You are on page 1of 6

PEMBAHASAN DAN DISKUSI

Sesi Pertama

 Apa perbedaan antara pengertian properti dengan real estate?


 Secara prinsip tidak ada perbedaan, keduanya bermakna kepemilikan suatu tanah
 Apa yang perlu diperhatikan dalam kerjasama dengan pemerintah dalam pengelolaan
kawasan?
 Pengelolaan dengan pihak ketiga perlu ikatan ketentuan dan perlibatan stakeholder terkait
 Mengenai layak tidaknya bangunan untuk dioperasikan secara umum?
 Belum ada kriteria khusus yang lebih rinci, yang paling penting adalah dilihat dari parameter
kesehatan ruangan itu sendiri
 Dari mana profit margin dari sebuah pengelolaan gedung?
 Profit margin terhadap perawatan gedung agar menguntungkan, mengambil contoh
kawasan bukit sentul : berusaha mencari sistem pengelolaan sampah dengan mengeluarkan
sistem iuran untuk pembuangan atau pengelolaan sampah

 Pengecekan pada Sub Structure apa perlu?


 Metoda pengukuran microtremor secara prinsip mengukur keseluruhan. Pengujian 5 tahun
sekali merupakan pertimbangan rata-rata
 Penerapan stiker atas kelayakan gedung?
 Peerapan stiker sebagai syarat kelayakan suatu gedung bisa saja diterpakan untuk sanksi
yang bersifat hukum (melanggar UU 18/1999)
 Apakah microtremordapat digunakan pada bangunan 1 lantai? Apakah alat ini merupakan
alat satu-satunya untuk mendeteksi?
 Sampai saat ini belum ada alat lain yang mempunyai fungsi yang sama dengan alat
microtremor, sedangkan metoda lain yang mungkin diterpakan hanya bersifat teoritis
(perhitungan diatas kertas)
 Sejauh mana alat ini dapat mendeteksi rayap pada kayu pada kuda-kuda atap?
 Rayap bisa dideteksi dengan alat microtremor dalam waktu 1 tahun.
 Apakah dibawah70% harus dibongkar, apa tidak bisa diperbaiki?
 Secara ketentuan dalam aturan PBI jika dibawah 70% bangunan harus dibongkar sedangkan
diatas 70% boleh diperbaiki hanya pada bagian-bagian tertentu saja.
 Apakah metoda ini dapat digunakan pada jalan layang, underpass?
 Secara umum alat ini hanya dapat digunakan pada bangunan gedung, sedangkan untuk
infrastruktur lain seperti jalan layang dan underpass getaran yang diukur sudah terdeteksi
(berdasarkan perhitungan beban dinamis yang melewati jalan layang atau underpass
tersebut)
Sesi Kedua

 Jika suatu gedung terjadi8 kebakaran pada lantai 20, fasilitas apa yang disediakan oleh
gedung?
 Ada alat diteksi berupa smoke detector, bila suhu mencapai 60` C otomatis akan
memadamkan api. Kemampuan pemadam kebakaran dari luar maks sampai lantai ke 12,
sehingga untuk keperluan gedung yang lebih tinggi harus dirancang bisa memadamkan api
seberapa tingginya gedung tersebut.
 Apa letak perbedaan yang ditangani oleh sendiri, outsourching, dan ekpertis?
 Pekerjaan yang ditangani oleh outsourching biasanya jenis pekerjaan yang berkala setiap 3
bulan, 6 bulan, atau 12 bulan sekali, hal ini ditujukan untuk mengefisiensikan jumlah
karyawan. Kegiatan yang melibatkan outsourching ini perlu diawasi oleh seorang tenaga ahli
(ekpertis)
 Sejauh mana tingkat outsourching sehingga dapat mencapai kepuasan oleh pemlik ? apa
perlu ada sertifikasi dari pihak berwenang? Seperti apa?
 Untuk tenaga kerja outsourching yang dipilih berdasarkan pengalamannya, sertifikasi ini
disertai dengan pendidikan/pelatihan yang dilakukan oleh asosiasi (ASATHI) yang melibatkan
BPW dan BPP.
 Langkah apa yang diperlukan bila ada orang terjebak dalam kebakaran? Ada alat khusus?
 Evakuasi orang dalam situasi kebakaran dengan asap yang tebal adalah dengan cara
merayap(menghindar asap), kemudian badan dibasahi dengan alat semprot anti api.
 Apakah untuk mendapat sertifikasi manager building harus menjadi anggota AMPRI?
 Untuk dapat sertifikasi memang harus menjadi anggota AMPRI, dengan menjadi anggota
akan mendapat fasilitas sebagai berikut: dapat mengikuti training AMPRI, mendapat
sertifikasi, mendapat pengakuan secara internasional lewat BOMI (pendidikan selama 5
tahun)
 Baiknya usia berapa penggantian panel akustik?
 Untuk perawatan panel akustik saat ini di Indonesia sudah ada kontraktor yang mampu
membersihkan (merawat) sehingga tidak perlu diganti. Untuk penanganan SAR di antaranya:
pemasangan exhaust selama 24 jam, pembersihan dengan alkohol 70%, kontak WHO,
penggunaan Disinfectan
LAMPIRAN KERANGKA ACUAN
KEGIATAN
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Tuntutan Makro Indstri Konstruksi

Makin bertumbuhnya gedung perkantoran, apartemen, hotel, resor, areal perumahan, kawasan
industri dan bangunan lainnya, seiring pembangunan fisik bangsa.

Tuntutan dan kebutuhan kian terasa ketika kita mulai memasuki era globalisasi, dimana manajemen
gedung pun terimbas pada aturan dan standar baku yang global.

Tuntutan Dunia Pendidikan dalam Menghasilkan Ahli dalam Bidang Perawatan Gedung dan
Pengelolaan Kawasan

Saat ini belum ada suatu program pendidikan dan pelatihan di tanah air yang khusus dan
komprehensif dibidang ini. Oleh karena itu, hendaknya dunia pendidikan berinisiatif untuk membuka
Program Studi Perawatan Gedung dan Pengelolaan Kawasan sebagai upaya terobosan baru untuk
menjembatani tuntutan kebutuhan tersebut.

Maksud dan Tujuan


Maksud :

1. Mendapatkan informasi yang komprehensif tentang jasa perawatan gedung dan


pengelolaan kawasan baik dari sisi profesional maupun dari akademis.
2. Mendapatkan input yang positif tentang kebutuhan tenaga profesional di bidang perawatan
gedung dan pengelolaan kawasan sehingga dapat menjadi dasar pengajuan program studi
yang berkaitan dengan ini nantinya.

Tujuan :

1. Terkumpulnya informasi yang komprehensifdari para pakar dibidang perawatan gedung dan
pengelolaan kawasan
2. Mendapatkan arah kompetensi yang tepat bagi penyusunan program studi baru
3. Dapat merancang kurikulum program studi yang kompeten dan terarah
4. Dapat meletakkan basis keilmuannya lebih komprehensif
PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN
PLUMBING
Definisi
Plumbing adalah sistem perpipaan beserta perlengkapannya yang dipasang di dalam bangunan atau
gedung serta persil atau halaman.

Sistem Perpipaan tersebut terdiri antara lain dari :

1. Sistem Air bersih


2. Sistem air buangan
1. Air kotoran
2. Air kotor
3. Air hujan
4. Air buangan khusus
3. Sistem ven sebagai penunjang sistem buangan
4. Sistem air panas
5. Sistem uap air
6. Sistem bahan bakar
7. Sistem springkler
8. Sistem pemadam
9. Sistem AC

Tujuan Sistem Plumbing


1. Menyediakan air bersih ke berbagai tempat
2. Manyediakan air buangan ketempat pembuangan akhir

Persyaratan Sistem Plumbing


1. Sistem air bersih
a. Menyediakan air bersih kesetiap alat plumbing dengan ketentuan memenuhi syarat:
- Kualitas
- Kuantitas
- Kontinuitas
b. Tidak ada kemungkinan terjadinya aliran balik air buangan kedalam sistem air bersih.
2. Sistem air buangan
a. Mengalirkan air buangan dengan ketentuan :
- Secepat cepatnya
- Jarak sependek pendeknya
- Tanpa terjadi penyumbatan
b. Mencegah masuknya pengganggu dan penyebab penyakit tersebut adalah :
- Bau
- Gas
- Binatang (serangga dan tikus)
Urutan prioritas sistem yang harus diperhatikan adalah :

1. Sistem air buangan:


a. Air kotoran (tinja dan air seni)
b. Air kotor (bekas cuci)
c. Air hujan
2. Sistem ven sebagai penunjang sistem buangan
3. Sistem air bersih

Penjelasan mengenai urutan sistem yang diprioritaskan adalah sebagai berikut :


1. Bila pada sistem air buangan kotoran tinja ini terjadi kesalahan, maka akan timbul berbagai
gangguan antara lain berupa bau dan kemungkinan penyebaran penyakit.
2. Bila pada sistem buangan air kotor terjadi kesalahan maka akan timbul gangguan yang tidak
separah sistem diatas, karena relatif berkualitas agak baik.
3. Bila pada sistem buangan air hujan terjadi kesalahan maka akan timbul gangguan yang lebih
ringan lagi dari kedua sistem diatas
4. Bila pada sistem ven terjadi masalah maka akan timbul gangguan yang mungkin sedikit sekali
berpengaruh pada ketiga sistem tersebut diatas.
5. Bila pada sistem air bersih terjadi kesalahan maka gangguan yang akan timbul dapat
dikatakan ringan, karena kualitas airnya baik.

Permasalahan :

1. Kebocoran
2. Penyumbatan
3. Penurunan tekanan
4. Penurunan kualitas air
5. Temperatur/aliran tercampur
6. Bau kurang sedap
7. Genangan
8. Suara

Pencegahan :
1. Perencanaan yang baik dan benar
2. Pemeliharaan yang teratur
Septic Tank & Sumur
Peresapan(Rembesan)
Persyaratan pembuatan & pemeliharaan Septic Tank
1. Dibuat dengan kedalaman min 2,00m di bawah permukaan tanah agar bakteri penghancur
tinja (bakteri anaerob) dapat hidup.
2. Septic tank yang baru harus di isi penuh dengan air. Pada minggu pertama septic tank belum
bekerja, baru setelah 3 minggu bakteri dapat hidup. Agar cepat matang septic tank yang
baru diberi lumpur dari septic tank yang lama.
3. Tidak diijinkan membuang air sabun kedalam closet karena bakteri akan mati dan septic tank
tidak dapat berfungsi (cepat penuh)
4. Dinding septic tank dibuat dari dinding bata diplester 1:2 (kedap air) dan di aci. Bagian atas
(tutup) septic tank dicor beton dan diberi tulangan besi.
5. Septic tank harus diberi pipa hawa dengan ketinggian diatas bangunan atap dan bak kontrol
untuk memeriksa keadaan septic tank.
6. Setiap septic tank harus dilengkapi dengan sumur peresapan yang jaraknya dari septic tank
paling sedikit 2,00m
7. Kelebihan air dari septic tank dan sumur kotoran dialirkan ke sumur resapan dengan pipa
berlubang dengan diameter 10cm.
8. Agar sumur peresapan dindingnya dan bagian atasnya tidak terisi butiran tanah maka harus
dilapisi ijuk yang cukup.

You might also like