You are on page 1of 6

HUBUNGAN PERBURUHAN

Meningkatnya jumlah tenaga kerja yang di-PHK semakin menambah jumlah


pengangguran di indonesia. Jumlah pengangguran akan semakin bertambah di tahun-
tahun mendatang. Hal ini sering dengan kondisi ekonomi nasional yang belum
menunjukkan titik terang akibat krisis tahun 1998.lalu. walaupun menjelang akhir dari
konferensi APEC 2004 lalu di Chili kondisi makro moneter mulai memperlihatkan
perbaikan, tetapi tidak diukur sektor rill. Memasuku tahun 2005, situasi ketanaga-
kerjaan tetap buruk meskipun PHK tidak separah awal 1998. Namun situasi semakin
akan muncul masalh yang semakin menambah buram wajah negeri ini akibat
ketidakstabilan politik, kacaunya penegakan hukum, dan masalah ekonomi. Dikuatirkan
akan muncul masalah yang semakin besar apabila masalah PHK yang dilakukan
organisasi tidak bisa mengakomodsasi kepentingan pekerja. PHK akan menimbulkan
gejolak dikalangan pekerja selama kepentingan dan hak pekerja terlindungi dan ada
lasan yang masuk akal kenapa PHK itu mesti dilakukan. Namun kenyataan
menunjukkan sebaliknya. Pemecatan sepihak dan sewenang-wenang sering kali
dijumpai.
Situasi dan iklim dunua usaha selama ini diwarnai oleh praktik-praktik kontriversial
perburuhan yang mengundang perdebatan. Bertahun-tahun. Serikat pekerja di
indonesia di monopoli oleh organisasi pekerja tertentu yang kepengurusannya sangat
ditentukan oleh kepentingan organisasi dan pemerintah ketimnbang pekerja. Monopoli
serikat pekerja ini sering kali membuat posisi tawar- menawar buruh menjadi lemah.
Ditingkat makro, ketersediaan jumlah tenaga kerja yang timpang dengan kebutuhan
organisasi juga menjadi salah satu faktor yang turut memperlemah posisi tawar-
menawar pekerja. Ketimpangan ketersediaan dan kebutuhan ini membuat organisasi
menjadi “arogan” dalam memperlakukan karyawan. Bila karyawan melakukan
kesalahan sedikit saja, tak segan organisasi melakukan pemecatan sepihak tanpa
pesangon. Dengan demikian, ditingkat makro, manajemen organisasi menganggap
karyawan tak lebih dari suatu alat produksi semata. Prinsipnya, organisasi menganggap
karyawan sama seperti mesin atau alat produksi lain, yang tak mempunyai hati nurani,
rasa, ataupu keinginan untuk berkembang. Akibatnya, bila organisasi tak memerlukan
lagi, karyawan pun dibuang begitu saja. Hak-hak karyawan menjadi tak dilindungi
sebagaimana mestinya.
A. ALASAN KARYAWAN BERGABUNG DALAM SERIKAT PEKERJA
Ada beberapa alasan mengapa karyawan bergabung dalam serikat pekerja,
antara lain:
1. hubungan sosial
salah satu karyawan bergabung dalam serikat pekerja adalah faktor hubungan
sosial. Setiap individu perlu melakukan interaksi sosial dengan lingkungan
sekitarnya, baik berbentuk kelompok formal, informal, maupun individu yang lain.
Individu cenderung berserikat dengan latar belakang yang sama, bisa karena
faktor minat, keinginan, hobi, tujuan, dan kesamaan kebutuhan. Ada keuntungan
apabila individu bergabung dalam serikat pekerja. Dalam kelompok ini, seorang
karyawan akan terakomodasi kebutuhan sosialnya dengan orang lain dimana
serikat pekerja akan melindungi kepentingan yang sifatnya individu.
2. adanya peluang untuk kepemimpinan
Aspirasi karyawan nonmajerial terhadap kepimimpinan biasanya terwujud dalal
wadah serikat pekerja. Karena kadang-kadang kesempatan untuk peran
kepemimpinan sangat terbatas dan hanya kesempatan untuk peran kepemimpin
sangat terbatas dan hanya karyawan manajerial saja yang mendapatkan posisi
tersebut. Maka dengan adanya serikat pekerja, karyawan yang mempunyai jiwa
pemimpin dan tidak dapat terwakili dalam jajaran manajemen akan
terakomodasi sdalam serikat pekerja. Dalam serikat pekerja juga tterdapat
hierarki atau tingkatan –tingkatan. Manajemen aka memerhatikan aspirasi
semua karyawan dari pemimpin serikat pekerja dan biasanya manajemen
melakukan promosi karyawan da karyawan yag diambil dari pimpinan serikat
pekerja.
3. tekanan dari lingkungan
banyak karyawan yang bergabung denga serikat pekerja karean faktor paksaan
atau tekanan dari teman dan kondisi sekitar. Hal ini karena didalam serikat
pekerja terdapat kontrak keterikatan akan pekerjaan mereka. Adanya tekanan
sosial yang begitu kuat mampu memaksa seseorang untuk ikut beergabung.
4. ketidakpuasan dalam manajemen.
Setiap pekerjaan memiliki resiko terhadap ketidakpuasan. Mungkin dari faktor
kompensasi, sistem gaji yang lebih rendah pada karyawan baru, sistem
manajemebn, dan keselamatan kerja. Organisasi memandang permasalahan
yang dihada[i oleh karyawan dapat diatasi dalam serikat pekerja.
B. TUJUAN SERIKAT PEKERJA
Serikat pekerja memiliki beberapa tujuan, diantaranya:
1. Keselamatan serikat pekerja
Tujuan adanya keselamatan serikat pekerja adalah untuk menjamin bahwa
serikat pekerja akan terus berlanjutt dan melaksanakan fungdi-fungsinya. Serikat
pekerja ingin menghindari ketegangan dengan manajemen bila terjadi konflik.
Denga demikian, serikat pekerja merasa perlu menarik karyawan lain yang
belum bergabung untuk keamanan finansial karyawan itu sendiri.
2. Keselamatan pekerja
Keselamatan pekerja merupakan salah satu tujuan utama karyawan. Tanpa
keselamatan pekerja, tuntutan serikat pekerja akan gaji yang lebih besar tidak
akan berarti. Keselamatan pekerja biasanya beerbentuk dua aspek
perlindungan, aspek perlindungan finansial selama PHK da aspek perlindungan
dari perlakuan yang tidak adil pada pekerjaan. Untuk perlindungan terhadap
PHK, karyawan memiliki perjanjian kerja dimana didalamnya terdapat tunjangan-
tunjangan pengangguran tambahan, uang pasongan, dal lain-lain. Perlindungan
utama terhadap perlakuan yang tidak adil adalah melalui hak istimewa senioritas.
Biasanya karyawan lain menganggap bahwa pengambilan keputusan yang
diambil oleh senior adalah sah dan adil.
3. Wadah aktivitas-aktivitas
Sebagai bentuk organisasi yang dikelola oleh karyawan sendiri, serikat pekerja
merupakan temapat berkumpul, berkonsultasi dari bermacam-macam keluhan
karyawan, perbedaan keingninan, perbedaan kebutuhan, masalah, dan lain-lain
sehingga semua permasalahan karyawan dapat dicari jlan keluarnya. Disamping
itu, serikat pekerja merupakan wadah kegiatan karyawan sebagai bentuk
manifestasi sosilanya dengan orang lain.
4. Peningkatan kesejahteraan pekerja
Manajemen akan mengetahui aspirtasi karyawan dari keberadaan serikat
pekerja ini. Beberapa masalah yang sulit dipecahkan akan menjadi bahasan dari
manajemen untuk ditindaklanjuti dan dicari jalan keluarnya. Tuntutan karyawan
yang terpendam tentang upah yang lebih tinggi akan terus ada seiring dengan
kebutuhan hidup yang meningkat.

5. Peningkatan kondisi kerja


Perbaikan kondisi kerja telah menjadi perhatian penting bagi serikat pekerja.
Serikat pekerja akan menggunakan jalan perundingan untuk mengajukan
program K3, hari kerja yang lebih pendek, kewajiban yang lembur lebih sedikit,
jam istirahat yang panjang dan lain-lain.
6. kewajaran dan keadilan
Misi serikat pekerja adalah perlakuan yang adil dan wajar. Tanpa serikat pekerja
yang terorganisasi, pemimpin serikat pekerja merasa bahwa manajemen akan
memberikan atau menyembunyikan hak dan tunjangan khusus kepada
karyawan-karyawan tertentu. Maka dari itu, biasanya pemimpin serikat pekerja
akan berusaha melakukan negoisasi dengan pihak manajemen untuk
memberikan fasilitas dan upah yang layak dan wajar.

C. JENIS-JENIS SERIKAT PEKERJA


Ada 3 jenis serikat pekerja:
1. Craft unions
Craft unions adalah serikat pekerja yang anggotanya terrdiri dari sekelompok
karyawan dengan latar belakang keterampilan sama.
2. Industrial Unions
Industrial unions adalah serikat pekerja yang dibentuk atas dasar kesamaan
lokasi pekerjaan. Bentuk ini terdiri dari sekelompok karyawan yang memiliki
ketermapilan maupun yang tidak mempunyai keterampilan dengan
mengabaikan sifat pekerjaan mereka.
3. Mixed Unions
Mixed unions adalah merupakan serikat pekerja dimana didalamnya terdapat
karyawan yang mempunyai keterampilan, dan setengah keterampilan dari lokasi
tertentu, tidak memandang dari industri mana. Bentuk serikat pekerja ini
mengombinasikan craft unions dan industrical unions.
D. PERUNDINGAN KOLEKTIF
Perundingan kolektif ( kolektive bargainig) adalah suatu prosses dimana para
wakil ( representative) dua kelompok bertemu dan mempunyai tujuan
merundingkan (negoisasi) suatu kontrak perjanjian yang mengatur kedua belah
pihak di waktu mendatang. Dalam hubungan serikat pekerja- manajemen,
perundingan kolektif merupakan proses negoisasi antara pihak karyawan yang
diwakili oleh serikat pekerja dngan pihak manajemen untuk menetapkan syarat-
syarat hubungan kerja.
Ada dua jenis perundingan kolektif antara karyawan dan manajemen:
1. Tradisional
Adalah tentang distribusi benefits, yaitu pengupahan, kondisi,kerja, promosi,
PHK, hak-hak manajemen, da seterusnya.
2. Integratif
Jenis perundingan yang jarang terjadi adalah perundingan yang bersifat
integratif. Hal ini terkait dengan bermacam-macam mamasalh kepentingan
timbal balik antara kedua pihak yang lebih besar, terutama usaha
menyelesaikan masalah atau mendamaikan permasalahan yang terjadi. Banyak
opini yang dilontarkan tentatang permaslahan yang dilontarkan tentang
perundingan integratif yang sesuai dengan pengalokasian berbagai sumber
daya dan beban kerja. Perencanaan pkerjaan yang menarik pelkaksanaan
pengendalian karyawan lebih besar selama kerja dan bidang umum dikenal
sebagai “ kualitas kehidupan kerja” meskipun demikian, dalam aplikasinya, jenis
perundingan integratif sebaiknya digunakan untuk menentukan jam kerja,
penggajian, kompensasi tambahan, promosi, dan keamanan kerja. Bila jenis
integratif dipakai maka setiap tim harus memandang tim yang lain sebagai pihak
yang dapat bekerja sama dan dapat dipercaya.. kedua pihak harus memegan
komitmen terhadap posisis tertentu selama pergantian informasi dan
pembahasan permasalahan serta perasaan. Karena perundingan tradisional
sejauh ini merupakan jenis yang paling umum.
E. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERUNDINGAN
KOLEKTIF
Ada beberapa unsur yang perlu diperhatikan dalam perundingan kolektif yang
akan memengaruhi sikap, proses dan hasil perundingan, di antaranya:
1) Cakupan perundingan
Yaitu banyaknya karyawan yang akan terkena hasil pperundingan atau
perjanjian kerja. Apakah berlaku untuik para karyawan dalam suatu departemen,
divisi, perusahaan, atau seluruh karyawan dalam suatu industri.

2) Tekanan-tekanan perundingan serikat pekerja


Serikat pekerja juga mempunyai beberapa strategi dan taktik tertentu yang
digunakan untuk memaksakan kelonggaran yang lebih besar, seperti taktik
tawar –menawar atau “ perdagangan sapi” . ada tiga jenis tekanan yang lebih
kuat yang kadang- kadang diandalkan serikat pekerja, yaitu pemogokan,
picketing, dan boikot.
3) Peranan pekerja
Kedua belah pihak, seriakt pekekrja dan manajemen banyak mengacu pada
keberpihakan pemerintah untuk menyelesaikan atau melakukan intrvensi ini
paling tidak dilakukan dengan menerapkan undang-undang dan peraturan
dibidang perbururhan.
4) Kesediaan organisasi
Kesediaan manajemen untuki berunding secara terbuka dengan serikat pekerja
ditentukan oleh kemampuan atau kekuatan orgnaisasi, filsafat kepemimpinan,
gaya manajemen, dan kemungkinan pemakaian pealatan pemaksaan ( misal
pemecatan, skorsing,demosi, dan sebagainya.

You might also like