You are on page 1of 6

Rangkuman materi pelajaran bahasa Indonesia

A. Jenis-jenis Karangan

Berdasrkan isinya karangan dibedakan menjadi 5 jenis, yaitu:


a. narasi
b. deskripsi
c. eksposisi
d. argumentasi
e. persuasi

a. Narasi adalah karangan yang berisi carita.


Sedangkan cerita merupakan karangan yang terdiri atas rangkaian peristiwa yang sambung-
menyambung membentuk alur/plot. Peristiwa-peristiwa itu terjadi pada para pelaku (tokoh)
dan pada umumnya dikisahkan dengan mengambil tempat dan waktu sebagai latar (seting),
disertai suasana tertentu.
Ciri-cirinya: 1. ada urutan peristiwa/jalan cerita (alur atau plot);
2. ada tokohnya;
3. ada latar/seting (tempat, waktu, dan suasana).
Narasi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1. narasi fiktif;
2. narasi nonfiktif.
Contoh:
Minggu yang lalu kami sekelas berekreasi ke Ancol. Tempat yang kami tuju adalah
Dunia Fantasi. Saya belum pernah ke sana sehingga kesempatan ini saya pergunakan seba-
ik-baiknya. Mula-mula saya naik Halilintar kemudian saya berperahu mengelilingi Istana
Boneka. Setelah puas di sana, saya naik Niagara-gara yang sangat mengasyikkan itu. Se-
mua permainan di sana saya coba sehingga tak terasa hari sudah sore.

b. Deskripsi adalah karangan yang berisi gambaran tentang suatu objek (misalnya: keadaan
suatu benda, tempat, atau sifat seseorang) sehingga objek tersebut seakan-akan terlihat atau
terasa oleh orang lain (pembaca/pendengar).
Ciri-cirinya: ada objek yang dilukiskan/digambarkan.
Contoh:
Hampir semua pelosok Mentawai indah. Di empat kecamatan masih terdapat hutan
purba yang masih perawan. Hutan ini menyimpan ratusan jenis flora dan fauna. Hutan Men-
tawai juga menyimpan anggrek aneka jenis dan fauna yang hanya terdapat di Mentawai. Si-
amang kerdil, lutung Mentawai, dan beruk Simakobu adalah contoh primata yang menarik
sebagai bahan penelitian dan objek wisata.

c. Eksposisi adalah karangan yang berisi pemaparan tentang suatu masalah, pengertian, kon-
sep atau proses.
Ciri-cirinya: - umumnya berupa identifikasi tentang sesuatu.
- menggunakan contoh.
Contoh:

Pada dasarnya pekerjaan akuntan mencakup dua bidang pokok, yaitu akuntansi
dan auditing. Dalam bidang akuntansi, pekerjaan akuntan berupa pengolahan data untuk
menghasilkan informasi keuangan, juga perencanaan sistem informasi akuntansi yang di-
gunakan untuk menghasilkan sistem informasi keuangan. Dalam bidang auditing, pekerjaan
akuntan berupa pemeriksaan laporan keuangan secara objektif untuk menilai kewajaran
informasi yang tercantum dalam laporan tersebut.
d. Argumentasi adalah karangan yang berisi pendapat (opini) yang dikuatkan dengan alasan,
contoh/bukti sehingga orang lain (pembaca/pendengar) meyakini kebenarannya.
Ciri-cirinya: - memberikan alasan yang kuat
- menggunakan contoh sebagai bukti
Contoh:
Matematika merupakan pelajaran yang sukar bagi para siswa. Hal ini bisa dilihat
dari hasil evaluasi akhir semester. Oleh karena itu, banyak di antara mereka yang nilainya
di bawah hasil arata-rata prestasi kelas.

e. Persuasi adalah karangan yang berisi bujukan agar orang lain (pembaca/pendengar) ber-
buat sesuatu yang diinginkan oleh pengarang.
Ciri-cirinya: bertujuan untuk membujuk sehingga orang lain melakukan sesuatu
yang diinginkan oleh pengarang.
Contoh:
Makanan suplemen ini mengandung serat berkadar tinggi sehingga dengan me-
ngonsumsi satu bungkus per hari, dijamin kebutuhan tubuh kita akan serat tercukupi. De-
ngan tercukupinya kebutuhan akan akan serat, proses metabolisme dan buang air besar
akan lancar dan kita terhindar dari serangan penyakit wasir atau ambeien dan penyakit-pe-
nyakit lain sebagai akibat dari gangguan pencernaan. Oleh karena itu, demi menjaga kese-
hatan, kami anjurkan agar Anda sekeluarga makan makanan yang cukup serat, dan suple-
men ini merupakan salah satu alternatif yang terjamin kualitasnya.

B. Sumber Tema

Pada umumnya tema karangan bersumber dari hal-hal berikut:


a. Narasi pada umumnya mempunyai sumber tema dari:
1. pengalaman,
2. khayalan (imajinasi).

b. Deskripsi pada umumnya mempunyai sumber tema dari:


1. pengalaman,
2. khayalan (imajinasi),
3. penyelidikan atau pengamatan

c. Eksposisi pada umumnya mempunyai sumber tema dari:


1. pengalaman,
2. penyelidikan atau pengamatan,
3. gagasan/ide.

d. Argumentasi pada umumnya mempunyai sumber tema dari:


1. penyelidikan atau pengamatan,
2. gagasan/ide,
3. pendapat/sikap/keyakinan

e. Persuasi pada umumnya mempunyai sumber tema dari pendapat/sikap/keyakinan.

C. Paragraf

1. Pengertian

Paragraf adalah kesatuan kalimat yang mengandung satu pikiran utama/gagasan utama/ide
pokok dan beberapa pikiran penjelas.
Kalimat-kalimat di dalam paragraf sambung-menyambung, saling berhubungan erat antara
satu dan yang lainnya, dan terpadu mendukung satu gagasan utama.
Paragraf sekurang-kurangnya terdiri dari satu kalimat. Paragraf yang tersusun dari satu ka-
limat saja biasanya tidak memiliki pikiran penjelas. Dan oleh karena tidak memiliki pikiran
penjelas, di dalam paragraf ini tidak terdapat kalimat penjelas.
Di dalam paragraf yang tersusun dari beberapa kalimat terdapat kalimat utama dan kalimat
penjelas.
Setiap karangan mempunyai tema atau topik.
- Tema/topik adalah pokok permasalahan atau pokok pembicaraan.
Tema/topik karangan adalah pokok permasalahan atau pokok pembicaraan dalam sebuah
karangan.
Antara tema dan topik terdapat perbedaan, yaitu tema bersifat luas, sedangkan topik ber-
sifat terbatas.
Misal: - Tema : Pendidikan (bersifat luas)
- Topik : Pendidikan dasar (bersifat terbatas)
- Pikiran utama adalah pikiran pokok yang mendasari atau menjiwai seluruh isi kaliamt
di dalam paragraf.
- Pikiran penjelas adalah pikiran-pikiran tambahan yang menjelaskan pikiran utama.
- Kalimat utama adalah kalimat yang berisi/mengandung pikiran utama.
- Kalimat penjelas adalah kalimat-kalimat yang berisi pikiran penjelas dan berfungsi menje-
laskan kalimat utama.
Contoh:
A. Kerangka paragraf

1. Adik nakal (pikiran utama)


a. sering mengganggu (pikiran penjelas)
b. menangis meraung-raung atu tertawa terkekeh-kekeh (pikiran penjelas)
c. mengambil pensil untuk mencoret-coret dinding (pikiran penjelas)

B. Pengembangan pikiran-pikiran menjadi kalimat-kalimat

1. Adik saya memang nakal sekali. (kalimat utama)


a. Ia sering mengganggu bila saya sedang belajar. (kalimat penjelas)
b. Bila saya marah, ia menangis meraung-raung atau kadang-kadang tertawa
terkekeh-kekeh. (kalimat penjelas)
c. Tetapi, bila saya lengah, ia sering mengambil pensil saya untuk mencoret-coret
dinding di balik pintu. (kalimat penjelas)

C. Penyusunan kembali kalimat-kalimat di atas menjadi paragraf dengan urutan yang tepat

Adik saya memang nakal sekali. Ia sering mengganggu bila saya sedang belajar.
Bila saya marah, ia menangis meraung-raung atau kadang-kadang tertawa terkekeh-ke-
keh. Tetapi, bila saya lengah, ia sering mengambil pensil saya untuk mencoret-coret din-
ding di balik pintu.

2. Macam-macam paragraf

Berdasarkan letak kalimat utamanya, paragraf dibedakan menjadi:


1. Paragraf awal, yaitu paragraf yang kalimat utamanya terdapat/terletak di awal paragraf.
Paragraf awal ini biasanya menggunakan pola pengembangan deduktif, sehingga paragraf
ini dinamakan pula paragraf deduktif, yaitu paragraf yang pola pengembangannya diawali
dengan mengemukakan hal yang bersifat umum kemudian dilanjutkan uraiannya secara
khusus.
Gambar/sketsa paragraf awal/paragraf deduktif:
_______________________ Keterangan:
______________________________ Arsiran yang berupa garis-garis miring kecil me-
______________________________ rupakan gambaran pikiran utama yang terkan-
______________________________ dung di dalam kalimat, dan kalimat itu dinama-
______________________________ kan kalimat utama.

2. Paragraf tengah, yaitu paragraf yang kalimat utamanya terdapat/terletak di tengah


paragraf.
Gambar/sketsa paragraf tengah:
_______________________ Keterangan:
______________________________ Arsiran yang berupa garis-garis miring kecil
______________________________ merupakan gambaran pikiran utama yang ter-
______________________________ kandung di dalam kalimat, dan kalimat itu di-
______________________________ namakan kalimat utama.
______________________________

3. Paragraf akhir, yaitu paragraf yang kalimat utamanya terdapat/terletak di akhir paragraf.
Paragraf akhir ini biasanya menggunakan pola pengembangan induktif, sehingga paragraf
ini dinamakan pula paragraf induktif, yaitu paragraf yang pola pengembangannya diawali
dengan mengemukakan hal-hal yang bersifat khusus kemudian disimpulkan dalam urai-
annya secara umum.
Gambar/sketsa paragraf akhir/paragraf induktif:
_______________________ Keterangan:
______________________________ Arsiran yang berupa garis-garis miring kecil me-
______________________________ rupakan gambaran pikiran utama yang terkan-
______________________________ dung di dalam kalimat, dan kalimat itu dinama-
______________________________ kan kalimat utama.

4. Paragraf campuran, yaitu paragraf yang kalimat utamanya terdapat/terletak di awal dan
di akhir paragraf.
Adanya kalimat utama di awal dan di akhir paragraf bukan berarti terdapat dua kalimat
utama dalam satu paragraf, melainkan tetap hanya terdapat satu kalimat utama karena
kalimat utama yang terletak di bagian akhir paragraf merupakan penegasan kembali dari
kalimat utama yang terletak di awal paragraf.
Gambar/sketsa paragraf campuran:
_______________________ Keterangan:
______________________________ Arsiran yang berupa garis-garis miring kecil me-
______________________________ rupakan gambaran pikiran utama yang terkan-
______________________________ dung di dalam kalimat, dan kalimat itu dinama-
______________________________ kan kalimat utama.

5. Paragraf penuh, yaitu paragraf yang seluruh kalimatnya merupakan kalimat utama.
Di dalam paragraf penuh ini tidak terdapat kalimat penjelas.
Paragraf penuh ini biasanya berjenis deskripsi, sehingga paragraf ini dinamakan pula
daragraf deskriptif.
Gambar/sketsa paragraf penuh:
_______________________ Keterangan:
______________________________ Arsiran yang berupa garis-garis miring kecil me-
______________________________ rupakan gambaran pikiran utama yang terkan-
______________________________ dung di dalam kalimat, dan kalimat itu dinama-
______________________________ kan kalimat utama.

D. Bahasa dan Apresiasi Sastra


1. Bahasa yang indah

Kesusastraan (sastra) adalah karangan yang baik dan indah bahasanya.


Yang dimaksud karangan yang baik adalah karangan yang berisi/mengandung hal-hal
(pesan) yang dapat diambil sebagai pedoman hidup. Sedangkan yang dimaksud indah
bahasanya adalah menggunakan kata-kata, ungkapan, kalimat yang mampu menyentuh
jiwa seseorang (pembaca/pendengar) sehingga menimbulkan berbagai perasaan.

Syarat atau kriteria karya sastra:


1. isinya baik,
2. bahasanya indah

2. Unsur Intrinsik Karya Sastra

Unsur intrinsik adalah unsur yang secara interen membentuk karya sastra.
Dengan kalimat lain dapat dikatakan bahwa unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang ikut
membangun/membentuk karya sastra yang berasal dari dalam karya sastra itu sendiri.
Karya sastra dibangun/dibentuk oleh unsur-unsur yang saling menjalin.
Secara garis besar, karya sastra dibagi menjadi 3, yaitu:
1. prosa,
2. puisi,
3. drama

3. Unsur intrinsik Prosa

1. Tema, yaitu pokok masalah yang dikembangkan menjadi cerita.


2. Alur/plot, yaitu rangkaian peristiwa yang sambung-menyambung membentuk cerita.
Alur/plot sering disebut jalan cerita.
3. Penokohan/perwatakan, yaitu upya menampakkan watak/karakter tokoh.
Dalam suatu cerita prosa ada pelaku-pelaku yang berperilaku baik, buruk, licik, jahat,
sabar, bijaksana, keras kepala, pendendam, kikir, dll.
Berdasarkan perwatakannya, tokoh cerita dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. tokoh protagonis, yaitu tokoh yang berperilaku baik;
b. tokoh antagonis, yaitu tokoh yang berperilaku buruk atau jahat.
4. Seting/latar, yaitu tempat penceritaan/pengisahan, waktu, masa atau zaman, budaya,
serta suasana penceritaan.
5. Sudut pandang, yaitu cara pengarang menempatkan diri terhadap cerita, apakah sebagai
pelaku (sudut pandang orang pertama), sebagai pengamat, atau sebagai orang yang serba
tahu.
6. Gaya bahasa, yaitu penggunaan corak bahasa apakah diwarnai dialek daerah tertentu,
baku, santai, serius atau menyuguhkan ungkapan-ungkapan yang khas.
7. Amanat/pesan, yaitu nasihat serta falsafah atau nilai-nilai yang akan disampaikan kepada
Pembaca/pendengar secara tersirat melalui cerita.

4. Unsur Intrinsik Puisi

Puisi pada umumnya lebih banyak menggunakan perlambangan (simbol) dan pengetatan/
poemadatan bahasa sehingga pemahamannya lebih sukar dibandingkan dengan bahasa pro-
sa. Puisi dapat diapresiasi berdasarkan unsur intrinsiknya, antara lain:
1. Tema
Puisi juga mempunyai tema atau pokok permasalahan. Untuk mengetahui tema secara
garis besar pembaca harus membaca keseluruhan puisi, lalu menerjemahkan (mempara-
frasekan) dengan menambahkan kata-kata yang diperlukan sehingga makna-makna yang
tersirat akan mudah dipahami/ditafsirkan.
2. Rima
Rima adalah persamaan-persamaan bunyi dalam puisi.
Jenis-jenis rima: a) Rima asonanti, yaitu persamaan bunyi vokal
Contoh: muda - buta ( u - a )
supaya - dukana ( u - a - a )

b) Rima aliterasi , yaitu persamaan bunyi konsonan.


Contoh: bukan beta bijak berperi
mata merah menahan marah

3. Irama (metrum) dan ritma


Puisi pada umumnya dibaca secara lisan sehingga perlu alunan atau tinggi-rendah nada
suara (irama) dan jeda-jeda/perhentian secara teratur (ritma). Irama dan ritma muncul
pada saat puisi didendangkan.

4. Diksi, gaya bahasa, majas


Unsur ini berkaitan dengan pilihan kata yang digunakan oleh penyair sesuai dengan za-
man atau latar pengarang sehingga puisi terkesan indah. Dari pilihan kata akan terbentuk
ungkapan idiomatik, kalimat majasi, serta gaya yang khas.
5. Unsur Intrinsik Drama

Drama naskah sebagai karya sastra memiliki unsur intrinsik yang hampir sama dengan pro-
sa, yaitu tema, alur/plot, latar, penokohan/perwatakan, gaya, dan amanat. Perbedaannya ter-
letak pada bentuk penyajian. Naskah drama terdiri dari dialog dan petunjuk, baik petunjuk
seting (latar tempat, waktu, suasana, zaman) maupun akting (gerak, mimik, pantomimik,
dsb.). Melalui dialog dan petunjuk itulah pengarang mengembanghkan tema, mengembang-
kan alur, menampilkan watak, menuju konflik, menampakkan gaya, serta menyampaikan
amanat. Karena penyajiannya melalui dialoh dan petunjuk, maka dalam drama tidak terda-
pat unsur sudut pandang.
Di samping berbentuk naskah, darma juga dipentaskan. Dlam drama pentas, terdapat unsur-
unsur yang lain, yaitu :
a. akting, yaitu ekspresi wajah dan anggopta badan pemeran dalam membawakan dialog.
b. kasting, yaitu pemilihan pemeran,
c. tata artistik, yaitu meliputi rias, busana, musik ilustrasi, dekorasi panggung, tata lampu,
dan lain-lain.

6. Unsur Estrinsik

Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur sastra yang telaah isi dan maknanya terdapat di luar
karya sastra. Unsur ekstrinsik prosa, puisi, maupun drama sama kartena bersumber pada
diri pengarang dan lingkungannya. Yang termasuk unsur ekstrinsik adalah:
a. latar belakang kehidupan pengarang (biografi)
b. adat istiadat
c. sosial, politik, dan budaya
d. agama
e. pendidikan
f. jenis kelamin.
Unsur-unsur tersebut mempengaruhi karya-karya sastra yang diciptakannya. Pemahaman
unsur-unsur tersebut akan lebih membantu kita dalam memahami suatu karya secara lebih
komprehensif (luas dan lengkap).

You might also like