Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
7
8
dan juga terletak pada tujuan dan tempat penelitiannya. Penelitian yang dilakukan
oleh Hadianto dan Zuhri bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar. Sedangkan
penelitian sekarang tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar tetapi
juga aktivitas siswa. Penelitian yang dilakukan oleh ketiga peneliti terdahulu
(Hadianto, Zuhri, dan Damayanti) dijadikan acuan dalam penelitian sekarang.
Berdasarkan latar belakang masalah yang sama dan keberhasilan yang
diperoleh oleh ketiga peneliti terdahulu dalam menerapkan metode role playing
(bermain peran) sebagai solusi permasalahan yang terjadi dapat memberikan
kontribusi bagi peneliti untuk menggunakan metode role playing sebagai solusi
dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SDN Dawuhan
Wetan 04 Lumajang.
2) Djamarah (1996)
metode pembelajaran konvensional adalah metode pembelajaran
tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu
metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru
dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran.
3) Freire (1999)
Istilah terhadap pengajaran seperti itu sebagai suatu penyelenggaraan
guruan ber-“gaya bank” (banking concept of education). Penyelenggaraan
guruan hanya dipandang sebagai suatu aktivitas pemberian informasi yang
harus “ditelan” oleh siswa, yang wajib diingat dan dihafal.
4) Burrowes (2003)
Menurut Burrowes pembelajaran konvensional lebih menekankan pada
resitasi konten, tanpa memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk
merefleksi materi-materi yang dipresentasikan, menghubungkannya
dengan pengetahuan sebelumnya, atau mengaplikasikannya kepada situasi
kehidupan nyata.
dengan individu lainnya. Fokus model ini terletak pada proses, dimana dengan
proses ini realitas dinegosiasi memberikan prioritas pada perbaikan kemampuan
individu untuk berhubungan dengan yang lainnya, bergelut dengan proses
demokratik dan bekerja secara produktif dalam masyarakat.
berisi 177 macam kegiatan murid dan mengklasfikasikan aktivitas belajar tersebut
atas delapan kelompok, yaitu:
1. Visual activities (13) seperti membaca, memperhatikan: gambar,
demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain dan sebagainya.
2. Oral activities (43) seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi
saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interviu, diskusi, interupsi,
dan sebagainya.
3. Listening activities (11) seperti mendengarkan uraian, percakapan,diskusi,
musik, pidato, dan sebagainya.
4. Writing activities (22) seperti menulis cerita, karangan, laporan, tes,
angket, menyalin dan sebagainya.
5. Drawing activities (8) seperti menggambar, membuat grafik, peta,
diagram, pola dan sebagainya.
6. Motor activities (47) seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi,
model, mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang, dan
sebagainya.
7. Mental activities (23) seperti menanggap, mengingat, memecahkan soal,
menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan, dan sebagainya.
8. Emotional activities (23) seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira,
berani, tenang, gugup, dan sebagainya.
Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang
kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi
dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.
3. Ranah Psikomotor
Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi
neuromuscular (menghubungkan, mengamati).
Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor
karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus
menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah. Hasil
belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai
suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami
belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.