Professional Documents
Culture Documents
Pengertian APBD
1
DPRD sebagai rencana Anggaran pendapatan dan belanja
daerah (RAPBD),guna pembahasan dan persetujuan DPRD dan
penetapannya di tuangkan dalam bentuk peratuaran daerah
(Perda)
rancangan proyek
Pembahasan
dan kegiatan
Mei-Juni:
Rakorbang
Juni:
Agustus:
Kab/kota
dokumen
MUSBANGKEL UDKP Kecamatan.
Pengajuan program 1
2
Pemilihan jenis program
pembangunan dari yg layak dibiayai yg
masyarakat diajukan kelurahan
3
DUPDA diproses
Pembanguan
kegiatan
November:
menjadi DSP
Konsultasi
5
Pembanguan
Konsultasi Regional 4 Penyiapan Draf RAPBD
September:
Oktober:
6
melaksanakan
Pelaksanaan
Desember:
Desember
November:
Eksekutif
Januari-
Pengesahan
APBD
Pembahasan RAPBD
Panggar & Timgar 7 DPRD & Eksekutif 8
mengesahkan RAPBD
Finalisasi draf RAPBD menjadi APBD
Januari - Maret:
Januari - jawaban
Pertanggung Maret:
Pertanggung jawaban
Pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban
eksekutif kepada DPRD
eksekutif kepada DPRD
2
Akibat Penyusunan Anggaran Versi Pemerintah seperti diatas, maka
banyak sekali penyimpangan yang terjadi diantaranya:
• Jumlah dan Alokasi APBD tidak sesuai dengan kebutuhan riil
masyarakat
• Sebagain APBD dinikmati oleh kalagan birokrat (Eksekutif &
Legislatif)
• Tidak memperhatikan kebutuhan Masyarakat korban (Maskor).
2. Proses Politik
Proses-proses dengan mekanisme politik.
Dalam Proses Penyusunannya
Ditentukan oleh ideologi dan sistem penyelenggaran nya.
Dipengaruhi moral/sikap penyelenggara negara
Sistem penyusunan APBD dapat dilihat dalam dua proses. Pertama
proses yang terjadi di eksekutif dan proses yang terjadi di legislatif.
2. Proses di legislatif
Di DPRD Kota Malang, proses penyusunan APBD dilakukan
berdasarkan Tatib DPRD Kota Malang Nomor 31 tahun 2002 tentang
peraturan tata tertib DPRD Kota Malang.
Alur penyusunan APBD ditingkat Dewan :
1. Setiap tahun menjelang berlakunya tahun anggaran baru,
Walikota wajib menyampaikan Rancangan Peraturan Daerah
tentang APBD dan lampiran selengkapnya dengan nota
keuangan kepada DPRD. Ketentuan ini sebenarnya
bertentangan dengan UU 22/99 yang menyatakan bahwa Perda
dibuat bersama-sama, dan ketentuan Tatib seharusnya berlaku
secara internal dewan sehingga tidak boleh memberikan
keharusan kepada lembaga diluar dewan yang dalam hal ini
Walikota untuk menyampaikan rancangan peraturan Daerah
3
tentang APBD dan lampiran selengkapnya dengan nota
keuangan kepada DPRD.
2. Pimpinan DPRD menyerahkan nota keuangan dan rancangan
peraturan daerah tentang APBD kepada Panitia Anggaran untuk
memperoleh pendapatnya.
3. pendapat panitia anggaran diserahkan ke komisi-komisi
sebagai bahan pembahasan
4. Pembahasan Raperda tentang APBD.
Dalam pembahasan Raperda tentang APBD, dilakukan proses
sebagai berikut :
a. Penyampaian RAPERDA, Rancangan Perda yang berasal
dari Walikota disampaikan kepada DPRD melalui nota
pengantar Walikota. Sedangkan Raperda yang berasal dari
usulan DPRD beserta penjelasannya disampaikan secara tertulis
kepada Pimpinan DPRD. Kedua rancangan tersebut
disampaikan kepada anggota DPRD sesuai dengan mekanisme
yang berlaku.
b. Tahap pembahasan Raperda, Pembahasan Raperda
dilakukan melalui 4 tahap kecuali apabila panitia musyawarah
menentukan lain.
1. Pembahasan tahap I meliputi :
a) Penjelasan Walikota dalam rapat Parpurna DPRD
jika Raperda merupakan prakarsa dari Walikota
b) Penjelasan Pimpinan DPRD jika Raperda
merupakan usul DPRD.
2. Pembahasan tahap II meliputi :
a) dalam hal Raperda Walikota:
1. pandangan umum fraksi dalam rapat
paripurna
2. Jawaban Walikota dalam rapat paripurna
terhadap pandangan umum.
4
pendapat akhir fraksi-fraksi.
2. kesimpulan rapat oleh pimpinan rapat
b) Pemberian kesempatan kepada Walikota untuk
memberikan sambutan
LATAR
BELAKANG Dokumen
PERUBAHAN PENGANGGARAN PELAKSANAAN KETERANGAN
Perkembangan RKA-SKPD DPA-SKPD Dapat mendahului perubahan atas persetujuan
asumsi KUA yang
DPPA-SKPD DPPA-SKPD DPRD
tidak sesuai
5
Struktur APBD
Daftar Pustaka
• http/www.google.com
• Bastian,Indra.2001.Akuntansi Sektor Public di
Indonesia.Erlangga.Jakarta