You are on page 1of 7

PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA MODERN(PEMBAHARUAN)

I. PENDAHULUAN
Pembaruan dalam Islam yang timbul pada periode sejarah Islam mempunyai tujuan,
yakni membawa umat Islam pada kemajuan, baik dalam ilmu pengetahuan maupun
kebudayaan. Perkembangan Islam dalam sejarahnya mengalami kemajuan dan juga
kemunduran. Bab ini akan menguraikan perkembangan Islam pada masa pembaruan.
Pada masa itu, Islam mampu menjadi pemimpin peradaban. Mungkinkah Islam mampu
kembali menjadi pemimpin peradaban?

Dalam bahasa Indonesia, untuk merujuk suatu kemajuan selalu dipakai kata
modern, modernisasi, atau modernisme. Masyarakat barat menggunakan istilah
modernisme tersebut untuk sesuatu yang mengandung arti pikiran, aliran atau paradigma
baru. Istilah ini disesuaikan untuk suasana baru yang ditimbulkan oleh kemajuan, baik
oleh ilmu pengetahuan maupun tekhnologi.

II. LATAR BELAKANG MASALAH


1. Kemunduran Umat Islam
2. Penjajahan Dunia Batar Atas Bangsa Islam
3. Penjajahan Barat Ketimur Tengah
4. tokoh tokoh pemimpin perkembangan Islam pada masa modern

III. PEMBAHASAN

Kemunduran Umat Islam

Sebenarnya pembaruan dan perkembangan ilmu pengetahuan telah dimulai sjak


periode pertengahan, terutama pada masa kerajaan usmani. Pada abad ke-17, mulai
terjadi kemunduran khusunya ditandai oleh kekalahan-kekalahan yang dialami melalui
peperangan melawan negara-negara Eropa. Peristiwa tersebut diawali dengan terpukul
mundurnya tentara usmani ketika dikirm untuk menguasai wina pada tahun 1683.
kerajaan usmani menyerahkan Hungaria kepada Austria, daerah Podolia kepada Polandia,
dan Azov kepada Rusia dengan perjanjian Carlowiz yang ditandatangani tahun 1699.
Selain itu, Kekuatan Islam mengalami kemunduran secara dratis dari runtuhnya
Dinasti Abasiyah di Bahgdad, akibat serangan Negara Mongol. Beberapa negara Negara
Islam yang dijajah Negara Negara Barat yaitu : Kerajaan Islam Malaka,
Mesir,Oman,Qatar,Uzbekistan,Tunesia, libya, Kuwait, Irak, Libanon dan juga termasuk
Indonesia…

Penjajahan Dunia Batar Atas Bangsa Islam

Ketika berada dibawah kerajaan Islam Mughal, India merupakan negeri yang
cukup kaya hasil pertaniannya. Kekayaan inilah yang menyebabkan para pedagang Eropa
datang. Kedatangan mereka bukan hanya untuk berdagang, tetapi juga untuk memonopoli
perdagangan dan menguasai negeri. Pada awal abad ke-17 M, Inggris dan Belanda mulai
memasuki wilayah India. Ada tahun 1611 M, Inggris mendapat ijin menanamkan modal,
dan pada tahun 1617 M, Belanda mendapatkan ijin yang sama.

Pada tahun 1761 M para penguasa di wilayah tersebut berusaha melakukan


penawanan untuk mempertahankan wilayah kekuasaanya. Tapi mereka tidak mampu
mengalahkan kekuatan pasukan Inggris. Ahkirnya daerah Quth Bengal dan Orissa jatuh
ketangan Inggris. Kemudian pada tahun 1803 M, pusat kerajaan Islam Mughal, Delhi,
bereda dibawah bayang-bayang Inggris. Inggris menggunakan kekuatan Sikh Hindu
untuk melawan kekuatan Mughal Dengan bantuan kekuasaan tersebut, ahkirnya Inggris
dengan leluasa mengembangkan sayap kekuasaanya di anak benua India dan sekitarnya.

Pesaing terbesar pedagang Islam adalah Inggris. Sejak datang kewilayah Asia
Tenggara, hususnya di semenanjung Malasyia, Inggris mulai mendominasi perdagangan
dan politik. Persaingan itu terlihat dari usaha masing-masing yang ingin merebut hasil
rempah-rempah. Penjajah bangsa-bangsa Barat ini baru berakhir pada abad ke-20 M
setelah masing-masing wilayah melakukan pemberontakan dan memerdekakan diri.
(Murodi, 2008: 177-179

Penjajahan Barat Ketimur Tengah

Penetrasi bangsa Barat atas dunia Islam di Timur Tengah, pertama kali dilakukan
oleh Inggris dan Perancis, dua Negara Eropa Barat yang tengah bersing. Inggris pertama
kali menguasai India karena pesaing itu Perancis berusaha memutus komunikasi antara
Iggris dibarat dan India Timur. Oleh karena itu pintu gerbang ke India, yaitu Mesir harus
berada di wilayah kekuasaanya. Untuk maksud tersebut, Mesir ditaklukan Perancis pada
1798 M. jatuhnya wilayah Islam ketangan Bangsa Barat menandai kemunduran umat
Islam. Sejak saat itu, masarakat muslim melakukan perlawanan dan pemberontakan
terhadap penjajahan yang dilakukan bangsa Barat. (Badri Yatim, 2004 : 169-170)

Selain itu, Negara-negara yang ikut menjajah wilayah Timur Tengah adalah
Spanyol dan Portugis. Adapun Beberapa faktor yang dilakukan oleh bangsa Barat dalam
menjajah Timur Tengah adalah :

I. Penyebaran agama Kristen


II. Bangsa ini memiliki agenda untuk menyebarkan misi Kristen di Negara jajahanya

Kedua Negara ini masih menyisakan pengalaman sejarah pahit selama beberapa
abad ketika berada dibawah kekuasaan Islam. Misalnya Portugis yang membawa tiga
misi Gold Glory dan Gospel (kekayaan, kejayaan dan penyebaran). Ketiga misi inilah
yang diteriakan dalam menaklukan Negara-negara itu. (Murodi, 2008 : 179-182)

Tokoh tokoh pemimpin perkembangan Islam pada masa modern dan pemikirannya

1. Jamaludin Al afgani (Iran, 1838-turki, 1897)


Salah satu sumbangan terpenting di dunia Islam diberikan oleh Sayyid Jamalidin Al
Afgani. Gagasanya mengilhami kaum muslim di Turki, Iran, Mesir dan India. Meskipun
sangat anti imperialisme Eropa, ia mengagungkan pencapaian ilmu pengetahuan Barat. Ia
tidak melihat adanya kontradiksi antara Islam dan ilmu pengetahuan. Namun, gagasan
untuk mendirikan sebuah Universitas yang husus mengajarkan ilmu pengetahuan yang
modern di Turki mengahdapai tantangan yang kuat dari para ulama’. Pada ahkirnya ia
diusir dari Negara tersebut.

2. Muhamada Abduh (Mesir 1849-1905) dan Muhamad Rasyid Rida (Suriah 1865-
1935)

Guru dan murid tresebut mengunjungi beberapa negara Eropa dan amat terkesan
dengan pengalaman mereka disana. Rasyid Rida mendapat pendidikan Islam tradisisonal
dan menguasai bahasa asing ( prancis dan turki) yang menjadi jalan masuknya untuk
mempelajari ilmu pengetahuan secara umum. Oleh karena itu, tidak sulit bagi Rida untuk
bergabung dengan gerakan pembaruan Al Afgani dan Muhamad Abduh dan diantaranya
melalui penerbitan jurnal Al Urwah Al Wustha yang diterbitkan diparis dan disebarkan
dimesir. Muhamd Abduh sebagaimana Muhamad Abdul Wahab dan Jamaluddin Al
Afgani, berpendapat bahwa masuknya bermacam bid’ah kedalam ajran Islam membuat
umat Islam lupa akan ajran-ajaran Islam yang sebenarnya. Bid’ah itulah yang
menjauhkan masarakat Islam dari jalan yang sebenarnya.

3. Toha Husain (Mesir selatan 1889-1973)

Adalah seorang sejarawan dan filusuf yang sangat mendukung gagasan Muhamad Ali
Pasya. Ia merupakan pendukungg modernism yang gigih. Pengadopsian terhadap ilmu
pengetahuan modern tidak hanya penting dari sudut nilai praktis (kegunaan) nya saja,
tetapi juga sebagai perwujudan suatu kebudayaan yang amat tinggi. Pendanganya
dianggap sekularis karena mengunggulkan ilmu pengetahuan.

4. Sayyid Qutub (Mesir 1906-1966) dan Yusuf Al qardawi

Al Qardawi menekankan perbedaan modernisasi dan pembaratan. Jika modernisasi


yag dimaksud bukan berarti upaya pembaratan dan memiliki batasan pada pemanfaatan
ilmu pengetahuan modern serta penerapan teknologiny, Islam tidak menolaknya bahkan
mendukungnya. Pandangan al Qardawi ini cukup mewakili pandangan mayoritas kaum
muslmin. Secara umum dunia Islam relative terbuka untuk menerima ilmu pengetahuan
dan teknologi sejauh memperhitungkan manfaat praktisnya. Pandangan ini kelak terbukti
dan tetap bertahan hingga kini dikalangan muslim. Akan tetapi, dikalangan pemikir
yang ,mempelajari sejarah dan filsafat ilmu pengetahuan, gagasan seperti ini tidak cukup
memuaskan mereka.

5. Sirsayid Ahmad Khan (India 18817-1898)


Adalah pemikir yang menyerukan saintifikasi masyarakat muslim. Seperti Al afgani,
ia menyerukan kaum muslim untuk meraih ilmu pengetahuan modern. Akan tetapi,
berbeda dengna al Afgani ia melihat adanya kekuatan yang membebaskan dalam ilmu
pengetahuan dan teknologi modern. Kekuatan pembebas itu antara lain, penjelasan
mengenai suatu peeristiwa dengan sebab-sebab yang bersifat fisik materiil. Di barat nilai-
nilai ini telah membebaskan orang dari tahayul dan cengkraman kekuasaan gereja. Kini
dengan semangat yang sama Ahmad Khan merasa wajib membeabaskan kaum muslim
dengan melenyapkan unsur yang tidak ilmiah dari pemahaman terhadap Al qur’an. Ia
amat serius dengan upaya ini, antara lain: menciptakan sendiri metode baru penafsiran Al
qur’an. Hasilnya adalah teologi yang memilki karakter atau sifat ilmiah dalam tafsir Al
qur’an.

6. Sir Muhamad Iqbal (Punjab 1873-1938)

a. Generasi awal ke-20 adalah Sir Muhamdad Iqbal marupakan seorang muslim
pertama di anak benua India yang sempat mendalami pemikiran barat modern dan
memilki latar belakang yang bercorak tradisisonal islam. Kedua hal ini muncul
dari karya utama di tahun 1930 yang berjudul the reconstruction of religious
thought in islam (pembangunan kembali pemikiran keagamaan dalam Islam)

7. Muhammad Abdul Wahab merupakan pemimpin yang aktif berusaha


mewujudkan pemikirannya. Ia mendapat dukungan dari Muhammad Ibn Su’ud
dan putranya Abdul Aziz di Nejed. Paham-paham Muhammad Abdul Wahab
tersebar luas dan pengikutnya bertambah banyak sehingga di tahun 1773 M
mereka dapat menjadi mayoritas di Ryadh. Di tahun 1787, beliau meninggal
dunia tetapi ajaran-ajarannya tetap hidup dan mengambil bentuk aliran yang
dikenal dengan nama Wahabiyah

Adapun pokok-pokok pemikiranya adalah:

1) Yang harus disembah hanyalah Allah dan orang-orang yang menyembah


selain Allah dinyatakan Musyrik.
2) Kebanyakan orang islam bukan lagi penganut paham Tauhid yang
sebenarnya karena mereka meminta pertolongan kepada selain Allah,
melainkan kepada Syeh, Wali atau kekuatan gaib. Orang Islam yang
berprilaku demikian juga dikatakan musyrik.
3) Menyebut nama Nabi, Syeh atau malaikat sebagai pengantar dalam doa
juga dikatakan syirik
4) Meminta syafaat selain kepada Allah juga syirik.
5) Bernazar kepada selain Allah juga syirik.
6) pengetahuan selain dari Al-qur’an, Hadis dan Qiyas merupakan kekufuran.
7) Tidak mempercayai kepada Qada’ dan Qadar juga mmerupakan
kekufuran.
8) Menafsirkan Al-qur’an dengan Ta’wil atau interpretasi bebas juga
termasuk kekufuran.
Untuk mnegembalikan kemurnian Tauhid tersebut, makam-makam yang banyak
dikunjungi dengan tujuan mencari syafaat, keberuntungan dan lain-lain yang membawa
kepada paham syirik, mereka berusaha menghapuskan paham ini. Pemikiran Muhammad
Abdul Wahab yang mempunyai pengaruh pada perkembangan pemikiran pembaharuan di
abad ke-19 adalah:

a. Hanya alquran dan hadis yang merupakan sumber asli ajaran-ajaran Islam.
Pendapat ulama bukanlah sumber
b. Taklid kepada ulama tidak dibenarkan
c. Pintu ijtihad senantiasa terbuka dan tidak tertutup
IV. MANFAAT

.1. Sejarah dikemukakan dalam Al Qur’an sebagai kisah atau peristiwa yang dialami
umat manusia di masa lalu. Orang yang tidak mau mengambil hikmah dari sejarah
mendapat kecaman karena mereka tidak mendapat pelajaran apapun dari kisah dalam
Al Qur’an. Melalui sejarah, kita dapat mencari upaya antisipasi agar kekeliruan yang
mengakibatkan kegagalan di masa lalu tidak terulang di masa yang akan datang.

2. Pelajaran yang dapat diambil dari sejarah dapat menjadi pilihan ketika mengambil
sikap. Bagi orang yang mengambil jalan sesuai dengan ajaran dan petunjuk Nya,
orang tersebut akan mendapat keselamatan

3. pembaruan akan memberi manfaat berupa inspirasi unutk mengadakan perubahan-


perubahan sehingga suatu pekerjaan akan menajdi lebih efektif dan efisien

4. dalam sejarah, dikemukakan pula masalah sosial dan politik yang terdapat di kalangan
bangsa-bangsa terdahulu. Semua itu agar menjadi perhatian dan menjadi pelajaran
ketika menghadapi permasalahan yang mungkin akan terjadi

5. pembaruan mempunyai pengaruh besar pada setiap pemerintahan. Sebagai contoh,


pada zaman Sultan Mahmud II sadar bahwa pendidikan madrasah tradisional tidak
sesuai lagi dengan tuntutan zaman abad ke-19. oleh karena itu, dibuatlah pembaruan-
pembaruan di bidang pendidikan yang memasukkan unsur ilmu pengetahuan umum
ke dalam sistem pendidikan negara tersebut.

6. corak atau bentuk negara dianggap kalangan tertentu bukan persoalan agama, tetapi
persoalan duniawi sehingga hal tersebut diserhakan kepada manusia untuk
menentukannya. Hal seperti ini dilakukan oleh Mustafa Kemal Pasya dalam
menghapus sistem kekhilafan dari kerajaan Usmani.

Perilaku Cerminan Penghayatan terhadap Sejarah Islam pada Masa Pembaruan


Ada beberapa perlaku yang dapat dijadikan cerminan terhadap penghayatan akan
sejarah perkembangan Islam pada masa pembaruan ini. Hal-hal tersebut adalah sebagai
berikut.

1. Menyikapi kejadian masa lalu dengan sikap sabar dan menanamkan jihad yang
sesuai dengan ajaran Al Qur’an dan hadis
2. Sejarah dapat dijadikan sumber inspirasi untuk membuat langkah-langakah
inovatif agar kehidupan menusia dapat damai dan sejahtera baik di dunia maupun
di akhirat.
3. Memotivasi diri terhadap masa depan agar memperoleh kemajuan serta
mengupayakan agar sejarah yang mengandung nilai negatif atau kurang baik tidak
akan terualng kembali.
4. Membangun masa depan berdasarkan pijakan-pijakan yang telah ada di masa lalu
sehingga dapat membangun negara senantiasa menjadi baldatun tayyibatun wa
rabbun gafur atau negara yang baik dan mendapat ampunan dari Allah SWT
5. Ilmu pengetahuan dan tekhnologi di masa pembaruan cukup canggih dan
menakjubkan sehingga melalui proses belajar akan dapat diperoleh kemajuan
yang lebih baik bagi gemerasi-generasi muslim di masa depan.

Hikmah Mempelajari Sejarah Perkembangan Islam Pada Abad Modern

Hikmah mempelajari sejarah perkembangan Islam pada abad modern dapat disikapi
dengan sejarah tersebut dapat memberikan ide dan kreatifitas tinggi untuk mengadakan
perubahan-perubahan supaya lebih maju dengan cara yang efektif dan efisien, Problema-
problema masa lalu dapat menjadi pelajaran dalam bidang yang sama pada masa yang
selanjutnya, Pembaharuan dapat dilakukan dalam berbagai bidang baik ekonomi,
pendidikan ,politik dan lain sebagainya.

NILAI POSITIF GERAKAN MODERNISASI ISLAM


1. NILAI PERSATUAN, mempunyai nilai dasar untuk menjalinpersatuan
dan kesatuan umat Islam yang selama ini terpecah karenaperbedaan paham dan
aliran.

2. NILAI SOLIDARITAS, mengandung nilai ukhuwah Islamiyah


yaitupersaudaraan berdasarkan rasa senasib seperjuangan untuk membelaIslam
dalam suka dan duka.

3. NILAI PEMBARUAN, nilai-nilai tajdid yang meliputi aspek agamayang


bebas dari takhayul, bidah, khurafat, aspek ekonomi, dan aspek politik.

4. NILAI JIHAD, mengandung nilai perjuangan kerena ingin menemukankembali ajaran


Islam yg penuh dgn dinamika perjuangan.

5. NILAI KEMERDEKAAN, mengandung nilai kemerdekaan


terutamakemerdekaan berpikir.
D. PENGARUH GERAKAN MODERNISASI I S L A M TERHADAP
PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA

1. Bidang Akidah : gerakan ini berusaha melakuakan pembaruan


karenabanyak paham yg tidak sesuai dgn ajaran Islam, anatara lain
pahamfatalisme, masuknya budaya syirik, takhayul, bidah, dan khurafat
kedalam ajaran Islam

.2 . B i d a n g P o l i t i k : m e l a k u k a n p e m b a r u a n d g n t u j u a n
m e m b e b a s k a n wilayah INA dari cengkraman penjajahan Belanda.

3. Bidang Pendidikan : melakukan pembaruan dgn cara


melakukanperubahan kurikulum pendidikan dan memadukan pendidikan modern

.4. Bidang Ekonomi : melakukan pembaruan dengan tujuan untuk menyaingi


perdagangan orang-orang nonpribumi yang menguasaiekonomi INA pada masa

V. KESIMPULAN

Bahwa gerakan pembaruan yang menyebabkan lahirnya organisasi keagamaan


pada mulanya bersifat keagamaan, tetapi seiring dengan kondisi masyarakat
pada saat itu kemudian menjelma menjadi kegiatan politik yang menuntut
kemerdekaan Indonesia dan hal tersebut dirasakan mendapat pengaruh yang
signifikan dari pemikir-pemikir para pembaru Islam, baik di tingkat nasional
maupun internasional.

You might also like