You are on page 1of 200

Siap Menjadi Pemimpin

Aminudin

1
Kata Pengantar

Setiap orang sebetulnya adalah seorang pemimpin. Ia bisa menjadi


pemimpin di sekolah, di rumah, atau pemimpin dalam kegiatan. Kita bisa
berpotensi menjadi seorang pemimpin yang unggul. Namun, apakah
kepemimpinan muncul dengan sendirinya? Sama sekali tidak. Kita harus menanam
benihnya terlebih dahulu dan menyiraminya setiap hari. Kita perlu berlatih untuk
mematangkannya. Kita perlu mengenal untuk mengetahui hal-hal apa saja yang
diperlukan untuk menjadi sosok pemimpin.
Setiap orang memiliki kesempatan menjadi pemimpin, tetapi hanya sedikit
saja yang mau memanfaatkannya. Lakukanlah untuk berlatih menjadi seorang
pemimpin. Kita tidak perlu takut, sebab sekalipun mungkin pada awalnya kita
gagal; setiap kegagalan yang terjadi, akan membuahkan pelajaran berharga. Buku
ini diharapkan dapat membantumu untuk tumbuh dan berkembang, hingga
akhirnya anda memiliki kualitas kepemimpinan yang unggul. Selamat berlatih dan
menyiapkan diri menjadi pemimpin.

Salam

Penulis

2
Daftar Isi

PENDAHULUAN

BAB I Generasi Unggul Siap Menjadi Pemimpin


A. Pengertian Pemimpin
B. Syarat Menjadi Pemimpin Masa Depan

BAB 2 Pemimpin Masa Depan Berakhlak Mulia


A. Sikap Relegiusnya Teladan bagi Orang Lain
B. Sikap Tolerannya Teladan bagi Seluruh Umat Beragama
C. Sikap Jujurnya Teladan bagi Orang Lain

BAB 3 Pemimpin Masa Depan Penuh Teladan


A. Sikap Disiplinnya Inspiratif untuk Orang Lain
B. Sikap Rajinnya Inspiratif untuk Orang Lain
C. Sikap Kreatifnya Inspiratif untuk Orang Lain

BAB 4 Pemimpin Masa Depan Memiliki Performa Utama


A. Menghormati Diri Sendiri
B. Memiliki Kepedulian terhadap Sesama
C. Memiliki Kepedulian terhadap Lingkungan

BAB 5 Pemimpin Masa Depan Memiliki Prestasi


A. Peduli terhadap Ilmu Pengetahuan
B. Peduli terhadap Kegemaran Membaca
C. Peduli terhadap Sikap Mandiri

BAB 6 Pemimpin Masa Depan Bervisi Nasionalis


A. Pelopor Rasa Bangga terhadap Bahasa
B. Pelopor Rasa Bangga terhadap Budaya
C. Pelopor Rasa Bangga terhadap Tanah Air

3
BAB 7 Pemimpin Masa Depan Pandai Bergaul
A. Bersikap Terbuka dan Cinta Perdamaian
B. Bersikap Santun dalam Berbahasa
C. Bersikap Ramah dan Santun kepada Semua Orang

BAB 8 PENUTUP
A. Bangsa yang Besar Mendambakan Pemimpin
B. Refleksi

Daftar Pustaka
Daftar Istilah
Indeks

4
PENDAHULUAN

Manusia yang hidup berelompok tidak pernah lepas dari kepemimpinan.


Dalam lingkup kecil, misalnya kelas, ada seorang pemimpin yang biasa disebut
ketua kelas. Belum lagi dalam lingkup lebih luas, misalnya negara yang ada
presiden. Kepemimpinan memang dibutuhkan oleh manusia untuk pengaturan
hubungan dan menentukan tujuan bersama.
Kepemimpinan telah menjadi suatu faktor penting dalam kehidupan
manusia, terutama dalam kehidupan organisasi. Seringkali dikatakan suatu
organisasi atau kelompok akan berhasil atau bahkan gagal sebagian besar
ditentukan oleh kepemimpinan. Suatu ungkapan lain mengatakan bahwa
pemimpinlah yang bertanggung jawab atas kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan,
dan juga menjadi faktor utama penentu keberhasilan dari suatu pekerjaan.
Jika sudah seperti itu, seorang pemimpin ternyata memikul tugas yang tidak
ringan. Ada banyak syarat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Pemimpin
adalah orang yang mempunyai beragam ketangguhan dalam dirinya sekaligus juga
mampu membina hubungan baik dengan orang lain.
Apabila kepemimpinan dibatasi oleh aturan tertentu atau dikaitkan
terjadinya dalam suatu organisasi tertentu, maka dinamakan manajemen.
Kepemimpinan dapat terjadi dimana saja asalkan seseorang menunjukkan
kemampuannya mempengaruhi perilaku orang–orang lain ke arah tercapainya
suatu tujuan tertentu.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “manajemen” mempunyai makna:
1. penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran;
2. pimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya perusahaan dan organisasi.
Kepemimpinan sangat dekat dengan manajemen. Seorang pemimpin harus bisa
mengatur (memanaje) potensi yang ada di dalam lingkup organisasinya sekaligus
juga bertanggung jawab atas jalannya kelompok tersebut.
Dapat terjadi pada seseorang yang berperilaku sebagai seorang pemimpin,
asalkan dia mampu mempengaruhi perilaku orang-orang lain untuk mencapai
tujuan tertentu. Akan tetapi, seorang pemimpin belum tentu harus menyandang
jabatan pengatur untuk mempengaruhi perilaku orang-orang lain. Dengan kata lain
seorang leader atau pemimpin belum tentu seorang pengatur, tetapi seorang

5
pengatur bisa berperilaku sebagai seorang leader atau pemimpin. Misalnya, jika di
kelasmu ada ketua kelas, belum tentu ia selalu menjadi orang yang memimpin jika
kelasmu ada kegiatan. Ada orang lain yang bisa berposisi menjadi seorang
pemimpin tanpa harus ada pengakuan formalitas.

Sumber: www.budhiwarman2.com

Generasi muda adalah bibit-bibit


pemimpin di masa depan

Apakah kamu punya bakat jadi pemimpin? Perhatikan, apakah kamu selalu
mengatur teman-teman mengenai kegiatan apa yang akan dilakukan? Apakah
teman-temanmu dengan sukarela mengikuti kemauanmu? Apakah kamu selalu
berani mengungkapkan pendapat dan meminta untuk diberi kesempatan menyanyi
atau berdoa di depan kelas? Apakah kamu merasakan tingkat kepercayaan diri
yang berbeda dengan teman-temanmu?
Mungkin, belum kamu menunjukkan perilaku yang menunjukkan karakter
seorang pemimpin. Lalu, bagaimana cara mendorong kita untuk mengembangkan
perilaku kepemimpinan? Berikut ini beberapa hal yang harus kamu perhatikan
untuk siap menjadi pemimpin. Hal-hal berikut merupakan pengenalan dasar
menjadi pemimpin sebelum kamu nanti belajar lebih mendalam di Bab-Bab
berikutnya.
1. Tanyakan pada diri sendiri. Kamu bisa menanyakan pada diri sendiri: Apakah
kamu siap menjadi pemimpin? Hal-hal apa saja yang diperlukan untuk menjadi
pemimpin itu? Layakkah kamu jadi pemimpin?
2. Kenalkan diri kamu pada para pemimpin. Kamu dapat mengenal mengenai
sejumlah tokoh pemimpin, entah dari buku cerita, acara di TV, atau orang-orang

6
yang ada di lingkungan sekitar. Saat melihat bagaimana pemimpin beraksi, kamu
akan tahu bagaimana perilaku seorang pemimpin. Kelak, kamu pun akan meniru
tingkah laku tersebut.
3. Lakukan kegiatan yang membantu kamu menunjukkan kemampuan memimpin
Kenalkan diri kamu pada kegiatan-kegiatan yang membantumu melakukan
kemampuan memimpin. Misalnya, membantu mengatur barisan teman-teman saat
acara di sekolah. Ketika kamu dibiasakan untuk melakukan hal-hal seperti ini,
mereka juga akan mampu mempraktekkannya di rumah maupun di tempat lain.
Kiat-kiat tersebut dapat kamu praktekkan dalam lingkup kecil, misalnya di
sekolah. Kamu dapat mengembangkan potensi kepemimpinan dengan mencoba
menunjukkan diri dalam suatu kegiatan atau organisasi di sekolah. Hal ini tidak
lain sebagai ajang pelatihan bagimu dalam memahami bagaimana proses menjadi
sosok pemimpin ke depan.
Calon pemimpin yang hebat tentu saja harus mempunyai bekal-bekal yang
sangat cukup. Bekal-bekal kepemimpinan itu diperoleh melalui bentuk-bentuk
latihan kepemimpinan. Ada beberapa bentuk latihan yang dapat diterapkan, yaitu
seperti berikut.

a. Upacara Bendera
Sejak SD, kamu mungkin sudah diwajibkan mengikuti upacara bendera di
sekolahan. Ada apa di balik aktivitas ini? Banyak latihan kepemimpinan dalam
upacara bendera ini. Ada siswa yang bertugas memberi aba-aba, merapikan dan
menyiapkan teman-temannya dalam barisan-barisan. Ada yang mengibarkan
bendera, memimpin grup paduan suara, dan memimpin doa. Ada juga yang
bertugas sebagai komandan upacara.
Jelas bahwa upacara bendera sangat kental akan pelatihan kepemimpinan.
Para pemimpin harus selalu siap sedia dan terampil menertibkan kelancaran
upacara. Kamu harus belajar berani tampil menjadi pemimpin supaya nanti mampu
menjadi pemimpin yang sesungguhnya.

b. Menjadi Ketua Kelas


Menjadi ketua kelas merupakan latihan bentuk kepemimpinan yang lebih
rutin bagimu. Setiap hari kamu harus mengoordinasi teman-temannya supaya
tertib, dan mengusahakan kemajuan kelasnya. Sang ketua kelas berhak menegur

7
teman-temannya demi menjaga “kualitas kelas”. Jika kelak dewasa, kamu pasti
mampu menjaga kualitas perusahaan, kantor, atau organisasi yang dipimpin
olehmu.

c. Menjadi Ketua Panitia


Mencoba menjadi ketua panitia dalam suatu acara atau kegiatan tertentu,
misalnya ketua panitia peringatan tujuh belas Agustus bukan hal yang biasa. Kamu
bisa belajar untuk mengelola acara, memilih teman-teman yang pas, dan dapat
membantu pekerjaannya secara sungguh-sungguh. Jika jiwa kepemimpinanmu
kental, lama-lama kamu akan ketagihan juga untuk meningkatkan lingkup acara.
Ke depannya mungkin kamu bisa menjadi ketua acara pentas seni (pensi) di
sekolah.

d. Menjadi Ketua Kelompok Organisasi


Bila kamu sudah terlatih menjalani bentuk-bentuk kepemimpinan di atas,
kamu dapat belajar meningkatkan ruang lingkup kepemimpinan ke jenjang yang
lebih tinggi, yaitu menjadi ketua kelompok organisasi. Tugas-tugas di organisasi
ini lebih kompleks dan harus lebih menguras pikiran dan tenaga. Calon pemimpin
yang cerdas, pasti akan berhasil mengupayakan perkembangan yang baik bagi
organisasinya. Contoh sederhana adalah kamu menjadi ketua bidang ekstra
kurikuler di sekolah (ketua tim basket, PMR, Paskibra, Pramuka, band sekolah,
Karya Ilmiah Remaja, dan sebagainya.)

8
BAB I
Generasi Unggul Siap Menjadi Pemimpin

Konsep kepemimpinan idak terlepas dari adanya generasi unggul. Generasi


unggul mempunyai kelebihan-kelebihan dan ciri khas tertentu. Sejarah sudah
membuktikan bahwa kehadiran seorang pemimpin adalah melalui proses.
Pemimpin sejati tidak lahir begitu saja. Pemimpin sejati lahir dari sikapnya yang
selalu berbeda dengan yang lain dalam ranah keunggulan.
Masa depan tidak dapat dipisahkan dengan masa kini dan masa lampau.
Begitu pula pemimpin masa depan, ia harus dapat berpikir secara menyeluruh
melacak sejarah, menapakkan kakinya pada kekinian, serta sekaligus menaantang
masa depan. Pemimpin sejati harus memperhatikan berbagai kendala masa lalu dan
masa kini, tetapi ia pun harus memiliki daya cipta untuk membawa yang
dipimpinnya ke dalam kehidupan yang lebih sejahtera lahir batin di masa depan. Ia
harus dapat melihat ke belakang, ke dalam masanya, dan ke masa depan, dan
memahami semua yang dilihatnya dalam rangka aspirasi semua. Pemimpin masa
depan tidak mungkin bersandar semata-mata kepada kharisma, baik dari
pembawaan, karena peran sejarah.
Pemimpin masa depan adalah diri kalian sendiri yang entah untuk beberapa
tahun atau puluhan tahun ke depan menjadi sosok yang siap mengatur negeri ini.
Bayangkan kalau sekarang kamu masih duduk di kursi dan bermain dengan teman.
Apakah kamu berpikiran bahwa beberapa tahun ke depan kamu adalah sosok yang
siap mengatur keadaan dan orang lain? Jika kamu adalah sosok pribadi yang ungul,
sikap untuk maju tentunya harus dimiliki dari sekarang. Sekolah bukan hanya
sekadar tempat bertemu teman. Gali potensi dirimu selama di sekolah. Jika hanya
belajar, tanpa mempunyai ketereampilan lain, percayalah kamu akan menjadi
sosok yang kaku.

9
Sumber: www.eramuslim.com

Gbr. 1.1
Bung Karno dan Bung Hatta
dwitunggal pemimpin Indonesia

Kelebihan seorang pemimpin akan diukur dari prestasi nyata dan kualitas
pemikirannya oleh lingkungan dan orang-orang yang setara dengannya. Para
pemimpin nantinya mungkin tidak berbeda terlalu lebih dari yang lain. Namun,
pemimpin yang dituntut adalah yang berjiwa kerakyatan dan sadar bahwa
kepemimpinannya adalah mandat atau kepercayaan yang diberikan oleh yang
dipimpin dan harus dipertanggungjawabkannya. Tidak mungkin lagi seorang
pemimpin pada masa kini dan masa mendatang merasa kepemimpinannya itu
sebagai haknya, entah karena keturunan, kekayaan, atau kepintarannya.

A. Pengertian Pemimpin
Untuk memahami contoh kepemimpinan dan strukturnya dalam lingkup
kecil (di sekolah) kita telah mengenal Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).
OSIS adalah suatu organisasi yang berada di tingkat sekolah di Indonesia yang
dimulai dari Sekolah Menengah yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan
Sekolah Menengah Atas (SMA). OSIS diurus dan dikelola oleh murid-murid yang
terpilih untuk menjadi pengurus OSIS. Biasanya organisasi ini memiliki seorang
pembimbing dari guru yang dipilih oleh pihak sekolah. Anggota OSIS adalah
seluruh siswa yang berada pada satu sekolah tempat OSIS itu berada. Seluruh
anggota OSIS berhak untuk memilih calonnya untuk kemudian menjadi pengurus
OSIS.

10
Sumber: www.flickriver.com

Gbr. 1.2
Logo Organisasi Siswa Intra Sekolah
(OSIS)

Pada dasarnya setiap OSIS di satu sekolah memiliki struktur organisasi


yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Namun, biasanya struktur
keorganisasian dalam OSIS terdiri atas:

- Ketua Pembina (biasanya Kepala Sekolah)


- Wakil Ketua Pembina (biasanya Wakil Kepala Sekolah)
- Pembina (biasanya guru yang ditunjuk oleh Sekolah)
- Ketua Umum
- Wakil Ketua I
- Wakil Ketua II
- Sekretaris Umum
- Sektetaris I
- Sekretaris II
- Bendahara
- Wakil Bendahara
- Ketua Sekretaris Bidang (sekbid) yang mengurusi setiap kegiatan siswa yang
berhubungan dengan tanggung jawab bidangnya.
Biasanya dalam struktur kepengurusan OSIS memiliki beberapa pengurus
yang bertugas khusus mengkoordinasikan masing-masing kegiatan ekstrakurikuler
yang ada di sekolah.

11
Berdasarkan contoh tata urutan kepemimpinan dalam OSIS tersebut, kamu
setidaknya mengetahui peran kepemimpinan apa saja yang dilakukan oleh ketua
OSIS sampei ketua sekretaris bidang. Dalam alur kepemimpinan tersebut ada
fungsi dan tugas tertentu. Selain itu, sosok-sosok yang mengisi jabatan
kepemimpinan tersebut tentunya tidak asal ambil. Ada proses seleksi sampai uji
kemampuan tiap-tiap bidang. Namun, inti yang akan dibahas pada bagian ini
adalah masalah kepemimpinan yang perlu kita ketahui untuk mengenal hal apa
saja yang harus dimiliki oleh sang pemimpin.
Dalam Kamus Besar Bahsa Indonesia, istilah pemimpin, kemimpinan, dan
memimpin pada mulanya berasal dari kata dasar yang sama pimpin. Namun
demikian ketiganya digunakan dalam konteks yang berbeda. Pengertian yang
berhubungan dengan kepemimpinan adalah sebagai berikut.
memimpin: mengetuai atau mengepalai (rapat, perkumpulan, dsb):
pemimpin:orang yang memimpin
pimpinan: hasil memimpin; bimbingan; tuntunan:
kepemimpinan: perihal pemimpin; cara memimpin:
Pemimpin adalah suatu lakon/peran dalam sistem tertentu; karenanya
seseorang dalam peran formal belum tentu memiliki keterampilan kepemimpinan
dan belum tentu mampu memimpin. Istilah “kepemimpinan” pada dasarnya
berhubungan dengan ketrampilan, kecakapan, dan tingkat pengaruh yang dimiliki
seseorang; oleh sebab itu kepemimpinan bisa dimiliki oleh orang yang bukan
"pemimpin".

Sumber: www.indonesiakudjaya.com

12
Gbr. 1.3
Para pemimpin negara Indonesia

Arti pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan


kelebihan, khususnya kecakapan/kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu
mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. Pemimpin adalah seorang
pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan -khususnya kecakapan-kelebihan
di satu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk pencapaian satu beberapa tujuan.
Pemimpin jika dialihbahasakan ke bahasa Inggris menjadi leader, yang
mempunyai tugas untuk me-lead anggota di sekitarnya. Sedangkan makna lead
mengandung pengertian sebagai berikut:
- Loyality, seorang pemimpin harus mampu membangkitkan setia kawan kepada
rekan-rekannya dan memberikan loyalitasnya dalam kebaikan.
- Educate, seorang pemimpin mampu untuk mengedukasi rekan-rekannya dan
mewariskan pengetahuan pada rekan-rekannya.
- Advice, memberikan saran dan nasehat dari permasalahan yang ada
- Discipline, memberikan keteladanan dalam berdisiplin dan menegakkan
kedisiplinan dalam setiap aktivitasnya.

Sumber: www.dedidwitagama.files.wordpress.com

Gbr. 1.4
Seorang calon pemimpin harus memberikan contoh
baik kepada yang lain

13
Dalam suatu organisasi, kepemimpinan merupakan faktor yang sangat
penting dalam menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh
organisasi. Kepemimpinan merupakan titik sentral dan penentu kebijakan dari
kegiatan yang akan dilaksanakan dalam organisasi. Kepemimpinan adalah aktivitas
untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk
mencapai tujuan tertentu.
Kepemimpinan bisa disebut juga sebagai kemampuan untuk mempengaruhi
suatu kelompok untuk mencapai tujuan. Kepemimpinan pun dapat mengandung
pengertian sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian,
termasuk didalamnya kewibawaan untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka
meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas
tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan
batin, serta merasa tidak terpaksa.
Dari pengertian diatas kepemimpinan mengandung beberapa unsur pokok
antara lain:
1) kepemimpinan melibatkan orang lain dan adanya situasi kelompok atau
organisasi tempat pemimpin dan anggotanya berinteraksi,
2) di dalam kepemimpinan terjadi pembagian kekuasaan dan proses mempengaruhi
bawahan oleh pemimpin, dan
3) adanya tujuan bersama yang harus dicapai.
Dari uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan
adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku seseorang atau sekelompok
orang untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu.
Beberapa pendapat mengenai kepemimipinan adalah sebagai berikut:
1. Kepemimpinan merupakan seni dalam mengkoordinasikan dan mengarahkan
individu atau kelompok untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki.
2. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan
langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan
tertentu.
3. Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti
Kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin
dalam mencapai tujuan.

14
4. Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan, proses, atau fungsi pada
umumnya untuk mempengaruhi orang-orang agar berbuat sesuatu dalam rangka
mencapai tujuan tertentu.
5. Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas
untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
6. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktivitas kelompok
yang diatur untuk mencapai adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu
dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan
tertentu.
7. Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar
supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu.
8. Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat
kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan, untuk dijadikan sebagai sarana
dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh
semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak.

Sumber: www.smacepiring.files.wordpress.com

Gbr. 1.5
Pramuka sebagai salah satu media
membentuk calon pemimpin

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan


mempunyai pengertiansecara khsusus: kemampuan untuk mempengaruhi perilaku
seseorang atau sekelompok orang untuk meneapai tujuan tertentu pada situasi

15
tertentu. Kepemimpinan merupakan masalah sosial yang di dalamnya terjadi
interaksi antara pihak yang memimpin dengan pihak yang dipimpin untuk
mencapai tujuan bersama, baik dengan cara mempengaruhi, membujuk,
memotivasi dan mengkoordinasi.
Dari sini dapat dipahami bahwa tugas utama seorang pemimpin dalam
menjalankan kepemimpinannya tidak hanya terbatas pada kemampuannya dalam
melaksanakan program-program saja. Aka tetapi lebih dari itu, yaitu pemimpin
harus mempu melibatkan seluruh lapisan organisasinya, anggotanya atau
masyarakatnya untuk ikut berperan aktif sehingga mereka mampu memberikan
sumbangsih yang positif dalam usaha mencapai tujuan bersama.
Berbicara tentang pemimpin dan kepemimpinan masa depan erat kaitannya
dengan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa ini. Bangsa ini,
masih membutuhkan pemimpin yang kuat di berbagai sektor kehidupan
masyarakat, pemimpin yang berwawasan kebangsaaan dalam menghadapi
permasalahan bangsa yang demikian kompleks. Ini selaras dengan kerangka ideal
normatif sistem kepemimpinan nasional sebagai sebuah sistem dalam arti statik
maupun arti dinamik.
Dalam arti sistem kepemimpinan nasional adalah keseluruhan komponen
bangsa secara hierarkial maupun pada tatanan komponen bangsa secara horizontal
dalam bidang ekonomi, politik, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.
Sementara itu, dalam sistem yang bersifat dinamik, sistem kepemimpinan nasional
adalah keseluruhan aktivitas kepemimpinan yang berporos dari dan komponen
proses transformasi (interaksi moral, etika, dan gaya kepemimpinan) dan akhirnya
keluar dalam bentuk orientasi kepemimpinan yang berdimensi aman, damai, adil
dan sejahtera.
Saat ini, kita butuh pemimpin yang berorientasi kepada kepentingan,
kemajuan, dan kejayaan bangsa dan negara, bukan kepada kepentingan
pribadi/kelompok, bukan untuk melanggengkan kekuasaan kelompok, dan bukan
pula kepemimpinan yang membiarkan hidupnya budaya anarkisme, budaya
kekerasan, dan budaya korupsi, kolusi dan nepotisme. Kita butuh, pemimpin
berwawasan kebangsaan, pemimpin Pancasilais, setia kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan UUD Negara RI Tahun 1945, serta memahami karakter
dan kultur bangsa Indonesia.

16
Dalam era saat ini, pemimpin kenegaraan, kebangsaan dan kemasyarakatan
Indonesia masih sangat dibutuhkan, melalui pemahaman dan penghayatan nilai-
nilai dasar negara, yaitu Pancasila yang bersifat integratif. Oleh karena itu, para
pemimpin dan kader kepemimpinan masa depan harus merupakan bagian integral
dari kepemimpinan nasional integratif, yang memiliki kriteria pokok, yaitu:
Pertama, terciptanya interaksi atau keterpaduan yang harmonis antara
pemimpin dengan yang dipimpin.
Kedua, memiliki ciri, sifat, prinsip, teknik, azas serta gaya dan jenis
kepemimpinan yang andal.
Ketiga, mempunyai strategi kepemimpinan nasional yang tepat, sesuai
situasi dan kondisi, serta kurun waktu yang dihadapi.
Pemimpin dan kepemimpinan masa depan yang integratif harus memiliki
pola pikir, pola sikap dan pola tindak sebagai negarawan. Makna dari negarawan
adalah seorang pemimpin yang diharapkan mampu mengubah kondisi saat ini
melalui proses untuk menciptakan kondisi yang diharapkan dalam rangka
mencapai tujuan nasional dan mewujudkan cita-cita nasional. Pemimpin akan
dapat melaksanakan fungsi kepemimpinan-nya dengan efektif, apabila ia diterima,
dipercaya, didukung serta dapat diandalkan.
Seorang pemimpin harus memiliki reputasi yang baik, menunjukkan kinerja
yang diakui, terutama dalam mengantisipasi tantangan-tantangan di depan dan
keberhasilannya mengatasi masalah-masalah yang kritikal dan membawa
kemajuan-kemajuan yang dirasakan langsung oleh anggotanya.

Sumber: www.sma13smg.sch.id

17
Gbr. 1.6
Seorang pemimpin harus
memiliki reputasi yang baik

Pemimpin dalam lingkup kepentingan negara dan bangsa bagi


penyelenggaraan negara haruslah memiliki nilai-nilai sebagai seorang negarawan,
artinya warga negara yang mau dan mampu mengambil sikap dan keputusan, demi
kepentingan bangsa dan negara. Nilai-nilai kenegarawan itu tidak hanya dimiliki
oleh seorang Kepala Negara, pejabat pemerintahan dan birokrasi/pejabat publik
semata, tetapi harus dimiliki oleh setiap pribadi warga negara dan setiap elemen
kemasyarakatan baik pengusaha, budayawan, pemimpin umat keagamaan,
pemimpin kemasyarakatan, cendekiawan, olahragawan dan kaum muda seperti
para mahasiswa.
Dalam konteks inilah sebenarnya konsep think globally dan act locally
(berpikir secara global dan bertindak secara lokal) ini dapat diimplementasikan
dalam menghadapi tantangan era globalisasi saat ini. Oleh karenanya, pemimpin
masa depan diharapkan mampu memahami visi mewujudkan masyarakat Indonesia
yang religius, manusiawi, bersatu, demokratis, adil, sejahtera, maju, mandiri, serta
baik dan bersih dalam penyelenggaraan negara dan melaksanakan sistem
penyelenggaraan negara secara baik dan benar.
Hal ini agar kesejahteraan masyarakat sesuai cita-cita nasional dan tujuan
nasional dapat benar-benar diwujudkan, sehingga kepemimpinannya, sejalan
dengan visi yang telah digariskan pemerintah, yaitu terwujudnya masyarakat
Indonesia yang damai, demokratis, berdaya saing, maju dan sejahtera dalam wadah
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini tentunya harus didukung oleh
manusia Indonesia yang sehat, mandiri, beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia,
cinta tanah air, berkesadaran hukum dan lingkungan, memiliki pengetahuan dan
teknologi, memiliki semangat dan etos kerja yang tinggi dan berdisiplin.
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam
hidup, manusia selalau berinteraksi dengan sesame serta dengan lingkungan.
Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok
kecil.
Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi
kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati &
menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga. Hidup yang teratur adalah

18
impian setiap insan. Menciptakan dan menjaga kehidupan yang harmonis adalah
tugas manusia.
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi dibanding makhluk
Tuhan lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan
untuk memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan
kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik.
Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan sosial
manusiapun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya
manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak
untuk memimpin dirinya sendiri.
Dengan berjiwa pemimpin, manusia akan dapat mengelola diri, kelompok
dan lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang
relatif pelik dan sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam
mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik.
Seorang pemimpin boleh berprestasi tinggi untuk dirinya sendiri, tetapi itu
tidak memadai apabila ia tidak berhasil menumbuhkan dan mengembangkan segala
yang terbaik dalam diri para bawahannya. Dari begitu banyak definisi mengenai
pemimpin, dapat disimpulkan bahwa pemimpin adalah orang yang mendapat
amanah serta memiliki sifat, sikap, dan gaya yang baik untuk mengurus atau
mengatur orang lain.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan
memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.
Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan
organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi
untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan kekuasaan adalah
kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan pap yang
diinginkan pihak lainnya. Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhidan
menggerakkan orang–orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan,
kepercayaan, respek, dan kerja sama secara loyal untuk menyelesaikan tugas.

19
Sumber: www.photos-767.friendster.com

Gbr. 1.7
Kepemimpinan siswa dapat dilatih di sekolah

Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau


melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya. Ketiga kata yaitu pemimpin,
kepemimpinan serta kekuasaan yang dijelaskan sebelumnya tersebut memiliki
keterikatan yang tidak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan
hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang
berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut
pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya,
keterampilan, bakat, sifat–sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana
nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan
diterapkan.

B. Syarat Menjadi Pemimpin Masa Depan


Waktu yang terus bergerak telah memilih dan memilah beragam pemimpin
di negeri ini. Terlepas dari kelebihan dan kekurangannya, pemimpin yang lahir
adalah sosok-sosok unggulan yang mampu mengatur semua situasi dengan
kecerdasan dan kecakapannya. Pemimpin baru selalu lahir dari berbagai generasi.
Pemimpin adalah orang pilihan yang menasbihkan dirinya dalam sosok yang selalu
siap berjuang demi kesejahteraan dan cita-cita bersama.
Untuk menjadi bangsa maju dan sejahtera diperlukan pemimpin bermutu di
semua tingkat dan tidak hanya pada tingkat nasional, dan di semua bidang
kehidupan dan tidak hanya di bidang politik saja. Akan tetapi apabila pada tingkat
nasional ada pemimpin yang besar kemampuannya, akan merangsang bangkitnya

20
pula pemimpin-pemimpin yang bermutu di semua tingkat dan bagian kehidupan
masyarakat.
Bagaimanakah pemimpin masa depan yang kiranya dapat mengajak bangsa
Indonesia mencapai kemajuan dan kesejahteraan yang adil dan merata, lahir dan
batin? Sudah barang tentu harus dipenuhi syarat-syarat yang membuat orang tidak
sekadar sebagai pengikut atau pengamat, melainkan menjadi pemimpin. Syarat-
syarat ini ada yang berlaku sepanjang zaman karena menyangkut hubungan
manusia dan manusia, antara lain:
1. Orang itu diliputi dorongan kuat dalam dirinya untuk memajukan bangsanya
dengan mengajak orang-orang lain bergerak bersama dengan dia. Ia berkehendak
kuat menjadi pemimpin bangsanya ke arah kemajuan dan kesejahteraan rakyatnya.
Dorongan itu membuatnya tidak hanya berangan-angan, melainkan mengambil
langkah-langkah secara nyata.
Makin orang itu mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi dan
mengajak orang lain, makin banyak orang yang bergabung dan percaya kepadanya.
Seorang pemimpin harus mampu merebut kepercayaan orang lain sehingga mereka
dengan tulus bergerak dan berjuang bersamanya, bahkan ada yang secara sadar
bersedia berkorban untuk perjuangan itu. Hal itu secara langsung atau tidak
langsung menyempitkan ruang gerak bagi mereka yang menyainginya dan
melawannya.
2. Karena pentingnya faktor kepercayaan, maka seorang pemimpin harus pandai
berbicara dan meyakinkan orang lain tentang benarnya tujuan perjuangannya.
Akan tetapi tidak cukup hanya pandai bicara, melainkan juga menunjukkan bukti
akan kesungguh-sungguhannya atau komitmennya dalam mengejar tujuannya,
dengan melakukan berbagai tindakan dan perbuatan yang meyakinkan orang lain
bahwa ia bukan hanya penyebar omongan dan janji, melainkan seorang yang
sanggup berbuat.

21
Sumber: www.1.bp.blogspot.com

Gbr. 1.8
Seorang pemimpin diharapkan dapat menunjukkan bukti
akan kesungguh-sungguhannya

Seorang pemimpin ia bukan orang yang hanya penuh pertimbangan,


melainkan sanggup mengambil keputusan dengan perhitungan matang. Ia
menunjukkan tauladan yang merangsang orang lain untuk mengikuti. Hal itu
sebaiknya disertai hasil nyata (concrete results) yang menimbulkan rasa bangga
pada semua yang bergerak bersamanya.
3. Ia harus menggambarkan satu wawasan atau visi yang menunjukkan secara
jelas kepada semua pihak dan terutama kepada pengikutnya, apa yang hendak
dicapai bersama. Wawasan itu harus cukup agung, tetapi tidak boleh sesuatu yang
fantastis.
Pemimpin juga harus mampu menjaga agar semua memegang teguh
disiplin perjuangan dan mengoreksi yang lemah serta menghukum yang melanggar
dan merintangi jalannya perjuangan. Pemimpin yang tidak sanggup memegang dan
menegakkan disiplin perjuangan akan dinilai lemah dan menimbulkan rasa sangsi
dan cemas pada pengikutnya. Sebaliknya menggembirakan lawan dan saingannya.
Pemimpin harus mempunyai pikiran yang fleksibel dan terbuka, tetapi itu tidak
boleh mengurangi keteguhan dalam pendirian dan sikap. Setiap keberhasilan untuk
memperlemah dan meniadakan saingan dan perlawanan, apalagi kalau mampu
membuat mereka malahan bergabung, akan menambah wibawa pemimpin.

22
4. Pemimpin masa depan harus memahami masa depan umat manusia dan bangsa
Indonesia. Adalah satu kenyataan bahwa perkembangan umat manusia amat
dipengaruhi oleh sains dan teknologi. Pemimpin masa depan harus memahami
perkembangan sains dan teknologi dan memanfaatkannya untuk
kepemimpinannya.

Sumber: www.world.kbs.co.kr
Gbr. 1.9
Pemimpin masa depan harus bisa
menguasai sains dan teknologi

5. Pemimpin masa depan harus arif bijaksana dilandasi naluri (instinct) untuk
memperjuangkan tujuannya dengan lebih canggih dan lihay. Pergaulan
internasional dalam globalisasi tidak saja amat mempererat hubungan bangsa satu
dengan yang lain, tetapi juga mempertinggi kondisi persaingan antar bangsa.
6. Pemimpin masa depan harus menyadari bahwa perkembangan umat manusia
amat mempengaruhi bangsa Indonesia yang majemuk. Pengaruh itu terutama
datang dari perkembangan demokrasi dan sains dan teknologi sebagai kenyataan
menonjol umat manusia. Hal itu mendorong setiap suku bangsa dan daerah untuk
mencapai kemajuan dan mampu menentukan nasibnya dalam arena dunia yang
makin dinamis.
Demikian pula setiap individu makin menyadari hak-haknya untuk maju
dan bersedia memperjuangkannya. Namun sebaliknya juga dorongan untuk
kebersamaan berkembang makin kuat. Adalah pula frappant bahwa di samping
perkembangan sains dan teknologi yang begitu cepat dan luas terdapat peningkatan
kesadaran manusia untuk hidup religius.

23
Para pemimpin masa depan akan memimpin rakyat yang makin luas dan
dalam pengetahuannya, yang makin paham akan hak-haknya dan makin menjaga
martabat, dan kepentingannya. Maka pemimpin tidak lagi bisa mengandalkan
kepada kekuatan fisik, seperti di masa awal di banyak negara berkembang, tetapi
harus lebih kepada kekuatan moral dan intelektual.
Pemimpin masyarakat modern harus siap memimpin secara demokratis,
karena kehidupan demokrasi adalah senapas dengan kemajuan dan kesejahteraan
ekonomi. Dengan demikian pemimpin yang diperlukan, dan yang paling akan
berhasil memimpin, adalah pemimpin yang berjiwa demokrat, dan bukan yang
otoriter. Pemimpin yang tegas bukan harus pemimpin yang otoriter, tetapi justru
yang mampu meyakinkan yang dipimpinnya akan kebenaran arah yang akan
ditempuh.
Masyarakat akan makin canggih, dan tuntutan kepada pemimpinnya akan
makin canggih pula. Masyarakat memilih pemimpin yang punya wawasan ke masa
depan. Karena masa depan sangat padat pada teknologi, maka seorang pemimpin
tidak boleh merasa asing terhadap kemajuan ilmu dan teknologi. Hal ini tidak
berarti seorang pemimpin harus seorang ilmuwan (scientist). Yang lebih penting
adalah seorang pemimpin harus memiliki apresiasi terhadap ilmu pengetahuan dan
peran teknologi sebagai unsur yang sangat pokok dalam membentuk kehidupan
masa depan.
Dalam suasana kehidupan yang makin rumit, untuk menentukan pilihan
yang paling baik menjadi makin sulit. Oleh karena itu, kearifan sangat diperlukan,
lebih daripada di masa lalu, untuk menentukan mana yang terbaik, atau mana yang
paling kurang buruk di antara alternatif-alternatif yang buruk. Di samping kearifan,
diperlukan pula suatu tingkat pemahaman teknis, agar keputusan yang menyangkut
dampak yang rumit tidak diambil semata-mata atas dasar naluri batin, seperti
dalam banyak masyarakat tradisional, tetapi dengan dasar pengetahuan dan
perhitungan yang matang.
Karena masyarakat akan lebih terbuka, dan kebebasan diperlukan untuk
mengembangkan kreativitas, maka untuk mencapai kesepakatan akan makin pelik.
Kembali diperlukan kearifan dari pemimpin untuk mengambil keputusan yang
tepat yang tidak selalu mendapat dukungan orang banyak.
Perkembangan dunia serta persaingan yang makin tajam membuat
pemimpin bangsa di masa depan harus memiliki pengetahuan yang memadai

24
mengenai tata hubungan internasional dan mengenai kerja sama dunia. Para
pemimpin bangsa nanti harus memiliki kemampuan untuk membawa bangsa ini
untuk memenangkan persaingan yang sangat diperlukan untuk kesejahteraan
rakyatnya. Tidak ada bangsa yang dapat mengisolasikan diri dan tidak tergantung
kepada hubungan internasional. Pemimpin modern dengan demikian harus
mempunyai minat dan pengetahuan yang cukup mengenai hal ikhwal yang terjadi
di luar batas kepentingan bangsanya sendiri yang langsung. Ia harus memiliki jiwa
kemanusiaan dan perhatian terhadap masalah-masalah kemanusiaan.
Dengan berbekal wawasan kebangsaan para pemimpin harus mampu
memelihara kedaulatan dan kehormatan bangsa di antara masyarakat bangsa-
bangsa di dunia. Selain kekuatan yang dimiliki suatu negara, kualitas
kepemimpinan dalam suatu bangsa juga mempengaruhi martabat bangsa itu dalam
pergaulan internasional.

Sumber: www.vibizdaily.com
Gbr. 1.10
Pemimpin masa depan diharapkan
mampu memahami tatahubungan internasional

Secara keseluruhan pemimpin masa depan adalah pemimpin yang harus


membangun bangsa ini menjadi bangsa yang maju dan mandiri. Kemajuan dan
kemandirian ini harus menjadi landasan serta modal untuk membangun bangsa
yang adil dan makmur, yang sederajat dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Kepemimpinan modern, di samping memiliki sifat-sifat tradisional, yang
melambangkan moral kepemimpinan bangsa, juga harus merupakan sosok modern.
Pemimpin yang demikian adalah seorang yang memiliki wawasan kebangsaan,
jiwa kerakyatan, kemampuan profesional, memiliki wawasan masa depan, inovatif,

25
dan rasional. Ia harus mampu di satu pihak memahami masalah-masalah yang
kompleks, dan di pihak lain mampu menemukan pemecahan yang sederhana dan
mudah dipahami serta dilaksanakan bagi pemecahan masalah-masalah yang
kompleks itu. Ia bukan hanya harus berani mengambil risiko, tetapi juga mampu
menghitung risiko
Pemimpin masa depan harus dapat mengakomodasi semua kecenderungan
itu untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Itu sebabnya
Pancasila sebagai wawasan nasional dan dasar negara justru makin relevan untuk
masa depan bangsa Indonesia. Adapun yang menjadi kewajiban pemimpin masa
depan adalah menjadikan nilai-nilai Pancasila tidak hanya sebagai semboyan
belaka, sebagaimana hingga kini terjadi, melainkan membuatnya kenyataan yang
hidup dalam setiap aspek kehidupan bangsa. Sebaliknya, pemimpin masa depan
harus mampu membuktikan kepada pihak-pihak yang menolak Pancasila, bahwa
tanpa Pancasila Indonesia akan berakhir sebagai entitas negara dan bangsa.
Berbicara tentang pemimpin dan kepemimpinan masa depan erat kaitannya
dengan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa ini. Bangsa ini,
membutuhkan pemimpin yang kuat di berbagai sektor kehidupan masyarakat,
pemimpin yang berwawasan kebangsaaan dalam menghadapi permasalahan bangsa
yang demikian kompleks.
Saat ini, kita butuh pemimpin yang berorientasi kepada kepentingan,
kemajuan, dan kejayaan bangsa dan negara, bukan kepada kepentingan
pribadi/kelompok, bukan untuk melanggengkan kekuasaan kelompok, dan bukan
pula kepemimpinan yang membiarkan hidupnya budaya anarkhisme, budaya
kekerasan, dan budaya korupsi, kolusi dan nepotisme. Kita butuh, pemimpin
berwawasan kebangsaan, pemimpin Pancasilais, setia kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan UUD Negara RI Tahun 1945, serta memahami karakter
dan kultur bangsa Indonesia.
Faktor-faktor penting yang terdapat dalam pengertian kepemimpinan:
1. Pendayagunaan pengaruh
2. Hubungan antar manusia
3. Proses komunikasi dan
4. Pencapaian suatu tujuan.
Unsur-unsur yang mendasari kepemimpinan dari defmisi-defmisi yang
dikemukakan di atas, adalah:

26
1. Kemampuan mempengaruhi orang lain (kelompok/bawahan).
2. Kemampuan mengarahkan atau memotivasi tingkah laku orang lain atau
kelompok.
3. Adanya unsur kerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Adapun empat kriteria pemimpin sejati yaitu:
1. Visioner
Punyai tujuan pasti dan jelas serta tahu kemana akan membawa para
pengikutnya. Tujuan hidup kita adalah poros hidup. pemimpin yang punya visi
dan arah yang jelas, kemungkinan berhasil/sukses lebih besar daripada mereka
yang hanya menjalankan sebuah kepemimpinan.

2. Sukses Bersama
Membawa sebanyak mungkin pengikutnya untuk sukses bersamanya.
Pemimpin sejati bukanlah mencari sukses atau keuntungan hanya bagi dirinya
sendiri, namun ia tidak kuatir dan takut serta malah terbuka untuk mendorong
orang-orang yang dipimpin bersama-sama dirinya meraih kesuksesan bersama.

Sumber: www.kilaucahaya.blogspot.com

Gbr. 1.11
Sukses bersama adalah tujuan
pemimipin dan yang dipimpinnya

3. Mau Terus Menerus Belajar dan Diajar (Teachable and learn continuous)
Banyak hal yang harus dipelajari oleh seorang pemimpin jika ia mau terus
bertahan sebagai pemimpin dan dihargai oleh para pengikutnya. Punya hati yang
mau diajar baik oleh pemimpin lain ataupun bawahan dan belajar dari pengalaman-
diri dan orang-orang lain adalah penting bagi seorang pemimpin. Sang pemimpin
akan memperlengkapi diri dengan buku-buku bermutu dan bacaan/bahan yang

27
positif juga bergaul akrab dengan para Pemimpin akan mendorong bakat
kepemimpinan dengan terus meningkat.

4. Mempersiapkan Calon-calon Pemimpin Masa depan


Pemimpin sejati bukanlah orang yang hanya menikmati dan melaksanakan
kepemimpinannya seorang diri bagi generasi atau saat dia memimpin saja. Namun,
lebih dari itu, dia adalah seorang yang visioner yang mempersiapkan pemimpin
berikutnya untuk regenerasi di masa depan. Pemimpin yang mempersiapkan
pemimpin berikutnya barulah dapat disebut seorang pemimpin sejati. Di bidang
apapun dalam berbagai aspek kehidupan ini, seorang Pemimpin sejati pasti
dikatakan sukses jika ia mampu menelorkan para pemimpin muda lainnya
Adapun karakteristik seorang pemimpin masa depan didasarkan kepada
prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Seorang yang belajar seumur hidup


Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga diluar sekolah.
Contohnya, belajar melalui membaca, menulis, observasi, dan mendengar.
Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang buruk sebagai sumber belajar.

Sumber: www.kalimantanpost.com
Gbr. 1.12
Seorang pemimpin dituntut
keseriusannya untuk terus belajar

Belajar dalam arti sebenarnya adalah sesuatu yang berlangsung sepanjang


kehidupan seseorang. Bedasarkan idea tersebut konsep belajar sepanjang hayat
sering pula dikatakan sebagai belajar berkesinambungan (continuing learning).

28
Dengan terus menerus belajar, seseorang tidak akan ketinggalan zaman dan dapat
memperbaharui pengetahuannya, terutama bagi mereka yang sudah berusia lanjut.
Dengan pengetahuan yang selalu diperbaharui ini, mereka tidak akan terasing dan
generasi muda, mereka tidak akan menjadi snile atau pikun secara dini, dan tetap
dapat memberikan sumbangannya bagi kehidupan di lingkungannya.
Belajar apabila membawa suatu perubahan pada individu yang belajar.
Perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan, melainkan juga dalam
bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat, penyesuaian
diri. Pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang. Karena
itu seorang yang belajar ia tidak sama lagi dengan saat sebelumnya, karena ia lebih
sanggup menghadapi kesulitan memecahkan masalah atau menyesuaikan diri
dengan keadaan. Ia tidak hanya bertambah pengetahuannya, akan tetapi dapat pula
menerapkanya secara fungsional dalam situasi hidupnya.

2. Berorientasi pada pelayanan


Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip pemimpin
dengan prinsip melayani berdasarkan karir sebagai tujuan utama. Dalam memberi
pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.
eorang pemimpin harus memiliki empati dan simpati kepada orang yang
dipimpinnya. Dalam memimpin, pemimpin harus dapat memberikan motivasi
kepada orang yang dipimpinnya. Sebagai rakyat, kita tentu membutuhkan
pemimpin yang dapat memberikan motivasi ketika kita sedang dalam kesulitan.
Kepemimpinan sejati dimulai dari kemampuan pemimpin tersebut untuk
mengelola dirinya sendiri, kemudian bergerak keluar untuk mengelola dan
melayani rakyatnya. Disinilah pentingnya integritas dan karakter pemimpin sejati
agar diterima oleh rakyat yang dipimpinnya.
Tujuan utama kepemimpinan adalah melayani orang yang dipimpinnya,
dalam hal ini rakyatnya. Pemimpin sejati berorientasi untuk membangunan
masyarakat dan daerahnya, bukan membangun diri dan keluarga serta
golongannya. Kepentingan publik lebih utama dibandingkan kepentingan diri dan
golongannya. Pemimpin yang memiliki hati yang melayani adalah akuntabel.
Artinya memiliki tanggung jawab yang tinggi terhadap institusi dan orang yang
dipimpinnya. Seluruh perkataan, pikiran dan tindakannya dapat dipertanggung
jawabkan baik kepada rakyatnya maupun Tuhan Yang Maha Esa.

29
Pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang mampu mengendalikan
dirinya. Mengedepankan kepentingan umum diatas kepentingan pribadinya.
Memiliki ketahanan mental yang kuat. Seorang pemimpin sejati selalu dalam
keadaan tenang, penuh pengendalian diri, dan tidak mudah emosi.

3. Membawa energi yang positif


Setiap orang mempunyai energi dan semangat. menggunakan energi yang
positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang
lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan baik.
Seorang pemimpin hams dapat dan mau bekerja untuk jangka waktu yang lama
dan kondisi tidak ditentukan. Oleh karena itu, seorang pemimpin haras dapat
menunjukkan energi yang positif, sepert:

a. Percaya pada orang lain


Seorang pemimpin mempercayai orang lain, sehingga mereka mempunyai
motivasi dan mempertahankan suatu pekerjaan yang baik. Oleh karena itu,
kepercayaan harus diikuti dengan kepedulian.

b. Keseimbangan dalam kehidupan


Seorang pemimpin haras dapat menyeimbangkan tugasnya dengan
mengarah kepada prinsip kemanusiaan dan keseimbangan diri antara kerja dan
olah raga, istirahat dan rekreasi. Keseimbangan juga berarti seimbang antara
kehidupan dunia dan akherat.

c. Melihat kehidupan sebagai tantangan


Kata 'tantangan' sering diinterpretasikan negatif. Dalam hal ini tantangan
berarti kemampuan untuk menikmati hidup dan segala konsekuensinya. Sebab
kehidupan adalah suatu tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang
datang dari dalam diri sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif, ketrampilan,
kreativitas, kemauan, keberanian, dinamisasi dan kebebasan.

d. Sinergi
Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan satu katalis
perubahan, Mereka selalu mengatasi kelemahannya sendiri dan lainnya. Sinergi

30
adalah kerja kelompok dan memberi keuntungan kedua belah pihak. Sinergi adalah
satu kerja kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif dari pada bekerja
secara perseorangan. Seorang pemimpin harus dapat bersinergis dengan setiap
orang, atasan, staf, teman sekerja.
Seseorang yang dapat dikatakan sebagai pemimpin setidaknya memenuhi
beberapa kriteria,yaitu :

1. Pengaruh
Seorang pemimpin adalah seorang yang memiliki orang-orang yang
mendukungnya yang turut membesarkan nama sang pimpinan. Pengaruh ini
menjadikan sang pemimpin diikuti dan membuat orang lain tunduk pada apa yang
dikatakan sang pemimpin. John C. Maxwell, penulis buku-buku kepemimpinan
pernah berkata: Leadership is Influence (Kepemimpinan adalah soal pengaruh).
Mother Teresa dan Lady Diana adalah contoh kriteria seorang pemimpin yang
punya pengaruh.

Sumber: www.pita-blog.blogspot.com
Gbr. 1.13
Bunda Theresa contoh pemimpin
yang berpengaruh karena sikap sosialnya

Untuk dapat mempengaruhi, seorang pemimpin harus memiliki beberapa


kemampuan seperti kemampuan untuk berkomunikasi, kemampun menjalin
hubungan dengan sesama manusia, kemampuan memotivasi orang lain untuk
bekerja, kemampuan untuk memanajemen organisasi, kemampuan untuk berbicara
di depan publik dan yang lebih penting dari semua itu dia dapat menjadi teladan
bagi orang yang dipimpinnya (integritas). Tanpa keteladanan, jika seorang
pemimpin hanya bisa berbicara tanpa bisa berbuat maka, dia tidak akan dipercaya

31
dan tidak akan didengarkan oleh orang lain sehingga kepemimpinannya berubah
menjadi tidak efektif.

2. Kekuasaan
Seorang pemimpin umumnya diikuti oleh orang lain karena dia memiliki
kekuasaan/power yang membuat orang lain menghargai keberadaannya. Tanpa
kekuasaan atau kekuatan yang dimiliki sang pemimpin, tentunya tidak ada orang
yang mau menjadi pendukungnya. Kekuasaan/kekuatan yang dimiliki sang
pemimpin ini menjadikan orang lain akan tergantung pada apa yang dimiliki sang
pemimpin, tanpa itu mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Hubungan ini menjadikan
hubungan yang bersifat simbiosis mutualisme, dimana kedua belah pihak sama-
sama saling diuntungkan.

3. Wewenang
Wewenang di sini dapat diartikan sebagai hak yang diberikan kepada
pemimpin untuk menetapkan sebuah keputusan dalam melaksanakan suatu
hal/kebijakan. Wewenang di sini juga dapat dialihkan kepada bawahan oleh
pimpinan apabila sang pemimpin percaya bahwa bawahan tersebut mampu
melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan baik, sehingga bawahan diberi
kepercayaan untuk melaksanakan tanpa perlu campur tangan dari sang pemimpin.

4. Pengikut
Seorang pemimpin yang memiliki pengaruh, kekuasaaan/power, dan
wewenang tidak dapat dikatakan sebagai pemimpin apabila dia tidak memiliki
pengikut yang berada di belakangnya yang memberi dukungan dan mengikuti apa
yang dikatakan sang pemimpin. Tanpa adanya pengikut maka pemimpin tidak akan
ada. Pemimpin dan pengikut adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dan tidak
dapat berdiri sendiri.

32
Sumber: www.mitmardlatillah.com
Gbr. 1.14
Seorang pemimpin harus
selalu siap mengatur orang lain

Pemimpin adalah inti dari organisasi. Ini berarti bahwa organisasi akan
tercapai tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan
oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai
keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat
orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya.
Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana,
mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai
tujuan bersama-sama. Menurut James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin
adalah:

1. Pemimpin bekerja dengan orang lain


Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain,
salah satu dengan orang lain dalam organisasi sebaik orang di luar organisasi.
2. Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan
Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan
tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai hasil yang terbaik. Pemimpin
bertanggung jawab untuk kesuksesan dengan anak buahnya tanpa kegagalan.
3.Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas
Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat
menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan

33
pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-tugasnya kepada staf. Kemudian
pemimpin harus dapat mengatur waktu secara efektif,dan menyelesaikan masalah
secara efektif.
4. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual
Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan
konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin
harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya
dengan pekerjaan lain.
5. Pemimpin adalah seorang mediator
Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin
harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).
6. Pemimpin adalah politisi dan diplomat
Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi.
Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau
organisasinya.
7. Pemimpin membuat keputusan yang sulit
Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.

Adapun peran pemimpin sebagai sosok individu adalah :


1. Peran hubungan antar perorangan, dalam kasus ini fungsinya sebagai pemimpin
yang dicontoh, pembangun tim, pelatih, direktur, mentor konsultasi.
2. Fungsi peran informal sebagai monitor, penyebar informasi, dan juru bicara.
3. Peran Pembuat keputusan, berfungsi sebagai pengusaha, penanganan gangguan,
sumber alokasi, dan negosiator.
Peran pemimpin amat besar dalam perkembangan satu masyarakat, negara
dan bangsa. Dalam sejarah bangsa Indonesia diakui peran besar Mahapatih Gajah
Mada yang dalam abad ke-15 menjadikan kerajaan Majapahit maju, sejahtera dan
berwibawa. Pada waktu itu wibawa dan pengaruh Majapahit terasa di seluruh Asia
Tenggara.

34
Sumber: www.reachtoteachrecruiting.com
Gbr. 1.15
Deng Xiaoping melakukan Revolusi pada bangsa Cina
sehingga negaranya berkembang pesat

Dalam sejarah Cina modern menonjol peran Deng Xiaoping yang


mengangkat bangsanya yang terpuruk dan amat berantakan oleh Revolusi
Kebudayaan kembali menjadi bangsa yang maju dan disegani oleh bangsa-bangsa
lain. Dalam sejarah India dikenal peran Mahatma Gandhi dan Pandit Jawaharlal
Nehru yang memimpin bangsanya keluar dari penjajahan dan tampil sebagai
bangsa India merdeka yang sekarang makin tampak dalam arena dunia. Dan
bangsa Indonesia menjadi merdeka karena kepemimpinan Soekarno dan Mohamad
Hatta yang berhasil mengakhiri penjajahan dari bumi Indonesia.
Kemajuan dan kesejahteraan bangsa Indonesia dalam Abad ke-21 ini juga
akan amat ditentukan oleh kepemimpinan yang berkembang dalam masyarakat
Indonesia. Sayangnya adalah bahwa pada waktu ini bangsa Indonesia sedang
berada dalam krisis kepemimpinan. Hal itu merupakan ironi karena hakikatnya
Reformasi memperjuangkan perbaikan keadaan bangsa di semua aspek kehidupan.
Akan tetapi, pasti satu saat nanti akan timbul pemimpin-pemimpin yang mampu
mengajak rakyat Indonesia mengatasi berbagai persoalannya dan langkah demi
langkah mewujudkan tujuan perjuangan bangsa, yaitu masyarakat yang adil dan
sejahtera berdasarkan Pancasila.
Untuk menjadi bangsa maju dan sejahtera diperlukan pemimpin bermutu di
semua tingkat dan tidak hanya pada tingkat nasional, dan di semua bidang
kehidupan dan tidak hanya di bidang politik saja. Akan tetapi apabila pada tingkat

35
nasional ada pemimpin yang besar kemampuannya, akan merangsang bangkitnya
pula pemimpin-pemimpin yang bermutu di semua tingkat dan aspek kehidupan
masyarakat.

Sumber: www.purdiechandra.net
Gbr. 1.16
Pemimpin bermutu adalah teladan
bagi orang lain

Kepemimpinan adalah bukan jabatan, hak istimewa, gelar, apalagi uang.


Kepemimpinan adalah tanggung jawab dan keteladanan. Sejak manusia mulai
mengenal budaya dan peradaban, masalah kepemimpinan adalah masalah yang
ramai diperbincangkan dan diper­debatkan, dicari kriterianya dan batasannya, serta
diperebutkan. Sampai sekarang masalah ini ternyata terus berlanjut.
Sementara itu, dalam pandangan kepemimpinan modern, khususnya
kepemimpinan yang mengarahkan orang mempertanyakan banyak hal seperti
berikut:
(1) bagaimana seorang pemimpin muncul tanpa tergantung pada jenjang atau
status serta berasal dari dalam organisasi yang membuahkan wewenang yang
menyebar;
(2) bagaimana peranan kepemimpinan dirumuskan bagi mereka yang mau
menerima tanggung jawab untuk menumbuhkan peru­bahan dengan jalan
memimpin organisasi yang selalu belajar;
(3) bagaimana para pemimpin memotivasi dengan cara membalik organisa­si yang
berbentuk piramida;

36
(4) bagaimana bermitra menjadi keah­lian utama para pemimpin bertaraf dunia;
(5) bagaimana mematahkan mitos yang menyatakan bahwa hanya segelintir
manusia yang beruntung yang dapat menguraikan rahasia kepemimpinan;
(6) bagaimana pemimpin millenium mendatang akan menciptakan budaya yang
dilan­dasi prinsip-prinsip bahwa semua pada dasarnya ada dalam suatu dunia
yang penuh guncangan; dan
(7) bagaimana menggerakkan harapan dan tujuan mereka yang menghendaki
arahan dan ingin berbagi wawasan.
Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi penting, karena ciri kepemimpinan
masa lalu yang konon lebih menitik beratkan pada kharisma dan wibawa,
menjadi kurang relevan jika diterapkan begitu saja dalam era globalisasi seperti
sekarang ini. Tetapi, bahwa kharisma dan wibawa tetaplah merupakan elemen
dan faktor penting yang menentukan keberhasilan seorang pemimpin. Cuma jika
dahulu dua faktor ini lebih mengedepan, sekarang dua faktor ini harus mengedepan
bersama-sama dengan banyak faktor lainnya. Jika dahulu dua faktor ini sudah
menjamin seorang menjadi pemimpin yang sukses, sekarang justru sebaliknya. Jika
hanya mengandalkan dua hal ini seorang pemimpin akan lebih banyak gagalnya
daripada berhasilnya.

Sumber: www.politikana.com
Gbr. 1.17
Pemimpin harus siap selalu berdiri di depan
dan memiliki karakter unggul

37
Seorang pemimpin yang positif dan efektif memiliki karakter, yang
mengantarkan dia menjadi seorang pemimpin yang disegani dan diikuti oleh orang
yang dipimpinnya. Karakter inilah yang membuatnya berbeda dari orang yang
dipimpinnya, sehingga dia layak menjadi seorang pemimpin sejati, berikut ini
adalah karakternya:
1. Karisma; yaitu karakter kepemimpinan yang didasarkan pada kualitas
kepribadian, kejujuran, kesungguhan, keikhlasan dan keuletannya sehingga
menumbuhkan karisma dan nilai spiritual dalam dirinya
2. Kepedulian, seorang pemimpin positif memili karakter yang mengindahkan,
memperhatikan dan menghiraukan kepentingan orang yang dipimpinnnya
3. Komitmen, yaitu karakter pemimpin yang menunjukkan kesediaan untuk
melakukan hal dan nilai yang disepakati bersama, serta kesesuaian perkataan dan
perbuatan
4. Kejelasan, yaitu kemampuan pemimpin untuk memberikan perintah yang mudah
dipahami untuk dikerjakan
5. Komunikator, yaitu karakter pemimpin yang pandai memindahkan ide, gagasan,
konsep dan keputusannya kepada orang lain
6. Konsisten, kesediaan pemimpin untuk terus menerus memberikan dorongan,
support, supervisi dan kerjasama
7. Kreatif, kemampuan pikiran dan konsepnya yang imajinatif, unik, cerdas dan
menarik sehingga membuat orang mau bekerja melaksanakan gagasannya
8. Kompeten, yaitu kemampuan dan keahlian dalam bidang kerja dan operasional
lembaga yang dipimpinnya
9. Keberanian, kalau ingin efektif memimpin seorang pemimpin harus
menunjukkan sikap berani dan percaya diri dalam menjalankan fungsi dan
kebijakannya, termasuk melindungi anggota dan organisasinya
10. Kenekatan, adakalanya seorang pemimpin dituntut untuk menempuh resiko
dalam keadaan yang darurat, sehingga dia menjadi orang pertama yang melakukan
tugas sebelum orang lain mau melakukannya.
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji
sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara
efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Dalam
karya tulis ini akan dibahas tentang teori dan gaya kepemimpinan.

38
Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar
nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa
teori tentang kepemimpinan antara lain :

1. Teori Kepemimpinan Sifat (Trait Theory)


Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian
pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan
Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan.
Dalam perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir
psikologi yang berpandangan bahwa sifat–sifat kepemimpinan tidak seluruhnya
dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman.
Sifat–sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.
Ada empat sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan
kepemimpinan organisasi, antara lain:

- Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang
tinggi di atas kecerdasan rata–rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan
berhasil yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat
kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya. Seorang
pemimpin harus cerdas, sehingga bisa menyelesaikan semua persoalaan dengan
baik tanpa tanpa menyisakan persoalan-persolan lain di kemudian hari.
Pemimpin harus memiliki keterampilan untuk dapat mengenali perubahan-
perubahan penting, serta mampu mengambil tempat di dalam hati setiap orang,
agar semua orang dalam organisasi bisa saling menyatu dan saling berempati,
untuk membawa perubahan itu ke arah yang lebih memberi manfaat positif buat
organisasi dan buat setiap manusianya.

39
Sumber: www.student.ipb.ac.id
Gbr. 1.18
Pemimpin selalu memiliki
semangat dan gairah untuk maju

Pemimpin harus bisa membangkitkan semangat dan gairah perubahan dari


setiap orang di dalam organisasi untuk menyesuaikan diri dengan lebih cepat, serta
berjuang keras dan bekerja keras untuk mendapatkan hasil perubahan yang lebih
baik dari rencana yang ada. Pemimpin harus menyadarkan setiap orang, agar selalu
menggunakan cara-cara profesionalisme dalam merespon setiap perubahan.
Untuk itu, pemimpin harus duduk bersama semua kekuatan sumber daya
manusianya, untuk berbicara tentang perubahan-perubahan itu dengan cara-cara
penuh inspirasi dan profesional. Pemimpin harus cerdas menggunakan tema
perubahan dalam organisasinya, sebagai sarana untuk meningkatkan keuntungan
kompetitif bisnis usahanya.
Pemimpin harus bisa menggambarkan perubahan itu secara nyata dipikiran
setiap orang, dan memberikan cermin perubahan untuk dapat dilihat setiap orang
tentang wujud asli dari perubahan tersebut.

- Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial


Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal
maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang
matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam
mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.

40
Sumber: www.smpi-almudriky.co.cc
Gbr. 1.19
Pemimpin mempunyai ciri
hubungan sosial yang baik

Seorang pemimpin harus memberi inspirasi kepada setiap orang, untuk


menghadapi perubahan dalam pekerjaan, untuk menghadapi perubahan dalam
keluarga, untuk menghadapi perubahan dalam hidup. Dan dalam semua aspek yang
bertujuan untuk meningkatkan gairah dan kepercayaan diri organisasi, untuk
memenangkan persaingan dalam kompetisi bisnis yang ketat.
Pemimpin harus mengajak dan menggandeng setiap hati dan setiap pikiran,
untuk berpikir dan bertindak dalam semangat meningkatkan semua potensi
organisasi, agar mampu menangani semua potensi hebat secara lebih baik, dengan
cara mengubah hal-hal yang menghambat gerak sukses organisasi

- Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi


Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang
tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian
tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.

- Sikap Hubungan Kemanusiaan


Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya
mampu berpihak kepadanya. Pola berpikir yang lebih sederhana akan mendekatkan
semua solusi terbaik melalui logika dan akal sehat, yang dapat diukur
kebenarannya. Oleh karena itu, berpikir sederhana akan menuntun pemimpin dan

41
pengikutnya dalam jalur yang tidak rumit untuk menemukan segala macam solusi
terbaik, dimana semua solusi itu masih bisa diukur kebenarannya dengan pikiran
jernih yang berlogika cerdas; semua solusi terbaik pada dasarnya telah ada, hanya
saja diperlukan keandalan kepemimpinan yang solid dan kuat, untuk menjadi lebih
sederhana, jernih, dan sabar dalam menyusuri jalur sederhana menuju puncak
penghasil solusi andal buat sebuah perubahan yang hebat dan bermanfaat.

- Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi


Pemimpin yang solid dan kuat pasti mampu menjadi sosok yang hebat,
dalam setiap gerak dan langkah ke perubahan yang lebih baik. Sang pemimpin
adalah pembawa perubahan, yang membahagiakan hati setiap orang dalam
dekapan rasa damai dan rasa nyaman
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan
teori ini memiliki kecendrrungan ke arah dua hal.
Pertama yang disebut dengan adanya kecenderungan seorang pemimpin yang
menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam
hal ini seperti: membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan, dan
bersedia berkonsultasi dengan bawahan.

Sumber: www.pasarkreasi.com
Gbr. 1.20
Pemimpin harus bisa memberi
masukan pada bawahan

42
Kedua disebut struktur inisiasi yaitu kecenederungan seorang pemimpin yang
memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat, bawahan
mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan
dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana
seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan
terhadap hasil yang tinggi pula.

2. Teori Kewibawaan Pemimpin


Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan,
sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku
orang lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut
bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.

3. Teori Kepemimpinan Situasi


Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan
harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan
bawahan.

Sumber: www.dianaaprill.onsugar.com
Gbr. 1.21
Pemimpin yang baik mampu bersosialisasi

4. Teori Kelompok

43
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran
yang positif antara pemimpin dengan pengikutnya. Dari adanya berbagai teori
kepemimpinan di atas, dapat diketahui bahwa teori kepemimpinan tertentu akan
sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan (Leadership Style), yakni pemimpin
yang menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan segenap filsafat, keterampilan
dan sikapnya. Gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpan bersikap,
berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain dalam mempengaruhi orang
untuk melakukan sesuatu.
Gaya tersebut bisa berbeda–beda atas dasar motivasi, kuasa, ataupun
orientasi terhadap tugas atau orang tertentu. Diantara beberapa gaya
kepemimpinan, terdapat pemimpin yang positif dan negatif, dimana perbedaan itu
didasarkan pada cara dan upaya mereka memotivasi orang lain. Apabila
pendekatan dalam pemberian motivasi ditekankan pada imbalan atau penghargaan
berarti telah digunakan gaya kepemimpinan yang positif. Sebaliknya, jika
pendekatannya menekankan pada hukuman atau punishment, berarti dia
menerapkan gaya kepemimpinan negatif. Pendekatan kedua ini dapat
menghasilakan prestasi yang diterima dalam banyak situasi, tetapi menimbulkan
kerugian manusiawi.

5. Otokratis
Kepemimpinan seperti ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan
dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya. Kekuasaan sangat
dominan digunakan. Memusatkan kekuasaan dan pengambilan keputusan bagi
dirinya sendiri, dan menata situasi kerja yang rumit bagi pegawai sehingga mau
melakukan apa saja yang diperintahkan. Kepemimpinan ini pada umumnya negatif,
yang berdasarkan atas ancaman dan hukuman. Meskipun demikian, ada juga
beberapa manfaatnya antaranya memungkinkan pengambilan keputusan dengan
cepat serta memungkinkan pendayagunaan pegawai yang kurang kompeten.

6. Partisipasif
Lebih banyak mendesentralisasikan wewenang yang dimilikinya sehingga
keputusan yang diambil tidak bersifat sepihak.

7. Demokrasi

44
Ditandai adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan
pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Di bawah kepemimpinan
pemimpin yang demokrasis cenderung bermoral tinggi dapat bekerjasama,
mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri.

Sumber: www.smp1blora.co.cc
Gbr. 1.22
Sikap demokrasi di sekolah,
contohnya dengan pemilihan ketua OSIS

8. Kendali Bebas
Pemimpin memberikan kekuasaan penuh terhadap bawahan, struktur
organisasi bersifat longgar dan pemimpin bersifat pasif. Yaitu Pemimpin
menghindari kuasa dan tanggung–jawab, kemudian menggantungkannya kepada
kelompok baik dalam menetapkan tujuan dan menanggulangi masalahnya sendiri.
Dilihat dari orientasi si pemimpin, terdapat dua gaya kepemimpinan yang
diterapkan, yaitu gaya konsideral dan struktur, atau dikenal juga sebagai orientasi
pegawai dan orientasi tugas. Beberapa hasil penelitian para ahli menunjukkan
bahwa prestasi dan kepuasan kerja pegawai dapat ditingkatkan apabila konsiderasi
merupakan gaya kepemimpinan yang dominan. Sebaliknya, para pemimpin yang
berorientasi tugas yang terstruktur, percaya bahwa mereka memperoleh hasil
dengan tetap membuat orang–orang sibuk dan mendesak mereka untuk
berproduksi.

45
Banyak studi yang sudah dilakukan untuk melihat gaya kepemimpinan
seseorang. Salah satunya yang terkenal adalah yang dikemukakan oleh Blanchard,
yang mengemukakan empat gaya dari sebuah kepemimpinan. Gaya kepemimpinan
ini dipengaruhi oleh bagaimana cara seorang pemimpin memberikan perintah, dan
sisi lain adalah cara mereka membantu bawahannya.
Keempat gaya tersebut adalah sebagai berikut.

1. Directing
Gaya tepat apabila kita dihadapkan dengan tugas yang rumit dan anak buah
kita belum memiliki pengalaman dan motivasi untuk mengerjakan tugas tersebut.
Atau apabila kita berada di bawah tekanan waktu penyelesaian. Kita menjelaskan
apa yang perlu dan apa yang harus dikerjakan. Dalam situasi demikian, biasanya
terjadi penjelasan berlebihan yang dapat menimbulkan kebingungan dan
pembuangan waktu. Dalam proses pengambilan keputusan, pemimpin memberikan
aturan–aturan dan proses yang detil kepada anak buah. Pelaksanaan di lapangan
harus menyesuaikan dengan detail yang sudah dikerjakan.

2. Coaching
Pemimpin tidak hanya memberikan detail proses dan aturan kepada anak
buah/bawahan tapi juga menjelaskan mengapa sebuah keputusan itu diambil,
mendukung proses perkembangannya, dan juga menerima barbagai masukan dari
bawahan. Gaya yang tepat apabila anak buah kita telah lebih termotivasi dan
berpengalaman dalam menghadapi suatu tugas. Disini kita perlu memberikan
kesempatan kepada mereka untuk mengerti tentang tugasnya, dengan meluangkan
waktu membangun hubungan dan komunikasi yang baik dengan mereka.

46
Sumber: www.arsipberita.com
Gbr. 1.23
Ciri pemimpin coaching adalah selalu memberi motivasi
dan arahan kepada anak buah

3. Supporting
Sebuah gaya dimana pemimpin memfasiliasi dan membantu upaya
bawahannya dalam melakukan tugas. Dalam hal ini, pemimpin tidak memberikan
arahan secara detail, tetapi tanggung jawab dan proses pengambilan keputusan
dibagi bersama dengan anak buah. Gaya ini akan berhasil apabila anak buah telah
mengenal teknik–teknik yang dituntut dan telah mengembangkan hubungan yang
lebih dekat dengan kita. Dalam hal ini kita perlu meluangkan waktu untuk
berbincang–bincang, untuk lebih melibatkan mereka dalam penganbilan keputusan
kerja, serta mendengarkan saran–saran mereka mengenai peningkatan program
kerja.

4. Delegating
Sebuah gaya dimana seorang pemimpin mendelegasikan seluruh wewenang
dan tanggung jawabnya kepada bawahan. Gaya ini akan berjalan baik apabila staf
kita sepenuhnya telah paham dan efisien dalm pekerjaan, sehingga kita dapat
melepas mereka menjalankan tugas atau pekerjaan itu atas kemampuan dan
inisiatifnya sendiri.

Keempat gaya ini tentu saja mempunyai kelemahan dan kelebihan, serta
sangat tergantung dari lingkungan di mana seorang pemimpin berada, dan juga
kesiapan dari bawahannya. Maka kemudian timbul apa yang disebut sebagai

47
situational leadership. Situational leadership mengindikasikan bagaimana seorang
pemimpin harus menyesuaikan keadaan dari orang–orang yang dipimpinnya.

48
BAB 2
Pemimpin Masa Depan Berakhlak Mulia

Pemimpin masa depan haruslah yang memiliki ciri-ciri kepemimpinan


modern, yakni memiliki semangat, nilai-nilai, pikiran-pikiran modern, dan
berakhlak mulia. Kita tidak boleh lupa pula bahwa bangsa Indonesia memiliki
warisan dari para leluhur mengenai prinsip-prinsip kepemimpinan. Banyak di
antaranya yang sesuai sepanjang masa dan sekarang pun masih digunakan.
Salah sebuah konsep kepemimpinan yang merupakan warisan kebudayaan
bangsa adalah Hastha Brata, atau delapan ajaran keutamaan, seperti yang
ditunjukkan oleh sifat-sifat alam.

Sumber: www.uniqpost.com

Gbr.2.1
Ki Hadjar Dewantara peletak
kepemimpinan sosial

Ki Hadjar Dewantara merumuskan kepemimpinan sosial dengan tiga


ungkapan yang sangat dalam maknanya: ing ngarso sung tulodo, ing madyo
mangunkarso, dan tut wuri handayani. Ing Ngarso Sung Tulodo artinya menjadi

49
pemimpin harus mampu memberikan suri tauladan bagi anak buah. Makna Ing
Madyo Mangun Karso adalah seorang pemimpin di tengah kesibukannya harus
bisa membangkitkan atau menggugah semangat bawahanya. Seorang pemimpin
harus mampu memberikan inovasi-inovasi di lingkungan tugasnya dengan
menciptakan suasana yang kondusif. Sedangkan Tut Wuri Handayani berarti
seorang pemimpin harus bisa memberi dorongan moril dan semangat kerja dari
belakang.

Sumber: www.heroans.files.wordpress.com

Gbr.2.2
Logo Tut Wuri Handayani

Apabila ditelaah secara dalam, pesan-pesan leluhur serta asas-asas


kepemimpinan yang telah kita miliki itu mengandung nilai-nilai kepemimpinan
yang berlaku di segala zaman. Ini merupakan contoh dari nilai-nilai tradisional
yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai modern, dan tidak lapuk dan lekang
oleh gelombang perubahan apapun. Ini merupakan sifat-sifat kepemimpinan yang
universal, yang berintikan suatu nilai bahwa sang pemimpin harus dapat
memotivasi dan memberikan keyakinan kepada yang dipimpinnya. Adapun yang
dipimpin harus merasakan kemanfaatan dari kepemimpinannya. Dengan
demikian, kepemimpinannya akan efektif dan yang dipimpin dapat menerimanya
dengan taat dan ikhlas.

50
Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat selalu membutuhkan adanya
pemimpin. Di dalam kehidupan rumah tangga diperlukan adanya pemimpin atau
kepala keluarga. Di sebuah negara ada presidennya. Ini semua menunjukkan
betapa penting kedudukan pemimpin dalam suatu masyarakat, baik dalam skala
yang kecil apalagi skala yang besar.
Dari pengantar di atas, terasa dan terbayang sekali betapa dalam pandangan
terhadap “pemimpin” yang mempunyai kedudukan yang sangat penting, karenanya
siapa saja yang menjadi pemimpin tidak boleh dan jangan sampai
menyalahgunakan kepemimpinannya untuk hal-hal yang tidak benar.
Karena itu, para pemimpin dan orang-orang yang dipimpin harus
memahami hakikat kepemimpinan dalam pandangan yang mendalam sbb :

1. Tangung Jawab, Bukan Keistimewaan.


Ketika seseorang diangkat atau ditunjuk untuk memimpin, maka ia
sebenarnya mengemban tanggung jawab yang besar sebagai seorang pemimpin
yang harus mampu mempertanggung jawabkannya. Bukan hanya dihadapan
manusia tapi juga di hadapan Tuhan. Oleh karena itu, jabatan dalam semua
tingkatan bukanlah suatu keistimewaan sehingga seorang pemimpin tidak boleh
merasa menjadi manusia yang istimewa sehingga ia merasa harus diistimewakan
dan ia sangat marah bila orang lain tidak mengistimewakan dirinya.
Tanggung jawab adalah sesuatu yang harus kita lakukan agar kita
menerima sesuatu yang dinamakan hak. Tanggung jawab merupakan perbuatan
yang sangat penting dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, karena tanpa tanggung
jawab, semuanya akan menjadi kacau. Contohnya saja adalah jika seorang pelajar
tidak melakukan tanggung jawabnya belajar dengan baik, maka pendidikannya
akan kacau. Bagaimanapun juga tanggung jawab menjadi nomor satu di dalam
kehidupan seseorang. Dengan bertanggung jawab, kita akan dipercaya orang lain,
selalu tepat melaksanakan sesuatu, mendapatkan hak dengan wajarnya.
Seringkali orang tidak melakukan tanggung jawabnya, mungkin disebabkan
oleh hal-hal yang membuat orang itu lebih memilih melakukan hal di luar
tanggung jawabnya. Sebagai contohnya, seorang pelajar mempunyai tanggung
jawab belajar, sekolah, tapi karena ada game/ajakan teman yang tidak baik untuk
bolos sekolah, maka seorang anak itu bisa saja melalaikan tanggung jawabnya
untuk bermain/bolos sekolah. Jika melalaikan tanggung jawab, maka kualitas dari

51
diri kita mungkin akan rendah. Oleh sebab itu, tanggung jawab adalah suatu hal
yang sangat penting dalam kehidupan, karena tanggung jawab menyangkut orang
lain; apalagi jika kita menjadi seorang pemimpin.

2. Pengorbanan, Bukan Fasilitas


Menjadi pemimpin bukanlah untuk menikmati kemewahan atau
kesenangan hidup dengan berbagai fasilitas duniawi yang menyenangkan, tapi
justru ia harus mau berkorban dan menunjukkan pengorbanan, apalagi ketika yang
dipimpinnya berada dalam kondisi sulit.
Kepemimpinan menuntut pengorbanan. Seorang pemimpin harus berkorban
demi peningkatan. Jika kita ingin menjadi pemimpin yg terbaik, maka kita harus
rela berkorban agar dapat memimpin dengan baik.
Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui tentang pengorbanan:
- Tidak ada keberhasilan tanpa pengorbanan. Pemimpin yang efektif telah
mengorbankan banyak hal yang baik agar bisa mendedikasikan diri mereka untuk
yang terbaik.
- Para pemimpin sering kali dituntut untuk berkorban lebih dari orang lain.Jantung
dari kepemimpinan adalah mendahulukan orang lain daripada diri sendiri, itu
adalah melakukan yang terbaik demi organisasi.
- Seorang pemimpin harus terus berkorban agar tetap maju. Sebagian besar orang
mau berkorban pada awal karier demi untuk peningkatan, tetapi dalam
kepemimpinan, pengorbanan adalah proses yang berkelanjutan, bukan pembayaran
sekali waktu saja. Jika para pemimpin harus berkorban demi peningkatan, mereka
harus lebih banyak berkorban untuk mempertahankannya.
- Semakin tinggi tingkat kepemimpinan, semakin besar pengorbanannya.

3. Kerja Keras, Bukan Santai.


Para pemimpin mendapat tanggung jawab yang besar untuk menghadapi
dan mengatasi berbagai persoalan yang menghantui masyarakat yang dipimpinnya
untuk selanjutnya mengarahkan kehidupan masyarakat untuk bisa menjalani
kehidupan yang baik dan benar serta mencapai kemajuan dan kesejahteraan. Untuk
itu, para pemimpin dituntut bekerja keras dengan penuh kesungguhan dan
optimisme.

52
Tidak penting mencari-cari kelemahan diri sendiri sebenarnya, karena jauh
lebih penting untuk mencari tahu kenapa orang lain bersedia bekerja keras atau
menempatkan kerja keras sebagai hal yang terpenting dalam hidup mereka. Kalau
kita memperhatikan, banyak negara besar didukung oleh warga negaranya yang
terbiasa bekerja keras. Kita bisa melihat betapa majunya mereka.

Sumber: www.kubaat.files.wordpress.com
Gbr.2.3
Kerja keras adalah ciri pemimpin tangguh

Sebenarnya ada beberapa manfaat nyata dalam bekerja keras yaitu:


- Dengan bekerja keras, kemampuan kita dalam menyelesaikan masalah menjadi
lebih baik lagi.
- Dengan bekerja keras, kita dapat mengubah nasib, mewujudkan mimpi di malam
hari menjadi sebuah prestasi yang nyata.
- Dengan bekerja keras, kita akan menemukan potensi dan kekuatan kita yang
sebenarnya bukan dalam khayalan saja.
Kerja keras tidak pernah sia-sia. Semakin besar kapasitas kita sebagai
pemimpin untuk bekerja keras, semakin besar imbalan yang akan kita peroleh.
Sadari bahwa segala sesuatu yang kita inginkan membutuhkan kerja keras, tetap
sehat butuh kerja keras, membangun dan membina hubungan membutuhkan kerja

53
keras, dan menjadi pemimpin yang baik juga menuntut kerja keras. Namun kalau
kita tahu caranya maka kerja keras bisa menjadi lebih menyenangkan.

4. Melayani, Bukan Sewenang-Wenang.


Pemimpin adalah pelayan bagi orang yang dipimpinnya, karena itu menjadi
pemimpin atau pejabat berarti mendapatkan kewenangan yang besar untuk bisa
melayani masyarakat dengan pelayanan yang lebih baik dari pemimpin
sebelumnya
Oleh karena itu, setiap pemimpin harus memiliki visi dan misi pelayanan
terhadap orang-orang yang dipimpinnya guna meningkatkan kesejahteraan hidup,
ini berarti tidak ada keinginan sedikitpun untuk membohongin rakyatnya apalagi
menjual rakyat, berbicara atas nama rakyat atau kepentingan rakyat padahal
sebenarnya untuk kepentingan diri, keluarga atau golongannya. Bila pemimpin
seperti ini terdapat dalam kehidupan kita, maka ini adalah pengkhianatan yang
paling besar.

Sumber: www.cianjurcybercity.com
Gbr.2.4
Pemimpin memberikan pelayanan,
bukan dilayani

5. Keteladanan dan Kepeloporan, Bukan Pengekor.

54
Dalam segala bentuk kebaikan, seorang pemimpin seharusnya menjadi
teladan dan pelopor, bukan malah menjadi pengekor yang tidak memiliki sikap
terhadap nilai-nilai kebenaran dan kebaikan. Ketika seorang pemimpin
menyerukan kejujuran kepada rakyat yang dipimpinnya, maka ia telah
menunjukkan kejujuran itu. Ketika ia menyerukan hidup sederhana dalam soal
materi, maka ia tunjukkan kesederhanaan bukan malah kemewahan. Masyarakat
sangat menuntut adanya pemimpin yang bisa menjadi pelopor dan teladan dalam
kebaikan dan kebenaran.

A. Sikap Relegiusnya Teladan bagi Orang Lain


Tanpa memiliki ideal dan agama, manusia tidak dapat hidup sehat, juga tak
dapat memberikan pengabdiannya yang bermanfaat kepada umat manusia dan
budaya manusia. Bila seseorang tidak memiliki ideal dan agama, maka dia akan
asyik memikirkan kesejahteraan hidupnya sendiri, atau akan berubah menjadi
robot tak bernyawa yang meraba-raba dalam gelap dan tidak tahu tugasnya
berkenaan dengan masalah moral dan sosial dalam hidup ini.
Dia akan memperlihatkan reaksi yang aneh terhadap masalah moral dan
sosial tersebut. Bila seseorang mengikuti suatu mazhab, ideologi atau agama, dia
tahu dengan jelas tanggung jawabnya. Namun seseorang yang tanggung jawabnya
tidak dijelaskan oleh mazhab atau sistem, dia akan hidup dalam kebingungan, dia
terkadang ke sana dan terkadang ke situ. Dia akan menjadi makhluk yang eksentrik
atau ganjil. Sesungguhnya tidak mungkin ada dua pendapat mengenai perlunya
mengikuti suatu mazhab atau ideologi.
Penting untuk dicatat bahwa keyakinan religius sajalah yang dapat
mengubah manusia menjadi manusia sejati, dan sanggup mengendalikan
egoismenya. Keyakinan religius menciptakan dalam diri seseorang suatu
kepatuhan total, hingga orang itu tidak lagi dapat meragukan pengajaran-
pengajaran sangat sepele yang terdapat dalam mazhabnya. Dia menyimpan
keyakinan dalam hatinya, dan beranggapan bahwa bila tanpa keyakinannya maka
hidup tidak akan ada artinya, dan mendukung ideologinya dengan penuh semangat.

55
Sumber: www.deplu.go.id
Gbr.2.5
Keyakinan religius akan membawa
manusia pada kedamaian

Kecenderungan religius juga bisa mendorong seorang pemimpin


melakukan berbagai upaya, sekalipun dengan mengorbankan perasaan
individualistis dan naluriahnya. Terkadang seorang pemimpin mengorbankan
jiwanya dan kedudukan sosialnya untuk kepentingan agamanya. Hal ini dapat
terjadi hanya bila idealnya sudah mencapai tingkat kesucian dan sepenuhnya
mengendalikan eksistensinya. Hanya kekuatan religiuslah yang dapat membuat
suatu ideal menjadi suci, dan membuat ideal tersebut memiliki kedamaian terhadap
manusia.
Memang, sering orang mengorbankan jiwanya, hartanya dan semua yang
dicintainya bukan untuk kepentingan ideal atau keyakinan religius apa pun,
melainkan karena ditekan oleh rasa benci, dengki, dendam atau karena reaksi keras
terhadap rasa tertindas. Kasus-kasus seperti ini lumrah terjadi di seluruh penjuru
dunia.
Namun, antara ideal religius dan ideal nonreligius ada bedanya. Karena
keyakinan religius dapat membuat suatu ideal menjadi suci, maka untuk
kepentingan keyakinan tersebut dilakukan berbagai pengorbanan secara ikhlas dan
naluriah. Tugas yang ditunaikan dengan ikhlas memperlihatkan suatu pilihan,
namun tugas yang ditunaikan karena pengaruh tekanan jiwa yang mengusik, berarti
suatu ledakan. Jadi jelaslah, antara keduanya ada perbedaan yang besar.
Selanjutnya, kalau menurut manusia mengenai dunia bersifat material
semata dan dasarnya hanyalah realitas yang kasat mata, maka dia melihat segala

56
bentuk idealisme sosial dan manusiawi bertentangan dengan realitas kasat mata
dan hubungannya dengan dunia yang dirasakannya pada saat tertentu.
Keyakinan religius seorang pemimpin bukan saja menetapkan baginya
sejumlah tugas, terlepas dari kecenderungan naluriahnya, namun juga sepenuhnya
mengubah pandangannya tentang dunia. Dalam struktur pandangannya ini, dia
mulai melihat unsur-unsur baru. Dunia yang kering, dingin, mekanis dan material
itu diubah menjadi dunia yang hidup. Keyakinan religius mengubah kesan manusia
mengenai alam semesta.
Selain itu, setiap manusia mempunyai fitrah untuk mempercayai kebenaran
dan realitas spiritual yang menarik. Manusia memiliki banyak kemampuan
terpendam yang siap ditumbuh-kembangkan. Semua kecenderungannya sifatnya
non-material. Kecenderungan spiritual yang dimiliki oleh manusia sifatnya fitri,
bukan hasil dari upaya. Ini merupakan fakta yang didukung oleh ilmu pengetahuan.
Mengingat kecenderungan spiritual memang ada, maka kecenderungan ini
harus ditumbuh-kembangkan dengan baik dan saksama; apalagi oleh pemimpin
masa depan. Kalau tidak, bisa-bisa kecenderungan ini menyimpang dari jalan yang
benar, dan akibatnya adalah kerugian yang tidak mungkin dapat ditutup.
Tidak ada manusia yang tidak membutuhkan agama dan tidak menghendaki
batas bagi orientasinya dan subjek bagi masa lalunya. Manusia sendiri boleh jadi
tidak membedakan antara keyakinan religius dan keyakinan nonreligiusnya, dan
boleh jadi percaya bahwa dirinya tidak beragama. Boleh jadi dia memandang
fokusnya kepada tujuan yang kelihatannya nonreligius, seperti harta, tahta atau
kesuksesan, sebagai semata-mata isyarat perhatiannya kepada urusan praktis dan
upaya untuk mewujudkan kesejahteraannya sendiri. Yang menjadi masalah
bukanlah apakah manusia beragama atau tidak beragama, melainkan apa agama
yang dianutnya.
Manusia tidak dapat hidup tanpa menyucikan dan mencintai sesuatu. Kalau
yang diakui dan disembahnya bukan Tuhan, dia pasti mengakui sesuatu sebagai
kenyataan yang kekal, dan pasti menjadikannya sebagai objek keyakinan dan
pemujaannya. Mengingat manusia membutuhkan ideal dan keyakinan, dan
berdasarkan naluri dia berupaya mendapatkan sesuatu yang boleh jadi disucikan
dan dipujanya, maka satu-satunya jalan adalah meningkatkan keyakinan religius
kita, yang merupakan satu-satunya keyakinan yang benar-benar dapat
mempengaruhi manusia.

57
Banyak pengaruh positif yang diberikan oleh keyakinan religius bagi
seorang pemimpin. Keyakinan religius mewujudkan kebahagian dan kegembiraan,
mengembangkan hubungan sosial, dan mengurangi serta menghilangkan
kecemasan yang menjadi ciri pokok dunia material ini. Berikut ini dijelaskan
pengaruh keyakinan religius bagi seorang pemimpin masa depan.

1. Kebahagiaan dan Kegembiraan


Pengaruh pertama keyakinan religius, dilihat dari sudut pandang
kebahagiaan dan kegembiraan, adalah optimisme. Seorang pemimpin yang
memiliki keyakinan religius selalu optimis sikapnya terhadap dunia, kehidupan dan
alam semesta. Keyakinan religius memberikan bentuk tersendiri kepada sikap
manusia terhadap dunia. Karena menurut agama, alam semesta itu ada tujuannya
dan bahwa tujuannya itu adalah perbaikan (kemajuan) dan evolusi, maka
keyakinan religius tentu saja mempengaruhi pandangan seorang pemimpin dan
membuatnya optimis dengan sistem alam semesta dan hukum yang mengatur alam
semesta.
Sikap seorang pemimpin yang berkeyakinan religius terhadap alam semesta
adalah sama dengan sikap seorang yang tinggal di sebuah negara yang meyakini
bahwa sistem, hukum dan bentuk negara tersebut bagus, bahwa pemimpin negara
tersebut tulus dan bermaksud baik, dan bahwa di negara tersebut setiap warganya,
termasuk dirinya, berpeluang membuat prestasi. Pemimpin seperti itu tentu saja
akan berpendapat bahwa penyebab tetap terkebelakangnya dirinya atau orang lain,
tidak lain adalah kemalasan dan tak berpengalamannya orang bersangkutan, dan
bahwa dirinya dan warga lain bertanggung jawab dan di tuntut untuk menunaikan
tugas mereka.
Seorang pemimpin yang memiliki keyakinan religius akan bertanggung
jawab atas keterbelakangan dirinya dan tidak akan menyalahkan orang lain. Dia
percaya bahwa jika ada yang tidak beres, hal itu karena dirinya dan warga lain
seperti dirinya tidak dapat menunaikan tugas dengan baik. Tentu saja perasaan
seperti ini akan membangkitkan rasa harga dirinya, dan mendorong dirinya
melangkah ke depan dengan penuh optimisme.
Sebaliknya, seorang pemimpin yang tidak memiliki keyakinan religius
adalah seperti orang yang tinggal di sebuah negara yang sistem, hukum dan
formasinya dia yakini zalim, dan orang tersebut terpaksa menerima, meski tidak

58
sesuai dengan kata hatinya, sistem, hukum dan formasi negara tersebut. Hati orang
seperti itu akan selalu dipenuhi rasa benci dan dendam. Sedikit pun dia tak akan
pernah berencana meningkatkan kualitas dirinya. Menurutnya, kalau segalanya
sudah tidak beres, kejujuran dan ketulusan dirinya tidak akan ada gunanya. Orang
seperti itu tak akan pernah menikmati dunia ini.
Sesungguhnya, keyakinan religiuslah yang membuat kehidupan seorang
pemimpin lapang secara spiritual, dan yang menyelamatkannya dari tekanan
faktor-faktor spiritual. Dari sudut pandang penciptaan kebahagiaan dan
kegembiraan, pengaruh kedua dari keyakinan religius adalah tercerahkannya had.
Kalau manusia melihat dunia dicerahkan oleh cahaya kebenaran, maka hati dan
jiwanya juga tercerahkan.

Sumber: www.azuharu.wordpress.com
Gbr.2.6
Keyakinan religius yang dimili
pemimpin akan memperkaya spiritualnya

Keyakinan religius adalah laksana lentera yang menerangi rohaninya.


Sebaliknya, orang yang tidak memiliki keyakinan religius melihat dunia gelap
gulita, kotor dan tak ada artinya, dan akibatnya hati orang tersebut tetap gelap
gulita di dunia yang dianggapnya gelap gulita itu.
Dari sudut pandang material murni, dunia fana ini tak peduli siapa yang
lurus dan benar jalannya, dan siapa yang salah jalannya. Hasil dari suatu upaya
ditentukan semata-mata oleh satu hal, yaitu seberapa keras upaya tersebut
dilakukan. Namun, menurut sudut pandang orang yang memiliki keyakinan
religius, dunia fana ini tidak acuh dan tidak netral terhadap upaya orang-orang
yang berbuat benar dan salah. Reaksi dunia terhadap upaya dua kelompok ini tidak

59
sama. Sistem alam semesta mendukung orang-orang yang berbuat untuk
ke­benaran, keadilan dan integritas.
Manusia mengetahui tugasnya terhadap dirinya sendiri. Aspek ini tidak
membuatnya khawatir, karena yang mengusik manusia adalah perasaan ragu dan
tidak pasti. Manusia yakin dengan semua yang penting bagi dirinya. Yang
mengusik manusia dan yang tidak jelas bagi manusia adalah tugasnya terhadap
dunia. Pertanyaan yang paling mengusiknya adalah: Apakah perbuatan baik itu ada
gunanya? Apakah kebenaran dan kejujuran itu membantu mencapai tujuan?
Apakah akhir dari penunaian tugas adalah kesia-siaan? Inilah pertanyaan-
pertanyaan yang menimbulkan kecemasan dalam bentuknya yang paling
mengerikan.
Keyakinan religius mengembalikan rasa percaya seorang pemimpin kepada
dunia, dan menghilangkan rasa tidak percayanya kepada perilaku dunia terhadap
dirinya. Itulah sebabnya dikatakan bahwa salah satu pengaruh keyakinan religius
adalah ketenangan mental. Pengaruh lain dari keyakinan religius, dari sudut
pandang kegembiraan dan kebahagiaan, adalah lebih menikmati kenikmatan yang
dikenal sebagai kenikmatan spiritual.
Ada dua macam kenikmatan yang dapat dirasakan oleh manusia.
Kenikmatan macam pertama berkaitan dengan salah satu dari panca indera.
Kenikmatan seperti ini dirasakan berkat terjadinya kontak antara organ tubuh
manusia dan objek tertentu. Mata memperoleh kenikmatan melalui melihat, telinga
melalui mendengar, mulut melalui merasakan, dan indera peraba melalui meraba
atau menyentuh. Kenikmatan jenis lain adalah kenikmatan yang berkaitan dengan
jiwa dan indera batiniah manusia. Kenikmatan seperti ini tak ada hubungannya
dengan organ tubuh, dan tidak diperoleh melalui kontak dengan objek tertentu.
Kenikmatan seperti ini diperoleh bila kita berbuat baik kepada orang atau makhluk
lain, bila kita dihormati dan menjadi popular, atau bila kita sukses atau bila anak
kita sukses. Kenikmatan seperti ini khususnya tidak berkaitan dengan organ tubuh,
juga tidak dipengaruhi langsung oleh faktor material.

2. Peran Keyakinan Religius dalam Meningkatkan Hubungan Sosial


Seperti sebagian binatang lainnya, manusia suka hidup berkelompok. Tak
seorang manusia pun yang seorang diri dapat memenuhi semua kebutuhannya.
Dalam hidup ini mutlak diperlukan kerja sama. Harus ada saling memberi dan

60
menerima dan pembagian kerja. Namun demikian, ada satu perbedaan antara
manusia dan binatang lain yang juga suka hidup berkelompok, seperti lebah
misalnya.
Binatang lain secara naluriah menjalankan prinsip pembagian kerja.
Binatang ini tak kuasa untuk tidak mengikuti hukum ini. Sebaliknya, manusia
leluasa. Manusia memiliki kuasa untuk memilih. Manusia dapat mengerjakan
pekerjaan yang disukainya, dan memandang pekerjaan ini sebagai tugasnya.
Dengan kata lain, pada binatang lain yang juga suka hidup berkelompok, naluri
sosial dipaksakan. Meskipun kebutuhan manusia bersifat sosial, namun pada
manusia naluri sosial tersebut tidak dipaksakan. Naluri sosial pada diri manusia
ada dalam bentuk dorongan yang dapat ditumbuh-kembangkan melalui pendidikan
dan pelatihan.
Kehidupan sosial dapat dikatakan baik kalau semua individunya
menghormati hukum dan hak masing-masing, memperlihatkan rasa bersahabat
terhadap satu sama lain, dan menganggap suci keadilan. Dalam masyarakat yang
sehat, setiap orang menghendaki untuk orang lain apa yang dikehendaki untuk
dirinya dan tidak meng­hendaki untuk orang lain apa yang tidak dikehendaki untuk
dirinya. Semua individunya saling percaya, dan dasar dari saling percaya ini adalah
kualitas spiritual mereka.

Sumber: www.metro-bidik.blogspot.com
Gbr.2.7
Ketika di tengah masyarakat,
seorang pemimpin mampu meningkatkan aspek religinya

Setiap orang merasa bertanggung jawab terhadap masyarakatnya, juga


memperlihatkan kualitas ketakwaan dan kebajikan ketika sendirian maupun ketika
berada di tengah masyarakat, dan berbuat baik kepada orang lain dengan tulus.

61
Semua anggota masyarakat menentang tirani dan kezaliman, dan tidak
membiarkan penindas berbuat kerusakan atau kejahatan. Semua anggota
masyarakat menghormati nilai-nilai moral dan hidup bersama dalam kesatuan dan
harmoni yang sempurna seperti organ-organ pada satu tubuh.
Keyakinan religius sajalah yang, terutama sekali, menghargai kebenaran,
menghormati keadilan, mendorong kebajikan dan saling percaya, menanamkan
semangat ketakwaan, mengakui nilai-nilai moral, menyemangati individu untuk
menentang tirani dan mempersatukan individu menjadi satu tubuh yang solid.
Kebanyakan tokoh yang cemerlang dan termasyhur di dunia dan dalam sejarah
mendapat ilham dari perasaan religius.

3. Mengurangi Kecemasan
Kehidupan manusia berkisar antara kesuksesan, prestasi, kesenangan,
kegembiraan dan kegagalan, penderitaan, dan kecemasan. Banyak penderitaan dan
kegagalan dapat dicegah atau diobati, tentu saja dengan upaya keras. Jelaslah,
manusia ber­tanggungjawab menundukkan alam dan mengubah kemalangan hidup
menjadi keberuntungan hidup.
Namun demikian, banyak kejadian pahit tak dapat dicegah atau juga tak
dapat ditentang. Misal, ambil contoh usia lanjut. Berangsur-angsur orang pasti
berusia lanjut dan pasti mengalami kemerosotan kondisi jasmani akibat usia lanjut.
Usia lanjut, kemunduran kondisi tubuh dan penyakit membuat hidup orang lanjut
usia terasa sulit. Takut mati dan takut mewariskan dunia fana ini kepada orang lain
selalu terasa menyakitkan hati.

62
Sumber: www.intellasia.net
Gbr.2.8
Keyakinan religius akan membawa
manusia menjadi terarah

Keyakinan religius memberikan kepada manusia kekuatan untuk


menentang dan kekuatan bertahan serta mengubah kepahitan hidup menjadi terasa
manis. Orang yang memiliki keyakinan religius tahu bahwa segala yang ada di
dunia ini ada skemanya.
Seandainya orang tersebut tidak mungkin keluar dari kepahitan hidup,
maka Tuhan akan memberinya kompensasi dengan cara lain, dengan catatan dia
menunjukkan reaksi yang baik terhadap kemalangan hidupnya. Bagi orang yang
takwa, usia lanjut itu menyenangkan dan lebih nikmat ketimbang usia muda karena
dua alasan: Pertama, dia tidak percaya kalau usia lanjut merupakan akhir
segalanya; kedua, waktu yang masih ada dimanfaatkannya dengan asyik memuja
dan mengingat Tuhan.

63
Sumber: www.antarafoto.com
Gbr.2.9
Pemimpin beriman akan menyadari
adanya dunia fana dan dunia abadi

Sikap orang beriman terhadap kematian beda dengan sikap orang tak
beriman. Bagi orang beriman, kematian bukanlah berarti kehancuran total,
melainkan hanyalah peralihan dari dunia fana yang kecil ini ke alam abadi yang
agung. Kematian berarti meninggalkan "dunia kerja" menuju "dunia hasil." Karena
itu orang beriman menyikapi rasa takut matinya dengan menyibukkan diri berbuat
baik, dan perbuatan baik ini oleh agama disebut dengan "amal saleh."
Merupakan suatu fakta yang tak terbantahkan bahwa kebanyakan penyakit
jiwa diakibatkan oleh kecemasan mental dan kepahitan hidup, dan penyakit ini
lazim dijumpai di kalangan orang-orang nonreligius. Penyakit zaman modern ini,
yang muncul akibat lemahnya keyakinan religius, berupa semakin meluasnya
penyakit jiwa dan saraf.
Di Indonesia kecerdasan spiritual lebih sering diartikan rajin salat, rajin
beribadah, rajin ke masjid, pokoknya yang menyangkut agama. Jadi kecerdasan
spiritual dipahami secara keliru. Padahal kecerdasan spiritual itu kemampuan
orang untuk memberi makna dalam kehidupan. Ada juga orang yang mengartikan
kecerdasan spiritual itusebagai kemampuan untuk tetap bahagia dalam situasi
apapun tanpa tergantung kepada situasinya.
Ciri orang yang cerdas spiritual itu di antaranya adalah senang berbuat
baik, senang menolong orang lain, telah menemukan tujuan hidupnya, jadi merasa
rnemikul sebuah misi yang mulia kemudian merasa terhubung dengan sumber
kekuatan di alam semesta (Tuhan atau apapun yang diyakini, kekuatan alam

64
semesta misalnya), dan punya rasa humor yang baik. Di Amerika, pelatihan
pelatihan kecerdasan spiritual ditujukan untuk itu, yaitu melatih orang memilih
kebahagiaan di dalam hidup.
Penelitian itu dilanjutkan sampai muncul aliran di dalam psikologi (ilmu
kejiwaan) yang membuat terapi baru. Dulu kalau ada orang depresi diobati dengan
obat anti depresi seperti prozak, sekarang cukup disuruh beramal, menolong orang
lain, ternyata terjadi perbaikan. Dengan menolong dan beramal, dia menemukan
bahwa hidupnya bermakna, dan itu namanya kecerdasan spiritual, jadi orang yang
cerdas spiritual itu bukan yang paling rajin salatnya, tapi yang senang membantu
orang lain, mempunyai kemampuan empati yang tinggi, juga terhadap penderitaan
orang lain, dan bisa memilih kebahagiaan dalam hidupnya.

B. Sikap Tolerannya Teladan bagi Seluruh Umat Beragama

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, toleransi berasal dari kata


“toleran” (Inggris: tolerance; Arab: tasamuh) yang berarti batas ukur untuk
penambahan atau pengurangan yang masih diperbolehkan. Secara etimologi,
toleransi adalah kesabaran, ketahanan emosional, dan kelapangan dada. Sedangkan
menurut istilah, toleransi yaitu bersifat atau bersikap menenggang (menghargai,
membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan,
kebiasaan, dsb.) yang berbeda dan atau yang bertentangan dengan pendiriannya.

Sumber: www.rika.student.umm.ac.id

65
Gbr.2.10
Toleransi harus kita kembangkan
dalam kehidupan sehari-hari

Jadi, toleransi beragama adalah ialah sikap sabar dan menahan diri untuk
tidak mengganggu dan tidak melecehkan agama atau system keyakinan dan ibadah
penganut agama-agama lain. Ciri bangsa Indonesia yang mengakui kebhinekaan
dan menghormati keragaman (kemajemukan) semakin hari semakin hilang. Kini
muncul kecenderungan melihat perbedaan ideologi, agama dan latar belakang
budaya sebagai ancaman. Masalah tersebut, tentu harus menjadi perhatian dan
keprihatinan bersama seluruh elemen bangsa termasuk para pemimpin agama.
Oleh karena itu, menjadi sangat penting bagi seorang pemimpin membangun
jejaring dengan para pemeluk agama dan tidak mau terjebak dalam suatu
kepentingan.
Marilah kita renungkan dan amati suasana peri kehidupan bangsa
Indonesia. Kita harus merasa bangga akan tanah air kita dan juga kita harus
bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kita telah dikaruniai tanah air yang
indah dengan aneka ragam kekayaan alam yang berlimpah ditambah lagi beraneka
ragam suku, ras, adat istiadat, budaya, bahasa, serta agama dan lain-lainnya.

Sumber: www.baltyra.com
Gbr.2.11
Ciri toleransi adalah hidup berdampingan
secara damai antar pemeluk umat beragama

66
Kondisi bangsa Indonesia yang pluralistis (berbeda-beda) menimbulkan
permasalahan tersendiri, seperti masalah SARA, paham separatisme, tawuran
ataupun kesenjangan sosial. Dalam kehidupan masyarakat Indonesia, kerukunan
hidup antar umat beragama harus selalu dijaga dan dibina. Kita tidak ingin bangsa
Indonesia terpecah belah saling bermusuhan satu sama lain karena masalah agama.
Toleransi antar umat beragama bila kita bina dengan baik akan dapat
menumbuhkan sikap hormat menghormati antar pemeluk agama sehingga tercipta
suasana yang tenang, damai dan tenteram dalam kehidupan beragama termasuk
dalam melaksanakan ibadat sesuai dengan agama dan keyakinannya.
Melalui toleransi diharapkan terwujud ketenangan, ketertiban serta
keaktifan menjalankan ibadah menurut agama dan keyakinan masing-masing.
Dengan sikap saling menghargai dan saling menghormati itu akan terbina peri
kehidupan yang rukun, tertib, dan damai.
Contoh pelaksanaan toleransi antara umat beragama dapat kita lihat seperti:
a. membangun jembatan,
b. memperbaiki tempat-tempat umum,
c. membantu orang yang kena musibah banjir,
d. membantu korban kecelakaan lalu-lintas.

Sumber: www.beritakota.net
Gbr.2.12
Bentuk toleransi dalam masyarakat

Jadi, bentuk kerjasama ini harus calon seorang pemimpin wujudkan dalam
kegiatan yang bersifat sosial kemasyarakatan dan tidak menyinggung keyakinan

67
agama masing-masing. Seorang pemimpin sebagai umat beragama berkewajiban
menahan diri untuk tidak menyinggung perasaan umat beragama yang lain.
Hidup rukun dan bertoleransi tidak berarti bahwa agama yang satu dan
agama yang lainnya dicampuradukkan. Jadi sekali lagi melalui toleransi ini
diharapkan terwujud ketenangan, ketertiban, serta keaktifan menjalankan ibadah
menurut agama dan keyakinan masing-masing. Dengan sikap saling menghargai
dan saling menghormati itu, akan terbina peri kehidupan yang rukun, tertib, dan
damai.
Toleransi adalah ciri khas yang memang melekat jauh pada kita, sebelum
hari ini sekalipun. Karena bisa bertoleransilah maka negara ini tidak bubar di
usianya yang sangat muda. Ketika pertama sekali dibentuk, ada sekelompok orang
yang kemudian melakukan kompromi bagaimana supaya negara ini utuh dan tidak
terpecah berdasarkan basis agama tertentu.
Memang berdasarkan sejarah ada negara yang memang kuat karena
dibangun di atas dasar keagamaan tertentu. Tetapi tidak sedikit juga contoh negara
yang kemudian bubar karena tidak sanggup menghadapi perbedaan yang kemudian
berujung kepada kekacauan.
Agama memang harusnya menjadi perekat kita bersama. Sebagai salah satu
negara yang memiliki sejarah panjang keagamaan, adalah wajar kemudian kita
selalu saja mendengungkan hal ini kemana-mana. Inilah salah satu watak yang
harus dimiliki pemimpin, yaitu mampu mengembangkan dan menjaga toleransi
antarumat beragama.
Di forum internasional, kita selalu saja bisa membuktikan bahwa kita
adalah negara beragama yang meski memiliki perbedaan-perbedaan tersebut, tetap
saja bisa memanfaatkannya dengan baik, untuk merekatkan dan untuk mempererat
hubungan di antara sesama.

68
Sumber: www.archive.kaskus.us
Gbr.2.13
Indonesia terdiri atas beragam suku bangsa

Ada ratusan suku dan bahasa yang ada di negeri ini tersebar di lebih dari
15.000 ribu pulau di seluruh Nusantara. Adalah mustahil menjadikan kita semua
seragam dalam apapun itu namanya, kecuali kebangsaan. Hal itulah yang harus
seorang pemimpin sadari kalau ingin membangun kesadaran yang nyata mengenai
bagaimana seharusnya kita bisa hidup dengan lebih baik lagi.
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki beragam suku
bangsa. Lebih dari 400 suku bangsa ada di Indonesia. Walaupun demikian, semua
suku bangsa tersebut dapat bersatu. Persatuan merupakan modal penting uintuk
pembangunan. Sumpah Pemuda telah menyadarkan semua suku untuk bersatu.
Sumpah Pemuda mengajarkan kepada kita untuk toleransi. Sumpah Pemuda
mencerminkan sebuah tekad luhur. Yaitu tekad untuk selalu bersatu. Dengan
demikian, menjunjung tinggi persatuan bangsa adalah keharusan.
Nilai Sumpah Pemuda harus diamalkan. Tentunya diamalkan dalam
kehidupan sehari-hari. Baik kehidupan bermasyarakat, kehidupan berbangsa, atau
kehidupan bernegara. Bentuk pengamalan Sumpah pemuda sangatlah beragam.
Diantaranya sebagai berikut.

1. Toleransi dan kerukunan antarumat beragama


Misalnya dengan menghormati umat agama lain yang sedang menjalankan
ibadahnya.

2. Saling menghormati antarsuku bangsa

69
Sikap menghormati ini bisa ditunjukkan dengan menghormati adat istiadat daerah
lain. Bisa pula dengan mempelajari budaya suku lain.

Sumber: www.baltyra.com
Gbr.2.14
Keanekaragaman suku bangsa
adalah kekayaan Indonesia

3. Hidup gotong royong dalam masyarakat


Gotong royong merupakan budaya bangsa Indonesia. Gotong royong mencermikan
sikap bersatu dan saling membantu. Kegiatan gotong royong antara lain
diwujudkan dalam pembuatan sarana umum seperti jalan, pembuatan jembatan,
atau membangun rumah.

4. Saling tolong-menolong
Wilayah Indonesia rawan akan bencana alam. Oleh karena itu kita harus
siap dalam menghadapi bencana. Saat saudara kita terkena bencana alam, maka
kita harus segera menolongnya. Misalnya saat terjadi tsunami di Aceh. Seluruh
bangsa Indonesia turut membantu para korban di Aceh. Tentunya sesuai dengan
kemampuannya masing-masing.
Dalam kehidupan bertetangga ada keberagaman. Contohnya keberagaman
agama, suku bangsa, maupun bahasa. Walaupun demikian, antartetangga harus
rukun. Harus saling toleransi. Sama halnya dengan di lingkungan sekolah. Setiap
murid harus menjaga kerukunan. Misalnya kerukunan hidup dalam kelas. Dengan
teman tidak boleh bertengkar. Keadaan sekolah harus aman dan tentram. Supaya
kegiatan belajar berjalan dengan baik. Semua contoh baik bertoleransi itu harus

70
bisa ditunjukkan oleh seorang pemimpin. Hal ini karena seorang pemimpin adalah
contoh utama terhadap yang dipimpinnya.
Sikap toleransi tidak berarti membenarkan orang lain berpendapat lain yang
tidak sesuai dengan hak asasi, karena pengertian toleransi itu sendiri juga berarti
suatu sikap perbuatan yang dilandasi oleh kasih sayang sesama manusia.

Sumber: www.jogjakota.go.id
Gbr.2.15
Sikap damai dengan agama lain
adalah ciri pengembangan toleransi

Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup sendiri, sudah pasti
memerlukan orang lain. Contoh: sebagian rezeki kita, datang lewat rezeki orang
lain. Sebagian dari keberlangsungan kehidupan kita, bergantung pada keberadaan
orang lain. Sebagian dari kesuksesan kita, bertumpu kepada kesuksesan orang lain.
Adakah yang bisa hidup sendiri di dunia ini tanpa orang lain? Sulit, bahkan
mustahil.
Dalam kaitan dengan baik buruknya perilaku kita, ketergantungan itu juga
ada. Setidaknya, kita perlu bantuan orang lain untuk menjadi baik, minimal sebagai
mitra, sahabat, atau saudara yang mengingatkan di kala kita lalai, yang menuntun
kita saat kita tersesat, yang membimbing kita ketika kita kebingungan.
Demikian pula kita sebagai seorang siswa secara tidak langsung sering
mendapatkan kasih sayang baik dari guru kita maupun dari kedua orangtua,
benarkah demikian? Jika benar berarti guru dan orangtua kita memiliki sikap kasih
sayang terhadap kita.
Norma agama mengajarkan kepada manusia untuk berbuat kebajikan
kepada sesama karena manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki

71
harkat dan martabat sama serta memiliki akal dan budi yang mulia. Dengan akal
dan budinya, manusia wajib menjalin hubungan baik dengan lingkungan hidupnya,
dengan sikap saling menghormati dan saling mengasihi. Setiap manusia dikaruniai
hak-hak asasi yang harus dihormati oleh orang lain.
Manusia yang percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa akan
selalu berbuat baik dan bersikap toleran terhadap manusia lain. Pernahkah Anda
berbuat baik kepada teman kamu atau saudaramu yang lainnya? Coba Anda
berikan contoh perbuatan-perbuatan baik kamu terhadap teman Anda. Pernahkah
Anda meminjamkan buku kepada temanmu? Pernahkah kamu menghormati orang
yang berbeda agama atau suku denganmu? Jika kamu melakukan perbuatan itu
berarti kamu telah berbuat baik terhadap temanmu, baik yang berbeda agama
maupun suku. Itulah yang diharapkan dalam kehidupan bermasyarakat.

Sumber: www.smp1wng.blogspot.com
Gbr.2.16
Pemimpin harus bisa menjaga hubungan toleransi

Dari uraian di atas seorang pemimpin hendaknya menyadari bahwa:


a. Hidup saling mengingatkan dalam usaha mencapai tata pergaulan yang baik
merupakan sikap dan perbuatan yang terpuji.
b. Tanpa hidup saling mengasihi dan saling menghormati antara sesama warga
masyarakat, kehidupan masyarakat akan menjadi buruk dan rusak. Tentu kamu
tidak menghendaki bukan?
c. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa mengajarkan agar
manusia hidup saling menghormati dan saling mengasihi walaupun manusia itu

72
tidak seagama dan sekepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuku, seadat
dan sebagainya. Ajaran agama menuntun ke arah perbuatan yang baik saling
menghormati bagi sesama manusia di dunia tanpa kecuali.
Kita tidak ingin bangsa Indonesia terpecah-pecah saling bermusuhan satu
sama lain karena masalah agama. Kita ingin hidup tertib, aman, dan damai, saling
menghormati
dan saling menghargai agama dan keyakinan masing-masing. Untuk itu kita
harus dapat menciptakan kehidupan umat beragama yang serasi, selaras, dan
seimbang, sebagai umat beragama, sebagai masyarakat maupun warga negara.
Di era Reformasi menuju Indonesia baru mari kita berupaya semakin
meningkatkan kualitas hidup. Salah satunya adalah bagaimana seharusnya kita
bina atau menjalin hubungan toleransi dengan benar.

Sumber: www.luruskanlah.blogspot.com

Gbr.2.17
Kualitas hidup Indonesia bisa d
ikembankan dengan adanya toleransi

Kita perlu dan wajib membina dan menjalin kehidupan yang penuh dengan
toleransi. Apalagi kita sebagai manusia, secara kodrat tidak bisa hidup sendiri. Hal
ini berarti seseorang tidak hidup sendirian, tetapi ia berteman, bertetangga, bahkan
ajaran agama mengatakan kita tidak boleh membedakan warna kulit, ras, dan
golongan.

73
Sikap dan perilaku toleransi dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-
hari, di manapun kita berada, baik di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
lingkungan masyarakat, bahkan berbangsa dan bernegara.
Di bawah ini contoh-contoh pengamalan toleransi dalam berbagai aspek
kehidupan.

1. Dalam Kehidupan Sekolah


Sama halnya dengan kehidupan keluarga. Kehidupan sekolah pun
dibutuhkan adanya toleransi baik antara kepala sekolah dengan guru, guru dengan
guru, kepala sekolah dengan murid, guru dengan murid maupun murid dengan
murid. Toleransi tersebut dibutuhkan untuk terciptanya proses pembelajaran yang
kondusif, sehingga tujuan dari pendidikan persekolahan dapat tercapai.
Adapun contoh-contoh toleransi dalam kehidupan sekolah antara lain:
a. Mematuhi tata tertib sekolah.
b. Saling menyayangi dan menghormati sesama pelajar.
c. Berkata yang sopan, tidak berbicara kotor, atau menyinggung perasaan orang
lain.

Sumber: www.smakkosayu.sch.id
Gbr.2.18
Sikap toleransi bisa dikembangkan
di lingkungan sekolah

2. Dalam Kehidupan di Masyarakat


Cobalah kamu renungkan dan sadari mengapa terjadi peristiwa seperti
tawuran antar pelajar di kota-kota besar, tawuran antar warga, peristiwa atau
pertikaian antar agama dan antar etnis dan lain sebagainya. Peristiwa-peristiwa

74
tersebut merupakan cerminan dari kurangnya toleransi dalam kehidupan
bermasyarakat.
Jadi, toleransi dalam kehidupan di masyarakat antara lain, yaitu:
a. Adanya sikap saling menghormati dan menghargai antara pemeluk agama.
b. Tidak membeda-bedakan suku, ras atau golongan dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara

3. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara


Kehidupan berbangsa dan bernegara pada hakikatnya merupakan
kehidupan masyarakat bangsa. Di dalamnya terdapat kehidupan berbagai macam
pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda. Demikian pula di
dalamnya terdapat berbagai kehidupan antar suku bangsa yang berbeda. Namun
demikian perbedaan-perbedaan kehidupan tersebut tidak menjadikan bangsa ini
tercerai-berai.

Sumber: www.anatasya-edogawa.blogspot.com
Gbr.2.19
Bangsa Indonesia terdiri dari beragam
suku dan adat istiadat

75
Akan tetapi, justru menjadi kemajemukan kehidupan sebagai suatu bangsa
dan negara Indonesia. Oleh karena itu, kehidupan tersebut perlu tetap dipelihara
agar tidak terjadi disintegrasi bangsa.
Adapun toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara antara lain:
a. Merasa senasib sepenanggungan.
b. Menciptakan persatuan dan kesatuan, rasa kebangsaan atau nasionalisme.
c. Mengakui dan menghargai hak asasi manusia.

Sumber: www.harianmandiri.wordpress.com
Gbr.2.20
Sikap toleransi dengan membantu orang lain

C. Sikap JujurnyaTeladan bagi Orang Lain


Sejak dari kecil kita selalu diajarkan sikap sopan santun, jujur,adil dan
berbagai atutan-aturan yang berlaku di dalam kehidupan bermasyarakat atau sosial.
Pembelajaran tersebut bertujuan agar sejak dini kita dapat menanamkam dan
menerapkan nilai-nilai atau norma-norma dalam diri kita yang sendirinya akan
sangat mempengaruhi bagaimana kita bersikap di dalam lingkungan masayarakat
kita. Apabila aturan-aturan yang berlaku dilanggar maka orang yang melanggarnya
akan dikenakan hukuman yang berlaku di dalam masyarakatnya contohnya bila
kita meludah sembarangan atau berbicara kotor kepada orang lain terutama orang
yang lebih tua, maka kita telah melanggar norma kesopanan dan hukumannya
adalah berupa teguran atau kita akan mejadi bahan omongan yang buruk
dikalangan masyarakat kita.

76
Di dalam kelompok masyarakat memiliki tolok ukur atau standar moral
yang harus diterapkan dan dipatuhi oleh setiap orang di dalam masyarakatnya.
Yaitu standar moral yang berhubungan dengan berbagai persoalan apa saja yang
dapat menguntungkan atau merugikan manusia atupun anggota kelompoknya.
Selain itu, penentuan standar moral merupakan bagian dari etika.

Sumber: www.djuniadi.wordpress.com
Gbr.2.21
Etika salah satu hal yang harus
dimiliki calon pemimpin

Agar setiap orang dapat menerapkan semua aturan di dalam masayarakat


dengan baik,maka setiap orang perlu menanamkan berbagai sikap yang baik seperti
kejujuran dan keadilan, sebab apabila setiap orang telah memiliki sikap jujur dan
adil, maka ia akan selalu bersikap dan berkata jujur di dalam kehidupannya sehari-
hari terutama dalam menjalankan pekerjaan yang menuntut adanya sikap
kejujuran. Sehingga ia akan mudah mendapat percayaan dari orang lain dalam
memjalankan tugas tertentu.
Bersikap adil pun tak kalah pentingnya karena lebih menyangkut hubungan
antara orang yang satu dengan yang lainnya, terutama dalam hal hubungan antara
pimpinanan dalam mengatur masyarakatnya ataupun bawahannya dala bekerja.
Setiap orang dituntut untuk dapat bersikap adil yaitu tidak membeda-bedakan atau
berbuat semena-mena terhadap orang lain. Karena apabila kita dapat berbuat jujur
dan adil kepada orang lainnya maka kita dihormati oleh orang lain.
Jika India memiliki Mahatma Gandhi sebagai bapak negarawan yang
sederhana, santun, jujur, dan bersahaja bagi rakyatnya, maka Indonesia memiliki
Bung Hatta. Sepanjang hidupnya, Bung Hatta berperilaku senantiasa menampilkan

77
sikap yang santun dan jujur terhadap siapa pun. Baik kawan maupun lawan.
Terhadap Bung Karno yang pada masa sebelum kemerdekaan melakukan kerja
sama cukup erat namun kemudian mereka tidak dapat bekerja sama secara politik,
tetapi sebagai sesama manusia, Bung Hatta masih menghormatinya. Ketika Bung
Karno sakit, Bung Hatta menengoknya. Demikian pula sebaliknya. Kesantunan
menjadi sikap dalam hidupnya untuk saling menghargai.

Sumber: www.vgsiahaya.wordpress.com
Gbr.2.22
Pemimpin bangsa mempunyai
sikap berani, teguh, dan jujur

Keberanian, keteguhan, dan kejujurannya mengantarkan dirinya menjadi


salah satu tokoh kunci pergerakan bangsa. Keberaniannya nampak ketika ia
menandatangani naskah proklamasi, naskah sakti bukti pernyataan kebebasan
Indonesia atas kolonialisme bersama Soekarno yang akhirnya dijuluki Dwituggal.
Mereka berdua penanggung jawab peralihan kekuasaan dari pemerintahan
kolonialisme kepada negara merdeka yang berkesatuan.
Banyak teladan yang perlu dicontoh dari Bung Hatta. Dia adalah sosok
yang jujur karena tidak pernah melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme selama
menjadi pejabat negara. Di juga jujur terhadap hati nuraninya. Pada saat yang
sama, dia adalah pribadi yang sederhana dan apa adanya.
Paahlawan bangsa ini tidak pernah tergoda dengan kekuasaan. Setelah
mengundurkan diri dari pemerintahan, dia menjadi warga negara biasa. Beberapa
perusahaan menawarinya untuk menjadi komisaris, tetapi dia menolak. Alasannya
dia malu dinilai hanya mencari pangkat dan jabatan. Dia juga tidak mau dinilai

78
rakyat seperti orang yang mementingkan diri sendiri dengan tidak mau
memperhatikan perkembangan negeri ini.
Sikap jujur dan kesederhanaannya juga ditunjukkan dengan menolak
kenaikan uang pensiun. Bahkan dia menolak diberi rumah tambahan yang lebih
besar karena takut tidak mampu membiayai ongkos perawatan rumah tersebut.
Prinsipnya yang kokoh itu kian tampak ketika Bank Dunia menawarkan
kedudukan pada Hatta, tetapi dia tak mau menerimanya. Penolakan itu sempat
mengecewakan anak-anaknya. Halida anak bungsunya mengatakan bahwa ia ingin
kuliah ke luar negeri. Namun keinginannya itu tertunda lantaran penolakan Hatta
atas posisi yang ditawarkan Bang Dunia tersebut.
Peristiwa menakjubkan terjadi pada 1970. Ketika itu Bung Hatta diundang
berkunjung ke Irian Jaya (Papua), untuk sekaligus meninjau tempat dia pernah
dibuang pada masa penjajahan Belanda. Di sana dia disodori amplop sebagai uang
saku, tetapi dia menolaknya. Ketika amplop itu disodorkan kepadanya, spontan dia
berkata, “surat apa ini?”. Dijawab oleh Sumarno yang mengatur kunjungan Hatta,
“bukan surat Bung, uang saku buat perjalanan Bung Hatta di sini. Bung Hatta
menjawab, bukankah uang ongkos sudah ditanggung pemerintah. Sumarno terus
meyakinkan Hatta agar menerima uang itu, tapi tetap ditolaknya dengan alasan
bahwa uang itu adalah uang rakyat.
Hatta juga merupakan pemimpin bangsa yang santun dalam mengutarakan
pendapatnya. Setelah tidak menjabat wakil presiden dia rajin menyampaikan kritik
membangun terhadap pemerintahan Soekarno. Dia tidak mau mengerahkan massa,
memprovokasi, memberontak, dan sebagainya. Karena dia bukanlah tipe
penggerak massa dan haus kekuasaan. Dia rajin mengkampanyekan pentingnya
mendidik rakyat secara baik, santun, dan jujur.
Kejujuran merupakan salah satu syarat untuk menjadi seorang pemimpin
rakyat. Sosok pemimpin seharusnya memiliki sifat tersebut, karena jika hal
tersebut diabaikan, maka impian masyarakat untuk dapat menikmati kehidupan
yang lebih baik hanyalah khayalan belaka.
Sikap jujur senantiasa akan berbuah kebaikan bagi diri pribadi maupun
bagi mereka yang dipimpinnya. Konteks kekinian telah menggambarkan bahwa
kejujuran bukan lagi syarat utama. Sehingga ketimpangan muncul dimana-mana.
Contoh saja, korupsi yang dilakukan oleh aparat penguasa menandakan telah salah
jalan.

79
Jika ada pertanyaan:”Apakah saya 100% jujur?”, bisa serta merta kita
jawab dengan ‘tidak’. Kita tentu pernah melanggar peraturan, menyontek,
membohong pada orangtua, dan sebagainya. Namun, kita pastinya akan lebih
menjaga sikap dan tindakan kita saat ada di depan orang lain, karena sebagai
manusia yang sehat kita tentunya ingin mengajarkan kejujuran dan mewariskan
nilai-nilai luhur pada orang-orang yang kita cintai. Ini membuktikan bahwa kita
memang mampu mengatur pendekatan kita, baik rasional maupun emosional
terhadap situasi.
Jujur tidaknya kita bisa langsung kita rasakan dan monitor sendiri.
Kejujuran bukanlah sesuatu yang ada jauh di dasar kepribadian kita, sampai tidak
bisa dilacak. Semua gerak, ekspresi dan keputusan kita bisa memperlihatkan
kejujuran dengan gamblang.
Kejujuran memang adalah nilai yang tidak bisa dianggap remeh, ia
berkembang sejalan dengan konflik dan rumitnya situasi. Kontrol diri yang akan
membantu kita untuk menghindari perbuatan perbuatan yang jauh dari kejujuran.
Individu, apalagi pemimpin harus menyadari bahwa dialah yang perlu menciptakan
sistem kejujuran di sekitarnya agar perjalanan nilai kejujurannya tetap
berkembang. Bila dalam situasi yang berat, seorang pemimpin tetap bisa
menunjukkan komitmen, bisa dipercaya, dan loyal, kita lihat ia akan disegani
karena kualitas kejujurannya.

80
Sumber: www.rudisony.wordpress.com
Gbr.2.23
Salah satu cara mengembangkan kejujuran
dengan adanya kantin jujur

Kejujuran tampaknya perlu menjadi sasaran hidup seorang individu,


apalagi pemimpin, karena ini adalah modal utama dalam pengambilan keputusan
dan menjadi perisai yang ampuh dalam kancah politik. Hanya dengan kekuatan
inilah seorang pemimpin tidak bisa tergoyah dalam dirinya dan akan dikenal luas
dengan penuh rasa hormat.
Kejujuran merupakan kualitas manusiawi melalui makna manusia
mengomunikasikan diri dan bertindak secara benar (truthfully). Karena itu,
kejujuran sesungguhnya berkaitan erat dengan nilai kebenaran, termasuk di
dalamnya kemampuan mendengarkan, sebagaimana kemampuan berbicara, serta
setiap perilaku yang bisa muncul dari tindakan manusia.
Secara sederhana, kejujuran bisa diartikan sebagai sebuah kemampuan
untuk mengekspresikan fakta-fakta dan keyakinan pribadi sebaik mungkin
sebagaimana adanya. Sikap ini terwujud dalam perilaku, baik jujur terhadap orang
lain maupun terhadap diri sendiri (tidak menipu diri), serta sikap jujur terhadap
motivasi pribadi maupun kenyataan batin dalam diri seorang individu. Kualitas

81
kejujuran seseorang meliputi seluruh perilakunya, yaitu, perilaku yang
termanifestasi keluar, maupun sikap batin yang ada di dalam. Keaslian kepribadian
seseorang bisa dilihat dari kualitas kejujurannya.
Perilaku jujur mengukur kualitas moral seseorang di mana segala pola
perilaku dan motivasi tergantung pada pengaturan diri seorang individu. Meskipun
tergantung pada proses penentuan diri, kita tidak bisa mengklaim bahwa pendapat
diri kita sematalah yang benar. Seandainya kita telah meyakini bahwa pendapat
kita merupakan pendapat yang menurut kita paling baik, perlulah tetap
mendengarkan pendapat orang lain. Setiap keyakinan pribadi bisa saja
mengaburkan diri kita dalam memahami keadaan sebagaimana adanya. Sikap jujur
dengan demikian bisa dikatakan sebagai sebuah usaha untuk senantiasa bersikap
selaras dengan nilai-nilai kebenaran, sebuah usaha hidup secara bermoral dalam
kebersamaan dengan orang lain.
Kualitas keterbukaan kita terhadap yang lain akan menentukan kadar
kejujuran atau ketidakjujuran kita. Namun seringkali keterbukaan ini tergantung
pada pemahaman diri kita terhadap keadaan, termasuk pemahaman nilai-nilai
moral yang kita yakini. Keyakinan moral seseorang bisa saja keliru. Namun
persepsi diri kita tentang nilai-nilai moral tidaklah statis. Ia dinamis seiring dengan
banyaknya informasi dan pengetahuan yang kita terima. Ketika kita menolak
menerima adanya sudut pandang lain yang berbeda dengan diri kita, biasanya ini
merupakan pertanda bahwa kita kurang memiliki interest terhadap kebenaran.
Sikap demikian ini bisa dikatakan sebagai sikap abai terhadap nilai kejujuran.
Mengupayakan nilai kejujuran tidak sama dengan memperjuangkan
ideologi yang sifatnya lentur dan bisa berubah setiap saat. Inilah mengapa,
meskipun kita tahu bahwa kejujuran itu sangat penting bagi kehidupan, nilai
kejujuran sulit (untuk mengatakan tidak dapat) menjadi norma sebuah kultur
masyarakat. Ideologi senantiasa mencari pendukung yang memperkuat gagasannya
dan mendukung sudut pandangnya sendiri sementara menolak dan mengabaikan
pandangan orang lain. Pendekatan ideologis menganggap bahwa cara-cara mereka
merupakan satu-satunya cara yang benar. Pendekatan demikian mengikis praksis
perilaku jujur dan meningkatkan konflik bagi setiap relasi antar manusia.
Kejujuran memiliki kaitan yang erat dengan kebenaran dan moralitas.
Bersikap jujur merupakan salah satu tanda kualitas moral seseorang. Dengan
menjadi seorang pribadi yang berkualitas, kita mampu membangun sebuah

82
masyarakat ideal yang lebih otentik dan khas manusiawi. Socrates, misalnya,
mengatakan, jika seseorang sungguh-sungguh mengerti bahwa perilaku mereka itu
keliru, mereka tidak akan memilihnya. Seseorang itu akan semakin jauh dari
kebenaran dan karena itu ketidakjujuran jika ia tidak menyadari bahwa perilakunya
itu sesungguhnya keliru. Kesadaran diri bahwa setiap manusia bisa salah dan
mengakuinya merupakan langkah awal bertumbuhnya nilai kejujuran dalam diri
seseorang.

Sumber: www.muslimgreen86.wordpress.com
Gbr.2.24
Kejujuran adalah sikap positif
yang harus dimiliki calon pemimpin

Sikap jujur pun merupakan salah satu sikap positif yang diperlukan untuk
dapat kehidupanmu di masa yang akan datang. Kebiasaan untuk bersikap jujur
menimbulkan ketenangan dalam diri. Jika menjadi pemimpin, memperoleh
kepercayaan dari orang lain adalah suatu dorongan dan keinginan setiap orang.
Namun, memperoleh kepercayaan tanpa didasari oleh nilai-nilai kebenaran, tetap
membuahkan sesuatu yang tidak baik, bahkan berakhir dengan sebuah kegagalan.
Pada zaman era globalisasi saat ini sangat sulit untuk mencari orang yang
jujur. Hal ini dikarenakan adanya keinginan manusia yang haus terhadap harta
sehingga kejujuran dapat dibeli dengan mudah. Adanya kejujuran atau bersikap
jujur pada diri seseorang tidak membuat semua orang lain senang.Ada di antara
mereka yang mengecam bila kejujuran itu dikatakan, maka akan menimbulkan
perselisihan dan masalah bagi orang tersebut.

83
BAB 3
Pemimpin Masa Depan Penuh Teladan

Menjadi pemimpin memang tidak mudah. Lebih sulit lagi menjadi


pemimpin yang baik. Sayangnya, banyak orang yang tidak menyadari bahwa
mereka tidak layak menjadi seorang pemimpin. Keteladanan seorang pemimpin
bisa dipahami dengan konsep belajar sosial yang banyak. Secara singkat konsep
belajar sosial menyebutkan bahwa untuk menjadi teladan, pemimpin harus benar-
benar bisa menjadi pusat perhatian yang baik dan menarik. Perhatian yang
diberikan oleh orang lain terhadap pemimpinnya akan banyak menimbulkan proses
tanggapan di dalam masyarakat itu. Ucapan dan perilakunya akan banyak dijadikan
anutan.
Ternyata menjadi pemimpin yang bisa diteladani bukan hal yang mudah.
Bahkan sebenarnya untuk bisa sekadar menjadi pemimpin pun juga tidak mudah.
Namun karena menjadi pemimpin memang bisa membawa keuntungan, terutama
keuntungan pribadi, maka banyak yang menginginkannya. Bila keadaan seperti itu
diteruskan, maka pola kepemimpinan yang diterapkan pun cenderung otoriter.
Kekuasaan yang dimiliki lebih banyak dimanfaatkan untuk memaksa. Bukan
memberi kebaikan atau kesejahteraan bagi orang lain. Jangan harap pula
kepemimpinan yang demikian akan menumbuhkan keteladanan yang baik.

A. Sikap Disiplinnya Inspiratif untuk Orang Lain


Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang
dipercaya termasuk melakukan pekerjaan tertentu yang dirasakan menjadi
tanggung jawab. Pendisiplinan adalah usaha usaha untuk menanamkan nilai
ataupun pemaksaan agar kita memiliki kemampuan untuk menaati sebuah
peraturan. Pendisiplinan bisa jadi menjadi istilah pengganti untuk hukuman
ataupun instrumen hukuman dimana hal ini bisa dilakukan pada diri sendiri
ataupun pada orang lain.

84
Sumber: www.eldomenico.wordpress.com

Gbr. 3.1
Disiplin sekolah salah satu
ciri keunggulan pemimpin

Disiplin diri merujuk pada pelatihan yang didapatkan seseorang untuk


memenuhi tugas tertentu atau untuk mengadopsi pola perilaku tertentu, walaupun
orang tersebut lebih senang melakukan hal yang lain. Sebagai contoh, seseorang
mungkin saja tidak melakukan sesuatu yang menurutnya memuaskan dan
menyenangkan dengan membelanjakan uangnya untuk sesuatu yang ia inginkan
dan menyumbangkan uang tersebut kepada organisasi amal dengan pikiran bahwa
hal tersebut lebih penting. Secara etimologi disiplin berasal dari bahasa Latin
“disibel” yang berarti Pengikut. Seiring dengan perkembangan zaman, kata
tersebut mengalami perubahan menjadi “disipline” yang artinya kepatuhan atau
yang menyangkut tata tertib.
Untuk membentuk mental seorang pemimpin diperlukan suatu kedisiplinan.
Karena dengan disiplin, maka secara tidak langsung seorang pemimpin sudah
melatih diri sendiri untuk bertanggung jawab. Artinya, seberat apa pun tugas yang
diemban, seorang pemimpin tetap melakukannya dengan senang hati dan penuh
rasa tanggung jawab. Seperti yang diungkapkan Elbert Hubbard,”Disiplin diri
merupakan kemampuan yang mendorong Anda melakukan apa yang seharusnya
Anda kerjakan, kapan Anda harus melakukannya, tidak peduli Anda menyukainya
atau tidak.”
Ketika seorang pemimpin melakukan sesuatu dengan disiplin, maka akan
terasa perbedaannya dimana pada saat yang bersamaan harga diri seorang

85
pemimpin akan meningkat dan ini akan memberikan kepercayaan diri yang lebih
bagi seorang pemimpin.
Seorang pemimpin yang sukses juga akan dapat mengembangkan dirinya
untuk tetap terus berpegang teguh pada tujuan semula, tidak mudah terpengaruh
pada segala hal dan di samping itu, orang yang sukses juga memiliki kemampuan
dalam mengontrol dirinya dan menguasai emosinya dengan lebih baik.
Kesuksesan yang seorang pemimpin rasakan akan sesuai dengan
pengorbanan yang diberikan dalam mendisiplinkan diri. seorang pemimpin yang
disiplin berarti dia memiliki integritas yang tinggi, bertanggung jawab terhadap
pekerjaannya, mematuhi aturan yang sudah ditetapkan dan kemungkinan untuk
terselesainya pekerjaan menjadi lebih besar.Dengan bersikap disiplin, maka
langkah seorang pemimpin untuk meraih kesuksesan tidak akan terhambat,
begitupun sebaliknya. Jadi biasakanlah untuk bersikap disiplin terhadap segalanya,
terutama dalam hal waktu.
Disiplin diri itu seperti otot. Semakin kita melatihnya, semakin kuatlah kita.
Begitu pula sebaliknya. Seperti halnya semua orang memunyai kekuatan otot yang
berbeda, kita semua memiliki tingkat disiplin yang berbeda juga. Setiap orang
memiliki disiplin diri, jika kita mampu menahan napas selama beberapa detik, itu
berarti kita memiliki disiplin diri. Namun begitu, tidak semua orang
mengembangkan disiplin mereka pada tingkat yang sama.
Diperlukan otot untuk membangun otot. Maka dari itu, untuk membangun
disiplin diri, kita memerlukan disiplin diri. Cara untuk membangun disiplin diri
analoginya sama dengan melakukan angkat beban untuk membangun otot. Ini
berarti mengangkat beban sampai mendekati batas kemampuan/kekuatan.
Perhatikan ketika mengangkat beban, kita mengangkat beban yang mampu kita
angkat. Kita memaksa otot-otot sampai kita tidak kuat lagi dan kemudian
beristirahat.
Hampir sama, metode dasar untuk membangun disiplin diri adalah
menjalani tantangan yang mampu kita selesaikan, tapi untuk menyelesaikannya
kita harus bersusah payah dan mengerahkan segenap tenaga/kekuatan. Ini bukan
berarti mencoba melakukan sesuatu dan gagal melakukannya setiap hari. Ini juga
bukan berarti kita harus melakukan sesuatu yang dapat dengan mudah kita
lakukan. Kita tidak akan mendapatkan kekuatan dengan mengangkat beban yang
tidak mampu kita angkat dan kita juga tidak akan mendapatkan kekuatan dengan

86
mengangkat beban yang terlalu ringan. Kita harus memulai dengan
beban/tantangan yang dapat kita angkat/jalani, tapi untuk melakukan hal itu, kita
harus bersusah payah sampai mendekati batas kekuatan kita.
Latihan bertahap berarti sekali kita sukses, kita menaikkan tingkat
tantangannya setingkat lebih tinggi. Jika kita tetap mengangkat beban dengan berat
yang sama setiap waktu, kita tidak akan bertambah kuat. Demikian halnya, jika
kamu gagal menantang diri kita sendiri dalam kehidupan, kita tidak akan mampu
untuk berdisiplin diri.
Adalah suatu kesalahan untuk memaksa diri kita terlalu keras saat kita
membangun disiplin diri. Jika kita mencoba mengubah hidup kita dalam semalam
dengan menetapkan lusinan tujuan untuk diri kita sendiri dan keesokan harinya kita
berharap bisa memulai melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan-tujuan itu secara
konsisten, kita hampir pasti akan mengalami kegagalan. Hal itu sama seperti orang
yang pergi ke tempat fitnes untuk pertama kalinya dan mencoba mengangkat beban
tiga ratus kilogram. Kita hanya akan terlihat bodoh.
Jika kita hanya mampu mengangkat sepuluh kilogram beban, kita hanya
bisa mengangkat sepuluh kilogram beban. Bukan sesuatu yang memalukan jika
kita memulai dari apa yang bisa kita lakukan. Dengan latihan, kita akan menjadi
semakin kuat.
Sama halnya jika sekarang kita sangat tidak disiplin, kita masih dapat
menggunakan sedikit disiplin yang kita miliki untuk dilatih sehingga kita dapat
menjadi semakin disiplin. Semakin disiplin, hidup kita semakin mudah untuk
dijalani. Tantangan yang pada mulanya terlihat mustahil bagi kita untuk dijalani,
akhirnya akan tampak seperti mainan anak-anak. Saat kita semakin kuat, berat
beban yang sama akan terasa semakin ringan.
Jangan bandingkan diri kita dengan orang lain. Itu tidak akan menolong.
Jika kita berpikir bahwa kita lemah, orang lain akan tampak lebih kuat. Sebaliknya,
jika kita berpikir bahwa kita kuat, orang lain akan tampak lebih lemah. Tidak ada
gunanya melakukan hal tersebut. Lihatlah kemampuan kita sendiri dan bercita-
citalah bahwa kita akan semakin kuat saat kita melatih diri.

B. Sikap Rajinnya Inspiratif untuk Orang Lain

87
Pemimpin yang unggul memiliki kelebihan dibanding orang lain. Dia
mempunyai ciri khusus, misalnya dia rajin dalam belajar. Sebagai calon pemimpin
yang ada di sekolah, berikut ini beberapa contoh kebiasaan rajin yang ditunjukkan
pelajar sebagai seorang calon pemimpin.

1. Rajin masuk sekolah setiap hari


Baginya sekolah adalah sebuah tempat pendidikan yang sangat bermanfaat
bagi kehidupannya. Tidak ada alasan baginya untuk malas-malasan. Sekolah
dijadikan media untuk bertemu dengan teman sekaligus belajar menemukan hal-hal
baru melalui pelajaran yang disampaikan guru.

Sumber: www.rynaldiyosemib.files.wordpress.com

Gbr. 3.2
Seorang pemimpin berkeyakinan
bahwa pendidikan itu penting

2. Masuk ke kelas dengan perasaan terbuka


Kita sering merasakan kita menyukai kelas yang satu sedangkan ada juga
kelas yang tidak kita sukai. Entah itu karena gurunya galak, tidak dapat
menerangkan dengan baik atau bahan yang diajarkan tidak menarik. Karena alasan
itulah akhirnya kita sering ogah-ogahan untuk mengikuti kelas tersebut dengan
baik. Wah, kalau kita merasa begini terus, bisa-bisa kita tidak dapat nilai bagus di
buku rapor.
Agar nilai di rapor tetap memuaskan cobalah untuk tidak langsung mencap
kelas tersebut tidak menyenangkan. Siswa yang rajin akan mendengarkan apa yang

88
diajarkan oleh guru tersebut, lalu meresapi pelajaran yang diajarkan hingga
mengerti. Kalau ada yang kurang jelas, ia bertanya kepada guru tersebut. Ia
berprinsip bahwa semua guru menginginkan agar muridnya pintar dan beliau tidak
akan lelah untuk mengajari hingga muridnya mengerti. Dengan begitu, selain dia
mengerti pelajaran yang diajarkan, ia juga menciptakan hubungan yang baik
dengan guru.

3. Selalu siap sebelum masuk kelas


Untuk memastikan bahwa pelajaran yang diajarkan dimengerti oleh para
muridnya, guru sering memberikan latihan untuk di rumah atau yang kita sebut
dengan pekerjaan rumah (PR). Pemimpin yang baik akan membiasakan untuk
menyelesaikan dan mengumpulkan PR tersebut di saat yang ditentukan. Apabila ia
kesulitan menyelesaikan tugas tersebut, ia tidak segan meminta bantuan dari ayah,
ibu, kakak, teman sekelas atau bahkan dari guru mata pelajaran tersebut. Begitu
juga dengan tugas-tugas lain seperti prakarya atau kerajinan tangan, ia
mengumpulkan tepat pada waktunya. Dengan demikian, nilai yang ia dapatkan
utuh dan tidak dipotong karena terlambat mengumpulkan.

4. Mengikuti bimbingan belajar dan estrakurikuler


Bimbingan belajar dapat membantu seorang calon pemimpin untuk lebih
memperdalam pelajaran yang diajarkan di sekolah. Begitu juga saat mmilih
ekstrakurikuler yang menunjang pembelajaran atau membantu pembelajarannya
lebih baik. Hal ini karena dilihat dari beberapa aspek memang lebih banyak
manfaatnya, diantaranya, membantunya dalam belajar yang merupakan kebutuhan
utama siswa di sekolah.

Sumber: www.muslimharokah.blogspot.com

89
Gbr. 3.3
Jiwa kepemimpinan salah satunya
dapat dipupuk melalui ekskul

Ia akan memilih ekskul yang menyangkut olahraga, seni atau ekskul yang
tidak menunjang ataupun tidak ada kaitannya dengan pembelajaran sama sekali,
karena itu berguna untuk refreshing (menghilangkan stres karena belajar). Ia pun
akan mengikuti ekstrakurikuler yang berguna untuk pembentukan dirinya. Hal ini
karena dirasa akan sangat berguna di masa depan dan di kehidupan dirinya.
Sikap rajin dari dalam diri seseorang tercermin dalam upayanya selalu kerja
keras dan siap menghadapai tantangan apapun. Berikut ini beberapa hal yang
berhubungan dengan sikap rajin kita.

1. Kecerdasan otak
Kecerdasan adalah pemahaman dan kesadaran kita terhadap apa yang
dialaminya dan kemampuan membandingkan pengetahuan dengan pengalaman.
Sebagai contoh ketika kita membaca buku tentang proses terjadinya hujan serta
mengamati keadaan sebenarnya ketika hujan. Maka muncullah pemahaman, kalau
ada awan hitam dan gelap maka sebentar lagi akan hujan. Pemahaman adalah
kombinasi antara upaya memperbanyak “masukkan melalui pancaindra” dengan
“pengetahuan yang sudah dimiliki”.
Namun pada saat ini, masih ada orang tua dan pendidik yang menekankan
pada pengetahuan. Terlalu banyak pengetahuan yang diberikan seperti kata-kata,
angka, rumus dan kesimpulan yang tidak berdasarkan pengalaman akan
menghambat perkembangan anak. Karena itulah kita memerlukan keseimbangan.
Keseimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan dalam mengoptimalkan kecerdasan.
Satu cara penting dalam menyeimbangkan otak kiri dan kanan adalah pada cara
belajar.
Teknik belajar tepat yang mengoptimalkan kecerdasan melibatkan memori,
peta pikiran, cara membaca, berpikir sambil membayangkan, asosiasi, gambar,
mencetuskan ide selancar mungkin, permainan, mengambil keputusan dan cara
mengulang. Cerdas bisa dilakukan dengan memiliki teknik belajar yang tepat.
Teknik belajar yang berkaitan dengan kerja fungsi otak kiri dan kanan. Karena
itulah mereka seringkali dikatakan pembelajar otak kiri dan kanan. Saat kita

90
memiliki Teknik belajar yang tepat maka akan melejitkan potensi kita. Mereka
adalah contoh tepat, bagaimana belajar lebih pintar bukan belajar lebih keras.

Sumber: www.waynebimo.files.wordpress.com

Gbr. 3.4
Seorang pemimpin mempunyai
kecerdasan otak yang unggul

2. Kecerdasan Emosi
Kecerdasan Emosi atau Emotional Quotation (EQ) meliputi kemampuan
mengungkapkan perasaan, kesadaran serta pemahaman tentang emosi dan
kemampuan untuk mengatur dan mengendalikannya.
Kita sering mendengar kisah seorang yang sangat cerdas, tapi sayang
hidupnya tidak pernah mengecap kesuksesan sama sekali atau orang yang lulus
cumlaude dari universitas ternama dengan IPK yang sangat tinggi dan mempunyai
banyak prestasi akademik, tapi dia hanya menjadi buruh bangunan atau pencuci
piring. Lalu apa yang menyebabkan mereka menemui banyak kegagalan. Apakah
kecerdasan saja tidak mampu mengatasi segala hambatan kita untuk meraih tangga
kesuksesan. Sebaliknya banyak orang sukses, tapi mempunyai tingkat kecerdasan
yang biasa-biasa saja dan tidak pernah merasakan bangku kuliah. Salah satu
penyebabnya adalah karena dunia pendidikan yang mengacu dunia Barat saat ini
masih sangat berorentasi pada IQ. Dengan sistem pendidikan di sekolah yang

91
terfokus pada mengolah pikiran rasional dan otak kiri kita, tapi tanpa mengajarkan
bagaimana mengolah kecerdasan emosi (EQ) akan memberi dampak buruk bagi
masa depan generasi kita. Kita sering melihat banyak orang cerdas tapi
mempunyai mental yang lemah, sangat pemalas, selalu dihantui ketakutan untuk
melangkah, mudah menyerah sebelum bertanding, tidak punya daya juang tinggi,
bermoral bobrok, kurang bergaul, tidak bisa berkomunikasi dengan orang lain atau
tidak mau mendengar pendapat orang lain, arogan dan keras kepala, dan lebih
suka mencari jalan pintas.
Sebenarnya EQ ini dapat diajarkan dengan melatih aktivitas otak kanan kita
yang mengintegrasikan aktivitas non vebal dan proses pemikiran holistik termasuk
emosi yang didasarkan pada persepsi pengalaman nyata dan menghasilkan intuisi.
Penyatukan antara pikiran dan perasaan akan menimbulkan kesimbangan jiwa dan
kebahagiaan. Sebaliknya, jika salah satu dari pikiran atau perasaan yang lebih kita
tekankan, maka kita akan banyak menemui hambatan di dalam hidup kita
selanjutnya.
Dalam dunia sekolah, faktor penting adalah melatih EQ, karena hal tersebut
dapat menimbulkan kerjasama antara siswa, kreativitas dan keterbukaan,
memahami sudut pandang yang lain, kemampuan menggunakan empati dalam
negosiasi, kualitas kepemimpinan dan komunikasi. Sayang sampai saat ini EQ
jarang diajarkan di sekolahan, tapi hanya bisa kita dapatkan dari pengalaman hidup
kita sehari-hari.
Konsep EQ ini bermula dari konsep “kecerdasan sosial” yang pertama kali
diungkapkan oleh E.L. Thorndike di tahun 1920. Biasanya psikolog membagi
kecerdasan yang lain dalam tiga kelompok:
1. Kecerdasan Abstrak. (Kemampuan untuk memahami dan memanipulasi dengan
simbol verbal dan matematis)
2. Kecerdasan Konkret (Kemampuan memahami dan memanipulasi dengan objek)
3. Kecerdasan Sosial (Kemampuan untuk memahami dan berhubungan dengan
orang)
Kecerdasan sosial juga dipahami sebagai kemampuan memahami dan
mengatur lelaki dan perempuan, anak lelaki atau anak perempuan, untuk bertindak
secara bijak. Ada yang memasukan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal
dalam teori kecerdasan. Kedua kecerdasan itu dimasukan dalam kecerdasan sosial.
Adapun definisikanya sebagai berikut:

92
1. Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk memahami orang lain, apa
yang memotivasi mereka, bagaimana bekerja secara kooperatif dengan mereka.
Politikus, guru, salesman, dokter, dan pemimpin religius yang sukses adalah
seseorang yang mempunyai kecerdasan interpersonal yang tinggi.
2. Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan untuk memahami diri sendiri.
Inilah kapasitas untuk membentuk model diri sendiri yang akurat dan sebenarnya
dan mampu menggunakan model tersebut untuk dijalankan secara efektif dalam
kehidupan.
Kecerdasan emosi atau EQ meliputi kecerdasan sosial dan menekankan
pada pengaruh emosi pada kemampuan melihat situasi secara objektif dan
memahami diri sendiri dan orang lain. Inilah kemampuan untuk merasakan,
memahami, dan secara efektif menggunakan kekuatan emosi, disalurkan sebagai
sumber energi, kreativitas, dan pengaruh dalam kehidupan kita sehari-hari, di
tempat kerja atau dalam berhubungan dengan orang lain.
Emosi sendiri adalah sumber energi dari manusia, aspirasi dan dorongan,
membangkitkan perasaan terdalam dan tujuan hidup, dan mentransformasikannya
dari apa yang kita pikirkan menuju menghargai hidup kita. Sesungguhnya
kesuksesan kita dalam hidup bukan hanya disebabkan oleh kecerdasan tapi ada
kualitas-kualitas yang lainnya seperti kepercayaan, integritas, otensitas, kreativitas,
kejujuran, dan keuletan juga sangat penting. Kecerdasan yang lain inilah yang
disebut dengan kecerdasan emosi .
Kecerdasan emosi (EQ) menjadi indikator paling kuat dalam kesuksesan
seseorang. Dia mendefinsikan kecerdasan emosi berdasarkan kesadaran diri,
atruisme, motivasi pribadi, empati, dan kemampuan untuk mencintai dan dicintai
oleh teman-teman, patner, dan anggota keluarga. Orang yang memiliki kecerdasan
emosi adalah orang yang sesungguhnya sukses dalam tempat kerja, karir yang
panjang, dan hubungan sosial. Sesungguhnya EQ bukan bawaan sejak lahir yang
tidak bisa diubah-ubah, tetapi sesuatu yang bisa dipelajari dan dikembangkan
melalui hubungan kita dengan orang lain. Kecerdasan emosi memainkan peran
integral dalam mendefiniskan karakter dan menentukan nasib seseorang atau
kelompok. Untuk mendapatkan kekuatan emosi secara cerdas, kita harus
mempunyai lima strategi, yaitu:

1. Kecerdasan diri

93
Mengamati emosi sebagai mana apa adanya, mewujudkan ide-ide
sebelumnya dan konsep-konsep yang mendasari respon emosional, menjadi
terbuka pada pengetahuan intuitif, kejujuran emosi-sebuah perasaan integritas dan
otentitas yang terbangun.

2. Kedewasaan emosi
Menghadapi ketakutan dan kegelisahan, kemarahan, kesedihan dan
ketidakpuasan dan mengekspresikan energi itu secara konstruktif, mampu
menahannya secara spontan.

3. Motivasi diri
Menyalurkan energi emosi untuk mencapai tujuan tertentu, keterbukaan
pada ide-ide baru, kemampuan untuk menemukan solusi dan membuat keputusan
yang tepat, keuletan yang penuh optimisme berdasarkan kompetensi, perasaan
bertanggungjawab dan kekuatan pribadi untuk mengerjakan sesuatu menurut apa
yang dibutuhkan dan diinginkan.

Sumber: www.bisnisukm.com

Gbr. 3.5
Motivasi adalah pangkal kesuksesan
menjadi pemimpin

4. Pemahaman atas orang lain


Sensivitas kepada perasaan dan perhatian orang lain dan kemauan untuk
menghargai pandangan mereka, menghormati perbedaan dalam apa yang dirasakan

94
seseorang, kapasitas untuk mempercayai dan dipercayai, untuk memaafkan dan
dimaafkan.

5. Kualitas komunikasi
Mengatur emosi melalui komunikasi berdasarkan empati dan pemahaman,
utuk membanguan perasaan saling percaya, skill sosial, termasuk mengatasi
ketidaksepakatan secara konstruktif, dan kemampuan untuk menciptakan dan
mempertahankan persahabatan, dan kepemimpinan yang efektif.
Kecerdasan emosi ini ditunjukan dengan toleransi, empati dan kasih
sayang kepada orang lain, kemampuan untuk memverbalkan perasaan secara
akurat dan penuh integritas, dan dapat mengatasi kesedihan emosional. Inilah
alasan mengapa EQ jauh lebih penting daripada IQ untuk meraih kesuksesan dan
kebahagiaan. Mungkin anda dapat sukses dalam tes dan ujian akademis, tapi
bagaimana cara kita mengatasi kekecewaan, kemarahan, kecemburuan, dan
ketakutan, masalah komunikasi, dan hubungan dengan orang lain yang selalu naik
turun?
Orang yang mempunyai kecerdasan emosi akan jauh lebih percaya diri dan
lebih bisa memahami orang lain dengan penuh empati. Dia akan mempunyai
kematangan emosional dimana banyak orang dewasa gagal mencapainya dan
masih bertingkah laku seperti anak kecil saat menghadapi banyak cobaan.
Kecerdasan emosi dapat juga diartikan sebagai kemampuan mental yang
membantu kita mengendalikan dan memahami perasaan-perasaan kita dan orang
lain yang menuntun kepada kemampuan untuk mengatur perasaan-perasaan
tersebut.
Jadi orang yang cerdas secara emosi bukan hanya memiliki emosi atau
perasaan-perasaan, tetapi juga memahami apa artinya. Dapat melihat diri sendiri
seperti orang lain melihat kita, mampu memahami orang lain seolah-olah apa yang
dirasakan orang itu kita rasakan juga.
Tidak ada standar test EQ yang resmi dan baku. Namun kecerdasan Emosi
dapat ditingkatkan, baik terukur maupun tidak. Tetapi dampaknya dapat dirasakan
baik oleh diri sendiri maupun orang lain. Banyak ahli berpendapat kecerdasan
emosi yang tinggi akan sangat berpengaruh pada peningkatan kualitas hidup.

95
Sejauh mana kecerdasan emosi kita? Untuk mengetahuinya, kelima unsur
diatas dapat dijadikan barometer untuk mengukur apakah anda termasuk orang
yang cerdas secara emosi.
Berikut ini adalah hal-hal spesifik yang perlu dipahami dan dimiliki oleh
orang-orang yang cerdas secara emosi:

a. Mengatasi Stress
Stress merupakan tekanan yang timbul akibat beban hidup. Stress dapat
dialami oleh siapa saja. Toleransi terhadap stress merupakan kemampuan untuk
bertahan terhadap peristiwa-peristiwa buruk dan situasi penuh tekanan tanpa
menjadi hancur. Ini berarti mengelola stress dengan positif dan merubahnya
menjadi pengaruh yang baik.
Orang yang cerdas secara emosional mampu menghadapi kesulitan hidup
dengan kepala tegak, tegar dan tidak hanyut oleh emosi yang kuat. Cenderung
menghadapi semua hal, bukannya lari dan menghindar. Dapat mengelakkan
pukulan sehingga tidak hancur dan tetap terkendali. Mungkin sesekali terjatuh
namun tidak terpuruk sehingga dapat berdiri tegak kembali.

Sumber: www.matanews.com

Gbr. 3.6
Salah satu ciri pemimpin adalah cerdas emosional

b. Mengendalikan Dorongan Hati


Merupakan karakteristik emosi untuk menunda kesenangan sesaat untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik. Hal ini sering juga disebut “menahan diri”.

96
Orang yang cerdas secara emosi tidak memakai prinsip “harus memiliki segalanya
saat itu juga”. Mengendalikan dorongan hati merupakan salah satu seni bersabar
dan menukar rasa sakit atau kesulitan saat ini dengan kesenangan yang jauh lebih
besar dimasa yang akan datang. Kecerdasan emosi penuh dengan perhitungan.

c. Mengelola Suasana Hati


Merupakan kemampuan emosional yang meliputi kecakapan untuk tetap
tenang dalam suasana apapun, menghilangkan gelisahan yang timbul, mengatasi
kesedihan atau berdamai dengan sesuatu yang menjengkelkan.
Orang yang cerdas secara emosi tidak berada dibawah kekuasaan emosi.
Mereka akan cepat kembali bersemangat apapun situasi yang menghadang dan
tahu cara menenangkan diri.
Mengelola suasana hati bukan berarti menekan perasaan. Salah satu
ekspresi emosi yang bisa timbul bagi setiap orang adalah marah. Menurut
Aristoteles, Marah itu mudah. Tetapi untuk marah kepada orang yang tepat, tingkat
yang tepat, waktu, tujuan dan dengan cara yang tepat, hanya bisa dilakukan oleh
orang-orang yang cerdas secara emosi.
Ketiga hal tersebut merupakan kemampuan untuk memahami dan
mengelola emosi-emosi diri sendiri yang harus dimiliki oleh orang-orang yang
dikatakan cerdas secara emosi.

d. Memotivasi Diri
Orang dengan keterampilan ini cenderung sangat produktif dan efektif
dalam hal apapun yang mereka hadapi. Ada banyak cara untuk memotivasi diri
sendiri antra lain dengan banyak membaca buku atau artikel-artikel positif,
“selftalk”, tetap fokus pada impian-impian, evaluasi diri dan sebagainya.
Berikut ini beberapa cara untuk mendapatkan motivasi setiap hari:
- Bicaralah pada teman atau saudara tentang rencana kita, atau tuliskan dalam
selembar kertas apa yang akan kita lakukan lalu tempelkan di tempat yang mudah
kita lihat.
- Lihat imbalan dari usaha kita secara jelas. Cara ini memberikan banyak motivasi
untuk membuat rencana kita cepat terwujud. Bayangkan cita-cita kita setiap hari,
dan ini akan memberikan kita dorongan untuk menjadikannya nyata.

97
- Jika tidak ada ketertarikan sama sekali, kita mungkin perlu melakukan sesuatu,
untuk itu buat sebuah tujuan besar dalam pikiran kita.
- Setiap sebuah langkah kecil yang kita ambil untuk mencapi tujuan akan
memberikan motivasi pada kita setiap hari.
- Dalam lain cara, kita membutuhkan energi lebih sebagai motivasi untuk setiap
hari, misalnya dengan olah raga atau tidur cukup.
- Sangat sulit untuk menemukan motivasi jika kita dalam keadaan tertekan.
Hilangkan beberapa perasaan negatif kita, atau pada akhirnya pilih kerjakan
pekerjaan penting bagi kita.

e. Memahami Orang lain


Menyadari dan menghargai perasaan-perasaan orang lain adalah hal
terpenting dalam kecerdasan emosi. Hal ini juga biasa disebut dengan empati.
Empati bisa juga berarti melihat dunia dari mata orang lain. Ini berarti juga dapat
membaca dan memahami emosi-emosi orang lain.
Memahami perasaan orang lain tidak harus mendikte tindakan kita.
Menjadi pendengar yang baik tidak berarti harus setuju dengan apapun yang kita
dengar. Keuntungan dari memahami orang lain adalah kita lebih banyak pilihan
tentang cara bersikap dan memiliki peluang lebih baik untuk berkomunikasi dan
menjalin hubungan baik dengan orang lain.

f. Kemampuan Sosial
Memiliki perhatian mendasar terhadap orang lain. Orang yang mempunyai
kemampuan sosial dapat bergaul dengan siapa saja, menyenangkan dan tenggang
rasa terhadap orang lain ynag berbeda dengan dirinya.

98
Sumber: www.foto.detik.com

Gbr. 3.7
Kemampuan sosial harus
dimiliki oleh calon pemimpin

Tingkah laku seperti itu memerlukan harga diri yang tinggi, yaitu:
menerima diri sendiri apa adanya, tidak perlu membuktikan apapun (baik pada diri
sendiri maupun orang lain), bahagia dan puas pada diri sendiri apapun keadaannya.
Kemampuan sosial erat hubungannya dengan keterampilan menjalin
hubungan dengan orang lain. Orang yang cerdas secara emosi mampu menjalin
hubungan sosial dengan siapa saja. Orang-orang senang berada disekitar mereka
dan merasa bahwa hubungan ini berharga dan menyenangkan. Ini berarti kedua
belah pihak dapat menjadi diri mereka sendiri.
Orang-orang dengan kecerdasan emosi yang tinggi bisa membuat orang
lain merasa tentram dan nyaman berada didekatnya. Mereka menebar kehangatan
dan keterbukaan atau transparansi dengan cara yang tepat.

3. Memahami teknik belajar yang tepat


Setiap orang pastinya ingin sukses. Salah satu cara yang menjadi
keniscayaan adalah menjadi seorang pembelajar secara terus-menerus. Apapun
teknik belajar yang digunakan, yang terpenting adalah semangat atau kemauan
untuk belajar.
Tidak ada batasan umur, wilayah, ras, agama, semua berhak untuk
mendapatkan kesempatan belajar. Perlu kita ketahui, setiap orang memiliki gaya

99
belajar berbeda-beda. Ada yang bergaya belajar verbal, visual, atau kinestetik.
Masing-masing gaya tersebut memiliki karakteristik berbeda.
Saat ini, mungkin kamu sedang mencari teknik belajar yang efektif. Merasa
cara belajarmu selama ini masih kurang pas, dan tidak optimal. Berikut ini empat
persiapan yang perlu Anda lakukan sebelum belajar, yaitu:

a. Persiapan Mental
Masalah mental memiliki peran tersendiri dalam mendukung kesuksesan
belajarmu. Karenanya, bayangkan, hasil ujian yang baik agar kamu merasa bahagia
dan nyaman dalam belajar. Berpikirlah positif. Yakinlah, kamu mampu
menyelesaikan semua pelajaran dengan baik. Teknik belajar yang baik adalah
dengan memasang mental Juara. Seorang juara akan selalu berjuang hingga titik
darah penghabisan, tanpa peduli hasil akhir yang akan ia dapatkan.

b. Persiapkan Fisik
Jika fisik tidak prima, maka kamu tidak mungkin bisa belajar dengan efektif.
Sebelum mulai belajar, kamu bisa melakukan senam ringan, untuk memberikan
efek ketenangan pada psikis kamu. Kamu juga bisa mengkonsumsi makanan dan
minuman bergizi sebelum belajar. Kamu bisa mandi terlebih dahulu, agar lebih
bersemangat dalam belajar. Fisik yang bugar, menjadi bagian teknik belajar yang
efektif.

c. Tentukan yang ingin Kamu Pelajari


Pastikan kamu mempelajari mata pelajaran yang tepat. Jika akan menghadapi
ujian, jangan sampai kamu tidak mendapatkan informasi mengenai bab yang akan
diujikan. Akan sangat fatal hasilnya jika kamu mempersiapkan yang bukan
sesungguhnya diujikan, karena keteledoranmu. Sebaik apapun teknik belajar yang
Anda gunakan, jika tidak didukung keakuratan informasi materi yang diujikan,
maka hasilnya tidak akan optimal.

d. Berdoa
Hal ini akan melatih konsentrasi dan menumbuhkan keyakinan diri sebelum
melakukan sesuatu. Bahkan, keyakinan menjadi satu faktor pendukung kesuksesan,
yang mendukung teknik belajar yang lain.

100
Berikut ini langkah-langkah teknik belajar yang efektif :

a. Kenali gaya belajarmu


Pahami, apakah kamu lebih mudah mengingat sesuatu melalui verbal, gambar
(visual), atau kinestetik. Jika tipe verbal, perbanyak belajar melalui membaca atau
mendengarkan. Jika tipe visual, perbanyaklah belajar menggunakan bantuan
gambar-gambar. Sementara bila tipe kinestetik, lakukan belajar sambil melakukan
(berbuat).

b. Latih konsentrasi
Teknik belajar yang baik tidak ditentukan pada lamanya waktu, tapi kualitas
tingkat konsentrasi. Untuk melatihnya, setiap hari biasakan 5-10 menit untuk
belajar. Semakin lama tingkatkan durasi waktunya.

Sumber: www.fast-fmmagelang.blogspot.com

Gbr. 3.8
Ciri pemimpin dengan belajar tekun

c. Kontinyu
Jangan belajar hanya saat akan menghadapi ujian. Biasakan belajar secara
rutin. Sesuatu yang dibaca berulang-ulang pasti akan lebih mudah diingat.

d. Gunakan teknik menghafal

101
Anda bisa menggunakan beberapa sistem dalam menghafal yang efektif.
Misalnya, membuat singkatan dengan istilah yang mudah diingat. Model itu
disebut jembatan keledai atau kaitkan konsep dengan gambar tertentu yang lebih
mudah diingat.

e. Buat catatan singkat pada kertas kecil untuk memudahkan mengingat


Kamu bisa menggunakan teknik belajar ini untuk mengingat hal-hal
penting dalam proses belajarmu. Dengan demikian, kamu bisa mengulangnya dari
catatan tersebut, tanpa perlu membawa diktat pelajaran yang tebal.
Belajar secara menyenangkan pun bisa menjadi solusi efektif bagi kita
dalam meningkatkan kemampunan diri. Belajar itu memiliki makna yang luas.
Bahkan keseluruhan hidup kita ini adalah belajar. Kita melakukan sesuatu ,
mengevaluasinya, menjadi lebih baik.
Tetapi terkadang belajar itu dilakukan dengan keterpaksaan dan tanpa
melibatkan hati. Belajar pun jadi terkesan membosankan. Jika sudah begini, kita
perlu menjadikan belajar jadi menyenangkan. Ada kiat-kita khusus supaya belajar
menjadi menyengangkan, antara lain sebagai berikut:

a. Cari Sisi Menariknya


Setiap pelajaran pasti memiliki sisi menariknya bagi anda. Entah dimana,
letaknya bagi setiap orang pasti berbeda-beda. Mulailah belajar dari bagian yang
anda anggap menarik. Karena langkah awal sangatlah menentukan. Buatlah kesan
pertama belajar anda menyenangkan, maka setelahnya akan lebih mudah.

b. Hubungkan dengan Hobi


Setiap orang pasti punya hobi. Aktivitas yang membuat kamu senang
bahkan kamu anggap sebagai hiburan. Kuncinya adalah bagaimana kamu membuat
hobimu sebagai sarana belajar. Kamu bisa menonton film dengan subtitle (teks
terjemahan) bahasa Inggris, membaca majalah berbahasa inggris, diskusi online di
forum atau Facebook, jalan-jalan sambil memperhatikan tingkah manusia dan
menghubungkannya dengan teori-teori psikologi dan sosiologi, dll. Jadikan
menjadi hiburan yang mendidik atau pendidikan yang menghibur.

c. Jadikan Sebagai Syarat Menggapai Cita-Cita

102
Cita-cita itu seperti pom bensin. Dia akan mengisi tangki motivasi ketika
anda mulai lelah dan tak bersemangat. Kekuatan cita-cita juga akan membuat anda
berusaha memenuhi segala syarat untuk menggapainya. Anda pasti akan lebih
bersemangat belajar matematika dan ekonomi ketika anda telah memantapkan hati
untuk menjadi ekonom. Ketika anda melakukannya, hati anda akan berkata, "Aku
harus menguasai ... jika ingin menjadi ..."

d. Cari Sumber Lain


Belajar dengan sumber yang sudah ditentukan biasanya membosankan.
Karena selera itu tidak bisa diseragamkan. Untuk itu, sebagai pembelajar kita harus
mandiri, mencari sumber lain sendiri.

e. Indentifikasi Role Model


Role model atau panutan memiliki fungsi yang hampir sama dengan cita-
cita. Tapi ia orientasinya lebih ke orang. Sehingga karakteristik yang ingin dicapai
bisa lebih jelas. Tidak harus menirunya 100%, karena hal itu pun pasti punya
kekurangan. Identifikasi kelebihan-kelebihannya dan bagaimana ia mencapainya.
Role model akan membuat cita-cita anda menjadi lebih jelas dan konkret.

f. Cari Tempat Lain


Lingkungan pasti akan mempengaruhi individu. Yakinkan diri anda bahwa
lingkungan anda sudah membangun atau setidaknya tidak menghambat aktvitas
belajar anda. Pindahlah jika hal yang berlawanan yang terjadi. Carilah suasana
baru seperti taman hijau yang sudah jarang anda kunjungi atau tempat nongkrong
yang baru buka di ujung jalan sana. Membaca buku atau berselancar internetlah di
sana. Tempat dan suasana baru bagai sebuah batere baru bagi mobil-mobilan yang
membuatnya berlari lebih kencang.

103
Sumber: www.sman1-slo.sch.id
Gbr. 3.9
Untuk variasi belajar bisa mencari
tempat yang lain daripada biasanya

7. Lakukan!
Hal paling parah adalah ketika kamu menunda-nunda belajar dengan alasan
bosan. Berhenti sejenak tidak apa, tapi jangan sampai membuat kamu malas
memulai lagi. Padahal hal yang menyenangkan terkadang tidak ada di depan, tetapi
berada di tengah. Lakukan saja, maka anda akan temukan betapa
menyenangkannya hal yang anda pelajari.
Orang yang ingin belajar adalah orang ingin maju. Jangan sia-siakan waktu
kamu untuk berleha-leha hanya karena 'cap' membosankan yang tertempel di benak
kamu tentang belajar. Termasuk penyimpitan makna bahwa belajar itu haruslah di
sekolah. Bahkan, waktu libur untuk siswa adalah waktu yang tepat untuk belajar.
Belajar hal-hal yang di sekolah tidak dipelajari.

C. Sikap Kreatifnya Inspiratif untuk Orang Lain


Ciri-ciri pemimpin kreatif ada tiga kategori:
1. Ciri-ciri pokok: Ia selali melahirkan ide, gagasan, ilham, pemecahan, cara baru,
penemuan.
2. Ciri-ciri yang memungkinkan: ia mampu mempertahankan ide-ide kreatif, sekali
sudah ditemukan tetap hidup.
3. Ciri-ciri sampingan: ia tidak langsung berhubungan dengan penciptaan atau
menjaga agar ide-ide yang sudah ditemukan tetap hidup.

104
Adapun ciri-ciri pemimpin kreatif berdasarkan arahan berpikir dan
bertindak adalah sebagai berikut.
1. Berpikir dari segala arah (convergent thingking). Pemimpin kreatif akan
memandang dirinya dengan memosisikan diri dari segala arah. Ia mencocokan
dirinya jika ia berdiri di suatu tempat. Dengan demikian, akan ada pandangan dan
ide yang berbeda. Ciri utama dalam hal ini adalah tidak adanya kekakuan dalam
menjalani kehidupan. Ia bisa menikmati proses interaksi dengan orang lain.
2. Berpikir ke segala arah (divergent thingking). Pemimpin kreatif akan berpikir
menyebar mengenai segala arah. Misalkan kita yang berada di sekolah akan
memikirkan beragam pelajaran yang diserap sebagai sumber ide. Ia akan
memandang segala sisi apa yang dia dapatkan. Dalam hal ini, ada sebuah upaya
lebih untuk memahami sesuatu. Bahkan, ia mau belajar dari segala sesuatu tersebut
sebagai hal yang bermanfaat.

Sumber: www.netsains.com

Gbr. 3.10
Pemimpin yang baik bisa berpikir ke segala arah

3. Fleksibilitas konseptual, pemimpin kreatif secara spontan mengganti cara


memandang, pendekatan, kerja yang tidak jalan. Ia tidak terpaku pada satu jalan.
Istilahnya “banyak jalan menuju Roma”. Pemimpin kreatif menjadi pribadi yang
fleksibel dan mampu mengubah pandangan dalam waktu cepat demi mendapatkan
sisi kreatif.
4. Orisinalitas, yaitu kemampuan pemimpin kreatif mengeluarkan ide yang asli
bahkan mengejutkan. Dalam hal ini, pemimpin kreatif akan berbeda dengan yang

105
lain. Ia akan tertantang membuat sesuatu yang lain daripada yang lain, walaupun
mungkin dianggap aneh atau tidak umum. Namun, pemimpin kreatif selalu yakin
dengan apa yang akan dihasilkannya.
5. Lebih menyukai kompleksitas daripada simplisitas. Artinya, pemimpin kreatif
lebih tertantang untuk berpikir kompleks (rumit). Kalau berpikir sederhana, ia akan
stagnan atau tidak akan mengalami kemajuan. Kompleksitas pemikirannya
mungkin saja diilhami oleh mimpi atau cita-citanya demi mewujudkan sesuatu.
6. Latar belakang hidup yang merangsang, yaitu pemimpin kreatif hidup dalam
lingkungan yang dapat menjadi contoh. Pemimpin kreatif biasanya muncul dalam
lingkungan yang mengarahkan dia untuk berkreatif. Dalam artian, bisa saja ia
datang dari kehidupan yang kurang ideal, namun bisa mewujudkan sebuah
lingkungan baru yang bisa dijadikan contoh orang lain.
7. Kecakapan dalam banyak hal (multiple skills). Dalam proses kreatif, pemimpin
kreatif hendaknya mampu dan siap ketika diberikan dalam banyak tantangan.
Contoh kecilnya, selain menjadi siswa yang pandai dalam pelajaran, mungkin saja
ia terampil dalam bidang lainnya. Orang seperti ini akan siap menghadapi
tantangan dengan keahlian dan kreativitas yang dia miliki.
Selanjutnya, ciri-ciri/karakter pokok orang yang kreatif adalah sebagai
berikut.

1. Kemampuan untuk bekerja keras.


Thomas Alfa Edison sang raja penemu pernah mengungkapkan bahwa
untuk meraih sukses dibutuhkan 1% bakat dan 99% kerja keras. Siapakah yang
tidak mengenal Edison yang pernah menemukan lampu bohlam? Beliau
menemukan penemuan besar ini dengan perjuangan yang keras. Bahkan ada yang
bilang bahwa beliau harus mengalami kegagalan sampai 99 kali dan akhirnya
sukses di percobaan yang ke-100. Apakah bohlam lampu ditemukan oleh Beliau
karena kejeniusannya? Mungkin iya. Tetapi yang jelas tanpa kerja kerasnya
sehingga harus mencoba sampai ratusan, niscaya bohlam lampu tidak akan
bersinar.

106
Sumber: www.hauntedamericatours.com

Gbr. 3.10
Thomas Alva Edison dikenal dengan
semangat kerja keras dan pantang menyerah

2. Berpikir mandiri
Landasan untuk berpikir secara mandiri adalah dengan mengambil
keputusan sendiri. Mulailah dengan pilihan kecil, seperti; buku apa yang mau
dibaca hari ini, mau makan apa hari ini, dan sebagainya. Tentunya, penting bagi
kita untuk memberikan pilihan yang tidak menyusahkan dan bisa kita tolerir.

3. Pantang menyerah
Pantang menyerah menyiratkan semangat yang tidak mengenal putus asa.
Pantang menyerah dapat dimaknai dengan arti suatu bentuk keberanian sikap
dalam menghentikan sebuah penjelajahan tanpa batasan jelas untuk berani
memulai sebuah pergerakan diri memasuki babak baru di depan yang bersifat
dinamis dan diejawantahkan dalam bentuk aktualisasi real tindakan dengan
semangat yang tidak mengenal putus asa.

4. Mampu berkomunikasi dengan baik


Komunikasi yang baik akan menentukan langkah atau proses kerja kreatif
berikutnya. Sebaliknya, komunikasi yang tak jalan bisa berdampak pada hasil kerja
kreatif atau hubungan kerja kreatif.

107
5. Lebih tertarik pada konsep daripada detail (segi-segi kecil)
Dalam berkonsep ini ada sebuah mimpi-mimpi yang bisa diwujudkan
dalam bentuk krativitas. Orang kreatif mampu membangun konsep yang akan
menopang dirinya ke arah kemajuan.

6. Keingintahuan intelektual
Dalam hal ini, orang kreatif selalu terdepan dalam mendapatkan
pengetahuan atau informasi terbaru. Ia akan mencari sumber pengetahuan untuk
menunjang kreativitasnya. Segala indra tubuhnya akan digunakan secara terbuka
dalam menggapai hal-hal baru. Begitu pula dengan tingkat pemikirannya yang
selalu dijejali dengan hal-hal baru demi mengembangkan potensi yang ada dalam
dirinya. Salah satu ciri orang kreatif adalah tidak akan ketinggalan dalam hal
apapun.

7. Kaya humor dan fantasi


Dengan humor, orang kreatif menjalani kehidupan ini dengan sikap santai
dan terbuka. Humor sebagai media untuk sosialisasi sekaligus menghibur diri.
Begitu pula dengan fantasi pemikirannya yang terus berkeliaran hingga mampu
membawa suasana kehidupan lebih menyegarkan dan mampu memandang
kehidupan dengan sisi positif.

8. Tidak segera menolak ide atau gagasan baru


Dalam artian, ia akan menyerap dan kemudian memilah apa saja yang
sesuai dengan dirinya dalam mengembangkan kreativitas. Orang kreatif mampu
menelaah dan menganalisis hal-hal baru tanpa melakukan penghakiman bahwa hal
itu kurang baik. Hal-hal yang ia terima bisa menjadi pembanding sekaligus tolok
ukur saat dia mengambil keputusan berpikir atau bertindak.

9. Arah hidup yang mantap


Orang kreatif bak seorang nakhoda kapal yang tahu arah tujuan yang akan
ia capai. Kemantapan dalam mengarungi kehidupan untuk arah yang lebih baik
merupakan pertalian semua hasil olah pikir dan tindakan dia dalam memahami
makna sebuah tujuan. Tidak jarang orang yang kreatif selalu memegang prinsip-
prinsip hidup yang ia yakini mampu membawanya ke arah perubahan.

108
Selain ciri–ciri tersebut, ada pula ciri-ciri sampingan yang biasanya
menjadi karakter seorang dikategorikan sebagai orang yang kretif.
- Memiliki rasa ingin tahu yang mendalam
- Sering mengajukan pertanyaan yang berbobot
- Memberikan banyak gagasan, usul-usul terhadap suatu masalah
- Mampu menyatakan pendapat secara spontan dan tidak malu-malu
- Mempunyai/ menghargai rasa keindahan
- Menonjol dalam satu atau lebih bidang studi
- Dapat mencari pemecahan masalah dari berbagai segi
- Mempunyai rasa humor
- Mempunyai daya imajinasi (misalnya memikirkan hal-hal yang baru dan tidak
biasa)
- Mampu mengajukan pemikiran, gagasan pemecahan masalah yang berbeda
dengan orang lain (orisinil)
- Kelancaran dalam menghasilkan bermacam-macam gagasan
- Mampu menghadapi masalah dari berbagai sudut pandangan
Semua komponen masyarakat memiliki peranan masing-masing dalam
proses pembangunan. Termasuk para generasi muda, sebagai aset sumber daya
manusia, kreativitas dan partisipasi aktif mereka sangat diperlukan. Generasi muda
sejati adalah mereka yang bangga dengan usahanya sendiri, bukan bangga karena
status orang tua atau keluarga lainnya. Kreativitas dan partisipasi generasi muda
sangat dinantikan dalam pembangunan. Banyak yang dapat dilakukan para
generasi muda mengisi pembangunan.
Untuk mewujudkan karakter manusia yang kreatif tersebut tidak semudah
membalikkan telapak tangan. Kreativitas dari seorang individu terlahir dengan
adanya daya kreasi dan usaha keras. Manusia kreatif bukanlah manusia bermental
cengeng dan manja terhadap keadaan. Lantas, apa sajakah syarat-syarat yang harus
dilakukan untuk menjadi manusia kreatif itu? Kreativitas dalam perkembangannya
sangat sangat terkait dengan empat aspek berikut, yaitu:

1. Aspek Pribadi
Ditinjau dari aspek pribadi, kreativitas muncul dari interaksi pribadi yang
unik dengan lingkungannya. Orang kreatif akan memandang kehidupan di
sekelilingnya sebagai sumber yang tidak akan pernah habis. Ia akan melakukan

109
hubungan yang harmonis dengan lingkungan di sekitarnya. Apa saja yang ada di
sekelilingnya akan menjadi sumber ide. Ia menganggap semua yang ada di sekitar
berguna dan bisa diberdayakan secara baik.
Kreativitas yang muncul merupakan bentuk memahami dan menghayati di
sekeliling (lingkungan). Jika ia bergaul dengan orang lain, ia akan menggunakan
pergaulan tersebut sebagai salah satu bagian untuk mewujudkan aspek
kreativitasnya. Misalnya, jika ada temannya yang mempunyai barang-barang
bekas, idenya akan muncul untuk memberdayakan barang-barang bekas tersebut
menjadi barang yang berdaya guna.
Contoh lain adalah di dunia sekolah (pendidikan), ia akan menggunakan
pergaulan dengan temannya sebagai ajang untuk ekspresi diri dalam berkreatif.
Siswa yang kreatif mungkin akan memberdayakan teman-temannya membentuk
group ekstrakurikuler yang mempelajari bidang tertentu. Misalnya, ia dan teman-
temannya membuat majalah dinding yang tulisa-tulisannya bersumber dari teman-
temannya. Hal ini dilakukan dengan adanya sinergi positif sehingga orang lain
mampu bekerja sama dengan dia.

2. Aspek Pendorong
Ditinjau dari aspek pendorong kreativitas dalam perwujudannya
memerlukan dorongan internal maupun eksternal dari lingkungan. Dorongan yang
muncul dari diri sendiri adalah faktor internal. Tidak jarang orang yang kurang
memahami hal ini. Misalkan seseorang mempunyai alat-alat musik, jika dorongan
kreatif bermusik dari dirinya kurang, ia akan membiarkan alat musik tersebut
terbengkalai. Namun, ada juga orang yang dorongan kreatif bermusiknya kuat,
tetapi tidak punya alat/fasilitas. Kedua hal ini harus saling sinergis, misalnya bisa
saja dia meminjam alat kepada temannya yang punya.

110
Sumber: www.solopos.com

Gbr. 3.11
Salah satu sikap kreatif adalah
dengan membuat kerajinan dari barang bekas

Adapun dorongan eksternal adalah bersumber dari luar. Misalkan tadi


adanya alat-alat musik yang akhirnya mendorong seseorang untuk bermain musik
dengan baik. Dorongan luar (eksternal) lainnya misalnya dari keluarga atau teman.
Misalkan kita punya potensi kreatif dalam menulis dan orang lain mendorong kita
untuk menulis sebuah karya. Karya tulisan tersebut dibaca oleh teman-teman dan
kita pun akan merasa puas serta belajar terus untuk berlatih menulis.

3. Aspek Proses
Ditinjau sebagai proses, kreativitas adalah proses merasakan dan
mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan (masalah) ini,
menilai, dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya
lagi hingga akhirnya menyampaikan hasil-hasilnya.
Kadang manusia ingin segalanya instan. Hal inilah yang menjadikan
kreativitas menjadi terhalang. Bentuk kreativitas yang baik sebenarnya perwujudan
dari buah usaha kita dalam memahami proses. Proses menuntun kita pada arah
pembelajaran dan mengenali diri serta lingkungan. Kesabaran sangat diperlukan
untuk bisa mewujudkan proses kreatif. Begitu pula perlu upaya yang terus menerus
serta pantang menyerah dalam mewujudkannya.
Misalnya, saat kita belajar memperbaiki sepeda. Mungkin sebelumnya kita
hanya tahu beres dari tukang reparasi sepeda. Ketika mencoba belajar memperbaiki
sepeda, kita akan belajar bagaimana melepaskan komponen-komponen sepeda

111
hingga memasangnya kembali. Wajar jika selama pembelajaran tersebut ada
kesalahan-kesalahan. Bukankah kita bisa belajar untuk menjadi ahli setelah
mengetahui kesalahan-kesalahan tersebut?

4. Aspek Produk
Pengertian produk kreativitas menekankan bahwa apa yang dihasilkan dari
proses kreativitas adalah sesuatu yang baru, orisinil, dan bermakna. Kreativitas
tidak timbul serta-merta, tetapi melalui proses. Proses kreatif mengalir melalui
lima tahap. Adapun tahap-tahap tersebut sebagai berikut:
1. Persiapan: Mendifinisikan masalah, tujuan, atau tantangan.
2. Inkubasi: Mencerna fakta-fakta dan mengolahnya dalam pikiran.
3. Iluminasi: Mendesak ke permukaan, gagasan-gagasan bermunculan.
4. Verifikasi: Memastikam apakah solusi itu benar-benar memecahkan masalah.
5. Aplikasi: Mengambil langkah-langkah untuk menindaklanjuti solusi tersebut
Adapun proses kreatif urutannya sebagai berikut.
1. Persiapan (preparation): meletakan dasar, mempelajari latar belakang
masalah, seluk beluk dan problematikanya. Meskipun tidak semua ahli kreatif,
namun kebanyakan pencipta adalah ahli. Terobosan gemilang dalam suatu bidang
hampir selalu dihasilkan oleh orang-orang yang sudah lama berkecimpung dan
lama berpikir dalam bidang itu. Persiapan untuk kreativitas itu kebanyakan
dilakukan atas dasar minat. Kesuksesan orang-orang besar tercapai dan bertahan,
bukan oleh loncatan yang tiba-tiba, tetapi dengan usaha keras.

2. Konsentrasi (concentration): sepenuhnya memikirkan, masuk luluh, terserap


dalam perkara yang dihadapi. Orang-orang kreatif biasanya serius, perhatiannya
tercurah dan pikirannya terpusat pada hal yang mereka kerjakan. Tahap
konsentrasi merupakan waktu pemusatan, waktu menimbang-nimbang, waktu
menguji, waktu awal untuk mencoba dan mengalami gagal uji coba.

3. Inkubasi (incubation): mengambil waktu untuk meninggalkan perkara,


istirahat, waktu santai. Sebuah busur tak dapat direntang terus-menerus untuk
jangka panjang tanpa bahaya patah. Maka kita perlu melarikan diri dari perkara
yang sedang kita selesaikan, masalah yang hendak kita pecahkan. Inkubasi

112
merupakan saat di mana sedikit demi sedikit kita bebaskan dari kerutinan berpikir,
kebiasaan bekerja, kelaziman pemakai cara.

4. Iluminasi: mendapatkan ide gagasan, pemecahan, penyelesaian, cara kerja,


jawaban baru. Ketika segalanya jelas, hubungan kaitan perkara keberuntungan dan
penerangan untuk pemecahan masalah, jawaban baru tiba-tiba tampak laksana
kilat. Reaksi keberhasilan itu biasanya tidak hanya teras di batin, tetapi juga
diungkapkan keluar secara fisik.

5. Verifikasi/Produksi: memastikan apakah solusi itu benar-benar memecahkan


masalah. Betapa pun hal ini belum memuaskan, barulah merupakan akhir dari
suatu awal. Masih ada pekerjaan berat yang harus dikerjakan. Kalau sudah
menemukan ide, gagasan, pemecahan, penyelesaian, cara kerja baru, kita harus
turun tangan mewujudkannya. Kecakapan kerja merupakan bagian penting dalam
karya kreatif. Betapapun banyak ide, gagasan, ilham, impian bagus-bagus yang
ditemukan, jika tidak dapat diwujudkan, semuanya akan lenyap bagai embun
diterjang sinar matahari. Maka orang kreatif harus memiliki kecakapan kerja baik
secara pribadi maupun kelompok.
Selain syarat-syarat tersebut, tentunya pula kita harus mengetahui
hambatan- hambatan dalam berkreativitas. Seorang pakar mengartikan hambatan
kreativitas sebagai dinding atau bangunan mental yang menghambat kita untuk
memahami atau menemukan pemecahan atas suatu masalah. Bangunan mental
yang bersifat menghambat ini terdapat pada setiap orang dalam kualitas dan
kuantitas yang berbeda-beda.
Hambatan tersebut antara lain sebagai berikut.
– Hambatan psikologis (jiwa), hal ini dikarenakan kebanyakan kita telah
mengikuti proses pendidikan formal maupun informal yang sangat menekankan
pentingnya satu jawaban yang benar. Sehingga kurang mampu mengekspresikan
kemampuan konseptual, dan kurang mampu berkomunikasi dengan baik.

– Hambatan budaya, hal ini dikarenakan adanya keseragaman berpikir atau


pemujaan terhadap berpikir logis dan rasional (akal). Pemecahan masalah haruslah
selalu bersifat serius dan tanpa humor maupun canda, sehingga menghambat
penyelesaian yang bersifat intuitif atau menggunakan perasaan dan kreativitas.

113
– Hambatan lingkungan sosial maupun fisik, hal ini dikarenakan lingkungan
sosial yang selalu teratur, dan lingkungan fisik atau layout yang tetap, permanen
dan mapan, sehingga dapat mengurangi produktivitas dan kreativitas.

– Hambatan bahasa berpikir, hal ini dikarenakan kita memiliki beragam bahasa
yang digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah, misalnya bahasa lisan,
matematik, visual dan bahasa pengindraan lainnya. Sehingga kita tidak selalu dapat
menggunakan satu bahasa berpikir untuk menyelesaikan segala persoalan.

– Hambatan keterpakuan fungsional, hal ini dikarenakan pada kebiasaan kita


untuk memfungsikan peralatan, orang, ataupun teknologi hanya dengan satu cara.
Sebagai contoh sabuk/gesper yang kita pakai dapat untuk memperpanjang seutas
tali yang kurang panjang dll.

114
BAB 4
Pemimpin Masa Depan Memiliki Performa Utama

Pada dasarnya setiap manusia memiliki kekuatan dan potensi masing-


masing. Tapi sampai saat ini masih banyak yang belum menyadari potensi di
dalam dirinya sendiri. Padahal potensi setiap orang sangat menunjang kesuksesan
hidupnya jika diasah dengan baik. Apalagi jika seseorang itu berpotensi menjadi
seorang pemimpin. Jika ingin mengetahu potensi diri kita, berikut hal-hal yang
harus diperhatikan:

1. Kenali diri sendiri


Coba buatlah daftar pertanyaan, seperti: apa yang membuat kamu bahagia;
apa yang kamu inginkan dalam hidup ini; apa kelebihan dan kekuatanmu; dan apa
saja kelemahanmu. Kemudian jawablah pertanyaan tersebut secara jujur dan
objektif. Mintalah bantuan keluarga atau sahabat untuk menilai kelemahan dan
kekuatanmu.

Sumber: www.sparklingchelsea.wordpress.com

Gbr. 4.1
Salah satu untuk mengenal diri
adalah membuat catatan seputar hidup kita

2. Tentukan tujuan hidup


Tentukan tujuan hidup anda baik itu tujuan jangka waktu pendek maupun
jangka panjang secara realistis. Realistis maksudnya yang sesuai dengan

115
kemampuan dan kompetensimu. Menentukan tujuan yang jauh boleh aja asal
diikuti oleh semangat untuk mencapainya.

3. Kenali motivasi hidup


Setiap manusia memiliki motivasi tersendiri untuk mencapai tujuan
hidupnya. Coba kenali apa motivasi hidupmu, apa yang bisa melecut semangatmu
untuk menghasilkan karya terbaik, dll. Sehingga kamu memiliki kekuatan dan
dukungan moril dari dalam diri untuk menghasilkan yang terbaik.

4. Hilangkan pola pikir negatif


Enyahkan pikiran-pikiran negatif yang bisa menghambat langkah kamu
mencapai tujuan. Setiap kali kamu menghadapi hambatan, jangan menyalahkan
orang lain. Lebih baik coba evaluasi kembali langkah anda mungkin ada sesuatu
yang perlu diperbaiki. Kemudian melangkahlah kembali jika kamu telah
menemukan jalan yang mantap.

5. Jangan mengadili diri sendiri


Jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dalam mencapai tujuanmu,
jangan menyesali dan mengadili diri sendiri berlarut-larut. Hal ini hanya akan
membuang waktu dan energi. Bangkit dan tataplah masa depan. Jadikan kegagalan
sebagai pengalaman dan bahan pelajaran untuk maju.
Kita-kiat tersebut adalah gambaran dasar bagaimana melejitkan diri kita
untuk tampil sebagai sosok pemimpin yang tangguh. Selain itu, ada beberapa hal
yang kiranya perlu kita ketahui untuk lebih meningkatkan performa diri kita
sebagai calon pemimpin masa depan.

A. Menghormati Diri Sendiri


Ciri pemimpin masa depan adalah mampu menghormati diri sendiri untuk
mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Berpikir bahwa kita layak
dihormati adalah contoh yang penting dari kuasa pemikiran kita sebagai calon
pemimpin. Semakin kita menghormati diri sendiri, semakin kita dihormati dalam
interaksi sehari-hari kita dengan sesama. Bagaimana kita bepikir menentukan

116
bagaimana kita bertindak. Bagaimana kita bertindak, pada giliranya, menentukan
bagaimana orang bereaksi terhadap kita.
Sikap menghormati diri sendiri itu akan tampak melalui segala hal yang
anda perbuat. Apakah kita menghormati diri sendiri dengan menjaga kotmitmen-
kotmitmen kita terhadap diru sendiri? Itu adalah Komponen yang penting. Apakah
kita menghormati tubuh kita dengan memberinya makanan yang sehat, yang
bergizi, dan dengan menggerakkannya secara teratur untuk meningkatkannya?
Apakah kita berbicara baik tentang diri sendiri bukannya secara sombong,
melainkan secara positif? Itu bahkan mencakup cara kita berbicara kepada diri
sendiri di benak kita
Apakah kita mewakili diri sendiri dengan cara yang penuh hormat? Apakah
kita berpakaian pantas dan menjaga penampilan kita? Ini adalah demontrasi yang
besar kuasanya tentang sikap menghormati diri sendiri. Cara kita tampil
mengatakan banyak hal yang besar kuasanya tentang kita. Benar, kita tentu pernah
mendengar bahwa tidak biajaksana, menilai sebuah buku dari sampulnya. Tetapi
ada juga hikmat yang mengatakan bahawa kita tidak pernah mendapatkan
kesempatan kedua untuk memberikan kesan pertama! Merawat diri baik-baik
adalah sangat mendasar bagi sikap menghormati diri sendiri.

Sumber: www.lutugokilz.blogspot.com

Gbr. 4.2
Salah satu untuk mengenal diri
adalah membuat catatan seputar hidup kita

Semua sikap yang ada pada diri kitalah yang menentukan kita baik dan
buruknya kita berada di tengah-tengah lingkungan orang banyak. Mungkin kita
jarang mendengar kata hormatilah diri sendiri pastinya yang sering kita dengar dari

117
kebanyakan orang cobalah hormati orang lain. Apa kita tahu bagaimana cara
menghormati diri kita sendiri? Cara kita menghormati diri kita sendiri tentunya
perlu bantuan dari banyak orang dengan cara menghormati mereka dengan
menjaga ucapan dan tindakan kita. Lama kelamaan kita pun akan tahu bagaimana
cara anda menghormati diri kita sendiri. Mereka pun akan membantu kita
menghormati diri kita sendiri.
Cara lain untuk menghormati diri sendiri adalah dengan menggali potensi
yang ada dalam diri kita. Potensi diri merupakan modal yang perlu kita ketahui.
Kita gali dan kita maksimalkan. Karena sesungguhnya perubahan hanya bisa
terjadi jika kita mengetahui potensi kita. Lalu mengarahkannya kepada tindakan
yang tepat dan teruji. Jika itu terjadi, kita akan memiliki kepercayaan diri yang
kuat untuk melakukan sesuatu denga mantap. Lalu dimanakah letak potensi kita?
Dan bagaimana kita bisa mendobraknya?
Ketahuilah sesungguhnya manusia memiliki dua sisi sikap potensial yang
menonjol. Sisi positif dan sisi negatif. Kedua sisi ini masing-masing memberikan
kontribusi besar terhadap perkembangan diri kita. Baik buruknya diri kita
merupakan refleksi dari dorongan positif atau negatifnya sikap kita. Karena Sikap
menentukan segalanya.
Lalu apa sebenarnya manfaat kita mendobrak potensi yang kita miliki?
Potensi apa yang perlu kita dobrak? Mengapa kita perlu mendobraknya?
Merupakan kondisi yang perlu sama-sama kita pecahkan disini. Pekerjaan ini,
tentu saja membutuhkan komitmen tinggi, agar kita dapat merealisasikannya. Jika
dobrakan yang kita lakukan separuh hati, maka daya ungkitnya-pun tidak akan
menonjol dan sebesar apa yang kita harapkan.
Sama dengan hukum bola pingpong. Semakin kuat kita melemparkannya,
maka semakin kuat pula ia memantulkannya. Begitupun dengan masalah dobrak
mendobrak. Apalagi yang mau kita dobrak adalah mental kita sendiri. Ratapan
yang tersebar di sekitar kita, merupakan refleksi lemahnya daya ungkit terhadap
potensi diri. Potensi diri terdiri dari dua kekuatan, positif dan negatif. Keduanya
terkadang berjalan bersamaan dan saling melengkapi. Sehingga kita tidak mampu
lagi membedakan mana sikap positif dan mana sikap negatif kita. Keduanya sudah
menyatu menjadi sebuah karakter yang kuat, membentuk pribadi seperti apa diri
kita sekarang.

118
Seandainya saja kita memiliki kemauan dan komitmen tinggi untuk
berubah, kita yakin kita dapat mendobraknya. Dengan modal kekuatan
pengetahuan yang kita milliki. Dan kemauan besar untuk membuka diri, yakinlah
kita bisa memaksimalkan potensi diri yang kita miliki selama ini.
Salah satu upaya untuk menghormati diri sendiri juga dapat dilakukan
dengan menciptakan lingkungan positif. Kebutuhan utama bagi setiap generasi
muda adalah lingkungan positif yang mau menerimanya dan memberi kebebasan
untuk berkembang, serta mengarahkan mereka melakukan hal terbaik untuk diri
sendiri dan orang lain. Yang dibutuhkan adalah lingkungan positif yang melihat
potensi dalam diri kita dengan sifat-sifat mulia dan bakat-bakat yang dianugrahkan
Tuhan pada kita. Pola pikir seperti ini akan membangun kepercayaan dalam diri
kita untuk maju.
Lingkungan positif dapat dibangun di keluarga yang merupakan lingkungan
awal dan keseharian kita. Setiap anggota keluarga dapat memulai suasana yang
harmonis dan saling mendukung untuk menciptakan keterbukaan dan kenyamanan.
Salah satu hal penting adalah menghindari sikap saling menyalahkan maupun
memarahi, karena hal itu dapat menurunkan motivasi dalam diri kita.
Semakin tidak terbatasnya lingkungan negatif saat ini, akan sangat
berakibat buruk bagi perkembangan diri kita. Oleh sebab itu, di lingkungan
masyarakat maupun sekolah harus ada lingkungan positif yang dibentuk. Salah
satu contoh, melalui inisiatif para kita untuk melakukan kegiatan-kegiatan positif
yang penuh keceriaan. Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan adalah memberi
pemahaman untuk tidak terjerumus melakukan hal-hal yang negatif.
Salah satu fenomena negatif yang mengkhawatirkan di kalangan generasi
muda adalah merebaknya Narkoba. Dunia Kedokteran melaporkan bahwa sekitar
70 persen pelaku penyalahgunaan narkotika adalah para remaja. Belakngan ini,
banyak dijumpai remaja yang masih duduk di bangku sekolah terlibat sekaligus
sebagai pengedar. Bahkan belakangan ini, ada upaya memasukkan Narkoba ke
anak-anak sekolah dasar melalui berbagai cara, seperti memasukkan ke dalam
makanan yang djual di kantin sekolah, memasukkan ke ujung pensil atau pulpen
yang biasa dihirup atau dijilat anak-anak dan lain sebagainya.
Fenomena ini sangat mengkahawatirkan, karena Narkoba dapat
menghancurkan masa depan remaja itu sendiri., bahkan jika kejadiaannya massif
dapat menghancurkan masa depan bangsa. Betapa tidak, seorang yang sudah

119
kecandu Narkoba, ia akan berusaha memuaskan dirinya sendiri dan tidak memiliki
kepedulian terhadap orang lain. Cara apapun akan dilakukannya untuk
mendapatkan Narkoba, tidak peduli dengan berbohong, bahkan mencuri. Orang-
orang yang sudah tercandu Narkoba tidak memiliki lagi piiran yang jernih untuk
mempersiapkan masa depannya, apalagi masa depan orang lain. Yang
dipikirkannya hanya masa kini saja, yaitu bagaimana memuaskan dirinya dengan
Narkoba. Ia akan bersedih jika tidak menemukan Narkoba dan akan melakukan
apa saja untuk mendapatkannya.
Remaja dan para pengguna atau pengedar akan kehilangan masa depannya
jika bergelimang dengan Narkoba. Ia akan merepotkan dan menjadi beban bagi
orang lain. Bayangkan jika mayoritas remaja kecandu Narkoba, mau jadi apa
bangsa ini. Padahal di masa depan, kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh
generasi muda yang briliyan, cerdas, dan memiliki wawasan masa depan. Jika kita
tidak mempersiapkan diri, jangan harapkita memiliki masa depan yang cerah.
Karena itu, sudah seharusnya kita menjauhi Narkoba apapun bentuknya.
Untuk menjauhi Narkoba, memang bukan perkara mudah, apalagi bagi kita yang
tinggal di perkotaan. Karena di perkotaan banyak hal yang dapat menyebabkan
seorang remaja tercandu Narkoba, seperti rasa ingin tahu karena teman-teamn
bercerita tentang kenhikmatan Narkoba, perasaan tidak enak jika menolak ajakan
teman, pelarian masalah, keluarga yang tidak harmonis, dan kuatnya jaringan
pemasaran Narkoba di perkotaan. Oleh sebab itu, sayangi diri sendiri dengan tidak
coba-coba mengkonsumsi Narkoba!
Cara menyayangi diri sendiri dapat kita gali juga dengan mengembangkan
bakat dan minta. Belajar ataupun bekerja pada bidang-bidang yang diminati
terlebih lagi didukung dengan bakat serta talenta yang sesuai, akan memberi
semangat dalam mempelajari atau menjalaninya. Tapi serimgkali remaja memilih
suatu jurusan atau bidang studi ksrena terbawa dan ikut teman-temannya, atau
memilih bidang yang sedang popular, tanpa sempat mencerna terlebih dahulu dan
memahami bidang yang akan dipelajari, menjadi apa setelah selesai sekolah
ataupun lebih jauh lagi mengenali bidang pekerjaan seperti apa yang akan
digelutinya sesuai dengan latar belakang pendidikannya tersebut.
Mengembangkan bakat dan minat bertujuan agar seseorang belajar atau
dikemudian hari bisa bekerja di bidang yang diminatinya dan sesuai dengan
kemampuan serta bakat dan minat yang dimilikinya sehingga mereka bisa

120
mengembangkan kapabilitas untuk belajar serta bekerja secara optimal dengan
penuh antusias.
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa.
Pada periode ini anak mencapai kematangan fisik dan diharapkan pula disertai
dengan kematangan emosi dan perkembangan sosialnya. Karena masa peralihan
maka remaja pada umumnya masih ragu-ragu akan perannya dan menimbulkan
krisis identitas. Dalam usaha menemukan jati dirinya dalam arti mengatahui
kebutuhan-kebutuhan pribadi serta tujuan yang ingin dicapai dalam hidupnya,
maka pengembangan bakat dan minat remaja sangat penting. Dan dalam
mengembangkan kompetensinya remaja tetap membutuhkan bimbingan dari orang
tua dan lingkungan rumah maupun sekolah.
Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mengambangkan bakat dan
minatmu adalah:
a. sejak sekarang cermati berbagai kelebihan, keterampilan dan kemampuan yang
tampak menonjol pada dirimu.
b. yakini dan fokus pada kelebihan dirimu.
c. Kembangkan konsep diri positif pada dirimu.
d. Perkaya dirimu dengan berbagai wawasan, pengetahuan, serta pengalaman di
berbagai bidang.
e. Usahakan berbagai cara untuk meningkatkan minat dirimu untuk belajar dan
menekuni bidang-bidang yang menjadi kelebihann dirimu.
f. Tingkatkan motivasi anak untuk mengembangkan dan melatih kemampuannya.
g. Stimulasi dirimu untuk meluaskan kemampuannya dari satu bakat ke bakat yang
lain.
h. Sediakan fasilitas atau sarana untuk mengembangkan bakat dirimu
i. Cari jalan untuk mengatasi berbagai kesulitan dan hambatan dalam
mengembangkan bakatnya.
j. Jalin hubungan baik antara orang tua dan gurumu,.

Hal-hal yang perlu dicermati dalam mengembangkan bakat dan minat


remaja, yaitu:
a. Mengikuti minat teman.
Usia remaja adalah masa perkembangan yang ditandai dengan solidaritas
tinggi terhadap teman-teman sebayanya. Remaja kurang memahami siapa dirinya,

121
memiliki kebutuhan yang besar untuk berada dan diakui dalam kelompoknya. Hal
ini seringkali membuat remaja mengikuti minat temannya, memilih bidang yang
sebenarnya kurang sesuai dengan bakat dan minatnya. Untuk memilih bidang-
bidang yang akan dikembangkannya, remaja perlu berdiskusi, mencari masukan
dan bertukar pikiran dengan orang tuanya.

b. Penelusuran bakat dan minat secara dangkal.


Memperhatikan bakat dan minat anak membutuhkan usaha yang serius dan
berkesinambungan. Tes bakat pada umumnya memadukan kemampuan intelektual
ataupun ketrampilan dengan bakat dan minat yang dimiliki seseorang. Kemampuan
tinggi tanpa didukung oleh minat akan membuat anak bisa berhasil dalam
pendidikannya akan tetapi antusiasme untuk mempelajarinya kurang tinggi minat
dan bakat yang tinggi di suatu bidang tanpa didukung kemampuan akan membuat
seseorang membutuhkan tenaga dan usaha ekstra keras untuk mencapainya. Selain
hal tersebut tentunya di manapun seseorang belajar dan bekerja dibutuhkan
motivasi belajar, daya juang dan ketekunan.
Banyak orang tidak selalu mudah menemukan bakat dan minat yang tepat,
karena beberapa hal:
a. Siswa belum secara sengaja menjajagi kemampuan, bakat serta minatnya.
b. Kurangnya wawasan bidang studi atau lapangan pekerjaan yang ada.
c. Tidak ada masukan dari lingkungan mengenai kelebihan dalam kemampuan atau
bakatnya.
d. Siswa belajar tanpa tahu kegunaan dan tujuan dari bidang studi yang
dipelajarinya.
e. Bidang yang diminati dan bakat yang dimiliki bervariasi.
f. Bakat yang ada belum terasah atau kurang mendapat kesempatan untuk
dikembangkan sehimgga tidak nampak.
g. Perasaan tidak mampu atau tidak berbakat dari pribadi yang bersangkutan
ataupun dari lingkungannya.

B. Memiliki Kepedulian terhadap Sesama


Salah satu prinsip yang harus dimilik oleh pemimpin masa depan adalah
adanya kepedulian kepada orang lain. Prinsip terdiri dari beberapa ide utama

122
berdasarkan motivasi pribadi dan sikap serta mempunyai pengaruh yang kuat
untuk membangun dirinya atau organisasi.
Prinsip adalah bagian dari suatu kondisi (keadaan), realisasi (kenyataan)
dan konsekuensi (akibat). Mungkin prinsip menciptakan kepercayaan dan berjalan
sebagai sebuah kompas/petunjuk yang tidak dapat dirubah. Prinsip merupakan
suatu pusat atau sumber utama sistem pendukung kehidupan yang ditampilkan
dengan 4 dimensi seperti; keselamatan, bimbingan, sikap yang bijaksana, dan
kekuatan.
Karakteristik seorang pemimpin didasarkan kepada prinsip-prinsip
kepedulian kepada sesama adalah sebagai berikut:

1. Berorientasi pada pelayanan


Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip pemimpin
dengan prinsip melayani berdasarkan karir sebagai tujuan utama. Dalam memberi
pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.

3. Membawa energi yang positif


Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energi yang
positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang
lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan baik.
Seorang pemimpin harus dapat dan mau bekerja untuk jangka waktu yang lama
dan kondisi tidak ditentukan. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus dapat
menunjukkan energi yang positif, mempercayai orang lain termasuk staf
bawahannya, sehingga mereka mempunyai motivasi dan mempertahankan
pekerjaan yang baik. Oleh karena itu, kepercayaan harus diikuti dengan
kepedulian.
Mencapai kepemimpinan yang berprinsip tidaklah mudah, karena beberapa
kendala dalam bentuk kebiasaan buruk, misalnya:
(1) kemauan dan keinginan sepihak;
(2) kebanggaan dan penolakan; dan
(3) ambisi pribadi. Untuk mengatasi hal tersebut, memerlukan latihan dan
pengalaman yang terus-menerus. Latihan dan pengalaman sangat penting untuk
mendapatkan perspektif baru yang dapat digunakan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan.

123
Hukum alam tidak dapat dihindari dalam proses pengembangan pribadi.
Perkembangan intelektual seseorang seringkali lebih cepat dibanding
perkembangan emosinya. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk mencapai
keseimbangan diantara keduanya, sehingga akan menjadi faktor pengendali dalam
kemampuan intelektual. Pelatihan emosional dimulai dari belajar mendengar.
Mendengarkan berarti sabar, membuka diri, dan berkeinginan memahami
orang lain. Latihan ini tidak dapat dipaksakan. Langkah melatih pendengaran
adalah bertanya, memberi alasan, memberi penghargaan, mengancam dan
mendorong. Dalam proses melatih tersebut, seseorang memerlukan pengontrolan
diri, diikuti dengan memenuhi keinginan orang.
Mengembangkan kekuatan pribadi akan lebih menguntungkan dari pada
bergantung pada kekuatan dari luar. Kekuatan dan kewenangan bertujuan untuk
melegitimasi kepemimpinan dan seharusnya tidak untuk menciptakan ketakutan.
Peningkatan diri dalam pengetahuan, ketrampilan dan sikap sangat dibutuhkan
untuk menciptakan seorang pemimpin yang berpinsip karena seorang pemimpin
seharusnya tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga emosional (IQ, EQ
dan SQ).
Seorang pemimpin yang efektif, tanpa memperhatikan kepribadian, gaya,
kemam­puan, maupun minatnya, seorang pemimpin yang efektif mempunyai cara
kerja yang kurang lebih sama, yang jika dikristalisasikan dapat dituliskan seperti
berikut:
- Seorang pemimpin tidak memulai dengan pertanyaan "Apa yang saya
inginkan?" tetapi selalu akan mulai dengan pertanyaan "Apa yang perlu
dikerjakan?";
- Berikutnya seorang pemimpin akan bertanya "Apa yang dapat dan harus saya
lakukan untuk membuat adanya perbedaan?" untuk menunjukkan bahwa pada
titik inilah dia mempunyai kemampuan dan ke­kuatan yang dapat diandalkan;
- Seorang pemimpin akan senantiasa bertanya "Apa misi dan sasaran
organisasi?" dalam bingkai pemikiran apa saja yang menentukan kinerja dan hasil
suatu organisasi;
- Seorang pemimpin mempunyai tenggang rasa yang tinggi terhadap perbedaan
pada setiap orang dan dia tidak mencari orang yang mirip dengan dirinya semata
untuk diajak bekerja sama, atau dengan kata lain mereka jarang bertanya "Apakah
saya suka atau tidak suka kepada seseorang?", tetapi ketika menyangkut

124
masalah prestasi, standar, dan nilai seseorang, pemimpin yang efektif biasanya
sangat tidak toleran;
- Seorang pemimpin yang efektif tidak takut pada kelebihan yang dimiliki rekan-
rekan sekerja mereka, bahkan mereka menyukai kelebihan tersebut; dan
- Seorang pemimpin yang efektif selalu berhasil bertahan terhadap godaan dan
rayuan untuk mengerjakan hal-hal yang populer dan bukannya hal-hal yang tepat,
serta biasanya lebih suka memilih menyelesaikan pekerjaan yang kecil, sedang-
sedang, atau sederha­na, daripada berusaha menyelesaikan pekerjaan besar yang
sering­kali hanya merupakan angan-angan kosong berbingkai popularitas.
Inti dari semua ciri ini, jika boleh diungkapkan dalam satu kalimat
sederhana, mungkin akan tampak seperti berikut. Seorang pemimpin yang efektif
adalah seorang pemimpin yang arif yang selalu melaksanakan apa yang
diucapkannya dalam bingkai ketela­danan penuh kasih sayang pada sesama.
Seorang pemimpin yang arif dan efektif, yang sangat kita harapkan di
masa depan nanti, adalah pemimpin yang mempunyai tiga ciri penting, yaitu:
(1) percaya kepada orang lain;
(2) bersemangat dalam melaksanakan tugas; dan
(3) dapat mencintai orang lain.
Percaya kepada orang lain menjadi sangat penting bagi seorang
pemimpin masa depan karena sikap dan sifat inilah yang dapat memberi rasa
percaya diri seseorang dalam memasuki ketidak­tahuan dan mendorong orang lain
menuju ke arah yang belum pernah dikenali. Namun sifat ini hendaknya selalu
dipadukan dengan sifat ragu-ragu yang logis, sikap rendah hati untuk menerima
kenyataan bahwa orang kadang-kadang melakukan kesalahan, bahwa orang lain
juga mempunyai gagasan, dan bahwa mendengar adalah sama pen­tingnya
dengan berbicara.
Bersemangat dalam melaksanakan tugas menjadi penting karena sifat dan
sikap ini memberi energi dan fokus pada hal-hal yang dapat menggerakkan
organisasi, serta memberi contoh dan teladan kepada yang lain. Namun, sifat ini
pun haruslah dipadukan dengan kesadaran akan adanya dunia dan wawasan lain,
yang dapat dipero­leh lewat waktu yang digunakan untuk membaca, menemui dan
berbin­cang-bincang dengan orang di luar lingkungan mereka sendiri, serta jika
perlu menjelajah kawasan dan lingkungan lain yang belum pernah didatangi
selama ini.

125
Sedangkan sikap dapat mencintai orang lain juga menjadi sangat penting
dan bahkan maha penting karena dalam suatu komunitas masyarakat,
kecenderungan yang kuat saja yang dihormati dan ditakuti tetap merupakan
fenomena dan gejala alami yang sulit dipatahkan. Adalah tugas seorang pemimpin
yang efektif mematahkan fenomena ini dengan menunjukkan sikap bahwa
meskipun dirinya kuat dan berkuasa tidaklah perlu ditakuti karena dia dapat
mencintai orang lain seperti dia mencintai dirinya sendiri. Namun, sikap ini tetap
saja harus dipadukan dengan kemampuan untuk berusaha dalam kesendirian,
karena seorang pemimpin harus berada di garis depan dan tidak mengharapkan
selalu berbagi kecemasan dengan orang lain setiap saat.
Kepedulian kepada sesama dapat dilakukan dengan melakukan kegiatan-
kegiatan berikut.

1. Tolong menolong
Tolong menolong merupakan kewajiban bagi setiap manusia, dengan
tolong menolong kita akan dapat membantu orang lain dan jika kita perlu bantuan
tentunya orangpun akan menolong kita. Dengan tolong menolong kita akan dapat
membina hubungan baik dengan semua orang. Dengan tolong menolong kita dapat
memupuk rasa kasih sayang antar tetangga, antar teman, antar rekan kerja. Singkat
kata tolong menolong adalah sifat hidup bagi setiap orang.
Dengan menolong orang lain kita akan mendapatkan kepuasan yang amat
sangat, kebahagiaan yang tak terkira, juga ada rasa bahwa kita ini ada dan
diperlukan oleh orang lain. Rasa bahwa kita ini berguna bagi orang lain. Juga
dengan mau menolong orang lain, pasti ada orang yang mau menolong kita,
berlaku hukum sebab akibat, jika kita menolong A belum tentu A yang akan
menolong kita, bisa saja B yang menolong kita.

126
Sumber: www.indoalert.blogspot.com

Gbr. 4.3
Seorang pemimpin harus memiliki
kepedulian kepada sesama

Kita sering heran pada orang yang mampu untuk menolong seseorang
tetapi tidak mau melakukannya, banyak orang kaya yang tidak mau memberi
sebagian hartanya untuk orang miskin, banyak orang pintar yang tidak mau
mengajarkan saudaranya yang bodoh, bahkan sebaliknya banyak orang kaya yang
menipu orang miskin, banyak orang pintar membohongi orang bodoh demi
keuntungan pribadinya.
Dengan menolong orang lain sebenarnya kita menolong diri sendiri, itu
yang kita yakini dalam agama kita, jadi janganlah sungkan menolong orang lain.
Dengan menolong orang lain hidup kita akan terasa bermakna, jauh dari
kehampaan hidup. Banyak orang yang sekarang ini merasa hampa, karena sudah
dikuasai cara hidup individualistis.

2. Peduli pada sekitar


Peduli adalah sebuah nilai dasar dan sikap memperhatikan dan bertindak
proaktif terhadap kondisi atau keadaan di sekitar kita. Peduli adalah sebuah sikap
keberpihakan kita untuk melibatkan diri dalam persoalan, keadaan atau kondisi
yang terjadi di sekitar kita.
Orang-orang peduli adalah mereka yang terpanggil melakukan sesuatu
dalam rangka memberi inspirasi, perubahan, kebaikan kepada lingkungan di
sekitarnya. Ketika ia melihat suatu keadaan tertentu, ketika ia menyaksikan kondisi

127
masyarakat maka dirinya akan tergerak melakukan sesuatu. Apa yang dilakukan ini
diharapkan dapat memperbaiki atau membantu kondisi di sekitarnya.
Sikap peduli adalah sikap keterpanggilan untuk membantu mereka yang
lemah, miskin, membantu mengatasi penderitaan, dan kesulitan yang dihadapi
orang lain. Orang-orang peduli adalah orang-orang yang tidak bisa tinggal diam
menyaksikan penderitaan orang lain. Sikap peduli adalah sikap untuk proaktif
dalam mengatasi masalah-masalah di masyarakat dengan menggunakan dan
memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat.
Sikap peduli adalah sikap kesediaan untuk memberi solusi terhadap
persoalan masyarakat. Agar masyarakat dapat mau berdonasi, agar masyarakat
mau menyumbang, agar masyarakat memilih kerelawanan sehingga mau
membantu kesulitan saudara-saudara kita.
Peduli Adalah sikap untuk memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan, selalu
tergerak membantu kesulitan manusia lainnya. Sikap peduli adalah sikap untuk
berusaha membangkitkan kemandirian yang ada di masyarakat.
Orang-orang yang peduli adalah orang-orang yang tidak bisa tinggal diam,
melihat kelemahan, sikap berpangku tangan dan membiarkan keadaan-keadaan
yang buruk terus terjadi di masyarakat.
Sikap peduli adalah suatu sikap untuk senantiasa ikut merasakan
penderitaan orang lain, ikut merasakan ketika penderitaan sebagian masyarakat
lain sedang sakit, ikut merasa bersedih ketika sebagian saudara-saudara kita di
timpa musibah bencana, kesulitan atau ditimpa keadaan-keadaan yang
memberatkan dan membangkitkan rasa kasihan dan iba.
Sebagai organisasi yang dilahirkan dari rahim penderitaan masyarakat,
terutama masyarakat yang hidup dalam kondisi kekurangan dan selalu menderita,
maka kewajiban organisasi yang paling utama adalah senantiasa menempatkan diri
dalam posisi membela kepentingan mereka, memperjuangkan hak-hak mereka,
menjadi pendamping dan teman bagi kehidupannya serta mengadvokasi dan
menolong masyarakat kecil dan tertindas (mustad'afin) itu.
Organisasi akan selalu pro aktif dalam membela nasib orang-orang yang
tidak mampu yang didzalimi. Karena kondisi seperti itulah, maka organisasi akan
terdorong untuk mengemas berbagai program sebagai bagian dari pertolongan dan
pembelaan terhadap nasib orang-orang yang tertindas. Upaya lain yang dilakukan

128
adalah dengan senantiasa menyuarakan dan mengadvokasi kesulitan dan
ketertindasan masyarakat yang hidup kekurangan itu.
Sebagai organisasi yang berperan membantu masyarakat yang tidak
mampu, maka menolong masyarakat yang paling membutuhkan adalah hal yang
menjadi prioritas. Manakala terdapat sejumlah orang yang memerlukan bantuan,
akan tetapi ketersediaan sumber daya terbatas sehingga tidak mungkin membantu
keseluruhan orang yang memerlukan bantuan, maka organisasi akan
memprioritaskan yang paling membutuhkan.
Terlebih pada saat terjadi bencana, maka mengutamakan yang paling
menderita adalah menjadi prioritas utama. Dalam konteks tingkat kualitas yang
sama di antara sejumlah orang yang memerlukan bantuan, tetap saja terdapat
perbedaan kesulitan kehidupan, kemiskinan atau tingkat penderitaan, maka
organisasi akan mengutamakan yang paling membutuhkan.

C. Memiliki Kepedulian terhadap Lingkungan


Apa itu lingkungan? Selama ini kebanyakan orang ketika ditanya dengan
pertanyaan itu akan menjawab bahwa lingkungan adalah sesuatu yang berada di
sekeliling kita. Kaitannya dengan lingkungan yang bersih, lingkungan yang aman,
menjaga lingkungan tetapi tidak ada yang benar-benar paham lingkungan
sebenarnya. Lingkungan adalah suatu sistem, dapat diibaratkan dengan sistem
tubuh kita.
Coba saja perut mual maka kita bisa muntah, bisa pusing, bisa jadi demam
gara-gara ada yang terganggu dalam tubuh kita atau misalnya gigi yang bolong
bisa membuat kepala pusing, tidak konsentrasi, tubuh jadi lemas, dan macam-
macam. Intinya adalah ketika satu bagian yang terganggu maka bagian yang lain
juga ikut terganggu. Begitu juga dengan lingkungan, contoh konkretnya adalah
tidak adanya bak sampah akan membuat sampah bertebaran di mana-mana, kalau
sampah sudah seperti itu, maka akan timbul bibit penyakit, nah bibit penyakit ini
bisa menyerang manusia. Padahal masalahnya sepele hanya bak sampah saja yang
nihil. Tapi akibatnya bisa di luar dugaan. Misalnya, terjadi banjir.

129
Sumber: www. harianjogja.co

Gbr. 4.4
Cinta lingkungan adalah ciri seorang pemimpin

Mau tidak mau manusia harus memikirkan hal yang seperti ini, contoh di
atas adalah contoh yang terlihat dan bentuknya disadari betul bahwa bak sampah
adalah tempat sampah seharusnya berada. Tapi kalau yang lain? Misalnya limbah
kimia yang sulit terurai, coba kalau kita lihat luasnya samudra sangatlah luar biasa
dan limbah kimia jika dibandingkan dengan samudra sangatlah kecil, sehingga
secara nyata hal ini dapat dijadikan argumentasi bahwa limbah-limbah dapat
dibuang ke laut, dan masih banyak contoh yang lain. Namun pertanyaannya adalah
limbah tersebut akan menyakiti apa? siapa? atau merusak apa? apakah terjamin
bahwa limbah akan cepat terurai di laut? Hubungannya apa dengan manusia?
Kalau dilihat dari segmen-segmen kecil, mungkin hal ini tak berarti apa-apa
tapi kalau dilihat secara holistik atau keseluruhan maka efeknya akan menyebar
sampai ke mana-mana misalnya karang jadi rusak, ikan mati, ikan keracunan, lalu
ikan keracunan dimakan manusia, lalu manusia jadi keracunan. Mudah kan?
Pokoknya kalau sudah mengganggu lingkungan maka manusia sendiri nantinya
yang akan terganggu.
Kecil-kecil memang tidak disadari bahayanya nanti kalau sudah besar
barulah tanggul ditinggikan, belum tinggi betul dibangun sudah diterjang bahaya.
Inilah yang harus dihindari. Kalau kita merasa akan sakit, kita jarang ke dokter
atau mengambil inisiatif minum vitamin atau obat. Tapi kalau sudah sakit barulah
obat dicari, tapi sudah terlanjur sakit dan rasanya tidak enak. Ini juga mental

130
manusia yang harus diubah, kita sepatutnya mempelajari peribahasa bersakit-sakit
dahulu bersenang-senang kemudian.
Dari segi ekologi, manusia merupakan bagian dari ekosistem tempat
hidupnya. Seperti halnya mahluk hidup lainnya manusia merupakan bagian jaring-
jaring kehidupan dan juga salah satu komponen dalam daur materi. Manusia hidup
dari komponen lainnya dalam ekosistemnya: oksigen, air, tumbuhan dan hewan.
Sebaliknya manusia juga menghidupi komponen hayati lainnya, misalnya, tinja
dan air seninya merupakan makanan bagi berbagai mahluk hidup, tubuhnya pun
setelah meninggal dimakan oleh jasad renik dan di uraikan menjadi mineral, Air
dan CO2.
Permasalahan lingkungan bukan semata–mata persoalan moral, persoalan
perilaku demikian juga dengan krisis ekologi global saat ini yang kita alami adalah
persoalan moral dan krisis moral secara global. Menurut Arne Naess krisis
lingkungan saat ini hanya bisa diatasi dengan melakukan perubahan cara pandang
dan perilaku manusia terhadap alam yang fundamental dan radikal yang
dibutuhkan sebuah pola hidup atau gaya baru yang tidak hanya menyangkut orang
per orang, tetapi juga budaya masyarakat secara keseluruhan. Artinya dibutuhkan
etika lingkungan hidup yang menuntun manusia berinteraksi dengan lingkungan
hidup saat ini.Cara pandang sangat menentukan gerak langkah manusia terhadap
kegiatannya termasuk dalam memperlakukan alam ini dua cara pandang yang
dominan diantaranya adalah antroposentrisme dan ekosentrisme keduanya
mempunyai alasan masing – masing dari beberapa tokohnya.
Antroposentrisme adalah teori etika lingkungan yang memandang manusia
sebagai pusat dari sistem alam semesta cara pandang ini menyebabkan manusia
mengekploitasi dan menguras alam semesta demi memenuhi kebutuhan
kepentingan manusia selain itu cara pandang ini pula melahirkan sikap yang rakus
dan tamak yang menyebabkan manusia mengambil semua kebutuhan hidupnya
dari alam tanpa memperhitungkan kelestariannya karena alam dipandang hanya
demi kepentingan manusia, sehingga sebagian pihak mengatakan krisis lingkungan
di anggap terjadi karena perilaku manusia yang dipengaruhi oleh cara pandang
antroposentris ini.
Cara pandang kedua yaitu ekosentrisme yang merupakan kelanjutan teori
biosentrisme (teori yang menganggap bahwa setiap kehidupan dan mahluk hiudp
mempunyai nilai dan berharga pada dirinya sendiri sehingga teori ini menganggap

131
serius setiap kehidupan dan mahluk hidup di alam semesta.)bahkan sering
disamakan begitu saja karena ada kesamaan diantara keduanya, kedua cara
pandang ini mendobrak cara pandang antroposentris, selanjutnya ekosentrisme
diperluas untuk mencakup komunitas ekologis seluruhnya, sekarang populer
dengan nama Deep Ecology yang pertama kali di kenalkan oleh Arne Naess Filsuf
Norwegia tahun 1973 yang kemudian di kenal dengan tokoh deep ecology sampai
sekarang
Manusia adalah tertuduh dari ambruknya kualitas bumi, ia dinilai terlampau
asik memuaskan keinginannta tanpa mempedulikan akibat pada bumi. Mental dan
nalar antroposentris di nilai sebagai muasal.antroposentrisme yang merusak justeru
ditahbiskan kesucian epistemologinya oleh ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan
modern ialah kabar buruk dari ideologi patriarkal barat (vandana siva,seorang
tokoh ekofeminis india).
Pendidikan lingkungan adalah mengubah pandangan dan perilaku
seseorang terhadap lingkungan, orang yang tadinya masa bodoh dengan
lingkungan diharapkan berubah menjadi peduli dengan lingkungannya. Orang
tadinya hanya menjadi pemerhati pasif berubah menjadi pelaku aktif dalam upaya
pelestarian lingkungan, bahkan diharapkan juga orang yang tadinya berperan
dalam perusakan dapat berubah menjadi pelaku aktif upaya pelestarian lingkungan.
Upaya mengubah perilaku seseorang melalui pendidikan bukanlah hal yang
dapat terlaksana dengan mudah dan dalam waktu yang singkat atau dengan kata
lain instan. Oleh karena itu, hasilnya tidak dapat di ukur atau di nilai dalam kurun
waktu yang pendek.
Sulit untuk mengharapkan reproduksi kesadaran pardigmatik, berikut solusi
paradigmatik dari persoalan lingkungan. Ini penting, mengingat persoalan
lingkungan tak sekedar persoalan teknis belaka, melainkan juga persoalan
paradigma yakni pardigma manusia modern yang mengklaim dirinya sebagai yang
terpenting dan paling berkuasa di muka bumi.
Pendidikan lingkungan pada dasarnya adalah upaya penyadaran dengan
pemaparan realita yang yang terjadi sekarang bukan sebagai suatu pembenaran atas
tindakan sekarang yang merugikan dan perubahan sikap dan cara pandang dapat
dilakukan dengan berbagai metode pada konsep pendidikan lingkungan.
Bila pemimpin peduli lingkungan, memberi contoh, dan memimpin
langsung, maka ia akan mewariskan lingkungan yang lestari dan mencegah

132
bencana akibat kesalahan manusia. Berikut ini beberapa kegiatan yang dapat kita
lakukan adalah yang ada di lingkungan terdekat, misalnya sekolah.

1. Menciptakan sekolah hijau


Sekolah hijau diartikan sebagai sekolah yang memiliki kepedulian
mengembangkan program-program untuk mengenalkan nilai-nilai lingkungan ke
dalam seluruh aktivitas sekolah. Karenanya, tampilan fisik sekolah ditata secara
ekologis sehingga menjadi wahana pembelajaran bagi seluruh warga sekolah untuk
bersikap arif dan berperilaku ramah lingkungan.

Sumber: www.smpn2rog.blogspot.com

Gbr. 4.5
Sekolah hijau

Melihat kondisi lingkungan sekitar saat ini, konsep sekolah hijau sangat
penting untuk diimplementasikan secara lebih luas. Berbagai bencana alam yang
terjadi seperti banjir, tanah longsor, dan sebagainya, sebagian besar diakibatkan
oleh perbuatan manusia yang merusak ekosistem lingkungan. Selain berserah diri
pada-Nya, tentu saja perlu dilakukan upaya penyadaran agar manusia makin ramah
pada lingkungan.
Di sinilah, kita harus mendukung konsep sekolah hijau dalam
menumbuhkan sikap peduli lingkungan melalui proses pembelajaran dan
pembiasaan menjadi penting dan strategis. Di sekolah, proses pembelajaran
mengarah pada upaya pembentukan perilaku kita sebagai siswa yang peduli
lingkungan melalui model pembelajaran yang aplikatif dan menyentuh kehidupan
sehari-hari. Sementara itu, lingkungan sekolah dijadikan wahana pembiasaan
perilaku peduli lingkungan sehari-hari pada diri kita. Dengan demikian, kedua

133
aspek tadi, menuju pada satu tujuan pembiasaan perilaku peduli lingkungan dalam
kehidupan sehari-hari.
Indonesia adalah negara dengan tingkat kehilangan hutan cukup tinggi,
diperkirakan mencapai 1,871 hektare per tahun. Kawasan tangkapan air yang ada
di Indonesia dipengaruhi dengan tingkat kehilangan hutan. Tingkat kehilangan air
secara nasional adalah 32,18%. Ketersediaan air di Indonesia melingkupi 6% dari
total stok air di dunia, sementara total stok air yang disumbangkan dari wilayah
Asia Pasifik adalah 21% . Sementara isu langkanya air semakin meningkat di
negeri ini. Menurut data Departemen Kehutanan, 39 Daerah Aliran Sungai (DAS)
di Indonesia dalam keadaan kritis, dimana 42% berada di Jawa dan 25% di
Sumatra. Lebih dari 70% penduduk Indonesia menggunakan air yang diambil dari
sumber yang kemungkinan besar sudah tercemar.
Akses terhadap air bersih yang terbatas karena tingginya biaya pelayanan
dan rendahnya kualitas pelayanan sehingga terjadi peningkatan penggunaan air
bawah tanah. Eksploitasi berlebih atas air tanah berpotensi merusak lingkungan,
yang menyebabkan menurunnya kualitas dan jumlah air. Cakupan layanan air
bersih perpipaan untuk kawasan urban adalah 60% sementara untuk kawasan rural
mencapai 15%.
Akses yang terbatas akhirnya hanya dinikmati oleh segelintir orang saja.
Dimana air merupakan kebutuhan manusia untuk hidup. Pengelolaan air sangatlah
penting untuk melestarikan air. Salah upaya dalam pelestarian adalah melalui jalur
sekolah atau pendidikan. Pendidikan pada dasarnya merupakan upaya membekali
manusia bisa bertahan hidup juga. Untuk bertahan hidup manusia harus bisa
mengenali lingkungan sekitarnya dan harus menggunakan potensi-potensi yang
ada untuk kehidupannya dan kelanjutan kelestariannya untuk anak cucu. Pengaruh
lingkungan sekitar sangat berpengaruh pada pemikiran dan tingkah laku anak.
Kehidupan sehari-hari anak haruslah dikedepankan untuk bekal hidup mereka dari
pada pendidikan yang menyajikan impian yang jauh dari kehidupan anak. Inovasi
dan kreatifitas untuk menghadapi kehidupan sehari-hari tersebut akan menjadikan
anak belajar untuk mengenal diri dan lingkungannya beserta kemampuan untuk
hidup.
Penggunaan lingkungan sekitar sebagai media belajar siswa saat ini belum
dimaksimalkan. Guru masih terkungkung dalam ruangan kelas, padahal banyak
potensi yang ada di lingkungan sekitar yang bisa menjadi bahan ajar untuk siswa.

134
Sumberdaya dalam komunitas lokal meliputi sumberdaya manusia (orang atau
masyarakat), tempat-tempat, atau lokasi yang bisa memfasilitasi pencapaian tujuan
pendidikan. Pendidikan lingkungan sendiri memberikan peluang untuk sebuah
pendidikan atau pengajaran berorientasi komunitas lokal. Penggunaan sumberdaya
lokal dapat mempertinggi nilai dan memperluas kurikulum sekolah. Sumberdaya
komunitas lokal dapat membantu sekolah dan guru untuk mengajar lebih efektif
dengan cara memberikan motivasi kepada siswa, membantu siswa mencapai tujuan
pembelajarannya, dan menghubungkan langsung siswa dengan model-model
peranan dan situasi “kenyataan hidup”. Dimana dibutuhkan untuk hidup bersih
sehat dan nyaman.
Berperilaku hidup bersih dan sehat sebenarnya telah menjadi bagian dari
kesadaran masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup. Namun apakah
kesadaran ini telah mampu menjadi bagian dari kebutuhan hidup masyarakat
sehari-hari, suatu hal yang masih memerlukan adanya peningkatan kapasitas lebih
mendalam. Pemberian pengetahuan dan pembentukan kesadaran tentang perilaku
hidup bersih dan sehat dirasa sangat efektif ketika dilakukan semenjak usia dini.
Berdasarkan pada kondisi ini implementasi program penyadaran perilaku hidup
bersih dan sehat cukup tepat dilakukan pada murid Sekolah Dasar. Di sisi lain
peran guru dalam dalam proses belajar mengajar di Sekolah Dasar masihlah
dominan. Oleh sebab itu kepala sekolah, guru dan Komite Sekolah akan dilibatkan
secara aktif dalam pelaksanaan program penyadaran perilaku hidup bersih dan
sehat.
Sekolah sebagai salah satu wadah peningkatan pengetahuan dan
kemampuan anak memiliki peran penting dalam menyumbang perubahan yang
terjadi di dalam keluarga. Bagaimana menghargai air bersih, memahami
pentingnya penghijauan, memanfaatkan fasilitas sanitasi secara tepat serta
mengelola sampah menjadi poin tidak terpisahkan dalam upaya peningkatan
perilaku hidup bersih dan sehat. Sebagai komponen terkecil dalam masyarakat
perubahan yang terjadi dalam keluarga akan memberi pengaruh pada
masyarakatnya. Kesadaran masyarakat di daerah hulu sungai terhadap kebersihan,
kesehatan dan penghijauan lahan akan menjadi titik awal menguntungkan dalam
upaya menjaga kelestarian alam/lingkungan.
Peran serta semua pihak sangat dibutuhkan dalam rangka konservasi dan
upaya menjaga kelestarian tersebut. Dibutuhkan dukungan dan kontribusi

135
masyarakat media dalam isu Clean, Green and Hygene (CGH), serta
penyebarluasan lebih meluas tentang kesehatan air, peranan masyarakat media
sebagai pengawal isu pelestarian. Peran media sangatlah penting disini sebagai
penyambung dan penyebarluasan informasi. Penyebaran informasi ini diharapkan
dapat merubah perilaku dari peduli ke tindakan. Saat ini, masyarakat media belum
banyak yang terlibat dalam penyebarluasan isu tentang CGH dan kesehatan air,
dikarenakan keterbatasan akses informasi tentang isu tersebut.

2. Bijak menggunakan air


Air merupakan kebutuhan pokok kita. Air sedikit dan banyak adalah
bencana. Lalu bisakah kita bersahabat dengan bencana tersebut. Banyak di daerah
di Indonesia yang tiap tahun berhadapan dengan air, air sedikit dan air yang
banyak.
Dalam kehidupan kita, bahkan di tubuh kita terdiri dari air. Sejak bangun
tidur sampai dengan menjelang tidur lagi, kita tidak terpisahkan dari air. Air adalah
sumber kehidupan. Banyak yang bisa kita lakukan dan perbuat, mulai dari bangun
tidur sampai menjelang tidur lagi. Dari hal-hal kecil, sekitar kita, diri kita sendiri
dan mulai sekarang juga.
Perilaku konservasi dalam kehidupan sehari-hari sudah harus kita tanaman
sejak dini. Ada beberapa petunjuk praktis yang dapat dilakukan setiap orang untuk
menuju perilaku konservasi tersebut.
a. Instalasi dan sarana
- Pastikan bahwa instalasi pipa air di sekitar rumah tidak ada yang bocor sekalipun
hanya menetes. Segera perbaiki keran dan pipa jika terjadi kebocoran. Lakukan
pemeriksaan secara rutin. Ingat, setitik air yang terbuang tiap detiknya
menyebabkan berkurangnya air sebanyak 2.400 galon (9.000 liter) per tahunnya.
- Pasang keran pancur, toilet, dan keran aerasi dengan aliran rendah. Aerasi dapat
mengurangi jumlah penggunaan air hingga 60 persen.
- Simpan air minum di dalam kulkas daripada membiarkan keran mengalir selama
menunggu air menjadi dingin
- Pastikan pada setiap lubang buka tutup pemakaian terpasang keran. Lubang
pemakain jangan sembarang memakai penutup yang mudah lepas dan mudah
bocor.

136
- Pada bak penampung sebaiknya dipasang penutup otomatis (pelampung) dengan
kualitas baik. Jangan biasakan mengisi bak penampung dari instalasi utama hanya
mengandalkan kran dan ditutup secara manual saat air sudah melimpah. Sebab jika
lupa menutup air akan melimpah terbuang percuma.

b. Pemakaian air
- Gunakanlah air sesuai keperluan dengan senantiasa hemat.
- Mesin cuci pakaian atau piring hanya dipakai saat kapasitas cucian sudah
memenuhi standar kapasitas pemakaian. Jika hanya sedikit sebaiknya dilakukan
secara manual. Menggunakan mesin membutuhkan air banyak sekalipun cucian
sedikit.
- Mencuci atau membersihkan pakaian jangan langsung dari keran. Lakukanlah
dalam ember yang telah berisi air.
- Jangan membiasakan meninggalkan tempat saat membuka keran, seperti saat
mengisi mesin cuci atau ember. Jika ini dilakukan biasanya terkena penyakit lupa
sehingga air tumpah dengan sendirinya.
- Biasakan menutup keran sementara tangan membilas atau melakukan aktivitas
lain tidak di bawah keran, seperti saat mencuci piring atau menggosok gigi.
- Saat mencuci sesuatu langsung dari keran, terutama kegiatan di dapur seperti
mencuci piring, keran sebaiknya tidak dibuka penuh atau hanya setengahnya.
- Batasi mandi dengan shower (pancuran). Mandi dengan shower bisa
menghabiskan air antara 30 sampai 50 liter. Mandi dengan menggunakan gayung
jauh lebih hemat.
- Kurangi mencuci kendaraan dengan menyemprotkan air langsung dari keran.
Cucilah kendaraan anda dengan menggunakan tempat air (ember) atau tutuplah
keran atau ujung selang selama membasuh mobil dengan sabun.
Selain di rumah, perilaku konservasi air dapat dilakukan di mana dan kapan
saja. Di tempat umum seperti di terminal, di kantor, atau masjid, kita sering
menjumpai keran terbuka dan air mengalir tanpa ada yang memakainya. Jika kita
jumpai hal-hal semacam itu, bertindaklah, nyalakan nyali kepedulian Anda dengan
segera menutup keran tanpa harus berpikir bekas siapa dan untuk apa air mengalir
percuma.
Sikap peduli juga dapat dilakukan pada pemanfaatan air bekas. Air bekas
atau yang tidak terpakai sering kali berguna untuk keperluan lain. Bekas air minum

137
masih bisa bermanfaat untuk menyiram tanaman. Saat membangun rumah, untuk
membasahi campuran semen dan pasir (mengaduk) bisa menggunakan air bekas
mencuci atau dari air dapur. Caranya, sediakan tempat atau ember pada ujung
saluran pembuangan sehingga air terkumpul di situ untuk memudahkan pegawai
bangunan memanfaatkannya.
Masih merupakan bagian dari upaya konservasi air adalah kegiatan
menanam pohon. Jadilah orang berjasa dalam hidup ini dengan menanam pohon
sekalipun hanya sepohon dalam seumur hidup. Pohon berfungsi menyerapkan air
ke tanah, mengikat butir-butir tanah, mengikatkan air ke pori-pori tanah. dan
menghasilkan oksigen hingga 1,2 kg per hari. Apalagi pohon di tempat
permukiman sangat multifungsi. Menghadirkan kesejukan dan keindahan.

138
BAB 5
Pemimpin Masa Depan Memiliki Prestasi

Prestasi tidak dapat dipisahkan dari berbuatan belajar, karena belajar


merupakan suatu proses, sedangkan prestasi adalah hasil dari proses pembelajaran
tersebut.
Bagi seorang siswa belajar merupakan suatu kewajiban. Berhasil atau
tidaknya seorang siswa dalam pendidikan tergantung pada proses belajar yang
dialami oleh siswa tersebut.
Belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang relatif
menetap sebagai hasil pengalaman dan latihan. Belajar pada manusia dapat
dirumuskan sebagai suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan dan nilai sikap.
Belajar tidak hanya dapat dilakukan di sekolah saja, namun dapat dilakukan
dimana-mana, seperti di rumah ataupun dilingkungan masyarakat. Belajar
merupakan proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu dan terjadi
dalam jangka waktu tertentu. Belajar adalah suatu usaha atau kegiatan yang
bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan
tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya
Belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan dalam
mengalami itu pelajar mempergunakan pancainderanya. Pancaindera tidak terbatas
hanya indera pengelihatan saja, tetapi juga berlaku bagi indera yang lain.
Belajar dapat dikatakan berhasil jika terjadi perubahan dalam diri kita,
namun tidak semua perubahan perilaku dapat dikatakan belajar karena perubahan
tingkah laku akibat belajar memiliki ciri-ciri perwujudan perubahan dalam proses
berlajar karena pengalaman atau praktek yang dilakukan secara sengaja dan
disadari. Pada ciri ini kita menyadari bahwa ada perubahan dalam diri, seperti
penambahan pengetahuan, kebiasaan, dan keterampilan.
Belajar juga mengarah pada perubahan positif yang berarti perubahan
tersebut baik dan bermanfaat bagi kehidupan serta sesuai dengan harapan karena
memperoleh sesuatu yang baru, yang lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan aktif

139
artinya perubahan tersebut terjadi karena adanya usaha dari siswa yang
bersangkutan.
Belajar dikatakan efektif apabila membawa pengaruh dan manfaat tertentu
bagi kita. Sedangkan perubahan yang fungsional artinya perubahan dalam diri
siswa tersebut relatif menetap dan apabila dibutuhkan perubahan tersebut dapat
direproduksi dan dimanfaatkan lagi.
Berdasarkan dari uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan kita untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, secara sengaja, disadari dan perubahan
tersebut relatif menetap serta membawa pengaruh dan manfaat yang positif bagi
siswa dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Untuk mendapatkan suatu prestasi tidaklah semudah yang dibayangkan,
karena memerlukan perjuangan dan pengorbanan dengan berbagai tantangan yang
harus dihadapi.
Berikut penjelasan lengkap bagaimana seorang pemimpin yang unggul
dapat berprestasi dengan tingkat kepedulian belajar pada dirinya.

A. Peduli terhadap Ilmu Pengetahuan


Ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,
menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan
dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang
pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan
kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.

Sumber: www. tripwow.tripadvisor.com

Gbr. 5.1

140
Ciri pemimpin adalah peduli ilmu pengetahuan

Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum


sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara
runtut dan diuji dengan seperangkat cara yang diakui dalam bidang ilmu tertentu.
Ilmu terbentuk karena manusia berusaha berpikir lebih jauh mengenai pengetahuan
yang dimilikinya.
Salah satu cara kepedulian kita akan ilmu pengetahuan adalah dengan
belajar. Seorang pemimpin akan selalu penasaran akan ilmu baru dan dilakukannya
dengan belajar. Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk belajar dengan
menggunakan rasa penasaran, yakni sebagai berikut:
- Mulailah untuk tidak mencari jawaban, tapi cenderung untuk mencari
pertanyaan. Semakin banyak pertanyaan yang kita ajukan, maka akan semakin
banyak pengetahuan yang didapat, dan sebisa mungkin ubahlah pengetahuan
tersebut menjadi pertanyaan kembali untuk terus dan terus belajar. Justru dengan
didapatkannya sebuah solusi atau jawaban, hal tersebut akan menghentikan kita
untuk berpikir lagi.
- Dengan menggunakan rasa penasaran, umumnya yang muncul adalah rasa
percaya diri, dan cenderung untuk berani menanyakan tentang sesuatu. Justru
dengan tidak memiliki pertanyaan, hal tersebut dapat melemahkan pemikiran kita,
atau bahkan membuat kita merasa lemah, karena kita masih memiliki banyak hal
yang tidak kita ketahui sebelumnya.
- Bertanyalah, bila hendak belajar. Siapa bilang orang yang sering bertanya adalah
orang yang lemah dan bodoh? Justru, mereka adalah orang yang kuat lagi
pemberani dan mulia.
- Dengan menjadi orang yang sering bertanya, maka kita akan cenderung menjadi
pendengar. Dengan menjadi pendengar, suatu hal yang sulit sekali dilakukan, mana
kala kita telah memiliki jawaban untuk segala sesuatu yang kita telah ketahui.
Dengan menggunakan rasa penasaran terus menerus, menjadikan kita "pendengar"
sejati. Lagipula, saat seseorang menolak menjadi pendengar, maka dalam dirinya
muncul sifat arogan, dan sifat arogan adalah hal yang tidak disukai oleh semuanya.
Ternyata belajar dengan rasa penasaran membuat kita lebih memiliki
antusiasme, ketimbang tanpa rasa penasaran, atau bahkan sudah memprediksi kira-
kira jawaban apa yang bakal keluar sebagai jawaban yang benar. Yang pasti, dalam

141
proses belajar dengan rasa penasaran ini, tidak ada kata "tua", yang ada adalah
sang muda yang selalu bersemangat mencari ilmu.
Kegiata belajar untuk mencari ilmu pengetahuan dapat kita lakukan dengan
mencarinya dari beragam sumber, misalnya media cetak (koran, majalah, tabloid),
radio, televisi, internet, mengunjungi museum, atau pergi ke perpustakaan.
Belajar untuk mendapatkan ilmu pengetahuan merupakan proses aktif
dimana pengetahuan, pengalaman belajar, serta perubahan perilaku terbentuk dari
dalam diri kita. Untuk itu kita hendakna bebas untuk berperan aktif dalam
pembelajaran. Kita tidak selalu menggantungkan sumber ilmu pengetahuan hanya
berasal dari guru yang diajarkan di kela. Pembelajaran yang berorientasi pada guru
tentu saja untuk sekarang ini tentu saja tidak memadai. Karena pembelajaran yang
berorientasi pada guru dianggap kurang efektif. Kita akanmenjadi berperan pasif,
hanya memperoleh pengetahuan dari satu sumber yaitu guru. Kita tidak dapat
mengembangkan diri karena sudah terbiasa mengandalkan materi yang diajarkan
guru. Kita pun tidak dilatih untuk belajar secara mandiri, sehingga guru tidak dapat
mengukur tingkat pemahaman masing-masing terhadap kita.

Sumber: www.smansara.blogspot.com

Gbr. 5.2
Kita bisa mencari sumber ilmu
dari beragam referensi

Kita dapat mengembangkan sendiri dalam mencari sumber ilmu


pengetahuan baru. Proses pencarian materi dari berbagai sumber itu bertujuan agar
kita dapat mendorong kemampuan pengembangan diri, memecahkan masalah,
mengambil keputusan, keterampilan mengevaluasi, menggunakan informasi/materi

142
tersebut serta menyebarluaskan atau menyajikan informasi/ materi tersebut kepada
teman lainnya.

B. Peduli terhadap Kegemaran Membaca


Pepatah bijak mengatakan bahwa orang yang bahagia itu akan selalu
menyediakan waktu untuk membaca. Hal ini karena membaca itu sumber hikmah.
Dengan membaca, kita menyediakan waktu untuk berpikir karena berpikir itu
pokok kemajuan. Sementara, dengan membaca berarti menyediakan waktu untuk
beramal karena beramal itu pangkal kejayaan.
Semakin sering kita membaca, maka kita akan semakin paham akan
kehidupan. Lebih dari itu, kita pun harus juga mempunyai teknik membaca dengan
memahami teori membaca yang baik. Pemahaman tentang teori membaca cepat ini
belumlah cukup karena membaca cepat merupakan aspek keterampilan. Oleh
karena itu, kita harus berlatih menerapkan model dan teknik membaca cepat
tersebut. Melatih membaca perlu dilakukan secara rutin dan berkelanjutan. Dengan
cara ini, kita akan terbiasa membaca cepat. Selanjutnya, kita akan senang membaca
walaupun dihadapkan kepada tumpukan buku banyak dan tebal.
Mohammad Hatta, salah seorang pemimpin bangsa ini mempunyai
kebiasaan membaca yang patut diteladani. Buku pelajaran beliau baca malam hari,
sedangkan buku lain termasuk roman untuk meluaskan cakrawala pengetahuan
beliau baca pada sore hari. Dalam dua tahun buku yang berjilid-jilid itu sudah
habis dibaca, bahkan ada yang sampai tiga kali diulang-ulang.

143
Sumber: www. community.kompas.com
Gbr. 5.3
Muh. Hatta salah seorang pemimpin yang gemar membaca

Peristiwa perbukuan lain yang dilakoni Pak Hatta ketika sedang berada di
Hamburg Jerman. Peristiwa ini merupakan keberuntungan tersendiri bagi Pak
Hatta, karena adanya perbedaan nilai mata uang gulden dengan mark. Pak Hatta
dapat memborong banyak buku disana. Kegiatan mengumpulkan buku terus
dilakukan Pak Hatta selama 11 tahun berada di Belanda.
Begitu pulang ke tanah air, Pak Hatta membawa serta 16 peti berisi buku,
sedangkan pakaian hanya sekoper. Setiba dirumah, buku tersebut disusun ke dalam
almari yang menghabiskan masa selama tiga hari. Perpustakaan pribadi tersebut
terus dibina dan dikembangkan oleh Pak Hatta. Sekalipun beliau sibuk dalam
pergerakan nasional, menjadi proklamator, wakil presiden dan perdana menteri
sampai menjadi rakyat biasa kembali. Bahkan sewaktu dibuang ke Boven Digul
dan Banda Neira, ratusan buku juga dibawa serta. Kecintaan Pak Hatta terhadap
buku telah mendapat apresiasi dari Pemerintah Kota Bukittingi dengan meminta
nama beliau untuk menjadi nama perpustakaan.

144
Sumber: www.politikana.com
Gbr. 5.4
Perpustakaan pribadi milik Muhammad Hatta

Maka berdirilah Perpustakaan Muhammad Hatta di kota kelahirannya


Bukittinggi yang beliau resmikan sendiri tepat pada ulang tahun yang ke-74
tanggal 12 Agustus 1976. Saya menganjurkan agar pemuda-pemuda membaca
buku-buku untuk menambah ilmu dan mengamalkannya guna membangun
Indonesia yang adil dan makmur, itulah pesan beliau yang tertulis di nisan
peresmian.
Betapa besarnya manfaat membaca ternyata tidak sesuai dengan tren
membaca di kalangan masyarakat Indonesia. Kebiasaan membaca buku di
kalangan masyarakat masih rendah Berdasarkan penelitian media informasi, seperti
radio dan televisi lebih populer dibanding buku. Dalam menyerap informasi
masyarakat Indonesia lebih memilih mendengar dan menonton daripada membaca.
Membaca adalah perilaku positif bagi seorang calon pemimpin. Perilaku
membaca harus diawali dengan pembiasaan (conditioning) sebelum akhirnya
mendarah daging dalam keseharian kita. Ketika aktivitas membaca sudah menjadi
kebiasaan, maka aktivitas membaca pun terus kita lakukan tanpa harus dipaksa.
Banyak dari kita mungkin merasa enggan untuk membuka lembaran demi
lembaran buku. Entah karena apa, kita sepertinya tidak memiliki semangat untuk
melahap bahan-bahan bacaan. Kerap kali kita membaca hanya sekilas lalu alias tak
merampungkan bacaan sampai selesai.

145
Sumber: www.muslimdaily.net

Gbr. 5.5
Gemar membaca adalah perilaku positif

Apakah membaca harus berupa buku? Membaca tidak harus berupa buku.
Banyak bahan bacaan yang bisa kita baca, misalnya surat kabar. Membaca surat
kabar juga penting bagi kita karena kita bisa terus mengikuti perkembangan-
perkembangan aktual, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
Banyak orang pintar dan cerdas disebabkan dari rajin membaca. Membaca
juga bisa membuat orang lebih dewasa. Dewasa di sini artinya memiliki pola pikir
yang tidak lagi kekanak-kanakan. Dengan membaca, orang bisa memandang setiap
permasalahan hidup bukan sebagai beban, namun tantangan yang harus
diselesaikan. Permasalahan dalam kehidupan tidak dipandang hanya dari satu sisi,
tetapi dari berbagai sisi. Orang yang memandang permasalahan hidup dari berbagai
sisi biasanya lebih bijaksana dan arif dalam menjalani kehidupan.
Berikut ini beberapa manfaat dari membaca:
1. Membaca menghilangkan kecemasan dan kegundahan.
2. Ketika sibuk membaca, seseorang terhalang masuk ke dalam kebodohan.
3. Kebiasaan membaca membuat orang terlalu sibuk untuk bisa berhubungan
dengan orang-orang malas dan tidak mau bekerja.
4. Dengan sering membaca, orang bisa mengembangakan keluwesan dan kefasihan
dalam bertutur kata.
5. Membaca membantu mengembangkan pemikiran dan menjernihkan cara
berpikir.
6. Membaca meningkatkan pengetahuan seseorang dan meningkatkan memori dan
pemahaman.

146
7. Dengan membaca, orang mengambil manfaat dari pengalaman orang lain:
kearifan orang bijaksana dan pemahaman para sarjana.
8. Dengan sering membaca, orang mengembangkan kemampuannya; baik untuk
mendapat dan memproses ilmu pengetahuan maupun untuk mempelajari berbagai
disiplin ilmu dan aplikasinya dalam hidup.
9. Membaca membantu seseorang untuk menyegarkan pemikirannya dari
keruwetan dan menyelamatkan waktunya agar tidak sia-sia.
10. Dengan sering membaca, orang bisa menguasai banyak kata dan mempelajari
berbagai tipe dan model kalimat; lebih lanjut lagi ia bisa meningkatkan
kemampuannya untuk menyerap konsep dan untuk memahami apa yang tertulis
“diantara baris demi baris” (memahami apa yang tersirat).

C. Peduli terhadap Sikap Mandiri

Kemandirian, meliputi perilaku mampu berinisiatif, mampu mengatasi


masalah/hambatan, mempunyai rasa percaya diri dan dapat melakukan sesuatu
sendiri tanpa bantuan orang lain. Kemandirian adalah hasrat untuk mengerjakan
segala sesuatu bagi diri sendiri. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa
kemandirian mengandung pengertian suatu keadaan dimana seseorang memiliki
hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya. Dengan demikian akan
berperilaku yang:
1. mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang
dihadapi,
2. memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas-tugasnya,
3. bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya.
Pengertian mandiri adalah suasana dimana seseorang mau dan
mampu mewujudkan kehendak dirinya yang terlihat dalam perbuatan nyata guna
menghasilkan sesuatu (barang/jasa) demi pemenuhan kebutuhan hidupnya dan
sesamanya. Hidup mandiri diartikan sebagai kemampuan untuk mengarahkan dan
mengendalikan diri sendiri dalam berpikir dan bertindak, serta tidak merasa
bergantung pada orang lain.
Anak yang mandiri mengandalkan dirinya sendiri dalam merencanakan dan
membuat keputusan penting. Kendati demikian, mereka bisa saja meminta dan

147
mempertimbangkan pendapat orang lain sebelum akhirnya membuat keputusan
yang tepat bagi mereka sendiri. Mereka bisa meminta pendapat orang tua, kakak,
guru, ataupun teman. Tetapi yang mengambil keputusan dalam menentukan
sesuatu adalah anak itu sendiri. Ingat, meminta pendapat orang lain jangan selalu
dianggap pertanda keetergantungan.
Kemandirian merupakan salah satu sifat dalam diri orang yang memiliki
identitas diri (jati diri). Kemandirian ialah sifat yang tidak tergantung pada diri
orang lain. Ia akan berusaha menyelesaikan masalah dalam hidupnya sendiri. Ia
akan berusaha menggunakan segenap kemampuan, inisiatif, daya kreasi,
kecerdasannya dengan sebaik-baiknya. Dengan kemandirian inilah justru
merupakan tantangan untuk membuktikan kreativitasnya. Dengan demikian akan
mendorong diri dapat mengaktualisasikan dirinya dengan sebaik-baiknya.
Kemandirian itu terdiri dari beberapa aspek, yaitu :
1. Emosi, aspek ini ditunjukan dengan kemampuan mengontrol emosi dan tidak
tergantungnya kebutuhan emosi dari orang lain,
2. Ekonomi, aspek ini ditunjukan dengan kemampuan mengatur ekonomi dan tidak
tergantungnya kebutuhan ekonomi pada orang lain,
3. Intelektual, aspek ini ditunjukan dengan kemampuan mengatasi berbagai
masalah yang dihadapi dan kemampuan mengembangkan daya kreasi dan inovasi.
4. Sosial, aspek ini ditunjukan dengan kemampuan untuk mengadakan interaksi
dengan orang lain dan tidak menunggu aksi dari orang lain.
Secara khusus beberapa hal yang harus kita perhatikan dalam menggapai
kemandirian adalah sebagai berikut.

1. Menggali potensi diri bahwa kita sebagai aset bangsa


Kita adalah generasi yang produktif saat ini. Perlu kiranya kita
memanfaatkan masa produktif untuk berbuat yang bermanfaat karena ditangan
kitalah tersimpan masa depan dan aset yang sangat prospektif. Hal ini dipertegas
menyatakan bahwa kita sebagai generasi muda adalah aset bangsa yang harus
dilestarikan. Cara melestarikannya tidak lain adalah membina diri agar
menemukan potensi diri yang sebenarnya. Maksudnya, agar kita mencurahkan
pikiran, tenaga, keahlian, ilmu, dan kemampuan untuk membangun bangsa dan
negara.

148
2. Membentuk diri yang bermoral dan berakhlak mulia
Moral dan akhlak yang mulia selalu menjadi ukuran baik tidaknya seorang
individu atau remaja di mata masyarakat. Sikap ini selalu menjadi harapan orang
tua, masyarakat, dan bangsa terhadap generasi penerus bangsa. Bahkan banyak
pendapat menyatakan bahwa tampa moral dan akhlak yang mulia, manusia tidak
berarti apa-apa. Dimilikinya hal tersebut menjadi kekuatan besar yang menjadi
pondasi dalam membangun dan menjawab tantangan zaman yang kompleks. Sopan
santun, bertanggung jawab, disiplin, pekerja keras, dan rendah hati adalah tujuan
yang hendaknya kita capai dalam pembinaan diri pada aspek moral dan akhlak
mulia.

3. Menjadi manusia cerdas dan terampil


Cerdas dan terampil disini tidak diartikan sacara sempit tetapi mencakup
beragam jenis ilmu pengetahuan dan keterampilan. Seperti cerdas dalam arti
berwawasan luas berbagai kehidupan, tampil mengurus diri, memimpin,
memahami orang lain, atau cerdas dan terampil memandang dan menjalani
kehidupan. Banyak kita temukan model-model pembinaan diri kita secara tidak
lansung mengajarkan berbagai hal, termasuk di dalamnya keahlian berkomunikasi
dengan orang. Hal ini merupakan dasar penting dalam kehidupan manusia yang
jarang diperoleh dalam pendidikan formal. Melalui organisasi-organisasi
pembinaan diri dapat menemukan berbagai pengalaman yang mengarah pada
peningkatan kualitas pribadinya. Pada akhirnya diterapkan dalam kehidupan
keluarga, masyarakat, serta bangsa dan negara.
Berikut pandangan seberapa penting mengenai syarat menciptakan sikap
mandiri:
1. Perlu latihan agar supaya tidak bergantung dalam segala sesuatu terhadap orang
lain.setidaknya bisa berusaha sendiri dengan batas-batas kemampuan diri
sendiri,bila sampai titik tertentu menemukan kesulitan bisa bertanya pada yang
lebih tahu atau yang lebih mengerti.
2. Sikap mandiri dalam kehidupan pribadi seseorang akan dengan sendirinya
menimbulkan rasa percaya diri. Alangkah rendah dirinya seseorang bila tidak
percaya diri, sehingga tidak bisa meyakinkan orang lain bahkan dirinya sendiri atas
segala kemampuan yang dimiliki. Hal ini sangat berbahaya,kecuali menyebabkan
perasaan seseorang lebih rendah dari orang lain yang akibatnya menutup dirinya

149
sendiri dari pengembangan diri, juga menyulitkan diri sendiri untuk maju ke arah
lebih baik.
3. Sikap mental meminta sedini mungkin dihindari, tanamkan pada diri sendiri
bahwa semua orang diberi kaemapuan lebih. Semua orang diberi cirikhas masing-
masing,jadi bersyukurlah dengan ciri khas kita, tentunya yang baik. Mentalitas
meminta kecualimerendahkan diri sendiri juga mengakibatkan diri sulit
berkembang. Sedikit-sedikit minta,sedikit-sedikit tolong,maka kemungkinan besar
kita akan biasa bergantung pada orang lain sehingga saat orang lain tidak ada maka
kita tidak bisa berbuat apa-apa.
Berusahalah dengan kemampuan maksimal yang kita miliki, percayalah
setiap kesulitan ada jalan dan setiap lorong gelap pasti ada ujung dan cahaya
terang. Jadi jangan biarkan diri kita terendam dalam kefanaan hati tanpa
usaha,tanpa tujuan,tanpa motivasi.
4. Sikap malu dan rendah diri menghambat kemandirian seseorang. Bila kita
mempunyai sikap pemalu kita bisa mengatasinya dengan banyak bergaul dengan
orang di sekitar kita, Percayalah pada diri kita, Bahwa kita itu sangat istimewa dan
kita sangat bisa untuk berkembang. Ingat bahwa dengan orang lain pun punya
kelebihan dan kekurangan. Jadi, mengapa harus minder dengan diri sendiri?
5. Jika kita punya keinginan, kemudian kita berusaha untuk mewujudkan keinginan
Anda bagaimanapun caranya dan sesuai ciri khas kita. Maka dalam diri kita
sebetulnya sudah tertanam sikap mandiri. Tinggal melangkah sesuai hati nurani
kita, tanpa perlu malu dan ragu-ragu. Setiap orang akan mempunyai penilaian
sendiri-sendiri sesuai sudut pandang orang tersebut. Jadi, jangan samakan orang
lain dengan diri kita. Kita istimewa, kita mampu, kita percaya diri dan berani
mengambil keputusan tentunya konsekuen dengan resiko sendiri itu berarti kita
sudah mandiri.
6. Mandiri sejak kecil akan sangat-sangat bermanfaat takala sudah usia dewasa.
Disaat kita harus membawa diri kita sendiri tanpa unsur pengaruh dan bujukan
orang lain, tanpa meninggalkan hati nurani dan prinsip hidup yang sudah tertanam
pada diri kita sejak kecil, maka tidak perlu lagi sikap ragu-ragu dalam
berfikir,bertindak dan mewujudkan keinginan dan cita-cita hidup kita.
7. Sikap mandiri berarti kita berusaha menggali kemampuan diri sendiri. Kemana
arah dan tujuanya akan dengan sendirinya mengikuti alur hati nurani kita. Bila kita
bisa mandiri maka kita tidak perlu menunduk saat berhadapan dengan orang lain.

150
Namun sebaliknya bila kita tidak ada sedikitpun prinsip hidup mandiri dan sikap
mandiri dalam diri kita maka orang lain pun tidak akan menghargai kita.

151
BAB 6
Pemimpin Masa Depan Bervisi Nasionalis

Pembahasan bab ini mengenai watak seorang pemimpin yang cinta tanah
air (nasionalis) yang berhubungan dengan nasionalisme. Nasionalisme adalah satu
paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam
bahasa Inggris "nation") dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk
sekelompok manusia.
Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola pikirnya mulai
merosot. Ikatan ini terjadi saat manusia mulai hidup bersama dalam suatu wilayah
tertentu dan tak beranjak dari situ. Saat itu, naluri mempertahankan diri sangat
berperan dan mendorong mereka untuk mempertahankan negerinya, tempatnya
hidup dan menggantungkan diri. Dari sinilah cikal bakal tubuhnya ikatan ini, yang
notabene lemah dan bermutu rendah. Ikatan inipun tampak pula dalam dunia
hewan saat ada ancaman pihak asing yang hendak menyerang atau menaklukkan
suatu negeri. Namun, bila suasanya aman dari serangan musuh dan musuh itu
terusir dari negeri itu, sirnalah kekuatan ini.

Sumber: www.mtsbahrululumawipari.wordpress.com

Gbr. 6.1
Nasonalisme telah tumbuh sejak zaman perjuangan

Nasionalisme dapat menonjolkan dirinya sebagai sebagian paham negara


atau gerakan (bukan negara) yang populer berdasarkan pendapat warganegara,
etnis, budaya, keagamaan dan ideologi. Kategori tersebut lazimnya berkaitan dan

152
kebanyakan istilah nasionalisme mencampuradukkan sebagian atau semua bagian
tersebut.
Pada zaman sekarang, sudah banyak anak muda yang nantinya akan
memimpin negara kita yang tercinya ini yang tidak memiliki sikap nasionalisme
pada diri mereka. Sikap nasionalisme dapat tumbuh, jika ada kesadaran pada diri
masing-masing individu.
Sikap Nasionalisme harus dimiliki oleh setiap warga Negara, sebab dengan
adanya sikap cinta tanah air, kita dapat menjaga dan melindungi Negara kita dari
ancaman dalam bentuk apapun. Sikap nasionalisme dapat diamalakan tidak harus
dengan ikut menjaga di perairan atau diperbatas seperti Para TNI. Akan Tetapi,
bagi para anak muda dan pelajar dapat mengamalkannya melalui kegiatan yang
biasa mereka lakukan sehari-hari. Contohmya: Bagi para pelajar, mereka harus
rajin belajar, agar kelak mereka berguna bagi bangsa dan tanah air kita yang
tercinta ini, menggunakan produk dalam negeri. Kita harus yakin bahwa produk-
produk negera kitapun tidak kalah dengan produk-produk luarnegei, dsb. Itu salah
satu contoh sikap cinta tanah air yang harus kita miliki.
Jika kita ingin menjadi pemimpin, semangat nasionalisme harus
dikembangkan dalam diri. Berikut ini beberapa ciri sikap pemimpin yang
menjunjung tinggi nasionalisme.

A. Pelopor Rasa Bangga terhadap Bahasa


Pemuda-pemudi Indonesia pada masa pergerakan berhasil
menyelenggarakan Kongres Pemuda Indonesia. Dalam kongres tersebut tercetuslah
ikrar bersama yang lebih dikenal dengan Sumpah Pemuda . Ikrar Sumpah Pemuda
yang dikumandangkan pada tanggal 28 Oktober 1928 itu salah satu butirnya adalah
menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Adapun bunyi ikrar lengkap
pemuda Indonesia yang dikenal dengan sebutan Sumpah Pemuda itu adalah
sebagai berikut.
- Kami putera dan puteri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, Tanah
Air Indonesia.
- Kami putera dan puteri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa
Indonesia.

153
- Kami putera dan puteri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa
Indonesia.
Bahasa Indonesia adalah bahasanya warga Negara Indonesia. Oleh karena
itu wajib hukumnya bagi warga Negara Indonesia untuk merawat dan
melestarikannya. Tidak hanya dipakai dalam menyusun naskah pidato atau naskah
undang-undang saja namun seharusnya bahasa Indonesia dipakai dalam segala hal
oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Dewasa ini, bahasa Indonesia mulai ditinggalkan si empunya. Maraknya
bahasa gaul atau bahasa modern yang kini menyebar luas di kalangan pemuda-
pemudi Indonesia tampaknya telah menggeser kedudukan bahasa Indonesia di
mata mereka. Kini mereka tidak lagi bersemangat untuk mempelajari bahasa
nasional kita seperti halnya semangat pemuda sebelum kemerdekaan.
Dahulu, pemuda dan pemudi Indonesia begitu kerasnya berjuang
mempersatukan Indonesia hingga pada akhirnya tercetuslah sumpah yang sangat
terkenal yakni sumpah pemuda. Isi sumpah tersebut di antaranya adalah seluruh
pemuda Indonesia bersumpah untuk menjunjung suatu bahasa yang akan
mempersatukan bangsa Indonesia, bahasa yang akan menjadi bahasa seluruh warga
Negara Indonesia, bahasa Indonesia.
Untuk mencintai bahasa Indonesia, perlu diberikan motivasi dan alasan
bagi seluruh warga Indonesia untuk kembali mencintai dan bangga akan bahasa
Indonesia. Motivasi dan alasan tersebut ada lima yakni:
1. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
Fakta sejarah mengatakan jika bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu
Riau. (Baca di sini) yang mana menurut Jan Huygen Van linschoten dalam
bukunya Itinerario disebutkan bahwa bahasa Melayu terkenal sebagai bahasa yang
paling sopan dan paling pas di kawasan timur. Maka dari itu, meski bahasa
Indonesia kini sudah berbeda dari bahasa melayu dulu, namun kita harus bangga
karena bahasa kita dahulu adalah bahasa mulia dan hingga kini masih merupakan
bahasa yang mulia serta selayaknya kita jaga dan tingkatkan kemuliaannya dengan
merawat dan melestarikannya
2. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang mudah.
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang berbeda dari bahasa lain di dunia.
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang mudah karena bahasa ini tidak memiliki

154
tingkatan kata atau pun kalimat. Maksudnya walau pun kejadian tersebut terjadi
kemarin, sekarang atau pun besok, kata yang dipergunakan tetap sama.
3. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang unik.
Meski bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu namun bahasa
Indonesia kini telah berbeda dari bahasa Melayu, baik dari susunan kata atau
fungsi kata. Contohnya adalah pada kasus Manohara yang tengah hangat akhir-
akhir ini. Jika kita simak dialog antara warga Negara Indonesia dengan warga
Negara Malaysia di televisi, maka akan Anda temukan beberapa penggunaan kata
yang berbeda seperti kata ‘boleh’, ‘bisa’ dan sebagainya. Dengan kata lain, bahasa
Indonesia adalah bahasa yang hanya ada satu-satunya di dunia. Satu-satunya
bahasa yang menjadi identitas warga Negara Indonesia.
4. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang sangat kaya.
Pada mulanya bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu dan bahasa Melayu
pada mulanya adalah bahasa pasar. Bahasa pasar tercipta dari gabungan bahasa-
bahasa pedagang dari seluruh penjuru dunia yang dulu singgah di Melayu.
Kemudian bahasa tersebut berkembang pesat kosa katanya dan pada akhirnya
terbentuk bahasa yang paling terkenal dari wilayah timur yaitu bahasa Melayu.
Oleh bangsa Indonesia, bahasa melayu kemudian dijadikan pondasi awal
untuk membentuk bahasa baru dengan proses yang tidak sebentar. Proses tersebut
di antaranya adalah penambahan kosakata baru baik diserap dari bahasa asing
maupun dari bahasa daerah. Hingga pada akhirnya ejaannya disempurnakan.
Namun proses penyerapan kata tidak terputus hingga sekarang ini.
Karena pada awalnya bahasa Indonesia adalah bentukan dari bahasa
pedagang dari seluruh penjuru dunia, maka bahasa Indonesia memiliki ribuan kata
yang diserap dari bahasa beberapa bangsa di dunia. Proses tersebut menjadikan
bahasa Indonesia menjadi bahasa yang kaya.
5. Bahasa Indonesia mulai dipelajari bangsa lain.
Bahasa Indonesia ternyata tidak hanya dipelajari oleh bangsa Indonesia
saja. Bahasa Indonesia sendiri kini tengah dipelajari oleh warga Negara di
Australia. (Untuk lebih lengkapnya baca beritanya di sini). Alasan warga Negara
Australia mempelajari bahasa Indonesia adalah karena mereka tertarik dengan
budaya bangsa Indonesia dan ingin memperdalam pengetahuan akan Indoensia
dengan mempelajari bahasa Indonesia. Sungguh membanggakan, bahasa kita
ternyata dikagumi bangsa selain bangsa Indonesia. Dengan begini bukan mustahil

155
jika bahasa Indonesia kelak mampu menjadi bahasa Internasional menggantikan
bahasa Inggris.
Bangsa Indonesia beruntung memiliki bahasa Indonesia yang
berkududukan sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Sebagai bahasa
nasional, bahasa Indonesia digunakan sebagai lambang idendtitas nasional,
lambang kebanggaan nasional, alat pemersatu bangsa dan alat komunikasi
antarsuku bangsa. Sedangkan sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia digunakan
sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa administrasi negara, bahasa pengantar di
lembaga pendidikan dan sebagai alat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan,
teknologi dan budaya.
Keberhasilan bangsa Indonesia menjadikan bahasa Indonesia menjadikan
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara tak terlepas dari
perjuangan pemuda generasi tahun 20-an melalui ikrar Sumpah Pemuda. Ikrar
Sumpah Pemuda merupakan peristiwa penting sebab melibatkan kepentingan
kehidupan nasional dan generasi muda. Sumpah Pemuda juga menyatakan
kebulatan tekad sosial, budaya dan politik yamg menjiwai perjuangan generasi
Indonesia pada masa sekarang. Karena itu, Sumpah Pemuda merupakan tonggak
sejarah yang amat penting, baik pada masa itu dan lebih-lebih bagi pertumbuhan
bangsa Indonesia di masa sekarang dan mendatang.
Sumpah Pemuda merupakan jaringan pernyataan kebulatan tekad yang
dijalin oleh tiga unsur yang berkaitan erat dan memiliki hubungan timbal balik.
Tiga unsur tersebut adalah bertanah air satu tanah air Indonesia, berbangsa satu
bangsa Indonesia dan menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia. Amran
Halim berpendapat bahwa penghayatan dan penerapan isi dan semangat ketiga
unsur itulah yang dimaksud dengan pembinaan bahasa Indonesia. Dengan kata
lain, pembinaan bahasa Indonesia adalah proses sosial budaya dan kebahasaan
yang bertujuan menempatkan bahasa Indonesia pada kedudukannya yang
terhormat dalam kemasyarakatan bangsa Indonesia.
Masalah pembinaan bahasa Indonesia adalah masalah yang menyangkut
pemeliharaan bahasa Indonesia. Sedangkan salah satu wujud pembinaan bahasa
Indonesia adalah terselenggaranya pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan
benar oleh masyarakat Indonesia. Dengan demikian, masalah pemakaian bahasa
Indonesia yang baik dan benar adalah masalah nasional Indonesia.

156
Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa cocok dengan situasi
pemakaiannya. Ada dua situasi pemakaian bahasa, yaitu situasi resmi dan tidak
resmi. Situasi resmi adalah situasi kebahasaan yang berkaitan dengan masalah
kedinasan, keilmuan, berbicara di depan umum dan berbicara dengan orang
dihormati misalnya mengajar, surat-menyurat, membuat laporan, karya ilmiah,
berbicara dengan atasan dan guru. Pada situasi seperti ini selain sebagai alat
komunikasi, bahasa juga sebagai alat untuk menyampaikan gagasan. Karena itu,
perlu menggunakan bahasa baku.
Sedangkan situasi tidak resmi adalah pemakaian bahasa dalam pergaulan
sehari-hari dengan masalah pokok keseharian. Obrolan di warung, tawar-menawar
di pasar adalah contoh situasi kebahasaan tidak resmi. Pada situasi seperti ini,
bahasa hanyalah merupakan alat komunikasi. Asal lawan bicara memahami
maksud pembicaraan memadailah bahasa tersebut. Penyimpangan kaidah bukanlah
hal yang tercela benar, asal pelanggaran tidak mengubah makna. Bahkan
penyisipan bahasa asing atau daerah bukanlah suatu hal yang tidak mustahil.
Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang penggunaannya
selalu menaati kaidah bahasa Indonesia (baku). Menurut Suwito, ada beberapa ciri
kebahasaan ragam baku antara lain kebakuan ejaan, peristilahan, kosakata, tata
bahasa dan lafal. Ragam baku bahasa Indonesia ialah bahasa Indonesia yang tata
cara dan tertib penulisannya mengikuti ejaan bahasa Indonesia yang
disempurnakan serta tertib dalam pembentukan istilahnya yang berpedoman
kepada pedoman umum pembentukan istilah bahasa Indonesia. Bahasa baku harus
menggunakan kata-kata baku seperti bagaimana, mengapa, memberi bukannya
gimana, kenapa, kasih dan sebagainya. Selain itu, bahasa baku harus taat asas pada
kaidah ketatabahasaan yaitu konsisten menggunakan hukum diterangkan
menerangkan pada pembentukan kata serta menggunakan subjek predikat dalam
pembentukan kalimat. Pada bahasa lisan, ragam baku bahasa Indonesia adalah
ragam bahasa yang relatif bebas dari atau sesedikit mungkin diwarnai oleh lafal
bahasa daerah atau dialek setempat.
Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah penggunaan
bahasa Indonesia yang sesuai situasinya dan sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia. Berdasar asumsi ini, ada dua syarat utama yang harus dipenuhi pemakai
bahasa Indonesia agar pemakaian bahasa Indonesia-nya baik dan benar. Syarat
tersebut adalah memahami secara baik kaidah bahasa Indonesia dan memahami

157
benar situasi kebahasaan yang dihadapi. Seseorang yang menggunakan bahasa
baku dalam situasi resmi dan menggunakan ragam tidak baku dalam situasi tidak
resmi adalah orang yang mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar karena sesuai dengan fungsi dan situasinya.
Agar bisa memakai bahasa Indonesia secara baik dan benar, maka perlu
adanya sikap positif para pemakai bahasa Indonesia. Sikap ini setidaknya
mengandung tiga ciri pokok yaitu kesetiaan bahasa, kebanggaan bahasa dan
kesadaran akan adanya norma bahasa. Kesetiaan adalah sikap yang mendorong
masyarakat untuk mempertahankan kemandirian bahasanya.
Kebanggaan bahasa adalah sikap yang mendorong orang atau sekelompok
menjadikan bahasanya sebagai identitas pribadi atau kelompoknya sekaligus
membedakan dengan yang lain. Sedangkan kesadaran adanya norma adalah sikap
yang mendorong penggunaan bahasa secara cermat, korek, santun dan layak.
Kesadaran demikian merupakan faktor yang menentukan dalam perilaku tutur.
Sikap tidak ada gairah untuk mempertahankan kemandirian bahasanya,
mengalihkan kebanggaan kepada bahasa lain yang bukan miliknya dan sikap tidak
memelihara cermat bahasa dan santun bahasanya harus dicegah karena akan
merugikan pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia.
Karena itu, sebagai wujud penghargaan dan perhormatan terhadap
pahlawan bangsa yang telah mencetuskan ikrar Sumpah Pemuda, marilah kita
tumbuh kembangkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia dengan menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar.

B. Pelopor Rasa Bangga terhadap Budaya


Budaya Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal,
maupun kebudayaan asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesia
merdeka pada tahun 1945. Adapun kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang
diakui sebagai identitas nasional. Definisi kebudayaan nasional menurut TAP MPR
No.II tahun 1998, yakni: Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah
perwujudan cipta, karya dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan
daya upaya manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai
bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada

158
pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa. Dengan demikian
Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang berbudaya.

Sumber: www.senidaerah.wordpress.com

Gbr. 6.2
Pemimpin sejati memiliki kebanggaan
pada budaya bangsa

Kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah


“puncak-puncak dari kebudayaan daerah”. Kutipan pernyataan ini merujuk pada
paham kesatuan makin dimantapkan, sehingga ketunggalikaan makin lebih
dirasakan daripada kebhinekaan. Wujudnya berupa negara kesatuan, ekonomi
nasional, hukum nasional, serta bahasa nasional. Definisi yang diberikan oleh
Koentjaraningrat dapat dilihat dari peryataannya: “yang khas dan bermutu dari
suku bangsa mana pun asalnya, asal bisa mengidentifikasikan diri dan
menimbulkan rasa bangga, itulah kebudayaan nasional”. Pernyataan ini merujuk
pada puncak-puncak kebudayaan daerah dan kebudayaan suku bangsa yang bisa
menimbulkan rasa bangga bagi orang Indonesia jika ditampilkan untuk mewakili
identitas bersama.
Pernyataan yang tertera pada GBHN tersebut merupakan penjabaran dari
UUD 1945 Pasal 32. Dewasa ini tokoh-tokoh kebudayaan Indonesia sedang
mempersoalkan keberadaan kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional terkait
dihapuskannya tiga kalimat penjelasan pada pasal 32 dan munculnya ayat yang
baru.
Sebelum diamandemen, UUD 1945 menggunakan dua istilah untuk
mengidentifikasi kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional. Kebudayaan
bangsa, ialah kebudayaan-kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagi puncak-
puncak di daerah-daerah di seluruh Indonesia, sedangkan kebudayaan nasional

159
sendiri dipahami sebagai kebudayaan angsa yang sudah berada pada posisi yang
memiliki makna bagi seluruh bangsa Indonesia. Dalam kebudayaan nasional
terdapat unsur pemersatu dari Banga Indonesia yang sudah sadar dan menglami
persebaran secara nasional. Di dalamnya terdapat unsur kebudayaan bangsa dan
unsur kebudayaan asing, serta unsur kreasi baru atau hasil invensi nasional.
Direktorat Sejarah dan Nilai Tradsional, Kongres Kebudayaan 1991: Kebudayaan
Nasional Kini dan di Masa Depan,
Kebudayaan Indonesia itu beraneka ragam dan berasal dari berbagai suku
di penjuru tanah air Indonesia. Kebudayaan Indonesia walau bermacam-macam,
namun pada dasarnya terbentuk dan dipengaruhi oleh kebudayaan besar lainnya,
seperti kebudayan Tionghoa, kebudayaan India, dan kebudayaan Arab. Seperti
kesenian tarian Melayu: Serampang Dua Belas, Joget lambak, Zapin, tari Tanggai
yang pada dasarnya dipengaruhi kebudayaan negeri tetangga kita,
Malaysia.Ampar-ampar Pisang (kalimantan Selatan), Cik-cik Periuk (kalimantan
barat), Ayam Den lapeh (Sumatera Barat), Kicir-kicir, Jali-jali, Lenggang
Kangkung (Jakarta) juga merupakan lagu-lagu daerah. Sesungguhnya banyak
sekali kesenian budaya yang diwariskan, tetapi banyak anak muda yang tidak
meneruskan warisan leluhur ini, anak muda yang masa bodoh dengan budayanya.
Ini sama saja dengan membunuh identitas negara, misalnya mereka lebih memilih
musik barat yang lebih populer.
Semestinya bukan hanya pemerintah yang berperan aktif dalam menjaga
kebudayaan tetapi masyarakat terutama remaja juga harus berperan aktif dalam
mengenalkan budaya Indonesia ke dunia luar. Karena sebagai anak bangsa kita
wajib berbangga dengan budaya Indonesia, dan wajib untuk melestarikan budaya
sebagai identitas Indonesia.
Kebanggaan kepada bangsa kita, Indonesia berarti kita juga bangga dengan
budaya bangsa Indonesia. Bangga dengan budaya bangsa Indonesis berarti juga
kita harus mau menggunakan kebudayaan itu dalam kehidupan kita sehari-hari.
Jika kita menyatakan bangga dengan budaya Indonesia namun kita tidak mau
menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari, maka bisa dipastikan bahwa
kebanggaan kita itu hanyalah kebanggaan semu, tidak merasuk dalam hati nurani
kita.
Hal ini penting untuk dipahami, karena banyak diantara masyarakat
Indonesia, terutama remaja dan pelajarnya yang secara lisan menyatakan bangga

160
dengan budaya Indonesia, namun kenyataannya dalam kehidupan sehari-hari
mereka jarang sekali bersentuhan dengan budaya yang mereka akui mereka
banggakan itu. Bahkan mungkin bisa dikatakan bahwa remaja kita merasa malu
jika menggunakan produk budaya Indonesia. Misalnya saja memakai pakaian batik
kebaya pada remaa putri, menyanyikan lagu dangdut/lagu daerah pada pertunjukan
musik, menonton wayang, dan sebagainya.
Mengapa ditekankan pentingnya kebanggaan budaya bangsa di kalangan
remaja atau pelajar? Karena merekalah generasi penerus bangsa ini. Jika pada saat
ini mereka sudah tidak bangga lagi dengan keberadaan kebudayaan bangsanya
sendiri, maka bisa dipastikan di masa yang akan datang, generasi kita akan
semakin asing dan tidak mengenal kebudayaan bangsanya sendiri.
Jadi, agar kebudayaan bangsa kita bisa tetap ada, maka mulailah dari diri
kita sendiri. Merasalah bangga dengan budaya bangsa dengan cara
menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Beragam wujud warisan budaya lokal yang ada di sekitar memberi kita
kesempatan untuk mempelajari kearifan lokal dalam mengatasi masalah-masalah
yang dihadapi di masa lalu. Masalahnya kearifan lokal tersebut seringkali
diabaikan, dianggap tidak ada hubungannya dengan masa sekarang apalagi masa
depan. Dampaknya adalah banyak warisan budaya yang lapuk dimakan usia,
terlantar, terabaikan bahkan dilecehkan keberadaannya. Padahal banyak bangsa
yang kurang kuat sejarahnya justru mencari-cari jatidirinya dari tinggalan sejarah
dan warisan budayanya yang sedikit jumlahnya. Kita sendiri, bangsa Indonesia,
yang kaya dengan warisan budaya justru mengabaikan asset yang tidak ternilai
tersebut.
Sungguh kondisi yang menyedihkan, kita sebagai bangsa dengan jejak
perjalanan sejarah yang panjang sehingga kaya dengan keanekaragaman budaya
lokal seharusnya mati-matian melestarikan warisan budaya yang sampai kepada
kita. Melestarikan tidak berarti membuat sesuatu menjadi awet dan tidak mungkin
punah. Melestarikan berarti memelihara untuk waktu yang sangat lama. Jadi upaya
pelestarian warisan budaya lokal berarti upaya memelihara warisan budaya lokal
untuk waktu yang sangat lama.
Karena upaya pelestarian merupakan upaya memelihara untuk waktu yang
sangat lama maka perlu dikembangkan pelestarian sebagai upaya yang
berkelanjutan (sustainable). Jadi bukan pelestarian yang hanya mode sesaat,

161
berbasis proyek, berbasis donor dan elitis (tanpa akar yang kuat di masyarakat).
Pelestarian tidak akan dapat bertahan dan berkembang jika tidak didukung oleh
masyarakat luas dan tidak menjadi bagian nyata dari kehidupan kita.
Singkat kata pelestarian akan dapat bertahan jka berbasis pada kekuatan
dalam kekuatan lokal, kekuatan swadaya. Karenanya sangat diperlukan penggerak,
pemerhati, pecinta dan pendukung dari berbagai lapisan masyarakat. Untuk itu
perlu ditumbuhkembangkan motivasi yang kuat untuk ikut tergerak berpartisipasi
melaksanakan pelestarian, antara lain:
1. Motivasi untuk menjaga, mempertahankan dan mewariskan warisan budaya
yang diwarisinya dari generasi sebelumnya;
2. Motivasi untuk meningkatkan pengetahuan dan kecintaan generasi penerus
bangsa terhadap nilai-nilai sejarah kepribadian bangsa dari masa ke masa melalui
pewarisan khasanah budaya dan nilai-nilai budaya secara nyata yang dapat dilihat,
dikenang dan dihayati;
3. Motivasi untuk menjamin terwujudnya keragaman atau variasi lingkungan
budaya;
4. Motivasi ekonomi yang percaya bahwa nilai budaya local akan meningkat bila
terpelihara dengan baik sehingga memiliki nilai komersial untuk meningkatkan
kesejahteraan pengampunya; dan
5. Motivasi simbolis yang meyakini bahwa budaya lokal adalah manifestasi dari
jatidiri suatu kelompok atau masyarakat sehingga dapat menumbuhkembangkan
rasa kebanggaan, harga diri dan percaya diri yang kuat.
Dari penjelasan diatas dapat diketahi bahwa pelestarian budaya lokal juga
mempunyai muatan ideologis yaitu sebagai gerakan untuk mengukuhkan
kebudayaan, sejarah dan identitas, dan juga sebagai penumbuh kepedulian
masyarakat untuk mendorong munculnya rasa memiliki masa lalu yang sama
diantara anggota masyarakat.

C. Pelopor Rasa Bangga terhadap Tanah Air


Perjalanan sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang dimulai sejak era
sebelum dan selama penjajahan, dilanjutkan dengan era merebut dan
mempertahankan kemerdekaan sampai dengan era mengisi kemerdekaan,
menimbulkan kondisi dan tuntutan yang berbeda sesuai zamannya. Kondisi dan

162
tuntutan yang berbeda tersebut ditanggapi oleh bangsa Indonesia berdasrkan
kesamaan nilai- nilai kejuangan bangsa yang senantiasa tumbuh dan berkembang
yang dilandasi oleh jiwa,tekad, dan semangat kebangsaan. Semua itu tumbuh
menjadi kekuatan yang mampu mendorong proses terwujudnya NKRI.
Bisa dikatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia ini dilahirkan
oleh generasi yang mempunyai idealisme cinta tanah air dan bangsa, kalau tidak,
mungkin saat ini kita bangsa Indoneia masih dijajah oleh Belanda yang luas
negaranya dibandingkan pulau Bali saja masih luasan pulau Bali. Kita harus sangat
terimakasih kepada para tokoh yang mencentuskan pembentukan organisasi Boedi
Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908, para pencetus Sumpah Pemuda pada tanggal
28 Oktober 1928, dan para tokoh yang memungkinkan terjadinya proklamasi 17
Agustus 1945. Saya sangat yakin mereka adalah contoh paling pas untuk dijadikan
tokoh-tokoh nasionalis tulen yang cintanya pada tanah air dan bangsa melebihi
cintanya pada diri sendiri yang kita harus hormati sepanjang masa.
Dalam perkembengan selanjutnya, sejak terjadinya krisis moneter yang
kemudian dilanjutkan dengan krisis multidimensi telah melahirkan era reformasi
yang mengakibatkan terjadinya perubahan sosial sangat mendasar, antara lain
berupa tuntutan masyarakat akan keterbukaan,demokratisasi dan HAM.
Perkembangan lingkungan strategik baik global,regional maupun nasional sangat
erat kaitannya dengan upaya bela Negara terhadap cinta tanah air yang menjadi
hak dan kewajiban setiap warga negara Indonesia. Kondisi perkembangan
lingkungan strategik sangat menarik sebagai bahan kajian, terutama dikaitkan
dengan upaya bela negara karena pada dasarnya hal ini merupakan peluang dan
sekaligus tantangan bagi ketahanan nasional bangsa Indonesia.
Generasi pendiri bangsa pada masa penjajahan berhasil membangkitkan
rasa cinta tanah air dan bangsa yang pada akhirnya berhasil memerdekakan bangsa
Indonesia. Kalau saja rasa cinta tanah air dan bangsa sekali lagi bisa menjadi faktor
yang memotivasi bangsa Indonesia, ada kemungkinan bangsa Indonesia akan bisa
bangkit kembali dengan masyarakatnya bisa menghasilkan karya-karya yang
membanggakan kita sebagai bangsa dan mungkin kemiskinan tidak merjarela
seperti sekarang ini.
Walaupun bagaimana, Indonesia ini adalah tanah air dan bangsa kita sendiri
yang kita wajib untuk mencintainya dengan segala kekurangannya. Sungguh
sayang apabila warisan NKRI yang sudah diwariskan kepada kita dengan banyak

163
pengorbanan darah dan airmata dari para “founding fathers” ini tidak kita cintai
untuk dijadikan Negara dan Bangsa yang maju dengan masyarakatnya yang adil,
makmur dan sejahtera seperti halnya negara-negara maju lainya seperti Amerika
Serikat, Jepang, Singapura, dll.
Salah satu bukti cinta tanah air adalah bela negara. Bela Negara adalah
tekad, sikap, dan tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu, dan
berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air, kesadaran berbangsa dan
bernegara Indonesia serta keyakinan akan kesaktian pancasila sebagai ideologi
negara dan kerelaan untuk berkorban guna meniadakan setiap ancaman, baik dari
luar negeri maupun dari dalam negeri yang membahayakan kemerdekaan dan
kedaulatan negara, kesatuan dan persatuan bangsa, keutuhan wilayah dan
yurisdiksi nasional serta nilai- nilai Pancasila dan UUD 45.
Upaya bela negara adalah kegiatan yang dilakukan oleh setiap warga
negara sebagai penuaian hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan
pertahanan keamanan negara. Upaya bela negara merupakan kehormatan yang
dilakukan oleh setiap warga negara secara adil dan merata. Hak dan kewajiban
warga negara yang diwujudkan dengan keikutsertaan dalam upaya bela negara
antara lain diselenggarakan melalui Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN).
Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN) adalah pendidikan dasar bela negara
guna menumbuhkan kecintaan pada tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara
Indonesia.
Keyakinan akan kesaktian Pancasila sebagai Ideologi negara, kerelaan
berkorban untuk negara, serta memberikan kemampuan awal bela negara.
Rumusan tersebut sangat jelas tujuan dan sasarannya yaitu setiap warga negara
mempunyai hak dan kewajiban untuk mempertahankan kedaulatan negara,
persatuan dan kesatuan bangsa serta keutuhan wilayah NKRI. Namun demikian,
mengingat kemajemukan masyarakat dan keragaman budaya yang melatar
belakanginya, maka pengertian bela negara mempunyai implikasi sosial budaya
yang tidak boleh diabaikan dalam menanamkan kesadaran dan kepedulian segenap
warga negara.
Rasa cinta tanah air dapat ditanamkan kepada kita sejak usia dini agar rasa
terhadap cinta tanah air tertananam d hati dan kita dapat menjadi manusia yang
dapat menghargai bangsa dan negaranya. Hal ini adapat dilakukan misalnya
dengan upacara sederhana setiap hari Senin yang di lakukan di sekolah dengan

164
menghormat bendera Merah Putih, menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan
penuh bangga, dan mengucapkan Pancasila dengan semangat. Meskipun lagu
Indonesia Raya masih sulit dan panjang untuk ukuran anak usia dini, tetapi dengan
membiasakan mengajak menyanyikannya setiap hari Senin ada upacara, maka
anak akan hafal dan bisa memahami isi lagu.
Merah Putih bisa diangkat menjadi sub tema pembelajaran.Pentingnya
sebuah lagu kebangsaan dan itu menjadi sebagai identitas dari negara tersebut, agar
dapat mengingatkan kembali betapa pentingnya cinta terhadap Negara Republik
Indonesia.selain melakukan upacara ada juga cara menanamkan sikap cinta tanah
air dengan mengadakan lomba 17 Agustus sebagaimana di tanggal setiap 17
Agustus semua masyarakat Indonesia selalau memperingati hari kemerdekaan
Negara republik Indonesia yang di cetuskan oleh presiden pertama Indonesia Bung
Karno yang jatuh tnggal 17 Agustus 1945.
Kegiatannya seperi ini bisa diarahkan pada lima aspek perkembangan sikap
perilaku maupun kemampuan dasar. Pada aspek sikap perilaku, melalui cerita bisa
menghargai dan mencintai Bendera Merah Putih, mengenal cara mencintai
Bendera Merah Putih dengan merawat dan menyimpan dengan baik, menghormati
bendera ketika dikibarkan.
Perkembangan zaman sudah membawa pengaruh yang cukup besar bagi
warga negara indonesia yang dapat mendatangkan dampak positif maupun negatif
sekalipun. Memang tidak dipungkiri setiap hal-hal yang baru pasti membawa
dampak yang baik maupun yang buruk dalam segala bidang. Hal ini apalagi
menyangkut negara dan bangsa pasti sangatlah banyak sekali dampak-dampak
yang ditimbulkannya.
Dampak yang ditimbulkan dari perkembangan zaman bagi suatu negara
dapat berupa dampak positif dan negatif. Dampak positifnya pastinya didalam
dampak yang ditimbulkan ini sangatlah mengandung hal-hal positif, sehingga
suatu negara dapat berkembang dan maju, contoh dampak positif yang ditimbulkan
misalnya negara semakin maju, alat-alat canggih sering bermunculan, fasilitas
umum banyak dan merajalela dan masih banyak contoh-contoh yang lain yang
dapat ditimbulkan dan mendatangkan pengaruh yang positif.
Dampak negatifnya misalnya dengan adanya perdagangan bebas dari luar
negeri dan masuk ke Indonesia maka banyak orang-orang dengan mudah
membelinya tanpa mempertimbangkannya terlebih dahulu dengan barang-brang

165
lokal yang tidak kalah kualitasnya dan bisa juga barang-barang lokal atau yang ada
di dalam negeri harganya tidak dapat bersaing. Dampak lain yang dapat
ditimbulkan adalah mudahnya pengeluaran paspor maka warga indonesia dengan
mudahnya ke luar negeri hanya sekadar untuk berlibur saja, padahal di negara kita
Indonesia banyak tempat-tempat wisata yang tidak kalah dibandingkan dengan luar
negeri.
Semua dampak-dampak pastinya dapat terjadi karena kurang sadarnya
mereka dengan tanah airnya sendiri dan kurangnya rasa cinta tanah air mereka
terhadap tanah air mereka. Sebenarnya tidak ada kata menyerah dan terlambat
untuk memperbaiki semua ini.
Rasa bangga dan cinta tanah air dapat kita tumbuhkan secara peralahan
dengan cara menyadarkan diri kita bahwa rasa cinta tanah air dapat kita tumbuhkan
dan kita pupuk dengan banyak cara diantaranya adalah senang memakai produk
dalam negeri, senang mengunjungi tempat-tempat wisata yang tidak kalah
dibandingkan luar negeri, dan masih banyak cara lagi yang dapat ditingkatkan lagi
untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air kita.

Sumber: www.bolangunix.co.cc

Gbr. 6.3
Pemimpin sejati adalah yang
mempunyai kebanggan pada bangsanya

Kita bisa tumbuhkan rasa cinta tanah air kita terhadap bangsa dan negara
kita Indonesia. Ingat, Indonesia ini kaya akan segala hal maka dari itu kita sebagai
warga negara yang baik mari kita cintai tanah air kita Indonesia. Segala hal dapat
kita tempuh untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air kita terhadap bangsa ini. Hal
ini dengan berbagai macam cara sekalipun, asalkan rasa cinta itu tumbuh dari
dalam hati kita sendiri pastinya kita bisa. Semakin banyak warga negara kita

166
mencintai negara ini maka diharapkan negara ini akan semakin maju dan
berkembang dalam segala bidang. Mulai saat ini marilah kita cintai produk dalam
negeri agar rasa cinta tanah air kita akan semakin besar.

167
BAB 7
Pemimpin Masa Depan Pandai Bergaul

Pergaulan sehari-hari memilki andil sangat besar bagi keberhasilan. Kalau


sehari-harinya hanya bergaul dengan orang loyo, risau, pesimis, tidak memiliki
semangat hidup, berarti hampir dipastikan kita pun akan sama dengan mereka. Kita
akan gagal untuk meraih sukses di masa depan.
Namun sebaliknya, jika berteman dan bergaul dengan orang–orang yang
sukses, memiliki semangat luar biasa, memiliki optimisme yang besar, selalu
memiliki mimpi yang besar untuk meraih kesuksesan, berarti kita sudah berada di
jalur yang tepat dan benar. Kitaakan mudah sekali meraih kesuksesan dan
keberhasilan.
Banyak yang terjadi di hadapan kita bahwa teman dan lingkungan
pergaulan merupakan salah satu ‘sarana’ yang dapat membawa kita ke arah yang
lebih positif maupun kea rah yang lebih negativf. Contoh yang paling mudah, jika
teman-teman sekeliling adalah pembolos. Akibatnya, kita bisa ikut-ikutan menjadi
pembolos. Akan tetapi, jika temannya adalah orang-orang yang rajin, kita yang
belum rajin akan ikut-ikutan menjadi rajin.
Kita sebagai calon pemimpin harus pandai memilih teman dalam suatu
lingkunga pergaulan karena pengaruhnya sangat besr dalam pengembangan diri
dan kehidupan kita sendiri. Kita sudah memiliki tekad untuk mengembangkan diri
menjadi pemimpin yang unggul sehingga harus memilih teman–teman yang dapat
diandalkan.
Kita biasanya senang bila memiliki banyak teman dan hampir sebagian
besar waktu digunakan untuk bergaul baik dengan teman sebaya dalam suatu
komunitas. Hal tersebut dilakukan dengan atau tanpa pengawasan dari orang tua
kita. Meski kita mengetahui bahwa pergaulan memiliki pengaruh positif dan
negatif bagi perkembangan mental dan prestasi akademik.
Dampak positif dari pergaulan adalah membantu dalam pencarian harga
diri dan dapat meningkatkan rasa percaya diri. Bahkan bila memilih teman bergaul
yang tepat, akan meningkatkan prestasi akademik. Akan tetapi, bila kita salah
bergaul dapat berdampak negatif, seperti terjadinya kenakalan remaja atau perilaku
menyimpang, misal dalam cara berpacaran. Hal ini dapat memperburuk mental dan

168
prestasi akademik serta masa depan kita. Oleh sebab itu, alangkah sebaiknya kita
lebih berhati-hati dalam memilih teman pergaulan.
Berikut merupakan trik sederhana memilih pergaulan remaja yang tepat:
- Pergaulan dapat dibentuk bila terdapat penerimaan dan persetujuan dari orang
lain. Biasanya penerimaan terjadi dikarenakan suatu persamaan atau kecocokan
karakter atau status sosial. Maka sebaiknya pergaulan kita ciptakan dari kesamaan
bakat atau semangat untuk menjadi remaja yang berkualitas. Misalnya
persabahatan dengan teman kelas les musik, sehingga saling terpacu untuk
membuat prestasi di bidang musik.
- Sebaiknya memilih teman dari suatu komunitas kegiatan positif yang kita
lakukan. Misalnya kita mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sekolah seperti basket,
tim jurnalis sekolah, tim penelitian sekolah yang sering disebut Karya Ilmiah
Remaja (KIR), atau bidang lain yang sesuai dengan minat. Pastilah disana kita
akan menemukan teman yang memiliki kesamaan bakat dan minat.
- Sebelum memutuskan untuk lebih dekat dengan seseorang, mempertimbangkan
kepribadian dan latar belakang orang tersebut. Sebab jika kita memiliki teman
dengan kebiasaan buruk, secara tidak langsung dapat mempengaruhi kepribadian
dan citra diri kita.
- Kita juga dapat memperoleh pertemanan melalui jaringan sosial di internet,
contohnya seperti Friendster, Facebook, My Space atau Twitter. Tetapi alangkah
sebaiknya sebelum kita memutuskan memperoleh teman melalui jaringan sosial,
bergabunglah terlebih dahulu dalam forum-forum kegiatan positif di Internet.
Tetapi harus tetap berhati-hati dan waspada, sebab perlu diingat bahwa sesuatu
yang disampaikan teman melalui situs jaringan sosial tidak dapat dipercayai
kebenarannya 100%.
- Banyak penelitian menyatakan bahwa remaja mengalami peningkatan fungsi
hormon tubuh. Sehingga masa remaja dianggap fase ketertarikan pada lawan jenis.
Oleh sebab itu, kita membutuhkan komunikasi aktif dengan orang tua atau anggota
keluarga yang lain, yang dapat membimbing kita tentang bagaimana cara
menjelaskan perasaan cinta kepada orang lain, dan bagaimana mengaplikasikan
perasaan, serta cara pacaran sehat yang sesuai dengan usia kita. Ketika kita
mengetahui bagaimana seharusnya bertindak, sebaiknya membandingkan dengan
perilaku berpacaran di lingkungan pergaulan. Bila menurut orang tua kurang
sesuai, sebaiknya kita tinggalkan lingkungan pergaulan tersebut. Sebab cara

169
pacaran yang berlebihan dapat mengakibatkan hal-hal negatif, contohnya seperti
seks bebas.

A. Bersikap Terbuka dan Cinta Perdamaian


Bersikap terbuka berarti kita membuka diri kepada orang lain untuk
mengetahui tentang diri kita, juga membuka kesempatan kepada mereka untuk
menceritakan diri mereka. Sikap terbuka sangat diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari terutama dalam bergaul, karena dengan terbuka orang akan mudah
menerima kita untuk jadi bagian mereka.
Orang yang terbuka pasti lebih disukai daripada orang yang tertutup, untuk
itu kita harus senantiasa terbuka kepada teman maupun keluarga kita, biarkan
oranglain mengetahui tentang diri kita yang sebenarnya, apapun pendapat mereka
baik ataupun buruk janganlah dipikirkan, yang penting kita sudah bisa dan mau
berbagi kepada mereka.
Hidup itu akan selalu di kelilingi masalah dan kesulitan jika kita tidak
pernah terbuka dan selalu menutup diri, karena orang lain akan enggan membantu
kita jika tidak terbuka kepada mereka, mereka akan beranggapan bahwa kita
bukanlah orang yang dekat dengan mereka dan dimata mereka kita tidak begitu
penting, sehingga mereka tidak akan memberikan kepercayaanya kepada kita.
Banyak sekali keuntungan-keuntungan yang bisa kita dapatkan dari
keterbukaan, jadi dimanapun kamu berada biasakanlah untuk selalu terbuka,
karena hidup itu indah jika kita bisa mengenalkan kepada dunia tentang diri kita.
Sikap terbuka (open mindedness) amat besar pengaruhnya dalam
menumbuhkan komunikasi yang efektif. Lawannya: dogmatisme. Mari kita lihat
bagaimana karakteristik orang yang bersikap terbuka:
1. Seorang yang bersifat terbuka biasanya menilai pesan secara obyektif, dengan
menggunakn data dan keajegan logika.
2. Orang terbuka rata-rata lebih mampu membedakan sesuatu dengan mudah,
mampu melihat nuansa-nuansa.
3. Orang yang bersifat terbuka lebih banyak berorientasi pada isi (content)
ketimbang orangnya, bungkus atau polesan-polesannya.
4. Orang ini mau mencari informasi dari berbagai sumber, tidak hanya puas dengan
satu nara sumber.

170
5. Ia lebih profesional dan bersedia tanpa malu-malu dan tanpa khawatir bersedia
untuk mengubah kepercayaannya, keyakinannya, pendapatnya, jika memang itu
terbukti salah.
Adapun orang yang cinta damai, di mana saja akan disambut lainnya. Dari
dirinya dulu cinta damai, barulah bisa menjadikan orang lain juga cinta damai.
Dari dirinya dulu rendah hati, barulah bisa hidup berdampingan dengan orang lain.
Kita harus bisa tenang terlebih dahulu, baru bisa meminta orang lain tenang. Orang
yang cinta damai, lebih bermanfaat daripada orang-orang yang berpendidikan
tinggi tetapi tidak cinta damai. Orang yang dalam melakukan segala sesuatunya
selalu mengikuti nafsunya, urusan yang baik akan menjadi jelek, karena yang
diingat itu hanyalah kesalahan orang lain saja.
Orang yang cinta damai dapat memandu kebaikan dari segala
permasalahan. Orang yang cinta damai tidak akan banyak curiga terhadap orang
lain. Hanyalah orang yang tidak damai batinnya yang selalu mencurigai orang lain,
sehingga dirinya tidak akan tenang, juga tidak inginkan orang lain dapatkan
ketenangan.

1. Damai di Sekolah
Untuk belajar memaknai hidup damai, dapat kita lakukan dalam lingkup
kecil, misalnya di sekolah. Sekolah yang damai adalah sekolah yang kondusif bagi
proses belajar mengajar yang memberikan jaminan suasana kenyamanan dan
keamanan pada setiap komponen di sekolah karena adanya kasih sayang,
perhatian, kepercayaan dan kebersamaan. Sekolah yang damai adalah sekolah yang
pada beberapa aspeknya memiliki indikasi tertentu.
Pada bagian dibawah ini tiap aspek beserta indikasinya akan dijelaskan
secara lebih rinci. Proses belajar mengajar adalah proses transfer ilmu pengetahuan
dan nilai-nilai etika. Pada sekolah yang damai proses belajar dan mengajar
berlangsung dengan efektif yang ditandai dengan:
- Siswa dapat memaksimalkan potensinya dalam memahami materi pelajaran dan
guru dapat mengajar dengan baik
- Siswa dapat menguasai mata pelajaran
- Ide-gagasan dan daya nalar siswa mengenai pelajaran tidak terhambat
- Proses belajar dan mengajar berjalan dengan menyenangkan
- Suasana sekolah dan kelas sangat kondusif dalam belajar

171
- Siswa dilibatkan secara aktif dalam proses belajar
Suasana di sekolah adalah situasi dan kondisi objektif di sekolah yang
dipersepsi oleh siswa. Suasana sekolah yang damai penuh dengan kenyamanan dan
keamanan baik secara fisik maupun secara psikologis.
Secara psikologis suasana yang yang nyaman dan aman terlihat pada :
- Tidak adanya rasa was-was pada siswa karena dirinya merasa takut dan terancam
keselamatannya
- Hubungan yang penuh kekeluargaan.
- Tidak ada keributan di sekolah karena perselisihan dan permusuhan
- Barang-barang siswa di sekolah atau fasilitas sekolah jauh dari pencurian
- Tidak ada pemalakan atau pemerasan
- Bebas dari prasangka dan isu negatif
- Siswa merasa diterima dan dihargai keberadaanya di sekolah
- Harga diri siswa tumbuh dan berkembang menjadi optimal
- Siswa memiliki kebebasan dalam beraktivitas
- Bebas dari intimidasi dan rongrongan baik dari dalam maupun luar sekolah
Secara fisik suasana yang yang nyaman dan aman terlihat pada :
- Lingkungan sekolah yang asri dan terjaga kelestariannya
- Kebersihan, kerapian dan kesehatan sekolah dapat terjaga
- Siswa merasa betah lingkungan sekolah
- Fasilitas sekolah memadai
- Ventilasi dan penerangan di dalam kelas yang cukup
- Bebas dari polusi (polusi penciuman, pendengaran dsb)
- Tidak ada perusakan dan pencurian pada sarana sekolah

172
Sumber: www.erp-pendidikan.com

Gbr. 7.1
Salah satu ciri sekolah damai adalah
adanya ketenangan dalam belajar

Komunikasi dan hubungan adalah pola yang dikembangkan sekolah dalam


mengatur interaksi antar warganya. Komunikasi dan hubungan merupakan satu hal
yang tidak dapat diindahkan dalam menyelenggarakan proses pendidikan. Pada
sekolah yang damai komunikasi dan hubungan yang terjadi antar warga sekolah
antara lain:
- Hubungan antar warga sekolah penuh dengan kerukunan dan kekeluargaan
- Adanya sikap saling mencintai, menghargai, menghormati, memperhatikan dan
mempercayai sesama warga sekolah
- Adanya perasaan sederajat dan senasib sepenanggungan (solidaritas)
- Adanya komunikasi nonformal antara guru dn siswa, misalnya siswa dapat
mengeluarkan keluh kesahnya atau menceritakan masalah yang dihadapi
- Guru dapat bertindak sebagai sahabat siswa

173
Sumber: www.pulaudebu.blogspot.com

Gbr. 7.2
Adanya komunikasi guru-murid
adalah salah satu ciri sekolah damai

Begitu pun kedamaian di sekolah dapat tercipta jika peraturan/tata tertib di


sekolah dilaksanakan dan dipatuh. Peraturan di sekolah adalah kesepakatan yang
harus ditaati karena dibuat untuk mengatur semua aktifitas di sekolah. Peraturan d
sekolah meliputi peraturan mengenai proses belajar mengajar, pola hubungan,
kebiasaan, serta cara bersikap dan bertindak. Peraturan ini secara tidak langusng
akan mempengaruhi budaya sekolah.
Kebijakan adalah ketentuan dan ketetapan yang dikeluarkan oleh pihak
manajemen sekolah dalam menangani sebuah masalah. Pada sekolah yang damai,
peraturan dan kebijakan di sekolah ditaati, dipatuhi dan dilaksanakan dengan baik
oleh segenap komponen sekolah dengan konsisten. Selain itu, keterkaitan antara
peraturan dan kebijakan sekolah dengan budaya damai antara lain:
- Warga sekolah tidak merasa terkekang dengan adanya peraturan di sekolahnya
- Kebutuhan akan pengungkapan aspirasi terwadahi
- Sistem yang dijalankan di sekolah adalah sistem terbuka dan transparan
- Iklim demokratis dapat tumbuh
- Adanya kesadaran terhadap peraturan sekolah
- Adanya sosialisasi peraturan sekolah yang berkesinambungan

174
Sumber: www. sdsmarsudiriniperawang.blogspot.com

Gbr. 7.3
Tata tertib sekolah untuk
menciptakan kedamaian di sekolah

Untuk menurunkan konsep kedamaian pada tataran yang lebih operasional


diperlukan pengenalan aspek-aspek yang tercakup pada kedamaian di sekolah.
Sebelum mengenal aspek-aspek budaya damai, perlu dilihat aspek yang berkaitan
dengan budaya damai dan anti kekerasan, yang telah ditentukan UNESCO. Aspek-
aspek tersebut antara lain disebutkan di bawah ini:
1. Penghargaan terhadap kehidupan (Respect All Life)
2. Anti Kekerasan (Reject Violence)
3. Berbagi dengan yang lain (Share With Others)
4. Mendengar untuk memahami (Listen to Understand)
5. Menjaga Kelestarian Bumi (Preserve the Planet)
6. Solidaritas (Rediscover Solidarity)
7. Persamaan antara laki-laki dan perempuan
8. Demokrasi (Democracy)

175
Kedamaian di sekolah dapat dilihat berdasarkan paparan dan pernyataan
guru dan siswa. Aspek-aspek tersebut merupakan rangkuman dari beberapa ciri
dan indikator yang mencerminkan budaya damai anti kekerasan di sekolah. Aspek-
aspek tersebut antara lain :
1. Saling percaya
2. Kerja sama
3. Tenggang rasa
4. Penerimaan terhadap perbedaan
5. Penghargaan terhadap kelestarian lingkungan
Pengenalan aspek secara terbuka berdasarkan budaya Indonesia sangat
diperlukan agar karena akan berguna kesuksesan pada penyusunan dan
pelaksanaan program yang hendak dilaksanakan di sekolah. Kedamaian di sekolah
dapat terbentuk dengan memperhatikan aspek-aspek berikut:

a Saling Percaya

Kedamaian tidak akan tercipta tanpa adanya rasa percaya antara satu pihak
dengan pihak lainnya dalam satu lingkungan. Rasa percaya adalah landasan dalam
membentuk hubungan yang terjadi jika kedua pihak saling percaya terhadap satu
sama lainnya. Lawan dari rasa percaya adalah rasa curiga yang merupakan isyarat
adanya disintegrasi. Rasa percaya adalah penerimaan terhadap segala aspek
kepribadian orang lain beserta keunikannya. Rasa percaya juga memuat pandangan
mengenai kekuatan orang lain dalam mengembangkan potensi diri mereka masing-
masing.
Rasa percaya dilandasai oleh pikiran positif dapat memunculkan prasangka
baik terhadap orang lain. Selain prasangka baik rasa percaya juga menurunkan
beberapa sikap dan perilaku seperti penerimaan diri orang lain, kemauan untuk
membina hubungan, kemauan untuk berbagi serta membantu individu
berkembang.
Jika sebuah sekolah tiap komponennya memiliki rasa percaya satu dengan
lainnya, maka siswa tidak akan merasa tertekan dan nyaman, ketika sekolah
mengeluarkan peraturan tertentu, karena siswa telah percaya bahwa sekolah
mempunyai itikad baik dalam untuk mewujudkan kelancaran proses belajar
mengajar; guru tidak akan memberikan hukuman yang berat kepada siswa yang

176
berbuat salah, karena guru telah mempercayai bahwa apa yang dilakukan siswa
adalah karena lalai dan siswa telah menyadari kesalahannya.
Sebaliknya kenyamanan dan kadamaian tidak akan terwujud ketika satu
pihak saling mendikte dan membaca gelagat pihak lainnya, mengira-ngira apa yang
akan diperbuat pihak lain yang mungkin akan mengganggunya, lalu menyiapkan
diri sedemikian rupa sebagai antisipasi gangguan yang akan terjadi, padahal pihak
tersebut tidak seperti yang diperkirakan.

b. Kerja Sama
Kerja sama tidak dapat lepas dari masalah budaya damai dan anti
kekerasan. Kerja sama dapat meredam kecenderungan individu untuk bersikap
individualis dan egois dengan mementingkan diri mereka sendiri. Sekolah yang
penuh dengan kedamaian dan antikekerasan memerlukan adanya kerja sama antar
komponen sekolah.
Kerja sama diperlukan untuk mengatasai persoalan yang muncul dalam
tubuh sekolah. Kerja sama hanya mungkin terjadi jika setiap komponen sekolah
bersedia untuk mengorbankan sebagian dari apa yang diperoleh dari kerja sama
tersebut. Kerja sama bukan berarti menutup munculnya perbedaan pendapat antar
individu karena tanpa perbedaan pendapat yang berkembang menjadi konflik
demokrasi tidak mungkin berkembang. Perbedaan pendapat ini dapat mendorong
setiap kelompok untuk bersaing satu sama lain dalam mencapai tujuan yang lebih
baik.
Dalam pengertian yang lebih luas, kerja sama dapat meredahkan persaingan
yang ketat sehingga masing-masing kelompok berpotensi untuk saling
menjatuhkan bahkan menghancurkan. Diperlukan nilai-nilai kompromi agar
persaingan menjadi lebih bermanfaat karena dengan kompromi sisi agresif
persaingan dapat diperhalus menjadi kerja sama yang saling menguntungkan.
Nilai-nilai di dalam kerja sama yang patut dikedepankan dalam membentuk
sekolah yang damai dan anti kekerasan antara lain :
a. Hubungan yang saling menguntungkan
b. Persahabatan antar pribadi
c. Keseimbangan fokus perhatian antara kepentingan
pribadi dan hubungan
d. Kolaborasi dan Kooperasi

177
e. Identitas kelompok yang dipenuhi dengan semangat kebersamaan dan komitmen

c. Tenggang Rasa
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tenggang rasa diartikan dengan
menghormati perasaan orang lain. Pada istilah tradisional, tenggang rasa kerap
juga disebut dengan tepa selira, sedangkan pada istilah yang lebih masa kini
tenggang rasa disejajarkan dengan empati.
Tenggang rasa perlu ditanamkan pada siswa di sekolah dalam kerangka
upaya menciptakan budaya damai anti kekerasan di sekolah. Tenggang rasa dapat
ditingkatkan melalui peningkatan daya empati individu.

d. Penerimaan terhadap Perbedaan


Salah satu pilar dalam menciptakan kedamaian di sekolah adalah
penerimaan terhadap perbedaan. Penerimaan terhadap perbedaan adalah menerima
bahwa orang lain juga memiliki baik pendapat, cita-cita, harapan dan keinginan
yang mungkin berbeda. Penerimanaan terhadap perbedaan juga mencakup
penerimaan bahwa orang lain memiliki latar belakang agama, suku bangsa, ras
yang berbeda sehingga tidak ada alasan untuk bertindak secara diskriminatif
Beberapa kasus yang menggambarkan tidak adanya kedamaian di sekolah
dikarenakan masih adanya individu yang tidak menghargai dan menerima
perbedaan. Penerimaan terhadap perbedaan tergantung pada seberapa luas
pemahaman individu terhadap individu lain yang dapat ditingkatkan melalui
peningkatan keterampilan sosialnya.

e. Penghargaan Terhadap Kelestarian Lingkungan


Kedamaian di sekolah dapat tercipta ketika kelestarian dan keasrian
lingkungan sekolah dapat terjaga dengan baik. Kelestarian lingkungan dapat
tercipta ketika komponen sekolah memiliki sikap yang berwawasan ekologis.
Sikap berwawasan ekologi adalah sikap yang memuat kesadaran terhadap
prinsip-prinsip kelestarian alam yang termanifestasikan dalam keyakinan, motivasi,
perasaan, serta kebiasaan komponen sekolah ketika berinteraksi dengan lingkungan
hidup di sekolah. Berdasarkan beberapa penjelasan di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa sikap berwawasan ekologis adalah sikap yang didasari oleh

178
tanggung jawab terhadap keseimbangan lingkungan sekolah (ekosistem sekolah)
yang dijabarkan dalam berbagai aspek- aspek:
a. Menjaga kelestarian lingkungan sekolah.
b. Tidak melakukan perusakan terhadap fasilitas sekolah.
c. Hemat terhadap sumber daya.
Pada sisi yang lain kelestarian lingkungan juga berkaitan dengan masalah
polusi. Beberapa sekolah sangat terganggu dengan polusi suara yang ditimbulkan
oleh kebisingan lalu lintas atau industri yang dekat dengan area sekolah.
Kebisingan ini sangat mengganggu konsentrasi siswa ketika belajar sehingga
suasana damai di sekolah terganggu. Terganggunya konsentrasi ini dapat berperan
pada siswa yang cenderung berbuat onar atau berperilaku delinkuen.
Kelestarian di sekolah harus diperhatikan dalam mewujudkan kedamaian di
sekolah. Seperti yang dinyatakan oleh beberapa guru dan siswa bahwa sekolah
yang damai adalah sekolah yang mampu memberikan kenyamanan bagi warganya
dalam bentuk kenyamanan secara fisik dan psikologis. Lingkungan yang lestari
dan asri adalah faktor yang dapat memenuhi kebutuhan kenyamanan fisik anggota
sekolah yang dapat mempengaruhi terciptanya kedamaian di sekolah. Secara
umum, penghargaan terhadap lingkungan dapat ditanamkan melalui peningkatan
kepekaan terhadap masalah sosial.

2. Menghindari Budaya Tawuran


Pelajar yang sedang menempuh pendidikan di SMP maupun SMA, bila
ditinjau dari segi usianya, sedang mengalami periode yang sangat potensial
bermasalah. Periode ini sering digambarkan sebagai storm and drang period (topan
dan badai). Dalam kurun ini timbul gejala emosi dan tekanan jiwa, sehingga
perilaku mereka mudah menyimpang. Dari situasi konflik dan problem ini remaja
tergolong dalam sosok pribadi yang tengah mencari identitas dan membutuhkan
tempat penyaluran kreativitas. Jika tempat penyaluran tersebut tidak ada atau
kurang memadai, mereka akan mencari berbagai cara sebagai penyaluran. Salah
satu eksesnya, yaitu “tawuran”.
“Tawuran” mungkin kata tersebut sering kita dengar dan baca di media
massa. Bagi warga Jakarta, aksi-aksi kekerasan baik individual maupun massal
mungkin sudah merupakan berita harian. Saat ini beberapa televisi bahkan
membuat program-program khusus yang menyiarkan berita-berita tentang aksi

179
kekerasan. Aksi-aksi kekerasan dapat terjadi di mana saja, seperti di jalan-jalan, di
sekolah, bahkan di kompleks-kompleks perumahan. Aksi tersebut dapat berupa
kekerasan verbal (mencaci maki) maupun kekerasan fisik (memukul, meninju, dll).
Pada kalangan remaja aksi yang biasa dikenal sebagai tawuran
pelajar/masal merupakan hal yang sudah terlalu sering kita saksikan, bahkan
cenderung dianggap biasa. Pelaku-pelaku tindakan aksi ini bahkan sudah mulai
dilakukan oleh siswa-siswa di tingkat SMP. Hal ini sangatlah memprihatinkan bagi
kita semua.
Hal yang terjadi pada saat tawuran sebenarnya adalah perilaku agresi dari
seorang individu atau kelompok. Agresi itu didefinisikan sebagai suatu cara untuk
melawan dengan sangat kuat, berkelahi, melukai, menyerang, membunuh,atau
menghukum orang lain. Atau secara singkatnya agresi adalah tindakan yang
dimaksudkan untuk melukai orang lain atau merusak milik orang lain.
Dalam hal ini, jika menyakiti orang lain karena unsur ketidaksengajaan,
maka perilaku tersebut bukan dikategorikan perilaku agresi. Rasa sakit akibat
tindakan medis misalnya, walaupun sengaja dilakukan bukan termasuk agresi.
Sebaliknya, niat menyakiti orang lain tetapi tidak berhasil, hal ini dapat dikatakan
sebagai perilaku agresi.
Perilaku agresif adalah perilaku fisik atau lisan yang disengaja dengan
maksud untuk menyakiti dan merugikan orang lain. Jenis Agresi digolongkan
menjadi dua, yaitu
(1) agresi permusuhan (hostile aggression) semata- mata dilakukan dengan
maksud menyakiti orang lain atau sebagai ungkapan kemarahan dan ditandai
dengan emosi yang tinggi. Perilaku agresif dalam jenis pertama ini adalah tujuan
dari agresi itu sendiri dan
(2) agresi instrumental (instrumental aggression) pada umumnya tidak disertai
emosi. Perilaku agresif hanya merupakan sarana untuk mencapai tujuan lain selain
penderitaan korbannya. Agresi instrumental mencakup perkelahian untuk membela
diri, penyerangan terhadap seseorang ketika terjadi perampokan, perkelahian untuk
membuktikan kekuasaan atau dominasi seseorang
Perbedaan kedua jenis agresi ini terletak pada tujuan yang mendasarinya.
Jenis pertama semata- mata untuk melampiaskan emosi, sedangkan agresi jenis
kedua dilakukan untuk mencapai tujuan lain.

180
Bentuk atau ekspresi agresi dapat berupa fisik maupun verbal. Agresi yang
berbentuk fisik seperti memukul, menendang, melempar, merusak serta bentuk-
bentuk lain yang dapat mengakibatkan sakit/ luka pada objek atau sumber frustasi.
Sedangkan bentuk agresi yang bersifat verbal seperti mencaci-maki, berteriak-
teriak, mengeluarkan kata-kata yang kasar/kotor dan bentuk-bentuk lain yang
sifatnya verbal/ lisan.
Tawuran merupakan salah satu bentuk perilaku agresi, karena dalam
tawuran terdapat perilaku baik fisik atau lisan yang disengaja dengan maksud
untuk menyakiti dan merugikan orang lain.
Masa remaja merupakan masa manusia mencari jati diri. Pencarian tersebut
direfleksikan melalui aktivitas berkelompok dan menonjolkan keegoannya. Yang
dinamakan kelompok tidak hanya lima atau sepuluh orang saja. Satu sekolah pun
bisa dinamakan kelompok. Kalau kelompok sudah terbentuk, akan timbul adanya
semacam ikatan batin antara sesama kelompoknya untuk menjaga harga diri
kelomponya. Maka tidak heran, apabila kelompoknya diremehkan, emosianal-lah
yang akan mudah berbicara.
Pada fase ini, remaja termasuk kelompok yang rentan melakukan berbagai
perilaku negatif secara kolektif (group deviation). Mereka patuh pada norma
kelompoknya yang sangat kuat dan biasanya bertentangan dengan norma
masyarakat yang berlaku. Penyimpangan yang dilakukan kelompok, umumnya
sebagai akibat pengaruh pergaulan atau teman. Kesatuan dan persatuan kelompok
dapat memaksa seseorang untuk ikut dalam kejahatan kelompok, supaya jangan
disingkirkan dari kelompoknya. Disinilah letak bahayanya bagi perkembangan
remaja yakni apabila nilai yang dikembangkan dalam kelompok sebaya adalah
nilai yang negatif.
Tawuran pelajar merupakan salah satu bentuk perilaku penyimpangan
sosial kolektif remaja dan perilaku agresif yang marak terjadi di daerah perkotaan.
Penyebab tawuran kadang tidak jelas. Disinilah uniknya, sampai sampai kelompok
kerja (pokja penanggulangan masalah tawuran tidak mampu memberi jawaban
yang jelas mengenai apa penyebab tawuran. Mungkin dianggap telah menjadi
tradisi. Kadang juga hanya sekedar untuk balas dendam atau pun unjuk kekuatan
saja.
Tidak jarang pula melibatkan penggunaan senjata tajam atau bahkan senjata
api dan menimbulkan banyak korban berjatuhan. Aksi-aksi yang dilakukan para

181
pelajar dalam tawuran semakin beringas saja. Selain itu, tawuran juga melahirkan
dendam berkepanjangan bagi para pelaku yang terlibat di dalamnya dan sering
berlanjut pada tahun tahun berikutnya.
Kiranya, ada baiknya kita memahami sebab terjadinya tawuran dengan
teori agresi, karena tawuran merupakan salah satu bentuk perilaku agresi.

a. Teori Frustrasi–Agresi
Frustrasi terjadi bila seseorang terhalang oleh sesuatu hal dalam mencapai
suatu tujuan, kebutuhan, keinginan, pengharapan atau tindakan tertentu. Agresi
merupakan salah satu cara berespon terhadap frustrasi. Remaja miskin yang nakal
adalah akibat dari frustrasi yang berhubungan dengan banyaknya waktu
menganggur, keuangan yang pas-pasan dan adanya kebutuhan yang harus segera
terpenuhi tetapi sulit sekali tercapai. Akibatnya mereka menjadi mudah marah dan
berperilaku agresi.

Sumber: www.faefamily-repro.blogspot.com

Gbr. 7.4
Pencetus agresi salah satunya adalah frustrasi

Frustrasi yang berujung pada perilaku agresi sangat banyak contohnya,


salah satunya tawuran pelajar yang terjadi di Jakarta ada kemungkinan faktor
frustrasi ini memberi sumbangan yang cukup berarti pada terjadinya peristiwa
tersebut. Sebagai contoh banyaknya anak-anak sekolah yang bosan dengan waktu

182
luang yang sangat banyak dengan cara nongkrong-nongkrong di pinggir jalan dan
ditambah lagi saling ejek mengejek yang bermuara pada terjadinya perkelahian.
Banyak juga perkelahian disulut oleh karena frustrasi yang diakibatkan hampir
setiap saat dipalak (diminta uangnya) oleh anak sekolah lain padahal sebenarnya
uang yang di palak adalah untuk kebutuhan dirinya.
Dalam setiap frsutrasi selalu menimbulkan perilaku agresi. Pada yahun
1941, Miller menyatakn bahwa frustasi menimbulkan sejumlah respons yang
berbeda dan tidak selalu menimbulkan perilaku agresi. Perilaku agresi hanya salah
satu bentuk respon yang muncul. Frustasi yang muncul dari akibat faktor luar
menimbulkan perilaku agresi yang lebih besar dibandingkan dengan halangan yang
diebabkan diri sendiri. Hasil penelitian menyatakan bahwa frustrasi yang menetap
akan mendorong perilaku agresi. Dalam hal ini, orang siap melakukan perilaku
agresi karena orang menahan ekspresi agresi. Frustrasi yang disebabkan situasi
yang tidak menentu (uncertaint) akan memicu perilaku agresi semakin besar
dibandingkan dengan frustasi karena situasi yang menentu.
Walaupun frustrasi menimbulkan perilaku agresi tetapi perilaku agresi
dapat dicegah jika ada hukuman terhadap perilaku agresi. Dalam kenyataannya,
tidak setiap perilaku agresi dapat diarahkan pada sumber frustasi, sehingga orang
akan mengarahkan.

b. Teori Belajar Sosial


Tidak dapat dipungkiri bahwa pada saat ini anak-anak dan remaja banyak
belajar menyaksikan adegan kekerasan melalui Televisi dan juga games atau pun
mainan yang bertema kekerasan. Acara-acara yang menampilan adegan kekerasan
hampir setiap saat dapat ditemui dalam tontonan yang disajikan di televisi mulai
dari film kartun, sinetron, sampai film laga. Selain itu ada pula acara-acara TV
yang menyajikan acara khusus perkelahian yang sangat populer dikalangan remaja.
Walaupun pembawa acara berulang kali mengingatkan penonton untuk tidak
mencontoh apa yang mereka saksikan namun diyakini bahwa tontonan tersebut
akan berpengaruh terhadap perkembangan jiwa penontonnya.
Model pahlawan di film-film seringkali mendapat imbalan setelah mereka
melakukan tindak kekerasan. Hal ini sudah barang tentu membuat penonton akan
semakin mendapat penguatan bahwa hal tersebut merupakan hal yang
menyenangka dan dapat dijadikan suatu sistem nilai bagi dirinya. Dengan

183
menyaksikan adegan kekerasan tersebut terjadi proses belajar peran model
kekerasan dan hal ini menjadi sangat efektif untuk terciptanya perilaku agresi.
Video-game kekerasan mengajukan suatu ancaman kesehatan-masyarakat
terhadap anak-anak dan remaja, khususnya para individu usia mahasiswa dimana
video game kekerasan berhubungan secara positif dengan tingkat agresi yang
dipertinggi pada dewasa muda dan anak-anak. Selain itu, video game kekerasan
berhubungan secara positif dengan mekansime-mekanisme utama yang mendasari
efek-efek jangka panjang terhadap perkembangan kepribadian yang agresif –
kognisi agresif.
Selain model dari yang di saksikan di televisi belajar model juga dapat
berlangsung secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Bila seorang yang
sering menyaksiksikan tawuran di jalan, mereka secara langsung menyaksikan
kebanggaan orang yang melakukan agresi secara langsung. Atau dalam kehidupan
bila terbiasa di lingkungan rumah menyaksikan peristiwa perkelahian antar orang
tua dilingkungan rumah, ayah dan ibu yang sering cekcok dan peristiwa sejenisnya,
semua itu dapat memperkuat perilaku agresi yang ternyata sangat efektif bagi
dirinya.
Model kekerasan juga seringkali ditampilkan dalam bentuk mainan yang
dijual di toko-toko. Seringkali orang tua tidak terlalu perduli mainan apa yang di
minta anak, yang penting anaknya senang dan tidak nangis lagi. Sebenarnya
permainan-permainan sangat efektif dalam memperkuat perilaku agresif anak
dimasa mendatang. Permainan-permainan yang mengandung unsur kekerasan yang
dapat kita temui di pasaran misalnya pistol-pistolan, pedang, model mainan
perang-perangan, bahkan ada mainan yang dengan model Goilotine (alat penggal
kepala sebagai hukuman mati di Perancis jaman dulu).
Mainan kekerasan ini bisa mempengaruhi anak karena memberikan
informasi bahwa kekerasan (agresi) adalah sesuatu yang menyenangkan.
Permainan lain yang sama efektifnya adalah permainan dalam video game atau
play station yang juga banyak menyajikan bentuk-bentuk kekerasan sebagai suatu
permainan yang mengasikkan.

c. Teori kualitas lingkungan dilihat dari kualitas lingkungan sekolah


Setidaknya ada tiga faktor yang mempengaruhi tingkat kerawanan sekolah.
Pertama adalah faktor fisik sekolah, seperti berdekatan dengan pusat-pusat

184
hiburan/keramaian, kurangnya sistem pengamanan lingkungan, serta tidak
tersedianya sarana yang membuat anak-anak betah di sekolah. Kedua adalah faktor
psikoedukatif, yaitu ketertiban dan kelancaran proses belajar-mengajar di sekolah.
Ketiga adalah faktor efektivitas interaksi edukatif di sekolah.
Kedua dari manajemen rumah tangga yang tidak efektif. Pola asuh yang
tidak tepat (pola asuh keras menguasai maupun pola membebaskan) serta
hubungan yang tidak harmonis antar anggota keluarga dapat menyebabkan anak
tidak betah di rumah dan mencari pelampiasan kegiatan di luar bersama teman-
temannya. Hal ini tidak jarang menyeret mereka kepada pergaulan remaja yang tak
sehat, seperti perkelahian.
Kondisi lingkungan tempat tinggal yang tidak berkualitas, tidak nyaman
dan tidak layak, akan mempengaruhi remaja dalam menyikapi dan membangun
hubungan dengan dunia sekitarnya. Bagi remaja yang hidup di tempat kumuh dan
kotor kemungkinan besar mereka tidak akan nyaman tinggal di rumah sehingga
akan melarikan diri dari kenyataan. Pada kondisi inilah remaja mudah tergiur
untuk berbuat menyimpang karena lepas dari norma dan pengawasan di rumah .

B. Bersikap Santun dalam Berbahasa


Bahasa menunjukkan cerminan pribadi seseorang. Karakter, watak, atau
pribadi seseorang dapat dikenali dari perkataan yang ia ucapkan. Penggunaan
bahasa yang lemah lembut, sopan, santun, sistematis, teratur, jelas, dan lugas
mencerminkan pribadi penuturnya berbudi. Sebaliknya, melalui penggunaan
bahasa yang kasar, menghujat, memaki, memfitnah, mendiskreditkan,
memprovokasi, mengejek, atau melecehkan, akan mencitrakan pribadi yang tidak
berbudi.
Tepatlah bunyi peribahasa, "bahasa menunjukkan bangsa". Bagaimanakah
sebenarnya tingkat peradaban dan jati diri bangsa tersebut? Apakah ia termasuk
bangsa yang ramah, bersahabat, santun, damai, dan menyenangkan? Ataukah
sebaliknya, ia termasuk bangsa yang senang menebar bibit-bibit kebencian,
menebar permusuhan, suka menyakiti, bersikap arogan, dan suka menang sendiri.
Bahasa memang memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial,
dan emosional. Begitu pentingnya bahasa dalam kehidupan bermasyarakat,

185
berbangsa, dan bernegara sehingga perlu suatu kebijakan yang berakibat pada
pembinaan dan pembelajaran di sekolah.
Sebagai makhluk sosial, manusia selalu membutuhkan manusia lain. Homo
homini socius, artinya manusia adalah kawan bagi manusia lain. Kebutuhan ini
mendorong manusia menjalin komunikasi dengan sesamanya.
Untuk menjalankan komunikasi ini mutlak diperlukan bahasa. Kelancaran
komunikasi dan hubungan sosial banyak ditentukan oleh bagaimana individu
santun berbahasa.
Tidak ada manusia yang senang diperlakukan secara kasar dan tidak patut
oleh manusia lain. Semua manusia pasti ingin diperlakukan secara baik, santun,
dan manusiawi. Nilai-nilai etika yang dipegang oleh individu-individu dalam
masyarakat sangat berperan dalam hal ini.
Sebuah masyarakat yang tidak memiliki etika adalah masyarakat yang
sedang menjelang kehancuran. Prinsip-prinsip etika merupakan prasyarat wajib
bagi keberadaan sebuah komunitas sosial.

Sumber: wwwnugrohou.blogspot.com

Gbr. 7.5
Salah satu berjalannya etika di sekolah
adalah dengan adanya komunikasi yang santun

Jika tidak ada prinsip-prinsip etika, manusia tidak mungkin dapat hidup
secara harmonis. Tanpa prinsip-prinsip etika, manusia akan hidup dalam ketakutan,
kecemasan, keputusasaan, kekecewaan, dan ketidakpastian.

186
Salah satu wujud individu yang beretika adalah individu tersebut santun
berbahasa. Santun berbahasa di sini tak sekadar pada nada suara yang digunakan
ketika berbahasa, namun juga pada pemilihan kata-kata yang digunakan.
Mengapa seseorang harus membiasakan dirinya santun berbahasa, baik
secara lisan maupun tulisan kepada orang lain? Ada beberapa alasan, antara lain:

1. Penghormatan kepada orang lain


Dengan menggunakan bahasa yang santun, berarti seseorang telah
menunjukkan sikap penghargaannya kepada orang lain serta memperlakukan
manusia sebagaimana seharusnya manusia.

2. Harmonis
Kehidupan yang harmonis antarindividu dalam masyarakat akan sulit
tercapai jika anggota-anggota masyarakat tersebut tidak memiliki etika dan sopan
santun berbahasa. Kasus-kasus perkelahian antarindividu, antarkelompok, atau
bahkan antarkampung sering terjadi karena ketidaksantunan dalam berbahasa.
Saling ejek, saling melontarkan kata-kata kasar, menghina, dan
merendahkan lawan bicara dapat memancing emosi yang berujung pada
perkelahian. Jangankan kata-kata yang yang memang kasar dan bermuatan
penghinaan, kata-kata yang awalnya dimaksudkan untuk bercanda saja pun dapat
mengundang datangnya pertengkaran jika disampaikan pada orang dan saat yang
tidak tepat.

3. Saling pengertian
Santun berbahasa juga dapat menghindarkan terjadinya kesalahpahaman
antara orang-orang yang melakukan kegiatan komunikasi tersebut. Sebagai
anggota masyarakat, sudah selayaknya jika kita pun melatih diri untuk santun
berbahasa. Dalam keseharian, kita tidak hanya bersosialisasi dengan teman sebaya
namun juga dengan orang-orang yang lebih tua.

187
Sumber: www.reportaseonline.com

Gbr. 7.6
Hubungan komunikasi guru-murid
untuk kenyamanan belajar

Banyak ditemukan kasus terjadinya ketidakhamonisan dan kesalahpahaman


antara remaja dengan orang di sekitarnya, terutama yang lebih tua, karena masalah
berbahasa ini. Ketidakharmonisan dan kesalahpahaman ini tak hanya terjadi dalam
penggunaan bahasa lisan, namun juga tulisan. Dalam bahasa lisan, seorang remaja
bisa dinilai tidak santun berbahasa jika menggunakan intonasi yang keras pada
lawan bicara yang lebih tua, menggunakan pilihan kata yang tidak tepat (misalnya
menggunakan kata “kamu” pada orang yang secara usia atau kedudukan lebih
tinggi).
Dalam bahasa tulisan, remaja bisa dinilai tidak santun berbahasa gara-gara
menggunakan bahasa alay. Bahasa alay ini adalah bahasa gaul yang sering
digunakan oleh remaja pada sesama mereka. Bahasa ini melanggaran semua aturan
penggunaan huruf besar dan kecil, mencampuradukkan penggunaan huruf dan
angka dalam penulisan kata, dan menyingkat-nyingkat kata tanpa memperhatikan
kelaziman.
Komunikasi antar individu baru akan disebut berhasil jika tercapai saling
pengertian antarindividu yang terlibat. Saling perngertian itu bisa diperoleh melalui
perilaku santun berbahasa.
Dalam teori percakapan, ada dua prinsip penggunaan bahasa yang wajar
alamiah, yakni sebagai prinsip kerjasama dan prinsip kesopanan. Pada prinsip
kerjasama menganjurkan agar komunikasi verbal dilakukan dengan bentuk yang

188
lugas, jelas, isinya benar dan relevan dengan konteksnya. Sementara prinsip
kesopanan menganjurkan agar komunikasi verbal dilakukan dengan sopan yakni
bijaksana, mudah diterima, murah hati, rendah hati, cocok dan simpatik.
Bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting. Karena jika tidak
digunakan sesuai dengan fungsinya, bahasa dapat menjadi alat kekerasan verbal
yang terwujud dalam tutur kata seperti memaki, memfitnah, menghasut, menghina,
dan lain sebagainya. Selain itu dampak dari kekerasan verbal tersebut akan
berlanjut pada kekerasan fisik seperti permusuhan, perkelahian, aksi anarkisme,
provokasi dan sebagainya. Di Indonesia hal tersebut sering terjadi. Bahkan
perilaku tersebut sudah menjadi rahasia umum. Seseorang dengan mudahnya
mengeluarkan kata-kata yang tak pantas. Tak aneh bila pembicaraan yang
mengabaikan sopan santun menjadi pemicu terjadinya kekerasan.
Kenyataan bahwa kita tidak bisa ketidaksopanan itu tidak direspons, lama
kelamaan kebiasan buruk itu akan ditinggalkan. Dan ini butuh kesadaran dari
semua pihak agar jati diri bangsa ini tidak ternodai hanya karena tidak bisa
menghargai bahasa sendiri, sebab bahasa memiliki peranan sentral dalam
perkembangan intelektual sosial dan emosional seseorang. menciptakan
lingkungan yang bebas dari ungkapan yang tidak baik karena bahasa merupakan
ekspresi, tapi sebenarnya jika Jadi kalau bukan kita sendiri yang menghargai
Bahasa Indonesia siapa lagi? Apalagi UUD 1945 pasal 36 mengamanatkan dengan
jelas bahwa “Bahasa negara adalah Bahasa Indonesia.”
Jangan sampai kita mengingkari amanat tersebut. Kalaupun belum dapat
berbahasa dengan santun dan baik setidaknya menghindari kekerasan berbahasa,
kita tidak ingin generasi yang akan datang tidak mengenal bahasa yang baik dan
benar.
Pengguna bahasa Indonesia sebenarnya jauh lebih besar dari bahasa
Perancis atau bahasa Arab, tapi dalam forum internasional Bahasa Indonesia atau
Melayu belum diakui sebagai bahasa resmi PBB. Jadi mari kita jadi pergunakan
Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, jangan malu untuk menggunakannya di
manapun. JS Badudu (ahli bahasa) pernah mengatakan, “Hendaknya kita tunjukkan
bila kita menggunakan bahasa kita sendiri agar bahasa kita tumbuh menjadi bahasa
yang teratur dan mantap.”
Sekaranglah saat yang tepat untuk mengkampanyekan kembali sopan
santun berbahasa dalam kehidupan sehari-hari. Bukankah lebih bijak mengambil

189
manfaat yang baik daripada sesuatu yang tidak baik demi perbaikan kualitas anak
bangsa ini. Kita harus memantapkan dan menggelorakan kembali semangat
Sumpah Pemuda dengan menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu
bangsa.
Jika kita slalu menggunakan bahasa yang baik dan penuh kesantunan orang
akan mencitrakan kita sebagai pribadi yang baik dan berbudi. Karena melalui tutur
kata seseorang mampu menilai pribadi dari orang tersebut. Sementara itu jika
dalam kesehariannya kita tidak memenuhi etika berbahasa santun. Orang lain akan
mencitrakan kita sebagai pribadi yang buruk. Demikian pula dengan pentingnya
bahasa bagi suatu bangsa. Melalui bahasa suatu bangsa akan dikenal oleh
masyarakat dunia. Apakah bangsa tersebut termasuk bangsa yang ramah, sopan,
dan santun. Atau bangsa yang cinta akankebencian, permusuhan, dan perseteruan.

C. Bersikap Ramah dan Santun kepada Semua Orang


Secantik apapun atau setampan apapun seorang pemimpin, jika ia termasuk
orang yang judes, ketus, pemarah, pasti akan hilanglah segala keindahan fisiknya.
Bahkan bisa jadi yang tampak adalah kebalikannya, wajah yang tidak sedap
dipandang, sikap yang menyebalkan dan tentu saja orang enggan berakrab-akrab
dengannya. Adapun sebaliknya, kita menumpai pemimpin yang penampilan
luarnya biasa-biasa saja namun tampak bersahaja, dan tampak begitu manis serta
menyejukkan. Kita yang bergaul dengannya pun akan merasa nyaman dalam
memandang dan mendengarkannya.

190
Sumber: www.infoluarbiasa.com

Gbr. 7.7
Ramah dan santun adalah ciri bangsa Indonesia

Tidak salah lagi dialah “si ramah“ sosok pribadi yang tampil dengan segala
keramahannya dan bersikap santun kepada siapapun. Ia tak memerlukan make up
yang tebal, jas atau atribut-atribut mahal untuk menutupi kekurangannya, karena
keindahan hakiki itu tidak terletak pada topeng yang kita kenakan, sebagus apapun
aksesoris tubuh kita, melainkan terdapat pada isinya, pada hati kita yang bersih.
Itulah keindahan hakiki.
Tetapi tentu saja kita yang biasa-biasa saja, baik penampilan maupun harta
dan pangkat tidak perlu merasa pesimis dan kecewa. Sebab, kita masih bias
menampilkan keindahan yang mengesankan buat siapapun, kuncinya adalah
dengan menjadi orang yang selalu tampil ramah, sopan dan tulus. Percaya atau
tidak, ternyata sumber kesusahan itu bukan terletak semata-mata pada masalah
yang sedang dihadapi, melainkan terletak pada sikap kita dalam menghadapi
masalah tersebut.
Orang yang emosional, sebenarnya tidak sedang menyelesaikan masalah
dengan baik, melainkan sedang mempersulit diri. Terkadang banyak masalah yang
sepele dan sederhana menjadi rumit dan sangat merugikan. Tentu semua itu terjadi
disebabkan oleh pribadi yang jauh dari kebeningan hati, dan akibatnya sudah jelas,
suasana batin akan selalu lelah, tegang, jauh dari ketenangan dan kebahagiaan.

191
Kondisi seperti ini jelas akan berpengaruh kepada perilakunya, sebab reaksi
apapun yang kita tampilkan akan jauh berbeda dengan suasana hati.
Untuk itu, cobalah hadapi hidup ini dengan penuh semangat, pasang wajah
yang cerah dan jernih, senyumlah dengan wajar dan tulus, temuilah orang lain
dengan sikap yang sopan dan santun, dan sapalah dengan ramah dan penuh
penghormatan. Ternyata beban yang menghimpit hati ini kan terasa jauh lebih
ringan dan lega. Semangat untuk menghadapi persoalanpun akan berlipatganda,
apalagi ketika orang lain pun membalas keramahan kita, tentu semua itu akan
menjadi tambahan energi dalam menghadapi aneka persoalan rumit yang
menghadang, tidak hanya bagi orang lain yang melihatnya, tapi terutama sekali
bagi diri kita. Bukankah kita menginginkan hidup ini menyenangkan dan bahagia?
Marilah kita mulai dari sikap paling murah dan paling ringan tapi paling
cepat dirasakan hasilnya, hidup menjadi orang yang ramah dan santun kepada
siapapun. Dalam keadaan apapun, tetap lah bersikap ramah. Usahakan jadikan
ramah menjadi karakter diri kita. Karena terus terang bangsa kita dahulu terkenal
oleh sikap ramah-tamahnya, karena ramah adalah menyenangkan.
Dengan bersikap ramah, kita bisa selalu merasa dekat dan nyaman bila
semuanya baik-baik saja, dan bersikap ramah bisa mencegah pertengkaran
berkobar dimana-mana. Salah satu contohnya adalah di jalan raya, dimana sikap
ramah dan saling menghargai telah hilang, semua orang dengan egonya ingin
mendahulukan dirinya sendiri. Dimana sopir angkot dengan seenaknya berhenti
sembarangan, motor-motor saling sikut-sikutan, mobil pribadi main selak-selakan,
pejalan kaki menyeberang sembarangan sehingga terjadi kesemerawutan yang
parah.
Sikap kita dalam menunjukan keramahan yang tulus tidak berarti
menyungging senyum ketika kita sedang tidak ingin tersenyum atau berpura-pura
riang padahal hati anda sedang kusut. Sikap yang tepat adalah memperlakukan
orang lain seperti kita ingin diperlakukan oleh orang lain.. Terkadang dalam hidup
ini yang mungkin harus kita ingat adalah kita mengajarkan orang lain bagaimana
dia harus memperlakukan kita.
Memang benar cara terbaik untuk mengingatkan orang lain bahwa kita
ingin diperlakukan ramah adalah dengan terlebih dahulu memperlakukan orang
lain dengan ramah. Sikap ramah adalah menular, coba kamu uji coba dengan
orang terdekat.

192
Untuk bersikap ramah mulailah dari hal-hal yang terkecil menjadi
pendengar yang baik, penuh hormat dan perhatian ke setiap orang. Bersikap ramah
berarti meminta izin bila mana perlu, mengatakan "maaf ", "terimakasih", "tolong"
bila kita telah berinteraksi dengan sesama, dengan atasan, bawahan, tetangga,
pasangan, dll. Bersikap ramah adalah peduli dengan sesama didasari dari hal-hal
kecil.
Manusia adalah cermin bagi manusia lain. Pada umumnya, kita mendapat
imbalan yang sebanding dengan apa yang kita lakukan. Yakinlah bahwa sikap
ramah, yang diperaktekan setiap hari, adalah kunci kehangatan kebersamaan kita.
Jika begitu, ada harapan bahwa Indonesia menjadi tempat yang paling
ramah sedunia, dimana sesama manusia saling peduli, semua ramah, sedikit
konflik. Maukah kita mewujudkan Indonesia ramah dengan memulai bersikap
ramah kepada teman, orang tua, atasan, bawahan, sopir angkot, tukang roti, polisi,
tukang parkir, atau siapapun yang dekat dengan kita. Tanamkan lah benih budi
baik kepada semua orang, Maka akan tumbuh pohon kedamaian yang kokoh dan
menenteramkan sebagai tempat berteduh .
Keramahan dan kesantunan kepada orang lain berkitan erat dengan cara
kita memosisikan diri dan memperlakukan orang lain. Berikut ini beberapa langkah
yang dapat kita lakukan untuk sukses menjadi orang ramah dan santun.

1.Berilah pujian kepada orang lain


Pujian itu seperti air segar yang bisa menawarkan rasa haus manusia akan
penghargaan. Kalau selalu siap membagikan air segar itu kepada orang lain, kita
berada pada posisi yang strategis untuk disukai oleh orang lain. Caranya? Bukalah
mata lebar-lebar untuk selalu melihat sisi baik pada sikap dan perbuatan orang lain.
Lalu pujilah dengan tulus. Walau orang tersebut melakukan kesalahan tetapi
dengan memberikan pujian maka kita akan disukai. Namun patut diingat, pujian
harus lahir dari sikap yang tulus, bukan berusaha menjadi seorang penjilat.
2. Buatlah orang lain merasa dirinya sebagai orang penting
Tunjukkanlah dengan sikap dan ucapan bahwa kita menganggap orang lain
itu penting. Misalnya, jangan biarkan orang lain menunggu terlalu lama,
katakanlah maaf bila salah, tepatilah janji, dsb. Hargai setiap perkataannya dan
buat dia menjadi malu karena kita terlalu peduli padanya.

193
3. Jadilah pendengar yang baik
Kalau bicara itu perak dan diam itu emas, maka pendengar yang baik lebih
mulia dari keduanya. Pendengar yang baik adalah pribadi yang dibutuhkan dan
disukai oleh semua orang. Berilah kesempatan kepada orang lain untuk bicara,
ajukan pertanyaan dan buat dia bergairah untuk terus bicara. Dengarkanlah dengan
antusias, dan jangan menilai atau menasehatinya bila tidak diminta. Inilah cara
yang cukup efektif, jangan suka memotong pembicaraan.

Sumber: www.freedomscope.com

Gbr. 7.5
Ciri pemimpin adalah menjadi pendengar yang baik

4. Usahakanlah untuk selalu menyebutkan nama orang dengan benar


Nama adalah milik berharga yang bersifat sangat pribadi. Umumnya orang
tidak suka bila namanya disebut secara salah atau sembarangan. Kalau ragu,
tanyakanlah bagaimana melafalkan dan menulis namanya dengan benar.

5. Bersikaplah ramah dan sopan


Semua orang senang bila diperlakukan dengan ramah. Keramahan
membuat orang lain merasa diterima dan dihargai. Keramahan membuat orang
merasa betah berada di dekat Kita. Jadi bersikaplah ramah pada siapapun.

6. Bermurah hatilah

194
Kita tidak akan menjadi miskin karena memberi dan tidak akan kekurangan
karena berbagi. Seorang yang sangat bijak pernah menulis, Orang yang murah hati
berbuat baik kepada dirinya sendiri. Dengan demikian, kemurahan hati di satu sisi
baik untuk kita dan di sisi lain berguna bagi orang lain.

7. Hindari kebiasaan mengkritik, mencela, atau menganggap remeh


Umumnya orang tidak suka bila kelemahannya diketahui oleh orang lain,
apalagi dipermalukan. Semua itu menyerang langsung ke pusat harga diri dan bisa
membuat orang mempertahankan diri dengan sikap yang tidak bersahabat. Jadi
jangan ejek temanmu yang salah, berusahalah untuk menghargai pendapatnya
walau kamu tidak setuju dengan pendapatnya.

8. Bersikaplah asertif
Orang yang disukai bukanlah orang yang selalu berkata: Ya! tetapi orang
yang bisa berkata Tidak bila diperlukan. Sewaktu-waktu bisa saja prinsip atau
pendapat kita berseberangan dengan orang lain. Kita tidak harus menyesuaikan diri
atau memaksakan mereka menyesuaikan diri dengan kita. Jangan takut untuk
berbeda dengan orang lain. Yang penting perbedaan itu tidak menimbulkan
konflik, tapi menimbulkan sikap saling pengertian. Sikap asertif selalu lebih
dihargai dibandingkan sikap menurut tanpa tahu maksudnya.

9. Perbuatlah apa yang ingin orang lain perbuat kepada kita


Perlakuan apapun yang kita inginkan dari orang lain yang dapat
menyukakan hati, itulah yang harus kita lakukuan terlebih dahulu. Kita harus
mengambil inisiatif untuk memulainya. Misalnya, bila ingin diperhatikan, mulailah
memberi perhatian. Bila ingin dihargai, mulailah menghargai orang lain.

10. Cintailah diri sendiri


Mencintai diri sendiri berarti menerima diri apa adanya, menyukai dan
melakukan apapun yang terbaik untuk diri sendiri. Ini berbeda dengan egois yang
berarti mementingkan diri sendiri atau egosentris yang berarti berpusat kepada diri
sendiri. Semakin kita menyukai diri sendiri, semakin mudah kita menyukai orang
lain, maka semakin besar peluang kita untuk disukai orang lain. Dengan menerima
dan menyukai diri sendiri, kita akan mudah menyesuaikan diri dengan orang lain,

195
menerima mereka dengan segala kekurangan dan keterbatasannya, bekerjasama
dengan mereka dan menyukai mereka. Pada saat yang sama tanpa disadari kita
memancarkan pesona pribadi yang bisa membuat orang lain menyukai kita.

196
BAB 8
PENUTUP

A. Bangsa yang Besar Mendambakan Pemimpin


Keberadaan Indonesia sebagai negara yang sangat kaya akan sumber daya
alam dan manusia, adalah sebuah anugerah Tuhan yang patut kita syukuri Sebagai
warga negara yang lahir dan tinggal di negara ini, sudah sepatutnya kita bisa
mempertanggungjawabkan akan anugerah dan karunia yang telah diberikan.
Sejarah telah menempa bangsa ini agar bisa tumbuh dan berkembang
menuju bangsa yang adil dan makmur Keberagaman budaya dan suku memberikan
warna-warni tersendiri bagi sebuah bangsa yang patut dibanggakan
Keanekaragaman dan kekayaan alamnya menyadarkan kita akan betapa
beruntungnya bangsa kita. Untuk itu, Indonesia ke depan sebagai bangsa yang
besar memerlukan sosok pemimpin yang unggul.
Berdasarkan uraian dalam setiap bab, dapat disimpulkan bahwa untuk
mencari pemimpin ideal perlu diperhatikan hal-hal berikut sebagai kriteria calon
pemimpin.

A. Modal Dasar
1. Kejujuran
Ini adalah modal utama yang harus dimiliki. Tidak terkecuali menjadi
seorang pemimpin. Bila seseorang melakukan sesuatu pekerjaan dengan jujur
maka pekerjaan itu akan membawa keberhasilan yang kekal.
2. Cakap dan Cerdas
Hal ini merupakan salah satu modal bagi seseorang pemimpin.
3. Pemberani
Seorang pemimpin haruslah berani dalam mengambil sikap dan keputusan.
Demikian juga dalam menanggung resiko dari keputusan yang diambilnya.
4. Kondisi Fisik Prima
"Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat". Seorang pemimpin
dituntut memiliki kondisi fisik yang bagus agar dapat menjalankan roda-roda

197
kepemimpinannya secara maksimal. Hal ini diperlukan karena tidak jarang
pemimpin harus turun sendiri dalam menyelesaikan permasalahan.

B. Kriteria Pemimpin

1. Memiliki Pengaruh
Seorang pemimpin adalah seseorang yang memiliki banyak pendukung
serta turut membesarkan nama sang pimpinan. John C. maxwel, seorang penulis
buku-buku ternama tentang kepemimpinan berkata "Leadership is influence"
kepemimpin adalah soal pengaruh.

2. Memiliki Wewenang
Hal ini dapat diartikan sebagai hak yang diberikan kepada pemimpin untuk
menetapkan sebuah putusan dalam melaksanakan suatu kewajiban.

3. Kekuasaan
Seorang pemimpin umumnya memiliki pengaruh sehingga dia memiliki
kekuasaan yang membuat orang lain menghargainya. Kekuasaan yang dimiliki
hendaknya tidak menjadikan seorang pemimpin itu bertindak sesuka hati
melainkan harus rendah hati dan jumawa terhadap rakyat yang dipimpinnya.

C. Pemimpin Sejati
Pemimpin sejati adalah sorang pemimpin yang dinanti-nantikan
kedatangannya oleh rakyat. Dalam hal ini ada tiga kriteria pemimpin sejati.
1. Visi
Seorang pemimpin sejati memiliki tujuan pasti dan jelas serta tahu ke mana
akan membawa pengikutnya. Maksudnya seorang pemimpin sejati pasti tidak akan
membawa kesesatan dan kehancuran bagi rakyatnya.. Pemimpin sejati dapat
digambarkan seperti seorang pengembala yang mengembala
ternaknya.Pengembala itu pastilah memiliki tujuan mengembala ternaknya yaitu,
agar ternaknya makan yang banyak lalu pulang setelah ternaknya kenyang.
2. Sukses untuk Bersama

198
Seorang pemimpin sejati membawa sebanyak mungkin pengikutnya untuk
suskes bersamanya. Pemimpin sejati tidak akan memimpin jika ia tahu
kapasitasnya di bawah standar.
3. Regenerasi
Pemimpin sejati bukan hanya melaksanakan dan menikmati
kepemimpinannya semata. Seorang pemimpin sejati selalu mempersiapkan
pemimpin berikutnya yang berjiwa kepemimpinan sejati juga.

B. Refleksi
Pemimpin dilahirkan dan dibentuk lewat pendidikan serta latihan. Dalam
kemampuan mempengaruhi tercakup dalam menguasai beragam aspek.
- Berbasis kemampuan konseptual, yaitu pemimpin dapat menganalisis,
merencanakan, mengadakan koordinasi semua yang terlibat dalam organisasi.
- Sebagai pemimpin harus menguasai teknis-teknis dalam kepentingan efektifitas
dan efisiensi pengawasan.
- Kepentingan kemampuan sosial tampak pada situasi hubungan yang nyaman baik
dengan beragam kalangan dengan latar belakang yang berbeda.

199
Daftar Pustaka

Adair, John. 2008. Kepemimpinan yang Memotivasi. Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama
Agustian, Ary Ginanjar. 2004. Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ Power.
Jakarta: Arga.
Campbell, David.1986. Mengembangkan Kreativitas. Yogyakarta: Kanisius.
Dwiwibawa, F.Rudi. 2009. Siap Jadi Pemimpin? Latihan Dasar Kepemimpinan.
Jogjakarta. Kanisius
Littauer, Florence. 1996. Personality Plus (terjemahan Anton Adiwiyoto). Jakarta:
Binarupa Aksara.
Porter, Bobbi De dan Mike Hernacki. 2001. Quantum Learning. Bandung: Kaifa.
Purwanto, M. Ngalim. 1991. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Robbins, Stephen P. 2002. Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi. Jakarta:
Erlangga.
Thoha, Miftah. 1983. Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: Rajawali Pers.

Sumber Internet
www.ginandjar.com
www.sayidiman.suryohadiprojo.com

200

You might also like