You are on page 1of 7

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM

Analisa Gas Darah


Untuk Mata Ajar Keperawatan Dewasa III

oleh: Vera Rakhmawati Nugraheni


0906511214
KD 3 A, Kelompok A

Fakultas Ilmu Keperawatan


Universitas Indonesia
Depok
2010
a. Pengertian Tentang Tindakan
Analisa gas darah adalah suatu pemeriksaan analisa gas darah melalui darah arteri. Gas darah
arteri memungkinkan untuk pengukuran pH (dan juga keseimbangan asam basa), oksigenasi,
kadar karbondioksida, kadar bikarbonat, saturasi oksigen, dan kelebihan atau kekurangan
basa. Pemeriksaan gas darah arteri dan pH sudah secara luas digunakan sebagai pegangan
dalam penatalaksanaan pasien-pasien penyakit berat yang akut dan menahun. Pemeriksaan
gas darah juga dapat menggambarkan hasil berbagai tindakan penunjang yang dilakukan,
tetapi kita tidak dapat menegakkan suatu diagnosa hanya dari penilaian analisa gas darah
dan keseimbangan asam basa saja, kita harus menghubungkan dengan riwayat penyakit,
pemeriksaan fisik, dan data-data laboratorium lainnya.
b. Tujuan dari Tindakan
- untuk mengetahui keseimbangan asam dan basa dalam tubuh.
- untuk mengetahui kadar oksigen dalam tubuh.
- untuk mengetahui kadar CO2 dalam tubuh.

c. Kompetensi Dasar Lain yang Harus Dimiliki untuk Melakukan Tindakan Tersebut
- Mampu menjelaskan prosedur pemeriksaan pengambilan darah.
- Mampu mengukur tes Allen positif atau negatif.
- Mengetahui letak pembuluh darah terkait.
- Mampu melaksanakan proses pengambilan darah.
- Mampu mengidentifikasi asidosis maupun alkalosis dalam darah.

d. Indikasi, Kontraindikasi dan Komplikasi dari Tindakan


Indikasi
 Pasien dengan penyakit obstruksi paru kronik
 Pasien deangan edema pulmo
 Pasien akut respiratori distress sindrom (ARDS)
 Infark miokard
 Pneumonia
 Klien syok
 Post pembedahan coronary arteri baypass
 Resusitasi cardiac arrest
 Klien dengan perubahan status respiratori
 Anestesi yang terlalu lama

Kontraindikasi
 Modifikasi Allen tes negatif.
 Adanya infeksi atau penyakit pembuluh darah perifer pada tempat yang akan
diperiksa
 Adanya koagulopati (gangguan pembekuan) atau pengobatan dengan antikoagulan
dosis sedang dan tinggi merupakan kontraindikasi relatif.
Komplikasi
 Apabila jarum sampai menebus periosteum tulang akan menimbulkan nyeri.
 Perdarahan
 Cidera syaraf
 Spasme arteri

e. Alat dan Bahan yang Digunakan


-Spuit  2 ml atau 3ml  dengan jarum ukuran 22 atau 25 (untuk anak-anak) dan nomor 20
atau 21 untuk dewasa
- Heparin
- Yodium-povidin
- Penutup jarum (gabus atau karet)
- Kasa steril
- Kapas alcohol - Obat anestesi lokal jika
- Plester dan gunting dibutuhkan
- Pengalas - Wadah berisi es
- Handuk kecil - Kertas label untuk nama
- Sarung tangan sekali pakai - Thermometer
- Bengkok

f. Anatomi Daerah yang Akan Menjadi Target Tindakan


1. Arteri radialis dan arteri ulnaris (sebelumnya dilakukan allen’s test): arteri radialis
berjalan kebawah disebelah radial dan arteri ulnaris berjalan di sebelah ulna di lengan
bawah melayani kebutuhan darah pada struktur di tangan, dan akhirnya membentuk
lengkung arteri palmaris dalam dan lengkung arteri palamris tepi dalam tangan. Dan
ini memberi cabang-cabang palmaris untuk telapak tangan dan cabang digitalis untuk
semua jari.
2. Arteri brakialis: merupakan perpanjangan dari arteri aksilaris. Terbagi menjadi arteri
radialis dan ulnaris di lengan bawah.
3. Arteri femoralis: arteri yang berjalan melintasi sisi medial paha dan di segitiga bawah
paha ia berjalan dibelakang sendi lutut, dimana menjadi arteri poplitea. Kemudian
bercabang lagi menjadi dua arteri utama untuk melayani tungkai bawah kaki.
4. Beberapa percabangan arteri femoralis yakni arteri tibialis posterior dan arteri dorsalis
pedis. Arteri femoralis atau brakialis sebaiknya tidak digunakan jika masih ada
alternatif lain, karena tidak mempunyai sirkulasi kolateral yang cukup untuk
mengatasi bila terjadi spasme atau trombosis. Sedangkan arteri temporalis atau
axillaris sebaiknya tidak digunakan karena adanya risiko emboli otak.
Contoh allen’s test:

Cara allen’s test:


Minta klien untuk mengepalkan tangan dengan kuat, berikan tekanan langsung pada
arteri radialis dan ulnaris, minta klien untuk membuka tangannya, lepaskan tekanan pada
arteri, observasi warna jari-jari, ibu jari dan tangan. Jari-jari dan tangan harus memerah
dalam 15 detik, warna merah menunjukkan test allen’s positif. Apabila tekanan dilepas,
tangan tetap pucat, menunjukkan test allen’s negatif. Jika pemeriksaan negatif, hindarkan
tangan tersebut dan periksa tangan yang lain.

g. Aspek Keamanan dan Keselamatan (Safety) yang Harus Diperhatikan


- Pasien diusahakan dalam keadaan tenang dan tidak takut/gelisah dengan posisi berbaring
(bila dalam keadaan takut/gelisah akan menyebabkan hiperventilasi).
- Pengambilan astrup dilakukan 20 menit setelah pemberian oksigen pada pasien yang
sedang pemberian terapi oksigen dan cantumkan kadar oksigen yang diberikan.
- Akibat pengambilan darah hati-hati bila ada perdarahan dan hematoma akibat
pengambilan darah terutama pada pasien yang sedang mendapat terapi antikoagulan.
- Jika AGD dilakukan pada hari bersamaan dengan rencana pemeriksaan spirometri, darah
arteri diambil sebelum pemeriksaan spirometri dilakukan ( bertujuan untuk menentukan
diagnosa gagal napas).
- Suhu tubuh pasien waktu pengambilan darah harus dicantumkan pada formulir
permohonan pemeriksaan yang meliputi: nama, tanggal dan waktu, apakah menerima O2,
bila ya berapa liter dan dengan rute apa.

h. Protokol atau Prosedur dari Tindakan


- Baca status dan data klien untuk memastikan pengambilan AGD
- Cek alat-alat yang akan digunakan
- Cuci tangan
- Beri salam dan panggil klien sesuai dengan namanya
- Perkenalkan nama perawat
- Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada klien
- Jelaskan tujuan tindakan yang dilakukan
- Beri kesempatan pada klien untuk bertanya
- Tanyakan keluhan klien saat ini
- Jaga privasi klien
- Dekatkan alat-alat ke sisi tempat tidur klien
- Posisikan klien dengan nyaman
- Pakai sarung tangan sekali pakai
- Palpasi arteri radialis
- Lakukan allen’s test
- Hiperekstensikan pergelangan tangan klien di atas gulungan handuk
- Raba kembali arteri radialis dan palpasi pulsasi yang paling keras dengan
menggunakan jari telunjuk dan jari tengah
- Desinfeksi area yang akan dipungsi menggunakan yodium-povidin, kemudian diusap
dengan kapas alkohol
- Berikan anestesi lokal jika perlu
- Bilas spuit ukuran 3 ml dengan sedikit heparin 1000 U/ml dan kemudian kosongkan
spuit, biarkan heparin berada dalam jarum dan spuit
- Sambil mempalpasi arteri, masukkan jarum dengan sudut 45 ° sambil menstabilkan
arteri klien dengan tangan yang lain
- Observasi adanya pulsasi (denyutan) aliran darah masuk spuit (apabila darah tidak bisa
naik sendiri, kemungkinan pungsi mengenai vena)
- Ambil darah 1 sampai 2 ml
- Tarik spuit dari arteri, tekan bekas pungsi dengan menggunakan kasa 5-10 menit
- Buang udara yang berada dalam spuit, sumbat spuit dengan gabus atau karet
- Putar-putar spuit sehingga darah bercampur dengan heparin
- Tempatkan spuit di antara es yang sudah dipecah
- Ukur suhu dan  pernafasan klien
- Beri label pada spesimen yang berisi nama, suhu, konsentrasi oksigen yang digunakan
klien jika kilen menggunakan terapi oksigen
- Kirim segera darah ke laboratorium
- Beri plester dan kasa jika area bekas tusukan sudah tidak mengeluarkan darah (untuk
klien yang mendapat terapi antikoagulan, penekanan membutuhkan waktu yang lama)
- Bereskan alat yang telah digunakan, lepas sarung tangan
- Cuci tangan
- Kaji respon klien setelah pengambilan AGD
- Berikan reinforcement positif pada klien
- Buat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
- Akhiri kegiatan dan ucapkan salam
- Dokumentasikan di dalam catatan keperawatan waktu pemeriksaan AGD, dari sebelah
mana darah diambil dan respon klien

i. Hal-Hal Penting yang Harus Diperhatikan bagi Perawat dalam Melakukan


Tindakan
- Tindakan pungsi arteri harus dilakukan oleh perawat yang sudah terlatih.
- Spuit yang digunakan untuk mengambil darah sebelumnya diberi heparin untuk
mencegah darah membeku.
- Kaji ambang nyeri klien, apabila klien tidak mampu menoleransi nyeri, berikan
anestesi lokal.
- Bila menggunakan arteri radialis, lakukan test allent untuk mengetahui  kepatenan
arteri.
- Untuk memastikan apakah yang keluar darah vena atau darah arteri, lihat darah yang
keluar, apabila keluar sendiri tanpa kita tarik berarti darah arteri.
- Apabila darah sudah berhasil diambil, goyangkan spuit sehingga darah tercampur rata
dan tidak membeku.
- Lakukan penekanan yang lama pada bekas area insersi (aliran arteri lebih deras
daripada vena).
- Keluarkan udara dari spuit jika sudah berhasil mengambil darah dan tutup ujung jarum
dengan karet atau gabus.
- Ukur tanda vital (terutama suhu) sebelum darah diambil.
- Segera kirim ke laboratorium (sito)

j. Hal-Hal Penting yang Harus Dicatat Setelah Tindakan (Dokumentasi)


- Pertama-tama perhatikan pH, pH tinggi, rendah atau normal
- Menentukan penyebab primer gangguan dengan mengevaluasi PaCO2 dan HCO3
dalam hubungannya dengan pH
- Langkah berikutnya mencakup menentukan apakah kompensasi telah terjadi (hal ini
dilakukan dengan melihat nilai selain gangguan primer, jika nilai bergerak yang sama
dengan nilai primer, kompensasi sedang berjalan).

You might also like