You are on page 1of 38

1

PROPOSAL SKRIPSI
METODOLOGI PENELITIAN

” Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas Ekonomis dan Rentabilitas Modal


Sendiri Untuk Menilai Kinerja pada PT. Fastfood Indonesia, Tbk. ( KFC )”

Oleh :

M.RIZKY WANAHDIE

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TAHUN 2009
2

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba.
Laba merupakan hasil yang menguntungkan atas usaha yang dilakukan perusahaan pada
suatu periode tertentu. Dengan laba ini dapat digunakan perusahaan untuk tambahan
pembiayaan dalam menjalankan usahanya, dan yang terpenting adalah sebagai alat untuk
menjaga kelangsungan hidup perusahaan.
Laba hanya bisa diperoleh dengan adanya kinerja yang baik dari perusahaan itu
sendiri. Untuk itu penilaian terhadap perusahaan sangat penting dan bermanfaat, baik
bagi perusahaan, maupun bagi pihak luar perusahaan yang berkepentingan terhadap
perusahaan yang bersangkutan. Bagi suatu perusahaan kinerja dapat digunakan sebagai
alat ukur dalam menilai keberhasilan usahanya, juga dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan perencanaan dimasa yang akan datang.
Sedangkan bagi pihak luar perusahaan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan ekonomi terhadap perusahaan yang bersangkutan.
Untuk mengetahui kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari aspek keuangan dan
aspek non keuangan. Dari aspek non-keuangan, kinerja dapat diketahui dengan cara,
mengukur tingkat kejelasan pembagian fungsi dan wewenang dalam struktur
organisasinya, mengukur tingkat kualitas sumber daya yang dimilikinya, mengukur
tingkat kesejahteraan pegawai dan karyawannya, mengukur kualitas produksinya,
mengukur tingkat kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan serta dengan mengukur
tingkat kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sosisal sekitarnya.
Penilaian kinerja melalui aspek non-keuangan relatif lebih sulit dilakukan, karena
penilaian dari satu orang berbeda dengan hasil penilaian orang lain. Sehingga dalam
penilaian kinerja kebanyakan perusahaan menggunakan aspek keuangan.
Analisis keuangan yang sering digunakan untuk menilai kinerja suatu perusahaan
adalah analisis rasio keuangan. Dengan analisis rasio keuangan akan dapat diketahui
tingkat likuiditas, tingkat solvabilitas dan tingkat rentabilitas perusahaan. Dengan
mengetahui tingkat suatu perubahan, maka akan dapat diketahui kemampuan perusahaan
3

dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan jaminan harta lancarnya. Tingkat
likuiditas ini sangat berguna bagi perusahaan khususnya kreditur yang memberikan
kredit jangka pendek. Pada tingkat solvabilitas, akan dapat diketahui kemampuan
perusahaan dalam memenuhi semua kewajibannya dengan jaminan harta yang
dimilikinya, tingkat solvabilitas ini sangat berguna bagi kreditur, untuk memberikan
kredit jangka pendek maupun jangka panjang. Dan dengan mengetahui rentabilitas, maka
akan dapat diketahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan modal
yang dimilikinya, hal ini sangat penting untuk mengetahui efisiensi suatu perusahaan.
Jadi dengan mengetahui tingkat likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas suatu
perusahaan, maka akan dapat diketahui keadaan perusahaan yang bersangkutan, apakah
perusahaan tersebut baik atau buruk sehingga dapat diperkirakan tentang kelangsungan
hidup perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Munawir (2004 : 64), mengadakan analisa hubungan dari berbagai pos
dalam suatu laporan keuangan merupakan dasar untuk dapat mengintrepretasikan kondisi
keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan. Dengan menggunakan laporan yang
diperbandingkan, termasuk data tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam jumlah
rupiah, prosentase serta trendnya, penganalisa menyendiri bahwa rasio secara individu
akan membantu dalam menganalisa dan mengintretasikan posisi keuangan suatu
perusahaan.
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan atau perimbangan
(mathematical relationship) antara suatu terntu dengan jumlah yang lain, dan dengan
menggunakan alat analisa beruapa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi
gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan
suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio
pembanding yang digunakan sebagai standar.
Franchising (pewaralabaan) pada hakekatnya adalah sebuah konsep pemasaran
dalam rangka memperluas jaringan usaha secara cepat. Dengan demikian, franchising
bukanlah sebuah alternatif melainkan salah satu cara yang sama kuatnya, sama
strategisnya dengan cara konvensional dalam mengembangkan usaha. Bahklan sistem
franchise dianggap memiliki banyak kelebihan terutama menyangkut pendanaan, SDM
dan manajemen, kecuali kerelaan pemilik merek untuk berbagi dengan pihak lain.
4

Franchising juga dikenal sebagai jalur distribusi yang sangat efektif untuk mendekatkan
produk kepada konsumennya melalui tangan-tangan franchiser.
Di Indonesia franchise dikenal sejak tahun 70an ketika masuknya Shakey Pisa,
KFC, Swensen, dan Burger King, yang perkembangannya terlihat sangat pesat dimulai
sekitar 1995. Data Deperindag pada 1997 mencatat sekitar 259 perusahaan penerima
franchise di Indonesia tapi usaha franchise ini mengalami kemerosotan ketika terjadi
krisis moneter. Para penerima franchise asing terpaksa menutup usahanya karena nilai
rupiah yang terperosok sangat dalam. Hingga tahun 2000, franchise asing masih
menunggu untuk masuk ke Indonesia. Hal itu disebabkan kondisi ekonomi dan politik
yang belum stabili ditandai dengan perseteruan para elit politik. Barulah pada 2003,
usaha franchise di tanah air mengalami perkembangan yang sangat pesat
(www.majalahfranchise.com).
Perkembangan bisnis waralaba atau franchise saat ini memicu pertumbuhan
ekonomi yang sehat dan membuka kesempatan lapangan kerja baru. Serta mempermudah
peluang pengadaan kesempatan bisnis kepada khalayak luas.
Krisis ekonomi global membuat bisnis waralaba sedikit mengalami penurunan.
Dari data yang ada, tahun 2007 kemarin omzet waralaba bisa mencapai Rp 81 Trilyun.
Pada tahun 2008 omzet naik signifikan mencapai 10 - 15 %. Untuk tahun ini hanya
diprediksi meningkat 5 %, ini dikarenakan menurunnya daya beli masyarakat. Hingga
saat ini total bisnis waralaba di Indonesia mencapai 360 franchise baik lokal maupun
asing. Selama beberapa tahun franchise terus mengevaluasi diri dengan menempatkan
posisi sebagai pembawa gagasan bisnis yang berbekal semangat kewirausahaan, Serta
menyimpan potensi luar biasa terkait pengembangan perekonomian rakyat
(www.Detailnews.com).
Dalam kondisi ekonomi yang tak terduga dan ketidakadanya kepastian yang
dipengaruhi oleh krisis global yang berkepanjangan, peningkatan inflasi dan penurunan
GDP, PT. Fast Food Indonesia tetap memperoleh profitabilitas dan pertumbuhan yang
konsisten. Berdasarkan laporan keuangan KFC tahun 2008, penjualan naik sebesar 27,3%
menjadi Rp. 2,023 triliun, pembukaan restoran baru bertambah 31 outlet di hamper 90
kota diseluruh Indonesia. Laba ditingkat restoran naik menjadi 32,6% dan laba Perseroan
secara keseluruhan sebelum pajak naik menjadi 16,5%.
5

Selain itu hasil penjualan pada 2008 naik menjadi 2,023% menjadi Rp. 2,023
triliun, lebih tinggi dari Rp. 1,590 triliun pada tahun 2007. peningkatan tersebut berasal
dari kenaikan rata-rata harga jual yang terjadi pada tahun 2008 sebesar 17%, penjualan
restoran baru, dan pertumbuhan dari restoran dan fasilitas yang sudah hadir. Peningkatan
pun terlihat pada sejumlah indicator lain, laba bersih sebelum pajak tahun 2008 naik
menjadi Rp. 167,90 milyar atau naik 16,5% dari Rp.144,16 milyar pada tahun 2007.
Harga pokok penjualan sebagai persentase penjualan sedikit turun dari 38,8%
pada tahun 2007 menjadi 38,6% pada 2008, sedikit menaikan margin laba kotor. Beben
usaha meningkat menjadi Rp. 1,100 triliun dari Rp. 838,81 milyar pada 2007 atau sekitar
31,2% disebabkan oleh tekanan harga dari inflasi dan ketentuan upah minimum yang
baru dari pemerintah.
Aktiva meningkat menjadi Rp.784,76 milyar pada tahun 2008 dari Rp. 629,49
milyar pada tahun 2007 atau kenaikan 24,7% hasil dari investasi secara terus-menerus
untuk melakukan ekspansi jaringan restoran perseroan. Aktiva tak lancar meningkat Rp.
81, 57 milyar atau 21% pada tahun 2008, sementara aktiva lancar meningkat Rp. 73,69
milyar atau 30,6% pada tahun 2008. arus kas masuk bersihtahun 2008 Rp. 37,45
milyarhanya setengah dari kenaikan Rp. 76,48 milyar yang dihasilakn pada tahun 2007.
Kewajiban meningkat Rp. 50,08 milyar atau 19,9% dari Rp. 252,13 milyar pada
tahun 2007 menjadi Rp. 302,21 milyar pada tahun 2008. kewajiban lancar naik sebesar
Rp. 40,25 milyar atau 21,4%, tetapi peningkatan luar biasa pada aktiva lacar secara
dramatis mingkatkan current ratio dari 128% menjadi 137,9 % di tahun 2008.
perbandingan hutang jangka panjang denagn ekuitas turun dari 17% menjai 15,4% di
tahun 2008.
Beban pokok penjualan meningkat 26,7% dari Rp. 617,10% menjadi Rp. 781,63
milyar di tahun 2008. beban uasah meningkat hamper 31,2% dari Rp. 838,81 milyar
menjadi Rp. 1,100 triliun pada tahun 2008

Berdasarkan data dan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul laporan akhir yang di susun penulis adalah : “Analisis Rasio
Likuiditas, Rasio Rentabilitas Ekonomis dan Rentabilitas Modal Sendiri Untuk
Menilai Kinerja pada PT. Fastfood Indonesia, Tbk. ( KFC ) “
6

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang diuraikan ditas maka peneliti merumuskan
permasalahan dalam peneliti adalah :
“Bagaimana kinerja PT. Fastfood ndonesia, Tbk (KFC) berdasarkan analisis
likuiditas dan rentabilitas ?”.

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan perumusan masalah yang ingin di teliti oleh peneliti maka yang
menjadi tujuan dari penelitian adalah :
“Untuk mengetahui kenerja PT. Fastfood Indonesia, Tbk (KFC) dilihat dari
rasio likuiditas dan rasio rentabilitasnya.”

1.4 Manfaat Penelitian


Adapin manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Bagi penulis, diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman yang pastinya berguna diwaktu yang akan datang.
b. Bagi perusahaan yang bersangkutan, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan
sebagai referensi atau masukan untuk kebijakan kebijakan perusahaan pada
periode-periode selanjutnya.
c. Bagi pihak-pihak lain,diharapkan hasil penelitian dapat bermanfaat untuk
menambah pengetahuan serta menjadi referensi atau bahan masukan dalam
penelitian serupa pada penelitian yang akan datang.
7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan, yang
merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun
buku yang bersangkutan.
Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan:“Laporan
keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang
lengkap biasanya meliputi neraca, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat
disajikan dalam berbagai cara seperti misal, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus
dana), catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan
laporan tersebut, misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta
pengungkapan pengaruh perubahan harga”
Dari pengertian diatas laporan keuangan dibuat sebagai bagian dari proses
pelaporan keuangan yang lengkap, dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan
tugas-tugas yang dibebankan kepada manajemen.
Penyusunan laporan keuangan disiapkan mulai dari berbagai sumber data, terdiri
dari faktur-faktur, bon-bon, nota kredit, salinan faktur penjualan, laporan bank dan
sebagainya. Data yang asli bukan saja digunakan untuk mengisi buku perkiraan, tetapi
dapat juga dipakai untuk membuktikan keabsahan transaksi.
Ada beberapa definisi laporan keuangan keuangan yang dikemiukakan oleh para
ahli yaitu :
1. Laporan Keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu perusahaan dan
memberikan dasar, bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi, untuk membuat
proyeksi dan peramalan untuk masa depan (J. Fred Weston & Thomas E.
Copeland, 1994: 24). Laporan keuangan adalah laporan yang memuat hasil-hasil
perhitungan dari proses akuntansi yang menunjukkan kinerja keuangan suatu
perusahaan pada suatu saat tertentu.
8

2. Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai unluk meneliti kondisi
kesehatan perusahaan yang terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi, ikhtisar laba
ditahan, dan laporan posisi keuangan, (Sawir ,2001.: 2).
3. Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi, yang meliputi neraca,
perhitungan rugi laba dan laba vang ditahan. laporan perubahan posisi keuangan
serta catatan atas laporan keuangan, (Harnanto, 1987:9).
4. Laporan keuangan menurut Munawir adalah laporan keuangan pada dasarnya
adalah hasil dari proses akuntansi vang dapat digunakan sebagai alat unluk
berkomunikaxi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan
pihak-pihak vang berkepentingan dengan utau aktivitas pcrusahaann tersebut,
(2000: 2) .

Laporan keuangan diharapkan disajikan secara layak, jelas, dan lengkap, yang
mengungkapkan kenyataan-kenyataan ekonomi mengenai eksistensi dan operasi
perusahaan tersebut. Dalam menyusun laporan keuangan, akuntansi dihadapkan dengan
kemungkinan bahaya penyimpangan (bias), salah penafsiran dan ketidaktepatan. Untuk
meminimkan bahaya ini, profesi akuntansi telah berupaya untuk mengembangkan suatu
barang tubuh teori ini. Setiap akuntansi atau perusahaan harus menyesuaikan diri
terhadap praktik akuntansi dan pelaporan dari setiap perusahaan tertentu.
Ada banyak laporan keuangan yang dikeluarkan perusahaan, tetapi yang umum
digunakan adalah :
1. Laporan Laba Rugi
Munawir mendefinisikan laporan rugi laba adalah:"Laporan rugi laba merupakan
sualu laporan yang sistemalis tentang penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh
organisasi suatu perusahaan selama periode tertentu. (2000:26) ".
Menurut Harnanto, Laporan rugi/ laba adalah:"Suatu laporan yang disusun
dengan tujuan untuk memberikan informasi tentang hasil usaha dan perusahaan,
selama jangka waktu yang tercakup dalam laporan tersebut, (1984:1) ".
Adapun bentuk Laporan Laba - Rugi ini yakni :
a. Single Step (Langkah Tunggal)
b. Multiple Step (Langkah Ganda)
9

Adapun penyajian Laporan Laba - Rugi ini harus memenuhi :


a. Beban atau Biaya disajikan berdasarkan klasifikasi sifat / fungsinya
didalam perusahaan.
Beban atau biaya itu dapat digolongkan dalam :
i. Beban atau biaya yang berhubungan langsung dengan usaha ex
: Biaya Penjualan, Biaya Adm. Umum
ii. Beban atau biaya yang tdk berhubungan lansung dengan usaha
ex : Biaya Bank, Selisih Kurs.
b. Laporan Laba - Rugi disajikan secara komparatif

2. Neraca
Munawir menyatakan bahwa:"Neraca adalah laporan yang sistematis tentang
aktiva, hutang serta modal dari suatu laporan yang disusun pada suatu saat tertentu,
(2000:13) ".
Menurut Harnanto, neraca adalah:"Suatu laporan yang disusun dengan maksud
untuk menunjukkan keadaan (posisi) finansial perusahaan pada saat (tanggal
tertentu, (1984: I) ".
Bentuk meraca yang ada pada perusahaan-perusahaan tidak ada yang seragam,
bentuk dan susunannya tergantung pada tujuan yang akan dicapai. Bentuk neraca
yang lazim digunakan adaiah sebagai berikut:
a. Bentuk skontro, dimana semua aktiva tercantum sebelah kiri/debet dan
hutang serta modal tercantum sebelah kanan/kredit.
b. Bentuk vertikal, dalam bentuk ini semua aktiva nampak dibagian atas
yang selanjutnya diikuti hutang jangka pendek, hutang jangka panjang serta
modal.

3. Laporan Perubahan Laba Ditahan


Laporan Perubahan Laba Ditahan menunjukkan laba yang diperoleh perusahaan
dan dividen yang dibayarkan selama satu periode sehingga menyebabkan perubahan
laba ditahan.
10

4. Laporan Arus Kas


Laporan Arus Kas merupakan ringkasan arus kas selama satu periode. Laporan ini
menunjukkan perubahan arus kas yang terjadi karena kegiatan operasi, investasi dan
financial sehingga posisi/saldo kas berubah.
Tujuan yang paling utama dari Laporan Arus Kas ini adalah untuk memberikan
informasi penting atau yang relevan mengenai penerimaan-penerimaan dan
pengeluaran-pengeluaran kas selama periode berjalan. Adapun bentuk penyajian
Laporan Arus Kas ini dibagi menjadi empat, yakni :
a. Diklasifikasikan berdasarkan Aktivitas Operasi seperti Penjualan
Tunai, Pelunasan Hutang, Pembayaran Biaya-biayanya.
b. Diklasifikasikan berdasarkan Aktivitas Investasi seperti
menginvestasikan dana yang tidak terpakai
c. Diklasifikasikan berdasarkan Aktivitas Pendanaan seperti dana
pinjaman dari luar perusahaan (Hutang Jangka panjang)
d. Disesuaikan dengan bisnis perusahaan

2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan


Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi
Indonesia tujuan laporan keuangan adalah Meyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinereja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.
Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama
sebagaian besar pemakai. namun demikian,laporan keuangan tidak menyediakan semua
informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi
karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan
tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan.Laporan keuangan juga
menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship),atau
pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Pemakai yang ingin melihat apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban
manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan (ekonomi).
11

Keputusan ini menycakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi
mereka dalam perusahaan atau keuputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti
manajemen.

2.1.3 Sifat Laporan Keuangan


Menurut Munawir mengenai sifat laporan keuangan adalah sebagai
berikut:"Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan
gambaran atau laporan kemajuan (progress report) secara periodik yang dilakukan pihak
manajemen yang bersangkutan". Jadi laporan keuangan adalah bersifat historis serta
menyeluruh dan sebagai suatu progress report laporan keuangan terdiri dari data-data
yang merupakan hasil dari suatu kombinasi antara lain:
1. Fakta yang telah dicatat (recordedfact).
Fakta-fakta yang telah dicatat berarti bahwa laporan keuangan ini dibuat atas
dasar fakta dari catatan akuntansi, seperti jumlah uang kas yang tersedia dalam
perusahaan maupun yang disimpan di Bank, jumlah piutang, persediaan barang
dagangan, hutang maupun aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Pencatatan dan pos-
pos ini berdasarkan catatan historis dan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi masa
lampau, dan jumlah-jumlah uang yang tercatat dalam pos-pos itu dinyatakan dalam
harga-harga pada waktu terjadinya peristiwa tersebut.
2. Prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi (accounting
convention and postulate).
Prinsip-prinsip dan kebiasaan di dalam akuntansi, berarti data yang dicatat itu
didasarkan pada prosedur maupun anggapan-anggapan tertentu yang merupakan
prinsip-prinsip akuntansi yang lazim, hal ini dilakukan dengan tujuan memudahkan
pencatatan atau untuk keseragaman. Disamping itu di dalam akuntansi juga
digunakan prinsip atau anggapan-anggapan yang melengkapi konvensi-konvensi atau
kebiasaan yang digunakan antara lain:
a. Bahwa perusahaan akan tetap berjalan sebagai suatu yang going concern atau
kontinuitas usaha, konsep ini menganggap bahwa perusahaan akan berjalan
terus. Konsekuensinya bahwa jumlah-jumlah yang tercantum dalam laporan
merupakan nilai-nilai untuk perusahaan yang masih yang berjalan yang
12

didasarkan pada nilai atau harga pada saat terjadinya peristiwa itu. Terjadi
jumlah-jumlah uang yang tercantum dalam laporan bukanlah nilai realisasi
jika aktiva itu dijual atau dikuasai,
b. Daya beli dari uang dianggap tetap, stabil atau konstan, walaupun hal ini
bertentangan dengan kenyataan namun akuntansi mencatat semua transaksi
atau peristiwa dalam jumlah uangnya dan tidak mengadakan perbedaan antara
nilai-nilai dari berbagai tahun.
3. Pendapat pribadi (personal judgment).
Pendapat pribadi (personal judgment), dimaksudkan bahwa walaupun pencatatan
transaksi telah diatur oleh konvensi-konvensi atau dalil-dalil dasar konvensi yang
sudah ditetapkan yang sudah menjadi standar praktek pembukuan, namun
penggunaan dari konvensi-konvensi dan dalil-dalil dasar tersebut tergantung dari
pada akuntan atau manajemen perusahaan yang bersangkutan. Pendapat ini
tergantung kepada kemampuan atau integritas pembuatnya yang dikombinasikan
dengan fakta yang tercatat dan kebiasaan serta dalil-dalil dasar akuntansi yang telah
disetujui akan digunakan didalam beberapa hal, diantaranya menggunakan metode
untuk menaksir piutang tidak dapat ditagih dan penentuan beban penyusutan serta
penentuan umur dan suatu aktiva tetap akan sangat tergantung, pada pendapat pribadi
menajemennya dan berdasar pengalaman masa lalu.

2.1.4 Keterbatasan Laporan Keuangan


Dengan melihat beberapa sifat laporan keuangan tersebut di atas maka dapat
dilihat bahwa laporan keuangan itu mempunyai beberapa keterbatasan antara lain:
1. Laporan keuangan dibuat antara waktu tertentu (interm report)
dan bukan merupakan laporan final.
2. Adanya beberapa standar nilai yang bergabung.
Beberapa aktiva, biasanya aktiva tetap dilaporkan berdasarkan harga perolehan
dikurangi dengan akumulasi penghapusannya, karenanya nilai aktiva itu dalam
laporan keuangan akan tercantum sebesar nilai bukunya.
3. Adanya pengaruh daya beli uang berubah.
13

Daya beli uang dari hari kehari selalu berubah sesuai dengan kehidupan
perekonomian sehari-hari.
4. Adanya faktor-faktor yang tidak dinyatakan dengan uang.
Laporan keuangan adalah akumulasi dari kejadian-kejadian atau transaksi
transaksi perusahaan yang dapat dinyatakan dengan satuan uang.
5. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang
telah lewat, oleh karena itu laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu-
satunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.
6. Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan pihak-pihak tertentu.
7. Proses penyusunan ilaporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran-
taksiran dan berbagai pertimbangan.
8. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material.
9. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian.
Bila terdapat beberapa kemungkinan konklusi yang tidak pasti mengenai
penilaian suatu pos, maka lazimnya dipilih alternatif yang menghasilkan laba bersih
atau nilai aktiva yang paling kecil.
10. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomi suatu
peristiwa/transaksi dari pada bentuk hukumnya (formalitas).
11. Laporan keuangan di susun dengan istlah-istilah teknis.
12. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan
variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomi dan tingkat kesuksesan antar
perusahaan.
13. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dikuantifikasikan
umumnya diabaikan.
14. Nilai yang tercantum dineraca hanyalah nilai pada suatu saat tertentu saja.
15. Analisis harus menyadari kemungkinan adanya suatu window dressing.
16 Nilai beli rupiah makin lemah.

2.1.5 Analisis Laporan Keuangan


14

Salah satu tugas penting manajemen atau investor setelah akhir tahun adalah
menganalisa laporan keuangan perusahaan, sedangkan pengertian analisa laporan
keuangan oleh beberapa ahli adalah:
Harahap mengemukakan anatisa laporan keuangan sebagai berikut:"Analisa
laporan keuangan yaitu menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi
yang lebih kecil dan melihat hubungan yang bersifat signifikan atau yang mempunyai
makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuiantitatif maupun non kuantitatif
dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangatl penting
dalam proses menghasilkan keputusan yung tepat, (1998:3) ".
Sedangkan menurut Djahidin analisa laporan keuangan adalah:"Analisa laporan
keuangan mencakup penerapan metode dari teknik analitis atas laporan keuangan dan
data lainnya untuk melihat dari laporan itu ukuran-ukuran dan hubungan tertentu yang
sangat berguna dalam proses pengambilan keputusan (1983) ".
Munawir mengemukakan pengertian analisa laporan keuangan adalah sebagai
berikut:"Mempelajari hubungan-hubungan di dalam suatu setiap laporan keuangan pada
suatu saat tertentu dan kecenderungan-kecenderungan dari hubungan ini sepanjang waktu
(1998) ".
Dalam melakukan analisa laporan keuangan suatu perusahaan digunakan
beberapa metode dan teknik analisa. Metode dan teknik tersebut merupakan alat untuk
mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan keuangan sehingga diketahui
perubahan dari masing-masing pos tersebut.
Ada dua metode analisa yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan
keuangan yaitu:
1. Analisa Horisontal (dinamis)
Adalah analisa dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk
beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya.
2. Analisa Vertikal (stalls)
Perbandingan antara pos-pos yang diliputi periode saja sehingga akan diketahui
keadaan keuangan pada saat itu saja.
15

Teknik analisa yang biasa digunakan dalam analisa laporan keuangan adalah
sebagai berikut:
1. Analisa perbandingan laporan keuangan
2. Trend
3. Laporan dengan persentase per komponen (common size statement)
4. Analisa sumber dan penggunaan modal kerja
5. Analisa sumber dan penggunaan kas
6. Analisa rasio
7. Analisa perubahan laba kotor
8. Analisa Break-even

2.1.6 Analisa Rasio Keuangan


Rasio finansial atau Rasio Keuangan merupakan alat analisis keuangan
perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data
keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan (neraca, laporan laba/rugi, laporan
aliran kas). Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical
relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain.
Analisis rasio dapat digunakan untuk membimbing investor dan kreditor untuk
membuat keputusan atau pertimbangan tentang pencapaian perusahaan dan prospek di
masa datang. Salah satu cara pemrosesan dan penginterpretasian informasi akuntansi,
yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan
tertentu antara angka yang satu dengan angka yang lain dari suatu laporan keuangan.
Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang telah ada
sebagai dasar penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu,
analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai resiko dan peluang di masa yang
akan datang. Pengukuran dan hubungan satu pos dengan pos lain dalam laporan
keuangan yang tampak dalam rasio-rasio keuangan dapat memberikan kesimpulan yang
berarti dalam penentuan tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan. Tetapi bila hanya
memperhatikan satu alat rasio saja tidaklah cukup, sehingga harus dilakukan pula analisis
16

persaingan-persaingan yang sedang dihadapi oleh manajemen perusahaan dalam industri


yang lebih luas, dan dikombinasikan dengan analisis kualitatif atas bisnis dan industri
manufaktur, analisis kualitatif, serta penelitian-penelitian industri.
Laporan keuangan merupakan media informasi yang digunakan oleh
perusahaan yang bersangkutan untuk melaporkan keadaan dan posisi keungannya kepada
pihak-pihak yang berkepentingan , terutama bagi pihak kreditur, investor dan pihak-pihak
manajemen dari perusahaan itu sendiri.
Dengan menggunakan analisis rasio akan membantu stakeholder dalam hal :
1. Memberikan dasar dalam meramalkan prospek perusahaan dimasa yang akan
datang.
2. Memberikan petunjuk atau gejala-gejala yang timbul dari informasi yang
disajikan.
3. Memudahkan dalam menginteprestasikan laporan keuangan

Rasio keuangan merupakan suatu bentuk rumusan matematis yang


menunjukan hubungan diantara angka-angka tertenntu. Dalam analisis keuangan angka-
angka berasala dari data-data keuangan, analisis rasio mampu menjelaskan hubungan
antara variable-variabel yang bersangkutan sehingga dapat digunakan untuk menilai
kondisi keuangan
Analisis rasio pada dasarnya terdiri dari dua macam perbandingan, yaitu :
1. Perbandingan Eksternal (Cross Sectional Approach) yaitu dengan cara
membandingkan rasio-rasio keuangan dari satu perusahaan tertentu dengan rasio
keuangan yang sama dari perusahaan lain yang sejenis/industri (rasio industri)
dalam waktu yang sama.
2. Perbandingan Internal (Time Series Analysis) yaitu dengan cara membandingkan
rasio-rasio waktu-waktu tertentu dengan rasio dari waktu-waktu sebelumnya dari
perusahaan yang sama, cara ini akan membrikan informasi rasio dari waktu
kewaktu sehingga dapat diketahui perkembangannya dan untuk proyeksi dimasa
yang akan dating.
17

Rasio-rasio keuangan dikelompokkan ke dalam lima kelompok dasar, yaitu:


1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya
2. Rasio Leverage (hutang)
Rasio hutang digunakan untuk mengukur seberapa besar operasi perusahaan
dibiayai dari hutang
3. Rasio Aktivitas
Yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas operasi perusahaan dalam
memanfaatkan sumber-sumber dana yang ada.
4. Rasio Profitabilitas
Yaitu rasio untuk mengukur efektivitas operasi perusahaan dalam menghasilkan
laba.
5. Rasio Penilaian
Yaitu nisbah untuk mengukur kemampuan manajemen untuk menciptakan nilai
perusahaan.

Rasio keuangan menurut Skousen, dkk (2001 : 69) bertujuan untuk menekan
bahwa pembuatan dari laporan keuangan oleh akuntan bukanlah akhir dari proses,
tetapi awal. Laporan kemudian dianalisis oleh penanam modal, kreditur, dan
manajemen untuk mendeteksi tanda adanya kinerja yang kurang dan memperkirakan
bagaimana perusahaan akan dilakujkan dimasan akan datang.
Kebenaran untuk mengartikan rasio tergantung pada perbandingan nilai rasio
perusahaan dengan nilai untuk perusahaan yang sama dalam tahun sebelumnya, sama
seperti untuk menilai perusahaan lain dalam industri yang sama. “Suatu rasio
mengungkapkan hubungan matematik antara suatu jumlah dengan jumlah lainnya
atau perbandingan antara satu pos dengan pos lainnya” (Dwi Prastowo, 1995 : 54).
18

Sedangkan untuk jenis-jenis rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini,
yaitu :
1. Rasio Likuiditas
2. Rasio Rentabilitas

2.1.7 Alat-alat Pengukur Kinerja


Untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan financial suatu
perusahaan, perlu diadakan interpretasi atau analisis terhadap data financial dari
perusahaan yang bersangkutan, yang tercermin dalam laporan keuangannya.

A. Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah tingkat kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya
yang harus segera dipenuhi dan likuiditas menunjukan tingkat kemampuan perusahaan
untuk membayar utang-utang jangka pendek yang dimiliki (Brealey, Myer dan Marcus,
1995). Dua faktor yang digunakan dalam rasio untuk mengukur likuditas perusahaan
aktiva lancar dan utang lancar, yang disebut likuid adalah perusahaan yang mampu
memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan jika tidak mampu disebut likuid.
Suatu keadaan likuid pada perusahaan berarti mengalami kerugian bagi kreditur dan
bagi pihak managemen , Rasio likuiditas menunjukan efisinsi modal kerja yang ada. Jadi
rasio likuiditas mengukur kemampuan tersebut. Rasio likuiditas merupakan indikator
yang baik apakah perusahaan memiliki masalah dalam arus kas atau tidak. Ukuran yang
sering digunakan adalah Current ratio (CR) dan Quick (Acid-Test) Ratio (QR).

1. Current Rasio.
Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban
lancer jadi current rasio merupakan alat ukur bagi kemampuan likuiditas (solvabilitas
jangka pendek) yaitu kemampuan untuk membayar hutang yang segera harusdipenuhi
dengan aktiva lancar.Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar
semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.
Apabila rasio 1 : 1 atau 100% ini berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua
hutang lancar.
19

Aktiva Lancar
Current Rasio =
Hutang Lancar

Makin tinggi Current ratio makin baik bagi perusahaan.Current ratio = 2,0
dapat dikategorikan bahwa perusahaan mempunyai kondisi likuiditas baik, walaupun
hal ini tergantung pada industrinya. Misalnya rasio 1,0 baik bagi perusahaan public
utility tetapi tidak baik bagi industri manufaktur.

2. Acid Test Rasio.


Acid-Test Ratio adalah Kemampuan untuk membayar utang yang segera harus
dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid (quick assets). Acid-Test Ratio
merupakan ukuran yang sama dengan current ratio, tanpa memperhitungkan
persediaan (persediaan adalah harta lancar yang paling tidak likuid karena tidak
mudah dijual, dan kalaupun dijual biasanya dengan kredit/tidak tunai). Menunjukan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi hutang-hutangnya tanpa memperhitungkan
persediaan
Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu
menutupi hutang lancar. Semakin besar ratio ini semakin baik.Dengan ratio ini
persediaan dianggap membutuhkan waktu yang relatif lama untuk direalisasikan
menjadi uang.

( Aktiva Lancar –
Acid Test Rasio = Persedian )
Hutang Lancar

Ratio ini dimulai lebih tajam daripada current ratio karena lainnya
memperhitungkan aktiva lancar yang sangat likwid.Apabila current ratio tetapi quick
rationya rendah, hal ini menunjukan adanya investasi yang besar dalam persediaan.
20

3. Perputaran Piutang.
Receivables ini adalah rasio yang membandingkan antara penjualan kredit bersih
dan piutang dagang rata-rata atau piutang akhir periode. Rasio ini digunakan untuk
menunjukkan kemampuan yang tertanam dalam piutang berputar dalam periode
tertentu.
Jadi Turn Over Receivable menunjukan posisi piutang serta taksiran umur /
waktu pengumpulanya.

Total Penjualan Kredit


Perputaran Piutang =
Piutang Rata-rata

Semakin tinggi ratio turn over menunjukan modal kerja yang tertanam dalam
piutang rendah, sehingga keuntungan bagi perusahaan.Sedangkan untuk mengetahui
berapa hari piutang tersebut rata-rata tidak dapat ditagih (days of receivable ) adalah:

Days of Receivable = Piutang Rata-rata x 360 atau 360

Penjualan Kredit Perputaran Piutang

Semakin tinggi ratio days of receivable menunjukan kelemahan bagian penagihan


piutang.

Keterangan:1. Turn over menunjukan bahwa penagihan piutang rata-rata sebanyak


3 kali dalam satu tahun.2. Days of receivable menunjukan bahwa rata-rata yang
diperlukan untuk mengumpulkan piutang adalah selama 120 hari.3. Turn over 3 atau
300% berarti bahwa penjualan tahun tersebut sebesar 300% dari rata-rata piutang.4.
Ratio 300% juga menunjukan bahwa Rp. 3 penjualan kredit maka sebesar Rp. 1 belum
dapat ditagih sampai akhir tahun.
21

4. Perputaran Persediaan.
Yaitu menunjukan berapa kali terjadinya penggantian persediaan dalam satu
tahun serta tersimpannya persediaan tersebut di dalam gudang.Pada perusahaan
manufaktur terdapat tiga macam persediaan:

a. RAW MATERIAL TURNOVER = Cost of raw material used


( Barang mentah ) Average raw material
inventory
b. GOODS IN PROCESS TURNOVER = Cost of good
manufactured
(Barang dalam proses) Average work in
process inventory
5. Perputaran Modal Kerja.
Untuk menganalisa posisi modal kerja dapat juga digunaka beberapa rasio
lainnya, misalnya rasio antara aktiva lancar dengan total aktiva,rasio antara tiap pos-
pos dalam aktiva lancar dengan total aktiva lancar, rasio antara total hutang lancar
dengan total hutang lancar dan lain-lain. Maka perputararn modal kerja dapat
diformulasikan sebagai berikut :

B. Rasio Rentabilitas

Perputara Mod
Dari laporan keuangan yang telah disusun oleh perusahaan maka pihak
manajemen perusahaan akan dapat melakukan rencana-rencana untuk menentukan tujuan
perusahaan. Salah astu rencana perusahaan adalah melakukan analisa rentabilitas yang
berkitan dengan peningkatan efisiensi kerja perusahaan.
Pada umumnya rentabilitas dapat diartikan sebagai suatu perbandingan antara
laba diperoleh dalam operasi perusahaan dengan modal, dalam hal ini penulis akan
mengemukakan beberapa pendapat antara lain : Menurut pendapat S. Munawir (2004 :
33), pengertian tentang rentabilitas sebagai berikut : ” Rentabilitas atau probabilitas
22

adalah menunjkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode


tertentu.”
Sedangkan menurut Bambang Riyanto (Bambang Riyanto, 1995 : 27)
memberikan pengertian rentabilitas adalah sebagai berikut : ”Rentabilitas suatu
perusahaan menunjukan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang
menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain rentabilitas adalah kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba selam periode tertentu.”
Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa rentabilitas suatu
perusahaan merupakan pencerminan kemampuan modal perusahaan yang bersangkutan
untuk mendapatkan keuntungan. Oleh karena rentabilitas merupakan pencermian
efisiensi suatu perusahaan di dalam menggunakan modal kerjanya, maka cara
mengguankan tingkat rentabilitas untuk ukuran efisiensi suatu perusahaan merupakan
cara yang baik.
Dengan demikian jelaslah bahwa rentabilitas merupakan suatu hal yang sangat
penting bagi suatu perusahaan, sebagai suatu usaha efisiensi di mana setiap perusahaan
dalam operasinya selalu berusaha meningkatkan labanya agar asset rentabilitas sesuai
dengan standar.
Menurut Abbas Kartadinata (1983 : 66), pada dasarnya profitablitas dapat di bagi
dalam 2 jenis, yaitu :
1. Perbandingan laba terhadap penjualan.
2. perbandingan laba terhdap aktiva.
Perbandingan antara laba dengan penjualan dikenal dengan profit on sales,
sedangkan perbandingan antara laba dengan aktiva dikenal dengan return on assets,
sering juga disebut dengan rentabilitas.

1. Rentabilitas Ekonomis (Earning Power)


Protabilitas Ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal
sendiri dengan modal asing yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan
dinyatakan dalam persentase (Riyanto, 2001: 26) dengan demikian profitabilitas ekonomi
menujukan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan seluruh modal yang
bekerja didalamnya. Modal yang dipergunakan dalam menghitung profitabilitas ekonomi
23

hanyalah modal yang bekerja dalam perusahaan demikian pula laba yang diperhitungkan
untuk menghitung profitabilitas ekonomi hanya laba yang berasal dari operasi perusahaan
operating profit. Oleh karena itu, laba yang diperoleh diluar perusahaan atau dari efek
tidak diperhitungkan dalam menghitung profitabilitas ekonomi, bagi perusahaan
disamping laba profitabilitas merupakan masalah yang penting karena laba yang besar
belum merupakan ukuran bahwa perusahaan tersebut telah dapat bekerja secara efesien.
Efesiensi baru dapat diketahui dengan membandingkan dengan modal yang digunakan.
Jadi yang dimaksud dengan rentalitas ekonomis adalah perbandingan antara laba
usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan
laba tersebut yang dinyatakan dalam prosentase. Loek karena pengertian rentabilitas
sering digunakan untuk mengukur efisiensi suatu perusahaan maka rentabilitas ekonimis
dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh modalnya yang ada
untuk menghasilkan laba.
”Rentabilitas ekonomi merupakan kemampuan untuk menghasilkan laba dari
keseluruhan modal, baik modal asing maupun sendiri yang diguakan menghasulkan laba
tersebut”, ( Basu Swasta dan Ibnu Sukotjo, 1998 : 255).
Laba yang besar bukanlah suatu ukuran bahwa perusahaan telah dapat bekerja
dengan efisien. Efisien baru dapat digunakan atau dengan menbandingakan laba yang
diperoleh dengan modal yang digunakan atau dengan menghitung rentabilitasnya.
Menurut Bambang Riyanto (1995 : 30), bahwa tinggi rendahnya rentabilitas
ekonomis ditentukan oleh 2 (dua) faktor yaitu :
a. Profit margin yaitu perbandingan antara net operating income dengan net sales,
perbandingan mana dinyatakan dengan persentase.
b. Turnover of operating assets (tingkatan perputaran aktiva usaha) yaitu kecepatan
perputaran operating assets dalam suatu periode tertntu. Turnover tersebut dapat
ditentukan dengan membagi antara net sales dengan operating assets.
24

Untuk dapat meningkatkan rentabilitas ekonomisatau earning power dari suatu


perusahaan, terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi earning power adalah
sebagai berikut :
1. Profit margin
Yang dimaksud dengan profit margin adalah perbandingan antara net operating
income dengan sales atau penjualan bersih dan dinyataka dalam persentase, yang dapat
dirumuskan sebagai berikut :

N
Profit Margin =
2. Turnover operating asset ( Tingkat perputaran modal usaha )
Yaitu denagn cara membandingkan antara net sales atau penjualan bresih dengan
operating asset atau modal usaha, dan dapat dirumuskan sebagai berikut :

Turnover Operating assets =


Dengan dasar kedua faktor di atas, maka secara matematis dapat diketahui
besarnya rentabilitas ekonomi yaitu hasil kali profit margin dan turnover of operating
assets.

Rentablitas Ekonomi = Profi


Apabila ingin memoerbesar rentabilitas ekonomi dengan memperbesar profit
margin, ini berarti hubungan dengan usaha untuk mempertinggi efisiensi di bidang
produksi, penjualan dan pembenahan administrasi. Sedangkan untuk memperbesar
rentabilitas ekonomi dengan memperbesar turnover of operating assets, dan berhubungan
dengan kebijaksanaan investasi dana dalam berbagai aktiva, baik aktiva lancar maupun
aktiva tetap.
25

2. Rentabiltas modal sendiri


Yang dimaksud dengan rentabilitas modal sendiri adalah perbandingan antara
jumlah laba dengan modal sendiri di pihak lain, atau denan kata lain bahwa rentabilitas
modal sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di
dalamnya untuk menghasilkan keuntungan. Namin dalam perhitunagn laba disini ada
perbedaan dengan rentabilitas ekonomi laba yang diperhitungkan adalah laba yang
berasal dari operasi perusahaan, sedangkan laba yang diperhitungkan dalam rentabilitas
modal sendiri adalah laba usaha setelah dikurangi dengan bunga modal asing atau
pinjaman dan pajak perseroan. Dengan demikian maka jelaslah perbedaan antara
rentabilitas ekonomis dengan rentabilitas mosal sendiri baik dari segi modal yang
diperhitungkan ataupun dari laba yang dipergunakn untuk menentukan tingkat
rentabilitas bagi suatu perusahaan.
Menurut Bambang Riyanto (1995 : 28), rentabilitas juga di bedakan menjadi 2
macam, yaitu :
a. Rentabilitas ekonomis ialah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri
dan modal asing yang digunakn untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan
dalam proses.
Rentabilitas ekonomis dapat pula di artikan sebagai perbandingan antara laba
usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk
menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase. Rentabilitas
ekonomis sering pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan
seluruh modal yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan laba.
Laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomis hanyalah laba
yang berasal dari operasi perusahaan atau disebut dengan laba usaha. Sedangkan
laba yang berasal dari luar usaha tidaklah diperhitungkan. Begitu pula dengan
modal, modal yang digunakan hanyalah modal yang bekerja dalam perusahaan
sedangkan modal yang berasal dari luar perusahaan tidak diperhitungkan.
26

Adapun rumusnya dapat dilihat sebagai berikut:

b. Rentabilitas modal sendiri atau rentabilitas usaha ialah perbandingan antara


jumlah laba tersedia bagi pemilik modal sensiri di satu pihak, jumlah modal

Rentabilitas
sendiri yang menghasilkan laba di pihak lain atau dengan kata lain rentabilitas
modal sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang
bekerja di dalamnya untuk menghasilkan keuntungan. Dapat dirtikan juga sebagai
perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri di satu
pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut di lain pihak.
Atau dengan kata lain merupakan kemampuan suatu perusahaan dengan modal
sendiri yang bekerja untuk menghasilkan keuntungan. Sehingga rumusnya adalah
sebagai berikut:
Maka rentabilitas modal sendiri dapat diformulasikan sebagai berikut :

2.1.8 Rentabilitas Modal Sendi


Kinerja
Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dilihat dan diukur dengan cara
menganalisis laporan keuangan yang tersedia. Melalui analisis laporan keuangan,
keadaan dan perkembangan financial perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai
perusahaan dapat diketahui, baik di waktu lampau maupun di waktu yang sedang berjalan
sehubungan dengan pemilihan strategi perusahaan yang akan diterapkan.

A. Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja


27

Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu


kegiatan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang
dalam strategic planning suatu organisasi.
Pengukuran kinerja adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap
tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi atas: efisiensi
penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa; kualitas barang dan jasa;
hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud yang diinginkan; dan efektivitas tindakan
dalam mencapai tujuan.
Berdasarkan keputusan menteri keuangan Republik Indonesia No.
740/KMK.00/1989 tanggal 28 januari 1989 tentang peningkatan efisiensi dan
produktivitas badan usaha milik negara, disebutkan bahwa kinerja adalah prestasi yang
dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat
kesehatan perusahaan.
Kinerja (performance) suatu bank berarti bagaimana kemampuan bank dalam
mengeelola dana masyarakat yang dipercayakan kepadanya, tolak ukur yang dapat
digunakan antara lain laba yang dihasilkan, pinjaman yang diberikan dan lain-lain. Dalam
penelitian ini, yang menjadi tolak ukur dari kinerja bank adalah EVA (Economic Value
Added) atau nilai tambahan ekonomis yang diperoleh bank.

B. Tujuan Pengukuran Kinerja


Tujuan pengukuran dan penilaian kerja adalah memotivasi karyawan dalam
mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan
sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan. Selain itu, penilaian
kinerja dilakukan untuk menekan perilaku yang tidak semestinya dan untuk merangsang
dan menegakkan perilaku yang semestinya diinginkan melalui umpan balik hasil kinerja
pada waktunya serta penghargaan, baik yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik
(Mulyadi, 2001).
Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan
kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan
dalam rangka mewujudkan visi dan misi.
Tujuan daripada pengukuran kinerja perusahaan adalah untuk mengetahui:
28

a. Tingkat likuiditas, yaitu kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi


kewajiban keuangan yang harus dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih.
b. Tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangan jangka pendek maupu jangka panjang.
c. Tingkat rentabilitas/profitabilitas, yaitu kemampuan untuk menghasilkan laba
pada periode tertentu.
d. Stabilitas usahanya dengan stabil yang diukur dengan mempertimbangkan
kemampuan perusahaan untuk membayar tingkat bunga atas hutang-hutangnya tepat
pada waktunya serta kemampuan perusahaan untuk membayar dividen secara teratur
kepada pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan (Munawir,
2000).
Jadi penilaian kinerja dilaksanakan untuk mengukur sejauh mana aktifitas bisnis telah
dijalankan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam proses perencanaan strategis
serta untuk mencegah pemborosan.

2.2 Penelitian Sebelumnya.


Nama peneliti : Devi Indah Sari
Judul penelititan : Analisis Rasio Likuiditas dan RASIO rentabilitas untuk
Menilai Kinerja Perusahaan pada PT. Berlian Maju Motor
Objek penelitian : PT. Berlian Maju Motor
Hasil pernelitian : Berdasarkan penelitian yang dilakukan, terlihat bahwa PT
Berlian Maju Motor memilikiefisiensi yang semakin
menurun. Hal tersebut tampak dari meningkatnya beban
usaha, namun tidak diikuti oleh peningkatan penjualan.
Keadaan yang demikian berakibat pada menurunnya laba
bersih perusahaan, selain itu berdasrkan analisis rasio,
kinerja PT Berlian Maju Motor cendrung menurun.

Nama Peneliti : Yaumil Nikmat, M. Pd


29

Judul peneliti : Analisis Rentabilitas untuk Mengukur Efisiensi Kinerja


Perusahaan pada CV Pandan Harum di Balikpapan.
Objek penelitian : CV Pandan Harum di Balikpapan
Hasil penelitian : Berdasarkan hasil analisa data yang telah diuraikan
terdahulu dapatlah penulis memberikan kesimpulan
sebagai berikut :
1. CV Pandan Harum Balikpapan, mulai berdiri tahun
1989 sampai sekarang sudah mengalami
perkembangan yang cukup baik, dari segi manajemen
maupun dari produk yang di hasilkan.
2. Dalam perkembangan usahanya pada tahun
1998,1999 sampai tahun 2000 telah terjadi penurunan
tingkat rentabilitas dikarenakan biaya operasional
yang cukup tinggi dibandingkan keuntungan yang
dicapai.
3. Dari hasil analisis pembuktian hipotesis maka dapat
diketahui bahwa setelah diadaka perbaikan terhadap
sistem manajemen keuangannya yakni melalui
penekanan biaya operasional diharapkan tingkat
profitabilitas dapat tercapai

2.3 Kerangka Pikir


Adapun kerangka pikir dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data-
data yang diperoleh dari PT.Fastfood Indonesia, Tbk(KFC),berupa laporan keuangan
perusahaan yang berupa laporan labarugi dan laporan neraca. Kemudian data-data
tersebut dianalisis dengan dengan menggunakn analisis rasio likuiditas dan analisis rasio
rentabilitas. Dalam hal ini, analisis rasio likiuditas mencakup current rasio, acid test rasio,
perputaran piutang, perputaran persediaan, dan mancakup rasio rentabilitas ekonomis
(earning power) dan rasio rentabilitas modal sendiri. Setelah diketahui masing-masing
30

likuiditas dan rentabilitasnya, maka akan dilakukan intrepretasi hasil pengolahan data
tersebut untuk mengetahui kinerja pada PT. Fastfood Indonesia, Tbk(KFC).

Berikut adalah bagan yang menggambarkan kerangka pikir :


Gambar 1
Kerangka Pikir

P T .F satfo o dInd onesia,


T bk(K . FC )

L apo ran Keu a nga n :


1 . L ap oranN era ca
31

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian


Adapun penelitian yang peneliti pilih adalah PT. Fastfood Indonesia Tbk . PT.
Fastfood Indonesia Tbk.Adalah sebuah badan usaha yang didirikan oleh Kelompok
Gelael pada tahun 1978, dan dengan bergabungnya Kelompok Salim pada tahun 1990,
terdaftar sebagai perusahaan public pada tahun 1994. operasi restoran pertama pada bulan
Oktober 1979 berawal dari pembukuan restoran pertama di Jalan Melawai, Jakarta.
Suskses restoran QSR (Quick Service Restaurant) asing pertam aini kemudian diikuti
dengan penambahan ini kemudian diikuti dengan penambahan restoran ke kota-kota
besar lainya di Indonesia. Sebagai pemegang hak waralaba tunggal pada saat ini,
Perseroan terus membangun KFC brand, dan berbekal 26 tahun kesuksesannya di bidang
ini telah menjadikan KFC pemimpin pasar restoran cepat saji yang dominant dan dikenal
luas. Pada saat ini memiliki 270 restoran termasuk 1 unit mobile catering yang terbesar di
60 kota di Indonesia, dan memperkerjakan 10.293 karyawan dengan total penjualan lebih
dari Rp. 1,276 triliun pada akhir 2006.
Perseroan terdaftar sebagai emiten di Bursa Efek Jakarta dengan kepemilikan
saham mayoritas sebesar 79,54% yang dimiliki oleh PT. Gelael Pratama (43,84%) dan
PT Megah Eraraharja (35,84%), dan sisa saham lainya sebesar 20,32% adalah milik
Pershing Lic Main Costody Accc (10,31%), dan lain-lain (10,01%). PT Gelael Pratama
dimiliki oleh Kelompok Gelael sebagai pendiri KFC di Indonesia, sementara PT Megah
32

Eraraharja (35,84%) adalah anak perusahaan Kelompok Salim yang bergabung dengan
Perseroan sebagai pemegang saham mayoritas pada tahun 1990.

Berikut adalah Struktur kepemilikan dan Franchise Relationship PT. Fastfood


Indonesia Tbk :

Yum! Restaurants
International (TRI) Franchisor

Sole
PT. Fastfood Indonesia, Tbk. Franchisee
(PTFFI) (in Indonesia)

PT. Gelael Pratama Lain-lain PT. Megah


(43.84%) (10,01%) Eraraharja (35.84%)

KSEI
(Sebagai Pencatat
Saham)
33

MANAJEMEN
Komisaris : - Anthony Salim
- Elizabeth Gelael
- Benny S Santoso
- Rudy Tanudjaja Saputra
- Anton Aditya Subowo
- Ken Laksono
Direktur Utama : -Dick Gelael
Wakil Direktur Utama : -Fery Noviar Yosaputra
Direktur : - Ricardo Gelael
- Adhi Indrawan
- Leonny Elimin
- Justinus J Juwono

3.2 Jenis dan Sumber Data


Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. data kuantatif, yaitu data berupa angka-angka yang menunjukan jumlah atau
banyaknya sesuatu,yaitu laporan keuangan perusahaan (neraca dan laporan laba
rugi ).
2. data kuantitatif, yaitu data yang tidak dinyatakan dalm bentuk angka, seperti
sejarah singkat perusahaan dan bidang usaha perusahaan.

Adapin sumber data dalam penelititan ini adalah data sekunder berupa laporan
keuangan yang diperoleh dari situs internet ( www.idx.co.id )

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pegumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi, yakni pengumpulan
data yang dilakukan dengan memepelajari dokumen atau arsip-arsip dari perusahaan
ataupun data-data yang berkaitan dengan keperluan penelitian.

3.4 Populasi dan Sampel


34

Populasi dalam penelitian ini mencakup seluruh perusahaan yang terdaftar di


BEJ. Penelitian ini menggunakan sampel PT. Fastfood Indonesia, Tbk. ( KFC ), yaitu
perusahaan yang telah terdaftar di BEJ.

3.5 Definisi Operasional


Berdasarkan perumusan masalah dan model analisis, maka variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalh sebagai berikut :
1. current rasio, yaitu kemampuan untuk membayar hutang yang segera
harusdipenuhi dengan aktiva lancar.Semakin besar perbandingan aktiva lancar
dengan hutang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban
jangka pendeknya.
2. Acid Test Rasio, yaitu Kemampuan untuk membayar utang yang segera harus
dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid (quick assets). Acid-Test Ratio
merupakan ukuran yang sama dengan current ratio, tanpa memperhitungkan
persediaan (persediaan adalah harta lancar yang paling tidak likuid karena tidak
mudah dijual, dan kalaupun dijual biasanya dengan kredit/tidak tunai).
3. Perputaran Piutang, adalah rasio yang membandingkan antara penjualan kredit
bersih dan piutang dagang rata-rata atau piutang akhir periode. Rasio ini
digunakan untuk menunjukkan kemampuan yang tertanam dalam piutang berputar
dalam periode tertentu.
4. Perputaran Persediaan, Yaitu menunjukan berapa kali terjadinya penggantian
persediaan dalam satu tahun serta tersimpannya persediaan tersebut di dalam
gudang.
5. Perputaran Modal Kerja, yaitu untuk menganalisa posisi modal kerja dapat juga
digunaka beberapa rasio lainnya, misalnya rasio antara aktiva lancar dengan total
aktiva,rasio antara tiap pos-pos dalam aktiva lancar dengan total aktiva lancar,
rasio antara total hutang lancar dengan total hutang lancar dan lain-lain.
6. Profit margin yaitu perbandingan antara net operating income dengan net sales,
perbandingan mana dinyatakan dengan persentase.
35

7. Turnover of operating assets (tingkatan perputaran aktiva usaha) yaitu kecepatan


perputaran operating assets dalam suatu periode tertntu. Turnover tersebut dapat
ditentukan dengan membagi antara net sales dengan operating assets.
8. Rentabilitas Ekonomis (Earning Power), yaitu perbandingan antara laba usaha
dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan
laba tersebut yang dinyatakan dalam prosentase.
9. Rentabiltas modal sendiri, perbandingan antara jumlah laba dengan modal sendiri
di pihak lain, atau dengan kata lain bahwa rentabilitas modal sendiri adalah
kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di dalamnya
untuk menghasilkan keuntungan.

3.6 Teknik Analisa Data


Teknik analisis data dengan menggunakan rasio likuiditas terbaginatas, yaitu:
1. Current Rasio
Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban
lancer jadi current rasio merupakan alat ukur bagi kemampuan likuiditas (solvabilitas
jangka pendek) yaitu kemampuan untuk membayar hutang yang segera harusdipenuhi
dengan aktiva lancar.Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar
semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.
Apabila rasio 1 : 1 atau 100% ini berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua
hutang lancar.

Makin tinggi Current ratio makin baik bagi perusahaan.Current ratio = 2,0 dapat
dikategorikan bahwa perusahaan mempunyai kondisi likuiditas baik, walaupun hal ini
tergantung pada industrinya. Misalnya rasio 1,0 baik bagi perusahaan public utility
tetapi tidak baik bagi industri manufaktur.
36

5. Acid Test Rasio


Acid-Test Ratio adalah Kemampuan untuk membayar utang yang segera harus
dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid (quick assets). Acid-Test Ratio
merupakan ukuran yang sama dengan current ratio, tanpa memperhitungkan
persediaan (persediaan adalah harta lancar yang paling tidak likuid karena tidak
mudah dijual, dan kalaupun dijual biasanya dengan kredit/tidak tunai).
Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu
menutupi hutang lancar. Semakin besar ratio ini semakin baik.Dengan ratio ini
persediaan dianggap membutuhkan waktu yang relatif lama untuk direalisasikan
menjadi uang.

Ratio ini dimulai lebih tajam daripada current ratio karena lainnya
memperhitungkan aktiva lancar yang sangat likwid.Apabila current ratio tetapi quick
rationya rendah, hal ini menunjukan adanya investasi yang besar dalam persediaan.

Acid Test
37
38

DAFTAR PUSTAKA

http://www.ghabo.com/gpedia/index.php/FASTFOOD_INDONESIA_Tbk%2C_PT/
http://wordpress.com/
http://www.wikipedia.com
http://idx.co.id
Djahidin, 1983, Analisa Laporan Keuangan.Ghalia Indonesia, Jakarta.
Harnanto, 1984, Analisis Kinerja Keuangan Dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan.Edisi Pertama, BPFE Yogyakarta.
Munawir, 2000, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Liberty Yogyakarta.
Sawir, A., 2001, Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan, PT. Gramedia Pustaka Utama.
Sofyan, 1999, Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan, Edisi Pertama, PT. Raja
Grafindo Persada.
Subrolo, B., 1985, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Liberty Yogyakarta.
Tunggal, AW., 1995, Dasar-Dasar Analisis Laporan Keuangan. Edisi Pertama, PT.
Rineka Cipta, Jakarta.
Skousen, Fred K, W. Steve Albrecht, James D. STICE, Earl K. stice, Monte R. Swan.
2001. Akuntansi Keuangan. Konsep dan Aplikasi. Terjemahan. Salemba Empat.
Jakarta.
Riyanto, Bambang. 1998. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE.
Yogyakarta
Jumingan . 2006. Analisis Laporan Keuangan. PT. Bumi Aksara. Jakarta .
Kartadinata, Abbas. 1983. Pembelanjaan. Pengantar Manajemen Keuangan. Edisi
yang Diperbaharui. Cetaka Kedua. PT. Bina Aksara. Jakarta .

You might also like