You are on page 1of 27

BATANG

MAGNET
OLEH:

IWAN SEPTIAWAN

G1B008026

LABORATORIUM FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

1
UNIVERSITAS MATARAM

2010

BAB I. PENDAHULUAN

Latar Belakang
kita mengetahui bahwa Sebuah magnet akan dapat menarik benda-benda yang terbuat
dari besi. Semua magnet, bentuk batang atau tapal kuda memiliki dua ujung atau mata,yang
disebut kutub, dimana efek magnet paling kuat. Jika dua magnet didekatkan, masing-masing
akan memberikan gaya pada yang lainnya. Gaya tersebut bisa tarik-menarik atau tolak-
menolak dan dapat dirasakan bahkan saat magnet-magnet tersebut tidak bersentuhan.
Kemagnetan mempunyai sifat yaitu mampu menarik besi. Daerah pada magnet yang
mempunyai kekuatan menarik besi terbesar yaitu pada daerah yang terletak diujung-ujung
magnet dan disebut kutub magnet. Pada setiap magnet selalu ada dua kutub yaitu kutub utara
dan kutub selatan.
Bila sebuah magnet batang dipotong ditengah menjadi dua bagian, maka akan terjadi kutub-
kutub baru dengan polaritas yang berlawanan pada kedua ujung potongan. Setiap seperdua
magnet batang itu memiliki sebuah kutub utara dan sebuah kutub selatan. Jadi setiap magnet
yang dipotong dua akan menghasilkan dua magnet baru yang lebih kecil. Bagian terkecil
sekalipun yang telah dipotong akan bersifat magnet. Bagian-bagian magnet kecil yang
menyusun sebuah magnet disebut magnet elementer. Semua bahan magnetik seperti besi atau
baja tersusun dari magnet-magnet elementer juga. Dalam besi atau baja yang bersifat magnet
terletak magnet-magnet elementer yang tidak teratur (berarah secara acak) dan arahnya
membentuk hubungan tertutup. Sehingga tidak memberikan pengaruh magnetik keluar. Arah-
arah magnet elementer dapat diubah menjadi teratur dengan jalan mendekatkan magnet tetap
pada bahan magnetik atau dengan jalan menggosokkan kutub magnet tetap pada bahan fero
magnetik dalam satu arah secara terus menerus. Tetapi yang lazim digunakan adalah dengan
cara melilitkan kumparan berarus bahan magnetik sehingga bahan tersebut menjadi magnet.
Bila pada besi atau baja itu didekatkan dengan sebuah magnet atau lilitan kumparan berarus,
maka sebagian atau seluruh magnet-magnet elementer arahnya menjadi teratur. Magnet-
magnet elementer mengarahkan diri sedemikian rupa, sehingga kutub utara dan kutub selatan
masing-masing magnet elementer menghadap kearah yang sama dan akhirnya besi atau baja
itu akan menjadi magnet. Kemagnetan menyebabkan semua magnet elementer mengarahkan
diri sehingga membentuk kutub utara dan kutub selatan pada satu arah yang sama. Semakin
banyak magnet-magnet elementer yang mengarahkan diri didalam bahan magnetik, maka
semakin kuat pengaruh magnetiknya.

Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh jarak pada sebuah batang magnet terhadap kuat medannya?
2. Berapa besar kuat medan magnet pada sebuah atau 2 buah batang magnet pada jarak
tertentu?
3. Bagaimana pengaruh perbedaan atau kesamaan kutub-kutub magnet terhadap besar kuat
medannya pada jarak tertentu?

2
Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh perubahan jarak pada sebuah batang magnet terhadap kuat
medannya.
2. Untuk menentukan besar kuat medan magnet pada sebuah atau 2 buah batang magnet
pada jarak tertentu.
3. Untuk mengetahui pengaruh perbedaan atau kesamaan kutub-kutub magnet terhadap besar
kuat medannya pada jarak tertentu.

B. DASAR TEORI

Suatu bahan disebut magnet apabila mempunyai dua karakteristik yaitu :


a. Efek gaya (magnet dapat menarik besi). Magnet batang yang dicelupkan kedalam serbuk
besi akan menarik sejumlah serbuk tersebut. Sebagian besar serbuk besi akan menempel pada
kedua ujung magnet batang, sedangkan pada bagian tengah magnet batang hampir tidak ada
yang menempel. Ujung-ujung magnet batang yang paling banyak menarik serbuk besi
dinamakan kutub magnet. Jadi bagian magnet yang gaya tariknya paling besar adalah kutub-
kutub magnet. Bila dua buah magnet didekatkan maka kutub magnet yang senama akan tolak
menolak dan sebaliknya bila kutub magnet yang tidak senama didekatkan akan tarik menarik
(Halliday. 1985 : 267).

b. Efek pengarahan (jika dapat bergerak bebas, magnet akan mengarah ke utara dan selatan).
Efek pengarahan banyak dimanfaatkan dalam pembuatan kompas yang banyak digunakan
untuk navigasi dalam pelayaran atau lainnya. Dikarenakan bumi merupakan sebuah magnet
raksasa, maka jarum kompas dapat berputar bebas dan selalu mengambil posisi menunjukkan
kearah utara dan selatan. Jadi setiap magnet memiliki satu kutub utara dan satu kutub selatan
yang disebabkan oleh efek pengarahannya.

Macam-macam Magnet.
Berdasarkan sifat kemagnetannya magnet dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :
a. Magnet permanen. Magnet permanen adalah suatu bahan yang dapat menghasilkan medan
magnet yang besarnya tetap tanpa adanya pengaruh dari luar atau disebut magnet alam karena
memiliki sifat kemagnetan yang tetap. Magnet permanen dibuat orang dalam berbagai bentuk
dan dapat dibedakan menurut bentuknya menjadi :
- Magnet batang
- Magnet ladam (sepatu kuda)
3
- Magnet jarum
- Magnet silinder
- Magnet lingkaran
b. Magnet remanen.
Magnet remanen adalah suatu bahan yang hanya dapat menghasilkan medan magnet yang
bersifat sementara. Medan magnet remanen dihasilkan dengan cara mengalirkan arus listrik
atau digosok-gosokkan dengan magnet alam. Bila dialiri arus listrik, besarnya medan magnet
yang dihasilkan tergantung pada besar arus listrik yang dialirkan. Medan magnet remanen yang
digunakan dalam praktek kebanyakan dihasilkan oleh arus dalam kumparan yang berinti besi.
Agar medan magnet yang dihasilkan cukup kuat, kumparan diisi dengan besi atau bahan
sejenis besi dan sistem ini dinamakan elektromagnet. Keuntungan elektromagnet adalah bahwa
kemagnetannya dapat dibuat sangat kuat, tergantung dengan arus yang dialirkan. Dan
kemagnetannya dapat dihilangkan dengan memutuskan arus listriknya.

Bentuk medan magnetik di sekitar magnet batang dapat dilukiskan dengan garis-garis khayal yang kita
sebut garis-garis gaya.  Garis-garis gaya dengan tanda anak panah menampilkan medan magnetik dari
magnet batang.  Kita definisikan arah medan magnetik ini pada titik mana saja sebagai arah gaya yang
akan dialami oleh sebuah kutub utara yang diletakkan pada titik tersebut.

Jika kita amati garis-garis gaya pada gambar di atas kita akan mendapatkan tiga buah aturan tentang
garis=garis gaya magnetik : (1).  garis-garis gaya magnetik tidak pernah berpotongan (2).  garis-garis
4
gaya magnetik selalu keluar dari kutub utara dan masuk ke kutub selatan (3).  tempat dengan garis-garis
gaya rapat menyatakan medan magnetik kuat, sebaliknya tempat dengan garis-garis gaya renggang
menyatakan medan magnetik lemah.

Medan Magnetik di sekitar penghantar berarus listrik.

Dari percobaan Oersted diperoleh dua kesimpulan : (1).  di sekitar penghantar berarus listrik terdapat
medan magnetik (2).  arah gaya magnetik bergantung pada arah arus listrik yang mengalir dalam

penghantar. Keterangan : (a) Kawat ketika belum


dialiri arus listrik, jarum kompas berimpit dengan kawat. (b) Kawat dialiri arus listrik ke arah selatan
maka jarum kompas akan menyimpang ke arah timur (c) Kawat dialiri arus listrik ke arah utara maka
jarum kompas akan menyimpang ke arah barat. Percobaan di atas membuktikan bahwa ketika kawat
dialiri arus maka akan ada medan magnet yang timbul di sekitar kawat, hal ini bisa dibuktikan dengan
menyimpangnya jarum kompas. Arah medan magnet yang ditimbulkan dapat ditentukan dengan
menggunakan aturan tangan kanan. Ibu jari menunjukkan arah arus listrik (I) dan keempat jari
menunjukkan arah medan magnet (B). Menentukan arah medan magnetik di sekitar penghantar lurus
berarus. Arah medan magnetik dapat dengan mudah divisualkan oleh kaidah tangan kanan : Bila kita
menggenggam penghantar lurus dengan tangan kanan sedemikian sehingga ibu jari menunjukkan arah
arus listrik, maka lipatan keempat jari lainnya menyatakan arah putaran garis-garis gaya magnetik.

5
Bentuk Medan magnetik di sekitar penghantar melingkar (fisika Dasar 2,1999:164-167).

Bentuk medan magnetik di sekitar penghantar melingkar berarus ditunjukkan  pada gambar di bawah ini.

Medan Magnetik di sekitar kumparan berarus

Gambar di bawah ini menunjukkan sebuah kumparan (solenoide) berarus, yang dapat kita anggap sebagai
sejumlah kawat melingkar (loo) yang terbentang sepanjang sumbu loop. Perhatikan setiap bagian dari
setiap loop menyumbang ke medan magnetik melalui pusat kumparan.  Karena itu, medan magnetik di
dalam sebuah kumparan jauh lebih kuat daripada medan magnetik di dekat seutas kawat lurus panjang
atau di dekat sebuah loop kawat.  Dari gambar di bawah ini juga tampak bahwa medan magnetik di luar
kumparan mirip dengan medan magnetik yang dihasilkan oleh sebuah magnet batang.  Dengan demikian
ujung-ujung kumparan akan berlaku sebagai kutub utara  selatan.  Kutub utara sebuah kumparan dengan
mudah ditentukan dengan menggunakan kaidah tangan

Dasar dari metode magnetik adalah gaya Coulomb antara dua kutub magnetik m1 dan m 2
(e.m.u) yang berjarak r (cm) dalam bentuk

m1 m2
F r (dyne) (3.1)
0 r 2

Konstanta o adalah permeabilitas medium dalam ruang hampa, tidak berdimensi dan berharga
satu (Telford, 1976), yang besarnya dalam SI adalah 4 x 10-7 newton/ampere 2

6
III.1. 2. Momen Magnetik

Bila terdapat dua buah kutub magnet yang berlawanan +m dan –m terpisah sejauh l, maka

besarnya momen magnetiknya (M ) adalah


M  mlrˆ (3.2)


dengan M adalah sebuah vektor dalam arah vektor unit r̂ berarah dari kutub negatif ke kutub positif.
Arah momen magnetik dari atom bahan non magnetik adalah acak sehingga momen magnetik
resultannya menjadi nol. Sebaliknya di dalam bahan-bahan magnetik, arah momen magnetik atom-atom
bahan itu teratur sehingga momen magnetik resultan tidak nol.

Gambar III.1 Arah momen magnetik bahan non magnetik

Gambar III.2 Arah momen magnetik bahan magnetik

momen magnet mempunyai satuan dalam cgs adalah gauss.cm 3 atau emu dan dalam SI mempunyai
satuan A. m2

(griffits,1985:289-292).

III.1. 3. Kuat Medan Magnetik


Kuat medan magnet (H ) pada suatu titik yang berjarak r dari m1 didefinisikan sebagai gaya
persatuan kuat kutub magnet, dapat dituliskan sebagai:


 F m 
H  1 2 r (oersted) (3.3)
m2  0 r

7

dengan r adalah jarak titik pengukuran dari m. H mempunyai satuan A/m dalam SI sedangkan dalam

cgs H mempunyai satuan oersted (http//:medanmagnet.com).

III. 1. 4. Intensitas Kemagnetan

Sejumlah benda-benda magnet dapat dipandang sebagai sekumpulan benda magnetik. Apabila
benda magnet tersebut diletakkan dalam medan luar, benda tersebut menjadi termagnetisasi karena
induksi. Dengan demikian, intensitas kemagnetan dapat didefinisikan sebagai tingkat kemampuan
menyearahkan momen-momen magnetik dalam medan magnetik luar dapat juga dinyatakan sebagai
momen magnetik persatuan volume.


 M mlrˆ
I  
V V (3.4)

Satuan magnetisasi dalam cgs adalah gauss atau emu. Cm-3 dan dalam SI adalah Am-1.

III. 1. 5. Suseptibilitas Kemagnetan

Tingkat suatu benda magnetik untuk mampu dimagnetisasi ditentukan oleh suseptibilitas
kemagnetan k, yang dituliskan sebagai

 
I  kH (3.5)

Besaran ini adalah parameter dasar yang dipergunakan dalam metode magnetik. Harga k pada batuan
semakin besar apabila dalam batuan tersebut semakin banyak dijumpai mineral-mineral yang bersifat
magnetik.

III. 1. 6. Induksi Magnetik

8

Suatu bahan magnetik yang diletakkan dalam medan luar H akan menghasilkan medan

tersendiri H ' yang menigkatkan nilai total medan magnetik bahan tersebut. Induksi magnetik yang
didefinisikan sebagai medan total bahan ditulis sebagai:

  
B  H  H' (3.6)

  
Hubungan medan sekunder H '  4M , satuan B dalam cgs adalah gauss, sedangkan dalam
geofisika eksplorasi dipakai satuan gamma (g) dan dalam SI adalah tesla (T) atau nanoTesla (nT)

III. 1. 7. Potensial magnetostatik

Potensial magnetostatik didefinisikan sebagai tenaga yang diperlukan untuk memindahkan satu
satuan kutub magnet dari titik tak terhingga ke suatu titik tertentu dan dapat didefinisikan sebagai

r

A( r )    H ( r ) dr
 (3.7)

Untuk benda tiga dimensi, material di dalamnya memberikan sumbangan momen magnetik per

satuan volume M (r ) . Jadi potensialnya adalah hasil integral sumbangan momen dwi kutub per satuan
volume dan dapat dituliskan sebagai :

 1
A( ro )    M ( r ) dV
ro  r
  1
A( ro )   M
 r
r o  r
dV (3.8)

Dan medan magnet benda sebagai penyebab timbulnya anomali dapat dituliskan sebagai :

 1
H ( r )    M (r ) dV
r
ro  r (3.9)

(www.wikipedia/org/kuatmedanmagnet)

III. 1. 8. Medan magnet Bumi

9
Pada tahun 1893 Gauss pertama kali melakukan analisa harmonik dari medan magnetik bumi
untuk mengamati sifat-sifatnya. Analisa selanjutnya yang dilakukan oleh para ahli mengacu pada
kesimpulan umum yang dibuat oleh Gauss yaitu :

1) Intensitas medan magnetik bumi hampir seluruhnya berasal dari dalam bumi
2) Medan yang teramati di permukaan bumi dapat didekati dengan persamaan harmonik yang
pertama yang berhubungan dengan potensial dwikutub di pusat bumi. Dwi kutub Gauss ini
mempunyai kemiringan 11.5o terhadap sumbu geografi.
Medan magnet bumi terkarakterisasi oleh parameter fisis atau disebut juga elemen medan
magnet bumi (gambar III.3), yang dapat diukur yaitu meliputi arah dan intensitas kemagnetannya.
Parameter fisis tersebut meliputi :

Deklinasi (D), yaitu sudut antara utara magnetik dengan komponen horizontal yang dihitung dari
utara menuju timur

Inklinasi(I), yaitu sudut antara medan magnetik total dengan bidang horizontal yang dihitung
dari bidang horizontal menuju bidang vertikal ke bawah.

Intensitas Horizontal ( B H ), yaitu besar dari medan magnetik total pada bidang horizontal.

Medan magnetik total (B), yaitu besar dari vektor medan magnetik total.

Gambar III.3 Elemen medan magnet bumi

10
Medan magnet utama bumi berubah terhadap waktu. Untuk menyeragamkan nilai-nilai medan
utama magnet bumi, dibuat standar nilai yang disebut International Geomagnetics Reference Field
(IGRF) yang diperbaharui setiap 5 tahun sekali. Nilai-nilai IGRF tersebut diperoleh dari hasil pengukuran
rata-rata pada daerah luasan sekitar 1 juta km 2 yang dilakukan dalam waktu satu tahun.

Medan magnet bumi terdiri dari 3 bagian :

1. Medan magnet utama (main field)


Medan magnet utama dapat didefinisikan sebagai medan rata-rata hasil pengukuran dalam

jangka waktu yang cukup lama mencakup daerah dengan luas lebih dari 106 km2..

2. Medan magnet luar (external field)


Pengaruh medan magnet luar berasal dari pengaruh luar bumi yang merupakan hasil ionisasi
di atmosfer yang ditimbulkan oleh sinar ultraviolet dari matahari. Karena sumber medan luar ini
berhubungan dengan arus listrik yang mengalir dalam lapisan terionisasi di atmosfer, maka
perubahan medan ini terhadap waktu jauh lebih cepat.

3. Medan magnet anomali


Medan magnet anomali sering juga disebut medan magnet lokal (crustal field). Medan
magnet ini dihasilkan oleh batuan yang mengandung mineral bermagnet seperti magnetite (
Fe 7 S 8 ), titanomagnetite ( Fe 2Ti O4 ) dan lain-lain yang berada di kerak bumi.

Dalam survei dengan metode magnetik yang menjadi target dari pengukuran adalah variasi
medan magnetik yang terukur di permukaan (anomali magnetik). Secara garis besar anomali medan
magnetik disebabkan oleh medan magnetik remanen dan medan magnetik induksi. Medan magnet
remanen mempunyai peranan yang besar terhadap magnetisasi batuan yaitu pada besar dan arah
medan magnetiknya serta berkaitan dengan peristiwa kemagnetan sebelumnya sehingga sangat
rumit untuk diamati. Anomali yang diperoleh dari survei merupakan hasil gabungan medan
magnetik remanen dan induksi, bila arah medan magnet remanen sama dengan arah medan magnet
induksi maka anomalinya bertambah besar. Demikian pula sebaliknya. Dalam survei magnetik, efek
medan remanen akan diabaikan apabila anomali medan magnetik kurang dari 25 % medan magnet
utama bumi (Telford, 1976), sehingga dalam pengukuran medan magnet berlaku :

11
   
HT  H M  H L  H A

(3.10)


dengan : H T : medan magnet total bumi


H M : medan magnet utama bumi


H L : medan magnet luar


H A : medan magnet anomali

Berdasarkan faktor-faktor penyebabnya perubahan medan magnetik bumi dapat terjadi antara
lain:

1. Variasi sekuler
Variasi sekuler adalah variasi medan bumi yang berasal dari variasi medan magnetik utama
bumi, sebagai akibat dari perubahan posisi kutub magnetik bumi. Pengaruh variasi sekuler telah
diantisipasi dengan cara memperbarui dan menetapkan nilai intensitas medan magnetik utama
bumi yang dikenal dengan IGRF setiap lima tahun sekali.

2. Variasi harian
Variasi harian adalah variasi medan magnetik bumi yang sebagian besar bersumber dari
medan magnet luar. Medan magnet luar berasal dari perputaran arus listrik di dalam lapisan
ionosfer yang bersumber dari partikel-partikel terionisasi oleh radiasi matahari sehingga
menghasilkan fluktasi arus yang dapat menjadi sumber medan magnet. Jangkauan variasi ini hingga
mencapai 30 gamma dengan perioda 24 jam. Selain itu juga terdapat variasi yang amplitudonya
berkisar 2 gamma dengan perioda 25 jam. Variasi ini diasosiasikan dengan interaksi ionosfer bulan
yang dikenal dengan variasi harian bulan (Telford, 1976).

3. Badai Magnetik
Badai magnetik adalah gangguan yang bersifat sementara dalam medan magnetik bumi
dengan magnetik sekitar 1000 gamma. Faktor penyebabnya diasosiasikan dengan aurora. Meskipun
periodanya acak tetapi kejadian ini sering muncul dalam interval sekitar 27 hari, yaitu suatu periode

12
yang berhubungan dengan aktivitas sunspot (Telford, 1976). Badai magnetik secara langsung dapat
mengacaukan hasil pengamatan (Halliday,1985:299-305).

C. METODELOGI
ALAT dan BAHAN :

ALAT:

 Hall Effect ( 1 buah )


 Batang probe ( 1 buah )
 Mistar Kayu ( 1 buah )

BAHAN:
 Batang Magnet ( 2 buah )
UKURAN MAGNET:
PANJANG = 7,5 CM
LEBAR = 1,5 CM
TINGGI = 1 CM

Langkah Percobaan
-percobaan 1:
1. Dirangkai alat dan bahan seperti gambar rancangan percobaan dan mengkalibrasinya.
2. Diatur posisi probe dan batang magnet pada 1 sumbu sejajar.
3. Diatur jarak probe dan batang magnet pada mistar (d)

13
4. Dicatat hasil pengukuran pada tabel.
5. Diulangi langkah diatas untuk jarak dan kutub magnet yang berbeda.

-percobaan 2:
1. Diulangi langkah no 1.
2. Diatur posisi probe dan mistar diantara 2 batang magnet secara tegak lurus

3. Diatur jarak probe dan 2 batang magnet pada mistar (d)


4. Dicatat hasil pengukuran pada tabel.
5. Diulangi langkah diatas untuk jarak berbeda dan kutub magnet yang sama (saling berhadapan) dan
kutub yang berlawanan (saling berhadapan pula).

14
-percobaan 3:
1. Diulangi langkah no 1.
2. Diatur posisi probe dan 2 batang magnet saling bertumpuk diatas mistar pada 1 sumbu sejajar.
3. Diatur jarak probe dan 2 batang magnet pada mistar (d)
4. Dicatat hasil pengukuran pada tabel.
5. Diulangi langkah diatas untuk jarak yang berbeda dan kutub magnet yang sama serta kutub yang
berlawanan .

Hasil Percobaan
-Percobaan 1:
( Dengan jarak probe dari kutub magnet mulai 0 cm sampai “n” cm ).

15
Medan Magnet di Medan Magnet
JARAK KUTUB UTARA KUTUB SELATAN
(mT) (mT)

21
0 cm 0
(Dengan Range x 10)

1 cm 0 6,5
2 cm 0 2,2
3 cm 0 0,7
4 cm 0 0,2
5 cm 0 0
6 cm 0 0
7 cm 0 0
8 cm 0 0
9 cm 0 0

-Percobaan 2 :
Seperti gambar berikut :

Kuat Medan Batang Magnet antara kutub


JARAK (cm) Selatan – Selatan
Utara – Utara (mT)
(mT)

0 0
1 0 0
2 0 1,9
3 0 1,5
4 0 1
5 0 0,5

16
0,4
6 0 0,1
7 0 0
8 0 0
9 0 0

-Percobaan 3:

Gambar disusun bertumpuk sebagai berikut :

S N

S N

( Dan Dengan arah kutub yg berlawanan )

JARAK Kuat Medan Magnet Kuat Medan Magnet Kuat Medan Magnet
(cm) kutub ( S-S ) kutub ( N-N ) kutub ( S-N )

20 mT (Dengan
Range x 10)
45 mT (Dengan
0 12 mT (Dengan 0
Range x 10)
1 Range x 10) 0
0
2 5 mT (Dengan Range 0
0
3 x 10) 0
0
1 mT (Dengan Range
x 10)

4 1 mT 0 0
5 0,5 mT 0 0
6 0,2 mT 0 0
7 0 0 0
8 0 0 0
9 0 0 0

17
D. PENGOLAHAN DATA
Menentukan medan magnet rata-rata

 Pada satu magnet batang :

Medan magnet rata-rata ( kutub selatan magnet batang )


  = 21  6,5  2,2  0,7  0,2  0  0  0  0  0  3,06mT  3,06  10 3

 10

 Pada dua magnet batang ( dua kutub yang sejenis dihadapkan )

Medan magnet rata-rata ( antara kutub selatan dan kutub selatan magnet )


  = 0  1,9  1,5  1  0,5  0,4  0,1  0  0  0  0,54mT  5,4  10 4

 10

 B 1- B(rata2)= 21 – (0,00306) = 20,997

 B 2- B(rata2)= 6,5 – (0,00306) = 6,497

 B3 - B(rata2)= 2,2 – (0,00306) = 2,196

 B4 - B(rata2)= 0,7 – (0,00306) = 0,697

 B5 - B(rata2)= 0,2– (0,00306) = 0,197

 B6 - B(rata2)= 0 – (0,00306) = -0,00306

 B7 - B(rata2)= 0 – (0,00306) = -0,00306

 B 8- B(rata2)= 0 – (0,00306) = -0,00306

 B 9- B(rata2)= 0 – (0,00306) = -0,00306

 B 10- B(rata2)= 0 – (0,00306) = -0,00306 +

   B 
2
 30,57

Standar Deviasi : SD   (  ) 2


30,57
 3.397  1,843
n 1 10  1

 Pada dua magnet batang ( dua kutub yg tak sejenis dan sejenis ditempelkan)

18
Medan magnet rata-rata untuk kutub (selatan-selatan ):

B
 B  20  12  5  1  1  0,5  0,2  3,97mT
N 10

Medan magnet rata-rata untuk kutub (selatan-utara ):

B
 B  45mT  4,5mT
N 10

Standar deviasi : (selatan-selatan)

 B 1- B(rata2)= 20 – 3,97 = 16,03

 B 2- B(rata2)= 12– 3,97= 8,03

 B3 - B(rata2)= 5– 3,97= 1,03

 B4 - B(rata2)= 1– 3,97= -2,97

 B5 - B(rata2)= 1– 3,97= -2,97

 B6 - B(rata2)= 0,5– 3,97= -3,47

 B7 - B(rata2)= 0,2– 3,97= -3,77

 B 8- B(rata2)= 0 – 3,97= -3,97

 B 9- B(rata2)= 0 – 3,97= -3,97

 B 10- B(rata2)= 0 – 3,97= -3,97 +

   B 
2
  3,97 mT

SD   (   ) 2


3,97
 0.441  0,664
n 1 10  1

Standar deviasi : ( selatan utara )

 B 1- B(rata2)= 45 – 4,5 = 40,5

 B 2- B(rata2)= 0– 4,5 = – 4,5

 B3 - B(rata2)= 0– 4,5 = – 4,5


19
 B4 - B(rata2)= 0– 4,5 = – 4,5

 B5 - B(rata2)= 0– 4,5 = – 4,5

 B6 - B(rata2)= 0– 4,5 = – 4,5

 B7 - B(rata2)= 0– 4,5 = – 4,5

 B 8- B(rata2)= 0– 4,5 = – 4,5

 B 9- B(rata2)= 0– 4,5 = – 4,5

 B 10- B(rata2)= 0– 4,5 = – 4,5 +

   B 
2
  20,25mT

SD   (   ) 2


20,25
 2,25  1,5
n 1 10  1

1. MEDAN MAGNET PADA 1 BATANG MAGNET

jarak kutub utara kutub selatan


0 0 21
1 0 6.5
2 0 2.2
3 0 0.7
4 0 0.2
5 0 0
6 0 0
7 0 0
8 0 0
9 0 0

GRAFIK MEDAN MAGNET PADA 1 BATANG MAGNET

20
2. MEDAN MAGNET DIANTARA 2 BATANG MAGNET

jarak kutub utara kutub selatan


0 0 0
1 0 1.9
2 0 1.5
3 0 1
4 0 0.5
5 0 0.4
6 0 0.1
7 0 0
8 0 0
9 0 0

GRAFIK BESARNYA MEDAN MAGNET DIANTARA 2 BATANG MAGNET

21
3. MEDAN MAGNET PADA 2 BATANG MAGNET YANG DITUMPUKAN

Kutub utara-
jarak utara kutub selatan-selatan kutub selatan-utara
0 0 20 45
1 0 15 0
2 0 2 0
3 0 1 0
4 0 1 0
5 0 0.5 0
6 0 0.2 0
7 0 0 0
8 0 0 0
9 0 0 0

GRAFIK BESARNYA MEDAN MAGNET PADA 2 BATANG MAGNET YANG


DITUMPUKAN

22
2.PEMBAHASAN

Dalam praktikum fisika eksperimen kali ini adalah mengenai pengukuran


medan magnetic pada magnet batang. Dimana medan magnetic itu adalah daerah
disekitar gerakan muatan medan magnet yang berada pada setiap titik dimana
muatan yang bergerak mengalami gaya eksklusif pada beberapa gaya elektrostatik.
Besarnya medan magnet inipun mempunyai nilai yang berbeda pada tiap bagian
magnet, dimana nilai medan magnet yang paling besar itu dimiliki oleh ujung-
ujung magnet batang. Hal ini dikarenakan pada ujung-ujung magnet tersebut
tempat keluar masuknya garis-garis medan magnet atau yang dikenal dengan fluks
magnetnya. Pada praktikum ini terdapat beberapa rumusan masalah dimana hal ini
berkaitan dengan percobaan yang dilakukan dan keterkaitan factor eksternal dari
magnet itu sendiri seperti jarak dan energy-energi yang diberikan dari luar yang
perlu kita ketahui pengaruhnya terhadap besarnya medan magnet tsb. Untuk
perlakuan pertama pada percobaan batang magnet ini dimana sebuah batang
magnet diletakan sejajar pada sebuah mistar tujuannya adalah untuk mengetahui
besarnya medan magnet yang dihasilkan ketika sebuah batang probe ( probe

23
berfungsi sebagai pendeteksi besarnya medan magnet pada kutub-kutub magnet. )
didekatkan pada posisi tertentu dan perubahannya. Seberapa besar pengaruh
perubahan jarak terhadap besarnya medan magnet pada kutub utara dan selatan.
Ternyata diperoleh besarnya medan magnet untuk kutub utara pada batang magnet
adalah 0 terhadap setiap perubahan jaraknya. Sedangkan untuk besarnya medan
magnet pada kutub selatan berturut-turut pada perubahan jaraknya adalah
21( dengan range 10),6.5,2.7,0.7,0.2 dan 0. Kedua hal ini disebabkan karena pada
pengukuran dikutub utara batang magnet, muatan-muatan listrik yang berinteraksi
pada kutub utara batang magnet itu tidak terjadi melainkan diam,hal ini sesuai
dengan penemuan orstead yang mengemukakan hubungan antara listrik dan
magnet, sehingga hal inilah yang menyebabkan mengapa tidak ada medan magnet
yang terbaca untuk kutub utara batang magnet walau pada jarak terdekat pun.
Sedangkan untuk kutub selatannya mengapa medan magnet yang terbaca semakin
berkurang sembari dengan perubahan jarak probenya yang menjauhi kutub tersebut
diakibatkan karena pada kutub selatan magnet muatan-muatanya saling
berinteraksi atau bergerak,kebalikan dari kutub utara tadi. Dan hal ini juga sesuai
dengan pernyataan Ampere yang menyatakan bahwa magnet yang statis (diam)
terdiri dari muatan-muatan yang senantiasa bergerak. Dimana muatan-muatan ini
diibaratkan sebagai garis-garis khayal magnet dimana semakin banyak garis-garis
khayal yang dihasilkan maka semakin besar pula medan magnet yang ditimbulkan.
Perubahan jarak terjadi menyebabkan interaksi yang terjadi juga berubah, dimana
ketika probe dijauhkan interaksi antara muatan listrik dan magnetnya berkurang
atau semakin renggang yang menyebabkan besarnya medan magnet juga semakin
berkurang, dengan bahasa sederhana dapat dikatakan semakin jauh jarak probe dari
kutub magnet maka semakin kecil juga medan magnet yang dihasilkan. Untuk
perlakuan yang ke dua diperoleh hasil yang sama pada pengukuran medan magnet
dikutub utara batang magnet yaitu 0, walaupun perlakuan yang dilakukan berbeda
yakni dua buah kutub yang seragam saling berhadapan tetapi tetap saja untuk
kutub utara magnet ini tidak ada interaksi yang terjadi, sebaliknya pada kutub
selatan dihasilkan medan magnet yang mempunyai nilai dari 1.9,1.5,1,0.7 sampai
0. Mengapa diperoleh hal yang demikian karena alasan yang sama pada perlakuan
yang pertama untuk kutub selatan batang magnetnya. Dan untuk perlakuan yang
terakhir saat dua buah batang magnet ditempelkan jadi satu baik untuk kutub yang
seragam atau yang berlawanan. Dari data diperoleh bahwa besarnya medan magnet
untuk kutub yang seragam hanya ditemukan ketika kutub selatan saling di
24
tempelkan dan didekatkan dengan probenya dan besar medan magnetnya tersebut
berkurang seiring bertambahnya jarak yang dilakukan. Dan untuk kutub yang
berlawanan yaitu selatan dan utara hanya ditemukan besarnya medan magnet
ketika jarak yang diberikan adalah 0, dimana besarnya medan magnet tersebut
adalah 45 mT dan setelah diberi jarak adalah 0, hal ini dikarenakan keadaan
keduanya saling menyeimbangkan dimana interaksinya seimbang pada jarak sama
dengan 0 cm tetapi setelah diberi jarak medan magnetnya adalah 0.

3.KESIMPULAN

Dari hasil praktikum ini kami dapat simpulkan bahwa:

1. Besarnya medan magnet berbanding terbalik dengan jarak dari probe. Dimana
makin besar jarak probe ke batang magnet maka makin kecil medan magnet yang
dihasilkan.

2. diperoleh besarnya medan magnet untuk kutub utara yang terukur pada
percobaan 1 adalah 0, sedangkan besarnya medan magnet yang terukur pad kutub
selatan berturut-turut adalah 21( dengan range 10),6.5,2.7,0.7,0.2 dan 0.

3. besarnya medan magnet untuk kutub utara yang terukur pada percobaan 2 adalah
0,sedangkan untuk medan magnet pada kutub selatanya adalah dari 1.9,1.5,1,0.7
sampai 0.

4. besarnya medan magnet untuk kutub utara yang terukur pada percobaan 3 adalah
0,sedangkan untuk medan magnet pada kutub selatanya adalah 45 mT.

5. pada pengukuran dikutub utara batang magnet, muatan-muatan listrik yang


berinteraksi pada kutub utara batang magnet itu tidak terjadi melainkan diam,hal
ini sesuai dengan penemuan orstead yang mengemukakan hubungan antara listrik
dan magnet, sehingga hal inilah yang menyebabkan mengapa tidak ada medan
magnet yang terbaca untuk kutub utara batang magnet walau pada jarak terdekat
pun. Sedangkan untuk kutub selatannya mengapa medan magnet yang terbaca
semakin berkurang sembari dengan perubahan jarak probenya yang menjauhi
kutub tersebut diakibatkan karena pada kutub selatan magnet muatan-muatanya
saling berinteraksi atau bergerak,kebalikan dari kutub utara tadi. Dimana muatan-
25
muatan ini diibaratkan sebagai garis-garis khayal magnet dimana semakin banyak
garis-garis khayal yang dihasilkan maka semakin besar pula medan magnet yang
ditimbulkan. Perubahan jarak terjadi menyebabkan interaksi yang terjadi juga
berubah, dimana ketika probe dijauhkan interaksi antara muatan listrik dan
magnetnya berkurang atau semakin renggang yang menyebabkan besarnya medan
magnet juga semakin berkurang, dengan bahasa sederhana dapat dikatakan
semakin jauh jarak probe dari kutub magnet maka semakin kecil juga medan
magnet yang dihasilkan.

SARAN:

Diharapkan dalam pengambilan data experiment praktikum mendapat jadwal acara


yang sesuai guna menghindari adanya kelompok yang tidak dapat mengambil data
pada jam yang telah ditentukan .

DAFTAR PUSTAKA

College physics.1981.Schaum outline.jakarta.

Resnick,Halliday.1985.Fisika Jilid 2.jakarta: Erlangga.

Griffiths,David.1986.Introduction To Electrodynamics.New Jersey: Prentice-hall.

26
http//:www.medanmagnet.com

http//:www.wikipedia/org/kuatmedanmagnet

27

You might also like