You are on page 1of 5

c 

     
Posted on14 April 2010. Tags: Ball and socket, Bentuk Tipe Sendi
Synovial, Condyloid, Gliding, Hinge, Pivot, Saddle, Tipe Sendi Synovial

  
   
Pada sendi ini, permukaan tulang yang membentuk sendi hampir datar, d an gerakan yang
terjadi hanya gerakan nonaxial gliding. ›  
adalah intermetatarsal, intercarpal
dan intertarsal joint, serta facet joint vertebra .
ï    
Salah satu permukaan tulang yang membentuk sendi adalah konveks dan permukaa n
tulang lainnya adalah konkaf. Ligamen collateral yang kuat membatasi gerakan pada suatu
bidang, seperti gerakan engsel. ›   
adalah humeroulnar dan interphalangeal
joints .
!   
 ! 
Pada sendi ini, rotasi terjadi disekitar salah satu axis. ›   
adalah atlantoaxial
joint, proksimal dan distal radioulnar joint
     
   
 
Salah satu permukaan tulang yang membentuk sendi adalah berbentuk konveks ovular, dan
permukaan tulang lainnya adalah berbentuk konkaf dimana saling sebangun/bertautan.
Gerakan fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi dan sirkumduksi dapat terjadi pada sendi
ini. ›   
adalah metacarpophalangeal joint II ± V dan radiocarpal joint
   
Kedua permukaan tulang yang membentuk sendi adalah berbentuk seperti tempat duduk
pada pelana kuda. Kemampuan gerakan adalah sama dengan condyloid joint, tetapi ROM
gerakannya lebih besar. ›   
adalah carpometacarpal joint pada ibu jari
Ôc !  
  
Pada sendi ini, permukaan tulang yang membentuk sendi adalah saling sebangun antara
konveks dan konkaf. Rotasi pada seluruh bidang gerak (3 bidang gerak) dapat terjadi pada
sendi ini. ›   
adalah hip dan shoulder joint .
Sendi sinovial sangat beragam strukturnya dan kemampuan gerakannya. Sendi -sendi
sinovial umumnya dikelompokkan sesuai dengan jumlah axis rotasi yang terjadi. Sendi -sendi
yang memberikan gerakan sekitar satu, dua, dan tiga axis rotasi masing -masing dikenal
sebagai uniaxial, biaxial dan triaxial joint. Beberapa sendi yang hanya terbatas memberikan
gerakan pada satu arah dikenal sebagai nonaxial joint. Kemampuan gerakan sendi juga
kadang-kadang menggambarkan istilah derajat kebebasan (df = degree freedom), atau
sejumlah bidang gerak pada sendi tersebut. Pada uniaxial joint memiliki satu df, biaxial joint
memiliki dua df, dan triaxial joint memiliki tiga df.
Dua struktur sinovial seringkali berkaitan dengan diarthrodial joint yaitu bursa dan
pembungkus tendon. Bursa adalah kapsul yang kecil, berbatasan dengan membran sinovial
dan terisi dengan cairan sinovial, dan merupakan struktur bantalan yang terpisah dengan
sendi. Sebagian besar bursa memisahkan (memberi jarak) tendon dari tulang, mengurangi
gaya friksi pada tendon sel ama gerakan sendi. Beberapa bursa seperti bursa olecranon
elbow yang memisahkan tulang dari kulit. Pembungkus tendon merupakan struktur sinovial
yang berlapis ganda, yang mengelilingi tendon yang terletak sangat dekat dengan tulang.
Beberapa tendon otot ya ng panjang yang melewati wrist dan sendi jari -jari tangan terlindungi
oleh pembungkus tendon.
Y

Y
£ ili i
i Wi i i

c  
  

!  l ti
t  i l t    i l
 tl ii  i i
 i



t t
   t
i 
  
t t, t  ,  t i  l ti   ,
i
i l    i l i.[] 
t i ilii
l ilii.
l l l   t i il  l

, Pi  t t
  !  .
 !  i

 t  ,   
l ,     t, t   i l 
i ili
i , t,    t 
 l 

i.
ÿ  

O   
  
á    
   
  
º  
   
  
2   
·  



[ ti] i
t £ ilii
£ ilii  t il
  i
 t 
 
 ti
t ti
t i i
t :

. £ ilii U 
. £ ilii t 
. £ ilii K  .
P  l  !  l  

 
 t    .[]
[ ti]A Pl £ ilii
Penyelenggaraan  ï   dilaksanakan dengan

1. asas kesemestaan, menjangkau seluruh masyarakat di segala


aspek kehidupan nasional secara adil dan merata
2. asas manfaat, mengarah kepada peningkatan upaya
mewujudkan kepentingan keamanan nasional
3. asas kebersamaan, setiap warga negara dalam lapisan
masyarakat secara bersama-sama harus memperoleh dan
menggunakan kesempatan yang sama dalam peran serta
membela negara
4. asas legalitas, upaya pertahanan keamanan negara
dikembangkan berdasarkan ketentuan hukum sehingga saat
diperlukan dapat digerakkan secara formal dan sah
5. asas selektivitas, Potensi
kekuatan pertahanan keamanan negara dilaksanakan secara
selektif dengan mendahulukan yang paling siap dan paling tepat
sebagai bagian kekuatan operasionalpertahanan keamanan
6. asas efektifitas, pengembangan
kekuatan pertahanan keamanan negara harus dijamin efektif
dalam pelipatgandaan kekuatan melalui mekanisme  ï   ,
baik ragam, jumlah maupun mutu
7. asas efisiensi, pengembangan
kekuatan pertahanan keamanan negara harus dijamin efektif
dalam pelipatgandaan kekuatan melalui mekanisme  ï   ,
baik dalam waktu, proses maupun penyaluran kekuatan dan
8. asas kejuangan, penyelenggara dan seluruh rakyat harus
memiliki mental, tekad, jiwa dan semangat pengabdian,
kerelaan berkorban, dan disiplin yang tinggi dengan
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara serta
dilaksanakan dengan penuh kejujuran, kebenaran, dan
keadilan.
[sunting]Mobilisasi dalam sejarah
ï   adalah tindakan mengumpulkan dan
membentuk pasukan dan suplai untuk persiapan perang.
Rencana mobilisasi yang rumit merupakan salah satu sebab Perang
Dunia I, karena pada tahun 1914, berdasarkan hukum dan kebiasaan
perang pada masa itu, mobilisasi umum dari kekuatan militer suatu
negara dianggap sebagai pernyataan perang.
Pada tanggal 28 Juli 1914, Tsar Nicholas II dari Rusia memerintahkan
mobilisasi parsial untuk menghadapi Austro-Hungaria. Dia hanya
memerintahkan  ï   parsial karena dia tidak berperang
dengan Jerman, dan rencana militer Rusia pada saat itu berdasarkan
asumsi bahwa Rusia akan berperang dengan Austro-Hungaria
dan Jerman pada saat bersamaan. Militerisme sangat kuat sehingga
para pemimpin militer takut akan terjadi kekacauan jika rencana ini
berubah, sehingga pada 29
Juli 1914, Tsar memerintahkan  ï   penuh. Karena hal ini
maka Jerman menyatakan perangterhadap Rusia.
Tentara Jerman dimobilisasi berdasarkan Rencana Schlieffen, yang
menggunakan asumsi perang dua front dengan Rusia dan Prancis.
Seperti Rusia, Jerman memutuskan untuk mengikuti rencana dua
front meskipun hanya menghadapi satu
front. Jerman menyatakan perang dengan Perancis pada 3
Agustus 1914, sehari setelah mengeluarkan ultimatum
terhadap Belgia untuk meminta hak bagi pasukannya untuk melewati
wilayah Belgia sebagai bagian dari manuver putar.
Akhirnya Inggris menyatakan perang terhadap Jerman karena
melanggar netralitas Belgia.
Aliansi dari Triple Alliance dan Triple Entente membuat
rencana  ï   yang rumit dan menyeret semua negara adikuasa
di Eropa ke dalam Perang Dunia I.
[sunting]Referensi

1. " ndang- ndang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1997


tentang ï   dan Demobilisasi
2. " Permenhan Nomor : PER/18/M/X/2007 tanggal 29 Oktober 2007 tentang Pokok -
pokok Pembinaan Materiil Pertahanan Negara di Lingkungan Dephan dan TNI
# $Y

You might also like