You are on page 1of 4

Perhitungan Volumetri Menggunakan Normalitas

Normalitas suatu larutan menggambarkan banyaknya ekuivalen zat terlarut (solute) dalam 1 L
larutan.

Ekuivalen dan miliekuivalen adalah satuan yang menggambarkan banyaknya suatu spesi kimia
sebagaimana mol dan milimol. Konsep mol mungkin lebih dikenal dalam perhitungan -
perhitungan stoikiometri, sedangkan konsep ekuivalen lebih banyak digunakan dalam
menyelesaikan perhitungan dalam titrasi. Berikut ini adalah gambaran perbedaan kedua konsep
tersebut.

Jadi banyaknya zat yang terkandung dalam satu ekuivalen dapat berbeda untuk reaksi yang
berlainan. Konsekuensinya berat satu ekuivalen suatu zat tidak dapat dihitung tanpa diketahui
reaksi dari zat tersebut. Demikian pula normalitas larutan tidak dapat ditentukan tanpa
mengetahui berat ekuivalennya. Adanya ketidakpastian inilah yang menyebabkan saat ini
penggunaan satuan konsentrasi normalitas sudah jarang dipergunakan.

Berat Ekuivalen untuk Reaksi Asam Basa


Berat ekuivalen dalam reaksi asam basa adalah banyaknya zat (molekul atau ion) yang bereaksi
dengan atau menghasilkan 1 mol hidrogen dalam reaksinya. Untuk asam atau basa yang
mengandung satu ion hidrogen (H+) atau hidroksida (OH-), berat ekuivalen (BE) nya sama
dengan berat molekul (Mr) nya.
Contohnya: BE HCl = Mr HCl
Untuk basa sejenis Ba(OH)2 yang mengandung 2 ion (OH-), maka BE nya setengah dari Mr nya.

Sonny Widiarto, 2009 Kimia Analitik 1


Untuk asam triprotik seperti H3PO4 yang memiliki proton dengan kemampuan terionisasi yang
berbeda, penentuan berat ekuivalennya menjadi agak rumit. Untuk indikator tertentu, hanya
proton pertama dari tiga proton yang dititrasi:
H3PO4 + OH-  H2PO4- + H2O
Sedangkan untuk indikator lainnya, warnanya berubah setelah dua proton terionisasi:
H3PO4 + 2 OH-  HPO42- + 2 H2O
Pada reaksi pertama, BE asam fosfat = Mr nya, sedangkan pada reaksi kedua BE asam fosfat =
setengah Mr nya. Sedangkan untuk keseluruhan ketiga proton dari asam fosfat terionisasi tidak
pernah dijumpai.

Berat Ekuivalen untuk Reaksi Redoks


Berat ekuivalen pada reaksi redoks adalah sejumlah reduktor atau oksidator yang melepaskan
atau menangkap 1 mol elektron. Contoh pada reaksi redoks berikut ini:
C2O42- + MnO4-  CO2 + Mn2+ (dalam suasana asam)
Pada reaksi ini,
½ reaksi oksidasi: C2O42-  CO2
C2O42-  2 CO2
C2O42-  2 CO2 + 2e- X5
2- 2-
BE C2O4 = ½ (Mr C2O4 )
½ reaksi reduksi: MnO4-  Mn2+
8H+ + MnO4-  Mn2+ + 4H2O
-
5e + 8H+ + MnO4-  Mn2+ + 4H2O X2
BE MnO4- = 1/5 (Mr MnO4- )

Reaksi keseluruhan 5 C2O42- + 2 MnO4- + 16 H+  10 CO2 + 2 Mn2++ 8 H2O

Soal : Dalam suasana basa, MnO4- berubah menjadi MnO2, hitunglah BE MnO4- .
Jawab: selesaikan dahulu ½ reaksi reduksi MnO4- :
MnO4-  MnO2
4H + MnO4-  MnO2 + 2 H2O
+
Hingga tahap ini penyelesaian
sama seperti pada suasana asam
4 OH- + 4H+ + MnO4-  MnO2 + 2 H2O + 4 OH- Tambahkan pada kedua ruas
dengan OH- sebanyak mol H+
4 H2O + MnO4-  MnO2 + 2 H2O + 4 OH-
2 H2O + MnO4-  MnO2 + 4 OH-
-
3e + 2 H2O + MnO4-  MnO2 + 4 OH-

BE MnO4- = 1/3 (Mr MnO4- )

Dari contoh di atas, terlihat bahwa BE MnO4- berbeda pada dua keadaan reaksi.

Sonny Widiarto, 2009 Kimia Analitik 2


Berat ekuivalen dalam reaksi pengendapan dan pembentukan kompleks
Berat ekuivalen dalam reaksi pengendapan dan pembentukan kompleks adalah sama dengan
Mr nya untuk kation bermuatan satu, setengah dari Mr nya untuk kation bermuatan dua, dan
sepertiga dari Mr untuk kation bermuatan tiga.
Contoh: berapakah BE untuk AlCl3 dan BiOCl, jika keduanya bereaksi dengan AgNO3
menghasilkan endapan AgCl.
Jawab: dalam hal ini BE didasarkan pada banyaknya mol ion Ag+ yang terlibat pada reaksi.
Karena 1 mol Ag+ bereaksi dengan 1 mol Cl- yang dihasilkan dari 1/3 mol AlCl3, maka BE AlCl3 =
1/3 Mr nya.
Untuk BiOCl, 1 mol Cl dihasilkan dari 1 mol BiOCl, maka BE BiOCl = Mr nya.

Normalitas
Suatu larutan 0,2 N HCl berarti di dalam 1 L larutan tersebut terkandung 0,2 ekuivalen HCl
Soal: berapakah normalitas 0,1 M H2SO4?
Jawab : di dalam 1 L larutan tersebut terkandung 0,1 mol H2SO4.
BE H2SO4 = ½ Mr H2SO4 = 98/2 = 49 gram / ekuivalen
0,1 mol H2SO4 = 9,8 gram
98 g H2SO4 1 ekuivalen H2SO4
? ekuivalen H2SO4 = 0,1 mol H2SO4 x x
mol H2SO4 49 g H2SO4

= 0,2 ekuivalen H2SO4


Jadi normalitas 0,1 M H2SO4 = 0,2 N

Dapat juga dihitung dari 1 mol H2SO4 = 2 ekuivalen H2SO4

0,1 M H2SO4 = 0,1 mol H2SO4 / L larutan


0,1 mol H2SO4 2 ekuivalen H2SO4
? N H2SO4 = x
L larutan 1 mol H2SO4
? N H2SO4 = 0,2 ek H2SO4 / L larutan = 0,2 N

Persamaan aljabar penting


gram zat A
ekuivalen zat A =
BE zat A
ekuivalen zat A = Volume larutan x Normalitas

Dalam suatu reaksi titrasi, berlaku persamaan:


Untuk sebarang reaksi: A + B  produk
ekuivalen zat A = ekuivalen zat B
NAVA = NBVB

Perhitungan Normalitas Larutan Standar


Soal: Terangkan cara pembuatan larutan 0,1 N Na2CO3 sebanyak 5 L dari padatannya,
diasumsikan larutan tadi digunakan untuk titrasi dengan reaksi: CO32- + 2H+  2 H2O + CO2

Sonny Widiarto, 2009 Kimia Analitik 3


Jawab:
ekuivalen Na2CO3 = VNa2CO3 N Na2CO3 CO32- + 2H+  2 H2O + CO2
= 5 L x 0,1 ekuivalen/L Dari reaksi di atas, 1 mol CO32- = 2 ek CO32-
= 0,5 ek Mr Na2CO3= 105,99
Berat Na2CO3 = ek Na2CO3 x BE Na2CO3 BE Na2CO3 = ½ Mr Na2CO3 = 53
= 0,5 ek x 53 g/ek
= 26,5 g
Maka untuk menyiapkan larutan tersebut, timbang dengan tepat 26,5 g Na2CO3 kemudian
larutkan dengan akuades hingga volume 5 L.

Perhitungan dari Data Titrasi


Persamaan penting:
Untuk sebarang reaksi A + B  produk
gB
NAVA = NBVB N A VA =
BE B

Soal: 0,2121 g standar primer Na2C2O4 (134 g/mol) dititrasi dengan 43,31 mL KMnO4 . Hitunglah
normalitas KMnO4.
Jawab:
BE Na2C2O4 = 134/2 = 67 lihat perhitungan yang lalu
N KMnO4 V KMnO4 = berat Na2C2O4 / BE Na2C2O4
N KMnO4 x 0,04331 L = 0,2121 g / (67 g/ek) volume harus diubah ke liter
N KMnO4 = 0,07309 N

Soal: 0,08040 g sampel bijih besi dilarutkan dalam air. Semua besi direduksi menjadi Fe2+,
kemudian dititrasi dengan 47,22 mL larutan KMnO4 0,1121 N. Hitung % Fe dalam sampel dan %
Fe3O4.
Jawab: % Fe = 36,77%
% Fe3O4 = 50,81%

Sonny Widiarto, 2009 Kimia Analitik 4

You might also like