Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
demikian perkiraan mahluk hidup berasal dari gabungan Asam Amino yang
terbentuk dari gas-gas Mentana ( CH4 ), Hiorogen ( H2 ) , Amoniah ( NH3 ) ,
karna uap air yang terdapat pada Atmosfer.
2.2 Biologi di Tinjau dari Segi Agama Islam
Ada bayak cara yang untuk mengamati dunia biologi
misalnya,memanfaatkan wacana untuk paradikma Genetika dan membahas
Palseotologi secara panjang lebar,meskipun demikian kekejian intelektual
terbesar dalam sejarah Biologi dapat di temukan dalam Sosiobiologi,sekalipun
demikian bahaya yang sesungguhnya akan tiba jika di siplin, Biologi
mendorong pencarian karakter moral tidak melalui medium Idiologis.
Melainkan mengambil paradikma-paradikma naturalistik , kekuasaan
Biologis atas amoralitas adalah surga bagi para kaum Determis.
Tampa adanya moralitas seksual abiologis, apa jadinya dengan pandangan
muslim? Islam tidak mengatakan Virgo Intacta dalam bentuknya yang
dangkal. Islam menolak paradigma biologis sebagai Raison Di Entre bagi
perilaku moral manusia, Al-qur'an telah mengemukakan dalam surat A-Nur
(24) :30-31: yang intinya Al-Qur'an menganjurkan terhadap pria dan wanita
saling percaya yang diwujudkan dalam kesucian dan kerendahan hati.
2.3 Fisika di Tinjau dari Ilmu Pengetahuan Barat
Aristoteles Berpendapat bahwa setiap gerakan selalu memerlukan gaya
yang bekerja terus menerus untuk mempertahankan gerakannya tetapi
pendapat ini ternyata salah.
Menurut NEWTON, benda bermasa m mendapat gaya F akan
mamperoleh kecepatan sebesar a=F/m. Bila gaya F bekerja terus pada benda
tersebut, benda yang bergerak akan semakin besar.
Hukum NEWTON hanya berlaku pada mekanika klasik, yaitu mekanika
yang bergerak dengan kecepatan rendah. Mekanika Relativistik yang diperoleh
dari ALBERT EINSTEIN yang membahas benda atau materi yang bergerak
dengan kecepatan cahaya.
Pada tahun 1923 AH COMPTON mempelajari gejala tumbuhan antara
Foton dan Elektron, dari percobaan ini diperoleh kesimpulan bahwa paket
energi gelombang elektromagnetik dapat berfungsi sebagai partikel.
3
2.4 Fisika di tinjau dari segi agama islam.
Kaum muslimin mempunyai perhatian khusus dalam mempelajari
Optic dan Fenomena cahaya. Kegiatn ini terjadi pada abad ke-4 di kairo oleh
Ibnu Al-Manadzir (the saurus optical), yang menerapkan metode
eksperimental untuk mempelajari Fenomena Cahaya. Dua abad kemudian di
Persia, Quthib Al-din Asy-Syurazi dan muridnya Kamal Al-din Al-Fariri
manulis kitab al-manadzir, mereka menjelaskan tentang pembentukan pelangi
yang disebabkan oleh Fraksi dan Refleksi.
Bidang fisika kedua yang dipelajari kaum muslim adalah gerak.
Masalah fundamental ini dipersiapkan oleh Galileo untuk menjadi
dasarrevolusi keilmuan, Ibnu Sina mengemukakan gagasan dibeberapa tulisan
filosof Kristen sebelumnya yaitu John Filophonas, dalam kritiknya, Ibnu Sina
menemukan perkembangandoktrin baru tentang inklinasi (al mayl) dan juga
gagasan tentang momentum.
Bidang fisika yang dipelajari kaum muslimin adalah masalah tentang
berat ukuran serta tradisi Archimedes yang menyangkut penentuan berat
spesifik pengukuran berat dan volume. Gagasan ini berkembang dan
muncullah karangan besar mengenai hal ini, yang paling terkenal adalah
karangan Al-Biruni dan Al-Khazini.
2.5 Kimia di Tinjau dari Ilmu Pengetahuan Barat
Pada akhir abad ke-17, ilmu kimia berkembang setelah Antoine
(AUZENT CAVOISIER) melalui metode ilmiah, yaitu metode dengan
pengamatan-pengamatan yang menghubungkan kenyataan, mengemukakan
perkiraan dan mengujinya serta akhirnya menarik kesimpulan.
LAVOISIER menarik kesimpulan bahwa pada pembakaran ada
suatu zat yang diambil dari uadara. YOSEPH PRISTLY berexperimen dengan
cahaya matahari pada serbuk merah dan mendapatkan zat cair dan zat tak
berwarna, zat tersebut oleh Lavoisier disebut oksigen.
2.6 Kimia di Tinjau dari Segi Agama Islam.
Manusia tradisional ialah manusia yang memiliki kemampuan
terbatas sehingga interaksinya dengan lingkungan hidupnya bersifat terbatas.
Sebaliknya manusia modern mampu mengoptimalisasi segi-segi positif
4
lingkungan hidupnya, menghindari segi negatifnya dan mampu mengubah
lingkungan hidupnya manjadi lebih menguntungkan.
Dalam era industrialisasi, diperlukankemampuan manusia yang
lebih unggul. Keunggulan manusia ini diperoleh dari hasil penggunaan
akalnya yaitu melalui pengetahuan IPA dan Tekhnologi., IPA dan teknilogi
juga memegang peranan penting dalam persaingan ini, peranan teknologi
menjadi factor yang menentukan, sehingga wajarlah bila pengembangan
tekhnologi harus dilakukan secara sistematis, terarah dan bertahap.
5
BAB III
KESIMPULAN
6
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR……………………………………………………………. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………... ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………...1
1.3 Tujuan………………………………………………………………. 1
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………. 2
2.1 Biologi ditinjau dari ilmu pengetahuan barat………………………. 2
2.2 Biologi ditinjau dari segi agama islam………………………………3
2.3 Fisika ditinjau dari ilmu pengetahuan barat…………………………3
2.4 Fisika ditinjau dari segi agama islam ……………………………….4
2.5 Kimia ditinjau dari ilmu pengetahuan barat…………………………4
2.6 Kimia ditinjau dari segi agama islam………………………………. 4
BAB III KESIMPULAN…………………………………………………………. 6
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….. 7
7
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah aly, Drs., Eny Rahma, Ir., MKDU – Ilmu alamiah Dasar , PT . Bumi
Aksara, Jakarta, 1991
Cornick, Jr. Mc., atom, Energi and Machine , Creative Educational Society, New
York, 1965
8
KATA PENGANTAR
.
Wonorejo, 28 Oktober 2008
Penulis.
9
10