Professional Documents
Culture Documents
Paradigma Komunikasi
Paradigma diartikan sebagai kacamata atau sudut pandang dalam melihat obyek sesuatu yang
diamati. Menurut Kuhn (1970). Paradigma adalah satu kerangka referensi atau pandangan dunia
yang menjadi dasar keyakinan atau pijakan suatu teori. Paradigma juga inti dari ilmu
pengetahuan. Kalau kita ingin melakukan perubahan maka kita harus melakukan perubahan
paradigma.
Meskipun paradigma memiliki posisi dan kedudukan yang kuat dalam ilmu pengetahuan, namun
paradigma dapat mengalami perubahan sesuai kemajuan pengetahuan dan kepentingan praktis
masyarakat. Disiplin ilmu lahir sebagai proses revolusi paradigma. Bisa jadi, suatu pandangan
teori ditumbangkan oleh pandangan teori baru yang mengikutinya.
Penggolongan paradigma bermacam-macam sesuai dengan asumsi-asumsi dan cara pikir ahli
dibidangnya masing-masing. Menurut Dedy N. Hidayat paradigma dalam ilmu komunikasi
mengikuti paradigma yang banyak dilakukan dalam ilmu sosial, paradigma-paradigma tersebut
diantaranya:
1. Paradigma Klasik
Paradigma ini menempatkan ilmu-ilmu sosial seprti halnya ilmu-ilmu alam fisika. Menempatkan
ilmu sosial sebagai metode yang terorganisir untuk mengkombinasikan deductive logic dengan
pengamatan empiris. Bertujuan menemukan hubungan sebab akibat yang dapat digunakan
memprediksi pola-pola umum dari gejala sosial tertentu.
2. Paradigma Konstruktivisme
Paradigma ini memandang ilmu sosial sebagai analisis sistematis terhadap socially meaningful
action. Ilmu diperoleh melalui pengamatan langsung dan rinci terhadap prilaku sosial dalam
suasana keseharian yang alamiah, agar mampu memahami dan menafsirkan bagaimana para
pelaku sosial yang bersangkutan menciptakan atau mengelola dunia sosial mereka.
3. Paradigma Kritis
Paradigma ini mendefinisikan ilmu sebagai suatu proses yang secara kritis berusaha mengungkap
“the real structures” dibalik ilusi atau kesadaran palsu yang ditampakkan dipermukaan.
Bertujuan membantu membentuk suatu kesadaran sosial agar seseorang atau masyarakat dapat
memperbaiki dan merubah kondisi kehidupannya.
Ada juga pengelompokan paradigma ilmu komunikasi yang dilakukan oleh pakar lain, antara
lain Guba dan Lincoln (1994) yang membagi ilmu-ilmu sosial menjadi empat paradigma, yaitu:
Positivism, Postpositivism, Constrictivism, Critical.
Tabel berikut merupakan perbedaan data, sifat dan gaya bahasa dalam masing-masing
paradigma.
Tabel. 1 Jenis Data, sifat dan Gaya Bahasa menurut Hamad (2005)
Paradigma Positivism Paradigma Constructivism Paradigma Critical
Bersifat Objektif Bersifat Subjektif Realitas dibalik kenyataan yang tampak.
Data adalah hasil pengamatan peneliti terhadap sebuah objek penelitian. Atau jawaban responden
yang alternatifnya telah disiapkan oleh si peneliti. Data adalah jawaban yang menjadi perasaan
dan keinginan pihak yang diteliti untuk menyatakannya Data merupakan hasil penggalian
terhadap realitas yang terlihat guna menemukan sesuatu dibalik itu yang berupa kekuasaan,
ideologi dan sejenisnya.
Menggunakan bahasa formal dan standar. Menggunakan teknik menceritakan kembali.
Menggunakan bahasa informal dan indegenous. Menggunakan teknik “penyambung lidah pihak
yang diteliti atau subjek penelitian” Menggunakan bahasa informal dan advokatif. Menggunakan
teknik “menggugah kesdaran pembaca dari apa yang dirasakan korban”.
Persamaan dan Perbedaan antara Perspektif Teori dan Paradigma dalam konteks ilmu
komunikasi
• Persamaan
Dari penjelasan diatas mengenai teori dan paradigma dalam konteks komunikasi, maka dapat
dilihat persamaan diantara perspektif teori dan paradigma, diantaranya:
1. Teori dan paradigma sama-sama berawal dari pengetahuan.
2. Paradigma dapat mengalami perubahan sesuai kemajuan pengetahuan dan kepentingan
masyarakat. Begitu pula dengan teori, semakin berkembangnya ilmu pengetahuan maka teori
yang lama dapat ditumbangkan dengan teori-teori baru.
• Perbedaan
1. Teori merupakan konseptualisasi mengenai fenomena yang disusun secara sistematis dan
logis. Sedangkan Paradigma merupakan satu kerangka referensi atau pandangan dunia yang
menjadi dasar keyakinan atau pijakan suatu teori.
• Interpersonal communication
Komunikasi yang terjadi antara dua orang yang mengolah pesan atau peristiwa komunikasi untuk
meningkatkan atau menurunkan intensitas atau kualitas hubungan, yang biasanya bersifat
pribadi.
Salah satu model yang digunakan untuk menggambarkan proses komunikasi adalah model
sirkular yang dibuat oleh Osgood bersama Schramm. Model ini menggambarkan komunikasi
sebagai proses yang dinamis, dimana pesan ditrasmit melalui proses encoding dan decoding.
Encoding adalah translasi yang dilakukan oleh sumber atas sebuah pesan, dan decoding adalah
hubungan antar sumber dan penerima secara simultan dan mempengaruhi satu sama lain.
Kemudian interpreter pada model sirkular ini bisa berfungsi ganda sebagai pengirim dan
penerima pesan.
• Groups communication
Komunikasi yang terjadi dalam suatu kelompok kecil. Komunikasi kelompok mengamati
interaksi yang terjadiantar anggota kelompok. Biasanya Melibatkan lebih dari dua orang dan
komunikasi dilakukan secara bergantian.
Pada tipologi teori komunikasi ini, digunakan model komunikasi partisipasi yang dibuat oleh D.
Lawrence Kincaid dan Everett M. Rogers. Model ini mngembangkan sebuah model komunikasi
berdasarkan prinsip pemusatan yang dikembangkan dari teori informasi dan sibernetik. Dalam
model komunikasi ini Kincaid menjelaskan bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana dua
orang atau lebih saling menukar informasi untuk mencapai kebersamaan pengertian satu sama
lainnya dalam situasi dimana mereka berkomunikasi. Saling pengertian ini adalah kombinasi
estimasi seseorang dengan orang lain terhadap pesan.
• Public communication
Komunikasi ini dilakukan antara satu orang (nara sumber) kepada sekelompok orang.
Komunikasi dilakukan untuk suatu tujuan atau konteks tertentu sesuai kepentingan kelompok
orang tersebut. Pesan ditujukan kepada sejumlah (atau sejumlah besar) orang. Khalayak
terhimpun pada suatu tempat atau lokasi (atau dihimpun melalui media atau teknologi).
• Mass communication
Komunikasi massa ditujukan untuk menyampaikan informasi tertentu kepada sejumlah besar
orang. Adapun karakteristik komunikasi massa melibatkan sejumlah besar khalayak, Khalayak
tidak terhimpun, Khalayak heterogen, Khalayak anonim (tidak saling mengenal), Komunikasi
dilakukan dengan menggunakan media (media massa) seperti: televisi, surat kabar, radio film,
musik dll.
Teori komunikasi massa biasanya bernuansa teori efek media terhadap manusia. Model-model
komunikasi yang ada dalam teori komunikasi massa diantaranya:
1. Model Komunikasi Satu Tahap
Model ini merupakan pengembangan dari teori komunikasi jarum hipordemik. Pesan yang
disampaikan media massa langsung ditunjukkan kepada komunikan tanpa melalui perantara,
misalnya opinion leader. Pada model ini dinilai sebagai model klasik atau positivism, karena
model satu tahap komunikan masih dianggap pasif dan pesan langsung disampaikan tanpa
adanya perantara dari pemuka pendapat. Dengan kata lain, pesan yang diterima oleh komunikan
adalah objektif tanpa adanya penyeleksian terhadap pesan yang baik maupun yang buruk.
2. Model Komunikasi Dua Tahap
Model komunikasi dua tahap ini ada beberapa tahap, yakni: tahap pertama, dari sumber
informasi ke pemuka pendapat tahap ini merupakan proses pengalihan informasi; tahap kedua
dari pemuka pendapat dilanjutkan kepada pengikutnya, tahap ini merupakan proses
penyebarluasan pengaruh. Model ini memandang massa sebagai individu-individu yang aktif
berinteraksi. Dalam model komunikasi dua tahap ini, bisa dinilai sebagai model konstruktivis.
Karena sebelum pesan dilanjutkan kepada komunikan, informasi yang diberikan dimulai dari
pemuka pendapat. Proses pertama tersebut, pemuka pendapat menilai informasi berdasarkan
subjektifitasnya dan kemudian mereka melakukan proses penyebarluasan pengaruh kepada
pengikutnya. Pada model ini, komunikan sudah mulai aktif, dimana pesan atau informasi yang
diberikan akan terlebih dahulu diseleksi yang akhirnya akan diputuskan untuk mengikuti atau
menolak pesan tersebut.
3. Model Komunikasi Banyak Tahap
Model komunikasi ini menyatakan bahwa bagi lajunya komunikasi dari komunikator kepada
komunikan terdapat sejumlah saluran yang berganti-ganti. Artinya beberapa komunikan
menerima pesan langsung dari komunikator melalui saluran media massa lalu menyebarkannya
kepada komunikannya. Pesan terpindahkan beberapa kali dari sumbernya melalui beberapa
tahap. Pada model ini berarti komunikan sebagai individu-individu yang aktif menilai informasi
atau pesan secara subjektif.