Professional Documents
Culture Documents
ORGANIZATIONAL CULTURE
Disusun oleh
Dehan Supandi (55108120020)
Alain D Wiatmana (55108120021)
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
DAFTAR ISI
Halaman
I. BUDAYA ORGANISASI
4.1 Cerita…………………….................................................................... 15
4.2 Ritual…………………………………................................................ 15
4.4 Bahasa……………………….............................................................. 16
i
V. BUDAYA ORGANISASI DAN EFEKTIVITAS ORGANISASI
ORGANISASI
BUDAYA ORGANISASI
KESIMPULAN 31
DAFTAR PUSTAKA 33
ii
I. BUDAYA ORGANISASI
yang diciptakan. Ikatan budaya tercipta oleh masyarakat yang bersangkutan, baik
masyarakat satu dengan yang lain dalam cara berinteraksi dan bertindak
atau bertindak. Seiring dengan bergulirnya waktu, budaya pasti terbentuk dalam
organisasi dan dapat pula dirasakan manfaatnya dalam memberi kontribusi bagi
beberapa ahli :
yang dikembangkan oleh organisasi dimana hal itu menuntun perilaku dari
1
bereaksi berdasarkan pola-pola tertentu yang ada dalam organisasi atau
kepada anggota termasuk anggota yang baru sebagai suatu cara yang benar
penelitian ini adalah sistem nilai organisasi yang dianut oleh anggota organisasi,
yang kemudian mempengaruhi cara bekerja dan berperilaku dari para anggota
organisasi.
1996:289) :
2
2. Perhatian terhadap detail. Sejauh mana karyawan diharapkan
hasil tersebut.
diperoleh gambaran majemuk dari budaya organisasi itu. Gambaran ini menjadi
dasar untuk perasaan pemahaman bersama yang dimiliki para anggota mengenai
organisasi itu, bagaimana urusan diselesaikan di dalamnya, dan cara para anggota
berperilaku.
1. Akademi
3
Perusahaan suka merekrut para lulusan muda universitas, memberi mereka
yang khusus. Perusahaan lebih menyukai karyawan yang lebih cermat, teliti,
2. Kelab
Perusahaan lebih condong ke arah orientasi orang dan orientasi tim dimana
perusahaan memberi nilai tinggi pada karyawan yang dapat menyesuaikan diri
dalam sistem organisasi. Perusahaan juga menyukai karyawan yang setia dan
3. Tim Bisbol
juga berorientasi pada hasil yang dicapai oleh karyawan, perusahaan juga
menawarkan insentif finansial yang sangat besar dan kebebasan besar bagi
4. Benteng
dikategorikan dalam salah satu dari empat kategori karena merek memiliki
suatu paduan budaya atau karena perusahaan berada dalam masa peralihan.
4
1.3 Budaya Merupakan Istilah Deskriptif
mereka menyukai budaya itu atau tidak. Artinya, budaya itu merupakan suatu
istilah deskriptif. Ini penting karena hal ini memperbedakan konsep ini dari
karyawan merasa menyangkut harapan organisasi itu, praktik impbalan, dan yang
serupa. Meskipun tidak diragukan kedua istilah itu mempunyai karakteristik yang
budaya sebagai suatu sistem dari makna bersama (share). Oleh karena itu kita
5
berlainan atau pada tingkat-tingkat yang berlainan dengan organisasi itu akan
tidaklah berarti bahwa tidak terdapat ada anak budaya (subkultur) di dalam setiap
budaya yang ada. Kebanyakan organisasi besar mempunyai suatu budaya yang
Nilai inti adalah nilai primer atau dominan yang diterima baik di seluruh
organisasi itu.
Membedakan budaya kuat dan lemah telah menjadi makin populer. Disini
diartikan bahwa budaya kuat mempunyai dampak yang lebih besar pada perilaku
karyawan.
Dalam suatu budaya kuat, nilai inti organisasi itu dipegang secara intensif
dan dianut bersama secara meluas. Makin banyak anggota yang menerima nilai-
nilai inti dan makin besar komitmen mereka pada nilai-nilai itu, makin kuat
budaya tersebut.
6
Suatu hasil spesifik dari suatu budaya yang kuat seharusnya adalah
tersebut.
salah satu acuan penting untuk memprediksi secara akurat untuk mengetahui
pengaruh yang sangat besar terhadap budaya organisasi. Ini berarti bahwa budaya
7
II. YANG DILAKUKAN BUDAYA
fungsi budaya. Menurut Robbins (1996 : 294), fungsi budaya organisasi sebagai
berikut:
a. Budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan yang
lain.
Kita memperlakukan budaya dalam suatu cara yang tidak menghakimi. Kita
tidak mengatakan bahwa budaya itu baik atau buruk; kita hanya mengatakan
bahwa budaya itu ada. Banyak dari fungsinya, seperti diikhtisarkan, benilai untuk
meningkatkan kosistesi dari perilaku karyawan. Jelas ini memberi manfaat kepada
8
organisasi dari titik pandang seorang karyawan, budaya bernilai karena
sesuatu dilakukan dan apa yang penting. Namun kita tidak boleh mengabaikan
nilai-nilai bersama tidak cocok dengan nilai yang akan meningkatkan keefektifan
organisasi itu. Ini paling mungkin terjadi bila lingkungan organisasi itu dinamis.
Bila lingkungan itu mengalami perubahan yang cepat, budaya yang telah berakar
dari organisasi itu mungkin tidak lagi tepat. Jadi konsistensi perilaku merupakan
suatu aset bagi suatu organisasi bila organisasi itu menghadapi suatu lingkungan
yang mantap. Tetap konsistensi itu dapat membebani organisasi itu dan
karyawan yang baru, karena ras, kelamin, etnis, atau perbedaan lain, tidak sama
menginginkan karyawan baru itu menerima baik nilai budaya inti dari organisasi
itu. Bila tidak, karyawan ini keci kemungkinan cocok atau dapat diterima. Tetapi
9
Penghalang terhadap merjer dan akuisisi, secara historis faktor-faktor utama
yang dipandang oleh manajemen dalam mengambil keputusan merjer atau akuisisi
10
III. MENCIPTAKAN DAN MEMPERTAHANKAN BUDAYA
Kebiasaan dewasa ini, tradisi, dan cara umum melakukan segala sesuatu
keberhasilan yang telah diperoleh dengan usaha keras tersebut. Ini membimbing
pada budaya dini organisasi tersebut. Mereka mempunyai suatu visi (pengihatan)
anggota organisasi.
seorang pendiri dan dirut dewasa ini, Bill Gates. Secara pribadi Gates seorang
yang agresif, kompetitif, dan sangat disiplin. Karakteristik yang sama yang sering
kontemporer lain dari para pendiri yang telah mempunyai dampak yang tidak
dapat diukur pada budaya organisasi mereka adalah Steve Jobs pada Apple
Computer, Akio Morita pada Sony dan Ray Kroc pada McDonald’s.
11
3.2 Menjaga Hidupnya Suatu Budaya
pengalaman yang serupa. Misalnya, banyak praktek sumber daya manusia yang
a. Seleksi
tepat ini, sengaja atau tidak, akan sampai pada hasil mempekerjakan orang
mengenai organisasi itu. Para calon belajar mengenai organisasi itu, dan
jika mereka merasakan suatu konflik antara nilai mereka dan nilai
12
b. Manajemen Puncak
c. Sosialisasi
Tidak peduli betapa baik yang telah dilakukan organisasi itu dalam
dalam budaya organisasi itu. Mungkin yang paling penting, karena mereka
tidak kenal baik dengan budaya organisasi, karyawan baru agak potensial
dapat dikonsepkan sebagai suatu proses yang terdiri atas tiga tahap :
organisasi itu.
berbeda.
13
3. Metamorfosis, tahap dalam proses sosialisasi dalam mana seseorang
kerjanya
14
IV. KARYAWAN MEMPELAJARI BUDAYA
4.1 Cerita
suskses dari miskin ke kaya, pengurangan angkatan kerja, lokasi karyawan, reaksi
terhadap kesalahan masa lalu, dan mengatasi masalah organisasi. Cerita-cerita ini
menjangkarkan masa kini pada masa lampau dan memberikan penjelasan dan
4.2 Ritual
bersopir dan bila mereka melakukan perjalanan udara, penggunaan jet korporasi
tanpa pembatasan. Yang lain mungkin tidak mendapatkan limosin atau jet pribadi,
tetapi mereka mungkin masih mendapatkan sebuah mobil dan perjalan udaranya
karyawan siapa yang penting, sejauh mana egalitarianisme yang diinginkan oleh
15
4.4 Bahasa
suatu cara untuk mengidentifikasi anggota suatu budaya atau anak budaya.
istilah yang unik untuk memerikan peralatan, kantor, personil utama, pemasok,
pelanggan, atau produk yang berkaitan dengan bisnisnya. Karyawan baru sering
dibanjiri dengan akronim dan jargon yang ada. Sekali diserap, peristilahan ini
16
V. BUDAYA ORGANISASI DAN EFEKTIFITAS
ORGANISASI
teori dan hasil penelitian telah menawarkan beberapa model untuk menguji
efektivitas organisasi.
waktu panjang.
17
c) Pendekatan Konstituen Strategis (The Strategic-Constituencies).
yang unik.
lebih variatif, karena kriteria yang dipilih dan digunakan tergantung pada
18
organisasi untuk memenuhi kebutuhan serta mencapai tujuannya. Sejauh mana
nilai-nilai kelompok yang selama ini telah dimiliki. Mereka juga lebih menyukai
cara kerja yang selama ini telah mereka lakukan dan menolak adanya
sendiri.
Di sisi lain, adanya nilai inti (core value) dari organisasi yang dianut
dengan kuat, diatur dengan baik, dan dirasakan secara meluas merupakan cirri
dari budaya organisasi yang kuat. Semakin banyak anggota organisasi yang
semakin kuat budaya tersebut. Dengan adanya budaya organisasi yang kuat dan
19
Dengan adanya budaya organisasi kuat dan sehat dapat difungsikan sebagi
dan teknologi yang sesuai. Budaya organisasi lebih kuat apabila terdapat
konteks ekologi, sosialisasi, hukum, dan sistem politik yang sangat berpengaruh
budaya kerja dalam organisasi, yang diterapkan pada sejumlah kegiatan HRM
Budaya yang kuat juga akan meningkatkan perilaku yang konsisten dari
anggota organisasi. Oleh karena itu, budaya dapat dijadikan sebagai sarana yang
kuat untuk mengontrol dan dapat bertindak sebagai sebuah substitusi bagi
formalisasi. Semakin kuat budaya suatu organisasi maka semakin lemah atau
20
rendah formalisasi yang berlaku di oraganisasi tersebut. Kebutuhan manajemen
21
VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BUDAYA
ORGANISASI
P.76).
o Mereka meletakan dasar organisasi berupa susunan organisasi dan tata kerja.
Menurut Vijay Sathe dengan melihat asumsi dasar yang diterapkan dalam
suatu organisasi yang membagi “Sharing Assumption”( loc.cit Vijay Sathe, p. 18)
Sharing berarti berbagi nilai yang sama atau nilai yang sama dianut oleh sebanyak
mungkin warga organisasi. Asumsi nilai yang berlaku sama ini dianggap sebagai
o Share thing, misalnya pakaian seragam seperti pakaian Korpri untuk PNS,
22
o Share saying, misalnya ungkapan-ungkapan bersayap, ungkapan slogan,
o Share doing, misalnya pertemuan, kerja bakti, kegiatan sosial sebagai bentuk
aktifitas rutin yang menjadi ciri khas suatu organisasi seperti istilah mapalus
o Share feeling, turut bela sungkawa, aniversary, ucapan selamat, acara wisuda
organisasi harus diarahkan pada penciptaan nilai (Values) yang pada intinya faktor
faktor-faktor antara lain : Keyakinan, Nilai, Norma, Gaya, Kredo dan Keyakinan
kebersamaan.
23
o Menentukan imbalan dan ganjaran
Selain share assumption dari Sathe, faktor value dan integrasi dari Bennet
ada beberapa faktor pembentuk budaya organisasi lainnya dari hasil penelitian
David Drennan selama sepuluh tahun telah ditemukan dua belas faktor
o Pelanggan/stakehoulder akademis
o Harapan perusahaan/organisasi
24
VII. TEHNIK-TEHNIK MANAJEMEN DALAM MENGUBAH
BUDAYA ORGANISASI
organisasi.
memahami budaya yang ada, atau menggunakan cara yang ada saat ini.
Misi, visi, dan nilai: untuk memberikan kerangka penilaian dan evaluasi
25
yang diinginkan. Apa yang ingin diciptakan organisasi dimasa datang? Misi, visi,
dan nilai harus diuji, baik strateginya dan nilai yang berdasarkan komponen
berikut:
organisasi?
2. Apakah nilai-nilai ini sesuai dengan budaya organisasi saat ini? apakah
mereka ada? Jika tidak, mengapa tidak? Jika mereka tidak begitu penting
nilai-nilai ini?
kemana organisasi ingin berada atau elemen apa dalam budaya organisasi
daripada menantang asumsi dan prediksi anggota tim, yang biasanya salah.
Pada contoh kedua, anggota tim manajemen inti, yang seharusnya memimpin
yang berbeda dengan basis individu, dan menjadi kerusakan fungsi keseluruhan
26
sebenarnya, sedang menunggu "berkah" dari pemilik atau pendiri perusahaan
Lebih sulit untuk mengubah budaya sebuah organisasi yang eksis daripada
ditetapkan, orang harus melepaskan nilai-nilai lama, asumsi, dan perilaku sebelum
perubahan dengan mengubah perilaku mereka. Ini sangat penting bagi para
27
- Pelatihan: perubahan budaya tergantung pada perubahan perilaku.
dari mereka, dan harus tahu bagaimana melakukan kebiasaan baru, setelah
28
3. Review struktur organisasi: perubahan struktur organisasi secara fisik
secara keseluruhan.
work. Bonus total eksekutif tidak bisa digunakan sebagai reward sasaran
29
VIII. STUDI KASUS BUDAYA ORGANISASI
Nissan Motor Indonesia adalah sebuah PMA yang dimiliki oleh Nissan
Motor Co. Ltd. NISSAN WAY adalah budaya organisasi yang dimliki oleh
Nissann. NISSAN WAY adalah kebiasaan berfikir dan bertindak yang dihaapkan
1. Cross-functional, Cross-cultural
2. Transparent
3. Leaner
4. Frugal
5. Competitive
1. Motivate
3. Perform
4. Measure
30
5. Challange
31
KESIMPULAN
tekanan pada tim, dan dukungan orang. Sebenarnya persepsi keseluruhan ini
menjadi budaya atau kepribadian organisasi itu. Persepsi yang mendukung atau
,dengan mdampak yang lebih besar pada budaya yang lebih kuat.
yang relatif mantap menyiratkan bahwa budaya sangat sulit untuk diubah oleh
beroperasi untuk memelihara suatu budaya yang telah ada. Ini akan mencakup
pernyataan tertulis mengenai misi dan filsafat mengenai organisasi itu, carita-
32
DAFTAR PUSTAKA
Dimensi Budaya …
Jakarta : Prenhallindo
www.pengusahamuslim.com/strategi-bisnis/sumber-daya-manusia
33