Professional Documents
Culture Documents
PROPOSAL SKRIPSI
METODOLOGI PENELITIAN
Oleh :
M.RIZKY WANAHDIE
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TAHUN 2009
2
BAB I
PENDAHULUAN
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan jaminan harta lancarnya. Tingkat
likuiditas ini sangat berguna bagi perusahaan khususnya kreditur yang memberikan
kredit jangka pendek. Pada tingkat solvabilitas, akan dapat diketahui kemampuan
perusahaan dalam memenuhi semua kewajibannya dengan jaminan harta yang
dimilikinya, tingkat solvabilitas ini sangat berguna bagi kreditur, untuk memberikan
kredit jangka pendek maupun jangka panjang. Dan dengan mengetahui rentabilitas, maka
akan dapat diketahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan modal
yang dimilikinya, hal ini sangat penting untuk mengetahui efisiensi suatu perusahaan.
Jadi dengan mengetahui tingkat likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas suatu
perusahaan, maka akan dapat diketahui keadaan perusahaan yang bersangkutan, apakah
perusahaan tersebut baik atau buruk sehingga dapat diperkirakan tentang kelangsungan
hidup perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Munawir (2004 : 64), mengadakan analisa hubungan dari berbagai pos
dalam suatu laporan keuangan merupakan dasar untuk dapat mengintrepretasikan kondisi
keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan. Dengan menggunakan laporan yang
diperbandingkan, termasuk data tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam jumlah
rupiah, prosentase serta trendnya, penganalisa menyendiri bahwa rasio secara individu
akan membantu dalam menganalisa dan mengintretasikan posisi keuangan suatu
perusahaan.
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan atau perimbangan
(mathematical relationship) antara suatu terntu dengan jumlah yang lain, dan dengan
menggunakan alat analisa beruapa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi
gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan
suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio
pembanding yang digunakan sebagai standar.
Franchising (pewaralabaan) pada hakekatnya adalah sebuah konsep pemasaran
dalam rangka memperluas jaringan usaha secara cepat. Dengan demikian, franchising
bukanlah sebuah alternatif melainkan salah satu cara yang sama kuatnya, sama
strategisnya dengan cara konvensional dalam mengembangkan usaha. Bahklan sistem
franchise dianggap memiliki banyak kelebihan terutama menyangkut pendanaan, SDM
dan manajemen, kecuali kerelaan pemilik merek untuk berbagi dengan pihak lain.
4
Franchising juga dikenal sebagai jalur distribusi yang sangat efektif untuk mendekatkan
produk kepada konsumennya melalui tangan-tangan franchiser.
Di Indonesia franchise dikenal sejak tahun 70an ketika masuknya Shakey Pisa,
KFC, Swensen, dan Burger King, yang perkembangannya terlihat sangat pesat dimulai
sekitar 1995. Data Deperindag pada 1997 mencatat sekitar 259 perusahaan penerima
franchise di Indonesia tapi usaha franchise ini mengalami kemerosotan ketika terjadi
krisis moneter. Para penerima franchise asing terpaksa menutup usahanya karena nilai
rupiah yang terperosok sangat dalam. Hingga tahun 2000, franchise asing masih
menunggu untuk masuk ke Indonesia. Hal itu disebabkan kondisi ekonomi dan politik
yang belum stabili ditandai dengan perseteruan para elit politik. Barulah pada 2003,
usaha franchise di tanah air mengalami perkembangan yang sangat pesat
(www.majalahfranchise.com).
Perkembangan bisnis waralaba atau franchise saat ini memicu pertumbuhan
ekonomi yang sehat dan membuka kesempatan lapangan kerja baru. Serta mempermudah
peluang pengadaan kesempatan bisnis kepada khalayak luas.
Krisis ekonomi global membuat bisnis waralaba sedikit mengalami penurunan.
Dari data yang ada, tahun 2007 kemarin omzet waralaba bisa mencapai Rp 81 Trilyun.
Pada tahun 2008 omzet naik signifikan mencapai 10 - 15 %. Untuk tahun ini hanya
diprediksi meningkat 5 %, ini dikarenakan menurunnya daya beli masyarakat. Hingga
saat ini total bisnis waralaba di Indonesia mencapai 360 franchise baik lokal maupun
asing. Selama beberapa tahun franchise terus mengevaluasi diri dengan menempatkan
posisi sebagai pembawa gagasan bisnis yang berbekal semangat kewirausahaan, Serta
menyimpan potensi luar biasa terkait pengembangan perekonomian rakyat
(www.Detailnews.com).
Dalam kondisi ekonomi yang tak terduga dan ketidakadanya kepastian yang
dipengaruhi oleh krisis global yang berkepanjangan, peningkatan inflasi dan penurunan
GDP, PT. Fast Food Indonesia tetap memperoleh profitabilitas dan pertumbuhan yang
konsisten. Berdasarkan laporan keuangan KFC tahun 2008, penjualan naik sebesar 27,3%
menjadi Rp. 2,023 triliun, pembukaan restoran baru bertambah 31 outlet di hamper 90
kota diseluruh Indonesia. Laba ditingkat restoran naik menjadi 32,6% dan laba Perseroan
secara keseluruhan sebelum pajak naik menjadi 16,5%.
5
Selain itu hasil penjualan pada 2008 naik menjadi 2,023% menjadi Rp. 2,023
triliun, lebih tinggi dari Rp. 1,590 triliun pada tahun 2007. peningkatan tersebut berasal
dari kenaikan rata-rata harga jual yang terjadi pada tahun 2008 sebesar 17%, penjualan
restoran baru, dan pertumbuhan dari restoran dan fasilitas yang sudah hadir. Peningkatan
pun terlihat pada sejumlah indicator lain, laba bersih sebelum pajak tahun 2008 naik
menjadi Rp. 167,90 milyar atau naik 16,5% dari Rp.144,16 milyar pada tahun 2007.
Harga pokok penjualan sebagai persentase penjualan sedikit turun dari 38,8%
pada tahun 2007 menjadi 38,6% pada 2008, sedikit menaikan margin laba kotor. Beben
usaha meningkat menjadi Rp. 1,100 triliun dari Rp. 838,81 milyar pada 2007 atau sekitar
31,2% disebabkan oleh tekanan harga dari inflasi dan ketentuan upah minimum yang
baru dari pemerintah.
Aktiva meningkat menjadi Rp.784,76 milyar pada tahun 2008 dari Rp. 629,49
milyar pada tahun 2007 atau kenaikan 24,7% hasil dari investasi secara terus-menerus
untuk melakukan ekspansi jaringan restoran perseroan. Aktiva tak lancar meningkat Rp.
81, 57 milyar atau 21% pada tahun 2008, sementara aktiva lancar meningkat Rp. 73,69
milyar atau 30,6% pada tahun 2008. arus kas masuk bersihtahun 2008 Rp. 37,45
milyarhanya setengah dari kenaikan Rp. 76,48 milyar yang dihasilakn pada tahun 2007.
Kewajiban meningkat Rp. 50,08 milyar atau 19,9% dari Rp. 252,13 milyar pada
tahun 2007 menjadi Rp. 302,21 milyar pada tahun 2008. kewajiban lancar naik sebesar
Rp. 40,25 milyar atau 21,4%, tetapi peningkatan luar biasa pada aktiva lacar secara
dramatis mingkatkan current ratio dari 128% menjadi 137,9 % di tahun 2008.
perbandingan hutang jangka panjang denagn ekuitas turun dari 17% menjai 15,4% di
tahun 2008.
Beban pokok penjualan meningkat 26,7% dari Rp. 617,10% menjadi Rp. 781,63
milyar di tahun 2008. beban uasah meningkat hamper 31,2% dari Rp. 838,81 milyar
menjadi Rp. 1,100 triliun pada tahun 2008
Berdasarkan data dan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul laporan akhir yang di susun penulis adalah : “Analisis Rasio
Likuiditas, Rasio Rentabilitas Ekonomis dan Rentabilitas Modal Sendiri Untuk
Menilai Kinerja pada PT. Fastfood Indonesia, Tbk. ( KFC ) “
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan, yang
merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun
buku yang bersangkutan.
Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan:“Laporan
keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang
lengkap biasanya meliputi neraca, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat
disajikan dalam berbagai cara seperti misal, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus
dana), catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan
laporan tersebut, misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta
pengungkapan pengaruh perubahan harga”
Dari pengertian diatas laporan keuangan dibuat sebagai bagian dari proses
pelaporan keuangan yang lengkap, dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan
tugas-tugas yang dibebankan kepada manajemen.
Penyusunan laporan keuangan disiapkan mulai dari berbagai sumber data, terdiri
dari faktur-faktur, bon-bon, nota kredit, salinan faktur penjualan, laporan bank dan
sebagainya. Data yang asli bukan saja digunakan untuk mengisi buku perkiraan, tetapi
dapat juga dipakai untuk membuktikan keabsahan transaksi.
Ada beberapa definisi laporan keuangan keuangan yang dikemiukakan oleh para
ahli yaitu :
1. Laporan Keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu perusahaan dan
memberikan dasar, bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi, untuk membuat
proyeksi dan peramalan untuk masa depan (J. Fred Weston & Thomas E.
Copeland, 1994: 24). Laporan keuangan adalah laporan yang memuat hasil-hasil
perhitungan dari proses akuntansi yang menunjukkan kinerja keuangan suatu
perusahaan pada suatu saat tertentu.
8
2. Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai unluk meneliti kondisi
kesehatan perusahaan yang terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi, ikhtisar laba
ditahan, dan laporan posisi keuangan, (Sawir ,2001.: 2).
3. Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi, yang meliputi neraca,
perhitungan rugi laba dan laba vang ditahan. laporan perubahan posisi keuangan
serta catatan atas laporan keuangan, (Harnanto, 1987:9).
4. Laporan keuangan menurut Munawir adalah laporan keuangan pada dasarnya
adalah hasil dari proses akuntansi vang dapat digunakan sebagai alat unluk
berkomunikaxi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan
pihak-pihak vang berkepentingan dengan utau aktivitas pcrusahaann tersebut,
(2000: 2) .
Laporan keuangan diharapkan disajikan secara layak, jelas, dan lengkap, yang
mengungkapkan kenyataan-kenyataan ekonomi mengenai eksistensi dan operasi
perusahaan tersebut. Dalam menyusun laporan keuangan, akuntansi dihadapkan dengan
kemungkinan bahaya penyimpangan (bias), salah penafsiran dan ketidaktepatan. Untuk
meminimkan bahaya ini, profesi akuntansi telah berupaya untuk mengembangkan suatu
barang tubuh teori ini. Setiap akuntansi atau perusahaan harus menyesuaikan diri
terhadap praktik akuntansi dan pelaporan dari setiap perusahaan tertentu.
Ada banyak laporan keuangan yang dikeluarkan perusahaan, tetapi yang umum
digunakan adalah :
1. Laporan Laba Rugi
Munawir mendefinisikan laporan rugi laba adalah:"Laporan rugi laba merupakan
sualu laporan yang sistemalis tentang penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh
organisasi suatu perusahaan selama periode tertentu. (2000:26) ".
Menurut Harnanto, Laporan rugi/ laba adalah:"Suatu laporan yang disusun
dengan tujuan untuk memberikan informasi tentang hasil usaha dan perusahaan,
selama jangka waktu yang tercakup dalam laporan tersebut, (1984:1) ".
Adapun bentuk Laporan Laba - Rugi ini yakni :
a. Single Step (Langkah Tunggal)
b. Multiple Step (Langkah Ganda)
9
2. Neraca
Munawir menyatakan bahwa:"Neraca adalah laporan yang sistematis tentang
aktiva, hutang serta modal dari suatu laporan yang disusun pada suatu saat tertentu,
(2000:13) ".
Menurut Harnanto, neraca adalah:"Suatu laporan yang disusun dengan maksud
untuk menunjukkan keadaan (posisi) finansial perusahaan pada saat (tanggal
tertentu, (1984: I) ".
Bentuk meraca yang ada pada perusahaan-perusahaan tidak ada yang seragam,
bentuk dan susunannya tergantung pada tujuan yang akan dicapai. Bentuk neraca
yang lazim digunakan adaiah sebagai berikut:
a. Bentuk skontro, dimana semua aktiva tercantum sebelah kiri/debet dan
hutang serta modal tercantum sebelah kanan/kredit.
b. Bentuk vertikal, dalam bentuk ini semua aktiva nampak dibagian atas
yang selanjutnya diikuti hutang jangka pendek, hutang jangka panjang serta
modal.
Keputusan ini menycakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi
mereka dalam perusahaan atau keuputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti
manajemen.
didasarkan pada nilai atau harga pada saat terjadinya peristiwa itu. Terjadi
jumlah-jumlah uang yang tercantum dalam laporan bukanlah nilai realisasi
jika aktiva itu dijual atau dikuasai,
b. Daya beli dari uang dianggap tetap, stabil atau konstan, walaupun hal ini
bertentangan dengan kenyataan namun akuntansi mencatat semua transaksi
atau peristiwa dalam jumlah uangnya dan tidak mengadakan perbedaan antara
nilai-nilai dari berbagai tahun.
3. Pendapat pribadi (personal judgment).
Pendapat pribadi (personal judgment), dimaksudkan bahwa walaupun pencatatan
transaksi telah diatur oleh konvensi-konvensi atau dalil-dalil dasar konvensi yang
sudah ditetapkan yang sudah menjadi standar praktek pembukuan, namun
penggunaan dari konvensi-konvensi dan dalil-dalil dasar tersebut tergantung dari
pada akuntan atau manajemen perusahaan yang bersangkutan. Pendapat ini
tergantung kepada kemampuan atau integritas pembuatnya yang dikombinasikan
dengan fakta yang tercatat dan kebiasaan serta dalil-dalil dasar akuntansi yang telah
disetujui akan digunakan didalam beberapa hal, diantaranya menggunakan metode
untuk menaksir piutang tidak dapat ditagih dan penentuan beban penyusutan serta
penentuan umur dan suatu aktiva tetap akan sangat tergantung, pada pendapat pribadi
menajemennya dan berdasar pengalaman masa lalu.
Daya beli uang dari hari kehari selalu berubah sesuai dengan kehidupan
perekonomian sehari-hari.
4. Adanya faktor-faktor yang tidak dinyatakan dengan uang.
Laporan keuangan adalah akumulasi dari kejadian-kejadian atau transaksi
transaksi perusahaan yang dapat dinyatakan dengan satuan uang.
5. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang
telah lewat, oleh karena itu laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu-
satunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.
6. Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan pihak-pihak tertentu.
7. Proses penyusunan ilaporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran-
taksiran dan berbagai pertimbangan.
8. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material.
9. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian.
Bila terdapat beberapa kemungkinan konklusi yang tidak pasti mengenai
penilaian suatu pos, maka lazimnya dipilih alternatif yang menghasilkan laba bersih
atau nilai aktiva yang paling kecil.
10. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomi suatu
peristiwa/transaksi dari pada bentuk hukumnya (formalitas).
11. Laporan keuangan di susun dengan istlah-istilah teknis.
12. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan
variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomi dan tingkat kesuksesan antar
perusahaan.
13. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dikuantifikasikan
umumnya diabaikan.
14. Nilai yang tercantum dineraca hanyalah nilai pada suatu saat tertentu saja.
15. Analisis harus menyadari kemungkinan adanya suatu window dressing.
16 Nilai beli rupiah makin lemah.
Salah satu tugas penting manajemen atau investor setelah akhir tahun adalah
menganalisa laporan keuangan perusahaan, sedangkan pengertian analisa laporan
keuangan oleh beberapa ahli adalah:
Harahap mengemukakan anatisa laporan keuangan sebagai berikut:"Analisa
laporan keuangan yaitu menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi
yang lebih kecil dan melihat hubungan yang bersifat signifikan atau yang mempunyai
makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuiantitatif maupun non kuantitatif
dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangatl penting
dalam proses menghasilkan keputusan yung tepat, (1998:3) ".
Sedangkan menurut Djahidin analisa laporan keuangan adalah:"Analisa laporan
keuangan mencakup penerapan metode dari teknik analitis atas laporan keuangan dan
data lainnya untuk melihat dari laporan itu ukuran-ukuran dan hubungan tertentu yang
sangat berguna dalam proses pengambilan keputusan (1983) ".
Munawir mengemukakan pengertian analisa laporan keuangan adalah sebagai
berikut:"Mempelajari hubungan-hubungan di dalam suatu setiap laporan keuangan pada
suatu saat tertentu dan kecenderungan-kecenderungan dari hubungan ini sepanjang waktu
(1998) ".
Dalam melakukan analisa laporan keuangan suatu perusahaan digunakan
beberapa metode dan teknik analisa. Metode dan teknik tersebut merupakan alat untuk
mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan keuangan sehingga diketahui
perubahan dari masing-masing pos tersebut.
Ada dua metode analisa yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan
keuangan yaitu:
1. Analisa Horisontal (dinamis)
Adalah analisa dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk
beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya.
2. Analisa Vertikal (stalls)
Perbandingan antara pos-pos yang diliputi periode saja sehingga akan diketahui
keadaan keuangan pada saat itu saja.
15
Teknik analisa yang biasa digunakan dalam analisa laporan keuangan adalah
sebagai berikut:
1. Analisa perbandingan laporan keuangan
2. Trend
3. Laporan dengan persentase per komponen (common size statement)
4. Analisa sumber dan penggunaan modal kerja
5. Analisa sumber dan penggunaan kas
6. Analisa rasio
7. Analisa perubahan laba kotor
8. Analisa Break-even
Rasio keuangan menurut Skousen, dkk (2001 : 69) bertujuan untuk menekan
bahwa pembuatan dari laporan keuangan oleh akuntan bukanlah akhir dari proses,
tetapi awal. Laporan kemudian dianalisis oleh penanam modal, kreditur, dan
manajemen untuk mendeteksi tanda adanya kinerja yang kurang dan memperkirakan
bagaimana perusahaan akan dilakujkan dimasan akan datang.
Kebenaran untuk mengartikan rasio tergantung pada perbandingan nilai rasio
perusahaan dengan nilai untuk perusahaan yang sama dalam tahun sebelumnya, sama
seperti untuk menilai perusahaan lain dalam industri yang sama. “Suatu rasio
mengungkapkan hubungan matematik antara suatu jumlah dengan jumlah lainnya
atau perbandingan antara satu pos dengan pos lainnya” (Dwi Prastowo, 1995 : 54).
18
Sedangkan untuk jenis-jenis rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini,
yaitu :
1. Rasio Likuiditas
2. Rasio Rentabilitas
A. Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah tingkat kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya
yang harus segera dipenuhi dan likuiditas menunjukan tingkat kemampuan perusahaan
untuk membayar utang-utang jangka pendek yang dimiliki (Brealey, Myer dan Marcus,
1995). Dua faktor yang digunakan dalam rasio untuk mengukur likuditas perusahaan
aktiva lancar dan utang lancar, yang disebut likuid adalah perusahaan yang mampu
memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan jika tidak mampu disebut likuid.
Suatu keadaan likuid pada perusahaan berarti mengalami kerugian bagi kreditur dan
bagi pihak managemen , Rasio likuiditas menunjukan efisinsi modal kerja yang ada. Jadi
rasio likuiditas mengukur kemampuan tersebut. Rasio likuiditas merupakan indikator
yang baik apakah perusahaan memiliki masalah dalam arus kas atau tidak. Ukuran yang
sering digunakan adalah Current ratio (CR) dan Quick (Acid-Test) Ratio (QR).
1. Current Rasio.
Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban
lancer jadi current rasio merupakan alat ukur bagi kemampuan likuiditas (solvabilitas
jangka pendek) yaitu kemampuan untuk membayar hutang yang segera harusdipenuhi
dengan aktiva lancar.Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar
semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.
Apabila rasio 1 : 1 atau 100% ini berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua
hutang lancar.
19
Aktiva Lancar
Current Rasio =
Hutang Lancar
Makin tinggi Current ratio makin baik bagi perusahaan.Current ratio = 2,0
dapat dikategorikan bahwa perusahaan mempunyai kondisi likuiditas baik, walaupun
hal ini tergantung pada industrinya. Misalnya rasio 1,0 baik bagi perusahaan public
utility tetapi tidak baik bagi industri manufaktur.
( Aktiva Lancar –
Acid Test Rasio = Persedian )
Hutang Lancar
Ratio ini dimulai lebih tajam daripada current ratio karena lainnya
memperhitungkan aktiva lancar yang sangat likwid.Apabila current ratio tetapi quick
rationya rendah, hal ini menunjukan adanya investasi yang besar dalam persediaan.
20
3. Perputaran Piutang.
Receivables ini adalah rasio yang membandingkan antara penjualan kredit bersih
dan piutang dagang rata-rata atau piutang akhir periode. Rasio ini digunakan untuk
menunjukkan kemampuan yang tertanam dalam piutang berputar dalam periode
tertentu.
Jadi Turn Over Receivable menunjukan posisi piutang serta taksiran umur /
waktu pengumpulanya.
Semakin tinggi ratio turn over menunjukan modal kerja yang tertanam dalam
piutang rendah, sehingga keuntungan bagi perusahaan.Sedangkan untuk mengetahui
berapa hari piutang tersebut rata-rata tidak dapat ditagih (days of receivable ) adalah:
4. Perputaran Persediaan.
Yaitu menunjukan berapa kali terjadinya penggantian persediaan dalam satu
tahun serta tersimpannya persediaan tersebut di dalam gudang.Pada perusahaan
manufaktur terdapat tiga macam persediaan:
B. Rasio Rentabilitas
Perputara Mod
Dari laporan keuangan yang telah disusun oleh perusahaan maka pihak
manajemen perusahaan akan dapat melakukan rencana-rencana untuk menentukan tujuan
perusahaan. Salah astu rencana perusahaan adalah melakukan analisa rentabilitas yang
berkitan dengan peningkatan efisiensi kerja perusahaan.
Pada umumnya rentabilitas dapat diartikan sebagai suatu perbandingan antara
laba diperoleh dalam operasi perusahaan dengan modal, dalam hal ini penulis akan
mengemukakan beberapa pendapat antara lain : Menurut pendapat S. Munawir (2004 :
33), pengertian tentang rentabilitas sebagai berikut : ” Rentabilitas atau probabilitas
22
hanyalah modal yang bekerja dalam perusahaan demikian pula laba yang diperhitungkan
untuk menghitung profitabilitas ekonomi hanya laba yang berasal dari operasi perusahaan
operating profit. Oleh karena itu, laba yang diperoleh diluar perusahaan atau dari efek
tidak diperhitungkan dalam menghitung profitabilitas ekonomi, bagi perusahaan
disamping laba profitabilitas merupakan masalah yang penting karena laba yang besar
belum merupakan ukuran bahwa perusahaan tersebut telah dapat bekerja secara efesien.
Efesiensi baru dapat diketahui dengan membandingkan dengan modal yang digunakan.
Jadi yang dimaksud dengan rentalitas ekonomis adalah perbandingan antara laba
usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan
laba tersebut yang dinyatakan dalam prosentase. Loek karena pengertian rentabilitas
sering digunakan untuk mengukur efisiensi suatu perusahaan maka rentabilitas ekonimis
dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh modalnya yang ada
untuk menghasilkan laba.
”Rentabilitas ekonomi merupakan kemampuan untuk menghasilkan laba dari
keseluruhan modal, baik modal asing maupun sendiri yang diguakan menghasulkan laba
tersebut”, ( Basu Swasta dan Ibnu Sukotjo, 1998 : 255).
Laba yang besar bukanlah suatu ukuran bahwa perusahaan telah dapat bekerja
dengan efisien. Efisien baru dapat digunakan atau dengan menbandingakan laba yang
diperoleh dengan modal yang digunakan atau dengan menghitung rentabilitasnya.
Menurut Bambang Riyanto (1995 : 30), bahwa tinggi rendahnya rentabilitas
ekonomis ditentukan oleh 2 (dua) faktor yaitu :
a. Profit margin yaitu perbandingan antara net operating income dengan net sales,
perbandingan mana dinyatakan dengan persentase.
b. Turnover of operating assets (tingkatan perputaran aktiva usaha) yaitu kecepatan
perputaran operating assets dalam suatu periode tertntu. Turnover tersebut dapat
ditentukan dengan membagi antara net sales dengan operating assets.
24
N
Profit Margin =
2. Turnover operating asset ( Tingkat perputaran modal usaha )
Yaitu denagn cara membandingkan antara net sales atau penjualan bresih dengan
operating asset atau modal usaha, dan dapat dirumuskan sebagai berikut :
Rentabilitas
sendiri yang menghasilkan laba di pihak lain atau dengan kata lain rentabilitas
modal sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang
bekerja di dalamnya untuk menghasilkan keuntungan. Dapat dirtikan juga sebagai
perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri di satu
pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut di lain pihak.
Atau dengan kata lain merupakan kemampuan suatu perusahaan dengan modal
sendiri yang bekerja untuk menghasilkan keuntungan. Sehingga rumusnya adalah
sebagai berikut:
Maka rentabilitas modal sendiri dapat diformulasikan sebagai berikut :
likuiditas dan rentabilitasnya, maka akan dilakukan intrepretasi hasil pengolahan data
tersebut untuk mengetahui kinerja pada PT. Fastfood Indonesia, Tbk(KFC).
BAB III
METODE PENELITIAN
Eraraharja (35,84%) adalah anak perusahaan Kelompok Salim yang bergabung dengan
Perseroan sebagai pemegang saham mayoritas pada tahun 1990.
Yum! Restaurants
International (TRI) Franchisor
Sole
PT. Fastfood Indonesia, Tbk. Franchisee
(PTFFI) (in Indonesia)
KSEI
(Sebagai Pencatat
Saham)
33
MANAJEMEN
Komisaris : - Anthony Salim
- Elizabeth Gelael
- Benny S Santoso
- Rudy Tanudjaja Saputra
- Anton Aditya Subowo
- Ken Laksono
Direktur Utama : -Dick Gelael
Wakil Direktur Utama : -Fery Noviar Yosaputra
Direktur : - Ricardo Gelael
- Adhi Indrawan
- Leonny Elimin
- Justinus J Juwono
Adapin sumber data dalam penelititan ini adalah data sekunder berupa laporan
keuangan yang diperoleh dari situs internet ( www.idx.co.id )
Makin tinggi Current ratio makin baik bagi perusahaan.Current ratio = 2,0 dapat
dikategorikan bahwa perusahaan mempunyai kondisi likuiditas baik, walaupun hal ini
tergantung pada industrinya. Misalnya rasio 1,0 baik bagi perusahaan public utility
tetapi tidak baik bagi industri manufaktur.
36
Ratio ini dimulai lebih tajam daripada current ratio karena lainnya
memperhitungkan aktiva lancar yang sangat likwid.Apabila current ratio tetapi quick
rationya rendah, hal ini menunjukan adanya investasi yang besar dalam persediaan.
Acid Test
37
38
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ghabo.com/gpedia/index.php/FASTFOOD_INDONESIA_Tbk%2C_PT/
http://wordpress.com/
http://www.wikipedia.com
http://idx.co.id
Djahidin, 1983, Analisa Laporan Keuangan.Ghalia Indonesia, Jakarta.
Harnanto, 1984, Analisis Kinerja Keuangan Dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan.Edisi Pertama, BPFE Yogyakarta.
Munawir, 2000, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Liberty Yogyakarta.
Sawir, A., 2001, Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan, PT. Gramedia Pustaka Utama.
Sofyan, 1999, Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan, Edisi Pertama, PT. Raja
Grafindo Persada.
Subrolo, B., 1985, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Liberty Yogyakarta.
Tunggal, AW., 1995, Dasar-Dasar Analisis Laporan Keuangan. Edisi Pertama, PT.
Rineka Cipta, Jakarta.
Skousen, Fred K, W. Steve Albrecht, James D. STICE, Earl K. stice, Monte R. Swan.
2001. Akuntansi Keuangan. Konsep dan Aplikasi. Terjemahan. Salemba Empat.
Jakarta.
Riyanto, Bambang. 1998. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE.
Yogyakarta
Jumingan . 2006. Analisis Laporan Keuangan. PT. Bumi Aksara. Jakarta .
Kartadinata, Abbas. 1983. Pembelanjaan. Pengantar Manajemen Keuangan. Edisi
yang Diperbaharui. Cetaka Kedua. PT. Bina Aksara. Jakarta .