungai.
Hidrograf satuan adalah hidrograf
limpasan langsung yang dihasilkan oleh
hujan efektif merata di DAS dengan

i Q

Hujan Efektif

Limpasan
Langsung

input response
Black Box
(DAS)

t t

Gambar 4. Hidrograf satuan di DAS sebagai black box (Sumber : Soemarto, 1987:141)

960
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426

Dalam penelitian dipilih kasus yang Prosedur perhitungan cara Collins


menguntungkan yaitu dipilih hidrograf secara ringkas sebagai berikut :
yang terpisah (isolated) dan mempunyai 1. Menyiapkan hidrograf limpas-an
satu puncak (single peak) serta mempunyai langsung.
hujan yang cukup dan pencatatan distribusi 2. Menyiapkan hujan efektif dan
hujan jam-jaman. Syarat tersebut memisahkan hujan maksimum-
dimaksudkan untuk mempermudah per- nya.
hitungan. 3. Menghitung volume limpasan
langsung.
Hidrograf Satuan Pengamatan (Hidro- 4. Mencoba ordinat hidrograf sa-
graf Satuan Observasi) tuan (pertama) sesuai dengan
limpasan langsung.
Hidrograf pengamatan yang dimaksud 5. Menghitung hasil kali hujan
adalah hidrograf banjir yang merupakan efektif (kecuali hujan mak-
hidrograf debit (discharge hidrograf), yaitu simum) dengan ordinat hidrograf
grafik hubungan antara debit terhadap yang dicobakan (Σ Re * U).
waktu, yang didapat dari konversi 6. Menghitung faktor kalibrasi (F)
hidrograf muka air.(Soewarno, 1991) : untuk tahap lanjut.
7. Menghitung ordinat hidrograf
Q = A (H + ΔH)B (2-5) satuan estimasi.
8. Menghitung simpangan ordinat
dimana : Q = debit (m3/dt); H = tinggi pada awal dicoba dengan nilai
muka air (m); A, B = tetapan; ΔH = angka ordinat pada tahap sebelumnya
koreksi, antara nol papan duga dan angka dan kemudian dilakukan proses
papan duga dengan Q = 0. ulang sampai didapatkan nilai
simpangan yang cukup kecil.
Pada stasiun AWLR Jembatan
Pendem diperoleh persamaan : Berdasarkan hasil perhitungan
hidrograf satuan pengamatan, kemudian
Q = 5.551 (H - 588.360)2 (2-6) diukur besaran Qp, Tp, dan Tb, kemudian
dirata-ratakan.
dimana : H = Tinggi muka air Pada hujan kompleks (bukan hujan
tunggal), penurunan sebaiknya di-kerjakan
Hidrograf satuan pengamatan meru- dengan metode Collins untuk menghindari
pakan hidrograf yang menggambarkan kesalahan beruntun (Sri Harto, 1993).
rangkaian kejadian curah hujan yang hanya
menghasilkan satu curah hujan efektif Hidrograf Satuan Sintetik (HSS)
dalam satuan waktu, yang dapat diturunkan Dalam penelitian ini analisa debit
dari data hujan terpisah dengan intensitas banjir sintetik menggunakan metode
merata atau hujan periode tunggal. Namun Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu dan
demikian, hal tersebut sangat jarang Hidrograf Satuan Sintetik Limantara.
terjadi, yang banyak terjadi adalah hujan Untuk sampai pada analisa debit banjir
dengan periode kompleks, yaitu curah sintetik memakai HSS Model Nakayasu
hujan yang dihasilkan lebih dari satu dan Model Limantara, dipakai sistema-tika
periode (Subarkah, 1980). seperti akan dijelaskan dibawah ini.
Langkah akhir dilakukan analisis
numerik, salah satu diantaranya yaitu cara Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu
Collins. Nakayasu dari Jepang, telah
menyelidiki hidrograf satuan pada

961
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426

beberapa sungai di Jepang. Nakayasu


membuat rumus hidrograf satuan sintetik dengan :
dari hasil penyelidikannya. Rumus yang a. Jika panjang sungai > 15 km :
dihasilkannya adalah sebagai berikut Tg = 0,4 + 0,058 L
(Soemarto, 1987:168) : b. Jika panjang sungai < 15 km :
Tg = 0,21 . L0,7

CA .R 0 dengan : Tg = Time lag, yaitu waktu antara


Qp = (2-6) permulaan hujan sampai puncak banjir
3.6(0.3 Tp  T0,3 ) (jam); Tr = Satuan waktu hujan (jam); α =
Parameter hidrograf; L = Panjang alur
dengan : Qp = Besarnya debit puncak sungai (km).
banjir (m3/dt); CA = Catchment Area =
Luas daerah aliran (km2); R0 = Curah hujan
satuan (1 mm); Tp = Waktu dari permulaan
hujan sampai puncak banjir (jam); T 0,3 =
Waktu yang diperlukan oleh penurunan
debit dari debit puncak sampai menjadi
30 % dari debit puncak (jam).
Untuk menghitung Tp dan T0.3
digunakan rumus :

Tp = Tg + 0,8 Tr (2-7)
T0,3 = α . Tg (2-8)
Tr = 0,75 . Tg (2-9)

962
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426

Gambar 5. Sketsa Hidrograf Satuan Sintetik Model Nakayasu

Bagian lengkung dari HSS Model Qp = 0,042 . A0,451 . L0,497 . Lc0,356 . S-0,131.
0,168
Nakayasu mempunyai persamaan sebagai n
berikut :
Waktu naik : 0  t < Tp dengan : Qp = debit puncak banjir hidrograf
 t 
2,4 satuan (m3/dt/mm); A = luas DAS (km2); L
Qn = Qp .   (2-10) = panjang sungai utama (km).
 Tp  Lc = panjang sungai dari outlet sampai titik
Waktu turun : terdekat dengan titik berat DAS (km); S =
Tp  t < (Tp + T0,3) : kemiringan sungai utama; N = koefisien
kekasaran DAS; 0,042 = koefisien untuk
 t  Tp  konversi satuan (m0,25/dt).
 
Qt = Qp .  T
 0 .3

 (2-11)
0,3
Persamaan Kurva Naik

(Tp + T0,3)  t < (Tp + T0,3 + 1,5 T0,3) Qn = Qp. [(t/Tp)]1,107 (2-14)
 t  Tp  0 , 5 T0 , 3 
  dengan : Qn = debit pada persamaan kurva
Qt = Qp . 
 1, 5  T0 , 3 
 (2-12) naik (m3/dt/mm); Qp = debit puncak
0,3
hidrograf satuan (m3/dt/mm); t = waktu
hidrograf (jam); Tp = waktu naik
t > (Tp + T0,3 + 1,5 T0,3) :
hidrograf atau waktu mencapai puncak
hidrograf (jam).
 t  Tp  1.5 T0 , 3 
 
Qt = Q p . 
 2 T0 , 3 

0,3 Persamaan kurva turun:
(2-13)
Qt = Qp.100,175(Tp – t) (2-15)

Model Hidrograf Satuan Sintetik dengan : Qt = debit pada persamaan kurva


Limantara turun (m3/dt/mm); Qp = debit puncak
hidrograf satuan (m3/dt/mm); Tp = waktu
Parameter-Parameter Fisik DAS naik hidrograf atau waktu mencapai
puncak hidrograf (jam); t = waktu
Parameter DAS yang dipakai dalam hidrograf (jam); 0,175= koefisien untuk
Hidrograf Satuan Sintetik Limantara ada 5 konversi satuan (dt-1).
antara lain : Luas DAS (A) ; Panjang
sungai utama (L) ; Panjang sungai diukur Perkiraan Waktu Puncak Banjir(Tp)
sampai titik terdekat dengan titik berat
DAS (Lc); Kemiringan sungai (S); Untuk memperkirakan waktu puncak
Koefisien kekasaran (n). banjir (Tp) bisa dipakai rumus seperti pada
Nakayasu sbb :
Persamaan HSS Limantara
Tp = tg + 0,8 tr (2-16)
Persamaan Debit Puncak

963
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426

dengan: Tp = tenggang waktu (time lag) HSS Limantara dapat diterapkan pada
dari permulaan hujan sampai puncak banjir DAS lain yang memiliki kemiripan
 jam; tg = waktu konsentrasi hujan  karakteristik dengan DAS-DAS di lokasi
jam; tr = (0,5 sampai 1) x tg. penelitian. Spesifikasi teknik HSS
Limantara disajikan pada Tabel 1.
Cara menentukan tg:
Jika L  15 km, maka tg = 0,40 +
0,058 L
L < 15 km, maka tg = 0,21 . L0,7

Batasan Keberlakuan HSS Limantara

Tabel 1. Spesifikasi Teknik HSS Limantara

Uraian Notasi Satuan Kisaran


Luas DAS A km2 0,325 – 1667,500
Panjang sungai utama L km 1,16 – 62,48
Jarak titik berat DAS
Lc km 0,50 – 29,386
ke outlet
Kemiringan sungai
S - 0,00040 – 0,14700
utama
Koefisien kekasaran
N - 0,035 – 0,070
DAS
Bobot luas hutan Af % 0,00 – 100

METODE PENELITIAN Pendem Kota Batu. Wilayah studi ini


memiliki luas sebesar 152,232 km2
Gambaran Umum Lokasi Penelitian (15223,2 Ha)
Wilayah penelitian terletak pada sub
DAS Brantas Hulu. Secara astronomis Lokasi Penelitian
terletak pada 122°17’10,90’’ hingga Lokasi daerah penelitian adalah Sub
122°57’00,00’’ Bujur Timur dan DAS Brantas Hulu, dimulai dari sumber
7°44’55,1’’ hingga 8°26’35,45’’ Lintang brantas sampai ke stasiun AWLR Jembatan
Selatan dengan outlet berada pada pos Pendem yang terletak di Kota Batu.
pemantauan debit berada dijembatan

964
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426

Pengumpulan Data Af
n = 0,035 (1 + ) (3-2)
Data yang diperlukan adalah: A
Peta DAS dengan skala minimum 1 : dengan : n = koefisien kekasaran DAS; Af
25.000. Data debit dari stasiun AWLR = luas hutan; A = luas DAS. Pada sub DAS
termasuk lengkung debit yang Brantas Hulu diperoleh nilai n = 0.0503
bersangkutan. Hujan jam-jaman dari Aliran dasar. Pemisahan aliran dasar
stasiun ARR dan hujan harian dari stasiun dari hidrograf diperlukan untuk mem-
manual untuk DAS yang tidak tersedia peroleh hidrograf aliran langsung. Pada
stasiun ARR. Data kemiringan sungai dan penelitian ini dipilih cara pemisahan aliran
luas hutan yang disesuaikan dengan waktu dasar menggunakan straight line method.
pengambilan data hidrograf pengamatan Kehilangan air. Jenis kehilangan air
dan data hujan. meliputi intersepsi, penguapan, tampungan
di cekungan dan yang terbesar adalah
Analisis Data infiltrasi. Pada penelitian ini dipakai
Tahapan analisis data adalah sebagai metode phi-index (Ф-indeks) yang bernilai
berikut : rerata (konstan) selama terjadi hujan.
Penurunan hidrograf satuan. Hidrograf
Alihragam stage hydrograph menjadi satuan DAS dapat diturunkan dari hidro-
discharge hydrograph. graf banjir pengamatan, yang dihasilkan
oleh hujan efektif dengan distribusi merata.
Pada stasiun AWLR Jembatan Penurunan hidrograf satuan pada penelitian
Pendem diperoleh persamaan : ini menggunakan metode collins.

Q = 5.551 (H - 588.360)2 (3-1)


HASIL DAN PEMBAHASAN
(dengan : H = Tinggi muka air)
Penentuan Hidrograf Satuan
Dalam hal ini, dianggap penampang Observasi
sungai tidak berubah. Kemiringan sungai
berpengaruh terhadap kecepatan aliran dan Dari beberapa ordinat hidrograf satuan
memainkan peran dalam membentuk pengamatan, dicari ordinat hidrograf
hidrograf. Pada sub DAS Brantas Hulu satuan rata-rata yang merupakan hidrograf
diperoleh nilai S = 0.0394. satuan yang akan mewakili sub DAS yang
di amati. Karena data-data asli yang terbaik
Koefisien kekasaran DAS. berasal dari durasi hujan dan debit puncak
Koefisien kekasaran (n) diperkirakan yang berlainan, maka hidrograf satuan
berdasarkan rumus (Chow, 1989) sebagai yang diperoleh harus dirubah kedalam
berikut : ordinat hidrograf satuan tanpa dimensi.
Dengan hidrograf satuan tanpa dimensi,
maka nilai-nilai dari debit puncak (Qp) dan

965
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426

waktu untuk mencapai puncak (Tp) akan tanpa dimensi, maka nilai-nilai dari basis
sama. Setelah dibuat hidrograf satuan waktu harus disamakan terlebih dahulu.

966
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426

Tabel 1. Koordinat HSS Pengamatan

Hidrograf Satuan Sintetik ada pada masing-masing metode akan


Nakayasu memberikan hasil yang berbeda-beda pula.
Dari beberapa nilai α sebelum
Untuk dapat menghitung hidrograf dilakukannya kalibrasi parameter memiliki
satuan sintetik Nakayasu maka digunakan perbedaan terhadap besaran debit puncak,
persamaan – persamaan yang telah hal ini dikarenakan terdapat adanya
diuraikan pada butir 2.8.1. dan me- perbedaan nilai α.
masukkan data parameter fisik DAS yang
berupa panjang sungai dan luas DAS. Dari beberapa nilai parameter HSS
Nakayasu yang dihitung sebelum kalibrasi
Parameter Hidrograf SatuanSintetik didapatkan nilai α = 2.400 dengan
Nakayasu Sebelum Kalibrasi simpangan terkecil yaitu 1.373%.
Sebagaimana telah diuraikan dalam
hipotesa bahwa perbedaan parameter yang

Tabel 2. Nilai beberapa parameter α, waktu puncak banjir dan debit puncak Hidrograf
Satuan Sintetik Nakayasu

Tp Qp Qp Collins
No Sub DAS α 3 3 Simpangan
jam m /dt/mm m /dt/mm
1 Brantas Hulu 1.800 2.630 10.358 8.050 22.275
2 1.900 2.630 9.913 8.050 18.791
3 2.000 2.630 9.506 8.050 15.308
4 2.100 2.630 9.130 8.050 11.824
5 2.200 2.630 8.783 8.050 8.340
6 2.300 2.630 8.461 8.050 4.857
7 2.400 2.630 8.163 8.050 1.373
8 2.500 2.630 7.884 8.050 2.067

967
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426

Gambar 4.1. Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu untuk beberapa nilai α

Tabel 3. Perbandingan HSO Metode Collins dengan HSS Nakayasu

968
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426

Gambar 4. Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu untuk nilai α = 2.400

Parameter Hidrograf Satuan Parameter tg mempunyai persamaan


Sintetik Nakayasu Sesudah baku menurut Nakayasu adalah tg = 0,4 +
Kalibrasi 0,058L untuk L > 15 km dan tg = 0,21L0,7
untuk L < 15 km, sedangkan untuk
Kalibrasi hidrograf satuan sintetik keperluan kalibrasi dalam penelitian ini
Nakayasu pada penelitian ini hanya dimodifikasi menjadi tg = 0,4 + 0,058L λ,
dilakukan untuk parameter α dan tg (waktu dengan nilai λ adalah bilangan yang
konsentrasi) yaitu dengan cara mencoba – dihasilkan dengan cara coba – coba.
coba nilai α dan λ pada persamaan tg Dari beberapa nilai parameter HSS
sehingga diperoleh waktu puncak (waktu Nakayasu yang dihitung sesudah kalibrasi
tiba banjir) dan debit puncak yang didapatkan nilai α = 1.979 dengan
mempunyai penyimpangan kecil (dengan simpangan terkecil yaitu 0.001%.
kesalahan ≤ 10%).

969
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426

Tabel 4. Coba-coba nilai parameter α dan λ

Waktu Puncak Debit Puncak


Sub Das Nilai α Nilai λ (Tp) (Qp)
(jam) (m3/dt/mm)
Brantas Hulu 1.800 1.072 3.000 8.702
1.900 1.072 3.000 8.325
1.979 1.072 3.000 8.051
2.100 1.072 3.000 7.661
2.200 1.072 3.000 7.368
2.300 1.072 3.000 7.096
2.400 1.072 3.000 6.843
2.500 1.072 3.000 6.608

Tabel 5. Nilai beberapa parameter α, waktu puncak banjir dan debit puncak Hidrograf
Satuan Sintetik Nakayasu

Tp Qp Qp Collins
No Sub DAS α 3 Simpangan
jam m /dt/mm m3/dt/mm
1 Brantas Hulu 1.800 3.000 8.702 8.050 7.482
2 1.900 3.000 8.325 8.050 3.294
3 1.979 3.000 8.050 8.051 0.001
4 2.100 3.000 7.661 8.050 4.836
5 2.200 3.000 7.368 8.050 8.483
6 2.300 3.000 7.096 8.050 11.861
7 2.400 3.000 6.843 8.050 14.999
8 2.500 3.000 6.608 8.050 17.921

970
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426

Gambar 4. Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu untuk beberapa nilai α

Tabel 6. Perbandingan HSO Metode Collins dengan HSS Nakayasu

971
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426

Gambar 4. Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu untuk nilai α = 1.979

Tabel 7. Parameter sebelum kalibrasi dan sesudah kalibrasi HSS Nakayasu

Parameter sebelum Parameter sesudah kalibrasi


dikalibrasi
α = 2.500 α = 1.979
Tg = 0.4 + 0.058*L Tg = 0.4 + 0.058*L1.072

Hidrograf Satuan Sintetik Parameter-parameter yang berpe-


Limantara ngaruh pada proses perambatan hidrograf
satuan sintetik Limantara ini antara lain
Untuk dapat menghitung hidrograf luas DAS, panjang alur sungai utama
satuan sintetik Limantara maka digunakan terpanjang, panjang sungai dari outlet
persamaan – persamaan yang telah sampai titik terdekat dengan titik berat
diuraikan pada butir 2.8.2. dan DAS, kemiringan sungai utama, koefisien
memasukkan data sesuai dengan kekasaran DAS dan perkiraan waktu
spesifikasi Teknik HSS Limantara. konsentrasi hujan (Tg), dimana masing-
masing parameter tersebut berpengaruh
Parameter Hidrograf Satuan terhadap waktu untuk mencapai puncak
Sintetik Limantara Sebelum dan debit puncak.
Kalibrasi

972
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426

Tabel 8. Nilai parameter waktu puncak banjir dan debit puncak hidrograf satuan sintetik
Limantara.

Tp Qp Qp Collins
No Sub DAS Simpangan
jam m3/dt/mm m3/dt/mm
1 Brantas Hulu 2.630 4.868 8.050 39.527

Tabel 9. Perbandingan HSO Metode Collins dengan HSS Limantara

Sumber : Hasil Perhitungan

Gambar 5. Hidrograf Satuan Sintetik Limantara

973
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426

Parameter Hidrograf Satuan tidak bisa diubah karena merupakan data


Sintetik Limantara Sesudah tetap dari DAS itu sendiri. Namun terdapat
Kalibrasi parameter koefisien kekasaran DAS yang
menurut penulis dapat dikalibrasi
Pada HSS Limantara sesuai batasan walaupun hasil kalibrasi berada diluar
yang ada, hanya perkiraan waktu kisaran
kosentrasi hujan (Tg) saja yang sebenarnya
bisa dikalibrasi sedangkan parameter lain

Tabel 10. Nilai parameter waktu puncak banjir dan debit puncak hidrograf satuan sintetik
Limantara.

Tp Qp Qp Collins
No Sub DAS 3
Simpangan
jam m /dt/mm m3/dt/mm
1 Brantas Hulu 3.000 8.050 8.050 0.0002

Tabel 11. Perbandingan HSO Metode Collins dengan HSS Limantara

Sumber : Hasil Perhitungan

974
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426

Gambar 6. Hidrograf Satuan Sintetik Limantara

Tabel 12. Parameter sebelum kalibrasi dan sesudah kalibrasi HSS Nakayasu

Parameter sebelum dikalibrasi Parameter sesudah kalibrasi


Tg = 0.4 + 0.058*L Tg = 0.4 + 0.058*L1.072
L0,497 L0,654

Verifikasi Hidrograf Satuan ada pada masing-masing metode akan


Sintetik Penelitian memberikan hasil yang berbeda-beda pula.
Pada tabel dibawah ini dapat dilihat nilai
Sebagaimana telah diuraikan dalam dari ordinat-ordinat hidrograf sintetik
hipotesa bahwa perbedaan parameter yang Nakayasu dan Limantara.

Tabel 13. Perbandingan HSO Metode Collins dengan HSS Nakayasu dan Limantara
sebelum kalibrasi

Sumber : Hasil Perhitungan

975
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426

Gambar 7. Perbandingan HSO Metode Collins dengan Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu
dan Limantara

Tabel 14. Perbandingan HSO Metode Collins dengan HSS Nakayasu dan Limantara
sesudah kalibrasi

Sumber : Hasil Perhitungan

976
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426

Gambar 8. Perbandingan HSO Metode Collins dengan Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu
dan Limantara

KESIMPULAN DAN SARAN yang tertentu akan menghasilkan nilai α


tertentu pula, sehingga nilai α tersebut
Berdasarkan analisis yang telah dapat digunakan hanya pada sub DAS
dilakukan maka dapat dikemukakan yang mempunyai karakteristik sungai yang
beberapa kesimpulan sebagai berikut : sama dengan tempat nilai parameter α
Berdasarkan hasil penelitian yang ditemukan.
dilakukan pada sub DAS Brantas Hulu Apabila di dalam menghitung waktu
tidak terdapat perbedaan yang signifikan konsentrasi (Tg) HSS Nakayasu dan HSS
antara nilai α yang ditemukan oleh Limantara membatasi dengan
Nakayasu dan nilai α hasil perhitungan menggunakan batas panjang sungai
dengan menggunakan hidrograf satuan sebagai berikut :
tanpa dimensi. Hasil kalibrasi ternyata a. Jika panjang sungai > 15 km : Tg
ditemukan nilai α tidak jauh berbeda, = 0,4 + 0,058 L
yaitu : α = 1.979 sedangkan untuk nilai Tg b. Jika panjang sungai < 15 km : Tg
dilakukan modifikasi dari rumus aslinya : = 0,21 . L0,7
Tg = 0.4 + 0.058 L menjadi Tg = 0.4 + Sedangkan dari hasil penelitian yang
0.058 L1.072 telah dilakukan dengan menggunakan
Dari hasil perhitungan simpangan hidrograf satuan tanpa dimensi dengan
untuk mencari besarnya nilai α dengan memperhitungkan panjang sungai ternyata
menggunakan hidrograf satuan sintetik simpangan yang diperoleh tidak berbeda
nakayasu tanpa dimensi ternyata faktor jauh dan dari hasil penelitian juga terlihat
karakteristik sungai sangat berpengaruh bahwa simpangan yang lebih kecil adalah
terhadap besarnya nilai α tersebut. Disini menggunakan rumus konsentrasi sebagai
terlihat bahwa untuk setiap daerah berikut Tg = 0,4 + 0,058 L1.072
pengaliran tertentu dengan curah hujan

977
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426

Dari hasil sebelum kalibrasi HSS DAFTAR PUSTAKA


Nakayasu dengan hidrograf satuan Collins
melalui parameter α dan λ diperoleh nilai α Harto, Sri. 1993. Hidrologi : Teori, Soal,
= 2.400 dan nilai Tg = 1.830 dengan Penyelesaian, Nafiri Offset,
penyimpangan pada debit puncak sebesar Yogyakarta.
1.373%. Sedangkan setelah dilakukan Hidayat, Imam. 1998. Pengaruh
kalibrasi parameter α dan Tg melalui Karakteristik Sungai Terhadap α
hidrograf satuan Collins diperoleh nilai α = Pada Hidrograf Satuan Sintetik
1.979 dan nilai Tg = 2.200 dengan Nakayasu (Studi Kasus Sungai
penyimpangan pada debit puncak sebesar Brantas), Tesis, Universitas
1.10-3%. Brawijaya.
Sedangkan hasil sebelum kalibrasi Limantara, Lily. M. 2009. Hidrologi TSA-
HSS Limantara dengan hidrograf satuan 1 (Hidrologi Teknik Sumberdaya
Collins melalui parameter Tg diperoleh Air-1), CV. Asrori, Malang.
nilai Tg = 1.830 dengan simpangan pada Limantara, Lily. M. 2009. Hidrologi TSA-
debit puncak sebesar 39.527%. Sedangkan 2 (Hidrologi Teknik Sumberdaya
setelah dilakukan kalibrasi parameter Tg Air-2), CV. Asrori, Malang.
melalui hidrograf satuan Collins diperoleh Linsley, Ray K., Franzini, Joseph B. 1985.
nilai Tg = 2.200 dengan simpangan 2.10- Teknik Sumber Daya Air, Jilid I,
4
%. Terjemahan Djoko Sasongko,
Berdasarkan hasil analisis metode Erlangga, Jakarta.
HSS Nakayasu dan HSS Limantara, maka Linsley, Ray K., Kohler Max A., Paulhus
metode yang paling sesuai untuk Sub DAS Joseph L. 1986. Hidrologi Untuk
Brantas Hulu adalah metode HSS Insinyur, Terjemahan Yandi
Limantara dikarenakan simpangan pada Hermawan, Erlangga, Jakarta.
debit puncak terhadap hidrograf satuan Noerwanto, Pantjahjo. 2009. Analisis
Collins sebesar 2.10-4%. Hidrograf Satuan Sintetis Terhadap
Hidrograf Banjir Pengamatan (Studi
Saran-saran Kasus Sub DAS Bokong-Takari,
Pada penelitian HSS Limantara Kabupaten TTS-Propinsi NTT),
sebelum dilakukan kalibrasi diperoleh nilai Tesis, Universitas Brawijaya.
debit puncak yang rendah daripada debit Setyaningsih, Sunarti. Hidrograf Satuan
puncak pengamatan sehingga diperlukan Sintetik Nakayasu Untuk Analisis
kalibrasi pada parameternya, sehingga HSS debit Banjir Sub DAS Lesti,
Limantara jika dipakai pada DAS yang lain Genteng dan Amprong, Skripsi,
diperlukan kalibrasi pada parameternya. Universitas Brawijaya.
Kalibrasi pada HSS Limantara Soemarto, CD. 1987. Hidrologi Teknik.
dilakukan melalui nilai Tg dan L pada Usaha Nasional. Surabaya.
persamaan debit puncaknya, sehingga debit Soewarno, 1991. Hidrologi – Pengukuran
puncak pada HSS Limantara dapat dan Pengolahan Data aliran Sungai
mendekati debit puncak pengamatan. – Hidrometri, Nova, Bandung.
Para peneliti, jika ingin melakukan Sosrodarsono, Suyono. 2002. Bendungan
penelitian serupa hendaknya dilakukan Type Urugan, PT. Pradnya
dengan memperluas daerah penelitian dan Paramita, Jakarta.
didukung oleh data-data histories yang Sosrodarsono, Suyono. 1983. Hidrologi
panjang dan lengkap. Sehingga nantinya Untuk Pengairan, PT. Pradnya
HSS yang dihasilkan dapat mendekati Paramita, Jakarta.
kondisi lapangan. Subarkah, Imam. 1980. Hidrologi Untuk
Perencanaan Bangunan Air, Idea
Dharma, Bandung.

978
AGRITEK VOL. 17 NO. 5 SEPTEMBER 2009 ISSN. 0852-5426

Sulistiyono, 1990. Kajian Penentuan Nilai


Parameter Hidrograf Satuan Sintetis
Model Nakayasu Pada Daerah
Aliran Sungai Song, Skripsi,
Universitas Brawijaya.

979

You might also like