You are on page 1of 14

Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain alcohol; dan kadang

untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal ini disebabkan karena memang etanol yang
digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol
lainnya. Begitu juga dengan alkohol yang digunakan dalam dunia famasi. Alkohol yang
dimaksudkan adalah etanol. Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang
lebih luas lagi.

Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk senyawa organik apa pun
yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada
atom hidrogen dan/atau atom karbon lain.

Aseton, juga dikenal sebagai propanon, dimetil keton, 2-propanon, propan-2-on, dimetilformaldehida,
dan β-ketopropana, adalah senyawa berbentuk cairan yang tidak berwarna dan mudah terbakar. Ia
merupakan keton yang paling sederhana. Aseton larut dalam berbagai perbandingan dengan air, etanol,
dietil eter,dll. Ia sendiri juga merupakan pelarut yang penting. Aseton digunakan untuk membuat plastik,
serat, obat-obatan, dan senyawa-senyawa kimia lainnya. Selain dimanufaktur secara industri, aseton
juga dapat ditemukan secara alami, termasuk pada tubuh manusia dalam kandungan kecil.

Benzena, juga dikenal dengan nama C6H6, PhH, dan benzol, adalah senyawa kimia organik yang
merupakan cairan tak berwarna dan mudah terbakar serta mempunyai bau yang manis. Benzena adalah
sejenis karsinogen. Benzena adalah salah satu komponen dalam bensin dan merupakan pelarut yang
penting dalam dunia industri. Benzena juga adalah bahan dasar dalam produksi obat-obatan, plastik,
bensin, karet buatan, dan pewarna. Selain itu, benzena adalah kandungan alami dalam minyak bumi,
namun biasanya diperoleh dari senyawa lainnya yang terdapat dalam minyak bumi.

Benzena
Nama IUPAC[sembunyikan][sembunyikan]
Benzena (atau 1,3,5-sikloheksatriena)
Nama lain[sembunyikan][sembunyikan]
Benzol
Identifikasi Nomor CAS [71-43-2] Nomor RTECS CY1400000 SMILES c1ccccc1
C1=CC=CC=C1 Sifat Rumus molekul C6H6 Massa molar 78,1121 g/mol Penampilan Cairan tak
berwarna Densitas 0,8786 g/mL, zat cair Titik leleh

5,5 °C (278,6 K)

Titik didih

80,1 °C (353,2 K)

Kelarutan dalam air 0,8 g/L (25 °C) Viskositas 0,652 cP pada 20 °C Momen dipol 0 D Bahaya
Klasifikasi EU (F)
Carc. Cat. 1
Muta. Cat. 2
Toxic (T) NFPA 704

4
3
0
 
Frasa-R R45, R46, R11, R36/38,R48/23/24/25, R65 Frasa-S S53, S45 Titik nyala −11 °C
Senyawa terkait Senyawa terkait toluena
borazina Kecuali dinyatakan sebaliknya, data di atas berlaku
pada temperatur dan tekanan standar (25°C, 100 kPa)

Sangkalan dan referensi

Etil asetat adalah senyawa organik dengan rumus CH3CH2OC(O)CH3. Senyawa ini merupakan ester dari
etanol dan asam asetat. Senyawa ini berwujud cairan tak berwarna, memiliki aroma khas. Senyawa ini
sering disingkat EtOAc, dengan Et mewakili gugus etil dan OAc mewakili asetat. Etil asetat diproduksi
dalam skala besar sebagai pelarut.

Desember 5, 2007, 11:48 pm


Diarsipkan di bawah: L.A.P.O.R.A.N, sains
1 Votes

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengujian kelarutan banyak digunakan pada produk-produk instan di industri makanan seperti
jahe instan, kopi instan, serta digunakan untuk tablet. Makin tinggi angka yang diperoleh
menunjukkan kelarutan yang makin meningkat pula.

B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk menguji kelarutan pada produk instan dan tablet, di anataranya
adalah kopi instan bubuk tanpa ampas, kopi instan bubuk, dan tablet hisap vitamin

C. Dasar Teori
Kelarutan sering digunakan dalam beberapa faham. Kelarutan menyatakan pengertian secara
kualitatif dari proses larutan (Petruci,1987). Kelarutan juga di gunakan secara kuantitatif untuk
menyatakan komposisi dari larutan. Suatu larutan dinyatakan merupakan ”larutan tidak jenuh”
jika solute dapat ditambahkan untuk memperoleh berbagai larutan yang berbeda dalam
konsentrasinya. Dalam banyak hal, ternyata proses penambahan solute tidak dapat berlangsung
secara tidak terbatas. Suatu keadaan akan dicapai dimana penambahan solute pada sejumlah
solvent yang tertentu tidak akan menghasilkan larutan lain yang memiliki konsentrasi lebih
tinggi (Keenan,1986).
Istilah kelarutan digunakan untuk menyatakan jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam
sejumlah tertentu zat pelarut atau larutan. Kelarutan bergantung pada jenis zat terlarut, ada zat
yang mudah larut tetapi banyak juga yang sedikit larut.
Konsentrasi dari larutan jenuh, yaitu kelarutan, tergantung pada (Keenan,1986) :
Sifat solvent
Kelarutan yang besar terjadi bila molekul-molekul solute mempunyai kesamaan dalam struktur
dan sifat-sifat kelistrikan dari molekul-molekul solvent. Bila ada kesamaan dari sifat-sifat
kelistrikan, misalnya momen dipol yang tinggi, antara solvent-solvent, maka gaya-gaya tarik
yang terjadi antara solute solvent adalah kuat. Sebaliknya, bila tidak ada kesamaan, maka gaya-
gaya terik solute solvent lemah.
Secara umum, padatan ionik mempunyai kelarutan yang lebih tinggi dalam solvent polar
daripada dalam pelarut non-polar. Juga, jika solvent lebih polar, maka kelarutan dari padatan-
padatan ionik akan lebih besar.
Sifat solute
Penggantian solute berarti pengubahan interaksi-interaksi solute-solute dan solute-solvent.
Suhu
Kelarutan gas dalam air biasanya menurun jika suhu larutan dinaikkan. Gelembung-gelembung
kecil yang dibentuk bila air dipanaskan adalah kenyataan bahwa udara yang terlarut menjadi
kurang larut pada suhu-suhu yang lebih kecil. Hal yang serupa, tidak ada aturan yang umum
untuk perubahan suhu terhadap kelrutan cairan-cairan dan padatan-padatan.
Tekanan
Kelarutan dari semua gas naik jika tekanan saham dari gas yang terletak di atas larutan
dinaikkan. Secara kuantitatif, hal ini dinyatakn dalam hukum Henry, yang menyatakan bahwa
pada suhu tetap perbandingan dari tekanan saham dari solute gas dibagi dengan mol fraksi dari
gas dalam larutan adalah tetap.

Pengendapan merupakan metode yang sangat berharga untuk memisahkan suatu sample menjadi
komponen-komponennya. Proses yang dilibatkan adalah proses dalam zat yang akan dipisahkan
itu digunakan untuk membentuk suatu fase baru endapan padat (R.A. Day, Jr,1992).
Pengujian mengenai kelarutan ini banyak digunakan untuk produk-produk instan seperti jahe
instan, kopi instan, serta dapat pula digunakan untuk tablet. Makin tinggi angka yang diperoleh
menunjukkan kelarutan yang meningkat pula.

Etil asetat Informasi Nama sistematis Etil etanoat


Etil asetat Nama alternatif Etil ester
Ester asetat
Ester etanol Rumus molekul C4H8O2 Massa molar 88.12 g/mol Densitas dan fase 0.897 g/cm³, cairan
pada 30C Titik lebur −83.6 °C (189.55 K) Titik didih 77.1 °C (350.25 K) Penampilan Cairan tak berwarna
Sifat kimia dan fisika
Etil asetat adalah pelarut polar menengah yang volatil (mudah menguap), tidak beracun, dan
tidak higroskopis. Etil asetat merupakan penerima ikatan hidrogen yang lemah, dan bukan suatu
donor ikatan hidrogen karena tidak adanya proton yang bersifat asam (yaitu hidrogen yang
terikat pada atom elektronegatif seperti flor, oksigen, dan nitrogen. Etil asetat dapat melarutkan
air hingga 3%, dan larut dalam air hingga kelarutan 8% pada suhu kamar. Kelarutannya
meningkat pada suhu yang lebih tinggi. Namun demikian, senyawa ini tidak stabil dalam air
yang mengandung basa atau asam.

[sunting] Sintesis
Etil asetat disintesis melalui reaksi esterifikasi Fischer dari asam asetat dan etanol dan hasilnya
beraroma jeruk (perisa sintesis), biasanya dalam sintesis disertai katalis asam seperti asam sulfat.

CH3CH2OH + CH3COOH → CH3COOCH2CH3 + H2O

Reaksi diatas merupakan reaksi reversibel dan menghasilkan suatu kesetimbangan kimia. Karena
itu, rasio hasil dari reaksi diatas menjadi rendah jika air yang terbentuk tidak dipisahkan. Di
laboratorium, produk etil asetat yang terbentuk dapat dipisahkan dari air dengan menggunakan
aparatus Dean-Stark.

[sunting] Reaksi
Etil asetat dapat dihidrolisis pada keadaan asam atau basa menghasilkan asam asetat dan etanol
kembali. Katalis asam seperti asam sulfat dapat menghambat hidrolisis karena berlangsungnya
reaksi kebalikan hidrolisis yaitu esterifikasi Fischer.

Untuk memperoleh rasio hasil yang tinggi, biasanya digunakan asam kuat dengan proporsi
stoikiometris, misalnya natrium hidroksida. Reaksi ini menghasilkan etanol dan natrium asetat,
yang tidak dapat bereaksi lagi dengan etanol:

CH3CO2C2H5 + NaOH → C2H5OH + CH3CO2Na

Asam, basa dan garam merupakan zat kimia yang memiliki sifat-sifat yang dapat membantu kita
untuk membedakannya. Karena pada umumnya asam bersifat masam dan basa berasa agak pahit.
Akan tetapi rasa sebaiknya jangan dipergunakan untuk menguji adanya asam atau basa, karena
Anda tidak boleh begitu saja mencicipi zat-zat kimia yang belum dikenal karena banyak
diantaranya yang bersifat racun atau bersifat korosif.

1. Asam dan Basa dapat Dibedakan dari Rasa dan Sentuhan

Apa yang terdapat dalam pikiran Anda ketika mendengar kata asam? Apakah Anda berpikir pada
suatu benda yang rasanya masam atau asam adalah suatu zat yang dapat membakar kulit Anda
dan melarutkanlogam? Semua itu tergantung dari sifat khas beberapa asam.Pernahkah Anda
membersihkan saluran yang tersumbat dengan pembersih saluran? Meminum obat anti maag
(antasid) untuk mengatasi gangguan sakit perut dan merasakan licinnya sabun? Hal ini berarti
Anda telah berpengalaman dengan sifat kimia basa.

Asam mempunyai rasa masam. Rasa masam yang kita kenal misalnya pada beberapa jenis
makanan seperti jeruk, jus lemon, tomat, cuka, minuman ringan (soft drink) dan beberapa produk
seperti sabun yang mengandung belerang dan air accu (Gambar 13). Sebaliknya, basamempunyai
rasa pahit. Tetapi, rasa sebaiknya jangan digunakan untukmenguji adanya asam dan basa, karena
beberapa asam dan basa dapat mengakibatkan luka bakar dan merusak jaringan.

Seperti halnya rasa, sentuhan bukan merupakan cara yang aman untuk menguji basa, meskipun
Anda telah terbiasa dengan sentuhan sabun saat mandi atau mencuci. Basa (seperti sabun)
bersifat alkali, bereaksi dengan protein di dalam kulit sehingga sel-sel kulit akan mengalami
pergantian. Reaksi ini merupakan bagian dari rasa licin yang diberikan oleh sabun, yang sama
halnya dengan proses pembersihan dari produk pembersih saluran.

Beberapa asam yang telah dikenal dalam kehidupan sehari-hari disajikan dalam Tabel 4.
Tabel 4. Beberapa Asam dan Basa Yang Telah Dikenal

Asam juga merupakan kebutuhan industri yang vital. Empat macam asam yang paling penting
dalam industri adalah asam sulfat, asam fosfat, asam nitrat dan asam klorida. Asam sulfat
(H2SO4) merupakan cairan kental menyerupai oli. Umumnya asam sulfat digunakan dalam
pembuatan pupuk, pengilangan minyak, pabrik baja, pabrik plastik, obat-obatan, pewarna, dan
untuk pembuatan asam lainnya. Asam fosfat (H3PO4) digunakan untuk pembuatan pupuk dan
deterjen. Namun, sangat  disayangkan bahwa fosfat dapat menyebabkan masalah pencemaran di
danau-danau dan aliran sungai.

Asam nitrat (HNO3) banyak digunakan untuk pembuatan bahan peledak dan pupuk. Asam nitrat
pekat merupakan cairan tidak berwarna yang dapat mengakibatkan luka bakar pada kulit
manusia. Asam klorida (HCl) adalah gas yang tidak berwarna yang dilarutkan dalam air. Asap
HCl  dan ion-ionnya yang terbentuk dalam larutan, keduanya berbahaya bagi jaringan tubuh
manusia.

Dalam keadaan murni, pada umumnya basa berupa kristal padat. Produk rumah tangga apa yang
mengandung basa? Beberapa produk rumah tangga yang mengandung basa, antara lain
deodorant, antasid, dan sabun. Basa yang digunakan secara luas adalah kalsium hidroksida,
Ca(OH)2 yang umumnya disebut soda kaustik suatu basa yang berupa  tepung kristal putih yang
mudah larut dalam air. Basa yang paling banyak digunakan adalah amoniak. Amoniak
merupakan gas tidak berwarna dengan bau yang sangat menyengat,  sehingga sangat
mengganggu saluran pernafasan dan paru-paru bila gas terhirup. Amoniak digunakan sebagai
pupuk, serta bahan pembuatan rayon, nilon dan asam nitrat.
enis-jenis Larutan
Kata Kunci: Daya hantar listrik, Jenis larutan, Jenis larutan berdasarkan konsentrasi zat terlarut,
Kelarutan daya hantar larutan, Konsentrasi zat terlarut

Ditulis oleh Utiya Azizah pada 23-02-2010

Bermacam-macam larutan dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat kelarutan, konsentrasi zat


terlarut dan daya hantar listrik. Berikut kita bahas jenis larutan berdasarkan konsentrasi zat
terlarut, kelarutan daya hantar larutan secara terpisah.

1. Konsentrasi Zat Terlarut

Apakah Anda pernah membuat teh pada pagi atau sore hari? Teh bagaimana yang Anda
inginkan, yang pekat atau yang encer? Bila Anda senang teh yang pekat, pasti banyak ekstrak teh
yang Anda larutkan dalam pelarut air, sebaliknya bila Anda senang teh encer, hanya sedikit
ekstrak teh yang Anda larutkan dalam air.

Dalam pembuatan larutan di laboratorium, kita kenal istilah “konsentrasi”. Bila larutan pekat
berarti konsentrasinya tinggi, dan bila larutan encer berarti larutan tersebut mempunyai
konsentrasi rendah. Larutan dengan konsentrasi tinggi berarti memerlukan lebih banyak zat
terlarut daripada larutan dengan konsentrasi rendah. Lebih jelasnya
perhatikan Gambar 3 untuk memvisualisasikan perbedaan larutan pekat dan larutan encer.
2. Kelarutan

Pengertian Kelarutan

Kita sering melarutkan suatu bahan untuk beberapa keperluan. Kadang-kadang ada bahan yang
sukar larut dan ada juga bahan yang mudah larut. Umumnya zat terlarut larut dalam pelarut
tertentu dan temperatur tertentu. Misalnya, hanya 4,74 g kalium iodat, KIO3 yang larut dalam
100 g air pada 00C. Bila kita tambahkan 4,74 g KIO3 ke dalam air pada temperatur tersebut,
terdapat kelebihan jumlah KIO3 yang tidak larut. Maka dapat kita katakan bahwa kelarutan
KIO3 dalam air pada 00C adalah 4,74 g per 100 g air.

Dari uraian di atas, banyaknya zat terlarut maksimal yang dapat larut dalam jumlah tertentu
pelarut pada temperatur konstan disebut kelarutan. Kelarutan suatu zat tergantung pada suhu,
volume pelarut, dan ukuran zat terlarut. Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarut pada
temperatur tertentu disebut larutan jenuh. Sebelum mencapai titik jenuh, disebut larutan tidak
jenuh. Sedangkan suatu keadaan dengan zat terlarut lebih banyak dari pada pelarut, disebut
larutan lewat jenuh. Jadi , larutan yang mengandung 2 g KIO3 dalam 100 g air pada 00C adalah
larutan tidak jenuh.

Perhatikan uraian berikut. Pada 1000C, kelarutan KIO3 dalam air adalah 32,3 g per 100 g air.
Jika larutan yang mengandung 32,3 g KIO3 dalam 100 g air pada 1000C tersebut, kita dinginkan
pada 00c, ternyata hanya 4,74 g KIO3 yang masih dalam keadaan larut, dan 27,6 g KIO3 akan
membentuk kristal dalam larutan. Proses ini disebut rekristalisasi. Terbentuknya kristal zat
terlarut dalam larutan, dapat terjadi bila kita menambahkan sedikit zat terlarut padat pada larutan
lewat jenuh seperti ditunjukkan dalam Gambar 4.
Pelarut yang sering digunakan adalah air. Hal ini disebabkan karena air merupakan zat yang
mudah di dapat dan mempunyai kemampuan tinggi untuk melarutkan zat. Jika kita sedang
memasak sayur, bermacammacam bumbu kita masukkan untuk mendapatkan rasa yang sedap.
Rasa tersebut merupakan kombinasi rasa dari beberapa macam bumbu yang telah terlarut dalam
air (kuah). Karena kemampuan yang tinggi dalam melarutkan zat, air dinamakan sebagai “pelarut
universal”. Di dalam tubuh kita pun air melarutkan makanan sehingga mudah dicerna. Apakah
semua zat melarut sama baiknya di dalam air? Untuk menjawab pertanyaan ini, coba perhatikan
Tabel 2 berikut.

Berdasarkan Tabel 2 di atas, dapat diungkapkan bahwa kelarutan berbagai macam zat dalam air
tidak sama. Bandingkan kelarutan gula dan garam dalam air. Mana yang lebih mudah melarut?
Mengapa kelarutan zat berbeda-beda? Faktor-faktor apa yang mempengaruhinya? Perhatikan
Gambar 5, Anda pasti akan menemukan jawabannya. Selain suhu, faktor Larutan Asam dan
Basa, faktor yang mempengaruhi kelarutan adalah pengadukan (Gambar 5a), dan ukuran zat
terlarut (luas permukaan sentuhan zat terlarut) (Gb. 5b).
Struktur
Gugus fungsional alkohol adalah gugus hidroksil yang terikat pada karbon hibridisasi sp3. Ada
tiga jenis utama alkohol - 'primer', 'sekunder, dan 'tersier'. Nama-nama ini merujuk pada jumlah
karbon yang terikat pada karbon C-OH. Etanol dan metanol (gambar di bawah) adalah alkohol
primer. Alkohol sekunder yang paling sederhana adalah propan-2-ol, dan alkohol tersier
sederhana adalah 2-metilpropan-2-ol.

[sunting] Rumus kimia umum

Rumus kimia umum alkohol adalah CnH2n+1OH'

[sunting] Penggunaan
[sunting] Pengawet

Alkohol juga dapat digunakan sebagai pengawaet untuk hewan koleksi (yang ukurannya kecil)
alkohol

[sunting] Otomotif

Alkohol dapat digunakan sebagai bahan bakar otomotif. Ethanol dan methanol dapat dibuat
untuk membakar lebih bersih dibanding gasoline atau diesel. Alkohol dapat digunakan sebagai
antifreeze pada radiator. Untuk menambah penampilan Mesin pembakaran dalam, methanol
dapat disuntikan kedalam mesin Turbocharger dan Supercharger. Ini akan mendinginkan
masuknya udara kedalam pipa masuk, menyediakan masuknya udara yang lebih padat.

[sunting] Nama-nama untuk alkohol


Ada dua cara menamai alkohol: nama umum dan nama IUPAC.
Nama umum biasanya dibentuk dengan mengambil nama gugus alkil, lalu menambahkan kata
"alkohol". Contohnya, "metil alkohol" atau "etil alkohol".

Nama IUPAC dibentuk dengan mengambil nama rantai alkananya, menghapus "a" terakhir, dan
menambah "ol". Contohnya, "metanol" dan "etanol".

[sunting] pH
Alkohol adalah asam lemah.

[sunting] Metanol dan etanol


Dua alkohol paling sederhana adalah metanol dan etanol (nama umumnya metil alkohol dan etil
alkohol) yang strukturnya sebagai berikut:

H H H
| | |
H-C-O-H H-C-C-O-H
| | |
H H H
metanol etanol

Dalam peristilahan umum, "alkohol" biasanya adalah etanol atau grain alcohol. Etanol dapat
dibuat dari fermentasi buah atau gandum dengan ragi. Etanol sangat umum digunakan, dan telah
dibuat oleh manusia selama ribuan tahun. Etanol adalah salah satu obat rekreasi (obat yang
digunakan untuk bersenang-senang) yang paling tua dan paling banyak digunakan di dunia.
Dengan meminum alkohol cukup banyak, orang bisa mabuk. Semua alkohol bersifat toksik
(beracun), tetapi etanol tidak terlalu beracun karena tubuh dapat menguraikannya dengan cepat.

[sunting] Alkohol umum


 isopropil alkohol (sec-propil alcohol, propan-2-ol, 2-propanol) H3C-CH(OH)-CH3, atau alkohol
gosok
 etilena glikol (etana-1,2-diol) HO-CH2-CH2-OH, yang merupakan komponen utama dalam
antifreeze
 gliserin (atau gliserol, propana-1,2,3-triol) HO-CH2-CH(OH)-CH2-OH yang terikat dalam minyak
dan lemak alami, yaitu trigliserida (triasilgliserol)
 Fenol adalah alkohol yang gugus hidroksilnya terikat pada cincin benzena

Alkohol digunakan secara luas dalam industri dan sains sebagai pereaksi, pelarut, dan bahan
bakar. Ada lagi alkohol yang digunakan secara bebas, yaitu yang dikenal di masyarakat sebagai
spirtus. Awalnya alkohol digunakan secara bebas sebagai bahan bakar. Namun untuk mencegah
penyalahgunaannya untuk makanan atau minuman, maka alkohol tersebut didenaturasi.
denaturated alcohol disebut juga methylated spirit, karena itulah maka alkohol tersebut dikenal
dengan nama spirtus.
Aseton dibuat secara langsung maupun tidak langsung dari propena. Secara umum, melalui
proses kumena, benzena dialkilasi dengan propena dan produk proses kumena(isopropilbenzena)
dioksidasi untuk menghasilkan fenol dan Aseton:

C6H5CH(CH3)2 + O2 → C6H5OH + OC(CH3)2

Konversi di atas terjadi melalui zat antara kumena hidroperoksida, C6H5C(OOH)(CH3)2.

Aseton juga diproduksi melalui propena yang dioksidasi langsung dengan menggunakan katalis
Pd(II)/Cu(II), mirip seperti 'proses wacker'.

Dahulu, aseton diproduksi dari distilasi kering senyawa asetat, misalnya kalsium asetat. Selama
perang dunia I, sebuah proses produksi aseton dari fermentasi bakteri dikembangkan oleh Chaim
Weizmann dalam rangka membantu Britania dalam usaha perang. Proses ini kemudian
ditinggalkan karena rendahnya aseton butanol yang dihasilkan.

[sunting] Biosintesis
Lihat pula: ketosis

Sejumlah kecil aseton diproduksi dalam tubuh melalui dekarboksilasi jasad keton.

[sunting] Penggunaan
[sunting] Cairan pembersih

Aseton sering kali merupakan komponen utama (atau tunggal) dari cairan pelepas cat kuku. Etil
asetat, pelarut organik lainnya, kadang-kadang juga digunakan. Aseton juga digunakan sebagai
pelepas lem super. Ia juga dapat digunakan untuk mengencerkan dan membersihkan resin kaca
serat dan epoksi. Ia dapat melarutkan berbagai macam plastik dan serat sintetis.

Ia sangat baik digunakan untuk mengencerkan resin kaca serat, membersihkan peralatan kaca
gelas, dan melarutkan resin epoksi dan lem super sebelum mengeras.

Selain itu, aseton sangatlah efektif ketika digunakan sebagai cairan pembersih dalam mengatasi
tinta permanen.

[sunting] Pelarut

Aseton dapat melarutkan berbagai macam plastik, melipuri botol Nalgene yang dibuat dari
polistirena, polikarbonat, dan beberapa jenis poliprolilena.[2]

dalam laboratorium, aseton digunakan sebagai pelarut aportik polar dalam kebanyakan reaksi
organik, seperti reaksi SN2. Penggunaan pelarut aseton juga berperan penting pada oksidasi
Jones. Oleh karena polaritas aseton yang menengah, ia melarutkan berbagai macam senyawa.
Sehingga ia umumnya ditampung dalam botol cuci dan digunakan sebagai untuk membilas
peralatan gelas laboratorium.

Walaupun mudah terbakar, aseton digunakan secara ekstensif pada proses penyimpanan dan
transpor asetilena dalam industri pertambangan. Bejana yang mengandung bahan berpori
pertama-tama diisi dengan aseton, kemudian asetilena, yang akan larut dalam aseton. Satu liter
aseton dapat melarutkan sekitas 250 liter asetilena.[3

Aseton[1]

Nama IUPAC[sembunyikan][sembunyikan]
Propanon
Nama lain[sembunyikan][sembunyikan]
β-ketopropana
Dimetil keton, dimetilformaldehida, DMK
Identifikasi Nomor CAS [67-64-1] Nomor RTECS AL31500000 SMILES CC(=O)C InChI
1/C3H6O/c1-3(2)4/h1-2H3 Sifat Rumus molekul CH3COCH3 Massa molar 58,08 g/mol Penampilan
Cairan tidak berwarna Densitas 0,79 g/cm³, cair Titik leleh

−94,9 °C (178,2 K)

Titik didih

56,53 °C (329,4 K)

Kelarutan dalam air larut dalam berbagai perbandingan Viskositas 0,32 cP pada 20 °C Struktur
Bentuk molekul trigonal planar pada C=O Momen dipol 2,91 D Bahaya Klasifikasi EU Mudah
terbakar (F)
Iritan (Xi) NFPA 704
3
1
0
 
Frasa-R R11, Templat:R36, Templat:R66, R67 Frasa-S S2, S9, S16, S26 Titik nyala -17 °C Suhu
swanyala 465 °C Senyawa terkait Pelarut terkait Air
Etanol
Isopropanol
Toluena

You might also like