Professional Documents
Culture Documents
Kebijakan mutu dari PT Timuraya Tunggal adalah “Untuk mencapai kepuasan pelanggan
di pasar global melalui komitmen yang kuat dalam menjaga mutu, pelayanan, dan
efisiensi berdasar semangat untuk melakukan inovasi dan perbaikan secara terus
menerus”. Untuk mencapai misinya itu, perusahaan ini telah mengalami berbagai
pengembangan dan ekspansi usaha yang terangkum dalam table di 1.1
Tugas khusus yang meliputi desain alat filtrasi Sulfamic Acid SF 1-4 dari 2 motor penggerak
menjadi 1 motor penggerak, yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dari proses dan
mengurangi dampak lingkungan yang korosif.
Asam Sulfamat, dikenal juga dengan nama Amidosulfonic Acid, Amidosulfuric Acid,
dan Aminosulfonic Acid adalah gabungan molekuler dengan rumus kimia H3NSO3. Zat ini
kurang berwarna, banyak diaplikasikan untuk dicampur dengan air. Zat ini kadang dalam
bentuk padatan kristal putih. Sulfamic Acid (H3NSO3) bisa dianggap merupakan campuran
antara Sulfuric Acid (H2SO4) dan Sulfamic (H4N2SO2), menggantikan grup OH dengan grup
NH2. Pola ini dapat dilebarkan tidak jauh dari kedua arah tanpa memutuskan grup SO2.
Pertama, perlu diperhatikan bahwa campuran ini dijelaskan secara lengkap dengan rumus
kimia H3NSO3, bukan Tautomer (H2NSO2(OH)). Jarak ikatan yang relevan adalah S=O =
1,44 dan S-N = 1,77 Å (Å = 1010 m). Panjang sebenarnya dari jarak S-N konsisten dengan
ikatan tunggal, terlebih lagi, difraksi neutron berada pada atom hidrogen. Struktur dari
Sulfamic Acid adalah seperti gambar di bawah ini
Sulfamic acid adalah asam yang sangat kuat, Ka = 1,01 x 10−1. Karena padatannya tidak
higroskopis, zat ini digunakan standard dalam asidimetri (penghitungan kadar asam secara
kuantitatif). Deprotonasi ganda dapat berefek pada NH3 untuk menghasilkan [HNSO3]2−.
Sulfamic acid mencair pada suhu 205 °C sebelum terurai pada temperatur lebih tinggi untuk
menjadi H2O, SO3, SO2, dan N2.
Larutan air tidak stabil dan secara perlahan-lahan terhidrolisis menjadi amonium bisulfat, tapi
padatan kristal tidak stabil di bawah kondisi tempat penyimpanan yang biasa.
Oleum dapat dideskripsikan dengan rumus kimia xSO3·H2O, dengan x sebagai jumlah total
molar kandungan total SO3. Nilai x dapat bervariasi untuk menentukan kadar oleum. Oleum
juga dapat dideskripsikan sebagai xSO3·H2SO4, dengan x sekarang sebagai jumlah molar
kandungan SO3 bebas. Jika x bernilai 1, maka didapat rumus empirik H2S2O7, yang artinya
adalah asam pirosulfat murni. Asam pirosulfat murni berwujud padat pada temperatur ruang
dan mempunyai titik leleh sebesar 36°C.
Oleum bersifat sangat higroskopik dan harus diencerkan hanya dengan asam sulfat dengan
konsentrasi minimal 96%. Jika oleum dipanaskan sampai mendidih, akan melepaskan gas
SO3. Oleum mempunyai kemampuan dehidrasi yang sangat kuat terhadap berbagai jenis zat
organik. Kayu dan kertas akan terkarbonasi secara spontan oleh oleum
Aplikasi yang paling dikenal dari Sulfamic Acid ini adalah dalam sintesis campuran yang
berasa manis. Reaksi dengan cyclohexylamine diikuti oleh penambahan NaOH menghasilkan
C6H11NHSO3Na, natrium siklamat.
Sulfamat (substitusi O, substitusi N, atau substitusi turunan dari sulfamic acid) telah
digunakan dalam desain berbagai tipe sebagai agen terapi, seperti antibiotik,
nucleoside/nucleotide human immunodeficiency virus (HIV)/ virus penurunan sistem imun
manusia, pencegah protease HIV (Pls), obat anti kanker (steroid sulfat dan pencegah hidrasi
karbonik), obat anti epilepsi, dan obat penurun berat badan.
Sulfamic acid digunakan sebagai zat pembersih yang bersifat asam, biasanya untuk logam
dan keramik. Zat ini digunakan sebagai pengganti dari asam hidroklorik untuk membuang
debu. Dalam rumah tangga, sering digunakan sebagai zat pembersih dan deterjen.
Sumber : www.Timuraya.com
Bab III
3.1 Maintenance
PT Timuraya Tunggal Karawang memiliki bagian maintenance yang mengurusi beberapa
unit, yaitu:
1. Unit mekanik
Unit mekanik bertanggung jawab terhadap perawatan dan perbaikan mesin-mesin
yang ada di pabrik seperti blower dan pompa-pompa.
2. Unit kelistrikan
Unit kelistrikan bertanggung jawab merawat dan mengadakan perbaikan instalasi
listrik yang ada di pabrik.
3. Unit las
Unit las bertanggung jawab terhadap perawatan dan perbaikan sarana pabrik seperti
pipa-pipa atau alat-alat lain yang membutuhkan pengelasan.
4. Unit sipil
Unit sipil bertanggung jawab terhadap perawatan dan perbaikan struktur bangunan
yang terdapat di pabrik.
Sebagai sistem pasokan listrik cadangan, terdapat tiga buah mesin diesel pembangkit
listrik (genset) dengan daya masing-masing genset sebesar 500 kVA. Untuk menjaga
performa dari ketiga genset tersebut, setiap tiga hari sekali ketiga genset dijalankan
selama tiga menit tanpa beban dan setiap dua minggu sekali dua dari tiga genset
dijalankan bergantian selama lima jam dengan beban pabrik asam sulfamat. Penggantian
minyak pelumas (oli) genset tersebut dilakukan setiap 250 jam operasi dan over-haul
dilakukan setiap 15.000 jam operasi. Pemakaian dan sumber energi listrik berturut-turut
ditampilkan dalam Tabel 7.1 dan Tabel 7.2.
Tabel 3.2 Sumber energi listrik PT Timuraya Tunggal Karawang, Mei 2008
Genset (kWh) PLN Total
(kWh) (kWh)
Pabrik asam sulfat 5.687 253.809 259.496
Pabrik ZK 501 51.797 52.298
Pabrik ZA 226 23.431 23.657
Pabrik asam sulfamat 8.628 361.870 370.498
Penerangan pabrik asam sulfamat 21 881 902
Penerangan lain 57 5.893 5.950
Total 15.120 697.681 712.801
Trafo −12.661
Konsumsi listrik Net. 15.120 685.020 70.010
Presentase 2,16 % 97,84% -
Pengoperasian ion-exchanger tersebut dilakukan selama 4 jam dengan laju alir air 9
m3/jam. Setelah 5-6 jam, anion dan kation diregenerasi. Air yang telah melewati cation
dan anion exchanger disimpan dalam demineralized water storage tank. Air tersebut
sering disebut juga sebagai air demin.
Untuk dijadikan sebagai boiler feed water (BFW), air dari demineralized water storage
tank harus diolah terlebih dahulu melalui proses deaerasi untuk menghilangkan gas-gas
terlarut seperti oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2) yang dapat menyebabkan korosi.
Penghilangan gas tersebut dilakukan dengan stripping, mengalirkan steam bertekanan ke
dalam tangki penyimpan air demin dengan temperatur ±80°C. Selanjutnya, pada saat akan
diumpankan ke boiler, air demin yang telah diaerasi dicampur dengan:
1. Hidrazin, untuk mengikat O2 yang masih ada.
2. Fosfat untuk mencegah timbulnya kerak di dalam boiler
3. Amin untuk menaikan pH.
Unit pengolahan air baku untuk pabrik asam sulfamat, hanya melalui cation exchanger
saja, karena air hanya digunakan sebagai pendingin. Kapasitas pengolahan air pada
pabrik asam sulfamat adalah sebesar 30-50 m3/hari. Untuk air sebagai umpan boiler pada
pabrik asam sulfat, setelah melewati cation exchanger, air kemudian diolah di anion
exchanger kemudian dicampur dengan berbagai bahan kimia yang telah disebutkan di
atas agar mutunya sesuai dengan spesifikasi boiler. Pada unit pengolahan air di pabrik
asam sulfat, terdapat 3 set cation-anion exchanger dengan kapasitas masing-masing
sebesar set 40 m3/siklus.
Bab IV
LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK
PT Timuraya Tunggal Karawang menempati lahan seluas 140.000 m2. Lahan tersebut sudah
mencakup seluruh unit pabrik, termasuk maintenance, utilitas, bengkel, laboratorium, kantor,
kantin, mess, taman, dan gudang. Batas-batas dari lahan PT Timuraya Tunggal Karawang
adalah sebagai berikut:
• Utara : PT Monokem Surya
• Selatan : Jalan Tol Jakarta-Cikampek
• Timur : PT Sentrafood Indonesia
• Barat : Pemukiman penduduk
Pimpinan tertinggi PT Timuraya Tunggal adalah seorang Presiden Direktur yang membawahi
Direktur Operasi dan Direktur Komersial & Administrasi. Direktur Operasi membawahi
Plant Manager Tangerang, Plant Manager Karawang, dan Purchasing Manager. Direktur
Komersial dan Administrasi membawahi Business Manager, Finance and Accounting
Manager, dan HRM Manager.
Chief membawahi Supervisor, kemudian Unit Leader, dan terakhir Operator atau karyawan
setingkat operator. Inventory Supervisor dan Maintenance and Utility Supervisor
bertanggung jawab langsung kepada Plant Manager, sedangkan Security Commandant
membawahi Group Leader. Struktur organisasi PT Timuraya Tunggal Karawang ditampilkan
pada Gambar 9.2.
1. Unit elektrik
2. Unit mekanik
3. Unit pengelasan
4. Unit sipil
Untuk menjamin masa depan perusahaan yang cerah, dilakukan langkah-langkah berikut:
1. Devote significant resources dalam hal riset dan pengembangan produk baru dan
meningkatkan produk yang telah ada.
2. Mengembangkan bisnis lebih jauh lagi dalam hal pendistribusian bahan-bahan kimia
dan pupuk di Indonesia.
3. Menjaga perkembangan perusahaan agar seimbang baik di Indonesia maupun dalam
persaingan Internasional.
4. Secara terus-menerus memperkuat manajemen perusahaan agar dapat menjadi yang
terbaik
5.4 Kepegawaian
Hubungan antara pekerja dan pengusaha (PT Timuraya Tunggal) secara lengkap dituangkan
dalam suatu Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Pihak pekerja diwakili oleh PUK SP KEP
SPSI PT Timuraya Tunggal, sedangkan pihak pengusaha diwakili oleh jajaran Chief,
Manager, dan Direksi PT Timuraya Tunggal.
5. Asuransi
Pengusaha mengikutkan seluruh pekerja dalam program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
(JAMSOSTEK) sesuai dengan UU no.3 tahun 1992, PP no.14 tahun 1993, dan
asuransi lain meliputi:
a. Jaminan Kematian (JK)
b. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
c. Jaminan Hari Tua (JHT)
1. Latar belakang
PT Timuraya Tunggal telah berdiri sejak tahun 1979, sebagai salah satu perusahaan
yang menyuplai bahan kimia di Indonesia. Hingga saat ini, perusahaan telah
memproduksi berbagai macam produk kimia, terutama bahan kimia yang berbasis sulfur.
Produk-produk yang dihasilkan diantaranya adalah asam sulfat, asam sulfamat,
aluminium sulfat, kalium sulfat, asam khlorida, dan asam alkil bezene sulfonat.
Perusahaan ini merupakan perusahaan pertama yang memproduksi asam sulfamat di
Indonesia, dan merupakan salah satu dari lima produsen terbesar bahan kimia di dunia.
Selain dipasarkan di Indonesia, produk bahan kimia ini juga telah memasuki pangsa
ekspor di dunia, antara lain ke negara-negara di timur tengah, amerika serikat,dll. Hingga
saat ini PT Timuraya Tunggal telah berkembang pesat seiring dengan meningkatnya
pemintaan dari pasaran domestik maupun dunia, meskipun perusahaan ini prnah
mengalami kesulitan dalam krisis global yang saat ini melanda Indonesia dan dunia.
Salah satu produk bahan kimia yang menjadi andalan PT Timuraya Tunggal adalah
Sulfamic Acid (SA). PT Timuraya Tunggal menjadi pioner dalam memproduksi bahan
kimia ini, dan hingga saat ini PT.Timuraya Tunggal masih menjadi yang terdepan dalam
hal kualitas dan mutu dari produk yang dihasilkannya, terutama Sulfamic Acid (SA),
terbukti dengan diperolehnya sertifikat ISO 9001.
Produksi Sulfamic Acid saat ini mengalami peningkatan, sesuai dengan permintaan
pasar. Namun dibalik kebutuhan yang besar itu, ada satu permasalahan dalam proses
produksi itu sendiri, terutama proses filtrasi. Saat ini dari sebagian besar peralatan yang
digunakan tidak efisien dalam penggunaan energi, peralatan yang digunakan
menggunakan 2 motor penggerak, satu motor untuk menggerakkan base plate berputar
3600, sedangkan satu motor lagi untuk memutar screw. Hal ini dipandang sangat tidak
efisien bagi perusahaan, oleh sebab itu akan dicari suatu alternatif desain alat yang dapat
mengefisienkan proses filtrasi ini.
3. Tujuan penelitian
a. Mencari alternatif desain SF 1-4 dari 2 motor penggerak menjadi 1 motor
penggerak, sehingga lebih efisien dengan material yang sesuai dengan lingkungan
asam
b. Memaksimalkan produktivitas SF 1-4 dengan penggunaan daya/energi yang
sedikit.
c. Mengurangi terjadinya overflow pada tangki dibawah.
d. Tidak terjadinya failure pada elemen mesin yang digunakan.
4. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup tugas khusus ini adalah
a. Mencari desain SF 1-4 dengan menggunakan 1 motor penggerak dengan tetap
mempertahankan kecepatan putaran, sehingga prouduktivitas akan tetap sama.
b. Mencari material yang cocok untuk desain alat ini, sehingga mengurangi
terjadinya korosi
Sulfamic Acid, dikenal juga dengan nama Amidosulfonic Acid, Amidosulfuric Acid,
dan aminosulfonic Acid adalah gabungan molekuler dengan rumus kimia H3NSO3. Zat ini
kurang berwarna, banyak diaplikasikan untuk dicampur dengan air. Walaupun zat ini kadang
dalam bentuk padatan kristal putih. Sulfamic Acid (H3NSO3) bisa dianggap merupakan
campuran antara Sulfuric Acid (H2SO4) dan Sulfamic (H4N2SO2), menggantikan grup OH
dengan grup NH2. Pola ini dapat dilebarkan tidak jauh dari kedua arah tanpa memutuskan
grup SO2.
Pertama, perlu diperhatikan bahwa campuran ini dijelaskan secara terang dengan rumus
kimia H3NSO3, bukan Tautomer (H2NSO2(OH)). Jarak ikatan yang relevan adalah S=O =
1,44 dan S-N = 1,77 Å(Å = 1010 m). Panjang sebenarnya dari jarak S-N konsisten dengan
ikatan tunggal, terlebih lagi, difraksi neutron berada pada atom hidrogen. Struktur dari
Sulfamic Acid adalah seperti gambar di bawah ini
Sulfamic acid adalah asam yang sangat kuat, Ka = 1,01 x 10−1. Karena padatannya tidak
higroskopis, zat ni digunakan standard dalam acidimetri (penghitungan kadar asam secara
kuantitatif). Deprotonasi ganda dapat berefek pada NH3 untuk menghasilkan [HNSO3]2−.
Sulfamic acid mencair pada suhu 205 °C sebelum terurai pada temperatur lebih tinggi
menjadi H2O, SO3, SO2, dan N2.
Larutan air tidak stabil dan secara perlahan berhidrolisis amonium bisulfate, tapi padatan
kristal tidak stabil dibawah kondisi tempat penyimpanan yang biasa.
A
40 mm
100 mm
50 mm
800 mm
Dari Tabel C-1, G (shear Modulus) = 80.8 GPa (bahannya adalah steel 1, carbon)
Sehinga shaft deflectionnya adalah sebagai berikut :
Ѳ= ( + )
estimated N = 1 x 106
b = - 0,189
log a = log (Sm) – b’ log (N1)
log a = log (507) – 3 (-0.189)
a = 1.879,32 MPa
S(N) = aNb
coupling
R6
R5
R7
R8
Untuk diameter 50 mm
dmn = x n
Untuk diameter 30 mm
1. dmn = x n
2. dmn = x n
3. dmn = x n
Bearing material
Grey cast iron class 30 as cast
Ultimate tensile strength = 32 kpsi/221 MPa
Compressive strength = 109 kpsi/752 Mpa
Brinell hardness = 210 HB
Bearing house
Material : stainless steel
Modulus elastisitas : 189,6 Gpa
Modulus rigidity : 74,1 Gpa
Poisson ratio : 0,28
Mass density : 7.800 kg/m3
Spesific gravity : 7,8
Vtotal = 2,46 x 10-4 m3
Poros
Material poros luar : carbon steel
Modulus elastisitas : 206,8 Gpa
Modulus rigidity : 80,8 Gpa
Poisson ratio : 0,28
Mass density : 7800 kg/m3
Spesific gravity : 7.8
V1 = πr2 x t
= π(0,041 )2 x 0,69 m = 3,642 x 10-3 m3
V2 = πr2 x t
= π(0,036 )2 x 0.69 m = 2,807 x 10-3 m3
Fa = 50,302 N
R1y = 39,6 N
R2y = 39,6 N
R3y = R4y = 19,8 N
Fa
a
Mz
W=
333,86 N
ΣMa = 0
M + Fa (41) + R1y(450)+R2y(130) – R3y(130) – W(425) – R4y(925) =0
M + 50,302 (41) + 39,6 (450) + 39,6(130)- 19,8 (130) – 333,86(425) – 19,8 (925) = 0
M = 137.749,118 N.mm
M = 137,749 N.m
Setelah itu, bisa kita analisis dengan menggunakan AUTODESK INVENTOR, apakah
base plate mengalami defleksi atau tidak.
Bab V
Kesimpulan
Dari kerja praktek yang telah dilaksanakan selama ini, desain alat yang penulis buat
masih kurang sesuai dengan alat yang diperlukan. Desain alat ini hanya mengacu pada
kekuatan material terhadap beban yang diberikan, tetapi kurang begitu memperhatikan
Daftar Pustaka