You are on page 1of 7

Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Sikap Perawat

Dalam Meminimalkan Stress Akibat Hospitalisasi Pada


Anak Pra Sekolah
Posted on 27 Maret 2009 by grahacendikia

Hospitalisasi merupakan keadaan dimana orang sakit berada pada lingkungan rumah sakit
untuk mendapatkan pertolongan dalam perawatan atau pengobatan sehingga dapat mengatasi
atau meringankan penyakitnya. Tetapi pada umumnya hospitalisasi dapat menimbulkan
ketegangan dan ketakutan serta dapat menimbulkan gangguan emosi atau tingkah laku yang
mempengaruhi kesembuhan dan perjalanan penyakit anak selama dirawat di rumah sakit.
Stressor yang mempengaruhi permasalahan di atas timbul sebagai akibat dari dampak
perpisahan, kehilangan kontrol ( pembatasan aktivitas ), perlukaan tubuh dan nyeri, dimana
stressor tersebut tidak bisa diadaptasikan karena anak belum mampu menyesuaikan diri
dengan lingkungan baru dengan segala rutinitas dan ketidakadekuatan mekanisme koping
untuk menyelesaikan masalah sehingga timbul prilaku maladaptif dari anak.
Untuk mengurangi dampak rawat nginap di rumah sakit, peran perawat sangat berpengaruh
dalam mengurangi ketegangan anak. Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengurangi dampak
stress hospitalisasi antara lain : 1) Meminimalkan dampak perpisahan 2) Mengurangi
kehilangan kontrol, 3) Meminimalkan rasa takut terhadap perlukaan tubuh dan nyeri. Untuk
dapat mengambil sikap sesuai dengan peran perawat dalam usahanya meminimalkan stress
akibat hospitalisasi, perlu adanya pengetahuan sebelumnya tentang stress hospitalisasi,
karena keberhasilan suatu asuhan keperawatan sangat tergantung dari pemahaman dan
kesadaran mengenai makna yang terkandung dalam konsep-konsep keperawatan serta harus
memiliki pengetahuan , sikap dan keterampilan dalam menjalankan tugas sesuai dengan
perannya. Untuk itu, penelitian ini dibuat untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan
dan sikap perawat dalam meminimalkan stress akibat hospitalisasi pada anak pra sekolah

Kode file : K002


File skripsi ini meliputi :
a. Halaman depan
b. Bab I – V (pendahuluan – penutup) lengkap
c. Daftar Pustaka

Donasi: Rp. 35.000,- (word)

• Share this:
• Email
• Facebook

• StumbleUpon
• Print

Filed under: KEPERAWATAN


http://grahacendikia.wordpress.com/2009/03/27/hubungan-antara-pengetahuan-
dengan-sikap-perawat-dalam-meminimalkan-stress-akibat-hospitalisasi-pada-
anak-pra-sekolah/

Selasa, 25 Mei 2010


DAFTAR JUDUL PENELITIAN / SKRIPSI ILMU KEPERAWATAN DAN
KEBIDANAN

A. Pengaruh Teknik Relaksasi Bernafas Terhadap Respon Adaptasi Nyeri Pada Pasien
Inpartu kala I

Setiap tahun lebih dari 200 juta wanita hamil. Sebagian besar kehamilan berakhir dengan
kelahiran bayi hidup pada ibu yang sehat walaupun demikian, pada beberapa kasus kelahiran
bukanlah peristiwa membahagiakan tetapi menjadi suatu masa yang penuh dengan rasa nyeri,
rasa takut, penderitaan dan bahkan kematian.
Rasa nyeri pada persalinan dalam halini adalah nyeri kontraksi uterus yang dapat
mengakibatkan peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis, peruabahan tekanan darah,
denyut jantung, pernafasan dengan warna kulit dan apabila tidak segera diatas I maka akan
meningkatkan rasa khawatir, tegang, takut dan stress. Nyeri persalinan dapat mempengaruhi
kontraksi uterus melalui sekresi kadar katekolamia dan kartisol yang menaikkan dan
akibatnya mempengaruhi durasi persalinan. Nyeri juga dapat menyebabkan aktivitas uterus
yang tidak terkoordinasi yang akan mengakibatkan persalinan lama. Adapun nyeri persalinan
yang berat dan lama dapat mempengharuhi sverifikasi sirkulasi maupun metabolisme yang
harus segera diatasi karma dapat menyebabkan kematian gania.
Intervensi untuk mengurangi ketidaknyamanan atau nyeri selama persalinan yaitu intervensi
farmakologis nyeri non farmakologis perawat berperan besar dalam penanggulangan nyeri
non farmakologis, yang salah satunya dengan menggunakan teknik relaksasi bernafas sesuai
dengan teori Dick-Read dan Lamage bahwa nyeri persalinan yang disebabkan oleh rasa nyeri,
takut dan tegang dapat dikurangi / diredakan dengan berbagai metode yaitu menaikkan
pengetahuan ibu tentang hal-hal yang akan terjadi pada suatu persalinan, menaikkan
kepercayaan diri dan relaksasi pernafasan.
Teknik relaksasi bernafas merupakan teknik pereda nyeri yang banyak memberikan
masukkan terbesar karena teknik relaksasi dalam persalinan dapat mencegah kesalahan yang
berlebihan pasca persalinan. Adapaun relaksasi bernafas selama proses persalinan dapat
mempertahankan komponen sistem saraf simpatis (SSO) dalam keadaan homeostasis
sehingga tidak terjadi peningkatan suplai darah, mengurangi kecemasan dan ketakutan agar
ibu dapat beradaptasi demgam nyeri selama proses persalinan.
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh teknik relaksasi bernafas dan masase terhadap
adaptasi nyeri persalinan pada ibu inpartu kala I fase aktif di RS xxx didapatkan bahwa
teknik relaksasi bernafas mampu menaikkan adaptasi terhadap nyeri persalinan pada ibu
inpartu kala I fase aktif yang berdasarkan pada hasil uji paired T test (Dwi Purnama, 2005).
Menurut data dari RS XXX menunjukkan jumlah persalinan sebanyak 789 orang, semakin
meningkat jumlah persalinan maka tanggung jawab tenaga ksesehatan di tempat-tempat
pelayanan kesehatan semakin berat, khususnya bagaimana melaksanakan metode yang dapat
membantu merasakan nyeri yang berarti. Namun fakta yang terjadi saat ini tempat-tempat
pelayanan kesehatan dalam hal ini Puskesmas dan Rumah Sakit belum secara efektif
melaksanakan intervensi Keperawatan maternitas teknik relaksasi bernafas dalam
penanganan nyeri persalinan, sehingga tidak diketahui secara pasti apakah memang benar ada
pengaruh teknik relaksasi terhadap nyeri pada pasien inpartu kala I sesuai dengan referensi /
teori yang ada.

B. Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Sikap Perawat Dalam Meminimalkan Stress


Akibat Hospitalisasi Pada Anak Pra Sekolah

Hospitalisasi merupakan keadaan dimana orang sakit berada pada lingkungan rumah sakit
untuk mendapatkan pertolongan dalam perawatan atau pengobatan sehingga dapat mengatasi
atau meringankan penyakitnya. Tetapi pada umumnya hospitalisasi dapat menimbulkan
ketegangan dan ketakutan serta dapat menimbulkan gangguan emosi atau tingkah laku yang
mempengaruhi kesembuhan dan perjalanan penyakit anak selama dirawat di rumah sakit.
Stressor yang mempengaruhi permasalahan di atas timbul sebagai akibat dari dampak
perpisahan, kehilangan kontrol ( pembatasan aktivitas ), perlukaan tubuh dan nyeri, dimana
stressor tersebut tidak bisa diadaptasikan karena anak belum mampu menyesuaikan diri
dengan lingkungan baru dengan segala rutinitas dan ketidakadekuatan mekanisme koping
untuk menyelesaikan masalah sehingga timbul prilaku maladaptif dari anak.
Untuk mengurangi dampak rawat nginap di rumah sakit, peran perawat sangat berpengaruh
dalam mengurangi ketegangan anak. Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengurangi dampak
stress hospitalisasi antara lain : 1) Meminimalkan dampak perpisahan 2) Mengurangi
kehilangan kontrol, 3) Meminimalkan rasa takut terhadap perlukaan tubuh dan nyeri. Untuk
dapat mengambil sikap sesuai dengan peran perawat dalam usahanya meminimalkan stress
akibat hospitalisasi, perlu adanya pengetahuan sebelumnya tentang stress hospitalisasi,
karena keberhasilan suatu asuhan keperawatan sangat tergantung dari pemahaman dan
kesadaran mengenai makna yang terkandung dalam konsep-konsep keperawatan serta harus
memiliki pengetahuan , sikap dan keterampilan dalam menjalankan tugas sesuai dengan
perannya. Untuk itu, penelitian ini dibuat untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan
dan sikap perawat dalam meminimalkan stress akibat hospitalisasi pada anak pra sekolah

C. Hubungan antara pengetahuan dan sikap perawat dalam pemenuhan kebutuhan spiritual
klien dengan krisis penyakit/penderitaan/kematian di ruang Bedah dan Interna RSUD X

Aspek spiritual harus diperhatikan dalam perawatan selain aspek fisik dan psikososial karena
menurut beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa keyakinan spiritual berpengaruhi
terhadap kesehatan dan perawatan, diantaranya berdoa sendiri atau dengan orang terdekat
dilaporkan sebagai strategi koping yang baik/positif. Melalui doa orang dapat
mengekspresikan perasaan, harapan dan kepercayaanya kepada Tuhan. Perawatan spiritual
yang dirasakan dapat langsung mempengaruhi kualitas penyembuhan seseorang, atau kualitas
individu dan pengalaman kematian keluarga. Individu dengan tingkat spiritual yang tinggi
dan baik cenderung mengalami ansietas pada tingkat yang rendah, dan beberapa klien dengan
penyakit terminal yang dipersiapkan spiritualnya dengan baik, meninggal dunia dalam
keadaan damai dan tenang. Aspek pertama yang harus diperhatikan perawat dalam
pemenuhan kebutuhan spritual klien adalah peningkatan pengetahuan perawat tentang
perawatan spiritual klien dan manfaatnya, sebab sikap positif atau negatif seseorang terhadap
suatu obyek, sangat ditentukan oleh tingkat pengetahuan seseorang terhadap manfaat obyek
tersebut.
Pada ruang Bedah dan Interna RSUD X sering ditemukan klien dengan krisis
penyakit/penderitaan/kematian sehingga pemenuhan kebutuhan spiritual klien perlu
dilakukan untuk mendukung proses penyembuhan/mengurangi penderitaan klien. Namun
fakta menunjukkan bahwa sebagian besar (60%) perawat tidak memperhatikan pemenuhan
kebutuhan spiritual klien

D. Kepuasan pasien terhadap standar praktek keperawatan diruangan yang menerapkan


Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP)

Pelayanan keperawatan di rumah sakit merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
secara menyeluruh yang sekaligus merupakan tolak ukur bagi keberhasilan pencapaian tujuan
rumah sakit. Pelaksanaan pelayanan keperawatan suatu rumah sakit tak akan berjalan dengan
baik apabila proses keperawatan yang dilaksanakan tidak terstruktur dengan baik pula. Model
Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) merupakan salah satu sistem terstruktur yang
memungkinkan perawat memberikan asuhan keperawatan secara profesional dan berkualitas.
Kualitas merupakan salah satu dari beberapa dimensi kunci yang merupakan faktor dari
penilaian kepuasan konsumen. Untuk mengetahui puas atau tidaknya pasien terhadap standar
praktek pelayanan keperawatan yang diberikan di ruang model MPKP, perlu adanya suatu
kajian tentang penilaian pasien terhadap standar praktek yang diterapkan diruang model
MPKP.
Standar praktek keperawatan adalah suatu pernyataan yang menguraikan suatu kualitas yang
diinginkan terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan untuk pasien. Standar praktek
keperawatan ini digunakan untuk mengetahui proses dan hasil pelayanan keperawatan
yangdiberikan kepada pasien sebagai fokus utamanya. Kepuasan pasien yang mengacu pada
penerapan standar praktek keperawatan pada dasarnya mencakup panilaian kepuasan pasien
mengenai : Hubungan perawat-klien/pasien, kenyamanan pelayanan, kebebasan melakukan
pilihan, pengatahuan dan kompetensi tekhnis perawat, efektivitas pelayanan keperawatan dan
keamanan tindakan keperawatan.
Fakta dilapangan penerapan MPKP belum dilaksanakan secara menyeluruh, banyak ruang
rawat inap yang belum menerapkan model ini, sehingga penulis berkeinginan meneliti tingkat
kepuasan pasien terhadap standar praktek keperawatan pada ruang rawat inap yang
menerapkan MPKP.

E. Hubungan Pendidikan Keluarga Yang Telah Dialami Dengan Kecemasan Yang Dirasakan
Keluarga Penderita Autis

Autisme merupakan salah satu gangguan perkembangan dimana gangguan ini mengakibatkan
interaksi sosial dan kemampuan berkomunikasi anak terganggu. Angka kejadian anak
autisme akhir-akhir ini meningkat, peningkatan ini terdapat di seluruh dunia, pada saat ini
diperkirakan terdapat antara 15 – 20 kasus per 10.000 anak, dan ada kesan bahwa di negara-
negara maju makin banyak penyandang autisme dan saat ini di Indonesia pun sudah banyak
sekali ditemukan kasus autisme.
Anak harapan keluarga dimasa depan, dalam sebuah keluarga disfungsi apa saja (penyakit,
cedera, perpisahan, dan sebagainya) yang terjadi pada salah satu anggota keluarga, seringkali
akan mempengaruhi anggota keluarga yang lain secara keseluruhan. Seiring dengan Autisme
yang terjadi dan prognosis yang masih kurang baik serta harapan keluarga dimasa depan,
maka timbul kecemasan terhadap apa yang akan terjadi dimasa depan si anak.
Dalam pandangan psikoanalitik, pendukung terjadinya kecemasan adalah adanya
pertentangan antara Id dan Super Ego; Id mewakili dorongan dan impuls primitif individu,
Super Ego mencerminkan hati nurani individu yang dikendalikan oleh norma-norma budaya..
Sebagai pengendali Super Ego, norma-norma budaya mempengaruhi pertentangan Id dan
Super Ego dalam proses terjadinya kecemasan.
Norma-norma budaya merupakan produk dari pendidikan yang telah dialami individu. Hal ini
sesuai dengan salah satu batasan pendidikan yaitu sebagai proses transformasi budaya. Untuk
mendapat gambaran nyata tentang hubungan pendidikan keluarga yang telah dialami dengan
kecemasan yang dirasakan keluarga, perlu diadakan penelitian sehingga diperoleh gambaran
nyata dan dapat dicari alternatif pemecahan masalah.

BIODATA PEMBUAT
NAMA : JUSEN MAITUM
TTL : TALAUD 27 JULI 1991
Diposkan oleh akademi keperawatan di 20:37
http://graceandjusen.blogspot.com/2010/05/daftar-judul-penelitian-skripsi-
ilmu.html
Jun 15, '08 12:02 PM
for everyone

DAFTAR ISI
jovandc

• V
ie
w
C
o
Halaman n
ta
ct
s
Judul i (
1
Halaman Pengesahan ii 0
)
Halaman Persetujuan iii • P
h
Kata Pengantar iv o
t
Abstrak vi o
s
Abstract vii o
f
Daftar Isi viii j
o
Daftar Tabel xi v
a
Daftar Gambar xii n
• P
Daftar Lampiran xiii e
rs
o
n
BAB I PENDAHULUAN al
M
1.1 Latar Belakang 1
e
s
1.2 Rumusan Masalah 3
s
a
1.3 Tujuan Penelitian 3
g
1. Tujuan Umum 3 e
2. Tujuan Khusus 3 • R
S
1.4 Manfaat Penelitian 3 S
F
1. Teoritis 3 e
© 2011 Multiply · English · About · Blog · Terms · Privacy · Corporate · Advertise · Transl
http://jovandc.multiply.com/journal

You might also like