Professional Documents
Culture Documents
b. Merencanakan Penerapan K3
1. Mengadakan identifikasi bahaya serta penilaian dan pengendalian risiko
Dalam merencanakan Penerapan K3 dapat dilakukan inspeksi tempat kerja dan cara
kerja secara teratur terutama terhadap factor kimia, fisik, biologis, radiasi dan
psikologis dan semua factor yang berkaitan dengan gangguan penglihatan para
pekerja
2. Berkonsultasi dengan wakil pekerja dan Ahli K3
Dalam merencanakan K3 perlu berkonsltasi dengan wakil pekerja serta ahli K3 dan
melibatkan mereka dalam melakukan inspeksi terhadap lingkungan kerja. Inspeksi
dilaksanakan bersama wakil pengurus dan wakil tenaga kerja yang telah memperoleh
pelatihan mengenai identifikasi potensi bahaya dengan didampingi oleh petugas yang
berkompeten dalam mengidentifikasi bahaya yang timbul dari suatu proses kerja.
c. Menerapkan Kebijakan K3
1. Manajemen Informasi
a. Adanya kebijakan K3 tentang strategi K3 perusahaan untuk mengendalikan
potensi bahaya dan risiko K3 berhubungan dengan proses produksi
b. Adanya kebijakan yang tertulis dan dapat dibaca oleh pekerja yang menyatakan
komitmen perusahaan daam menguatamakan K3 seperti adanya pemeriksaan
kesehatan berkala dan konsultasi secara intens dengan psikolog.
c. Prosedur dan instruksi kerja untuk penggunaan produk,pengoperasian alat dan
penggunaan APD yang terdokumentasi.
d. Perusahaan harus terus mengomunikasikan kebijakan K3 yang telah dibuat
kepada semua buruh, tamu, pelanggan dan pemasok.
e. Memelihara dan mendistribusikan informasi terbaru mengenai peraturan
perundangan K3 yang berlaku.
d. Mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja K3
Untuk mengukur, memantau dan mengevaluasi dapat dilakukan ispeksi dan audit berkala
baik secara internal maupun eksternal.
e. Meninjau ulang dan Meningkatkan Pelaksanaan K3
1. Peninjauan ulang kebijakan K3 secara berkala dan menjamin bahwa kebijakan
tersebut mencerminkan perubahan yang terjadi dalam peraturan perundang-undangan.
2. Meninjau ulang dan evaluasi pelaksanaan manajemen K3 untuk menilai kesesuaian
dan efekvitasnya.
2. Manajemen Risiko
Manajemen risiko dari kasus tersebut dapat dilakukan dengan :
1. Education
Tenaga kerja harus mendapatkan bekal pendidikan & Pelatihan dalam usaha
pencegahan kecelakaan. Pelatihan K3 harus diberikan secara berjenjang dan
berkesinambungan sesuai tugas dan tanggung jawabnya.
2. Engineering
Rekayasa dan Riset dalam bidang teknologi dan keteknikan dapat dilakukan untuk
mencegah suatu kecelakaan.
3. Penegakan Peraturan K3 dan pembinaan berupa pemberian
Sanksi harus dilaksanakan secara tegas terhadap pelanggar peraturan K3.
Penerapannya harus konsisten dan konsekwen.
4. Emergency Respons
Setiap karyawan atau orang lain yang memasuki tempat kerja yang memiliki
potensi bahaya besar harus memahami langkah–langkah penyelamatan bila terjadi
keadaan darurat.
Selain itu beberapa langkah operasional dalam menajemen risiko yaitu ;
1. Meningkatkan pengetahuan pekerjaan yang kita hadapi dan bahayanya serta
penangulangannya. Sehingga kita semakin mengerti dengan keadaan lingkungan
tempat bekerja dan akan dengan cepat pula mengatasinya bila terjadi problem atau
keadaan darurat .
2. Meningkatkan pengetahuan tentang prosedur kerja.
3. Meningkatkan pengetahuan kita terhadap alat – alat pelindung diri .
Perusahaan telah menyediakan dan memcukupi perlengkapan dan
kelengkapan alat pelindung diri , diharapkan dapat dipergunakan secara baik dan
tepat .
4. Meningkatkan kemampuan kita berkomunikasi .
Komunikasi yang baik merupakan suatu manifestasi / cerminan dari keakraban
dan kebersamaan kita hingga akan menciptakan suasana yang intim , hangat dan
harmonis yang pada akhirnya akan menciptakan kebersamaan , sehingga dalam kita
bekerja sehari-hari akan terasa ringan dan nyaman .
UJIAN TENGAH SEMESTER
SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN
KERJA
OLEH