Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
1
BAB I
PENDAHULUAN
Oleh karena itu, dalam makalah ini penyusun mencoba untuk membahas tentang
bidang-bidang garapan manajemen pendidikan. Tidak lain penyusunan makalah ini
bertujuan untuk menambah referensi para guru dan calon guru agar dapat lebih
memahami berbagai aspek bidang garapan manajemen pendidikan. Dengan begitu guru
dan calon guru dapat melakukan manajemen pendidikan dengan benar dan dapat
mencapai tujuan pendidikan seperti yang diharapkan.
Saat ini, tujuan pendidikan di Indonesia masih belum tercapai sepenuhnya. Hal
tersebut terjadi karena terdapat beberapa faktor yang menjadi kendala dan masalah
dalam tercapainya tujuan pendidikan nasional. Salah satu kendala dan masalah tersebut
yaitu belum dilaksanakannya pengelolaan pendidikan di Indonesia dengan baik dan
optimal. Seperti kita ketahui bersama, kurangnya sumber informasi yang lengkap dan
terpercaya dapat menjadi salah satu penyebab para guru tidak memahami bagaimana
hakikat manajemen pendidikan tersebut. Maka dengan disusunnya makalah ini dapat
menjadi salah satu referensi untuk menambah wawasan tentang bidang garapan
manajemen pendidikan dan bagaimana merealisasikannya dalam praktek di sekolah.
Sehingga dapat memajukan pendidikan di Indonesia.
2
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Apa saja ruang lingkup bidang garapan manajemen pendidikan dan
bagaimanakah penjelasannya?
1.2.2 Apa yang dimaksud manajemen Kurikulum pendidikan dan bagaimana
penjelasannya?
1.2.3 Apa yang dimaksud manajemen kesiswaan dan bagaimana penjelasannya?
1.2.4 Apa yang dimaksud manajemen sarana dan prasarana pendidikan dan
bagaimana penjelasannya?
1.2.5 Apa yang dimaksud manajemen keuangan sekolah dan bagaimana
penjelasannya?
1.2.6 Apa yang dimaksud hubungan sekolah dengan masyarakat dan bagaimana
penjelasannya?
1.2.7 Apa yang dimaksud manajemen layanan khusus dan bagaimana penjelasannya?
1.3 TUJUAN
1.3.1 Menjelaskan ruang lingkup bidang garapan manajemen pendidikan.
1.3.2 Menjelaskan secara lebih mendalam manajemen kurikulum pendidikan.
1.3.3 Menjelaskan secara lebih mendalam manajemen kesiswaan.
1.3.4 Menjelaskan secara lebih mendalam manajemen sarana dan prasarana
pendidikan.
1.3.5 Menjelaskan secara lebih mendalam manajemen keuangan sekolah.
1.3.6 Menjelaskan secara lebih mendalam manajemen hubungan sekolah dengan
masyarakat.
1.3.7 Menjelaskan secara lebih mendalam manajemen layanan khusus.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Manajemen pendidikan secara umum memiliki bidang garapan yang lebih luas
daripada manajemen sekolah. Manajemen pendidikan tidak hanya menyangkut penataan
pendidikan formal (sekolah,madrasah dan perguruan tinggi), tetapi juga pendidikan luar
sekolah atau pendidikan non formal, seperti TPA/TPQ, pondok pesantren, lembaga-
lembaga kursus maupun lembaga-lembaga pendidikan yang berkembang di masyarakat:
majelis taklim, PKK, karang taruna, pembinaan wanita dan lainnya.
Bidang garapan manajemen organisasi secara garis besar dapat dibagi 2 kegiatan.
Pertama, manajemen administratif. Bidang kegiatan ini disebut juga management of
administrative function, yakni kegiatan-kegiatan yang bertujuan mengarahkan agar
semua orang dalam organisasi/kelompok kerja sama mengerjakan hal-hal yang tepat
sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
Adapun bidang garapan manajemen pendidikan ini secara lebih rinci dapat
dijelaskan sebagai berikut:
4
Pendidikan Propinsi dan/atau Kabupaten/Kota. Level sekolah yang paling penting
adalah bagaimana merealisasikan dan menyesuaikan kurikulum sesuai kebutuhan
masyarakat dan lingkungan.
1. Menilai kesesuaian yang ada dengan tuntutan yang ada dan kebutuhan
murid.
2. Meningkatkan perencanaan program.
5
3. Memilih dan melaksanakan program.
4. Menilai perubahan program.
Untuk itu peru dilakukan pembagian tugas guru untuk penyusunan kalender
pendidikan dan jadwal pelajaran, pembagian waktu, penetapan pelaksanaa evaluasi
belajar, penetapan penilaian, penetapan norma kenaikan kelas, pencatatan
kemajuan belajar peserta didik, serta peningkatan perbaikan pengajaran.
a. Pengertian
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia jalur,
jenjang dan jenis pendidikan tertentu (UUSPN:2003). Sedangakan manajemen
kesiswaan(peserta didik) adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan
dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinu terhadap
6
seluruh peserta didik (dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan) agar
dapat mengikuti proses PBM dengan efektif dan efisien.
Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan
dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan
lancar, tertib dan teratur, serta mencapai tujuan pendidikan sekolah. Untuk
mewujudkan tujuan tersebut, bidang manajemen kesiswaan sedikitnya
memiliki 3 tugas utama yang harus diperhatikan, yaitu penerimaan murid baru,
kegiatan kemajuan belajar, serta bimbingan dan pembinaan disiplin.
Berdasarkan 3 tugas utama tersebut, Sutisna (1985) menjabarkan
tanggung jawab kepala sekolah dalam mengelola bidang kesiswaan berkaitan
dengan hal-hal berikut:
1) Kehadiran siswa di sekolah dan masalah-masalah yang berhubungan
dengan itu.
2) Penerimaan, orientasi, klasifikasi, dan penunjukkan murid ke kelas dan
program studi.
3) Evaluasi dan pelaporan kemajuan belajar.
4) Program supervisi bagi murid yang mempunyai kelainan, seperti
pengajaran, perbaikan, dan pengajaran luar biasa.
5) Pengendalian disiplin murid.
6) Program bimbingan dan penyuluhan.
7) Program kesehatan dan keamanan.
8) Penyesuaian pribadi, sosial, dan emosional.
7
Keberhasilan, kemajuan dan prestasi belajar para siswa memerlukan data
yang otentik, dapat dipercaya, dapat memiliki keabsahan. Data ini diperlukan
untuk mengetahui dan mengontrol keberhasilan atau prestasi kepala sekolah
sebagai manajer pendidikan disekolahnya. Kemajuan siswa ini secara periodik
harus dilaporkan kepada orang tua, sebagai masukan untuk berpartisipasi
dalam proses pendidikan dan membimbing anaknya belajar, baik di rumah
maupun di sekolah. Selain itu, di sekolah perlu dilakukan pencatatan dan
ketatalaksanaan kesiswaan, dalam bentuk buku induk, buku klapper, buku
laporan keadaan siswa, buku presensi siswa,buku rapor, daftar kenaikan kelas,
buku mutasi dan sebagainya.
8
2) Mematuhi ketentuan peraturan yang berlaku.
3) Menghormati tenaga kependidikan.
4) Ikut memelihara sarana dan prasarana serta kebersihan dan ketertiban
serta keamanan sekolah yang bersangkutan.
b. Kegiatan-Kegiatan Dalam Manajemen Peserta Didik
Manajemen peserta didik meliputi dua kegiatan, yaitu:
a) Kegiatan di luar kelas, meliputi penerimaan peserta didik, pencatatan
peserta didik, pembagian seragam sekolah, penyediaan sarana olah raga
dan seni, perpustakaan dan lain-lain.
b) Kegiatan di dalam kelas, meliputi pengelolaan kelas, interaksi belajar
mengajar yang positif, penyediaan media pembelajaran dan lain-lain.
9
mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media
pengajaran. Adapun yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas
yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran,
seperti halaman, kebun, taman, sekolah islam, jalan menuju sekolah islam, tetapi
jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman
sekolah islamuntuk pengajaran biologi, halaman sekolah islam, sebagai sekaligus
lapangan olah raga, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan (Mulyasa,
2007: 49)
10
(2) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang
kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang
perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang
kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolah raga, tempat beribadah, tempat
bermain, tempat bekreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang
proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Dalam mengelola sarana dan prasarana di sekolah dibutuhkan suatu proses
sebagaimana terdapat dalam manajemen yang ada pada umumnya, yaitu : mulai
dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pemeliharaan dan pengawasan.
Apa yang dibutuhkan oleh sekolah perlu direncanakan dengan cermat berkaitan
dengan sarana dan prasarana yang mendukung semua proses pembelajaran. Sarana
pendidikan ini berkaitan erat dengan semua perangkat, peralatan, bahan dan
perabot yang secara langsung digunakan dalam proses belajar mengajar.
Sedangkan prasarana pendidikan berkaitan dengan semua perangkat kelengkapan
dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pembelajaran di
sekolah seperti: ruang, perpustakaan, kantor sekolah, UKS, ruang osis, tempat
parkir, ruang laboratorium, dll.
11
2. Prinsip efisiensi, yaitu pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah
harus di lakukan melalui perencanaan yang seksama, sehingga dapat diadakan
sarana dan prasarana pendidikan yang baik dengan harga yang murah. Demikian
juga pemakaiannya harus dengan hati-hati sehingga mengurangi pemborosan.
12
keseluruhan proses perkiraan secara matang rancangan pembelian, pengadaan,
rehabilitasi, distribusi atau pembuatan peralatan dan perlengkapan yang sesuai
dengan kebutuhan sekolah.
Pada dasarnya tujuan diadakannya perencanaan sarana dan prasarana
pendidikan persekolahan adalah: (1) Untuk menghindari terjadinya kesalahan dan
kegagalan yang tidak diinginkan, (2) Untuk meningkatkan efektifitas dan
efesiensi dalam pelaksanaannya. Salah rencana dan penentuan kebutuhan
merupakan kekeliruan dalam menetapkan kebutuhan sarana dan prasarana yang
kurang/tidak memandang kebutuhan ke depan, dan kurang cermat dalam
menganalisis kebutuhan sesuai dengan dana yang tersedia dan tingkat
kepentingan.
Pengadaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan semua
jenis sarana dan prasarana pendidikan persekolahan yang sesuai dengan
kebutuhan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam konteks
persekolahan, pengadaan merupakan segala kegiatan yang dilakukan dengan cara
menyediakan semua keperluan barang atau jasa berdasarkan hasil perencanaan
dengan maksud untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar berjalan secara
efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Pengadaan sarana dan
prasarana merupakan fungsi operasional pertama dalam manajemen sarana dan
prasarana pendidikan persekolahan. Fungsi ini pada hakikatnya merupakan
serangkaian kegiatan untuk menyediakan sarana dan prasarana pendidikan
persekolahan sesuai dengan kebutuhan, baik berkaitan dengan jenis dan
spesifikasi, jumlah, waktu maupun tempat, dengan harga dan sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan untuk
melaksanakan pengurusan dan pengaturan agar semua sarana dan prasarana selalu
dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdayaguna dan berhasil
guna dalam mencapai tujuan pendidikan. Pemeliharaan merupakan kegiatan
penjagaan atau pencegahan dari kerusakan suatu barang, sehingga barang tersebut
kondisinya baik dan siap digunakan. Pemeliharaan mencakup segala daya upaya
yang terus menerus untuk mengusahakan agar peralatan tersebut tetap dalam
keadaan baik. Pemeliharaan dimulai dari pemakaian barang, yaitu dengan cara
hati-hati dalam menggunakannya. Pemeliharaan yang bersifat khusus harus
13
dilakukan oleh petugas yang mempunyai keahlian sesuai dengan jenis barang
yang dimaksud.
Tujuan pemeliharaan adalah: (1) untuk mengoptimalkan usia pakai
peralatan. Hal ini sangat penting terutama jika dilihat dari aspek biaya, karena
untuk membeli suatu peralatan akan jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan
merawat bagian dari peralatan tersebut; (2) untuk menjamin kesiapan operasional
peralatan untuk mendukung kelancaran pekerjaan sehingga diperoleh hasil yang
optimal; (3) untuk menjamin ketersediaan peralatan yang diperlukan melalui
pencekkan secara rutin dan teratur; dan (4) untuk menjamin keselamatan orang
atau siswa yang menggunakan alat tersebut.
Manfaat pemeliharaan adalah:
1) Jika peralatan terpelihara baik, umurnya akan awet yang berarti tidak perlu
mengadakan penggantian dalam waktu yang singkat.
2) Pemeliharaan yang baik mengakibatkan jarang terjadi kerusakan yang berarti
biaya perbaikan dapat ditekan seminim mungkin.
3) Dengan adanya pemeliharaan yang baik, maka akan lebih terkontrol sehingga
menghindar kehilangan.
4) Dengan adanya pemeliharaan yang baik, maka enak dilihat dan dipandang.
5) Pemeliharaan yang baik memberikan hasil pekerjaan yang baik.
16
2.1.4 Manajemen Keuangan Sekolah
a. Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen Keuangan (financial management) adalah segala aktivitas
organisasi yang berhubungan dengan bagaimana memperoleh
dana,menggunakan dana,dan mengelola aset sesuai tujuan organisasi secara
menyeluruh.
17
memfungsikan organisasi pendidikan akan terdapat bagian keuangan.Orang
yang memimpin bagian keuangan disebut manajer/bagian keuangan.Manajer
keuangan ini mempunyai dua tugas yaitu,sumber dana dan penggunaan dana.
Bendaharawan (Treasurer)
Bendaharawan bertanggung jawab dalam hal :
- Pengadaan uang tunai.
- Perolehan (akuisi) dana dan pengamanannya.
- Membuat laporan posisi kas dan modal kerja.
- Menyusun anggaran kas.
- Manajemen kredit,asuransi dan urusan pensiun.
Akuntansi
Bagian akuntansi bertugas mencatat(recording)dan membat
laporan(reporting) tentang informasi keuangan organisasi.Tanggung jawab
controller adalah :
- Menyusun anggaran dan laporan keuangan.
- Urusan penggajian.
18
- Menghitung pajak.
- Memeriksa internal inside corp.
20
kualitas pelayanan pembelajaran di sekolah yang pada akhirnya akan
berpengaruh terhadap kemajuan dan prestasi belajar anak-anak di sekolah.
Hal ini dinyatakan oleh Husen (1988) dalam penelitiannya bahwa siswa
dapat belajar banyak karena dirangsang oleh pekerjaan rumah yang
diberikan oleh guru dan akan berhasil dengan baik berkat usaha orang tua
mereka dalam memberikan dukungan. Levine & Hagigust (1988) juga
menyatakan bahwa Lingkungan keluarga, cara perlakuan orang tua murid
terhadap anaknya sebagai salah satu cara/bentuk partisipasi mereka dalam
pendidikan dapat meningkatkan intelektual anak. Pentingnya keterlibatan
orang tua/masyarakat akan keberhasilan pendidikan ini telah dibuktikan
kebenarannya oleh Richard Wolf dalam penelitiannya yang
menyimpulkan bahwa terdapat korelasi yang sangat signifikan antara
lingkungan keluarga dengan prestasi belajar.
21
luas, dan bersama masyarakat membangun dan meningkatkan segala
upaya untuk memajukan sekolah. Hal ini dapat tercipta apabila lembaga
pendidikan mau membuka diri dan menjelaskan kepada masyarakat
tentang apa dan bagaimana masyarakat dapat berperan dalam upaya
membantu sekolah/lembaga pendidikan memajukan dan meningkatkan
kualitas penyelenggaraan pendidikan.
22
c. Untuk mengembangkan pemahaman dan antusiasme masyarakat
dalam membantu pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah.
Sedangkan menurut Mulyasa (2007: 50), Tujuan dari hubungan
sekolah dengan masyarakat adalah:
a. Memajukan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan peserta didik;
b. Memperkokoh tujuan serta meningkatkan kualitas hidup dan
penghidupan masyarakat; dan
c. Menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan
sekolah.
Secara lebih konkret menurut Purwanto, tujuan
diselenggarakannya hubungan sekolah dengan masyarakat adalah untuk:
1. Mengenalkan pentingnya sekolah bagi masyarakat.
2. Mendapatkan dukungan dan bantuan moral maupun finansial yang
diperlukan bagi pengembangan sekolah.
3. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang inti dan
pelaksanaan program sekolah.
4. Memperkaya atau memperluas program sekolah sesuai dengan
perkembangan dan kebutuhan masyarakat.
5. Mengembangkan kerja sama yang lebih erat antara keluarga dan
sekolah dalam mendidik anak-anak.
c. Model Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
1. Melalui Komite Sekolah
Komite Sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran
serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan
efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada
pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur
pendidikan di luar sekolah (Kepmendiknas nomor: 044/U/2002).
Tujuan pembentukan Komite Sekolah adalah:
a. Mewadahi dan menyalurkan aspirasi serta prakarsa masyarakat
dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan
di satuan pendidikan.
b. Meningkatkan tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan.
23
c. Menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan
demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan
yang bermutu di satuan pendidikan (Kepmendiknas nomor:
044/U/2002).
Adapun fungsi Komite Sekolah, sebagai berikut:
a) Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat
terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.
b) Melakukan kerjasama dengan masyarakat (perorangan/organisasi/
dunia usaha/dunia industri) dan pemerintah berkenaan dengan
penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.
c) Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai
kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat.
d) Memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada
satuan pendidikan mengenai:
1) kebijakan dan program pendidikan
2) rencana anggaran pendidikan dan belanja sekolah
(RAPBS)
3) kriteria kinerja satuan pendidikan
4) kriteria tenaga kependidikan
5) kriteria fasilitas pendidikan, dan
6) hal-hal lain yang terkait dengan pendidikan
7) Mendorong orang tua dan masyarakat berpartisipasi
dalam pendidikan guna mendukung peningkatan mutu
dan pemerataan pendidikan
8) Menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan
penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan.
9) Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap
kebijakan, program, penyelenggaraan, dan keluaran
pendidikan di satuan pendidikan (Kepmendiknas nomor:
044/U/2002).
24
2. Membina Kerjasama Dengan Pemerintah/masyarakat secara umum
Dalam era otonomi sekolah, khususnya dengan implementasi
pendekatan manajemen sekolah berbasis masyarakat, sekolah memang
memiliki keleluasaan dan atau otonomi yang lebih luas. Otonomi
pemerintahan yang berbasis pada pemerintah daerah Kabupaten/Kota
meletakkan pembinaan dan penyelenggaraan pendidikan berada di
tingkat Kabupaten dan Kota, sehingga nampaknya peranan Pemerintah
provinsi dan pusat tidak dominan. Meskipun demikian bukan berarti
pusat dan propinsi tidak memiliki tanggung jawab terhadap pendidikan.
Dalam paradigm otonomi seperti sekarang diperlukan
kemampuan sekolah (kepala sekolah) untuk membangun kerjasama
yang
harmonis dengan berbagai institusi pemerintahan mulai dari tingkat
pusat sampat dengan tingkat Kabupaten/kota/Kecamatan bahkan
kelurahan.
Hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam kerjasama ini adalah
jangan sampai sekolah larut dan dapat dibawa kepada masalah-masalah
lain selain untuk kepentingan pendidikan. Sekolah tdak boleh terbawa
arus kepada kegiatan politik praktis dan kepentingan kelompok
tertentu.
Kerjasama dengan berbagai institusi tersebut di atas menjadi
kemutlakan bagi sekolah dalam upaya mengembangkan sekolah secara
optimal, sebab sekolah adalah lembaga interaksi social yang tidak bisa
lepas dari masyarakat secara keseluruhan, khususnya masyarakat di
sekitarnya. Banyak hal yang tidak dapat dilakukan sekolah tanpa
bantuan masyarakat tersebut, katakannlah sekolah mengadakan
perayaan ulang tahun sekolah, untuk menjaga keamanan, maka sekolah
mutlak meminta bantuan kepolisian atau petugas keamanan lingkungan
setempat.
Berbagai bentuk kerjasama yang dapat dikembangkan dengan
berbagai institusi tersebut antara lain:
1) Pemberian dan atau penggunaan fasilitas bersama.
Berbagai fasilitas yang tidak dimiliki oleh sekolah mungkin saja
terdapat dan dimiliki oleh lembaga tertentu. Untuk menunjang
25
kegiatan pendidikan sekolah dapat membangun kerjasama dengan
pemilik fasilitas tersebut. Misalnya tempat pameran, gedung olah
raga dan lain-lain.
2) Pelaksanaan kegiatan peningkatan kemampuan siswa.
Misalnya sekolah ingin meningkatkan pemahaman dan kemampuan
siswa tentang kesehatan, dapat bekerjasama dengan puskesmas
dalam memanfaatkan berbagai fasilitas termasuk fasilitas SDM,
ingin
melaksanakan pentas seni sekolah dapat bekerjasama dengan
lembaga kesenian di masyarakat untuk memanfaatkan berbagai
fasilitas kesenian (alat-alat seni, seperti seni tradisional).
3) Pemanfaatan sumber daya manusia secara saling menguntungkan.
sekolah dapat memanfaatkan sumber daya manusia di masyarakat
dan sebaliknya masyarakat dapat memanfaatkan sumber daya
manusia yang dimiliki sekolah.
3. Kerjasama Sekolah dengan Organisasi Masyarakat
Pada saat ini sangat banyak masyarakat yang mengikat dirinya
dalam satu kelompok organisasi, baik yang bersifat organisasi sosial,
organisasi profesi, organisasi untuk community tertentu yang bersifat
kedaerahan maupun organisasi yang mementingkan laba.
Dari berbagai organisasi tersebut di atas banyak sekali yang
sangat peduli terhadap pendidikan, tetapi tidak sedikit juga organisasi
yang menjadi kurang peduli pada dunia pendidikan. Di sadari bahwa
organisasi-organisasi tersebut sangat besar peranannya dalam
membantu pendidikan apabila diberdayakan secara optimal dan murni.
Organisasi tersebut sangat besar manfaatnya apabila sekolah
mampu menjadikannya sebagai mitra bagi pengembangan dan
peningkatan mutu sekolah. Misalnya kalau sekolah menyelenggarakan
ekstra kurikuler seni tari musik atau drama, dapat dilakukan kerjasama
dengan kelompok seni tari, musik atau drama. Dalam kenyataan sehari-
hari sering terjadi organisasi masyarakat melaksanakan kegiatannya
justru menggunakan sekolah sebagai sasarannya, seperti pengabdian
masyarakat mereka tentang penyuluhan NARKOBA, hal ini harus
dimanfaatkan oleh sekolah sebagai peluang dalam pembinaan siswa di
26
sekolahnya. Oleh sebab itu tidak salah kalau sekolah selalu
memprogramkan berbagai kegiatan tersebut sebagai upaya
meningkatkan mutu di sekolah.
d. Bentuk Opersional Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
a. Di bidang Sarana Akademik
Tinggi rendahnya prestasi lulusan (kualitas maupun kuantitas),
penelitian, karya ilmiah (lokal, nasional, internasiona), jumlah dan
tingkat kesarjanaan pendidiknya, sarana dan prasarana akademik
termasuk laboratorium dan perpustakaan serta teknologi instruksional
yang mendukung PBM, termasuk ukuran prestasi dan prestise-nya.
b. Di bidang Sarana Pendidikan
Gedung atau bangunan sekolah termasuk ruang belajar, ruang
praktikum, kantor dan sebagainya beserta perabot yang memadai akan
memiliki daya tarik tersendiri bagi popularitas sekolah.
c. Di bidang Sosial
Partisipasi sekolah dengan masyarakat sekitarnya, seperti kerja bakti,
perayaan-perayaan hari besar nasional atau keagamaan, sanitasi dan
sebagainya akan menambah kesan masyarakat sekitar akan
kepedulian sekolah terhadap lingkungan sekitar sebagai anggota
masyarakat yang senantiasa sadar lingkungan demi baktinya terhadap
pembangunan masyarakat.
d. Kegiatan Karya Wisata
Kegiatan karya wisata juga bisa dijadikan sarana hubungan sekolah
dengan masyarakat, seperti membawa spanduk serta atribut sekolah
sampai keluar daerah menyebabkan nama sekolah dapat dikenal lebih
luas sampai luar kota. Bahkan tertib sopan santun para siswanya di
perjalanan akan mendapat kesan tersendiri dari masyarakat yang
disinggahi dan dilaluinya.
e. Kegiatan Olah Raga dan Kesenian
Juga dapat merupakan sarana hubungan sekolah dengan masyarakat,
misalnya dalam porseni dan lomba antar sekolah akan membawa
keunggulan sekolah dan membawa nama harum sekolah tersebut.
f. Menyediakan fasilitas sekolah untuk kepentingan masyarakat sekitar
sepanjang tidak mengganggu kelancaran PBM, demikian sebaliknya
27
fasilitas yang ada di masyarakat sekitarnya dapat digunakan untuk
kepentingan sekolah.
g. Mengikutsertakan tokoh-tokoh masyarakat dalam kegiatan kurikuler
dan ekstra kurikuler sekolah, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Dan masih banyak lagi kegiatan operasional hubungan
sekolah dengan masyarakat yang dikreasikan sesuai situasi, kondisi
serta kemampuan pihak-pihak terkait.
28
mandiri
maupun
berkelompok
5 Pameran Meningkatkan Memacu peserta Sosialisasi Pada saat ada
kreasi dan didik untuk selalu hasil karya acara PHBI
kreativitas peserta berkarya peserta didik dan PHBN
didik dalam kepada maupun even
berkarya masyarakat tertentu
sehingga pada
akhirnya
mampu terjun
ke
masyarakat
6 Menyebarkan Media Menggalang minat Peningkatan Ketika akan
brosur komunikasi orangtua/wali kualitas dilakukan
tertulis antara murid dan peserta program pendaftaran
sekolah dan orang didik untuk penerimaan dan
tua serta peserta mengikuti penerimaan
didik baru pendidikan di siswa baru
sekolah tsb
29
Manajemen layanan khusus di suatu sekolah merupakan bagian
penting dalam Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang efektif dan efisien.
Sekolah merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kualitas dari penduduk bangsa Indonesia. Sekolah tidak hanya
memiliki tanggung jawab dan tugas untuk mlaksanakan proses pembelajaran
dalam mengembangkan ilmu penegetahuan dan teknologi saja, melainkan
harus menjaga dan meningkatkan kesehatan baik jasmani maupun rohani
peserta didik.
30
proses pengelolan dan pemanfaatannya yang berbeda. Beberapa bentuk
manajemen layanan khusus yang ada di sekolah antara lain:
31
sekolah (Imron, 1995:187). Fungsi-fungsi perpustakaan sekolah
berdasarkan tujuannya yakni sebagai pusat belajar mengajar, sebagai pusat
penelitian dan telaah pustaka, sebagai pusat ilmu pengetahuan, sebagai
pusat rekreasi, dan sebagai pusat apresiasi dan kreasi. Ada dua jenis layanan
perpustakaan kepada peserta didik, yaitu pelayanan sirkulasi dan pelayanan
referensi.
32
1. Menanamkan hidup sehat kepada peserta didik dan mendorong kepada
guru dan personalia sekolah memberikan teladan hidup sehat
2. Mencegah dan memberantas penyakit
3. Memperbaiki dan memulihkan kesehatan melalui usaha-usaha seperti:
pengobatan ringan, imunisasi dan vaksinasi, peningkatan dan perbaikan
gizi, penanaman hidup sehat, memperlibatkan guru dalam keseluruhan
usaha kesehatan peserta didik.
33
Layanan Bimbingan dan Konseling Peserta Didik
34
khusus adalah menbantu siswa agar dapat mencapai tujuan-tujaun
perkembangan meliputi aspek pribadi dan sosial, belajar, dan karier.
35
dipergunakan untuk melaksanakan praktikum, penyelidikan, percobaan,
pengembangan dan bahkan pembakuan.
36
pengelolannya melibatkan guru dan personalia sekolah. Sedangkan koperasi
peserta didik atau biasa disebut disebut koperasi siswa (Kopsis) adalah
koperasi yang ada di sekolah tetapi pengelolaanya adalah oleh pesera didik,
kedudukan guru di dalam Kopsis adalah sebagai pembimbing saja.
37
Sarana dan prasarana pendidikan penting artinya guna menunjang
kesuksesan pendidikan di sekolah. Menurut Ali Imron dalam buku Perspektif
Manajemen Berbasis Sekolah oleh Tim Pakar Manajemen Pendidikan (2004),
Sarana pendidikan adalah semua piranti yang secara langsung dipergunakan
dalam proses pendidikan di sekolah. Sedangkan prasarana pendidikan adalah
semua piranti yang secara tidak langsung dipergunakan dalam proses
pendidikan di sekolah.
38
sekolah, kamar kecil, ruang usaha kesehatan sekolah, ruang guru, ruang kepala
sekolah, dan tempat parkir kendaraan.
39
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
40
7. Manajemen layanan khusus di sekolah pada dasarnya di tetapkan dan di
organisasikan untuk mempermudah atau memperlancar pembelajaran, serta dapat
memenuhi kebutuhan khusus siswa di sekolah. Jenis-jenis layanan khusus di sekolah
antara lain layanan perpustakaan peserta didik, layanan kesehatan peserta didik,
layanan bimbingan dan konseling, layanan kafentaria peserta didik, layanan
laboratorium peserta didik, layanan koperasi peserta didik dan layanan keamanan
peserta didik.
41
DAFTAR PUSTAKA
42