Professional Documents
Culture Documents
PERTEMUAN KE-2
RUANG LINGKUP UKM
KARAKTERISTIK UKM
Fase pembangunan :
1. Usaha/produknya sudah mulai tumbuh dan dikenal
2. Sudah memiliki askses permodalan ( Perbankan, LKBB )
3. Memiliki badan hukum
4. Pasarnya mulai terbentuk
5. Sudah memiliki Organisasi yg jelas
6. Sudah menemukan fokus usahanya sebagai kegiatan utamanya.
7. Memiliki Jaringan, baik dengan supliernya, pasarnya dan Usaha sejenis.
8. Kemampuan manajerialnya sudah baik
CONTOH KASUS
Sumber dan Alokasi Permodalan Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Propinsi
Banten
Grafik 3.1
IKM Binaan BUMN di Propinsi Banten
2,000
1,500
1,000
500
- 1
300,000,000
250,000,000
200,000,000
( Rp)
150,000,000
100,000,000
50,000,000
-
1
Dari Grafik 3.1 dan Grafik 3.2 di atas tampak bahwa jumlah dana yang disalurkan untuk
IKM di Propinsi Banten yang bersumber dari BUMN sangat besar. Jumlah tersebut
tentunya sangat berarti bagi sektor IKM bila penyalurannya tepat sasaran dan tidak
mengalami kebocoran. Kebijakan untuk mengutamakan penyaluran dana kepada sektor
IKM yang berada disekitar lokasi BUMN bisa memberikan arti positif karena BUMN yang
bersangkutan tentu lebih memahami kondisi masyarakat disekitar lokasi BUMN dan apa
yang dibutuhkan oleh sektor IKM. Namun demikian kebijakan ini tetap harus
mempertimbangkan aspek pemerataan, dalam arti mungkin saja ada BUMN yang
memiliki kemampuan menyalurkan dana cukup besar, tetapi jumlah IKM yang ada
disekitar BUMN tersebut hanya sedikit atau sebaliknya.
Usaha kecil baik penerima KUK maupun bukan sebagian memiliki keterkaitan yang
terjadi karena mereka merasakan saling mendapat keuntungan (84,62%); usaha kecil
merasakan mendapat pembinaan (53,85%), yakni dalam bentuk bantuan teknologi (20%),
manajemen (50%), pemasaran (14,29%), atau modal (10%). Usaha kecil penerima KUK
sebagian besar melakukan kemitraan untuk memenuhi anjuran pemerintah (76,92%).
Bentuk kemitraan berupa kesepakatan yang tertulis, baik dengan usaha besar/menengah
(84,62%) maupun dengan bank (23,08%). Usaha kecil bukan penerima KUK hanya
25,64% yang mendapat pembinaan, bentuk pembinaannya yang paling banyak berupa
Diketahui bahwa 66,27% usaha kecil dan menengah penerima KUK tidak
berkelompok dan di antara mereka 49,09% menganggap berkelompok itu d iperlukan,
bentuknya koperasi (66,67%), paguyuban (29,63%), atau lainnya (3,70%). Usaha kecil
yang tidak berkelompok berjumlah lebih banyak lagi (74,06%), 50,34% di antaranya
menganggap perlu adanya kelompok yaitu berupa koperasi (54,73%), paguyuban
(39,19%), atau lainnya (6,08%).