You are on page 1of 13

MAKALAH DASAR MANAJEMEN

PERAN MANAJEMEN DALAM PEMBANGUNAN


EKONOMI PERIKANAN DI KABUPATEN MALANG

OLEH:
RESTU PUTRI ASTUTI
201010260311023

JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011

1
BAB I
PENDAHULUAN

Kabupaten Malang merupakan salah satu kabupaten di wilayah pantai


selatan Propinsi Jawa Timur yang berbatasan dengan Samudra Indonesia. Sektor
perikanan laut memberikan konstribusi yang cukup besar bagi pembangunan
Kabupaten Malang. Kabupaten Malang bagian selatan memiliki pantai sepanjang
67,48 km. Terdapat 14 pantai tetapi yang dimanfaatkan untuk kegiatan perikanan
hanya 6 pantai. Kegiatan perikanan laut terbesar berada di Pantai Sendang Biru
yang terdapat pelabuhan perikanan. Kawasan Pesisir Sendang Biru diproyeksikan
sebagai Pelabuhan Perikanan Nusantara.
Pengembangan sektor perikanan di Sendang Biru akan memberikan
sumbangan besar bagi pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan hidup
masyarakat Sendang Biru dan Malang pada umumnya. Selama ini, pembangunan
perikanan di Jawa Timur hanya terkonsentrasi di wilayah pesisir/pantai utara
pulau Jawa. Tetapi akan mengalami pergeseran ke pantai selatan pulau Jawa,
khususnya wilayah Malang Selatan. Hal ini dipengaruhi pesisir utara Jawa Timur
sudah diindikasikan mengalami overfishing, sedangkan di daerah kawasan selatan
Jawa Timur belum diekploitasi dan dimanfaatkan maksimal.
Kegiatan perikanan laut di kawasan Kabupaten Malang ternyata
berkembang tidak hanya pada bidang penangkapan. Hal ini mendorong berbagai
macam usaha dalam pengolahan seperti pengasinan, pemindangan dan
pengalengan ikan, pembuatan kerupuk ikan, abon ikan, terasi, tepung ikan, kecap
dan petis. Selain itu industri penunjang seperti packing (kardus, plastik, botol,
keranjang bambu, dan pembuatan kaleng), bahan baku penunjang untuk
pengolahan. Tentu saja, dengan adanya usaha pengolahan akan membuka
lapangan pekerjaan baru dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
Menurut istilah di kamus besar Bahasa Indonesia, ”Nelayan adalah orang
yang mata pencahariannya bergantung pada usaha penangkapan ikan”. Selain
nelayan asli Malang terdapat nelayan andon (nelayan musiman dari daerah lain
yang datang saat musim ikan dan pulang ke daerah asalnya saat musim paceklik)
yang memberikan konstribusi positif. Seperti nelayan lokal mendapatkan

2
pengetahuan dan teknologi penangkapan ikan, retribusi hasil tangkapan ikan juga
bertambah serta sektor ekonomi bertumbuh lebih cepat. Pada umumnya
masyarakat nelayan di kawasan Kabupaten Malang beranggapan ikan tidak akan
habis dan tidak sadar daerah fishing ground (daerah penangkapan ikan) semakin
jauh. Mereka juga mengetahui manfaat kelestarian lingkungan tetapi tetap saja
sebagian dari mereka menangkap ikan yang tidak ramah lingkungan, seperti
penggunaan potasium sianida. Nelayan tidak begitu peduli dengan ukuran ikan
kecil maupun ikan matang gonad yang terpenting adalah mendapat hasil
tangkapan yang memadai.
Peran pengambak, orang yang memiliki modal dan memberikan pinjaman
(kredit) secara perorangan kepada nelayan skala kecil serta membeli hasil
tangkapan tidak bisa dipandang sebelah mata. Sebenarnya nelayan bisa meminjam
modal dari Bank tetapi tidak menguntungkan bagi nelayan. Karena proses
birokrasi yang dirasa menyulitkan dan terkadang tidak sesuai dengan kebutuhan
nelayan. Nelayan lebih memilih pinjaman modal dari pengambak karena lebih
efektif dan efisien. Jadi tidak selamanya pengambak merugikan. Tentunya hal ini
menjadi dilematis.
Pendapatan nelayan umumnya didapatkan dari sistem bagi hasil lokal.
Sistem bagi hasil yang dilakukan pada nilai produksi bersih yaitu setelah
dikurangi semua biaya variabel, kemudian dibagi dua 50% untuk juragan pemilik
alat dan 50% untuk semua ABK. Tentu saja upah yang didapatkan tergantung
pada penggunaan alat tangkap, jumlah tenaga kerja, atau struktur sosial
masyarakat nelayan. Sistem bagi hasil perikanan sebenarnya sudah disahkan
Pemerintah sejak tahun 1964 tetapi tidak pernah diterapkan dalam masyarakat
nelayan tradisional.
Potensi sumberdaya perikanan laut di Kabupaten Malang meliputi ikan
pelagis (besar dan kecil) berjumlah 15 jenis ikan, ikan demersal dan ikan karang
berjumlah 8 jenis ikan serta sumberdaya perikanan laut lainnya. Beberapa jenis
ikan yang dapat ditangkap diwilayah pantai Malang Selatan antara lain layang,
kembung, layur, tembang, tongkol, tuna, tenggiri, lemuru, kakap, hiu, teri, cumi-
cumi, lobster dan lain-lain. Potensi perikanan di wilayah Kabupaten Malang
sebesar 457.038, 179 ton ikan per tahun tetapi pemanfaatan rata-rata oleh nelayan

3
hanya sekitar 3.274,93 ton (tahun 1996-2001). Diperkirakan jumlah uang yang
beredar di sektor perikanan setiap harinya mencapai Rp. 811.913.000,-.
Tingkat pengusahaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan laut di Kabupaten
Malang bila dibandingkan dengan potensi sumberdaya perikanan (dihitung
sepanjang pantai selatan Malang sampai dengan ZEE) hanya sebesar 0,69%.
Rendahnya tingkat pemanfaatan potensi perikanan tangkap disebabkan oleh
kurangnya armada dan alat bantu penangkapan, ketersediaan ABK serta
keterbatasan fasilitas penunjang kegiatan perikanan.
Salah satu cara yang dinilai akan sangat membantu dalam mencapai
keberhasilan pembangunan serta dalam mencapai tujuan dan sasaran adalah
adanya Rencana Pengembangan Pelabuhan Sendang Biru yang merupakan
rencana jangka panjang dalam tahun 2003 – 2018.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian manajemen yang dikemukakan oleh Nickles, Mc Hugh and Mc


Hugh (1997) – the process used to accomplish organizational goals through
planning, organizing, directing, and controlling people and other organizational
resources. Manajemen adalah sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan
tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian orang-orang serta sumberdaya
organisasi lainnya. Dapat disimpulkan manajemen merupakan seni atau proses
dalam menyelesaikan sesuatu yang terkait dengan pencapaian tujuan. Fungsi –
fungsi manajemen menurut Nickels, Mc Hugh and Mc Hugh (1997) antara lain :
1. Perencanaan (Planning)
2. Pengorganisasian (Organizing)
3. Pengimplementasian (Directing)
4. Pengendalian dan Pengawasan (Controling) (Saefulllah dan Tisnawati,
2005).
Terdapat tiga aspek utama yang sangat penting diketahui dan dipahami
dalam dunia bisnis apapun, termasuk juga bisnis perikanan yaitu :
• Aspek produksi
Manajemen produksi mencakup perencanaan produksi dan pengendalian
proses produksi. Di dalamnya terdapat juga pengambilan keputusan dalam bidang
persiapan dan proses produksi jangka pendek, menengah, atau jangka panjang.
Dengan demikian diharapkan bahwa pengusaha dapat berproduksi secara lebih
efektif dan efisien.
• Aspek pemasaran
Manajemen pemasaran mencakup kegiatan untuk mendistribusikan hasil
produksi ke tangan konsumen. Kegiatan tersebut seperti menentukan kelompok
masyarakat yang menjadi sasaran pemasaran, melihat ada tidaknya persaingan,
dan menentukan strategi pemasaran yang harus dijalankan.
• Aspek keuangan

5
Manajemen keuangan meliputi kegiatan mengelola keuangan dalam suatu
usaha. Di dalamnya sudah termasuk pula cara mendapatkan dan mengalokasikan
dana untuk suatu rangkaian usaha atau bisnis ( Jeffri, 2010)
Pengembangan kawasan perikanan dilakukan dengan tujuan :
1. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia perikanan dan pendapatan
petani nelayan melalui upaya optimalisasi pemanfaatan sumberdaya ikan dengan
penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berwawasan lingkungan serta
peningkatan nilai tambah hasil – hasil usaha perikanan.
2. Meningkatkan penyediaan dan distribusi bahan pangan komoditas
perikanan dalam rangka meningkatkan kualitas konsumsi gizi masyarakat.
3. Mendorong dan meningkatkan kesempatan kerja dan kesempatan
berusaha yang produktif bagi masyarakat sekitar kawasan.
4. Mendorong peningkatan pertumbuhan industri dalam negeri melaui
penyediaan bahan baku dan penerimaan devisa (Sutawi dan Hermawan, 2008).

6
BAB III
PEMBAHASAN

Manajemen adalah sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan


tujuan melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan serta pengendalian sumber daya manusia dan sumber daya alam.
Manajemen sangatlah dibutuhkan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan.
Pelaksanaan pengelolaan sumberdaya perikanan di kawasan Kabupaten Malang
bukanlah sesuatu hal yang mudah. Karena terdapat berbagai masalah kompleks
yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Proses untuk menuju tujuan
untuk mendapatkan konstribusi dari perikanan, meningkatkan kesejahteraan
masyarakat tentunya memerlukan tahapan. Tahapan tersebut berupa perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan hingga pengawasan dan pengendalian.
Manajemen perikanan merupakan tantangan sekaligus kewajiban
mengingat secara alamiah Indonesia sebagai negara kepulauan dikaruniai potensi
sumber daya perikanan yang cukup. Manajemen dimaksud mencakup manajemen
komponen biofisik ekosistem dan manajemen kegiatan perikanan. Manajemen
dapat berupa jumlah dan ukuran ikan yang ditangkap serta waktu melakukan
penangkapan. Beberapa pendekatan yang dilaksanakan antara lain penutupan
daerah atau musim penangkapan, pemberlakuan kuota penangkapan, pembatasan
jumlah kapal dan alat perikanan tangkap.
Secara umum tindakan manajemen merupakan aturan-aturan yang bersifat
teknis, bersifat pengendalian upaya penangkapan, bersifat pengendalian hasil
tangkapan, pengendalian ekosistem dan pendekatan manajemen basis hak. Opsi
dan kombinasi opsi dari hal tersebut disesuaikan dengan kondisi perikanan dan
kepentingan pemangku kepentingan.
Dalam kehidupan sehari - hari kita sebenarnya tidak akan pernah lepas
dari suatu manajemen, baik itu dunia pekerjaan, pendidikan, kesehatan, penelitian
dan lain - lain. Potensi perikanan tangkap yang baik disuatu daerah tetapi tidak
diikuti manajemen yang baik maka hasilnya kurang baik. Sebaliknya jika potensi
yang biasa atau baik tetapi diatur dengan manajemen yang baik maka hasilnya
lebih baik. Manajemen diperlukan dalam tata kelola perikanan tangkap di

7
Kabupaten Malang agar mendapatkan hasil yang diharapkan dan meningkatkan
taraf hidup masyarakatnya.
Untuk dapat melaksanakan manajemen perikanan di kawasan Pesisie
Sendang Biru Kabupaten Malang diperlukan beberapa upaya, antara lain :
1. Perbaikan sistem pengelolaan sumberdaya ikan
Seperti perbaikan sistem pencatatan hasil produksi, informasi harga
komoditas secara aktual dan perbaikan sistem pelelangan ikan. Memberikan
penyuluhan dan aplikasinya kepada nelayan untuk mengelola sumberdaya ikan
yang baik dan benar. Mewajibkan nelayan mencatat kegiatan operasi
penangkapan.
2. Peningkatan sumberdaya manusia
Pelaksananan pelatihan pemanfaatan sumberdaya ikan, teknik
penangkapan yang lebih efektif dan ramah lingkungan, mendorong tumbuhnya
usaha pengolahan ikan agar nelayan memiliki penghasilan lain selain melaut, serta
memberikan penyuluhan tentang pentingnya menjaga ekosistem yang ada. Selain
itu juga mendorong masyarakat di kawasan Kabupaten Malang untuk mengenyam
pendidikan minimal SMK Perikanan maupun hingga tingkat Sarjana. Untuk
mendapatkan sumberdaya manusia yang mampu mengerti secara teoritis, dapat
mempraktekkan dan dapat menjadi pencerahan dalam perikanan tangkap dan
pengolahan. Selain itu, perlunya penguatan kelembagaan/organisasi. Seperti
KUB, KUD, pelayanan kesehatan, pendidikan, kelompik nelayan, kelompok tani,
pemerintahan dan lain – lain.
3. Pengembangan armada dan teknologi yang sesuai dengan potensi dan
karakteristik sumberdaya yang ada.
Zona penangkapan diarahkan hingga wilayah ZEE untuk mendapatkan
hasil yang lebih besar dengan jenis alat tangkap mini longline, pole and line,
tonda, troll line serta gill net. Pengembangan armada untuk mendapatkan hasil
yang lebih maksimal dengan efektif dan efisien yaitu pengadaan kapal induk
untuk menampung ikan sementara di tengah laut. Sehingga meningkatkan hasil
produksi ikan. Teknologi penangkapan harus sesuai dengan sifat dan tingkah laku
ikan sasaran, seperti penggunaan alat penangkap yang sesuai dengan perilaku
ikan. Ada lima macam alat penangkap tuna dan cakalang yaitu longline, pole and

8
line, handline, pukat cincin dan jaring insang. Penggunaan rumpon (suatu alat
yang dikonstruksi menyerupai pepohonan di perairan yang berfungsi sebagai
tempat berlindung, mencari makan dan berkumpulnya ikan) perlu digiatkan dan
dioptimalkan. Nelayan Malang Selatan mengadopsi teknologi dari nelayan
pendatang (andon).
4. Pembangunan fasilitas pendukung
Proses kegiatan perikanan tangkap maupun perikanan budidaya pada
akhirnya akan bermuara dalam proses kegiatan pengolahan. Hampir sebagian
besar hasil tangkapan ikan laut di kawasan pesisir Sendang Biru dijual dalam
bentuk segar untuk diolah ditempat lain. Jenis ikan yang diolah merupakan ikan
yang nilai jualnya tidak begitu tinggi dan ikan hasil sampingan. Dengan adanya
kegiatan pengolahan dan potensi yang belum dioptimalkan akan meningkatkan
perekonomian. Fasilitas yang diperlukan seperti penambahan armada kapal
penangkap ikan dan alata tangkap, pembangunan perusahaan inti, penambahan
lembaga keuangan dan perbankan, pelabuhan pendaratan, penambahan armada
darat, pabrik es, pabrik untuk pembuatan packing untuk hasil tangkapan maupun
pengolahan ikan, akses jalan raya yang memadai, listrik dan air bersih yang cukup
serta SPBU.
Hal tersebut akan memberikan lapangan pekerjaan baru bagi warga sekitar
maupun pendatang. Tingkat pengangguran dapat ditekan. Dan pada akhirnya
meningkatnya pendapatan per kapita dan kondisi perekonomian masyarakat. Jika
semua faktor penunjang dapat dipenuhi, para investor tertarik untuk
mengembangkan usaha di Kabupaten Malang. Serta hasil tangkapan ikan maupun
industri pengolahan hasil dari kawasan Pesisir Sendang Biru dapat memenuhi
permintaan pasar nasional hingga internasional. Saat ini dalam mencapai
pembangunan sektor perikanan telah dirumuskan Rencana Pengembangan
Pelabuhan Sendang Biru Kabupaten Malang. Didalamnya terdapat tahap
pelaksanaan pembangunan dalam tahun 2003 – 2018.
5. Pengendalian perikanan tangkap
Tindakan dalam manajemen perikanan tangkap adalah mekanisme untuk
mengatur, mengendalikan dan mempertahankan kondisi sumber daya ikan pada
tingkat tertentu yang diinginkan. Pengendalian perikanan tangkap dilakukan

9
dengan aturan yang bersifat teknis, bersifat manajemen upaya penangkapan dan
manajemen hasil tangkapan dan pengendalian ekosistem.
Pengaturan bersifat teknis mencakup pengaturan alat tangkap dan
pembatasan daerah maupun musim perikanan tangkap. Pembatasan alat tangkap
lebih pada spesifikasi untuk menangkap ikan spesies tertentu atau meloloskan
ikan bukan tujuan tangkap serta efek terhadap ekosistem. Guna melindungi
komponen stok ikan diberlakukan pembatasan daerah dan musim perikanan
tangkap sekaligus daerah perlindungan laut bagi jenis ikan yang kehidupannya
relatif menetap.
Manajemen upaya penangkapan umumnya dilakukan dengan pembatasan
jumlah dan ukuran kapal, jumlah waktu penangkapan atau upaya penangkapan.
Pengendalian ini lebih mudah dan lebih murah dari sisi pemantauan dan
penegakan aturan dibandingkan pengendalian hasil tangkapan. Namun penentuan
jumlah upaya masing-masing unit penangkapan merupakan hambatan dalam
memakai aturan pengendalian ini.
Manajemen hasil tangkapan untuk membatasi jumlah hasil tangkapan yang
diperbolehkan bagi suatu area dalam waktu tertentu dan selanjutnya menjadi
pembatasan jumlah hasil tangkapan setiap unit penangkapan. Diperlukan
pendekatan manajemen yang inovatif dan alternatif untuk mencapai tujuan
tersebut.
6. Melaksanakan rencana tata ruang di kawasan Pelabuhan Sendang Biru
Kegiatan utama pada kawasan Pesisir Sendang Biru adalah perikanan
tangkap, maka diperlukan ketersediaan sarana untuk pendaratan ikan. Tangkapan
ikan dan produksi yang dihasilkan mendorong adanya kegiatan pengolahan ikan.
Serta kegiatan wisata yang bisa dikembangkan. Salah satu strategi yang dilakukan
untuk mengembangkan kawasan Sendang Biru dengan pembagian zona kawasan.
Yang bertujuan untuk mempermudah alokasi fasilitas utama dan penunjang sesuai
dengan kesesuaian lahan. Semua bertujuan untuk pengembangan Pelabuhan
Nusantara Sendang Biru. Zona utama sebagai kawasan kegiatan pelabuhan,
sedangkan zona pendukung seperti industri, perdagangan, permukiman,
pergudangan, kawasan konservasi dan lain – lain.

10
7. Pemerintah membuat regulasi tentang perikanan tangkap dan
pengolahan ikan.
Dalam peraturan tersebut diatur dan dijelaskan secara mendetail agar tidak
terjadi kesalahpahaman dalam menelaah dan melaksanakan peraturan tersebut.
Bahkan peraturan tidak hanya menjadi peraturan tertulis, diharapkan peraturan
tersebut sesuai dengan kenyataan di lapangan. Hal itu agar peraturan dapat
ditegakkan. Manajemen perikanan menjamin kegiatan penangkapan ikan dan
pengolahan dilaksanakan sesuai dengan kaidah untuk meminimalkan dampak
negatif terhadap lingkungan, mengurangi limbah dan menjaga mutu ikan hasil
tangkap. Pemerintah juga perlu menetapkan prosedur penegakan hukum. Dengan
menegakkan pengadilan perikanan. Negara perlu menggunakan informasi sains
terbaik yang tersedia dalam menyiapkan kebijakan serta mempertimbangkan
kegiatan penangkapan ikan tradisional. Jika informasi yang tersedia terbatas,
negara perlu bertindak sangat hati-hati dalam menetapkan batasan perikanan
tangkap.
Untuk mencapai pengelolaan sumberdaya perikanan yang
berkesinambungan yang harus diperhatikan adalah kelestarian dan hasil yang
efisien serta tidak terjadi pemborosan sumberdaya perikanan. Pengelolaan
sumberdaya ini tidak hanya menyangkut komoditas ikan itu tetapi yang paling
penting adalah aspek sumberdaya. Manajemen sumberdaya perikanan
sesungguhnya dilaksanakan oleh manusia sebagai titik mula, lingkungan biologis,
efisiensi usaha perikanan, teknologi penangkapan, kebijakan dan penerapannya
serta pengendalian. Kelestarian sangatlah penting dalam kegiatan perikanan
tangkap. Tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi dan
keuntungan semata tetapi untuk kelestarian stok sumberdaya ikan dan ekosistem
lingkungan.

11
BAB IV
PENUTUP

Dalam semua kegiatan usaha perikanan peran ilmu manajemen sangatlah


dibutuhkan untuk mengatur segala proses dan segala komponen dari awal hingga
akhir. Tanpa adanya manajemen yang baik dalam perikanan tentunya untuk
mencapai hasil yang diharapkan akan sangat mustahil. Seperti halnya
pengembangan kawasan Pesisir Sendang Biru Kabupaten Malang, manajemen
perikanan sangat mutlak untuk diterapkan. Untuk mencapai hal tersebut dilakukan
pembagian zona kawasan dan Rencana Pengembangan Pelabuhan Sendang Biru
yang merupakan rencana jangka panjang dalam tahun 2003 – 2018.
Dengan manajemen yang baik dapat mengubah suatu yang buruk menjadi
lebih baik, sedangkan suatu yang baik tetapi tidak menerapkan manajemen yang
baik maka akan memperoleh hasil yang buruk. Bagaimana jika sesuatu yang baik
dikelola dengan baik pula pasti hasilnya akan luar biasa.
Selain itu, diperlukan konstribusi dan dukungan dari semua pihak untuk
mencapai target dan hasil yang diharapkan yang bertujuan akhir meningkatkan
perekonomian masyarakat Pesisir Sendang Biru, dan Malang pada umumnya.
Tidak hanya itu, dukungan regulasi dari pemerintah, pendanaan stakeholders,
sosialisasi aturan dan aksi serta kesadaran dari masyarakat itu sendiri merupakan
komponen dalam manajemen itu sendiri.
Hal yang tidak boleh dilupakan adalah manajemen kegiatan manusia
sebagai kunci sukses manajemen perikanan. Di sisi lain, terdapat beberapa hal
berperan sebagai faktor ketidakpastian seperti ketidakpastian aspek biologi,
kelestarian dan sosial-ekonomi, dan keterlibatan pelaku kepentingan dalam
manajemen.
Manajemen perikanan dalam pembangunan ekonomi di kawasan
Kabupaten Malang berhasil jika setiap elemen utama hingga pendukung mampu
bersinergi untuk mencapai peningkatan perekonomian di sektor perikanan dan
menuju kegiatan perikanan yang berkelanjutan, berkesinambungan dengan
memperhatikan kelestarian sumberdaya lingkungan dan ikan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Jeffri. 2010. Manajemen Perikanan (http://www. jeffri022.student.umm.ac.id).


Diakses tanggal 2 Maret 2011.

Sutawi dan Hermawan. 2008. Pengembangan Kawasan Pesisir Studi Kasus di


Kawasan Pesisir Sendang Biru Kabupaten Malang. UMM Press. Malang

Tisnawati dan Saefullah. 2005. Pengantar Manajemen Edisi Pertama. Kencana.


Jakarta

13

You might also like